• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS PENELITIAN DALAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JENIS JENIS PENELITIAN DALAM SKRIPSI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS

JENIS PENELITIAN

Dosen Pengampu: Kinkin Suartini, M. Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 8

Muhammad Juandi 1113016300036 Yuli Rahmah 1113016300041 Anisa Rahmayani 1113016300059 Willa Hikma Sakina 1113016300066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

2 PENELITIAN TERAPAN

A. Identitas Penulis

Nama : Faozan El Mufid (13/358382/PEK/18608)

Jurusan : Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas: Universitas Gadjah Mada

Tahun : 2013 B. Judul Penelitian

“Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia”.

C. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Perlindungan terhadap tenaga kerja adalah untuk menjamin hak- hak dasar karyawan dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya dengan tetap memerhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Karyawan merupakan salah satu komponen yang penting dalam suatu perusahaan.

(3)

3 Penghargaan tersebut tentu harus diiringi dengan prestasi kerja karyawan yang juga meningkat.

Penghargaan dapat berupa insentif secara intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu penghargaan yang berupa ekstrinsik adalah pemberian upah yang layak. Upah merupakan sesuatu hal yang menarik dan penting, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Bagi perusahaan, upah merupakan suatu biaya yang dapat mengurangi penghasilan, sehingga perusahaan berharap upah dapat ditekan seminimal mungkin. Sedangkan bagi karyawan, upah merupakan hak atas jasa yang sudah mereka berikan, dan mereka berharap upah yang mereka peroleh adalah yang semaksimal mungkin. Dengan adanya dua kepentingan yang berbeda, maka pemerintah berusaha untuk menetapkan upah minimum bagi karyawan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

Di Indonesia, permasalahan upah menjadi suatu hal yang sering diributkan oleh karyawan (buruh). Beberapa demonstrasi yang menuntut kenaikan upah sering dilakukan oleh para karyawan (buruh). Harapan mereka, upah yang mereka terima adalah upah yang bukan saja mampu untuk menutupi kebutuhan pokok mereka sehari-hari, tetapi juga dapat mencapai pemenuhan terhadap kebutuhan hidup yang layak bagi mereka dan keluarga mereka. Pemerintah dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sudah mengatur bahwa upah yang harus diberikan oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan karyawan dalam mencapai kebutuhan

hidup layak, dengan memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan hidup layak, dengan memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

(4)

4 Dalam beberapa tahun terakhir, menurut peneliti senior dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Haryo Aswicahyono, “Upah minimum naik rata-rata 12,8 % per tahun dengan tingkat produktivitas hanya naik 3,4 persen per tahun” (Aprilcilla, 2013). Jadi peningkatan upah buruh tidak berbanding lurus jika dibandingkan dengan peningkatan produktivitas kerja buruh. Meskipun begitu, kita tidak bisa menyalahkan salah satu bagian. Baik perusahaan maupun karyawan harus sama-sama dilihat, mengapa peningkatan upah tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas.

Dengan permasalahan di atas, maka kebijakan yang diambil pemerintah dalam menetapkan upah minimum harus benar-benar memertimbangkan berbagai hal, baik dari sudut pandang buruh maupun dari sudut pandang perusahaan. Jika upah minimum yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi, maka dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak akan mampu memenuhinya, sehingga kan terjadi pengurangan tenaga kerja, atau bahkan perusahaan bisa bangkrut karena tidak mampu mengeluarkan biaya operasionalnya. Sedangkan jika upah minimum yang ditetapkan terlalu rendah, maka kebutuhan buruh dan keluarganya untuk dapat memeroleh kehidupan yang layak tidak akan tercapai.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk Tesis dengan judul: “Tingkat

Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia”

E. Tujuan Penelitian

(5)

5 PENELITIAN MURNI/DASAR

A. Identitas Penulis

Nama : Siti Maryan Jabatan : Lektor

Unit Kerja : Fakultas Adab & Humaniora

Alamat : Bukit Parung Asri Blok F No. 1 Rt. 04/01 Bojong Sempu Parung Bogor

B. Judul Penelitian

“Evaluasi koleksi Perpustakaan UIN Jakarta Beradasar Analiasis Sitasi Penelitian Dosen”

C. Latar Belakang Masalah

Sejak tahun 2003 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiayatullah Jakarta. Beberapa fakultas dan program studi umum telah dibuka dan dikembangkan di lingkungan UIN Jakarta. Perpustakan fakultas umum tersebut sebelumnya lebih focus pada kajian ilmu agama (Islam), sehingga diharapkan UIN akan mampu mengintegrasikan berbagai bidang keilmuan, ilmu umum dan ilmu agama tersebut.

Disamping cita-cita tentang ntegrasi keilmuan tersebut diatas, ditengah perkembanagnnya yang pesatini, UIN Jakarta telah bertekad menjadi universitas riset berkelas dunia. Untuk itu maka UIN Jakarta selalu bekerja keras membangun berbagai infrastruktur dan program-program yang mendukung proses tercapainya cita-cita luhur terseut. Program penelitian sebagai salah satu pilar penting terwujudnya universitas riset telah dan akan terus-menerus ditingkatkan.

Untuk menjadi univeristas riset tentu tidak cukup hanya denan meningkatkan jumlah atau kuantitas penelitian tetapi juga sangat pening adalah peningkatan mutu penelitian itu sendiri. Penilitan yan baik dan berutu bias terwujud manakala salah satu factor pendukungnya yakni beragai sumber informasi atau baan pustaka yang dierlukan untuk penelitian tersebut tersedia dengan jumalah yang memadai.

(6)

6 Sebagai contoh dalam dua tahun terakhir ini saja jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan buku (cetak) koleksi perpustakaan mencapai tiga milyar rupiah pertahun. Sementara untuk melanggan online journal database dan e-book juga dialokasikan lebih dari satu milyar per tahun.

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa Perpustakaan UIN Jakarta selalu berupaya keras mengembangkan koleksi bahan pustaka baik berupa sumber informasi tercetak maupun bahan dan sumber-sumber informasi non cetak dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sumber informasi bagi para sivitas akademika UIN Jakarta, untuk mendukung program Tri dharma perguruan tinggi (pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat).

