227
Meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran Paikem Melalui Bimbingan Teknis Pembelajaran di SMP Negeri 2 Kamal
Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016
Mistaryono
mistaryono@gmail.com/SMP Negeri 2 Kamal-Bangkalan
ABSTRAK: Permasalahan yang diangkat dirumuskan sebagai berikut : (1)Bagaimanakah peningkatan Keterampilan Guru dalam setelah Menerapkan Pembelajaran PAIKEM Melalui Bimbingan teknis Pembelajaran di SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016?; (2) Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran PAKEM melalui bimbingan teknis di SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016?. Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016. Yang diteliti sejumlah 5 orang guru. Dari kelima subyek penelitian tersebut semuanya adalah guru pengajar aktif dan telah mempunyai masa kerja yang cukup. Hasil penelitian per siklus diketahui bahwa dengan menggunakan supervisi akademik dengan pendekatan kemitraan siklus pertama tingkat keberhasilan dalam menyusun RPP mencapai 50%, sedangkan siklus kedua mencapai 70% dan pada siklus ketiga mencapai 100%. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus pertama tingkat keberhasilan 50% sedangkan pada siklus kedua 80% dan pada siklus ketiga 90%. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapatlah disimpulkan bahwa : Menerapkan pembelajaran PAIKEM melalui bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru di SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Pembelajaran PAIKEM, Bimbingan Teknis.
Abstract: The issues raised are formulated as follows: (1) How is the improvement of Teacher Skills in After Applying PAIKEM Lesson Through Technical Guidance of Learning at SMP Negeri 2 Kamal-Bangkalan Lesson 2015/2016 ?; (2) How is the influence of PAKEM learning model through technical guidance in SMP Negeri 2 Kamal Bangkalan District Lesson Year 2015/2016 ?. The subjects of this study were Indonesian teachers in applying PAIKEM at SMP Negeri 2 Kamal Kamal District Bangkalan District Lesson Year 2015/2016. Researched a number of 5 teachers. Of the five research subjects are all active teachers and have had a considerable working period. The results of research per cycle is known that by using academic supervision with partnership approach first cycle success rate in preparing the RPP reached 50%, while the second cycle reached 70% and in the third cycle reached 100%. In conducting the learning process in the first cycle of 50% success rate while in the second cycle 80% and in the third cycle 90%. Based on the results of research and discussion it can be concluded that: Applying PAIKEM learning through technical guidance can improve the ability of teachers in SMP Negeri 2 Kamal Kamal District Bangkalan District Lesson Year 2015/2016.
Pendahuluan
Dalam kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung telah terjadi interaksi
yang bertujuan. Guru dan anak didiklah
yang menggerakannya. Interaksi yang
bertujuan itu disebabkan gurulah yang
memaknainya dengan menciptakan
lingkungan yang bernilai edukatif demi
kepentingan anak didik dalam belajar.
Guru ingin memberikan layanan yang
terbaik bagi anak didik, dengan
menyediakan lingkungan yang
menye-nangkan dan menggairahkan. Guru
berusaha menjadi pembimbing yang
baik dengan peranan yang arif dan
bijaksana, sehingga tercipta hubungan
dua arah yang harmonis antara guru
dengan anak didik.
Dalam melaksanakan
pembe-lajaran, guru harus pandai
meng-gunakan pendekatan secara arif dan
bijaksana, bukan sembarangan yang
bisa merugikan anak didik. Pandangan
guru terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan.
Setiap guru tidak selalu mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai
anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang guru ambil dalam
pengajaran.
Kualitas pembelajaran ditentukan
oleh interaksi komponen-komponen
dalam sistemnya. Yaitu tujuan, bahan
ajar (materi), anak didik, sarana, media,
metode, partisipasi masyarakat,
performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh, Shochib, 1998).
Performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh, Shochib, 1998).
