• Tidak ada hasil yang ditemukan

Knowledge Creation Dalam Mendukung Knowl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Knowledge Creation Dalam Mendukung Knowl"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Knowledge Creation Dalam

Mendukung

Knowledge Transfer

dan

Sharing

Pada Komunitas Virtual

Studi Kasus: Kaskus

Fajar Priyautama Magister Teknologi Informasi

Universitas Indonesia 1206194474

Abstract - Interaksi, komunikasi antar anggota komunitas virtual memungkinkan terjadinya knowledge transfer dan knowledge sharing. knowledge transfer dan knowledge sharing tercapai melalui beberapa proses

knowledge creation. Identifikasi proses

knowledge creation yang mendukung

knowledge transfer dan knowledge sharing

berdasarkan interaksi, aktivitas, komunikasi yang dilakukan antar anggota komunitas virtual. Identfikasi proses knowledge creation

yang terjadi dapat diperoleh perbedaan dan kesamaan knowledge transfer dan sharing

pada komunitas virtual selain itu dapat menjadi acuan dalam menyusun strategi pengembangan komunitas virtual yang lebih baik. Pada paper ini mengangkat studi kasus pada salah satu komunitas virtual yang ada di Indonesia yaitu Kaskus.

Keywords Komunitas; Media Sosial; Kaskus; Model SECI; Knowledge Transfer;

Knowledge Sharing

1. Introduction

Pada era globalisasi, perkembangan teknologi begitu pesat khususnya teknologi berbasis internet. Dengan internet memunkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan yang lain kapanpun dan dimanapun. Komunikasi antar individu yang mempunyai ketertarikan dan masalah yang sama akan membentuk suatu komunitas [1]. Komunitas yang melakukan komunikasi melalui internet biasa disebut komunitas virtual. Komunitas virtual membuat individu saling berinteraksi, berkomunikasi dan sharing ketertarikan yang sama tanpa mengenal batas secara geografi atau

lokasi. Dengan komunikasi antar individu komunitas terjadi transfer dan sharing knowledge mengenai suatu topik atau masalah tertentu yang mempunyai kesamaan ketertarikan. Ada banyak komunitas virtual yang berkembang di internet khususnya di Indonesia. Menurut alexa.com, pada bulan Oktober 2013, Kaskus merupakan komunitas virtual terbesar di Indonesia yang menempati peringkat 7 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia [2]. Pada paper ini akan dibahas bagaimana proses knowledge creation dalam mendukung knowledge transfer

dan sharing yang terjadi di komunitas virtual Kaskus.

2. Literature Review A. Komunitas

(2)

informasi, persahabatan dan penerimaan antara dua orang baru [4].

B. Media Sosial

Sosial media mengacu pada sarana interaksi antara orang-orang di mana mereka membuat, berbagi, dan / atau pertukaran informasi dan ide-ide dalam komunitas virtual dan jaringan. Ada 3 elemen dalam media sosial diantaranya konten, komunitas dan web 2.0 [5]. Konten mengacu pada konten yang dibuat pengguna yang bermacam-macam jenis diantaranya foto, gambar atau video, tetapi juga informasi keberadaan, tag, ulasan dan daftar urutan untuk menyebutkan beberapa contoh dari pilihan masukan yang luas dimana orang dapat membuat dan mempublikasikan di web. Pada aspek komunitas, media sosial memungkinkan orang untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun melalui objek media. Pada aspek web 2.0 merujuk pada pengembangan teknologi digital untuk pembuatan dan sharing konten bersama dengan teknologi dan aplikasi

web yang membuat orang mudah berpartisipasi pada internet.