Persoalannya kemudian, apakah Pusat Perpustkaan UIN Jakarta sudah menyediakan sumber-sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan dalam penelitian para dosen dengan jumlah yang memadai? Apakah perpustakaan sudah mampu memenuhi kebutuhan informasi para sivitas akademika terutama dosen dalam hal penelitian? Sejauh manakah ketersediaan sumber informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut tersedia pada kolekso perpustakaan?

Beberapa pertanyaan tersebut tentu menjadi persoalan yang harus dijawab, dan salah satu cara menjawabnya adalah dengan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap koleksi yang telah tersedia diperpustakaan itu sendiri. Karena itu maka

penulis memandang penting untuk melakukan penelitian mengenai sumber-seumber informasi yang digunakan dalam penelitian para dosen dilingkungan UIN Jakarta, dan sejauh mana sumber informasi tersebut tersedia di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta. Penelitian ini mejadi alat evaluasi bagi koleksi yang telah dikembangkan oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka judul penelitian ini adalah Evaluasi Koleksi Pusat Perpustakaan UIN Jakarta Berdasar Analisa Sitasi Penelitian

Para Dosen.

(7)

7 Hidayatullah Jakarta untuk mendukung penelitian mereka. Dalam konteks perpustakaan hal ini diseut sebagai need analysis.

Selanjutnya hasil dari yang berupa daftar rinci dari berbagai bentuk sumber informasi berupa daftar bibliografis tersebut diverifikaso keberadaannya atau ketersediaannya dalam koleksi Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini merupakan salah satu cara untuk melihat atau mengevaluasi atau mengukur sejauh mana kebutuhan riil akan sumber informasi tersebut tersedia di perpustakaan. D. Masalah Penelitian

Seperti diuraikan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menegenai berbagai kebutuhan sumber informasi (bahan pustaka) yang digunakan dalam penelitian para dosen di lingkungan UIN Jakarta. Terkait hal tersebut maka perpustakaan seharusnya menyediakan beberapa diantara berbagai bentuk sumber informasi tersebut, karena sangat sulit jika semua bentuk sumber informasi tersebut, karena sangat sulit jika semua bentuk sumber informasi tersebut disediakan sepenuhnya oleh perpustakaan. Sumber informasi berupa manuskrip, atau karya akademik (skripsi, tesis, ataupun disertasi) dari perguruan tinggi lain atau hasil penelitian dari perguruan atau institusi lain adalah beberapa contoh sumber informasi yang sulit untuk dikoleksi oleh suatu perpustakaan perguruan tinggi. Pertanyaannya adalah apakah perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sudah memenuhi berbagai sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian para dosen? Dari sini maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan dengan penelitian ini yaitu mengenai ketersediaan koleksi Perpustakaan UIN Jakarta, bahan-bahan atau sumber informasi yang dibutuhkan para dosen untuk penelitiannya yang meiputi koleksi buku baik cetak maupun elektronik, koleksi terbitan berkala (jurnal, majalah, buletn, surat kabar, news latter, dsb), koleksi naskah/manuskrip, dan jenis-jenis koleksi lainnya.

E. Tujuan Penelitian

(8)

8 PENELITIAN SURVEY

A. Identitas Penulis

Nama: Novia Puspitaningrum NIM: (102143987)

Instansi: Progam studi pendidikan matematika Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas muhammadiyah purworejo 2013/2014

B. Judul Penelitian

Pengaruh kinerja guru dan kualitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa tahun

2013/ 2014”

C. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, masalah pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan. Di buktikan dengan adanya Ujian Nasioal yang baru saja di selenggarakan bulan April yang lalu pada tingkat SMP dan SMA sederajat. Banyak kecurangan yang terjadi sebelum menjelang hari-H pelaksanaan UN.

Gencar diberbagai sumber menyebutkan bahwa Kepala Sekolah berebut soal ujian

(9)

9 kualitas pembelajaran terhadap siswa pun juga kurang baik dan pastinya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan. Menurut Prawirasentono (1999: 2): “Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”.

Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.

(10)

10 terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan

(11)

11 dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

D. Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh fakor kemampuan akademik guru, karena guru malas belajar.

2. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh kurang tersedianya alat dan sumber pembelajaran yang memadai.

(12)

12 E. Tujuan Penelitian

(13)

13 PENELITIAN EX POST FACTO

A. Identitas Penulis

Nama : Tommy Pradana

Jurusan / Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan Pajak, Kejelasan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Masyarakat dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”

C. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 28 tahun 2007 mendidik kapada wajib pajak untuk berlaku jujur dalam menghitung kewajiban perpajakan.sebagian dijelaskan dalam pasal : ”setiap wajib pajak, wajib membayar pajak yang tertuang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak”. Untuk hal tersebut diperlukan partisipasi masyarakat dalam pembayaran pajaknya.

Keikutsertaan masyarakat dalam pembayaran pajak akan berakibat bertambahnya

pendapatan nasional yang digunakan untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan disegala bidang. Termasuk didalamnya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penurunan defisit anggaran secara bertahap terjadi pada mobilitas penerimaan pajak yang terjadi selama masa krisis ekonomi di indonesia berlangsung. Dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi, APBN diharapkan mampu menciptakan stimulus fiskal bagi bergeraknya roda kegiatan ekonomi masyarakat, mengingat sektor masyarakat dan peran swasta yang terpuruk akibat krisis belum bisa diharapkan terlalu banyak untuk dapat berperan menggerakan perekonomian nasional.

(14)

14 Akan tetapi, menstimulus rakyat untuk patuh dan sadar untuk membayar pajak bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan perpajakan yang ada dan tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan Negara untuk itu. Sampai saat ini masih banyak masyarakat indonesia yang menganggap bahwa penarikan pajak oleh pemerintah membebani masyarakat. Persepsi tersebut menyababkan masyarakat kurang memiliki kesadaran membayar pajak. Hal ini dapat dilihat dari kepatuhan yang sangat kurang.

Pemahaman yang sempit mengenai penarikan pajak oleh pemerintah tersebut, justru sangat bertolak belakang dengan tujuan penarikan pajak yang direncanakan pemerintah. Dimana penarikan pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia

D. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah penilitian meliputi 1. Apakah pendidikan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban

pajak ?

2. Apakah pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ? 3. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban

pajak ?

