• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI AL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI AL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AL-QUR’AN

PENDIDIKAN TAUHID SEBAGAI SOLUSI DARI ISU

PLURALISME PADA ERA GLOBALISASI

diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Qur’an 2014

Disusun Oleh: Muhammad Garlianka

Aldhi Try Suwanto

Akbar Hilmi Naufal Hakim

SMA PESANTREN TERPADU HAYATAN THAYYIBAH JALAN KARAMAT NO 123 KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan khadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis Al-Qur’an. Dengan judul “ Pendidikan Tauhid sebagai Solusi dari isu Pluralisme pada era Globalisasi “,

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti lomba karya tulis Al-Qur’an yang di adakan oleh Intstitut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis alquran ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Lepas dari segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sukabumi, Februari 2014

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Al-Qur’an untuk SMA Sederajat Tingkat Nasional tahun 2014 dalam rangka KIA 2014

Judul Karya Tulis : Pendidikan Tauhid sebagai Solusi dari isu Pluralisme pada era Globalisasi

Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap : Muhammad Garlianka b. NIS :

Anggota Kelompok 1

a. Nama Lengkap : Aldhi Try Suwanto b. NIS :

Anggota Kelompok 2

a. Nama Lengkap : Akbar Hilmi Naufal Hakim b. NIS :

Sukabumi, Februari 2014 Menyetujui,

Ketua Kelompok,

MUHAMMAD GARLIANKA NIS.1213.X.00

Guru Pembimbing,

ABDULLOH SYAFI’IE, M.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala Sekolah

(4)

Daftar isi

Latar belakang

Banyak di kalangan remaja muslim menganut

paham pluralisme

Rumusan masalah

-Mengeapa masyarakat muslim menganut paham

tsb

-bagaimana pandangan islam ttg pluralism

-memaknai konsep tauhid dalam pendidikan

islam

-bagaimana peran tauhid dalam menanggulangi

pluralism

-peran serta pemuda muslim terhadap

penanggulangan pluralism

Tujuan dan manfaat

-mengetahui penyebab pluralime di kalngan

masyarakat muslim

-mengetahui pandangan islam tentang pluralisme

-mengetahui konsep tauhid sebagai pendidikan

islam

-mengetahui peran tauhid dalam menanggulangi

pluralisme

(5)

Metode penulisan

Telaah pustaka, studi literatur

Pembahasan

Penutup, kesimpulan dan saran

Daftar pusaka

Ilmu

(6)

(pengetahuan).Menurut pandangan Al-Qur’an seperti diisyaratkan oleh wahyu pertama, ilmu terdiri dari dua macam.

Pertama ‘ilm laduni, seperti diterangkan oleh Al-Qur’an surat al-Kahf, 18:65.“Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang hamba dari hamba-hamba Kami, yang telah Kami anugrahkan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan telah Kami ajarkan kepada ilmu dari sisi Kami”.

Kedua, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia dinamai ‘ilm kasbi. Ayat-ayat ‘ilm kasbi jauh lebih banyak dari pada yang berbicara tentang ilmu laduni.Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan Al-Qur’an terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana ditegaskan berkali-kali oleh Al-Qur’an, antara lain frman--ya:“Aku bersumpah dengan yang kamu lihat dan yang kamu tidak lihat”. (Q.S. Al-Haqqah, 69:38-39).

Dengan demikian, obyek ilmu meliputi materi dan non materi. Fenomena dan non-fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui manusia pun tidak.“Dia menciptakan apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. Al--ahl, 16:8). Dari sini jelas pula bahwa pengetahuan manusia amatlah terbatas, karena itu wajar sekali Allah menegaskan.“Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit”. (Q.S. Al-Isra’, 17:85).

(7)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu, eksakta dan berdasarkan proses teknis”. Teknologi adalah ilmu atau cara tentang menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.Menelusuri pandangan Al-Qur’an tentang teknologi, mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk menusia.

“Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugrah) dari--ya”.

(Q.S. Al-Jatsiyah, 45:13).

Jadi, dapatkan dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur’an. Sebelum menjawab pertanyaan, ada dua catatan yang perlu diperhatikan.

Pertama, ketika Al-Qur’an berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Misalnya

uraian Al-Qur’an tentang kejadian alam.

(8)

tersebut, atau mengenai proses terjadinya pemisahan langit dan bumi. Yang pasti, ketika Al-Qur’an berbicara tentang kekuasaan dan kebesaran Allah, serta keharusan beriman kepada--ya.Ini dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang teknik.Ketika Al-Qur’an memilih kata sahkara yang arti harfahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.Dan kedua catatan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi dan hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepadanya tunduk segala yang berada di alam raya ini.

