• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE TINGKAT KELUARGA

DI DESA MANGUNSARI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Afri Zaldy Abdulah*), Raharjo Apriyatmoko **), Abdul Wakhid ***)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Kejadian diare kerap dihubungkan dengan kondisi sanitasi yang buruk pada suatu daerah. Penggunaan jamban sehat merupakan salah satu program sanitasi yang masih menjadi masalah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan jamban sehat keluarga dengan kejadian diare tingkat keluarga di Desa

Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan cross sectional pada 63 kepala keluarga di Desa Mangunsari pada Januari 2016. Responden keluarga yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data diambil dengan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang menggunakan jamban sehat dengan baik memiliki kejadian diare yang lebih sedikit dari responden yang tidak

menggunakan jamban sehat secara baik. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0.001 yang kurang dari nilai α = 0.05. hasil tersebut menunjukan ada hubungan antara penggunaan jamban sehat keluarga dengan kejadian diare tingkat keluarga .

Berdasarkan hasil penelitian ini perlu adanya peningkatan kebijakan dan program yang lebih giat dari Puskesmas Gunungpati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Mangunsari akan pentingnya penggunaan jamban sehat keluarga bagi kesehatan.

(2)

ABSTRACT

The incidence of diarrhea is often linked with poor sanitary conditions in an area. Using latrine is one of the sanitation program which still be a problem in Indonesia. the purpose of this study was to know correlation between the use of healthy latrines with the incidence of diarrhea in Mangunsari vilages, gunungpati subdistrik, semarang. This research uses observation method with cross sectional approach to 63 households in the mangunsari village. The households were taken by simple random sampling. Data was collected by questionnaire. Processing data used chi-square test.

The research showed that respondents who use healthy latrines properly has diarrhea incident less than the respondents who did not use latrines well. Bivariate analysis results showed the value (p = 0.001) which is smaller than the value α (0.05). it is mean that there is a relationship between the use of healthy family latrine with the incidence of diarrhea at Mangunsari village, Gunungpati Semarang.

Based on the result of the research, it is requred to develop a program by Gunungpati Public Health Service that can increase considering of all Mangusari Village citizens about the use of healthy family latrine for health.

Key words : The use of healthy family latrines and Diarrhea incidents.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20 % meninggal karena infeksi diare (Depkes RI, 2011).

Menurut data World health Organization (WHO) pada tahun 2004 secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare sekaligus merupakan penyebab nomor satu kematian balita di dunia. UNICEF melaporkan setiap detik satu anak meninggal karena diare. Hal ini terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia karena burukya perilaku higiene perorangan dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial, ekonomi dan pendidikan (Novick and Marr, 2005).

Penggunaan jamban keluarga yang sehat memiliki peranan besar dalam tingginya angka kejadian diare di Indonesia. WHO memberikan predikat Indonesia sebagai negara dengan sanitasi terburuk nomor 2 di dunia setelah India. Dengan 20 juta lebih penduduk yang belum memiliki jamban keluarga (Okezone.com/lifestyle, 2014). Sedang angka prevalensi diare mencapai 3,5% dari semua kelompok usia. Artinya lebih dari empat juta penduduk Indonesia terkena diare dalam setahun. Dengan kelompok balita sebagai penyumbang angka terbesar yakni 11,4% (Riskesdas, 2013). Hal ini menunjukan sebuah indikasi besarnya pengaruh penggunaan sanitasi yang baik terhadap kejadian diare.

(3)

sebab tidak semua penderita diare memeriksakan dirinya ke Puskesmas. Sedang data dari hasil survey Yayasan Wahana Bakti Sejahtera pada januari 2015 jumlah warga Kelurahan Mangunsari yang belum memiliki jamban keluarga ialah sebanyak 86 kepala keluarga (26,7%). Angka tersebut menunjukan masih banyak anggota masyarakat yang tidak buang air secara benar. Membuat penyebaran diare di daerah tersebut menjadi lebih besar. Hal tersebut juga menjadi indikator desa mangunsari belum menerapkan sistem sanitasi berbasis masyarakat yang baik.

Besarnya angka prosentase warga Kelurahan Mangunsari yang tidak memiliki jamban keluarga, dan masih adanya fenomena penggunaan jamban yang juga belum efektif serta tingginya angka kejadian diare di Kelurahan tersebut. Membuat penulis tertarik untuk mengetahui adakah hubungan antara penggunaan jamban sehat keluarga dengan angka kejadian diare di Kelurahan Mangunsari.