4. Apakah kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan berpengaruh terhadap

keaptuhan memenuhi kewajiban pajak ?

5. Apakah pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pajak, kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan secara simulta terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliatian diatas :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendidikan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pekerjaan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

(15)

15 PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Identitas Penulis

Nama : Lilik Harsanti

Lembaga : Pusat Aplikasi Teknik Isotop dan Radiasi, 2010.

B. Judul Penelitian

Pengaruh Radiasi terhadap tanaman kapas galur mutan harapan (Gossypium hirsutum. L) Kj 1 dan Kj 2

C. Latar Belakang Masalah

Tanaman kapas merupakan tanaman komersial yang menghasilkan serat kapas yang penting dalam ketersediaan bahan baku untuk industry tekstil Indonesia walaupun masih mengimpor kapas dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain produksi kapas rendah, petani kurang berminat dan kebutuhan kapas dalam negeri terus meningkat.

Areal pertanaman kapas pada tahun 1985 mencapai luas 46.360 ha dengan produksi 534 kg kapas berbiji/ha yang memberikan hasil sebanyak 6,3% dari

(16)

16 Melihat hal diatas, cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanam kapas yang toleran terhadap kondisi lingkungan. Kapas genjah dapat terhindar dari kekeringan karena sebelum terjadi kekeringan buah kapas telah masak (siap panen). Namun demikian produktivitasnya varietas kapas beruamur yang genjah masih belum optimal sehingga dirasa perlu ditingkatkan. Tanaman kapas sangat membutuhkan air dari awal pertumbuhan hingga pengisian buah dan kondisi kering menjelang panen. Sehingga diperlukan ketersediaan varietas kapas yang berumur pendek (genjah) yang dapat dikembangkan didaerah kering yang mempunyai curah hujan pendek 2-3 bulan sehingga meskipun tidak tahan terhadap kekeringan varietas genjah ini dapat lolos dari kekeringan karena pada saat musim kering tiba sudah siap dipanen. Ketersediaan varietas unggul yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di Indonesia tentu saja sangat diperlukan.

Pemuliaan tanaman adalah ilmu oengetahuan terapan untuk memperbaiki sifat-sifat tanama secara kualitatif dan kauntitatif yaitu usaha ntuk menciptakan atau memperbesar keragaman genetic. Pemuliaan tanan secara konvensional masih menunjukkan metode utama dalam perbaikan varietas tanaman di Indonesia. Pemuliaan tanaman dengan mutasi induksi merupakan cara efektif untuk memperkaya plasma nutfah yang sudah ada sekaligus untuk perbaikan varietas. Untuk mendapatkan varietas kapas dengan mutu genetic, fisik dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan

maka diperlukan pemuliaan tanaman kapas. D. Masalah Penelitian

Usaha untuk mendapatkan varietas kapas unggul melalui penelitian pemuliaan dengan teknik mutasi atau teknik yang lain perlu dilakukan secara intensif. Mutasi dapat didefinisikan sebagai perubahan mendadak materi genetic yang diwariskan pada generasi berikutnya, dan perubahan itu bukan disebabkan oleh peristiwa rekombinasi. Pemuliaan mutasi sangat bermanfaat untuk perbaikan beberapa sifat tanaman saja dengan tidak merubah sebagian besar sifat tanaman aslinya. Pemuliaan mutasi akan lebih cepat jika perubahan karakter genetic yang kita inginkan tersebut dikontrol oleh gen sederhana.

(17)

17 bersifat komplemen dengan teknik yang lain sehingga teknik tersebut dapat digunakan bersamaan dengan teknik lain seperti hibridisasi dan bioteknologi.

E. Tujuan Penelitian

(18)

18

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Presepetik Hadis (studi kasus pengaruh zikir Raatib al-Atthas di Masjid Ta’lim wal-Aurad)”

C. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern yang seperti sekarang ini, manusia banyak dihadapkan pada persoalan yang kompleks, sehingga tidak jarang ditemukan pada sebagian orang yang menemui jalan buntu dalam menyelesaikan permasalahannya yang sedang dihadapi. Hidup dirasakan menjadi hampa, mudah putus asa, yang pada akhirnya menimbulkan rusaknya mental. Ketenangan dan kebahagian hidup seseorang ditentukan oleh kesehatan mentalnya. Menurut Zakiah Darajat, kesehatan mental yang dimaksud adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, mempunyai

kesanggupan untut mengatasi masalah-masalah yang sedang terjadi dalam kehidupannya.

Orang yang sehat mentalnya tidak mudah putus asa atau apatis karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar. Salah satu cara menumbuhkan dan mencapai mental sehat yang melahirkan ketenangan dan kebahagian hidup adalah denga banyak berdzikir kepada Allah. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam AL-Quran surat ar-Ra’d ayat : 28. Dalam ayat tersebut disebiutkan bahwa cara memperoleh ketentraman dalam hati adalah dengan berzikir kepada Allah, tetapi tidak semua zikir dapat menentramkan hati, karena itu syarat yang menentramkan hati adalah harus disertakan keimanan.

(19)

19 Dari latar belakang pemikiran di atas, penulis ingin melihat seberapa besar dampak dari mengikuti zikir raatib al-Attahas tersebut ? secara garis besar, penulis ingin mencari apakah benar dampak berzikir raatib al-Attahas dapat membina kesehatan mental para pelakunya ?

D. Masalah Penelitian

Masalah penelitian yang diangkat mengenai dampak zikir raatib al-atthas di Majlis ta’lim wal-Aurad al-Husaini, lemahabang, cikarang utara, kab: Bekasi, apakah zikir raatib tersebut dapat membina kesehatan mental para pelakunya ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penilitian diatas adalah :

1. Mengetahui seberapa banyak zikir ratib yang sudah ada, karena sejauh yang penulis tahu, bukan hanya ratib al-haddad, yang pada umumnya diketahui masyarakat, tetapi ada tiga zikir ratib yang belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat indonesia

2. Mengetahui pelaksanaan zikir Raatib al-Atthas dan sejarahnya

(20)

20 PENELITIAN POLICY RESEARCH

A. Identitas Penulis Nama: Abdul Rozak NIP: 150 277 689

Instansi: Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1998/1999 B. Judul Penelitian

“Studi kebijakan peningkatan mutu pendidikan dasar bersiri khas agama islam di DKI Jakarta”.

