• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENGKETA WILAYAH PALESTINA SEBAGAI NEGAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SENGKETA WILAYAH PALESTINA SEBAGAI NEGAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR DASAR-DASAR ILMU POLITIK

SENGKETA WILAYAH PALESTINA SEBAGAI NEGARA MENURUT TEORI SUKSESI NEGARA DAN PERSPEKTIF NEO REALISME

RANI MELIANA GURNITA 170210140013

HUBUNGAN INTERNASIONAL

DOSEN : WAWAN BUDI DARMAWAN, S.IP, M.SI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

Sengketa Wilayah Palestina Sebagai Negara Menurut Teori Suksesi Negara dan Perspektif Neo Realisme

Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina merupakan konflik yang tiada akhir. Persengketaan wilayah yang terjadi antara Israel dan Palestina sebenarnya sudah terjadi sejak 2000 SM, tetapi semakin parah sejak 31 tahun yang lalu hingga sekarang. Konflik ini bermula pada saat munculnya gerakan zionisme pada abad ke 1895 yang dipelopori oleh Dr. Theodore Hertzel dalam bukunya The Judenstaat. Buku tersebut membuat bangsa Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu dan memperjuangkan keinginannya untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Menurut bangsa Yahudi tanah Palestina merupakan tanah yang dimiliki oleh nenek moyang bangsa Yahudi. Selain itu, Inggris menjanjikan suatu wilayah yang menjadi mandatnya untuk diberikan kepada pihak lain, yaitu Arab dan Yahudi karena kedua bangsa tersebut telah membantu Inggris pada saat perang dunia ke-1 sehingga Inggris berhasil mengalahkan Jerman dan Turki. Setelah perang berakhir, Bangsa Arab meminta wilayah yang dulunya dikuasai oleh Turki, yaitu wilayah Palestina. Sedangkan Bangsa Yahudi pun meminta hal yang sama terhadap Inggris, ia meminta wilayah Palestina untuk menjadi wilayah kekuasaan Yahudi sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Inggris sebelumnya.

Pada tanggal 2 Desember 1917 dibuatlah sebuah deklarasi yang bernama Deklarasi Balfour yang isinya mengenai pembagian wilayah untuk bangsa Arab Palestina dan bangsa Yahudi. Tetapi bangsa Arab Palestina tidak setuju dan sangat menentang deklarasi tersebut. Pada tahun 1922 atas rekomendasi dari PBB, Inggris membagi wilayah Palestina menjadi 2 yaitu di sebelah timur Sungai Jordan menjadi milik Yahudi (28.166 Km2), sedangkan sebelah barat Sungai

Jordan menjadi milik Arab (92.300 Km2). Bangsa Arab tidak menyetujui

(3)

kepada negara-negara lainnya. Hasilnya yaitu 33 negara pro resolusi, 10 negara abstain, dan 13 negara kontra resolusi. Karena banyak negara yang pro terhadap resolusi yang dikeluarkan oleh PBB, maka pada tanggal 14 Mei 1948 Bangsa Yahudi memproklamirkan berdirinya Negara Israel di Palestina.

Bangsa Arab Palestina tidak setuju terhadap pendirian Negara Israel di Palestina, oleh karena itu Negara Arab yang terdiri dari Mesir, Irak, Jordan, Sudan, Arab Saudi, Yaman, Liga Arab, Lebanon berkoalisi untuk berperang melawan Israel. Perang tersebut berlangsung dari 15 Mei 1948 hingga 10 Maret 1949 dan dimenangkan oleh Israel. Karena kemenangan Israel tersebut mengakibatkan perluasan Negara Israel di wilayah Palestina. Persengketaan ini terus berlanjut yang di dalamnya terjadi perang bersenjata dan saling serang antara Yahudi dan Arab di Palestina. Pada bulan Desember 1987 bangsa Palestina melakukan migrasi massal ke wilayah yang telah direbut oleh Israel. Mereka kemudian melakukan demonstrasi yang anarkis, menolak untuk membayar pajak, memboykot produk-produk Israel, mendirikan sekolah tanpa izin, melempar batu dan bom molotov. Pemberontakan ini kemudian diredam di bawah pemerintahan Yithzak Rabin dengan mottonya, force, power and blows. Dari tahun 1987 hingga 1991, Israel telah membunuh seribu warga Palestina. Meskipun telah dikecam oleh dunia Internasional, tindakan yang dilakukan oleh Yithzak Ragin dianggap cara yang paling efektif dimata Israel untuk menghentikan tindakan anarkis warga Palestina.1