METODOLOGI Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional. Suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengambilan data dengan kuisioner dan pengamatan untuk mengetahui hubungan penggunaan jamban sehat yang baik oleh keluarga di Desa Mangunsari diamati dengan kejadian diare yang terjadi pada anggota keluarganya

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada tanggal 26 Januari sampai dengan 4 Februari 2016.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang ada di Desa Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, berdasarkan data pada bulan Januari 2016.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yakni simple random sampling. Besar sampel dapat dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sehingga didapatkan 63 keluarga sesuai kriteria.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Subyek Peneliti

Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Grafik 1

Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala keluarga (Responden) Pengguna Jamban Sehat Keluarga Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (n-=63)

Tingkat pendidikan kepala keluarga yang paling banyak ialah SMA dengan 31 responden (49%) dan sebagian besar menggunakan jamban sehat keluarga yakni 26 responden. Jumlah responden yang berpendidikan sarjana adalah yang paling sedikit dengan 3 responden (5%) dan semuanya menggunakan jamban sehat keluarga.

Penghasilan Kepala Keluarga Grafik 2

(4)

Penghasilan rata-rata responden adalah 1,5 juta sampai 2 juta dengan kebanyakan menggunakan jamban sehat sebanyak 29 responden. Responden yang berpenghasilan 1,5 juta kebanyakan tidak menggunakan jamban sehat keluarga.

Penggunaan Jamban Sehat Keluarga Grafik 3

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (n-=63)

Jumlah responden yang tidak menggunakan jamban sehat sehat keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang masih cukup banyak yakni 24 responden (38%).

Kejadian Diare

Grafik 4

Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (n-=63)

Jumlah responden yang mengalami diare di Desa Mangunsari Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang masih cukup banyak yakni 29 responden (45%)

A. Hasil Tabulasi Silang Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare

Grafik 5

Tabulasi Penggunaan Jamban Sehat Keluarga Dengan Kejadian Diare Tingkat Kaluarga Di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (n=63)

Keluarga yang menggunakan jamban keluarga dan mengalami diare jumlahnya lebih sedikit dari yang tidak menggunakan yakni 12 responden (19%). Keluarga yang tidak menggunakan jamban yang diare sebanyak 17 orang (26%).

PEMBAHASAN Analisis Univariat

Gambaran Penggunaan Jamban Sehat Di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota semarang

Hasil penelitian menunjukan ada 24 responden yang belum menggunakan jamban sehat secara baik atau 38% dari jumlah total sampel. Keluarga yang menggunakan jamban sehat dengan baik sebanyak 39 orang atau 68%. Jumlah keluarga yang menggunakan jamban sehat dengan baik lebih banyak dari yang tidak.

(5)

jamban di pedesaan hanya 49,1% dan diperkotaan 76%. WHO memberikan predikat sebagai salah satu negara dengan penggunaan jamban terburuk di Dunia.

Jawa Tengah berdasarkan data BPBD tahun 2014 cakupan keluarga yang masih belum menggunakan jamban sehat masih mencapai 30%. Angka tersebut juga tidak terlalu signifikan perbedannya dengan cakupan penggunaan jamban sehat di Kota Semarang yang notabene merupakan kota metropolitan. Data Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPERMAS) tahun 2014 menyatakan bahwa cakupan penggunaan jamban sehat baru mencapai 78%. Artinya masih ada 19.700 keluarga yang belum mengakses jamban sehat secara efektif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 63 responden yang diteliti ditemukan bahwa sebagian besar responden menggunakan jamban sehat dengan baik sebanyak 39 keluarga (62%), sedang keluarga yang tidak menggunakan jamban sehat dengan baik sebanyak 24 reponden (38%). Perbedaan jumlah keluarga yang menggunakan jamban sehat dan yang tidak menggunakan jamban di Desa Mangunsari nampak tidak terlalu berbeda jauh. Artinya masih banyak warga Desa Mangunsari yang belum menggunakan jamban sehat secara baik.

Depkes RI tahun 2003 menyatakan bahwa syarat penggunaan jamban sehat harus sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Penggunaanya yang rutin dilakukan untuk kepentingan defekasi. Pemilik tidak diperbolehkan membuang kotoran di sungai maupun kebun. Kondisinya bersih, tersedia air untuk menyiram. Jarak septick tank tidak boleh kurang dari 10 meter. Tidak ada serangga atau vektor yang bisa keluar masuk. Syarat terakhir harus selalu dibersihkan.

Hasil data kuesioner penggunaan jamban sehat menunjukan item pertanyaan no 5 tentang jarak septic tank dengan sumber air sebagai pertanyaan dengan skor terendah yakni 46. Artinya sebagian besar responden yang tidak menggunakan

jamban secara sehat memiliki jarak septic tankdengan sumber air kurang dari 10 meter. Selain itu item pertanyaan nomor 3 juga memiliki poin yang sedikit yakni 54. Sebagian responden yang masuk kategori tidak menggunakan jamban sehat tidak selalu menggunakan jamban yang memiliki leher angsa atau septic tank. Jenis jamban yang digunakan sebagian responden tersebut adalah jamban cemplung. Untuk item pertanyaan lain seperti kepemilikan jamban di rumah dan penggunaannya, perilaku menyiram, adanya akses serangga yang bisa keluar masuk dan kebiasaan membersihkan memiliki skor yang relatif tidak jauh berbeda.

Menurut Notoatmojo tahun 2010 faktor pendidikan masyarakat sangat berpengaruh dalam hal pembuangan tinja masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan akan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya jamban dan manfaatnya. Pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari yang merugikan atau tidak sesuai norma kesehatan ke arah tingkah laku yang menguntungkan kesehatan atau normal yang sesuai dengan kesehatan.

Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden yang berpenghasilan kurang dari RP 1.500.000,-banyak yang tidak menggunakan jamban sehat. Responden yang berpenghasilan antara Rp 1.500.000,- sampai 2.000.000,-juga masih ada yang belum menggunakan jamban sehat meski jumlahnya lebih sedikit yakni 5 orang. Tidak ada responden yang berpenghasilan lebuh dari Rp 2.000.000,- yang tidak menggunakan jamban keluarga.

GambaranKejadian Diare Di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

(6)

separuh dari responden, meski presentase responden yang tidak terkena diare jumlahnya lebih banyak yakni 55%. Angka kejadian diare di Desa Mangunsari tercatat cukup tinggi.

Angka kejadian diare di Indonesia secara umum memang masih tinggi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa insiden diare pada semua kelompok umur adalah 3.5%. Artinya pada tahun 2013 di Indonesia ada 4.128.456 penderita diare. Kejadian diare di Propinsi Jawa Tengah juga terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.528 jiwa, pada tahun 2013 meningkat sebanyak 10.767 jiwa, sedangkan untuk tahun 2014 tercatat sebanyak 12.956 jiwa (Dinkes Jawa Tengah, 2014).

Penelitian yang dilakukan di desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang didapatkan hasil kejadian diare yang tinggi pada anggota keluarga yang dijadikan responden. Kasus diare pada anggota keluarga responden ditemui di keluarga yang tidak menggunakan jamban sehat dengan tidak baik maupun yang baik. Hasil penelitian menunjukan 29 keluarga yang terkena diare, rata-rata anggota keluarga yang terkena lebih dari satu orang dalam setiap keluarganya. Rerata usia anggota keluargapun cukup bervariasi. Artinya diare dapat menyerang siapa saja, bukan hanya mereka orang tua atau anak-anak saja.

Sudoyo Aru (2009) mendefinisikan diare sebagai defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat, kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya. Diare dapat menyerang siapa saja tidak terbatas usia.

Analisa Bivariat

Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang.

Hasil analisis hubungan penggunaan jamban sehat keluarga dengan kejadian diare tingkat keluarga di Desa Mangunsari menujukan bahwa keluarga yang menggunakan jamban sehat dengan baik lebih sedikit yang terkena diare yakni 12 responden. Keluarga yang tidak menggunakan jamban keluarga dengan baik kejadian diarenya tinggi yakni 39 keluarga (62%). Perbedaan jumlah penderita diare yang cukup besar menunjukan bahwa penggunaan jamban memiliki pengarug pada kejadian diare. Dengan menggunakan jamban risiko kejadian diare menjadi lebih kecil, walaupun tetap ada kemungkinan untuk diare.

Hubungan penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare sebalumya pernah dilakukan oleh Syuraidah pada Mei 2013 di Puskesmas Balang Lompo, Makasar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 40 sampel tersebut didapatkan p value sebesar 0,001. Artinya ada hubungan antara penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare pada warga di wilayah kerja Puskesmas balang Lompo.

Hubungan penggunaan jamban terhadap diare sebelumnya juga pernah diteliti oleh M. Hafidz pada juli 2015. M. Hafidz melakukan penelitian hubungan keadaan jamban sehat keluarga di rumah anak pra sekolah dengan kejadian diare pada anak prasekolah di Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto pada Juli 2015. Hasil penelitaian tersebut menunjukan bahwa ada hubungan antara keadaan jamban yang memenuhi kriteria sehat dengan kedaian diare pada anak pra sekolah di daerah tersebut.

(7)

(2004), yang menunjukkanbahwa program perbaikan jamban pada rumah tangga merupakan faktor protektif untuk terjadinyadiare pada balita.

Penelitian yang dilakukan oleh Wasis Eko di desa Kracak, Banyumas pada tahun 2013 tentang penggunaan jamban dan pemanfaatan terhadap kejadian diare. Hasil penelitian menunjukan penggunaan jamban memiliki hubungan dengan kejadian diare. Pemanfaatan air juga memiliki hubungan dengan kejadian diare.Warga yang menggunakan jamban dan memanfaatkan air bersih memiliki kejadian diare yang lebih sedikit dibanding warga yang tidak menggunakan jamban dan memanfaatkan air bersih.

Uji statitik dengan chi Square pada penelitian ini didapatkan p value=0,002≤0,05; sehingga ada hubungan antara pengguanaan jamban sehat keluarga pada kejadian diare tingkat keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan – keterbatasan peneliti dalam penyusunannya saja. Keterbasatasan peneliti antara lain adalah pemilihan pendekatan dengan metoda cross sectional. Kelemahan metoda ini adalah hasil dengan kejadian diare di Kota Semarang. Kelemahannya adalah peneliti tidak melakukan uji validitas kembali di daerah dengan karakteristik yang sama dengan desa Mangunsari. Karakteristik responden yang peneliti tetapakan hanya terbatas pada segi pendidikan dan penghasilan saja. Kelemahan dari segi responden diantaranya adalah ada beberapa keluarga yang tidak boleh dilihat kondisi jambannya. Hal ini membuat peneliti

hanya mampu menginterpretasikan data penelitian berdasarkan hasil isian pada kuesioner saja tanpa mengetahui keadaan jamban yang dimiliki responden sebenarnya.

KESIMPULAN

Angka penggunaan jamban sehat keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang masih belum baik. Hasil penelitian menunjukan responden yang tidak menggunakan jamban sehat dengan baik adalah sebanyak 24 keluarga (38%)

Angka kejadian diare di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang mengalami diare pada anggota keluarganya dalam 3 bulan terakhir sebanyak 29 keluarga (46%)

Dengan uji Chi Square didapatkan p value=0,002≤0,05; sehingga ada hubungan antara penggunaan jamban sehat keluarga pada kejadian diare tingkat keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

SARAN

Diharapkan kepada Puskesmas Gunungpati maupun Dinas Kesehatan Kota Semarang dapat meningkatkan program yang mengena pada masalah peningkatan level Open Defecation Free (ODF) di Desa Mangunsari. Peningkatan kinerja surveilans jamban, penyuluhan akan pentingnya jamban sehat keluarga dan bantuan pemabngunan jamban sehat keluarga dapat dijadikan alternatif yang efektif.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdullah, 2010. Tujuh Syarat Membuat Jamban Sehat. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

[2] Adisaputri, 2009. Pengaruh faktor lingkungan terhadap angka kejadian diare pada balita di kelurahan pondok

ranji. Laporan

Penelitian.Jakarta :Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahDalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Trans Info Media : Jakarta

[3] Balitbang Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta

[4] Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan

Indonesia 2011.

http://www.depkes.go.id (diakses

tanggal 12 Oktober).

[5] Dinkes Prov. Jateng. Profil Kesehatan

Jawa Tengah

2014.http://www.dinkesjatengprov.go. id/dokumen/2014/. (Diakses pada tanggal 14 September 2015).

[6] Murti. 2006. Prinsip dan Metode riset Epidemiologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

[7] Notoatmodjo, s. 2007. Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku, Jakarta: PT Rineka Cipta.

[8] Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi II. Jakarta: Salemba Medika.

[9] Setiawan, 2006. Diare Akut karena Infeksi In: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Editors: BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

[10]Sudoyo, Aru . 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Interna Publishing

[11]Syuraidah. 2013. Hubungan Penggunaan Jamban Terhadap Kejadian Diare. Makasar : Stikes Nani Hasanudin.

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan sosial masyarakat akibat alih guna hutan rawa gambut menjadi perkebunan kelapa sawit pada aspek kependudukan (demografi) menunjukan perubahan yaitu jumlah

Mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang MICE di Indonesia, maka dari itu kami D-III Manajemen Konsentrasi MICE 2016 Universitas Mercu Buana bermaksud

Berdasarkan penelitian parameter chute score didapatkan hasil bahwa temperamen sapi Bali polled lebih jinak pada saat berada dalam kandang jepit daripada sapi Bali

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Ramli Usman (2006) bahwa persajakan merupakan persamaan bunyi pada dua perkataan kata atau lebih yang secara berselang- selang maupun

Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) memberi pengaruh berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar lemak, protein, volume

Hasil pengujian reliablitas data dapat dilihat hasil pengujian reliabilitas dari variabel Good governance, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dan termasuk variabel

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Oleh karena itu dalam proses analisis penyajian data ini peneliti. menjelaskan sejarah kebudayaan Islam, dan

Setiap dokter dituntut bertindak secara profesional dan senantiasa mengembangkan ilmunya. Sehingga pekerjaan kedokteran tidak pernah lepas dari riset dan pengembangan