Optimalisasi komponen ini,
menen-tukan kualitas (proses dan produk)
pembelajaran. Upaya yang dapat
dilakukan oleh pendidik adalah
melakukan analisis tentang
karakte-ristik setiap komponen dan
mensinkronisasikan sehingga
ditemu-kan konsistensi dan keserasian di
antaranya untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Karena pembelajaran
mulai dari perencana, pelaksanaan dan
evaluasinya senantiasa merujuk pada
tujuan yang diharapkan untuk dikuasai
atau dimiliki oleh anak didik baik
instructional effect (sesuai dengan tujuan yang dirancang) maupun
nurturrant effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib: 1999).
Realisasi pencapaian tujuan
tersebut, terdapat kegiatan interaksi
belajar mengajar terutama yang terjadi
di kelas. Dengan demikian,
kegiatan-nya adalah bagaimana terjadi hubungan
antara guru/bahan ajar yang didesain
229 merupakan proses komunikasi
penyampaian pesan pembelajaran. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan
Arief S Sadiman yang menyatakan
proses belajar mengajar pada
hakekatnya adalah proses interaksi
yaitu proses penyampaian pesan
melalui saluran media/teknik/ metode
ke penerima pesan. (Arief S, Sadiman,
dkk, 1996:13).
Sejalan dengan inovasi
pembelajaran akhir-akhir ini salah
satunya adalah: PAIKEM. Interaksi
belajar mengajarnya menuntut anak
didik untuk aktif, kreatif, inovatif dan
senang yang melibatkan secara optimal
mental dan fisik mereka. Tingkat
keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan
mereka dalam belajar merupakan
rentangan kontinum dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi.
Tetapi idealnya pada kontinum yang
tertinggi baik pelibatan aspek mental
maupun fisik anak didik.
Agar hasil ini dapat optimal, guru
dituntut untuk mengubah peran dan
fungsinya menjadi fasilitator, mediator,
mitra belajar anak didik, dan evaluator.
Ini berarti, guru harus menciptakan
interaksi pembelajaran yang
demok-ratis dan dialogis antara guru dengan
anak didik, dan anak didik dengan anak
didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul
Suparno dkk: 2001).
Dengan menyadari kenyataan
tersebut di atas, maka dalam penelitian
ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran
PAIKEM Melalui Bimbingan Teknis
Pembelajaran di SMP Negeri 2 Kamal
Kecamatan Kamal Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/
2016”.
Masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah
peningkatan Keterampilan Guru dalam
setelah Menerapkan Pembelajaran
PAIKEM Melalui Bimbingan teknis
Pembelajaran di SMP Negeri 2 Kamal
Kecamatan Kamal Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/
2016? 2. Bagaimanakah pengaruh
model pembelajaran PAIKEM melalui
bimbingan teknis di SMP Negeri 2
Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2015
/2016?
Sesuai dengan permasalahan
diatas, penelitian ini bertujuan untuk: “Mengetahui peningkatan Keteram-pilan Guru dalam Menerapkan
Pembelajaran PAIKEM Melalui
SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan
Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun
Pelajaran 2015/2016”
Model PAIKEM adalah model
pembelajaran yang bertumpu pada lima
prinsip, yaitu: aktif,inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Model
pembelajaran ini sangat cocok untuk
kurikulum 2004 berbasis kompetensi
yang senantiasa berorientasi pada
aktivitas siswa (student centered
learning). Model ini dapat
dikembangkan secara sederhana oleh
guru dengan memperhatikan prinsip
PAIKEM.
Model PAIKEM berorientasi
pada proses dan tujuan. Orientasi
proses dalam model PAIKEM berusaha
untuk meningktkan motivasi belajar.
Kemandirian dan tanggung jawab
dibina sejak awal. Kebersamaan dan
bekerja sama untuk mengasah
emosional. Persaingan yang sehat
ditumbuhkan dengan saling
menghargai satu sama lain serta
menumbuhkan sikap kepemimpinan.
