1
PEMBANGUNAN CLUSTER INDUSTRI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN INVESTASI DI ACEH
Syafari*1, Hasan Yudie Sastra1, Mahidin1
1 Program Studi Magister Teknik Industri, Universitas Syiah Kuala, Jl. Syech Abdurrauf No.7 Banda Aceh 23111
*E-mail: syafari1208@gmail.com
ABSTRAK
Dengan menipisnya cadangan gas alam pada ladang gas Arun, Aceh,maka produksi gas di PT.Arun NGL juga berhenti, sehingga menyebabkan beberapa industri petrokimia(ASEAN,KKA,Humpus Aromatik,dll) yang berada dikawasan industri Arun juga berhenti operasionalnya, akibat kekurangan bahan baku. Dengan adanya program pemerintah yang mengalihkan PT Arun menjadi receiving terminal, dengan ini penulis ingin membuat suatu konsep klaster industri berbasiskan energi diwilayah Ex.PT.Arun dengan mengunakan metode komperatif dan kompetitif advantage. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur sarana dan prasarana serta bahan bakunya telah tersedia kembali sehingga memungkinkan untuk membuat suatu klaster industri energi serta memjalankan industri yang telah ada. Dengan adanya klaster industri energi ini diharapkan dapat terjadinya integrasi industri migas dengan industri petrokimia serta industri hilir lainnya untuk menunjang perindustrian daerah bahkan diharapkan dapat menunjang pertumbuhan industri baru dikawasan Lhokseumawe.
Kata kunci : Klaster,komperatif,kompetitif advantage,industri.
1. Pendahuluan
Klaster industri adalah kelompok-kelompok (group) industri yang saling berkaitan yang mendorong terciptanya kawasan industri di suatu wilayah terutama melalui ekspor barang dan jasa. Klaster industri berbeda dari definisi klasik sektor industri karena pengertian kluster merepresentasikan keseluruhan rantai nilai tambah (value chain) dari industri yang lebih luas dari supplier (pemasok) hingga ke produk-produk akhir, termasuk jasa pendukung dan infrastruktur spesifik. Kluster industri secara geografis terkonsentrasi dan saling
terkait antar kelompok industri oleh aliran barang dan jasa, yang mana lebih kuat (intensif) dari pada aliran yang mengkaitkannya dengan sisa (bagian) ekonomi yang berada di luar klaster [1]. Pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) dalam bentuk klaster industri
diharapkan akan mampu
2 pandang pendapatan, dan daya saing produk nasional. Sesuai dengan konsep pembentukan kawasan ekonomi khusus, dibutuhkan persiapan yang menyeluruh serta komitmen dari dukungan infrastruktur yang sesuai dengan tata ruang wilayah yang disebut prioritas pembangunan [2].
Prioritas pembangunan pada konsep ini diberikan dengan kriteria perlakuan khusus dalam bentuk Kawasan Industri Khusus dan Terpadu. Konsep dan kebijakan kawasan industri yang dimaksud didasarkan pada konsep klaster industri dengan dukungan kompleksitas industri sejenis baik terkait dengan alur proses produksi maupun hasil produksinya [3].
Untuk wilayah Aceh saat ini terdapat Industri besar seperti PERTA ARUN GAS (PAG) dimana dengan berjalannya industri tersebut maka akan dapat dibentuk klaster industri untuk berkembangnya petrokimia lainnya. Oleh karena itu keberadaan salah satu industri besar seperti
(PAG) diharapkan dapat
berkembangnya industri lain seperti Pupuk Iskandar Muda (PIM), Asean Aceh Fertilizer (AAF), Kertas Kraft Aceh (KKA) melalui pembentukan konsepsual kluster industri yang diteliti ini menggunakan dua metode yaitu comperative advantage dan competitive advantage.
2. Metodologi
2.1Metodelogi Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diangkat, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif pada dasarnya landasan teoritisnya bertumpu secara mendasar pada infrastruktur, teknologi, dan sumber daya alam yang ada, dijadikan sebagai dasar teoritis utama sedang yang lainnya yaitu interaksi industri, dan fenomena yang terjadi akibat adanya kawasan industri khusus dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif.
