• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM RADIO 2.1 Sejarah Radio - Chapter II (516.2Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM RADIO 2.1 Sejarah Radio - Chapter II (516.2Kb)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM RADIO 2.1 Sejarah Radio

Radio sudah mengalami perkembangan dari masa ke masa dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Berikut, penulis akan membuat sejarah perkembangan radio baik itu secara mendunia dan sejarah radio di Indonesia6. Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Camridge dan James Clerk Maxwel terpilih sebagai ketua pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish. Dari hasil penelitian nya, Maxwel kemudian menghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter7

6

Onong Uchyana Efendi, Ilmu, Teori dan Filsafat, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hal. 156-170

7 Ibid

., hal. 146-147

(2)

dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut dikedua belah pihak pada perang dunia 11. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk menyamapikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung.

Setelah perang dunia 11 selesai dan setiap negara kembali menumpahkan perhatianya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofone dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh.

Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara yang lain yang bias memimbulkan kerugian 8

Radio pertama di Indonesi (pada waktu itu bernama Nederland Hindia Belanda) ialah Bataviase Radio Vereningin (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan

tanggal 16 Juni 1925. Radio siaran di Indonesia selama penjajahan belanda dahulu mempunyai status swasta. Setelah munculnya BRV, maka muncul pula stasiun-stasiun radio yang lain yang bersifat ketimuran seperti Nederlansch Indische Radio Omroeap Mij (Nirom) di Jakarta, Bandung dan Medan, Solosche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep Luisteraars (VOLR) di Bandung, Vereniging Voor

Oosterse Radio Omroep (VORO) di Surakarta, Chieneese en Inheemse Radio Luisteraars

Vereniging Oos Java (CIRVO) di Surabaya, Eerste Madiunse Radio Omroep (EMRO) di .

2.2 Sejarah Radio di Indonesia

8Ibid

(3)

Madiun, dan lain-lain. Radi sekian banyak radio itu, yang paling besar adalah NIROM karena mendapatkan bantuan dari pemerintahan Belanda yang lebih bersifat mencari keuntungan finasial dan membantu kukuhnya penjajahan Belanda menghadapi semangat kebangsaan kalangan penduduk pribumi yang berkobar sejak tahun 1908, lebih-lebih setelah tahun 1928.

Sebagai pelopor lahirnya radio usaha Indonesia adalah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan pada tanggal 1 april 1933 yang didirikan oleh Mangkunegoro V11 seorang bangsawan Solo dan seorang insinyur bernama Ir. Sarsito Mangunkusumo.

Banyaknya siaran radio yang munucul membuat NIROM. NIROM yang pada awalnya adalah radio yang mensubsidi radio yang bersifat ketimuran diatas menarik dan mengurangi subsidinya. Hal tersebut dilakukan untuk mematikan radio-radio yang bersifaat ketimuran. Hal tersebut menjadi berita yang sangat mengejutkan bagi radio-radio yang bersifat ketimuran diatas.

Pada tanggal 29 maret 1937, atas usaha Volksraad M. Sutarjo Karthohadikusuma dan Ir. Sarsito Mangunkusumo diselenggarakan sebuah pertemuan diantara radio-radio yang bersifat ketimuran yang bertempat di Bandung dan hasil dari pertemuan itu melahirkan badan baru bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) dan yang menjadi ketua adalah Sutardho Kartohadikusumo.

(4)

Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Sejak itu, bekas kawasan Hindia Belanda beralih ke pemerintahan Jepang. Radio yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya bernama Hoso Kyoku terdapat di bandung, Purwokerto, Yokya, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Di samping stasiun-stasiun tadi, setiap Hoso Kyoku memiliki cabang disetiap kabupaten-kabupaten. Semua pesawat disegel, agar masyarakat tidak bisa mendengarkan siaran luar negeri selain radio yang dimiliki pemerintah jepang. Dalam pemerintahan Jepang ini, kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang pesat, jauh sekali dibandingkan ketika pemerintahan Belanda.

Tanggal 14 Agustus 1945, terdengar berita bahwa Jepang telah menyerah kalah tanpa syarat kepada tentara sekutu, setelah Jepang mengalami serangan bom atom yang hebat di Hirosiman dan Nagasaki. Seperti yang disebutkan diatas, rakyat tidak diperbolehkan mendengarkan siaran luar negeri. Namun, di kalangan pemuda terdapat orang yang dengan resiko kehilangan nyawa tetap mendengarkan radio siaran luar negeri dan mengetahui bahwa Jepang telah menyerah.

(5)

bersejarah itu dapat dikumandangkan di luar batas tanah air dengan resiko para petugas nya diberondong oleh tentara Jepang. Siaran ini mengudara dengan gelombang-gelombang pendek yaitu 16 meter, 19 meter, 24 meter, 24 meter, dan 45 meter PMH. Namun, walaupun pemerintah Jepang sudah kalah, mereka tetap memerintahkan kepada orang-orang radio agar menghentikan siarannya. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Sebuah pemancar gelap telah diusahakan dan tidak lama kemudian berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call Radio Indonesia Merdeka.

Pada tanggal 15 Agustus 1950 jam 08.05, presiden Soekarno menyatakan bahwa seluruh Indonesia sejak hari itu menjadi Negara Kesatuan dengan nama Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945. sejak itu pula, radio siaran di Indonesia meliputi 22 studio kembali ke call: Di sini Radio Republik Indonesia.

Sampai akhir tahun 1966, RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah. Pada tahun itu, terjadi banyak perubahan dalam masyakarat akibat pergolakan politik, yakni beralihnya pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sebutan perubahan orde lama ke orde baru. Situasi peralihan ini merupakan kesempatan baik bagi mereka yang mempunyai hobi radio amatiran untuk mengadakan radio siaran.

(6)

Berdasarkan UU no. 5/TH.1964 dalam rangka usaha penertiban dan pengarahan kepada hal-hal yang positif, maka pada tahun 1970, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 1970 tentang radio siaran non pemerintah yang mengatakan bahwa radio non pemerintah berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan dan alat hiburan, dan bukan untuk kegiatan politik. Dalam peraturan itu ditentukan bahwa radio siaran non pemerintah harus berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan, dan alat hiburan, bukan alat untuk kegiatan politik.

Meskipun bidang radio siaran adalah pendidikan, penerangan dan hiburan, namun operasinya tidak menutup kemungkinan untuk siaran-siaran yang bersifat komersial. Namun demikian, dalam pelaksanaannya mengikuti ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai usaha-usaha bersifat komersial, antara lain dalam bidang perpajakan.

Sampai dengan tahun 1980, jumlah stasiun radio non RRI tercatat 948 buah yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 136 stasiun radio pemerintah daerah. Badan radio non pemerintahan tersebut terhimpun dalam satu wadah yaitu Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesi (PRSSNI). Organisasi yang didirikan pada tanggal 17 Desember 1974 berkedudukan di ibukota Republik Indonesia.

(7)

Dalam bidang elektronika, pada tanggal 17 Agustus 1976 mempunyai arti yang sangat penting bagi Indonesia dengan diluncurkannya satelit Komunikasi Palapa. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa ini merupakan media yang sangat ampuh bagi siaran (radio, televisi, telepon, teleks dan lain-lain) guna mencapai 147 penduduk Indonesia yang menghuni 13.677 pulau di Nusantara9

Sejarah perkembangan radio di Medan dimulai pada zaman penjajahan Belanda, sama seperti perkembang radio di Jakarta (Batavia) pada sekitar tahun 1930-an. Di Jakarta pendiri siaran radio swasta dipelopori oleh orang belanda , hal yang sama terjadi juga di Medan yang tercatat sebagai perdiri pertama radio swasta di Medan adalah seorang Belanda bernama Meyer. Ia adalah seorang direktur perusahaan bioskop Nibem yang merasa tertarik juga kepada bidang radio. Pada tahun 1930, Meyer pertama kali mendirikan radio swasta yang bernama “Meyer Omroep Voor Allen” (MOVE)

2.3 Sejarah Radio DI Medan

10

Pada masa itu di Sumatera Timur sudah berdiri banyak perusahaan perrkebunan besar milik Belanda, usaha Meyer itu menarik beberapa pengusaha perkebunan bangsa Belanda, sehingga mereka mengikuti jejak Meyer mendirikan radio swasta untuk kepentingan perusahaan mereka, setelah pengusaha-pengusaha perkebunan Belanda mendirikan radio siaran swasta di Medan, maka terbentuklah sebuah organisasi radio bernama ”Algemeene Vereniging Radio Omroep Medan” (AVROM) yang juga dipelopori oleh

pengusaha-pengusaha perkebunan Belanda11

9Ibid

., hal. 156-170

10

RRI Nusantara1 Medan (tampa penerbit), Sejarak Singkat RRI Nusantara 1 Medan, Medan: 1977, hal. 24

11Ibid

., hal. 28

(8)

dengan jelas bahwa siaran radio di Medan sekitar tahun 1930-an didominasi oleh pengusaha-pengusaha Belanda dengan sendirinya siaran radio di Medan pada masa itu ditujukan untuk kepentingan siaran radio dalam bidang komersial.

Pada tanggal 13 maret 1942 tentara Jepang sudah mulai menduduki kota Medan. Sejak saat itu, mereka tidak mengijinkan penduduk mendengarkan siaran radio luar negeri, sebab menurut pandangan jepang siaran tersebut dapat mempengaruhi sikap rakyat Indonesia terhadap Jepang. Oleh sebab itu mereka segera menyita pesawat radio kepunyaan penduduk.

Dipihak lain Jepang memerlukan siaran Radio untuk kepentingan propaganda mereka, tentara pendudukan jepang menyelenggarakan siaran Radio sendiri, radio Jepang di daerah-daerah penting yang mereka duduki bernama Hoso Kyoku, stasion radio Hoso Kyoku di Medan Baru, berdiri lebih kurang setahun setelah tentara Jepang menduduki kota Medan. Alat-alat radio milik NIROM sebahagian tidak dapat dipergunakan lagi dan alat-alat pemancar, sebahagian besar sudah dirusak oleh Belanda menjelang masuknya Jepang, hal inilah yang membuat tertundanya siaran radio tersebut.

Menjelang akhir tahun 1942, tiba di Medan orang-orang Jepang yang akan meminpin radio Jepang Hoso Kyoku, pada mulanya terletak di Jalan Balai Kota sekarang. Jepang kemudian mempergunakan sebuah gedung, bekas milik perusahaan Deli Maatschappy yang terletak di Sei Kambing, Jalan Binjai Medan. untuk menjalankan administrasi pemerintah Jepang tetap mempekerjakan bekas pegawai kantor Belanda, tetapi untuk kegiatan Medan Hoso Kyoku tidak demikian halnya. Penyelenggaraan administrasi dan siaran serta bidang

(9)

untuk bekerja pada Medan Hoso Kyoku. Mereka terdiri dari pemuda-pemuda Indonesia. Setelah melalui seleksi yang cukup ketat akhirnya yang dapat diterima hanya 7 orang saja12

12

Chairul Arif, “RRI Nusantara III Medan Sejarah dan Perkembangannya 1955-1997”, Skripsi, Medan: Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, 1996, hal. 24-25

. Pada masa pendudukan Jepang, rasa kebangsaan Indonesia yang sejak lama mendambakan kemerdekaan makin menyala-nyaala, oleh sebab itu di antara para pegawai bangsa Indonesia yang bekerja pada Medan Hoso Kyoku, ada yang bekerja secara diam-diam dan rahasia berusaha memanfaatkan siaran Medan Hoso Kyoku untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia, seperti misalnya menyiarkan sebanyak mungkin lagu-lagu Nasional yang diciptakan komponis-komponis Indonesia.

Bagi orang-orang Indoesia bekerja pada radio Jepang Hoso Kyoku, bukan sesuatu yang enak karena mereka selalu diawasisehingga tidak punya kebebasan. Selain mengamat-amati, orang jepang tidak segan-segan melakukan tindakan kejam terhadap pegawai-pegawai Indonesia yang bekerja pada Medan Hoso Kyoku, mereka mendapat berbagai pengalaman dalam bidang keradioan, ternyata kelak sangat berguna ketika mereka melakukan kegiatan radio untuk kepentingan perjuangan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan do Proklamasikan.

(10)

Pada saat pasukan sekutu telah berada di Medan, maka alat pemancar dicoba pada malam hari serta dilakukan hubungan dengan Jakarta. Dalam siaran percobaan ini mereka menggunakan “Stasiun Call”: “Inilah Radio Negara Indonesia di Medan”. alat pemancar tersebut berkekuatan 300 watt, dengan demikian siaran hanya menjangkau daerah Medan dan sekitanya.

Kehadiran pasukan sekutu dan Netherlands Indies Civil Administration (Nica) di Medan sejak bulan Oktober 1945, ternyata bukan hanya untuk mengurus kepentingan sekutu, tetapi juga mendukung kepentingan Belanda yang ingin kembali mengsejak bulan Oktober 1945, ternyata bukan hanya untuk mengurus kepentingan sekutu, tetapi juga mendukung kepentingan Belanda yang ingin kembali menguasai daerah Sumatera Timur. Banyak terdapat perusahaan perkebunan milik Belanda. Pasukan sekutu ternyata memberi dukungan untuk kepentingan penjajahan Belanda.Oleh karena kehadiran mereka dari semula menang sudah tidak di sukai rakyat, maka suasana permusuhan dari hari ke hari semakin terasa antara pihak Indonesia dan pasukan sekutu maupun Nica13

Kenyataan ini menunjukkan, betapa liciknya cara-cara yang dipergunakan oleh NICA untuk mencapai tujuannya. Gelombang siaran radio Indonesia yang telah popular di tengah masyarakat, sengaja di pergunakann untuk kepentingan propaganda penjajah. Pada bulan

.

Pada tahun 1947 NICA berhasil menduduki kota Medan. mereka mulai menyelenggarakan siaran radio yang dikelola oleh Dienst Voor Lager Contacten (DLC) yaitu dinas yang menghubungi tentara Belanda. Siaran radio yang diselenggarakan oleh DLC tersebut menggunakan call: Radio Sumatera”.

13 Ibid

(11)

November 1947, Radio Sumatera kepunyaan Nica di Medan mulai memperluas siaran dengan acara yang mempergunakan bahasa Indonesia.

Namun demikian ternyata rakyat Indonesia di Sumatera tidak pernah lemah semangatnya, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, malah sebaliknya Belanda sendiri yang semakin terdesak, hingga harus menyerahkan kedaulatan ketangan bangsa Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

Dari sejak berdirinya pada tanggal 11 September 1945 di Jakarta, RRI senantiasa seirama dengan gerak perjuangan bangsa Indonesia dan perkembangan politik Republik Indonesia. Oleh karena itu dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), maka seluruh siaran-siaran radio, baik RRI maupun radio Belanda Radio Omroep In Overgangstijd (ROIO) di satukan menjadi Radio Republik Indonesia Serikat. Dengan demikian, maka sejak awal tahun 1950 radio Belanda ROIO yang berkedudukan di Medan dibentuk menjadi Radio Republik Indonesia Serikat.

Pada awal tahun 1950 Radio Republik Indonesia Serikat di Medan mempergunakan “stasiun call”: “Disini Radio Republik Indonesia Medan”. tetapi setelah bulan Februari “stasiun call” tersebut diubah menjadi Radio Republik Indonesia Serikat14

Sejalan dengan perubahan yang terjadi, maka atas keputusan pemerintah Republik Indonesia, sejak tahun 1950 seluruh stasiun radio kepunyaan pemerintah kembali menjadi Radio Republik Indonesia (RRI). Oleh karena itu maka sejak bulan Oktober 1950, Radio Republik Indonesia Serikat di Medan berubah pula kedudukannya menjadi Radio Republik Indonesia dengan “stasiun call”: “Disini Radio Republik Indonesia Medan”. pimpinan RRI

.

14

(12)

Medan pada waktu itu adalah Soeratno yang kemudian diganti oleh Loetan Soetan Toenaro pada bulan November yaitu pimpinan RRI Padang yang dipindahkan ke Medan.

Setelah dua tahun RRI Medan berkumandang diudara, maka terjadilah peristiwa penting dimana RRI diuji kemampuannya yaitu harus meliput peristiwa bersejarah, dengan menyelenggarakan PON ke-III di Medan dan pemberontakan DII/TII di Aceh.

Pada tanggal 20-27 September 1953, tibalah saatnya RRI Medan menghadapi suatu tugas yang cukup berat, yang belum pernah dilaksanakan RRI Medan sebelumnya. Pada tahun itu Pekan Olah Raga Nasional (PON) ke-III di selenggarakan di Medan. PON tersebut merupakan peristiwa penting bagi bangsa Indonesia karena selain mengandung aspek persatuan, juga untuk pembinaan olah raga (atlit) maka seluruh kegiatan itu harus diliput oleh RRI Medan, agar dapat diketahui oleh masyarakat luas, bukan saja di daerah Sumatera Utara tetapi juga di seluruh Indonesia. Untuk kegiatan penyiaran PON ke III selain mendapat tambahan sebuah alat pemancar juga di datangkan tenaga dari RRI Jakarta, untuk bekerja sama dengan RRI Medan.

Setelah di selenggarakannya PON ke III di Medan, terjadi suatu perubahan bagi perkembangan kota Medan sebab terjadi kota utama di Sumatera. Prospek yang demikian itu melahirkan gagasan untuk membangun suatu studio baru bagi RRI Medan, untuk menggantikan studio sederhana yang terletak di jalan serdang, karena kota medan terus berkembang menjadi kota besar, di perkirakan memerlukan satu stasiun radio yang lebih sempurna.

(13)

20% untuk siaran berita, 10% untuk siaran pemeritahan dan penerangan umun, 5% untuk siaran pendidikan, 53% untuk siaran music, 25% untuk meliputi kesenian daerah, 15 % untuk kesenian Indonesia baru, 5% untuk variasi, 8% untuk kesenian asing. RRI merupakan primadona di angkasa Sumatera Utara, bahkan di Pulau Sumatera15

Radio amatir adalah komunikasi dua arah melalui radio dengan status amatir yang telah diakui. Kegiatan Amatir Radio adalah kegiatan melatih diri dengan saling komunikasi dan penyelidikan teknik radio yang diselenggarakan oleh para amatir radio. Para amatir radio merupakan orang yang memiliki hobi dan bakat dibidang teknik elektronika radio dan

.

Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan kegiatan RRI dimanapun juga. Sejak munculnya RRI Medan pada tahun 1950, kelompok-kelompok musik yang terdapat di Medan seperti Orkes Rayuan Kencana pimpinan lily Suheiry, Orkes Terang Bulan Pimpinan B.J. Supardi dan Orkes Rayuan Kesuma pimpinan T. Sahdan ikut aktif mengisi acara siaran music di RRI Medan.

Sejalan dengan perkembangan RRI Medan yang dilakukan pada tahun 1950-an, maka pada bulan Desember 1954 didirikan Orkes Studio Medan (OSM) di bawah pimpinan komponis Lily Suheiry. Puluhan musisi terkemuka di Medan ikut menjadi anggotanya, sehingga pada tahun 1950-an Orkes Studio Medan muncul sebagai salah satu kelompok musik atau orkes terkemuka di Indonesia. Untuk menjamin mutu musisi yang ikut menjadi anggota Orkes Studio Medan, dari Jakarta sengaja didatangkan komponis dan musisi nasional terkenal seperti Saiful Bahri, Iskandar Suwandi dan Gito Martoyo, untuk menguji para musisi yang akan menjadi anggota orkes tersebut.

2.4 Radio Siaran Swasta dan Keunggulannya

15

(14)

komunikasi tanpa maksud komersial. Selain itu para amatir radio menggunakan radio amatirisme sebagai wadah dengan tujuan pribadi tanpa mencari keuntungan keuangan serta mendapat izin untuk mengoperasikan pesawat amatir radio. Makna amatir itu adalah seseorang yang menekuni suatu hobi tanpa dibayar, ia tidak dibayar untuk melakukan komunikasi, mempelajari lebih dalam lagi di bidang itu, dan tidak dibayar demi kepuasan dan kesenangan hatinya sendiri.

Kegiatan radio amatir di Indonesia diwadahi oleh organisasi-organisasi seperti Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia berdiri pada 8 April 1968 dan berubah namanya pada kongres pada tahun 1975 menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan sama yaitu ORARI . Pada tahun 1977 ORARI resmi menjadi anggota IARU. ORARI adalah salah satu organisasi amatir radio yang diakui oleh Republik Indonesia. Sejak tahun 1970-an ORARI berkembang karena semakin banyaknya penggemar radio amatir di Indonesia mengunakan radio sebagai alat berkomunikasi sehingga terjalin komunikasi antar perorangan atau komunitas radio amatir Selain ORARI pada akhir akhir ini muncul pula beberapa Organisasi yang Resmi maupun tidak resmi16

Semakin maraknya radio amatir milik warga Medan, membuat pemerintah mengeluarkan peraturan sebagai upaya penertiban dan mengkoordinasi radio-radio yang tidak memiliki izin resmi menyiar. Akhirnya, pada tahun 1970 dikeluarkan peraturan pemerintah untuk memisahkan radio Amatir dengan propesional yaitu PP No 55/1970. Pada tahun 1960an bermunculanlah radio- radio swasta di Medan. adanya radio swasta membuat

.

16

Alex Boby Irvanda Hutasoit, “Organisasi Amatir Radio Indonesia di Sumatera Utara (1968-1988)”,

(15)

para pengusaha menyadari bahwa stasiun radio bisa menjadi lahan bisnis dan semakin banyaknya para pengusaha lain yang ingin bersaing di dunia penyiaran.

Secara historis radio siaran swasta telah melalui rangkaian perjalanan panjang penuh dinamika yang terlepas dari bagian sejarah perjalanan politik bangsa sejak berakhirnya pemerintahan orde lama. Pada awal kelahirannya, radio siaran swasta merupakan intensitas komunikasi bagi perjuangan mahasiswa dan pelajar ketika turut berperan melawan rezim orde lama. Pada masa itu radio siaran swasta masih disebut dan berstatus amatir bertebar dalam bentuk komunitas kampus. Sepanjang pemerintahan Orde Baru kehidupan Radio Siaran Swasta (RSS) walaupun berkembang tetapi penuh dengan keresahan karena sewaktu siaran sering ada razia penggerebekan dan dilarang mengudara karena dianggap mengganggu aktifitas penerbangan pesawat atau siaran Radio pemerintah dan tidak pernah mendapat perlindungan hukum karena undang-undang tentang penyiaran belum ada.

(16)

Dari data tahun 1980 yang terdaftar dibalai monitor Ditjen Postel Kelas II Medan jumlah RSS di Sumatera Utara sekarang ini tercatat : 103 Stasiun (tidak termasuk RRI) dengan pertumbuhan sebagai berikut:

1. Tahun 1980 :Medan : 17 sts Dati II : 3 sts 2. Tahun 1990 :Medan : 19 sts Dati II : 23 sts 3. Tahun 2000 :Medan : 20 sts Dati II : 35 sts 4. Tahun 2003 : Medan :19 sts Dati II :73 sts

Sebagai media elektronika, radio mempunyai sifat yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Lambang komunikasi radio bersifat auditif, terbatas pada rangkaian suara/bunyi yang hanya menerpa indera telinga. Radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kemampuan membaca, tidak menuntut kemampuan melihat, melainkan sekedar kemampuan mendengar. Begitu sederhananya persyarakat yang dituntut radio. Dengan keterbatasan itu, radio memiliki keunggulan. Sejalan dengan kemajuan teknologi, generasi pesawat radio kini amat canggih. Banyak radio transitor berukuran kecil dengan kemampuan daya tangkap yang tinggi, serta harganya yang relative murah. Orang dapat membawanya kemana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, mengenai apa saja, orang bias mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah sampai kalangan paling atas.

(17)

untuk mencari program yang disukai. Ketika mendengar siaran radio, seseorang bisa sambil mengerjakan aktifitas lainya. Hal ini sulit dipenuhi oleh media lainnya. Sambil memasak, atau mengerjakan pekerjaan lain dirumah, ibu-ibu dapat mendengar radio. Saat bertugas di kantor, seorang karyawan bisa menyimak informasi atau menikmati hiburan melalui pesawat radio. Saat berjalan atau mengendarai kendaraan, radio banyak digunakan sebagai penghibur, atau sebagai penambah pengetahuan.

Sebagai media massa, radio siaran swasta mempunyai karakteristik yang tidak dipunyai oleh media lain yaitu:

1. Auditori, radio adalah suara, untuk didengar karena isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin menoleh kebelakang sebagaimana pembaca koran yang bisa kembali pada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan.

2. Transmisi, proses penyebarluasan atau penyampaian pesan kepada pendengar dengan melalui pemancar.

3. Mengandung gangguan, seperti timbul tenggelam dan gangguan tehnis “chanel noise factor”

4. Theater of mind, karena radio dapat menciptakan gambar dalam imajinasi

pendengar dengan kekuatan kata atau suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarannya sendiri.

(18)

karena pendengar biasanya tidak tau lagu-lagu apa yang disajikan, berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.

6. Media siaran sangat fleksibel, murah dan tidak terbatas pada gerak, ruangan, serta waktu

7. Memiliki kecepatan dan ketepatan didalam mencapai khalayak.

8. Kemampuan yang tinggi di dalam menghimpun dan membentuk opini massa 9. Dapat dengan cepat menyesuikan format siaran menurut kondisi serta situasi. 10.Pendengar radio mencakup wilayah sangat luas dengan jumlah khalayak

melampui media manapun.

Di samping itu radio siaran mempunyai peran dan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang:

1. Informasi

Dengan mendengar radio masyarakat dapat mengetahui informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sumber informasi dengan keunggulannya yang cepat dan dengan daya jangkauannya yang mampu diperdengarkan terhadap masyarakat luas secara seksama. Informasi yang disampaikan selintas melalui radio menjadi pengetahuan tentang suatu kejadian atau peristiwa atau tentang pendapat seseorang, setidaknya tentang pokok-pokoknya.

2. Pendidikan

(19)

jadi disamping masyarakat dapat terhibur juga mendapat pengetahuan tentang bahaya Narkoba dan HIV.

3. Hiburan

Fungsi radio sebagai hiburan sudah sangat dirasakan oleh masyarakat dan ini merupakan fungsi yang lebih dominan yang dirasakan oleh masyarakat dari radio. Siaran radio menyajikan acara-acara berupa lagu-lagu, olah raga dan lain sebagainya, yang dapat didengarkan oleh siapa pun tanpa adanya klasifikasi.

Sebagai media komunikasi, radio juga memiliki keunggulan dibandingkan media komunikasi lainnya, yaitu:

1. Cepat dan langsung. Sarana cepat, lebih cepat dari koran ataupun tv, dalam menyampaikan informasi kepada publik tampa melalui proses yang rumit dan butuh waktu yang banyak seperti tv atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telefon, reporter radio dapat secaralangsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan.

2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya sekali. Orang mendengarkan radio dalam secara berkelompok tetapi biasanya mendengarkannya sendirian, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.

3. Dekat. Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengarnya. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi.

(20)

5. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografi, demografis, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan kelas sosial. Hanya tunarunggu yang tak mampu mengkonsumsi atau menikmati radio.

6. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga media pesawat televise, pesawat radio relatif jauh lebih murah, pendengarpun tidak dipungut bayaran sepersenpun untuk mendengarkan radio.

7. Bisa mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat

Referensi

Dokumen terkait

1) Kelengkapan fasilitas yang ada, yaitu berdasarkan literatur menunjukkan bahwa fasilitas pelabuhan setidaknya ada tiga fasilitas yang terdiri dari fasilitas pokok,

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh whistleblowing system dan efektivitas audit internal terhadap pendeteksian kecurangan (fraud) pada Tiga BUMN di Kota Bandung.. Untuk

Abstract: The aims of paper is digging beneath the ontological relations between human and technology. It is handled by drawing a inspiration from Martin

Hal Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pihak public relations Telkomsel dengan membuktikan bahwa mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat pada

Dalam pasal 122 disebutkan, “Keistimewaan untuk Propinsi Daerah Is- timewa Aceh dan Propinsi Daerah Isti- mewa Yogyakarta, sebagaimana dimak- sud dalam undang-undang

hal ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan pencatatan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Taman Nasional Bali Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Dari berbagai pemahaman atas tinjauan pustaka mengenai IT Governance dan audit, dapat disimpulkan bahwa Audit IT Governance adalah suatu bagian dari tata kelola organisasi

Apabila seseorang penulis tertarik pada topik sejarah lokal, misal tentang sejarah desa dimana penulis dilahirkan dan ingin berbakti pada desa itu, menulis desa sendiri