Media sosial yang berbeda memiliki teknis, fungsi, dan karakteristik sosial yang berbeda dan memberikan saluran komunikasi yang berbeda. Ada 6 jenis media sosial diantaranya [6]:

a. Proyek Kolaborasi: website

memungkinkan pengguna untuk merubah, menambah, mengurangi konten yang ada di website contoh wikipedia.

b. Blog: pengguna bebas mengekspresikan ide, gagasan, saran ataupun kritik terhadap suatu permasalahan contoh blogspot, wordpress.

c. Komunitas Konten: antar pengguna saling berbagi konten yang dapat berupa musik video, gambar, file, ebook, informasi, knowledge contoh: indowebster, kaskus, youtube, 4shared. d. Situs Jejaring Sosial: pengguna

terhubung dengan membuat profil pribadi, mengundang teman-teman, untuk mengakses profil tersebut, mengirim e-mail dan pesan singkat satu sama lain contoh facebook.

e. Dunia Permainan Virtual: dunia virtual mereflesikan lingkungan 3 dimensi dimana pengguna muncul dalam bentuk avatar dan berinteraksi dengan yang lain seperti dalam kehidupan yang nyata contoh gameonline.

f. Dunia Sosial Virtual: pengguna memilih perilakunya secara bebas dan kehidupan virtual mirip dengan kehidupan secara nyata contoh second life application.

Ada 3 proses knowledge management yang didukung oleh media sosial diantaranya:

knowledge evolution, knowledge use/reuse, knowledge sharing [7].

C. Kaskus

Kaskus merupakan salah satu jenis media sosial yang termasuk dalam komunitas konten. Menurut alexa.com kaskus merupakan komunitas virtual terbesar di Indonesia [2]. Kaskus didirikan oleh Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Darmawan. Secara garis besar kaskus dibagi menjadi 2 forum yaitu forum diskusi dan forum jual beli [8]. Forum tersebut menyediakan informasi, knowledge, bergabung dengan komunitas baru, hingga jual beli segala jenis barang dan jasa dengan harga terbaik.

Forum diskusi adalah tempat untuk mendiskusikan topik-topik tertentu yang menarik bagi anggota komunitas kaskus. Sedangkan forum jual beli adalah tempat untuk melakukan jual beli/transaksi segala macam produk dan jasa baik yang ditawarkan maupun yang dicari oleh anggota komunitas kaskus.

(3)

D. Model SECI

Model SECI merupakan model yang merujuk pada proses penciptaan dan konversi suatu knowledge. Model SECI pertama dikembangkan oleh Nonaka dan Takeuchi. Model SECI terdiri dari 4 proses: Socialization, Externalization, Combination, dan

Internalization [9]. Socialization merupakan proses konversi knowledge dari tacit knowledge

menjadi tacit knowledge yang baru.

Externalization merupakan proses konversi

knowledge dari tacit knowledge menjadi

explicit knowledge. Combination merupakan proses konversi knowledge dari explicit knowledge menjadi explicit knowledge yang baru. Internalization merupakan proses konversi knowledge dari explicit knowledge

menjadi tacit knowledge.

Gambar 1. Proses Knowledge Creation Model SECI

Berdasarkan Gambar 1. Knowledge creation merupakan pengembangan secara terus menerus dalam konversi bentuk dan fungsi dari tacit knowledge dan explicit knowledge.

E. Knowledge Transfer

Knowledge Transfer adalah suatu proses keterlibatan, kerjasama saling menguntungkan dengan perusahaan, pemerintah, atau komunitas untuk menghasilkan, memperoleh, menerapkan, dan membuat knowledge yang dibutuhkan sehingga dapat diakses untuk meningkatkan keahlian, kompetensi manusia, lingkungan dan kehidupan sosial yang baik [10]. Sedangkan menurut Argote dan Ingram, knowledge

transfer adalah suatu proses yang terjadi pada suatu unit (kelompok, departemen, divisi, dll) yang dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh unit lain [11]. Pada proses

knowledge transfer ide inisiatif diidentifikasikan sebagai knowledge yang berguna kemudian disebar dan diteliti [12].

Knowledge transfer mempunyai objek penerima knowledge yang jelas dengan petunjuk arahan tunggal [1].

F. Knowledge Sharing

Knowledge Sharing adalah aktivitas pertukaran knowledge antar orang, teman, keluarga, komunitas atau organisasi [13]. Proses knowledge sharing didukung oleh

knowledge sharing system [14]. Knowledge sharing system sendiri merupakan sistem yang memungkinkan anggota organisasi untuk mengakusisi tacit knowledge dan explicit knowledge dari anggota yang lain. Knowledge sharing melakukan sharing dengan cara yang tidak dimaksud dengan banyak petunjuk tanpa objek yang jelas [1].