2.2 Tahapan penelitian :
Tahapan penelitian dibagi dalam beberapa tahap antara lain: Persiapan hirarki awal konsep klaster, Tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap pembahasan, kesimpulan dan saran. Seperti dalam uraian berikut ini: a. Persiapan Penentuan hirarki awal
Pemilihan strategi pembuatan konsep klaster. Dalam tahapan persiapan, dilakukan persiapan mengenai tujuan dan sasaran penelitian, metode yang akan digunakan, kebutuhan data sampai pada rencana kegiatan penelitian.
3 c. Pengumpulan data primer & data
sekunder. Data sekunder yang diperlukan pada penelitian ini adalah meliputi data suply bahan baku dan market, pengumpulan data pimer dilakukan dengan beberapa metode, yaitu melakukan wawancara dengan pihak industri PT.Arun dan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini dari instansi yang berhubungan seperti dinas perindustrian kota Lhokseumawe dan Bahan –bahan hukum primer meliputi Peraturan menteri dan peraturan presiden serta Peraturan Perundang- undangan yang
menjadi dasar hukum
pembentukan suatu kawasan industri.Bahan-bahan data sekunder, meliputi: buku teks, laporan penelitian, artikel ilmiah dan lain sebagainya.
d. Define. selanjutnya dilakukan penilaian data yang termasuk dalam metode komperative dan kompetitif klaster yang direncanakan pada daerah industri Arun yang direncanakan.
e. Measure.Bahanbaku,infrastruktur, market, SDM Pengukuan disini ialah untuk melihat ketersediaan bahan baku untuk kesiapan klaster, sarana dan prasarana infrastruktur klaster yang ada, pasar yang
menampung poduk yang
dihasilkan oleh klaster dan sumber daya manusia yang ada diwilayah untuk mendukung pembentukan klaster yang direncanakan.
f. Analisis. Dari analisis ini dapat diperoleh gambaran secara utuh atas masalah konsep klaster yang menjadi pembahasan.
g. Improve. Selanjutnya melakukan diskusi dengan pakar/pembimbing penentuan hirarki awal pemilihan strategi penentuan konsep klaster h. Control.Selanjutnya melakukan
perumusan strategi pembentukan klaster ekonomi khusus didaerah berbasis energi
i. Finalisasi Data Fasilitas klaster Industri
Selanjutnya data yang ada akan dianalisa secara kualitatif. Dari analisis ini dapat diperoleh
gambaran yang menjadi
pembahasan untuk klaster yang direncanakan.
j. Kesimpulan dan rekomendasi Setelah dilakukan pembahasan maka akan didapatkan hasil kesimpulan untuk membuat suatu klaster yang direncanakan didaerah Lhokseumawe.
2.1Bahan dan Alat
Karbon aktif granular komersil calgon ukuran 3 – 5 mm digunakan sebagai adsorben. Percobaan adsorpsi dengan menggunakan fixed bed column, dilakukan dengan menggunakan kolom silinder kaca dengan diameter (ID) 24 mm dan dipompakan dengan menggunakan pompa diafragma (Milten Roy Dozing Pump) ke dalam kolom adsorpsi.
4 dengan sistem downflow (one through). Larutan kemudian keluar melalui bagian bawah kolom adsorpsi dan ditampung pada inteval waktu tertentu. Larutan kondensat yang telah dipisahkan berdasarkan waktu untuk kemudian dilakukan analisa konsentrasi Fe dan CO2.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Metode Komperative
3.1.1 Industri yang telah ada dalam
kawasan bekas Arun Adapun jenis industri yang telah ada dalam klaster industri Lhokseumawe dan sekitarnya adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Jenis Industri yang telah ada
di Lhokseumawe-Aceh Utara.
Untuk infrastuktur gas bumi dan sarana-prasarana yang telah ada di bekas industri Arun ialah sebagai berikut :
1. Jaringan pipa (pipeline)
2. Kilang pengolahan LNG dan Regasifikasi (gas bumi Cair) 3. Terminal Regasifikasi
4. Pelabuhan untuk impor bahan mentah dan ekspor bahan jadi (hasil produksi pabrik), pelabuhan container dan gudang.
5. Perumahan untuk karyawan. 6. Storage and Loading Section 7. Infrastruktur Air Bersih
8. Unit Penunjang Utilities Industri Arun
3.1.2 Sarana dan Prasarana yang Telah Ada Dalam Klaster Industri
Menurut pengamatan penulis Sarana ini semua telah ada dalam kawasan industri Arun di Kota Lhokseumawe sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka 10 Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor :
50/MPP/Kep/2/1997 tentang Tata Cara Pemberian izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri sebagai berikut:
Sarana kantor, sarana bank, Rumah sakit, kantin, sarana ibadah, pos keamanan, sarana
olahraga, telah ada.Unit
Pemadaman Kebakaran, Sarana
kantor pos, kantor pelayanan telekomunikasi juga telah ada.