C. Latar Belakang Masalah

Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar, bab III pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa sekolah dasar (SD) yang berciri khas agama islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama masing-masing disebut madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs). Dari kebijakan tersebut diatas ada tiga hal, pertama, lembaga pendidikan MI dan MTs termasuk jenjang pendidikan dasar jalur

sekolah atau jalur pendidikan formal. Kedua, MI dan MTs keberadaan dan posisinya ditempatkan sejajar dengan lembaga pendidikan SD dan SLTP yang berda dibawah naungan Depdikbud. Ketiga, MI dan MTs disebut pendidikan dasar berciri khas agama

Islam yang merupakan sub sistem pendidikan dasar dalam sistem pendidikan nasional. Jauh sebelum kemerdekaan, di Indonesia telah berdiri dan berkambang pesat lembaga-lembaga pendidikan islam yang disebut dengan perguruan islam diberbagai pelosok penjuru wilayah Indonesia, seperti di Aceh berdiri dan berkembang lembaga perguruan agama islam yang disebut Rangkang, di Minangkabau disebut Surau, di Jawa disebut dengan pesantren.

Secara sosio-historis pendidikan islam di Indonesia mulai menampakkan kemajuannya, uapaya modernisasi lembaga pendidikan islam sehingga menemukan format baru dalam bentuk madrasah.

(21)

21 Fenomena kemunculanlembaga pendidikan madrasah berkualitas seperti yang ditunjukkan oleh MI Pembangunan IAIN Jakarta menarik unttuk dilakukan kajian secara mendalam tentang bagaimana kebijkan peningkatan mutu pendidikan yang ditetapkan olehnya. Karena lembaga pendididikan ini ternyata mampu berkompetisi menarik minat masyarakat ibukota dari kelompok kelas menengah. Dengan demikian MI Pembangunan IAIN merupakan sebuah lembaga yang berada dalam pengecualian dari jajaran lembaga pendidikan madrasah yang sampai saat ini secara mayorits masih berada dalam posisi yang dikesankan tertinggal dan rendah.

Keberlangsungan mutu lembaga pendidikan pada madrasah Ppembangunan IAIN tidak terleoas dari manajemen pendidikan yang diterapkan oleh para pengelola lembaga tersebut. Sebagai suatu organisasi, maka madrasah pembangunan juga memiliki sejumlah kebijakan yang dijasikan sebagai acuan daln pedoman dalam melaksanakan program-program kerja madrasah. Dalam kaitan itulah, peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang proses kebijakan yang berlaku dalam lebaga pendidikan madrasah pembangunan IAIN Jakarta.

D. Masalah Penelitian

Upaya peningkatan mutu pendidikan madrasah merupakan kegiatan peningkatan berbagai aspek atau komponen yang terkait dengan kegiatan pendidikan di madrasah.

Kompone-komponen tersebut meliputi: aspek kelembagaan, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaann, manajemen madrasah dan supervisi pendidikan madrasah. Atas dasar pemikiran diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah penelitian tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan madrasah yaitu: 1. Masalah kelembagaan; 2. Masalah kurikulum; 3. Masalah tenaga kependidikan; 4. Masalah sarana dan prasarana; 5. Masalah pembiayaan; 6. Masalah manajemen madrasah; 7. Masalah supervise pendidikan madrasah.

(22)

22 1. Bagaimana tingkat perkembangan perjalanan MI Pembangunan IAIN Jakarta

sejak berdiri sampai saat ini?

2. Bagaiamana bentuk kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada MI Pembangunan IAIN Jakarta yang terkait dengan a. masalah kesiswaan; b. masalah kurikulum; c. masalah tenaga kependidikan;

3. Bagaimana proses pengambilan kebijakan tersebut? E. Tujuan Penelitian

Peneliti ini secara khusus bertujuan untuk mendeskripsikan tentang:

1. Tingkat perkembangan perjalanan MI Pembangunan IAIN Jakarta sejak berdiri sampai saat ini.

2. Bentuk kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada MI Pembangunan IAIN Jakarta yang terkait dengan a. masalah kesiswaan, b. masalah kurikulum, c. masalah tenaga kependidikan.

(23)

23 PENELITIAN ACTION RESEARCH

A. Identitas Penulis

Nama : Ira Kania Pramitha

NIM : 107016301026

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Fisika

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang”.

C. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanaan dari tujuan pendidikan. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah mampu menguasai konsep dan telah melewati batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran yang telah ditetapkan. Seorang guru dituntut dapat melaksanakan proses pembelajaran bukan hanya menarik, tetapi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetesi dasar. Namun pada kenyataannya tidak semua guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetesi dasar pada setiap materi pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di MTS Al-Hidayah, Kabupaten Bogor ternyata keterampilan proses sains pada konsep getaran dan gelombang pada beberapa tahun terakhir masih rendah dibandingkan dengan konsep lain. Dari hasil wawancara dengan guru pada sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa pemebelajaran yang berlangsung selama ini adalah pembelajaran dengan urutan sebagai berikut : (a) menjelaskan materi pembelajaran, (b) memberi contoh yang baru dijelaskan, (c) meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dan menyelasikan soal yang serupa dengan contoh , dan (d) memberi latihan soal. Latihan soal yang diberikan biasanya cukup bervariasi, diawali dari soal yang mirip dengan contoh sampai dengan aplikasi materi IPA dalam kehidupan sehari-hari.

(24)

24 Selain itu akan mengakibatkan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pemebelajaran IPA seharusnya lebih menekankan pada penemuan sendiri yaitu dengan melatih berbagai kemampuan dalam keterampilan proses sains. Namun melihat kenyataannya yang terjadi di MTS Al Hidayah ada beberapa factor yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa kurang digali, diantaranya yaitu penerapan metode pembelajaran IPA yang kurang variatif dan jarang melibatkan dan jarang melibatkan siswa dalam menyelesaikan dan menemukan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru kesiswa sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran IPA di MTS Al Hidayah masih berpusat pada guru. Oleh karena itu untuk mencapai pembelajaran IPA yang optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses sains (KPS). Denga mengembangkan keterampilan keterapilan siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

KPS merupakan modal utama dalam mengembangkan teknologi modern dalam menghadapi globalisasi dunia, karena KPS dapat menumbuhkan sikap ilmiah. Untuk dapat meningkatkan keterampilan proses sains tersebut perlu adanya pengembangan

metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan dapat melatih keleluasan kepada siswa dala melakukan aspek-aspek keterampilan proses. Salah satu metode yang cocok adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara peyajian bahan pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

D. Masalah Penelitian

(25)

25 eksperimen siswa menjadi hambatan guru dalam menggali kemampuan KPS siswa selama kegiatan pembelaaran .