3. Metode

Pada penulisan paper ini metode yang digunakan adalah metode penelitian eksploratif dengan mereview literatur dengan studi kasus komunitas kaskus sebagai objek penelitian. Paper ini berusaha menggambarkan proses knowledge transfer dan knowledge sharing yang terjadi pada komunitas kaskus. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data hasil pengamatan maupun penelitian dari orang lain.

4. Result

Pada bagian ini akan dibahas bagaimana proses knowledge creation dalam mendukung

(4)

A. Knowledge Sharing Pada Kaskus

Pada forum diskusi sharing knowledge, anggota kaskus menuangkan gagasan, ide, pendapat yang ada dalam pikiran untuk dituangkan/diposting ke dalam forum. Pada proses ini terjadi konversi knowledge dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge yang merujuk pada proses externalization. Kemudian anggota lain akan merespon, mengomentari, menambahkan bahkan mengkritik hasil postingan tersebut berdasarkan pengalaman dan

knowledge yang dimiliki. Pada proses tersebut juga terjadi konversi knowledge, yaitu pengalaman, pegetahuan yang dimiliki oleh anggota lain yang berbentuk tacit dikonversi ke dalam bentuk dokumen teks. Akibat dari respon anggota lain, hasil postingan dari anggota yang melakukan posting menjadi lebih kaya dan lebih mendalam mengenai topik yang dibahas sehingga tercipta knowledge baru. Pengembangan postingan tersebut merujuk pada proses combination dalam proses

knowledge creation. Knowledge creation dalam mendukung knowledge sharing pada forum diskusi sharing dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2. Proses Knowledge Creation pada Knowledge Sharing

Pada Gambar 2. proses lessons learned di dalam knowledge sharing juga terjadi pada anggota sehingga memberikan nilai tambah dan manfaat pada anggota sehingga lebih mudah menyelesaikan masalah yang berkaitan atau mirip dengan topik yang dibahas dalam diskusi. Selain itu orang yang tidak termasuk anggota (non anggota) juga bisa memperoleh manfaat dari knowledge sharing ini dikarenakan forum

diskusi dapat diakses siapapun tanpa harus menjadi anggota. Meskipun orang yang non anggota dapat mengakses forum tetapi tidak dapat memberikan respon terhadap topik yang didiskusikan di forum.

B. Knowledge Transfer Pada Kaskus

Salah satu bentuk forum diskusi yang ada di kaskus adalah forum bertanya kepada antar anggota. Forum dimulai dengan seorang anggota menanyakan suatu permasalahan yang belum ada solusinya kepada anggota yang lain dengan harapan memperoleh solusi dari respon dari anggota yang lain. Pada aktivitas ini terjadi proses konversi knowledge, yaitu permasalahan yang ada di pikiran di tuangkan ke dalam dokumen teks sehingga dapat dicapture oleh anggota lain. Proses tersebut merujuk pada model SECI yaitu externalization. Selanjutnya anggota lain yang menguasai bidang yang ditanyakan (expert) akan memberikan solusi berdasarkan knowledge dan pengalaman yang dimiliki. Pada aktivitas yang dilakukan anggota lain ini terjadi proses konversi knowledge yang merujuk pada model SECI yaitu

externalization. Solusi yang diberikan tidak hanya pada 1 expert saja tetapi dari beberapa

expert sehingga terjadi proses combination..

Knowledge creation dalam mendukung

knowledge transfer pada forum diskusi bertanya dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 3. Proses Knowledge Creation pada Knowledge Transfer

Pada Gambar 3. terlihat bahwa bentuk

(5)

Dengan lessons learned yang terjadi pada anggota yang bertanya diharapkan dapat memecahkan permasahan dengan situasi yang sama berdasarkan best practices yang diberikan. Karena forum ini bisa diakses oleh siapapun, maka orang yang bukan anggota bisa mendapatkan manfaat dari knowledge transfer

yang ada di forum untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.

5. Discussion

Pada bagian ini akan dibahas mengenai perbedaan knowledge transfer dan knowledge sharing pada komunitas virtual (Kaskus). Secara garis besar knowledge creation dalam mendukung knowledge transfer dan knowledge sharing pada komunitas virtual (Kaskus) tidak jauh berbeda. Perbedaannya pada knowledge transfer tidak terdapat proses combination pada

knowledge creation dan proses knowledge transfer pada anggota lain hanya 1 arah sedangkan proses knowledge sharing pada anggota lain terjadi 2 arah.

Pada knowledge sharing, proses

combination muncul di forum dikarenakan anggota yang lain memberikan respon dengan mengembangkan knowledge yang ada baik menambanhkan, memberi kritik positif atau negatif sehingga tercipta explicit knowledge

yang baru, yang lebih lengkap, lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat/nilai baik kepada anggota yang melakukan sharing, anggota yang lain dan non anggota. Pada

knowledge transfer, proses combination terjadi dikarenakan beberapa anggota lain memberikan solusi pada permasalahan yang ditanyakan oleh anggota yang bertanya. Dengan variasi solusi yang diberikan oleh anggota lain, anggota yang bertanya mempunyai pilihan untuk menggunakan solusi yang paling sesuai untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Berbeda dengan knowledge sharing, pada

knowledge transfer ini knowledge hasil

combination hanya ditujukan untuk anggota yang bertanya, anggota lain dan non anggota hanya sebatas memanfaatkan solusi yang diberikan pada forum apabila menemui permasalahan dengan kondisi yang sama.

Knowledge transfer pada anggota yang lain terjadi 1 arah dikarenakan tidak ada proses

lessons learned pada anggota yang ahli terhadap permasalahan yang dikemukakan oleh anggota yang bertanya. Anggota yang ahli tidak memperoleh manfaat/nilai dari permasalahan yang dikemukakan oleh anggota yang bertanya karena anggota yang ahli mempunyai solusi berdasarkan pengalaman dan knowledge yang dimiliki yang selanjutnya akan ditransfer kepada anggota yang bertanya. Sedangkan

knowledge sharing pada anggota yang lain terjadi 2 arah dikarenakan knowledge yang disampaikan di forum dapat memberikan manfaat/nilai kepada anggota yang lain. Selain itu pada anggota yang lain terjadi lessons learned sehingga anggota yang lain memungkinkan memberi feedback atau respon terhadap topik yang didiskusikan berdasarkan pengalaman dan knowledge yang dimiliki.

Feedback atau respon dari anggota yang lain membuat knowledge yang disampaikan di forum menjadi lebih kaya, lebih mendalam, lebih lengkap, dan lebih baik. Disamping itu feedback atau respon yang diberikan oleh anggota yang lain tidak ditujukan kepada anggota yang melakukan sharing knowledge

semata kepada semua anggota dan non anggota yang memanfaatkan knowledge yang ada di forum. Hal tersebut berbeda dengan knowledge transfer dimana solusi yang diberikan tertuju pada anggota yang bertanya dan non anggota juga dapat memanfaatkan solusi tersebut sebagai knowledge untuk mengatasi permasalahan yang sama.

Ada persamaan dari proses knowledge creation pada knowledge transfer dan knowledge sharing diantaranya proses

internalization, externalization dan

combination. Selain itu knowledge transfer dan knowledge sharing sama-sama tidak terdapat proses socialization dikarenakan tidak ada aktivitas yang menkonversi tacit knowledge

menjadi tacit knowledge yang baru.

6. Conclussion

Setelah membahas proses knowledge creation dalam mendukung knowledge transfer

dan knowledge sharing, kita bisa mengidentifikasi proses konversi knowledge

yang terjadi pada knowledge transfer dan

(6)

(Kaskus). Meskipun pada paper ini mengidentifikasi proses konversi knowledge, akan tetapi hasil identifikasi tidak bisa digeneralisasi dikarenakan hanya menggunakan 1 objek komunitas virtual yaitu Kaskus. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian selanjutnya dengan objek komunitas virtual lainnya sehingga dapat diketahui pola, variasi konversi knowledge secara lebih general. Dengan mengetahui proses knowledge creation

dalam mendukung knowledge transfer dan

knowledge sharing dapat menjadi acuan dalam menyusun strategi pengembangan komunitas virtual yang lebih baik.

References

[1] E. M. Awad and H. M. Gazhiri, Knowledge Management, United States: Prentice Hall; United States ed edition, 2004.

[2] Alexa, "alexa.com," [Online]. Available: http://www.alexa.com/topsites/countries/ID. [Accessed 18 October 2013].

[3] I. Pears, An Instance of the Fingerpost, Berkley, 1999.

[4] B. Wellman, Networks In The Global Village: Life In Contemporary Communities, Westview Press, 1998.

[5] T. Ahlqvist, A. Back, M. Halonen and S. Heinonen, Social Media Roadmaps : Exploring the futures triggered by social media, Vuorimiehentie, Finland: JULKAISIJA - UTGIVARE, 2008.

[6] A. M. Kaplan and M. Haenlein, "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media," Business Horizons, vol. 53, p. 59— 68, 2010.

[7] Y. Zheng, L. Li and F. Zheng, "Social Media Support for Knowledge Management," Management and Service Science (MASS), no. IEEE, pp. 1-4, 2010.

[8] Kaskus, "Kaskus," [Online]. Available: http://support.kaskus.co.id/about/about_kaskus.htm l#content. [Accessed 24 October 2013].

[9] I. Nonaka and H. Takeuchi, "The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation," International Business Studies, vol. 27, no. 1, pp. 196-201, 1996. [10] PhillipsKPA Pty Ltd, "Knowledge Transfer and Australian Universities and Publicly Funded Research Agencies," Department of Education, Science and Training (DEST) of Australia,

[Online]. Available:

http://www.dest.gov.au/NR/rdonlyres/36818C20-

9918-4729-A150-464B662644B3/12630/Knowtran_FinalCompilatio n_005_web1.pdf. [Accessed 24 October 2013]. [11] L. Argote and P. Ingram, "Knowledge transfer: A

Basis for Competitive Advantage in Firms," Organizational Behavior and Human Decision Processes, vol. 82, no. 1, p. 150–169, 2000. [12] B. Wang, J. Yang and H. Liu, "Understanding the

Mechanism of Social Network in the Knowledge Transfer Process," Technology Management for Global Economic Growth (PICMET), 2010 Proceedings of PICMET '10, no. IEEE, pp. 1 - 6, 2010.

[13] W. Bukowitz and R. L. Williams, The Knowledge Management Fieldbook, FT Press, 1999.

Gambar

Gambar 1. Proses Knowledge Creation Model SECI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transparansi pengelolaan dana desa dalam pembangunan infrastruktur di Desa Diat Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang

menunjukan bahwa; 1) pelaksanaan program PKB di kota Tebing Tinggi terlaksana melalui perintah secara pesan lisan oleh Kepala Sekolah kepada guru PJOK mengenai pengaktifan

Berdasarkan pengamatan lang- sung di lapangan, pada lokasi ini tanah terdiri dari 3 lapisan, lapisan tanah/batuan di permukaan lereng merupakan tanah lapuk dan gembur, tanah

Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko-risiko pada rantai pasok ikan bandeng, melakukan analisis untuk mengetahui risiko tertinggi pada masing-masing

Termasuk semua hambatan tetap (kolom, elevator, tangga, dan lain-lain). Cari daerah penerima dan pengiriman.. Cari berbagai jenis penyimpanan. Menetapkan bahan-bahan untuk

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 merupakan kebijakan Legislatif dalam upaya menanggulangi tindak pidana terorisme di Indonesia dan juga melawan

Telekomunikasi (Telkom) Akses Jambi dirasakan menyulitkan calon pelanggan baru dalam proses pelayanan untuk pemasangan telepon, dan modem speedy, selain itu informasi

Konsentrasi fosfat yang tinggi di lapisan permukaan Stasiun 9 (Barat Daya Pulau Matasiri) kemungkinan disebabkan karena terjadinya percampuran masa air tawar dari