Orientasi tujuannya adalah agar anak
belajar lebih mendalam, anak lebih
kritis dan kreatif, suasana belajar
menjadi bervariasi serta meningkatkan
kematangan emosional. Tidak kalah
pentingnya anak siap menghadapi
perubahan dan berpartisipasi dalam
proses perubahan.
Tampaknya untuk memaknai aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan masih terlalu abstrak.
Beberapa pendidik masih kabur dengan
makna ini. Meskipun untuk memaknai
istilah tersebut pernah didiskusikan
oleh para pendidik, namun bukan
berarti makna ini sudah paten. Makna
tersebut masih perlu dikembangkan
lagi sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya. Dalam diskusi itu, dapat
disimpulkan sebagai berikut: a. Aktif
(Selalu mencoba,Tidak ingin menjadi
penonton, Memanfaatkan modalitas
belajar (visual, auditorial, atau
kinestika),Penuh perhatian dalam setiap
proses pembelajaran. b.Inovatif
(-Hal-hal baru yang selalu ingin
dicoba,-Berusaha selalu ingin menjadi yang
terbaik). c.Kreatif (Menginginkan
adanya perubahan yang baru,Ingin
mengadakan inovasi, Mempunyai
banyak cara untuk melakukan
sesuatu,Tidak cepat putus asa, Tidak
mudah puas dengan hasil kerjanya dan
selalu ingin berbuat terus,
Menumbuh-kan motivasi, percaya diri, dan
kritis,Mempunyai banyak cara.
d.Efektif (Memanfaatkan alat peraga
231 belajar, melakukan observasi,
Memanfaatkan waktu yang ada,
Memanfaat kan rangkuman yang tepat,
Mengoptimalkan panca indera,
Mengatur stategi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran PAIKEM a. Persiapan
1) Berpusat pada siswa
Perubahan paradigma pembelajaran
sangat terasa saat ini. Dulu guru
lebih dominan dalam proses
pembelajaran atau dengan kata lain
pembelajaran berpusat pada guru
(teacher centered learning). Saat ini pembelajaran berorientasi pada
aktivitas siswa (student centered learning)
2) Guru membuat persiapan matang
Persiapan bagi seorang guru
merupakan hal yang mutlak harus
dikerjakan. Tanpa persiapan guru
akan kehilangan arah dalam proses
pembelajaran. Berbagai metode
dengan karakter materi yang akan
diajarkan sudah dipersiapkan
sebelum diajarkan.
3) Skenario pembelajaran secara rinci
dan matang
Skenario merupakan salah satu dari
persiapan yang harus dibuat oleh
guru. Skenario pembelajaran juga
sering disebut dengan
langkah-langkah pembelajaran atau strategi
pembelajaran. Dengan disusun
skenario pembelajaran, seorang guru
sudah membuat format pada setiap
pertemuan dengan siswa. Bukan
hanya sekedar format, melainkan
guru sudah mendesain pola
pembelajaran yang ideal dengan
karakter materi yang sedang
diajarkan.
4) Menerapkan asas fleksibilitas
Asas fleksibilitas, artinya lebih
lentur dalam memahami kondisi
yang akan dihadapi. Seorang guru
tidak bisa kaku dalam menerapkan
pola pembelajaran di kelas.
Berbagai hambatan dalam proses
pembelajaran akan dihadapi. Untuk
itu, berbagai alternatif terutama
berbagai metode harus disiapkan.
Seorang guru tidak hanya terpaku
pada satu metode yang ada. Jika hal
itu sudah diantisipasi maka akan
terjadi proses pembelajaran yang
mengasyikkan.
5) Melayani perbedaan individual
Semua memaklumi bahwa anak
mempunyai perbedaan, baik
perbedaan cara belajar maupun
perbedaan kecerdasan. Untuk itulah,
dipersiapkan cara pelayanannya.
Seorang guru tidak bisa membuat
anak sama seperti gerigi sisir, tetapi
disesuaikan dengan karakter dan
kepribadian yang khas yang dimiliki
anak. Sebagaimana berbagai teori
sudah disepakati oleh para pakar
pendidikan bahwa setiap anak
mempunyai modalitas belajar atau
gaya belajar yang berbeda.