Peperangan memperebutkan jalur Gaza dilakukan oleh Zionis (tentara militer Israel) dan HAMAS (tentara militer Palestina) menimbulkan puluhan ribu korban tewas dan luka-luka. Parahnya, serangan Zionis di jalur Gaza tidak hanya menyerang kombatan, tetapi juga menyerang non-kombatan yang meliputi warga sipil, anak-anak dan wanita yang tidak terlibat dalam perang. Hal tersebut telah melanggar Hukum Humaniter Internasional (Konvensi Jenewa 1949, Protokol Jenewa I dan II 1977, dan Hukum Den Haag). Peperangan perebutan wilayah tersebut tidak menemui titik terang dan masih berlanjut hingga sekarang.

(4)

Jika dianalisis menggunakan teori pembentukan negara, pembentukan negara Israel dapat dianalisis menggunakan teori suksesi negara. Teori ini mengimplikasikan adanya suatu perpindahan kekuasaan dari kelompok yang pertama kepada yang kedua. Persoalan yang kerap muncul apakah dalam hal terjadi suksesi akan berlaku sebagaimana layaknya hukum waris, suksesi negara ditunjukan pada cabang hukum internasional yang berurusan dengan konsekuensi-konsekuensi hukum yang timbul akibat perubahan kedaulatan atas suatu wilayah (Michael 1982: 157). Menurut Mervin Jones, suksesi Negara dibagi dalam dua pengertian yaitu pergantian yuridis dan pergantian menurut kenyataannya (factual state succession). Menurut kenyataannya suksesi negara terjadi karena dua atau lebih negara bergabung menjadi suatu federasi, konferedasi atau suatu Negara kesatuan, dapat pula terjadi karena cessie, aneksasi, amansipasi, dekolonisasi, dan integrasi.

Pembentukan negara Israel dapat dikategorikan sebagai contoh teori suksesi negara yang terjadi karena aneksasi. Menurut KBBI, aneksasi adalah pengambilan dengan paksa tanah (wilayah) orang (negara) lain untuk disatukan dengan tanah (negara) sendiri. Negara Israel berdiri karena adanya pencaplokan / penguasaan ( Anexatie ) yang dilakukan oleh Israel di daerah Palestina. Pada tahun 1917 bangsa Yahudi hanya mendapatkan 2,5 % wilayah Palestina, pada tahun 1947 keadaan berbalik dari sebelumnya yaitu bangsa Yahudi mendapatkan wilayah kekuasaan yang lebih luas dibandingkan dengan bangsa Arab yang ada di Palestina, Yahudi mendapatkan 56% wilayah Palestina Dalam pembagian tersebut, wilayah Arab Palestina meliputi: Acre, Nazareth, Jenin, Nablus, Ramallah, Hebron, Jalur Gaza, dan kota Pelabuhan Jaffa. Wilayah Yahudi meliputi: Safad, Tiberias, Beisan, Haifah, Tulkarm, Ramleh, Sahara Nageb, dan Jaffa. Sementara Yerussalem, menjadi wilayah di bawah pengawasan internasional.2 Pada tahun 2006 Israel menguasai sekitar 87% wilayah Palestina,

sedangkan Palestina hanya mendapatkan 13% wilayahnya. Hal tersebut menjeaskan bahwa sejak tahun 1917 bangsa Yahudi (sekarang negara Israel) terus melakukan pencaplokan wilayah (Anexatie) Palestina dengan cara gencatan senjata dan mendirikan permukiman bagi bangsa Yahudi di Tepi Barat Palestina,

(5)

dan hal tersebut membuat wilayah Palestina secara de facto merupakan wilayah kekuasaan Israel.