E. Tujuan Penelitian

(26)

26 PENELITIAN EVALUASI

A. Identitas Penulis

Nama : Nurul Hikmah

Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 13 Maret 1991

NIM : 109016300014

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Fisika

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta B. Judul Penelitian

“Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Implus”

C. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Pembelajaran fisika diarahkan untuk mencari tahu dan memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami konsep fisika. Pada kenyataannya, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Beberapa konsep fisika memerlukan adanya manipulasi objek secara fisis agar siswa lebih mudah membayangkan konsep

(27)

27 tumbukan, saat terjadi tumbukan, dan setelah tumbukan. Ketidakseragaman pengamatan ini akan mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi, yang berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep selanjutnya. Jika miskonsepsi ini terus berlanjut, ketercapaian tujuan pembelajaran tentu tidak akan maksimal, sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang efektif, untuk mengajarkan materi-materi yang bersifat aplikatif dan matematis.

Dewasa ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan banyak perubahan terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap perkembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang berhubungan dengan TIK yang kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah media pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction). Media komputer merupakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, serta dapat berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual. Kehadiran komputer sebagai media pembelajaran dapat merubah paradigma sistem pembelajaran yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka akan beralih menjadi sistem pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sistem pembelajaran berbantuan komputer pada dasarnya dapat menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran berbantuan komputer, siswa berinteraksi langsung dengan

media interaktif komputer, sementara guru bertindak sebagai fasilitator, desainer dan programmer, serta memberikan penegasan pada bagian-bagian materi yang sulit bagi

(28)

28 maupun audio. Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan adalah hypermedia.

Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak

berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan, dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pengguna dapat memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses informasinya sendiri. Oleh karena itu,

hypermedia memungkinkan penggunanya untuk membangun pengetahuan sendiri

dengan cara mereka sendiri. Dalam penelitiannya, Montu, dkk., menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan hypermedia dan media riil terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok hukum newton dan gesekan. Hypermedia memiliki pengaruh yang lebih baik daripada media riil dalam pembelajaran. Terdapat interaksi yang signifikan antara hypermedia dan media riil dengan gaya belajar siswa kategori visual, auditorial dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan pula antara hypermedia dan media riil dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Hypermedia merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran yang berisi teori dan penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. Hypermedia menjadikan pembelajaran lebih faktual dengan

adanya visualisasi berupa gambar, animasi, dan video. Hal ini tentunya akan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran fisika, khususnya dalam konsep momentum dan impuls. Dalam konsep ini, hypermedia dapat menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa tumbukan dua benda yang berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas pada saat sebelum dan setelah tumbukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Implus ”.

D. Masalah Penelitian

(29)

29 1. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya berlangsung sangat cepat, sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang efektif untuk memvisualisasikannya.

2. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah

3. Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan kurang variatif.

4. Ada berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer yang sudah mulai digunakan dalam proses pembelajaran, namun memiliki banyak kelemahan. E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Berdasarkan tujuan penelitian secara umum tersebut, maka diperoleh tujuan khusus sebagai berikut:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia.

(30)

30 PENELITIAN SEJARAH

A. Identitas Penulis

Nama : Ahmad Ridhawi

NIM : 109045200003

Fakultas : Fakultas Syari’ah dan Hukum

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

Konflik Politik Pada Masa Pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib” C. Latar Belakang Masalah

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang sudah menganut agama Islam semenjak kecil, sehingga ia dijuluki anak muda yang tidak pernah memiliki keyakinan musyrik. Dari kecil ia diasuh dan dibesarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Nabi sendiri menyayanginya karena sifat-sifatnya yang mulia. Meskipun masih sangat muda Ali selalu menemani Nabi dalam menyiarkan misinya, dan telah menjadi pejuang yang terkemuka bagi Islam. Dia merupakan prajurit agung, dia berperang dan menjadi terkenal di dalam semua pertempuran yang dilakukan oleh umat Islam dalam melawan kaum kafir dan orang-orang Yahudi.

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat dalam kelompok Khalifah Rasyidin. Ia dilantik menjadi khalifah mengganti Utsman bin Affan yang terbunuh oleh “sekelompok pemberotak asal Mesir”.Ali bukan hanya mewarisi jabatan ke-Khalifah, tetapi juga menuai konflik dari Utsman yang sudah tertanam dalam masyarakat Islam. “Sepanjang pemerintahan Utsman telah timbul berbagai ketagangan yang belum dirasakan sebelumnya”.

Ali tidak dapat melepaskan diri dari konflik tersebut begitu saja. Konflik-konflik itu juga menjadi masalah besar sepanjang pemerintahannya. Badri Yatim mengatakan bahwa “Ali menghadapi berbagai pemberontakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil”. Hidupnya dijalaninya untuk menghadapi berbagai konflik dan pemberontakan, yang banyak muncul dari kalangan Islam sendiri dibandingkan dengan yang datang dari luar umat Islam.

(31)

31 pengelompokan itu tidak menjaminnya terlepas dari berbagai masalah yang rumit sepanjang hidupnya. Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah pada bulan juni tahun 565 M melalui pemilihan dan pertemuan terbuka.

Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya. Ali dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas peristiwa meninggalnya Utsman, pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah sedang terjadi. Sebab kaum pemberontak yang membunuh Utsman mendaulat Ali supaya bersedia dibai’at menjadi khalifah. Setelah Utsman terbunuh, kaum pemberontak mendatangi para sahabat senior satu persatu yang ada di kota Madinah, seperti Thalhah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdullah bin Umar agar menjadi khalifah, namun mereka menolak. Akan tetapi, baik kaum pemberontak maupun kaum Anshar dan Muhajirin lebih menginginkan Ali menjadi khalifah. Dia didatangi beberapa kali oleh kelompok-kelompok tersebut agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Namun Ali menolak. Sebab, ia menghendaki agar urusan itu diselesaikan melalui musyawarah dan mendapat persetujuan dari sahabat-sahabat senior terkemuka. Akan tetapi, setelah massa rakyat mengemukakan bahwa umat Islam perlu segera mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali bersedia dibai’at menjadi khalifah.

Ia dibai’at oleh mayoritas rakyat dari muhajirin dan anshar serta para tokoh sahabat, seperti Thalhah dan Zubair, tetapi ada beberapa orang sahabat senior, seperti Abdullah bin Umar bin Khattab, Muhammad bin Maslamah, Saad bin Abi Waqqash, Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Salam yang waktu itu berada di Madinah tidak mau ikut membai’at Ali. Ibn Umar dan Saad misalnya bersedia membai’at kalau seluruh rakyat sudah membai’at. Mengenai Thalhah dan Zubair diriwayatkan, mereka membai’at secara terpaksa. Akan tetapi, riwayat lain menyatakan bahwa mereka bersama kaum Anshar dan Muhajirinlah yang meminta kepada Ali agar bersedia dibai’at menjadi khalifah. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak punya pilihan lain, kecuali memilih Ali.

(32)

32 tetapi sudah tersebar di Jazirah Arab dan di luarnya. Salah seorang tokoh yang menolak untuk membai’at Ali dan menunjukan sikap konfrontatif adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, keluarga Ustman dan Gubernur Syam. Alasan yang dikemukakan karena menurutnya Ali bertanggung jawab atas terbunuhnya Utsman.

Sejarah mencatat bahwa dalam pengolahan urusan pemerintahan Ali juga selalu mengutamakan tradisi musyawarah sebagaimana pendahulunya, meskipun sudah kurang efektif, sebab telah terjadi friksi-friksi yang tajam dikalangan umat islam, yaitu antara kelompok Umayyah (pendukung Muawiyah) dan hasyimiyah (pendukung Ali). Tidak mengherankan jika kemudian pada masa kepemimpinan Ali, terjadi berbagai konflik-konflik, seperti perang jamal (onta) antara Ali dan Aisyah, perang shiffin antara Ali dan Muawiyah yang membelot sampai terjadinya tahkim9 (masing-masing pihak memilih seorang hakim) dan peritiwa itu terjadi pada tahun 34 H.

Setelah selesai perang jamal dan perang Siffin lantas bukan berarti Ali terlepas dari konflik. Sebaliknya ia terpaksa menghadapi perlawanan dari tentaranya sendiri yang tidak setuju dengan penerimaan (tahkim) arbitrase dalam penyelesaian konflik dengan Mu’awiyah. Karena penerimaan tahkim ini Ali dan pasukannya mendapat kekalahan dalam peperangan maka sebagian pengikutnya membelot dan membentuk kelompok sendiri yang disebut dengan kaum Khawarij. Konflik dengan kaum ini ternyata sangat melelahkan bagi Ali dan yang tragisnya ini pula yang menyebabkan ia

terbunuh. Terbunuhnya Ali kemudian menimbulkan babak baru dalam sistem pemerintahan di negara Islam.

Begitulah gambaran umum tentang konflik yang terjadi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib. Uraian di atas belum mengungkap semua peristiwa yang terjadi. Untuk mendalami peristiwa ini lebih jauh, perlu dilakukan kajian yang mendalam sehingga pertanyaan yang ada dalam penelitian ini dapat dijawab dengan baik.

D. Masalah Penelitian

(33)

33 Namun tidak semua konflik menjadi pembahasan pada skripsi ini, melainkan konflik yang berkaiatan dengan tokoh-tokoh diantaranya Thalhah, Zubair dan Aisyah, lalu Mu’awiyah bin Abu Sofyan, dan terakhir Kaum Khawarij

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengungkap konflik-konflik politik yang terjadi selama Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankan pemerintahannya.

(34)

34 PENELITIAN DESKRIPTIF

A. Identitas Penulis

Nama : Dwi Anti Prapti Siswi

NIM : 108016100030

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Biologi

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Indentifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas VIII pada Konsep Sistem Pencernaan dan Pernapasan”.

C. Latar Belakang Masalah

Dalam kurung waktu lima belas tahun terakhir miskonsepsi dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah menjadi penelitian serius dalam dunia pendidikan. Miskonsepsi bukanlah hal yang sederhana sehingga bisa dengan mudah diabaikan dalam pembelajaran. Miskonsepsi ini bisa disebabkan dari konsep awal siswa yang dibawa sebelum mengikuti pembelajran dikelas. Konsep awal yang mereka bawa itu yang kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep yangditerima oleh para ahli. Secara garis besar para peneliti miskonsepsi menemukan lima kelompo

penyebab dari miskonsepsi yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. hal ini didukung oleh Iowi Uludotum seperti dikutip dalam Yuni Tri yang menemukan bahwa buku pelajaran, pengalaman murid sehari-hari, serta pengetahuan yang dimilikki guru juga merupakan penyebab miskonsepsi.

(35)

35 kesalahan konsep akan mengganggu pemikiran siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya dan biasanya kesalahan konsep ini bersifat permanen didalam pemikiran siswa serta sangat sukar diluruskan kembali.

Miskonsepsi bisa terdapat pada semua konsep biologi. Salah satunya konsep yang terdapat miskonsepsi menurut penelitian odom seperti penelitian dalam Yusuf Hilmi, diantaranya terdapat miskonsepsi pada siswa tentang fisiologi tubuh manusia. Oleh karena itu, penelitian melakukan wawancara langsung kepada guru bidang studi biologi. Setelah wawacara dengan guru tersebut ternyata didapat bahwa hasil belajar siswa masih rendah untuk konsep pencernaan dan pernapasan. Hasil belajar yang rendah merupakan salah satu ciri atau dampak dari adanya miskonsepsi. Salah satu metode untuk meidentifikasi miskonsepsi pada siswa adalah melalui tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index). Dengan mengunakan CRI dapat dibedakan antara siswa yang kurang pengetahuan (lack of knowledge) denga siswa yang mengalami miskonsepsi.