Sarana perumahan karyawan dan
Rumah Penginapan Sementara,
masih dekat (Kurang dari 1 Km) dengan demikian letak kawasan
industri dengan perumahan
karyawan sangat dekat sehinga bukan kendala bagi karyawan untuk mobilisasi ketempat kerja/pabrik.
Sarana halte angkutan ba gi
p eker ja l epa s ju ga t ela h a da dalam kawasan industri.
Lampu jalan/penerangan jalan
sarana penunjng lainnya untuk
wilayah industri Lhokseumawe
telah tersedia.
3.1.3 Prasarana yang Tersedia Dalam Kawasan Industri 1. Fasilitas Perumahan dan Olah
5
2. SPORT & RECREATION
3. Rumah Sakit/Medical
4. Bandar Udara/AIRPORT
5. Transportasi Darat dan
Infrastruktur Jalan
6. Pelabuhan international
Samudera Pase (Krueng
Geukuh)
3.1.4 Bahan Baku (Gas Alam) untuk Regasifikasi Arun Dengan berakhirnya kontrak ekspor LNG dari kilang LNG Arun akibat menurunnya pasokan dari lapangan-lapangan gas sekitar, menyebabkan kekurangan bahan baku untuk operasionalisasi kilang LNG. Untuk memanfaatkan aset tersebut, Pertamina melakukan revitalisasi dan konversi kilang LNG Arun menjadi terminal penerima dan regasifikasi LNG darat pertama di Indonesia dengan kapasitas 400 mmscfd yang terintegrasi dengan pipa transmisi dari Arun hingga Belawan. Integrasi fasilitas tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh industri pupuk, kelistrikan, dan industri di Aceh dan Sumatera Utara(Kementerian ESDM 2014) [5,7].
Gambar 2. Cadangan gas Indonesia terkini (Sumber: Kementerian ESDM 2014)
Gambar 3. Blok Migas di Aceh
(sumber:Harian Serambi
Indonesia,edisi 24 Juli 2017)
3.1.5 Jenis Industri yang Direncanakan
Adapun jenis industri yang direncakan untuk pengembangan adalah industri turunan dari produk minyak dan gas bumi. Pada dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan minyak mentah, mendapatkan bagian-bagian yang diinginkan dan mempertinggi mutu serta nilai tambah fraksi minyak bumi maupun gas alam. Proses pengolahan akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan bakar maupun produk setengah jadi, berikut contohnya: Produk Bahan Bakar terdiri dari bensin, kerosen, minyak diesel, minyak bakar dan lain sebagainya dengan jenis industri yang dapat didirikan sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 4 [6].
Gambar4. Industri yang bisa
dikembangkan dalam klaster
6 Dalam klaster industri yang direncanakan ini menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri lainnya seperti industri-industri petrokimia Hilir dan industri Antara, Oil Refinerydemikian juga industri Agro dan sebagai bahan
bakar (fuel gas) untuk
mengerakkan turbine pembangkit listrik (PLTG), bahan bakar, pipanisasi. Target pasar industri-industri tersebut tidak hanya untuk sasaran kebutuhan regional, dan nasional saja, namun juga memungkinkan untuk pasar global (internasional) baik dikawasan Asia Tenggara maupun Timur Tengah dan Asia Timur.