Modalitas belajar yang dimiliki anak
ada tiga, yaitu gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik.
b. Proses
1) Mendengarkan pendapat siswa.
Setiap anak mempunyai karakter
dan keinginan yang berbeda untuk
itu apa yang diinginkan siswa harus
didengarkan. Mendengarkan apa
yang diinginkan merupakan
penghargaan terhadap siswa.
2) Menggunakan bermacam-macam
sumber belajar. Sumber belajar yang
harus dimiliki oleh guru adalah dari
sumber tangan pertama dan tangan
kedua. Sumber belajar tangan
pertama, artinya sumber belajar
yang langsung dialami oleh siswa,
seperti pengalaman kunjungan
belajar, peristiwa yang dialami atau
dilihat, situs bersejarah, nara
sumber, dan lingkungan sekitarnya.
Adapun sumber belajar tangan
kedua adalah sumber belajar yang
sudah dihasilkan oleh orang lain,
misalnya: buku paket atau
perlengkapan perpustakaan, dan
media pembelajaran lainnya.
Seorang guru dalam model
PAIKEM tidak boleh selaku
menganggap buku paket sebagai
satu-satunya sumber belajar yang
lebih bervariatif, terutama sumber
belajar yang dihasilkan oleh siswa
dan segala yang ada di sekitar.
3) Merangsang keberanian siswa untuk
menyatakan dan menanyakan
sesuatu. Guru seyogyanya
menumbuhkan minat anak untuk
menanyakan sesuatu atau
menyatakan pengalamannya. Semua
pembelajaran berpusat pada siswa
maka seorang guru bisa menggali
potensi yang ada pada siswa dengan
memberikan rangsangan agar anak
mempunyai keberanian dalam
mengungkapkan sesuatu.
4) Pertanyaan terbuka, menantang, dan
produktif. Agar anak lebih
berwawasan luas, pertanyaan yang
diberikan oleh guru diusahakan
mampu mengembangkan cara
berpikir anak dengan pertanyaan
233 akan lebih produktif dalam
mengembangkan cara berpikir yang
lebih luas dan terbuka.
5) Pemecahan masalah (problem solving). Pembelajaran yang dilakukan lebih mengarah pada
pemecahan yang dihadapi oleh anak
agar pembelajaran lebih menarik
dan bermanfaat.
6) Menuntut hasil terbaik dari siswa.
Guru menyiapkan dan mengarahkan
dalam proses pembelajaran sehingga
mendapat hasil yang maksimal dari
siswa.
7) Memberikan umpan balik seketika.
Kebiasaan anak-anak
memper-tanyakan segala hal harus dapat
direspon dengan baik oleh guru.
Pertanyaan yang timbul dari anak itu
didorong oleh kebutuhan psikologis
alamiah, yaitu rasa ingin tahu
(curiosity). Banyaknya pertanyaan yang diajukan anak menunjukkan
dinamisme dan kreativitas. Melihat
gejala anak seperti ini, seorang guru
harus memberikan umpan balik
seketika. Dengan demikian, akan
muncul keingintahuan yang lebih
besar. Dalam kondisi seperti ini,
sebenarnya sudah terjadi proses
pembelajaran yang berarti.
8) Siswa memanjangkan hasil
karyanya. Sesuatu yang sangat
berarti bagi seorang anak adalah
ketika apa yang dikerjakan
mendapat pengakuan dari orang
yang ada di sektiarnya, terutama
orang-orang yang sangat
dicintai-nya. Dalam proses pembela-jaran,
siswa sering menunjukkan hasil
karyanya, namun terkadang kurang
mendapat penghargaan. Mungkin
karena tidak ada tempat atau
mungkin dianggap kurang layak
untuk diberikan penghargaan. Agar
anak tumbuh motivasi yang lebih
besar, hasil karyanya dipajang di
dalam kelas, apa pun bentuk
karyanya.
9) Kompetetif dan kooperatif.
Persaingan dan kerja sama perlu
diciptakan sejak dini. Persaingan
dalam hal ini mempunyai pengertian
bahwa ada perbedaan individu yang
perlu dikembangkan potensinya.
Setiap anak harus bisa
mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya dan guru sangat
berperan untuk menggali dan
mengembangkan potensi ini. Di sisi
lain harus diciptakan kerja sama
yang baik. Perbedaan yang satu
mewujudkan rasa saling menghargai
dan mampu bekerja sama dengan
baik.
Kegiatan PAIKEM
Kegiatan model PAIKEM
haruslah bervariatif dan tidak monoton.
Ada beberapa yang perlu diketahui,
misalnya: Mengamati, mengukur dan
mendiskripsikan, Mengajukan
perta-nyaan dan mencatat, Berdiskusi,
berdebat, dan membuat rangkuman,
Merencanakan dan melakukan
percobaan, Melaporkan,
mempresen-tasikan, bermain peran, membuat puisi
atau hasil karya lain dan memajangkan.
Ciri lulusan PAIKEM
Jika proses model PAIKEM
dilaksanakan dengan benar, dengan
asumsi dasar bahwa belajar merupakan
proses individual, belajar merupakan
proses sosial, belajar harus
menyenangkan, belajar harus selalu
aktif, dan belajar tak pernah terhenti.
Dengan demikian, akan menghasilkan
lulusan yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:Berpikir kritis, kreatif,
dan produktif,Mampu belajar
mandiri,Bisa bertanggung jawab,Bisa
bekerja sama dengan orang lain.
Bimbingan Tehnis dalam Pembela-jaran.
Bimbingan tehnis dalam
pembelajara merupakan bimbingan
yang dilaksanakan oleh pengawas
sekolah dalamupaya meningkatkan
profeionalisme guru binaannya.
Bimbingan tehnis ini merupakan
bagian dari peaksanaan supervise
akademik, karena materi bimbingannya
adalah masalah bagaimana guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Pembe-lajaran ini menjadi sangat penting,
karena pencapaian mutu pendidikan
atau pencapaian mutu output
pendidikan sangat dipengaruhioleh
bagaimana guru melaksanakan
kegia-tan pembelajaran di kelas.Dalam
bimbingan tehnis ini difokuskan pada
pembinaan bagaaimana guru
menerapkan pembelajaran PAIKEM du
kelasnya, dengan harapan penerapan
pembelajaran ini dapat meningatkan
kemampuan analisis, dan kemampuan
pemecahan masalah siswa serta agar
siswa bisa mandri. Dengan
pembe-lajaran ini diharapkan siswa akan selalu
senang dalam mengikuti pembelajaran,
dapat bekerjasama dengan teman dalam
kelompok dengan tana tekanan ataupun
paksaan sehingga benr-benar akan
235 ada pada diri siswa. Siswa akan
berhasil dalam mencapai prestasi
puncak manakala mereka dapat belajar
dengan senang, belajar dengan tenang,
dan tanpa ada rasa tertekan.
Pembelajaran PAIKEM dirancang
untuk agar siswa dapat belajar dengan
tenang dan senang, dapat belajar tanpa
tekanan, dpat belajar secara aktif,
sehingga dapat mencapai tujuan secara
efektif.Demikian juga dengan
bimbngan tehnis terhadap guru
diharapkan guru akan dapat
meningkatkan kemampuan
mlaksa-nakan pembelajaran secara PAIKEM,
guru dibimbing oleh pengawas secara
rutin dan berkesinambungan, sehingga
akhirnya guru akan dapat menemukan
kekurangannya dan berusaha untuk
meningkatkan kemamouan
profesio-nalannya.
Metode Penelitian Desain Penelitian.
Sesuai dengan jenis penelitian
yang dipilih, yaitu penelitian tindakan
Sekolah, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan.
Subyek penelitian dalam hal ini
adalah guru dalam menerapkan
pembelajaran PAIKEM melalui
Bimbingan teknis pembelajaran di
SMP Negeri 2 Kamal Kecamatan
Kamal Kabupaten Bangkalan Tahun
Pelajaran 2015/2016. Jumlah guru yang
diamati atau menjadi subyek penelitian
adalah sebanyak 5 orang di SMP
Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2015/2016 yang semuanya adalah guru
pengajar dan telah mempunyai masa
kerja yang cukup.
Obyek Penelitiannya adalah
kegiatan guru Bahasa Indonesia dalam
melaksanakan pembelajaran PAIKEM.
Dengan demikian yang menjadi
pengamatan peneliti adalah bagaimana
guru menerapkan pebelajaran PAIKEM
di Kelasnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam
menerapkan PAIKEM pada SMP
Negeri 2 Kamal Kecamatan Kamal
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 (tiga) bulan yakni pada bulan
April sampai dengan bulan Juni 2016.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan
sekolah ini dilakukan melalui beberapa
siklus, dan masing-masing siklus
dilakukan melalui beberapa tahapan
yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi dan tahap
refleksi.
Tahap Perencanaan, Pada tahap perancanaan ini peneliti melakukan
pertemuan dengan para guru kelas di
sekolahnya sendiri yakni di SMPN 2
Kamal. Hal-hal yang disampaikan
dalam pertemuan tersebut adalah :1).
Temuan di lapangan tentang
pembelajaran yang diamati peneliti
yakni mayoritas guru dalam kegiatan
pembelajaran mendominasi aktifitas,
sehingga siswanya pasif menerima
pengetahuan dari guru. 2). Penjelasan
tentang pembelajaran yang seharusnya
dilakukan oleh guru yakni model
pembelajaran PAIKEM. 3). Berdiskusi
dengan guru tentang
kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam
menerapkan bimbingan teknis. 4).
Memberikan alternatif solusi terhadap
kesulitan yang dialami guru dalam
penerapan pembelajaran PAIKEM. 5).
Guru menyusun Rencana Pembelajaran
dan dikomunikasikan kepada pengawas
atau supervisor yang sekaligus sebagai
peneliti. Untuk ini guru diberi waktu
kurang lebih satu minggun untuk
menyusun rencana pembelajaran yang
akan diterapkan dalam pembelajaran
PAIKEM.
Tahap Pelaksanaan, Pada tahap pelaksanaan ini guru yang menjadi
subyek penelitian menerapkan rencana
pembelajaran yang telah disusun, yang
selanjutnya akan dinilai dan diamati
oleh pengawas sebagai peneliti.Hal
yang diamati adalah tentang bagaimana
guru menerapkan pembelajaran yang
dirancang sehingga siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik
sesuai dengan kriteria Aktif, dan
menyenangkan.
Tahap Observasi, Pada tahap observasi ini peneliti yakni pengawas
mengamati kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Acuan yang
digunakan atau isntrumen yang
digunakan oleh peneliti dalam
mengamati pembelajaran adalah
dengan menggunakan Intsrumen
Penilaian Kinerja Guru (IPKG).
Instrumen ini terdiri dari dua macam
237 menilai tentang rencana pembelajaran
yang disusun guru, sedangkan IPKG 2
digunakan untuk mengamati atau
menilai tentang pelaksanaan
pembelajaran PAIKEM.
Tahap Refleksi, Pada tahap ini peneliti merangkum hasil pengamatan tentang
pembelajaran pakem, untuk
direnungkan dan disesuaikan dengan
kriteria yang telah ditetapkan
berdaqsarkan IPKG. Dalam tahap ini
peneliti berkumpul lagi dengan subyek
penelitian untuk membahas kekurangan
yang dilakukan dalam pembelajaran
siklus pertama. Dalam menyampaikan
kekurangan tersebut peneliti juga
memusyawarahkan dengan guru
tentang jalan keluar atau bagaimana
cara memperbaiki kegiatan
pembelajaran berikutnya.Kegiatan
demikian dilakukan secara berulang
sehingga mencapai beberapa siklus
sesuai hasil pencapaian maksimal.
Masalah banyaknya siklus tergantung
pencapaian ketuntasan atau
ketercapaian kriteria yang telah
ditetapkan dalam penelitian, sehingga
jumlah siklus bisa 2 siklus atau 3
siklus.
Instrumen Pengumpulan Data. Instrumen yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah Instrumen
Penilaian Kinerja Guru atau yang
disebut IPKG. Dalam penelitian ini
digunakan dua instrumen yakni IPKG 1
yang digunakan untuk menilai Rencana
Pembelajaran yang digunakan oleh
Guru dan IPKG 2 yang digunakan
untuk menilai kgiatan pembelajaran
guru.
Untuk mengupulkan data
penulis menggunakan metode
observasi dan dokumentasi. Observasi
dilakukan ketika guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran yang telah direncanakan.
Dokumentasi digunakan untuk menilai
rencana pembelajaran yang digunakan
guru yang sebelumnya telah diberikan
pembimbingan dalam penulisannya,
agar RPP yang digunakan sesuai
dengan pembelajaran yang diterapkan.
Kriteria keberhasilan ditetapkan
bahwa : Masing-masing guru maupun
secara keseluruhan dinyatakan tuntas
atau berhasil jika mencapai nilai
sebagai berikut :
1. Kriteria keberhasilan/ketuntasan
a. Guru dinyatakan telah berhasil
dalam menyusun rencana
pembelajaran jika nilai rencana
pembelajaran minimal 28 artinya
setiap aspek minimal mendapat
nilai 4 dari tujuh aspek penilaian
rencana pembelajaran.
b. Penelitian ini dianggap selesai
atau berhasil jika 80 % dari
guru-guru yang menjadi subyek
penelitian telah mendapat nilai
minimal 28.
2. Kriteria keberhasilan/ ketuntasan
penelitian dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dalam menetapkan
apakah penelitian pelaksanaan
pembelajaran berhasil atau tidak,
maka ditetapkan kriteria
keberhasilan atau kriteria ketuntasan
dalam penelitian tindakan sebagai
berikut :
a. Penelitian dalam pelaksanaan
pembelajaran dinyatakan tuntas/
berhasil secara individu jika tiap
guru mencapai skor minimal 80,
artinya tiap aspek minimal
mendapat nilai 4 dari 20 aspek
pengamatan kegiatan
pembelajaran.
b. Penelitian ini dianggap selesai
atau berhasil jika 80 % dari
guru-guru yang menjadi responden
dalam penerapan pembelajaran
kontekstual telah mendapat nilai
minimal 80.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
Tahap Observasi dan
pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada
tanggal 2 sampai dengan 4 Mei 2016.
Pada tahap ini Guru melakukan
kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran PAIKEM
melalui bimbingan teknis.
Hasil pengamatan atau observasi
pada siklus pertama dapat direkap
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
pertama.
Tahap pelaksanaan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 12 sampai
239 penelitian. Guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan
mengacu pada persiapan yang telah
disempurnakan dari siklus pertama.
Tahap Observasi dilaksanaan
bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pada siklus kedua ini sengaja ditambah
seorang observer agar pengamatan
menjadi lebih cermat dan lebih
sempurna dengan demikian hasil
penelitian akan lebih akurat.
Adapun hasil observasi yang
dilakukan berurut-turut tersebut
diperoleh skor penilaian sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus kedua.
Observasi siklus ketiga
dilaksanakan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan, yakni pada tanggal 28
sampai dengan 31 Mei 2016. Observasi
dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan, dengan tujuan
untuk memperoleh informasi yang
lebih mendalam dan menyeluruh
tentang pelaksanaan pembelajaran pada
siklus ketiga. Fokus observasi adalah
bagaimana proses penerapan tindakan
yang dilakukan pengajar dan siswa,
aktivitas-aktivitas siswa, yang meliputi
frekuensi bertanya dan menjawab
pertanyaan serta rekaman situasi kelas
yang lain seperti penggunaan media,
penilaian dala proses selama kegiatan
belajar mengajar.
Hasil observasi yang dilakukan
peneliti berupa skor perolehan nilai
yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus ketiga.
Hasil pengamatan pada rencana
pembelajaran pada siklus pertama dan
siklus kedua terdapat perubahan yang
sangat signifikan. Hasil pengamatan
ditemukan kekurangan sehingga
prosentase keberhasilan masih dibawah
kiteria keberhasilan atau kriteria
ketuntasan dalam penelitian. Hasil
pengamatan tentang pelaksanaan
pembelajaran pada siklus ketiga
didapatkan bahwa untuk penilaian
rencana pembelajaran tidak ada
seorang gurupun yang mendapat nilai
di bawah 28 dari 7 aspek yang diamati,
artinya nilai minimal tiap aspek 4.
Perbandingan hasil pengamatan
tersebut dapat disajikan pada tabel 4.4.
tabel 4.4
perbandingan hasil pengamatan tentang rencana pembelajaran masing masing
siklus
Jika Perbandingan Hasil
Pengamatan Tentang Rencana
Pembelajaran Masing-masing siklus
tersebut dituangkan dalam bentuk grafik
maka akan menjadi sebagai berikut :
Berdasar perbandingan nilai pada
tabel tersebut diatas dapatlah
disimpulkan bahwa: Pada siklus
pertama masih terdapat 4 orang guru
yang belum mencapai nilai minimal
keberhasilan dalam menyusun rencana
pembelajaran sedangkan pada siklus
kedua 2 guru telah tuntas atau berhasil
dalam menyusun rencana
pembelajaran. Pada siklus ketiga tidak
ada seorang gurupun yang hasil/ nilai
penyusunan rencana pembelajarannya
kurang 28. Semua guru hasil/nilai
penyusunan rencana pembelajarannya
adalah 28 kelas.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa supervisi akademik
dengan pendekatan kolaboratif dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
menyusun rencana pembelajaran.
Perbandingan hasil pengamatan
pelaksanaan pembelajaran dalam
bentuk tabel adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Pengamatan Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Masing masing siklus
241 dari 80
Jika Perbandingan Hasil
Pengamatan Tentang Rencana
Pembelajaran Masing-masing siklus
tersebut dituangkan dalam bentuk
grafik maka akan menjadi sebagai
berikut :
Berdasar rekapitulasi dan
pebandingan hasil pengamatan tentang
pelaksanaan pembelajaran kontekstual
dapatlah disimpulkan bahwa :
1. Pada siklus pertama masih terdapat
3 guru yang mendapatkan hasil
kurang dari 80 sedang yang tuntas
sebanyak 2 orang guru artinya
tingkat keberhasilannya mencapai
60%.
2. Pada siklus kedua terdapat 2 orang
guru yang mendapat nilai dibawah
kriteria keberhasilan,artinya tingkat
ketuntasannya mencapai 80%.
3. Pada siklus ketiga didapatkan
kondisi guru bahwa ada satu orang
guru yang mendapatkan hasil
dibawah 80 dalam pengamatan
yang dilakukan peneliti. Artinya
prosentase keberhasilan pada siklus
ketiga mencapai 90%, dengan
demikian guru telah mencapai
kriteria keberhasilan dalam
melaksanakan pembelajaran
PAIKEM.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.
Berdasar hasil penelitian dan
pembahasan dapatlah disimpulkan
bahwa :
Bimbingan Teknis Pembelajaran dapat
Meningkatkan Keterampilan Guru
dalam Menerapkan Pembelajaran
PAIKEM di SMP Negeri 2 Kamal
Kecamatan Kamal Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016
Daftar Pustaka
1. Depdiknas , 2006, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.Depdiknas.
2. Dimyati, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
3. Furchan Arief, 2005, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.