Al-Qur’an Sebagai Kitab Ilmu Pengetahuan

(9)

mencerna bahwa gunung-gunung sedahsyat itu dan tertancap di bumi, dikatakan dalam Al-Qur’an, berjalan sebagaimana awan. Tetapi ternyata hal itu kini telah dibuktikan oleh Iptek sebagai perpanjangan pengamatan manusia.

Memang begitulah kehendak Allah terhadap gunung-gunung, karena semua isi alam ini milik Allah, dan tunduk dibawah perintah--ya. Manusia wajib menerima dengan penuh keimanan semua isi Al-Qur’an yang menyangkut Iptek, baik itu sudah terbukti atau belum. Manusia dan Iptek masih harus kerja keras untuk membuktikan formula-formula Al-Qur’an. Kitab ini memang sungguh tidak akan ada habisnya menyajikan ilmu Allah itu. Iptek menjelaskan fenomena alam semesta, dan alam semesta membuktikan kebenaran Al-Qur’an dan ayat kauniyah saling menafsirkan secara konsisen, tidak bertentangan.

(10)

kerusakan lingkungan laut, udara dan darat adalah akibat kelancangan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga alam memukul balik manusia dalam bentuk polusi dan bencana alam sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukannya (QS 30:41). Banyak peristiwa besar yang akan terjadi kelak, yang belum kita jangkau. Peristiwa besar yang selalu diungkapkan Al-Qur’an adalah “hari semesta” yakni hari kehancuran semesta yang dahsyat, dan kita tidak mampu membayangkannya. Yakni,hari tabrakan antara planet yang satu dengna planet yang lain. Semua planet akan meledak dengan dahsyat. Gunung-gunung akan beterbangan seperti bulu burung ditiup angin, dan entah manusia seperti apa. Itulah yang disebut kiamat, akhir kehidupan semesta. Dan inilah hari masa depan yang pasti akan dijanjikan dalam Al-Qur’an

Jika Alvin Tofer meramalkan revolusi gelombang ketiga adalah revolusi komunikasi, maka lembaga pendidikan dan R&D kita diramalkan akan bangkit revolusi gelombang keempat, yakni revolusi spiritual. Di saat Al-Qur’an mulai dikomunikasikan oleh berbagai institusi di dunia, Al-Qur’an akan menjadi paradigm dan dasar, serta memberi makna spiritual kepada Iptek yang kini masih berwajah bebas-nilai ( value-free). Dunia akan damai jika Al-Qur’an dipakai sebagai rujukan Iptek.

Tidak ada alternative lain dalam kehidupan sekarang ini, kecuali kembali kepada petunjuk Allah dan Rasul--ya. Al-Qur’an dan Sunnah -abi adalah dua pusaka abadi untuk kehidupan manusia.

(11)

Al-Qur’an untuk menjadi pegangan dan pedoman kehidupan masyarakat mutakhir, yakni masyarakat Iptek.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah lazim diidentikkan. Keduanya memiliki fakultas yang sama yaitu hasil peradaban manusia. Ilmu pengetahuan merupakan dasar terwujudnya produk-produk teknologi yang hadir di hadapan manusia. Semakin tinggi kemajuan teknologi yang diciptakan manusia, maka semakin tinggi pula perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Demikian persepsinya.

Ilmu pengetahuan yang pada hakikatnya diciptakan Allah, baik yang melalui wahyu kepada para nabi dan rasul, maupun melalui hamparan alam semesta. Pemahaman orang tentang ilmu sangat beragam. Hal tersebut dikarenakan sudut pandang mereka yang berbeda pula. Sebenarnya bukan perbedaan persepsi yang harus dipermasalahkan, karena ilmu adalah sifat yang melingkupi seluruh wujud benda. Ilmu merupakan harta yang tidak terlihat, kekuatan yang tidak didefnisikan, dan kekuasaan yang tidak bertakhta.

Adapun teknologi, sebagaimana yang telah disinggung tadi, yaitu sebagai wujud dari perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mendorong manusia untuk menemukan hal-hal baru yang lebih baik. Kebutuhan manusia yang kompleks merupakan salah satu faktor yang mendorong manusia untuk tidak berdiam pada suatu keadaan. Sehingga, dengan potensi besar yang dimilikinya, manusia terus bergerak maju. Gerak maju manusia memang suatu sifat khasnya. Ia tidak akan puas dengan keadaan yang sudah dimilikinya ( Q.S 70:19-21).

(12)

menjadi poros yang memutar roda (teknologi) tidak terkendali. Manusia yang menjadi pengemudinyapun tiidak dapat lagi mengendalikannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi tumbuh dan berkembang secara cepat melebihi daya serap otak manusia, sehingga ia tidak dapat memahami seluruh produk ilmu pengetahuan, kendati pun sudah memakainya, bahkan menjadi obyeknya.