LNG DOWNSTREAM VALUE CHAIN
LNG Production / Receiving Facility
LNG Satellite Plant
LCNG filling station LNG filling station
Industrial natural gas user Power plant
Mining Regasification and Gas
Pipeline
3.2.1 Komperatif Terhadap
Klaster Industri yang Direncanakan
Klaster industri yang direncanakan dibekas PT.Arun NGL telah ada beberapa aspek yang
diperlukan untuk suatu kawasan industri, karena diwilayah tersebut telah ada beberapa infrastruktur untuk suatu kawasan industri yang meliputi :
1. Ketersediaan lahan sesuai dengan tata ruang wilayah/kota Lhokseumawe.
2. Telah adanya infrastruktur fisik sarana dan prasana yang harus dimiliki oleh suatu kawasan industri.
3. Tersediannya energi pembangkit (PLTG).
4. Ketersediaan sumber air (Utility) yang dialirkan melalui pipanisasi sungai Peusangan.
5. Tersedianya pada wilayah dengan potensi sumber bahan baku.
6. Terletak pada posisi geografis jalur perdagangan atau pelayaran internasional,
7. Sumber tenaga kerja mudah didapat, secara umum di semua wilayah di Lhokseumawe dan Aceh dengan kualifikasi nasional maupun internasional terutama sebagian bekas dari tenaga kerja industri vital yang ada diLhokseumawe.
8. Masyarakat disekitar kawasan sudah terbiasa/familiar dengan Lingkungan industri.
9. Penguasaan teknologi memiliki kemampuan yang cukup baik oleh SDM yang ada karena sudah beradaptasi dengan industri-industri internasional yang telah ada sebelumnya.
3.3 Analisa SWOT
7 – Threats) dari klaster industri. Berdasarkan hasil olah data matriks internal beserta eksternalnya maka dapat di aplikasikan ke dalam diagram cartesius seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6.
Gambar 6. Grafik Analisa matrik Swot
Hasil penentuan diagram cartesius pada gambar 6. maka dapat kita jadikan acuan untuk mengambil kesimpulan bahwa posisi pengembangan klaster industri berada pada jalur yang baik, yaitu berada pada Kuadran (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi industri yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya klaster industri yang direncanakan ini dalam kondisi prima sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan klaster industri untuk kedepannya.
4. Kesimpulan
1. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur sarana dan prasarana telah tersedia di bekas PT.Arun sehingga sudah selayaknya diwilayah tersebut dijadikan suatu klaster industri/kawasan ekonomi khusus.
2. Dengan adanya klaster industri ini dapat Dioptimalkan pemanfaatan untuk memenuhi kebutuhan energi, baik sebagai bahan bakar maupun
untuk bahan baku industri
petrokimia (seperti industri
pupuk,Aromatik, dll). Sedangkan gas bumi diprioritaskan pembangkit listrik, gas rumah tangga dan transportasi serta diutamakan untuk pemanfaatan yang memiliki nilai tambah yang paling tinggi.
3. Klaster yang direncanakan sudah termasuk kompetitif karena letaknya yang strategis dan produk yang dihasilkan sangat mudah untuk dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Dengan adanya klaster industri energi ini dapat terjadinya integrasi industri migas dengan industri petrokimia serta industri lainnya yang berkaitan untuk menunjang perindustrian daerah.
5. Dengan terbentuknya klaster industri
Lhokseumawe diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian
masyarakat kota Lhokseumawe/aceh
utara khususnya dan Aceh
umumnya.
Daftar pustaka
[1] Yi Zhang, Jasmine Siu Lee
Lam, 2016, “ Estimating
economic losses of industry
clusters due to port disruptions
Original Research Article . Transportation Research Part A: Policy and Practice, Volume 91, September 2016, 17-33 [2] Sutikno, Muhammad Sri
Wahyudi Suliswanto, 2015,
“The Development of
8 as an Effort of Economic Improvement Expansion in East Java “, Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume 211, 992-998
[3] Raffaella Taddeo, Alberto Simboli, Anna Morgante, Suren
Erkman, 2017, “The
Development of Industrial Symbiosis in Existing Contexts. Experiences From Three Italian Clusters”, Ecological Economics, Volume 139, 55-67 [4] Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia. Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, Nomor 35/M-Indiper/3/2010.
[5] Gerardo Pe´rez-Valde´s, Michal Kaut,et all. (2012), “Stochastic MIP Modeling of a Natural Gas-Powered Industrial Park,”Sciverse Sciencedirecf, Energy Procedia 26,74 – 81. [6] Kimberly Febrina Kodrat,
2011, “Analisis sistem