D. Masalah Penelitian

Seperti diuraikan pada latarbelakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi yang masih terjadi pada konsep system pernapasan dan pencernaan. Serta dampak miskonsepsi menyebabkan siswa sulit memahami konsep sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

(36)

36 PENELITIAN KOMPARATIF

A. Identitas Penulis

Nama : Obay Sobari

Tempat/Tgl. Lahir : Karawang, 10 Agustus 1986

NIM : 1050162000548

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Kimia

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa Yang Menggunakan Metode Make A

Match dengan metode Snowball Throwing

C. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan ditemukannya berbagi teori baru sebagi senjata cangih untuk mengatasi berbagai tantangan zaman, tentu harus didukung oleh perkembangan diberbagai bidang khususnya dibidang pendidikan. Namun, dewasa ini dunia pendidikan secara uumum terpengaruhi oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh perkembangan pendidikan tersebut tampak jelas tehadap

upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan. Pembaharuan itu bukan hanya berupa sarana fisik atau fasilitas pendidikan saja, melainkan juga saran non-fisik seperti pengembangan kualitas tenaga pengajar yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan memanfaatkan fasilitas yang ada, cara kerja yang inovatif, serta sikap positif terhadap tugas-tugas kenpendidikan yang diembannya, dan salah satu bagian yang integral dari upaya pembaharuan pendidikan tersebut adalah media pembelajaran.

(37)

37 lebih optimal maka pemilihan metode pembelajaran arus efektif dan selektif sesuai dengan poko bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa.

Hakikat ilmu IPA menurut frank dalan Yanti Herlanti (2008) adalah membangun system sederhana prinsip-prinsip keilmuan, yang dari padanya fakta-fakta yang telah terobservasi yang dapat dijabarkan secara matematis. Oleh karena itu, untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut menuntut kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini siswa yang harus ditingkatkan melalui jalur pendidikan. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan ole kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga ole timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Jadi, metode ilmiah itu merupakan bagian dari IPA termasuk salah satunya IPA-Kimia. Selam belajar mengajar sejalan dengan hakikat IPA maka pemahaman siswa terhadp IPA menjadi lebih bermakna.

Kimia menjadi momok karena adanya pandangan yang sala tentang kimia itu sendiri. Selama ini, para siswa menganggap konsep-konsep yang ada dalam pelajaran kimia sebagai konsep-konsep ynag abstrak dan sulit, serta kurangnya pemahaman dan penguasaan konsep dasar dalam kimia. Dengan demikian pembelajaran kimia disekola merupakan masalah, jika konsep daasar yang diterima murid salah, maka sangat sukar memperbaili kembali terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal

kimia. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, seingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran kimia. Para guru terus berupaya menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar kimia. Diantarannya menggunakan metode pembelajaran misalnya, make a match ataupun snowball throwing.

(38)

38 Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Antara Siswa Yang Menggunakan Metode make A match dengan Metode Snowball Throwing”.

D. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat dijadikan alasan penulis untuk membaas judul penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Adanya konsep-konsep yang abstrak dalam pelajaran kimia, sehingga belajar kimia bagi sebagian siswa merupakan pelajran yang dianggap sulit.

2. Ketika Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, Nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar.

3. Kurangnya pemahaman dan penguasaan konsep dasar dalam kimia menjadi alasan utama kenapa materi kimia dianggap sulit oleh sebagian siswa.

4. Keterbatasan akan metode pembelajaran dan lemahnya kemampuan guru menerapkan berbagai macam metode, yang pada akhirnya penerapan metode ceramah menjadi alternative yang selalu dipilih.

5. Perbedaan hasil belajar kimia yang menggunakan metode make a match dengan yang menggunakan metode snowball throwing.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui secara empiric perbedaan hasil belajar

(39)

39 PENELITIAN ASOSIATIF/HUBUNGAN

A. Identitas Penulis

Nama : Asmawati R.

NIM : 106016300640

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Fisika

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Bunyi”

C. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan mempelajarai dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap gejala atau proses alam dan sifat serta penerapannya, demikian menurut (Wosparkik: 2005). Fisika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan bagian dari sains yang bertujuan untuk mempelajari fenomena-fenomena yang berhubungan dengan materi. Oleh karena itu, hakikat fisika sama dengan hakikat sains yakni terdiri dari produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Pendidika fisika diharapkan mampu memberikan

pengalaman secara langsung. Pendidikan fisika juga ahrs mampu mengembangkan daya nalar dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara utuh.

(40)

40 melupakannya. Selain itu, factor terpenting yang mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep siswa yaitu keaktifan, interaksi dan kemampuan kerjasama siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang masih lemah.

Salah stu tindakan pembelajaran yang perlu dilakukan guru adalah pengembangan model pembelajaran berdasarkan teori belajar kognitif. Termasuk teori belajar kognitif adalah teori belajar konstruktivis dalam pembelajaran, sala satunya pembelajaran kooperatif. Pelajaran kooperatif berarti juga belajar bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan yang tela ditentukan sebelumnya (Johnson: 2009).

Salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievment Divisions (STAD). Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini,

pengajar terlebih dahulu menyajikan materi, membentuk kelompok secara heterogen. Selanjutnya pengajar memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Setelah itu, pengajar memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa (pada saat menjawab kuis, siswa tidak boleh saling membantu). Kemudian pengajar memberi evaluasi, lalu bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan.

Pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD didasarkan pada prinsip bahwa para

siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut prestasi akademik dan jenis kelamin. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi dirancang untuk pembelajaran kelompok. Siswa secara kooperatif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS. Dalam model pembelajaran ini siswa lebih bebas bertanya kepada teman satu timnya, sebab biasanya siswa tidak mau bertanya kepada guru apabila menemukan permasalahan.

(41)

41 diperlukan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam merancang dan melakukan percobaan sehingga dapat meningatkan pemahaman dan penguasaan konsep siswa. Dalam pembelajaran materi bunyi hendaknya siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat memahami serta dapat meningkatkan penguasaan konsep, hal ini dapat dicapai salah satunya melalui pembelajaran kooperatif.

(Dewimarhelly: 2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievment Divisions) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Redoks Terintegrasi Nilai”. Dalam hasil penelitiannya, Dewi marhelly melaporkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD). (Annisa Firdhausi: 2010) melakukan penelitian tindakan kelas mengenai “Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Alternatif”. Hasilnya, secara keseluruhan aktivitas siswa di setiap siklusnya terjadi peningkatan yang sangat baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa media dan model pembelajaran yang telah diterapkan mampu menigkatkan aktivitas siswa. Begitupun, secara keseluruhan prestasi belajar menigkat cukup baik di setiap siklusnya hingga mencapai indicator keberhasilan yang diterapkan pada penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judu “Pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan konsep Siswa pada Materi Bunyi”.

D. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka alasan dilakukan penelitian tersebut yakni:

1. Terdapat kesenjangan hasil belajar anatara siswa kelompok atas dan siswa kelompok dawah. Hal ini disebakan oleh rendahnya penguasaan konsep siswa kelompok bawah.

2. Siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran dan lemahnya kemampuan kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok.

E. Tujuan Penelitian

(42)

42 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran

(43)

43 PENELITIAN KUALITATIF

A. Identitas Penulis

Nama : Juendi Sasmita

NIM : 809018300031

Jurusan / Prodi : Pendidikan PGMI

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKN Dikelas VI MI Sindanglengo”. C. Latar Belakang Masalah

Dalam pendidikan tercakup proses belajar mengajar yang mempola suatu kegiatan yang berbentuk sistem dari sejumlah komponen yang tersusun secara teratur dan saling berhubungan menuju terciptanya proses belajar mengajar yang diharapkan. Komponen tersebut antara lain ; siswa, guru, kurikulum, sumber, metode, media, dan gedung. Komponen guru merupakan komponen yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan proses belajar mengajar. guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan. Pada konteks transfarmasi pembelajaran guru harus memiliki kompetensi dalam mengelola sumber daya kelas,

seperti : ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas siswa dan interaksi sinerginya.

Pembelajaran cooperative learning adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan social (social skill) termasuk interpersonal skill. Pembelajaran cooperative learning dikenal dengan pembelajaran secara kelompok.posameutier secara sederhana menyebutkan belajar secara kelompok adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebauh atau beberapa tugas.

Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran PKN juga berusahaa membentuk minat-minat baru pada diri anak didik yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk menemukan sebuah alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan minat belajar siswa.

(44)

44 Seperti diuraikan pada latarbelakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah karena menurunnya minat belajar siswa pada pelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Sindanglengo, dan tidak ada upaya guru untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN di Madrasah.

E. Tujuan Penelitian

(45)

45 PENELITIAN KUANTITATIF

A. Identitas Penulis

Nama : Mislailatun Nimah

NIM : 109016200028

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Kimia

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B. Judul Penelitian

“Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontruktivisme Menggunakan Modul Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Hidrokarbon”.

C. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan di Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut tidak dikhususkan hanya dalam satu atau beberapa mata pelajaran saja, tetapi untuk seluruh mata pelajaran yang diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dan satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu cirri dalam KTSP yang telah ditetapkan sebagai kurikulum formal bagi pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan berpusat pada siswa. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan potensi peserta didik. Potensi yang

dimiliki tersebut sebagai modal untuk mencapai kompetensi. Jika sampai siswa tidak mencapai kompetensi, hal itu bukan karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi lebih banyak karena mereka tidak disediakan pengalaman belajar yang sesuai dengan karakteristik masing-masing individu.

Paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) perlu dirubah dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa (students center). Namun peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa justru lebih berat karena guru harus mampu menciptakan suasana belajar, mengkondisikan siswa, memberikan startegi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan selalu berpedoman pada tujuan pembelajaran.

(46)

46 ke-10 untuk kategori Sains, apalagi dengan Finlandia yang berada pada posisi teratas Dunia dalam pendidikan.

Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tapi pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam pembelajaran kimia dikelas, sehingga komunikasi hanya terjadi satu arah. Hal ini kurang efektif karena siswa tidak diberi kesempatan untuk memproses pengetahuan, hanya lewat mendengarkan ceramah guru, kemudian pengetahuan tersebut kurag bermakna arena tidak ada proses mendapatkan pengetahuan secara utuh.

Dalam proses belajar mengajar dikelas, guru harus mampu memilih strategi dan bahan ajar yang diperlukan dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai dengan efektif. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam penelitian ini adalah modul. Sedangkan proses pemahaman siswa dapaat diperoleh dengan mengkonstruksi pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman belajar atau serangkaian pengetahuan yang telah disusun oleh guru dalam sebuah bahan ajar yang sesuai.

Bahan ajar yang banyak digunakan selain buku paket adalah modul. Pembelajaran

yang dilakukan dengan modul memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku, salah satunya adalah siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan tipe belajarnya. Sehingga tercipta pembelajaran siswa aktif sesuai dengan salah satu cirri utama dalam pemeblajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan.

D. Masalah Penelitian

Seperti diuraikan pada latarbelakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pendekatan dalam pembelajaran belum memberikan fasilitas untuk siswa menemukan sendiri pengetahuannya, pengguna bahan ajar belum variatif dan hasil belajar siswa belum maksimal.

E. Tujuan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keterangan : Dimohon membawa dokumen Asli yang datanya dimasukan dalam isian dokumen kualifikasi sesuai dengan dokumen yang di upload/diunggah pada saat

Dengan adanya subsidi sebesar s, tingkat harga yang ditawarkan oleh si penjual (penawar ) akan turun sebesar s untuk setiap tingkat/ jumlah/ kuantitas yang

Penciptaan karya gambar tentang tubuh ini, melalui proses yang cukup panjang, memberikan ruang untuk penulis dalam memahami tubuh sendiri, melalui detail arsiran, warna,

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hutabarat [6] yang menyatakan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit,

Variabel independen Risiko Usaha, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Besarnya perusahaan, Earning Volatility berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Struktur

dan dengan fitur tersebut bisa memberikan kesan dan pesan pada pengguna lainnya. Setelah itu facebook muncul pada tahum 2004 namun facebook baru banyak pengguna ketika

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2011, Tentang Statuta Universitas Negeri Yogyakarta7. peraturan Rektor UNY Nomor 1 Tahun 2011, Tentang

[r]