Progresivitas IPTEK akan menjadi “pedang bermata dua; satu untuk manfaat, dan satu untuk madharat”. Permasalahan yang ditimbulkan dari kemadharatan IPTEK, pada akhirnya pun menyebabkan manusia terjebak dalam simalakama. Di suatu sisi manusia membutuhkannnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan disisi lain justru menghilangkan eksistensinya.

Kemadharatan yang ditimbulkan oleh progresifnya IPTEK, berkisar pada permasalahan manusia itu sendiri. IPTEK yang tujuan awalnya sebagai pemenuhan kebutuhan, secara tajam membentang layar kemiskinan, kemelaratan dan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Berasal dari kesenjangan-kesenjangan tersebut melahirkan sifat-sifat individualis, materialistis dan hedonis. Kemerosotan moral pun tidak dapat dihindarkan, sebagai kembang euphoria teknologi. Tidak hanya berhenti disana, teknologi pun menyebabkan ketidakseimbangan pada ekologi alam semesta. Terjadi banyak kerusakan, tidak hanya di darat, di laut, bahkan diluar angkasa pun terkena imbas. Demikian semuanya merupakan dampak perkembangan IPTEK yang dapat dikembangkan oleh manusia, yang kemudian dirasakan sendiri akibatnya oleh manusia.

Setelah semuanya terjadi, barulah manusia sibuk mencari dalih. Padahal jauh-jauh hari Allah telah mengingatkan manusia,

(13)

Al-Araf:56, yang artinya:“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Alah memperbaikinya.”

Dalam ayat tersebut Allah mengingatkan kepada manusia untuk tidak membuat kerusakan, karena Allah telah

menciptakannya dengan sempurna.

Allah telah menciptakan Allah semesta dengan sistem keteraturan (hukum alam). Yang telah disesuaikan dengan

ukuran-ukurannya (Q.S 25:2).

Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa kerusakan-kerusakan yang terjadi di dunia adalah hasil tangan-tangan manusia (Q.S 30:41), dengan demikian, manusia sendirilah yang menyebabkan segala kerusakan.

Allah S.W.T sebagai pencipta alam semesta, memberikan batasan kepada manusia dalam hal pengembangan IPTEK. Batasan-batasan tersebut sekaligus sebagai hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi. Batasan-batasan Allah tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, berpijak pada tujuan dan fungsi IPTEK itu sendiri bagi manusia. Batasan-batasan tersebut, diantaranya:

Teknologi sebagai tanda kekuasaan dan kebesaran Allah.

Di dalam Al-Quran surat Al-Thalaq:12, Allah memberikan penjelasan bahwa hakikat teknologi adalah sebagai bukti akan

kekuasaan dan kebesarannya:

Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itulah bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah mengetahui atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya Allah, ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu.

(14)

Tidak dapat disangkal, bahwa segala yang tercipta dan tersedia di jagat raya hakikatnya adalah untuk kepentingann kesejahteraan manusia, manusia sebagai makhluk yang berakal, dapat memanfaatkan seluruh sumber daya alam untuk keperluannya. Sebagaimana tersirat dalam surat Al-Jasiyah:13,

yang artinya:

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ad di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.

Teknologi sebagai tanda syukur kepada Allah

Segala nikmat yang telah diberikan baik yang dirasakannya secara langsung, seperti makanan, minuman, udara, maupun secara tidak langsung seperti sistem keteraturan alam semesta, harus disyukuri manusia. Sebagaimana tercantum dalam surat An--aml:78 yang artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.

Teknologi sebagai jembatan menuju akhirat.

(15)

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Dengan demikian, hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan manusia adalah harus senantiasa berlandaskan nilai-nilai A-Quran,Al-Quran menggarisbawahi IPTEK sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Sebagai sarana kesejahteraan manusia, sebagai tanda syukur kepada Allah, dan sebagai jembatan menuju akhirat.

Pandangan Al-Quran tentang progresivitas IPTEK

Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan terdahulu, bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari kehidupannya terhadap produk-produk teknologi. Manusia memiliki permasalahan yang kompleks, sehingga menuntut kepada pemenuhannya secara menyeluruh. Tidak dapat dipungkiri pula, teknologi yang dikembangkan manusia menyebabkan kemadharatan bagi manusia itu sendiri. Hal ini merupakan dua keadaan yang membutuhkan suatu jalan keluar yang seimbang.