Perebutan wilayah yang terjadi antara Israel dan Palestina di Palestina dilakukan dengan menggunakan gencatan senjata militer dan peperangan. Peristiwa tersebut dapat dianalisis menggunakan perspektif neo-realisme. Perspektif neo-realisme adalah perspektif yang dicetuskan oleh Kenneth Waltz tahun 1979 dalam bukunya Theory of International Politics. Neo- realisme disebut juga sebagai real politics, yaitu keadaan politik yang sebenarnya terjadi. Berbicara mengenai perspektif neo – realisme, artinya kita berbicara bahwa negara bersifat egois dan selalu melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dalam perspektif neo-realisme membicarakan masalah how to survive, negara sebagai aktor utama dalam sistem politik akan melakukan segala cara untuk selalu utuh dan tidak hilang di mata dunia, serta untuk mempertahankan kekuasan dan kedaulatannya. Perspektif ini menjelaskan bahwa hubungan internasional yang terjadi cenderung ke arah konfliktual, kerjasama mungkin saja dapat terjadi namun hal tersebut sangatlah sulit dan sangat kecil kemungkinkinannya. Isu politik yang dibahas dalam perspektif neo-realisme adalah isu yang tinggi tingkatannya, yaitu mengenai kedaulatan dan keamanan negara. Sistem internasional dalam perspektif neo-reliasme bersifat anarki, maksudnya adalah tidak ada kedaulatan yang lebih tinggi selain negara, negara adalah aktor utama yang dapat menjalankan semua kekuasaannya untuk mencapai keinginannya. Perspektif neo-realisme berpendapat bahwa konsep anarki digunakan negara untuk mencapai kepentingan dan meningkatkan powernya sehingga negara tersebut dapat mempertahankan eksistensinya dalam hubungan internasional.3 Kekuatan militer merupakan pusat dari kekuatan negara, kekuatan

militer digunakan untuk mendapatkan keinginan negara melalui kekerasan, perang, dan gencatan senjata. Selain itu, dalam dalam hubungan internasional menurut perspektif neo- realis tidak terlalu membutuhkan rezim dan institusi karena kedua hal tersebut tidak memiliki kekuatan yang kuat untuk menghukum negara- negara yang melanggar suatu perjanjian dan peraturan.

(6)

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dianalisis bahwa Israel dan Palestina menganut pandangan neo-realisme yang memegang prinsip how to survive dalam menjalankan keinginan negaranya, mereka menggunakan kekuatan militer dan alat-alat perang lainnya. Kekuatan militer yang dimiliki oleh Israel adalah zionis, gerakan zionisme muncul pada akhir abad ke 19 yang dipelopori oleh Dr. Theodore Hertzel yang bertujuan untuk menyatukan pemeluk agama Yahudi di seluruh dunia dan mengambil wilayah Palestina yang dulunya merupakan tanah nenek moyang bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi melakukan gerakan tersebut dengan cara kekerasan dan peperangan agar Palestina tunduk terhadap tindakannya. Bangsa Palestina pun tidak mau kalah, ia menggunakan kekuatan militernya untuk tetap mempertahankan wilayah dan kedaulatan negaranya. Hamas (Harakah Al-Muqawwamah Al- Islamiyah) bekerjasama dengan kekuatan militer untuk melawan serangan Israel. Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina merupakan konflik mengenai keamanan dan kedaulatan negara, yang pada faktanya terjadi aksi saling serang dan memperebutkan wilayah kekuasaan. Hal tersebut tentu saja dapat membuat keamanan masing-masing negara menjadi terganggu dan terancam akibat dari adanya kekuatan militer yang dikerahkan dalam konflik tersebut. Konflik tersebut juga mengancam kedaulatan Negara Palestina karena sejak tahun 1947, Israel terus - menerus mengambil dan merebut wilayah Palestina yang menyebabkan kedaulatan Negara Palestina menjadi lemah. Hal tersebut sangatlah sesuai dengan ciri-ciri dari perspektif neo-realisme.

(7)

hal tersebut tidak memiliki kekuatan yang kuat untuk menghukum negara- negara yang melanggar suatu perjanjian dan peraturan. Hal tersebut dapat dicerminkan dalam sikap Palestina yang melanggar Deklarasi Balfour yang isinya mengenai pembagian wilayah antara Arab Palestina dan bangsa Yahudi. Bangsa Arab Palestina melanggar deklarasi tersebut karena ia tidak ingin wilayah kekuasannya dibagi untuk bangsa Yahudi, oleh karena itu bangsa Arab Palestina melakukan berbagai penyerangan kepada bangsa Yahudi. Selain itu, Israel dan Palestina juga melanggar suatu peraturan yang telah dibuat oleh PBB pada tanggal 14 Mei 1948 mengenai suatu ketetapan pembagian wilayah bagi Arab Palestina dan Yahudi Israel. Kedua negara tersebut melakukan gencatan senjata dan peperangan yang akhirnya dimenangkan oleh bangsa Yahudi, yang mengakibatkan bangsa Yahudi mendapatkan wilayah kekuasaan yang lebih besar daripada sebelumnya. Bangsa Arab dan bangsa Yahudi yang memperebutkan wilayah Palestina sesuka hati untuk melanggar suatu peraturan atau ketetapan yang telah dibuat oleh PBB, karena tidak adanya hukuman yang dijatuhkan kepada pihak yang melanggar peraturan tersebut.

(8)

Kesediaan Amerika Serikat untuk bekerjasama dan membantu Yahudi Israel dikarenakan banyak terdapatnya orang – orang Yahudi di Negara Amerika Serikat.

KESIMPULAN

(9)

REFERENCES

Baldwin, David A. 1993. Neorealism and Neoliberalism: The Contemporary Debate. New York: Columbia University Press. Part 1 & II, pp. 1-142.

Dugis, Vinsensio. 2013. Inter-paradigm Debate: Neorealism vs Neoliberalism.

e-journal.uajy.ac.id/369/3/2MIH01526.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan penentuan aspek, teknik, dan prosedur penilaian sudah baik dilaksanakan sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, sedangkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biawak air memiliki proses pencernaan yang lebih efisien yang dapat dilihat dari morfologi usus yang relatif pendek,

Salah satu alasannya adalah eksternalitas dan free ridding – kekuatan pasar tidak bias memberikan perusahaan full social benefits terhadap keputusan produksi informasi

Berikut ini sejumlah rekomendasi yang dapat diberikan sebagai peserta KKN-BBM ke-54 untuk pihak-pihak yang bersangkutan dan berkepentingan agar dapat diperhatikan, sehingga

geobiokomposit menunjukkan dengan adanya penambahan clay bentonit maupun montmorillonit pada biokomposit dapat menurunkan kecepatan pembakaran, yang berarti bahwa geobiokomposit

Pengenalan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa diwujudkan dalam Unnes Fair 2012 oleh Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (FUKM).. Meskipun pada

Persepsi tertinggi dari responden mengenai System Quality yaitu ter letak pada “ Aplikasi Dealjava menggunakan navigasi yang mu dah dipahami” yaitu de - ngan rata-rata

Sirkuit sensor arah angin menggunakan 3 buah LDR yang dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk 3 bit data (1,2 dan 3) masing-masing LDR dipasang dengan jarak