Dalam mencari jalan kelur tentang permasalahan dampak-dampak pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka mesti dikembalikan lagi pada induk penggasnya, yaitu Al-Quran. Al-Quran yang mendorong manusia untuk maju, mendasari segalanya kepada nilai-nilai. -ilai yang diusung Al-Quran adalah yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Hal itu pula yang menyebabkan Al-Quran senantiasa relevan dengan kehiupan manusia, nilai-nilai tentang kemajuan IPTEK meliputi:

(16)

Al-Quran sebagai kitab yang humanis, meletakkan segala pembahasannya yang berhubungan dengan manusia. Dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi permasalahan yang dihadapi manusai, Al-Quran berpegang pda prinsip kemashlahatan manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, Al-Quran menghendaki agar manusia tidak melakukan kerusakan-kerusakan pada alam. Menjaga keseimbangan ekologi dan ekosistem alam, berarti manusia manusia menjaga kelangsungan hidupnya.

Selain menjaga keseimbangan alam, manusia pun mempunyai status hukum muhtaram, yaitu terlarang membunuh atau memusnahkan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, Al_Quran memberikan jaminan hukum kepada manusia. Manusai dipandang sebagai makhluk pilihan yang mempunyai keistimewaan dari makhluk yang lain sehingga manusia dilarang saling membunuh dan saling menyakiti. saling berhadapan oleh manusia. -amun, Alah melalui ayat-ayat AL-Quran menghendaki manusia untuk tidak mementingkan atau membedakan antara dunia dan akhirat.

(17)

saja dengan melupakan kepentingan akhirat. Allah juga tidak menyukain manusia yang mementingkan akhirat saja, dengan mengabaikan segala ftrahnya di dunia. Yang dikehendaki Allah adalah adanya keseimbangan dunia dan akhirat sebagaimana dikutip dalam surat Al-Qasas:7, yang artinya:

Dan carilah pada apa-apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan dunia.

(18)

Penutup

Manusia adalah tema sentral dalam Al-Quran, karena ia mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam kehidupan, yaitu sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban dan tugas yang besar yaitu beribadah kepada Allah dan menjaga keseimbangan alam semesta. Dalam menjaga keseimbangan alam, manusia harus mengetahui ilmu pengetahuan yang berhubungan dengannya. Al-Quran memberikan pelajaran-pelajaran, baik berupa ayat-ayat qauliyah maupun ayat-ayat kauniyah.

Ayat qauliyah dan kauniyah Al-Quran menjelaskan kebesaran dan kekuasaan Allah. Kebesaran dan kekuasaan Allah dapat dilihat dari keteraturan alam semesta. Keteraturan alam tersebut merupakan hukum alam yang tidak boleh dilanggar oleh manusai, karena apabila manusai melanggarnya maka akibatnya akan dirasakan manusia itu sendiri. IPTEK yang benar adalah yang tidak bertentangan dengan hukum Allah.

IPTEK dipandang sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagai tanda kesejahteraan manusia, sebagai tanda syukur manusia kepada Allah, dan sebagai jembatan menuju kehidupan akhirat. Sementara itu, dalam mengembangkan IPTEK pun, manusia harus bersandar kepada nilai-nilai yang ditetapkan oleh Allah.

(19)

Daftar Pustaka

Al-Quran terjemahan. .

Ahmad Baiquni. 1996. Al-Quran dan IPA. Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta.

Ahmad Mufih Syaefuddin. 1997. Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah. Gema Insani Press. Jakarta

Dawam Rahardjo. 2002. Ensiklopedia Al-Quran. Para Madina. Jakarta.

Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar. Pustaka Panjimas. Jakarta.

Heru Santoso. 2000. Landasan etis teknologi. Kiara Wacana Yogya. Yogyakarta.

M.Quraish Shihab. 2000. Mukjizat Al-Quran. Mizan. Bandung.

M. Quraish Shihab. 2000. Wawasan Al-Quran. Mizan. Bandung.

M.Darwis Hude dkk. 2002. Cakrawala ilmu dalam Al-Quran. Pustaka Firdaus. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Persepsi kemudahan penggunaan website pelatihanorganik.com sebagian besar menyatakan setuju, yaitu sebesar 84%. Dominasi jawaban setuju tersebut menurut keterangan

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pembentukan akhlak santri melalui kegiatan majlis shalawat Burdah di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo

Pejabat dan/atau pegawai yang pada waktu penempatan tugasnya pada unit kerja Eselon II pada Kantor Pusat atau kantor vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tidak atau

Selain itu, teraniaya anak-anak yang tidak berdosa akibat ulah orang-orang (orang tua yang melakukan perziaan) yang tidak bertanggung jawab, sehingga mereka

Persentase capaian akibat pembinaan, pemberdayaan melalui perawatan, konservasi media tumbuh lahan sawah sistem pertanian organik tertingi dicapai terhadap berbagai

Studi pendahuluan dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari buku, jurnal dan catatan kuliah dijadikan dasar dalam penelitian, pengumpulan data

Menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomasa dan bahan organik pada lima carbon pool (biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah,