• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepala Biro Umum, Made Desak Wismarini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepala Biro Umum, Made Desak Wismarini"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro umum Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dibebankan dalam rangka mendukung fungsi Sekretariat Jenderal dalam pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan dan arsip dalam kurun waktu tahun 2016. Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perencanaan kedepan untuk menjadi lebih baik, sehingga target capaian indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui renstra Kementerian Kesehatan dapat tercapai. Demikian laporan akuntabilitas kinerja Biro Umum Tahun 2016, mudah - mudahan dapat bermanfaat.

Jakarta, Januari 2016 Kepala Biro Umum,

(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Umum merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban suatu satuan kerja dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban dalam penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja selama kurun waktu satu tahun berjalan.

Biro Umum merupakan satuan kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan sesuai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Biro Umum menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan protokol; pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tanggal 6 Februari 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 bahwa Biro umum melalui Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya adalah Pengelolaan Urusan Tata Usaha Pimpinan dan Protokol, Kearsipan dan Administrasi, Rumah Tangga, Gaji dan Tata Usaha dengan indikator sasaran kinerja pada tahun 2016 adalah :

a) Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturan sebesar 92 %.

b) Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu sebesar 92 %.

(4)

persentase Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya sebesar 65 %.

d) Persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor sebesar 100 %. e) Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis

tepat sasaran sebanyak 93%.

Adanya penambahan target indikator kinerja kegiatan tiap tahun dilakukan sebagai upaya untuk memberikan gambaran yang jelas sekaligus evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana tugas dan fungsi Biro Umum. Berikut target dan capaian indikator kinerja kegiatan program pada satuan kerja Biro Umum adalah sebagai berikut :

a) Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturan sebesar 96,83% dari target 92% yang telah ditetapkan.

b) Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu sebesar 92,98% dari target 92% yang telah ditetapkan.

c) Persentase pembinaan kearsipan dan tata naskah dinas terdiri dari persentase Satker Pusat yang terbina kearsipannya sebesar 95,65% dari target 82% yang telah ditetapkan dan persentase Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya sebesar 77.77% dari 65% yang telah ditetapkan.

d) Persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor sebesar 99,92% dari 100% yang telah ditetapkan.

e) Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran sebanyak 99,50% dari 93% yang telah ditetapkan.

(5)

Beberapa upaya yang perlu ditingkatkan pada periode mendatang diantaranya :

1. Perlu peningkatan dan penataan arsip dan tata naskah dinas melalui koordinasi dengan unit utama dalam rangka pembinaan arsip dan tata naskah.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Biro Umum sebagai entitas satuan kerja Kementerian Kesehatan diwajibkan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya.

Penyusunan LAKIP pada tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat yang dituangkan dalam pencapaian sasaran strategis yang diukur keberhasilannya melalui indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan baik dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Kegiatan Biro Umum dalam periode 5 tahunan maupun di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengukur kinerja dan evaluasi internal agar dapat terus meningkatkan kinerja secara optimal dengan sumber daya yang memadai serta mengkomunikasikan pencapaian kinerja Biro Umum dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

(7)

penyusunan LAKIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja secara aktual di lingkungan Biro Umum.

B. DASAR HUKUM LAKIP

1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

3. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi dan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya LAKIP Biro Umum Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas sesuai amanah yang telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta ketentuan peraturan yang berkaitan, bahwa setiap Instansi Pemerintah secara berjenjang wajib menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

(8)

1. Mengetahui capaian kinerja program yang telah dilaksanakan sesuai tugas dan fungsi berdasarkan rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019;

2. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance), serta menuju kawasan penyelenggaraan pemerintah Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);

3. Memberikan evaluasi dan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja Biro Umum.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Biro Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan protokol; b. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

c. Pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; d. Pengelolaan urusan gaji; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Struktur Biro Umum terdiri atas 4 (empat) Bagian :

a. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol; b. Bagian Kearsipan dan Administrasi;

c. Bagian Rumah Tangga;

(9)

Perubahan yang terjadi atas struktur organisasi tersebut untuk eselon 3-4

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum

Dengan penjelasan sebagai berikut :

(10)

a. Pelaksanaan urusan tata usahan Menteri, Staf Ahli Menteri dan Sekretariat Jenderal; dan

b. Pelaksanaan keprotokolan pimpinan kementerian.

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan kearsipan dan administrasi perjalanan dinas luar negeri. Sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan urusan kearsipan dan dokumentasi kementerian; b. Pelaksanaan urusan tata persuratan kementerian; dan

c. Pelaksanaan urusan administrasi perjalanan dinas luar negeri. 3. Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

urusan rumah tangga. Sedangkan fungsinya dalah menyelenggarakan: a. Perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan saranan dan prasarana

di lingkungan kantor pusat;

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan kesehatan kerja dilingkungan kantor pusat; dan

c. Pengamanan sarana dan prasarana dan pencegahan bencana dilingkungan kantor pusat.

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan gaji dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan verifikasi dan evaluasi gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal dan calon pegawai negeri sipil Kementerian, serta gaji dan insentif pegawai dengan penugasan khusus;

b. Perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal, calon pegawai negeri sipil Kementerian, dan pegawai dengan penugasan khusus; dan

c. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Sedangkan setiap Bagian dilingkungan Biro Umum membawahi tiga subbagian sebagaimana yaitu :

1. Bagian TU Pimpinan dan Protokol terdiri dari :

(11)

b. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Jenderal mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Sekretaris Jenderal.

c. Subbagian Protokol mempunyai tugas melakukan urusan keprotokolan pimpinan Kementerian

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi terdiri dari :

a. Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan urusan kearsipan dan dokumentasi Kementerian.

b. Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan Kementerian.

c. Subbagian Administrasi Perjalanan Dinas mempunyai tugas melakukan urusan administrasi perjalanan dinas luar negeri.

3. Bagian Rumah Tangga terdiri atas :

a. Subbagian Pemanfaatan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat. b. Subbagian Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana dan prasarana dan pelaksanaan kesehatan kerja di lingkungan Kantor Pusat.

c. Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan sarana dan prasarana dan pencegahan bencana di lingkungan Kantor Pusat.

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha Biro

a. Subbagian Verifikasi Gaji mempunyai tugas melakukan pelaksanaan verifikasi dan evaluasi gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal dan calon pegawai negeri sipil Kementerian, serta gaji dan insentif pegawai dengan penugasan khusus.

b. Subbagian Penatausahaan Gaji mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal, calon pegawai negeri sipil Kementerian, dan pegawai dengan penugasan khusus.

(12)

kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Biro.

E. SISTEMATIKA

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum tahun 2016 ini berisi: 1) penjelasan pencapaian kinerja Biro Umum selama Tahun 2016; 2) evaluasi kinerja; 3) hambatan dan kendala yang terjadi selama tahun 2016 serta solusinya. Capaian kinerja tahun 2016 juga dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja Biro Umum secara keseluruhan dalam periode 5 tahunan. Selain itu, capaian kinerja tahun 2016 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun berikutnya. Dengan kerangka pikir seperti itu, sistematika penyajian laporan akuntabilitas kinerja satuan kerja Biro Umum adalah sebagai berikut:

a. Executive Summary(Ikhtisar Eksekutif).

b. Bab I (Pendahuluan), menjelaskan gambaran umum satuan kerja Biro Umum dan sekilas pengantar lainnya.

c. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja) dan definisi operasional indikator kinerja kegiatan satuan kerja Biro Umum.

d. Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian sasaran-sasaran satuan kerja Biro Umum dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja.

(13)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dengan menggunakan indikator kinerja dan target sebagai ukuran dalam mencapai sasaran strategis. Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 tersebut, berbagai program dan kebijakan telah dirumuskan dalam rencana kinerja Biro Umum tahun 2016.

Sebagai tindaklanjut dari perencanaan kinerja, pada awal tahun anggaran 2016 telah ditandatangani penetapan kinerja oleh Kepala Biro Umum. Penetapan kinerja ini merupakan suatu bentuk tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah atau unit kerja yang menerima tanggungjawab dengan pihak yang memberi tanggungjawab. Sehingga dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsung.

Penetapan kinerja yang telah ditandatangani oleh Kepala Biro Umum tersebut merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan yang didukung oleh seluruh jajaran di lingkungan Biro Umum untuk menjalankan amanah yang telah di berikan Sekretaris Jenderal sebagai atasan langsung dalam rangka mewujudkan suatu target kinerja.

(14)

1. V I S I

Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak terdapat visi dan misi seperti pada Renstra sebelumnya, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-royong” melalui 7 misi pembangunan.

2. M I S I

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu :

1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;

(15)

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Visi Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat manusia Indonesia melalui program Indonesia Sehat dengan tiga pilar yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan Nasional.

Program Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.

Salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat diantaranya melalui upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Pelaksanaan upaya kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat akan memerlukan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan serta ketersediaan tenaga kesehatan dalam arti pendayagunaan dan penyebarannya harus merata ke seluruh wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan berkualitas.

(16)

di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Akan tetapi sampai saat ini untuk daerah tertentu terutama di DTPK/DBK masih banyak yang belum terpenuhi tenaga kesehatannya serta capaian program pelayanan kesehatannya masih rendah. Untuk itu pemerintah membuat program baru yaitu melalui penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (team based) dan individual dalam rangka mendukung program Nusantara Sehat.

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Penguatan pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan upaya preventif atau pencegahan penyakit secara luas termasuk melalui pendidikan kesehatan, konseling serta screening (penapisan).

(17)

infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan selain dokter).

Sesuai tugas dan fungsinya, Biro Umum mendukung pembangunan kesehatan melalui peningkatan akses dan mutu Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer dari segi SDM Kesehatan (penguatan tenaga kesehatan selain dokter) dan menjadi salah satu unit organisasi Kemenkes dalam program Nusantara Sehat.

Dalam mendukung pendayagunaan dan penyebaran tenaga kesehatan secara merata di seluruh Indonesia, Biro umum berperan dalam pengelolaan pembayaran gaji dan/ atau insentif tenaga kesehatan baik PTT, penugasan khusus tenaga kesehatan di DTPK/DBK, penugasan khusus Residen Senior, dan penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (team based) dan individual dalam rangka mendukung program Nusantara Sehat.

Tugas dan fungsi Biro Umum selain mendukung pembangunan kesehatan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka dituangkan kedalam program-program pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dibidang kesehatan. Salah satu programnya adalah “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya”. Program dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian kesehatan dengan sasarannya adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan dengan Indikator pencapaian sasaran adalah :

a. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sebanyak 15 kebijakan.

b. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar 98%.

(18)

pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Biro Umum berupaya secara optimal menyelenggarakan fungsinya dan sumberdaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik melalui peningkatan pelayanan administratif dan sumberdaya yang meliputi ketatausahaan, keprotokolan, kerumahtanggaan dan arsip dalam rangka terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berkualitas untuk hidup sehat.

3. TUJUAN DAN SASARAN a. TUJUAN

Berdasarkan uraian di atas mengenai visi dan misi maka tujuan kegiatan Biro Umum adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sedangkan secara khusus bertujuan terselenggarakannya:

1. Peningkatan pengelolaan Urusan Ketatausahaan 2. Peningkatan kualitas pengelolaan kerumahtanggaan

3. Peningkatan pengelolaan kualitas kearsipan Kementerian Kesehatan

4. Peningkatan pengelolaan gaji dan insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran

b. SASARAN STRATEGIS

(19)

1. Meningkatnya kualitas administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai aturan;

2. Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri, tata naskah dinas dan pengelolaan kearsipan dilingkungan Kementerian Kesehatan;

3. Meningkatnya pengelolaan kantor Kementerian Kesehatan;

4. Meningkatnya kualitas pengelolaan pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran dalam rangka mendukung capaian indikator program pembangunan kesehatan 2015-2019.

Indikator pencapaian sasaran hingga tahun 2019 adalah :

1. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturan sebesar 95%.

2. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu sebesar 95%.

3. Persentase pengelolaan kearsipan dan tata naskah dinas Kementerian Kesehatan terdiri dari persentase Satker Pusat yang terbina kearsipannya sebesar 90% dan persentase Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya sebesar 80%.

4. Persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor sebesar 100%.

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran sebanyak 96%.

(20)

c. DEFINISI OPERASIONAL (DO) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Untuk memberikan kejelasan atas empat sasaran strategis yang akan dilaksanakan oleh Biro Umum, maka kami uraikan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1. Pengertian

a. Tenaga kesehatan strategis adalah tenaga kesehatan yang bukan PNS yang ditugaskan pada sarana pelayanan kesehatan di daerah terpencil, sangat terpencil dan DTPK serta bermasalah kesehatan dalam rangka memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. b. Tepat sasaran adalah pembayaran gaji/insentif tenaga

kesehatan strategis sesuai dengan nama nomor tenaga, nama dan kriteria penempatan (Biasa, Terpencil dan Sangat Terpencil) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan.

c. Sarana dan Prasarana Kantor adalah semua bentuk fasilitas kantor baik bergerak maupun tidak bergerak dalam rangka menunjang kegiatan perkantoran.

d. Pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri adalah suatu bentuk pelayanan dalam rangka pelaksanaan proses dokumen perjalanan dinas PNS Kementerian Kesehatan yang ke luar negeri selama 10 hari setelah pengusulan. e. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam

berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaann, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(21)

penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

2) Definisi Operasional

Dengan demikian memperhatikan uraian dalam pengertian, maka definisi operasional indikator kinerja adalah sebagai berikut :

a. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturan adalah jumlah koresponden yang diselesaikan dibagi dengan jumlah seluruh koresponden dan dikali seratus persen dan jumlah acara harian yang dilaksanakan dibagi dengan jumlah seluruh acara harian dikali seratus persen.

b. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu adalah dokumen permohonan ijin perjalanan dinas luar negeri yang diproses dan disampaikan ke sekretariat negara maksimal selesai 10 hari kalender setelah tanggal usulan diterima.

c. Persentase pembinaan kearsipan dan tata naskah dinas terdiri dari persentase Satker Pusat yang terbina kearsipannya adalah jumlah satker pusat yang terbina kearsipannya dibagi dengan jumlah seluruh arsip satker dikali seratus persen; dan persentase Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya adalah jumlah satker UPT yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya dibagi dengan jumlah seluruh satker dikali seratus persen.

(22)

Persentase jumlah realisasi pengadaan peralatan kantor yang diadakan dibagi jumlah pengadaan peralatan kantor yang diadakan dikali serratus persen. Persentase jumlah realisasi perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana kantor dibagi jumlah perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana kantor dikali serratus persen.

e. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran adalah jumlah tenaga kesehatan strategis tepat sasaran pembayaran gaji dibagi dengan jumlah nakes seluruhnya kali seratus persen.

3) Formulasi Penghitungan Capaian Indikator: a. Indikator Pertama

b. Indikator Kedua

c. Indikator Ketiga

Jumlah satker pusat yang terbina kearsipannya & TND X 100% Jumlah seluruh arsip dan TND satker

Jumlah koresponden yang diselesaikan

X 100% Jumlah seluruh koresponden

Jumlah dokumen keberangkatan tepat waktu

(23)

d. Indikator Ketiga

e. Indikator Keempat

4. LUARAN DAN INDIKATOR KINERJA

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan maka Biro Umum juga telah menetapkan keluaran (output) dengan indikator kinerja lainnya sebagai berikut :

Tabel 2.1. Keluaran (Output), Indikator Kinerja dan Target Kinerja di Biro Umum Tahun 2016

Keluaran (Output) Indikator Kinerja

Persentase Pembayaran Gaji dan/atau Insentif Tenaga Kesehatan Strategis Tepat Waktu

93% Jumlah realisasi pengadaan peralatan kantor

X 100% Jumlah pengadaan peralatan kantor

Jumlah realisasi M2 pembangunan, renovasi, rehabilitasi gedung kantor X 100% Jumlah M2 pembangunan, renovasi, rehabilitasi gedung kantor

Jumlah Nakes Strategis tepat sasaran gajinya

X 100% Jumlah seluruh Naskes Strategis

Jumlah realisasi pemeliharaan sarana prasarana

(24)

Meningkatnya kualitas Korespondensi, Pengaturan Acara dan Kegiatan Pimpinan dengan Baik dan Lancar Sesuai Aturan Perjalanan Dinas Luar Negeri Tepat Waktu, Persentase Pembinaan Kearsipan dan Tata Naskah Dinas

Perjanjian kinerja pada dasarnya merupakan suatu pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

2. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

5. Sebagai dasar pemberianrewardatau penghargaan dan sanksi.

(25)

Kegiatan (IKK) Biro Umum yaitu sebagaimana yang tercantum dalam renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 melalui kegiatan pelaksanaan pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan protokol; pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro dengan peningkatan target yang ditetapkan dari tahun 2015-2019 terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2.

(26)
(27)

22 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA BIRO UMUM

Biro Umum pada tahun 2016 mempunyai empat sasaran strategis dari Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya adalah :

1. Meningkatnya kualitas administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai aturan;

2. Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri, tata naskah dinas dan pengelolaan kearsipan dilingkungan

Kementerian Kesehatan;

3. Meningkatnya pengelolaan kantor Kementerian Kesehatan;

4. Meningkatnya kualitas pengelolaan pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran.

Untuk mengetahui tingkat capaian dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, maka dilakukan kegiatan pengukuran secara berkala dan dilaporkan secara terpadu melalui elektronik monitoring dan evaluasi (e-monev) Bappenas serta monitoring Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Beberapa hal yang didapat dalam pengukuran kinerja secara berkala tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui realisasi atau capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu Januari – Desember Tahun 2016. Pengukuran dilakukan secara berkala dalam kurun waktu triwulan.

(28)

3. Memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pencapaian kinerja organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis ataupun Penetapan Kinerja.

Berdasarkan hasil capaian yang diperoleh dari Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tersebut, maka diharapkan akan ditindaklanjuti untuk perencanaan program atau kegiatan kedepan sehingga setiap program atau kegiatan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

B. TARGET DAN REALISASI KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Biro Umum Tahun 2016 dilakukan melalui upaya membandingkan antara target dengan realisasi.

Dari hasil pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) didapatkan beberapa hal antara lain :

1. Secara umum sasaran strategis yang ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat beberapa kendala dalam mencapai target pada indikator tersebut.

2. Terhadap sasaran yang belum mencapai target yang ditetapkan akan dianalisis dan dievaluasi agar dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang.

3. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Biro Umum Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai peraturan sebesar 96.83% dari target 92% yang telah ditetapkan;

b. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu sebesar 92.98% dari target 92% yang telah ditetapkan; c. Persentase pembinaan kearsipan dan tata naskah dinas terdiri dari

(29)

24

Satker UPT daerah yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya sebesar 77.77% dari 65% yang telah ditetapkan;

d. Persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor sebesar 99.22% dari 100% yang telah ditetapkan;

e. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran sebanyak 99.50% dari 93% yang telah ditetapkan.

Tabel 3.1.

Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Satuan Kerja Biro Umum Tahun 2016

A. INDIKATOR I

No URAIAN KEGIATAN TARGET REALISASI CAPAIAN IKK

JML %

1. Adm Koresponden 22.947 22.399 22.399 97.61 2. Pengaturan acara

harian

(30)

Biro Umum telah berupaya melaksanakan tugas yang dibebankan dalam rangka mendukung fungsi Sekretariat Jenderal dalam pemberian

dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan dan arsip dalam kurun waktu tahun 2016. Capaian sasaran strategis Biro Umum tahun 2016 dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.2.

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN CAPAIAN Unit : Biro Umum

Sasaran Strategis IKK

2016

Target Realisasi %

1. Meningkatnya kualitas adm koresponden, pengaturan acara dan kegiatan pimpinan dengan baik dan lancar sesuai aturan

2. Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri, tata naskah dinas dan pengelolaan

4. Meningkatnya kualitas pengelolaan

(31)

26

C. REALISASI ATAU CAPAIAN KINERJA DIBANDING TAHUN SEBELUMNYA DAN DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH SESUAI DENGAN TARGET DALAM RENSTRA

Capaian kinerja Biro Umum berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditentukan melalui Renstra Kementerian Kesehatan yang telah berjalan dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2016 dapat tercermin dari matriks dibawah ini: dinas luar negeri tepat waktu

Persentase

pembinaan kearsipan dan tata naskah dinas

(32)

D. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA

Dari empat sasaran dan lima indikator kinerja yang ditetapkan dalam renstra kementerian kesehatan terdapat indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu indikator persentase tersedianya sarana dan prasarana kantor yaitu sebesar 99.92% dari target 100%. Tidak tercapainya indikator kinerja tersebut dikarenakan ada beberapa paket pekerjaan renovasi gedung dan pengadaan barang yang gagal lelang.

Keberhasilan capaian empat indikator kinerja pada tahun 2016 antara lain:

1. Dengan terselenggaranya berbagai kegiatan sosialisasi dan

bimbingan teknis dengan baik sehingga mendukung lancarnya proses administrasi yang menjadi target capaian indikator. Kegiatan tersebut antara lain sosialisasi pedoman perjalanan dinas luar negeri ke satker terkait dan pertemuan diseminasi informasi perjalanan dinas luar negeri dengan satker terkait, sosialisasi dan bimbingan teknis pedoman tata naskah dinas dan kearsipan ke satker dan upt terkait.

2. Sedangkan tiga indikator lain dapat tercapai, seperti indikator kinerja dimana pembayaran gaji/insentif tenaga nakes strategis tepat sasaran dapat dilaksanakan sesuai target. Tenaga kesehatan strategis yang dibayarkan melalui Biro Umum adalah seperti tenaga PPDS atau residen, tenaga kesehatan penugasan khusus berbasis tim melalui program nusantara sehat dan tenaga kesehatan pegawai tidak tetap. Ada beberapa upaya yang dilakukan seperti melakukan verifikasi dokumen pembayaran setiap tanggal 25 bulan berjalan sebelum pembayaran, membuka call center pengaduan permasalahan gaji nakes strategis, melakukan pertemuan dengan seluruh pengelola PTT dinas kesehatan kab/kota dalam menyelesaikan permasalahan gaji/insentif PTT serta melakukan rekonsiliasi dengan Biro

(33)

28

Beberapa kebijakan dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi terhadap tenaga kesehatan :

a. Melakukan koordinasi dan advokasi kepada dinkes kab/kota untuk memberikan usulan daftar gaji dan insentif PTT tepat waktu melalui kebijakan pengusulan secara manual serta melakukan koordinasi dengan Biro Kepegawaian untuk segera memberikan username

dan password bagi pengelola yang baru.

b. Melakukan kegiatan MOC (Management of Change) agar lebih Empati, Responsif dan Proaktif dengan cara :

1) Menyiapkan tenaga khusus untuk menerima pengaduan baik

melalui telepon ataupun sms.

2) Penyedian PO BOX untuk menampung usulan daftar gaji dan

insentif PTT yang diambil setiap seminggu 2 kali oleh sub bagian gaji.

3) Menyediakan call/sms centre 24 jam di nomor 087878118432. 4) Memberikan kemudahan usulan secara manual kepada tenaga

PTT pengangkatan baru.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif nakes strategis.

Hal senada juga tidak kalah pentingnya dengan capaian indikator kinerja pertama. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mencapai indikator kinerja tersebut yaitu membuat SOP dalam kegiatan acara pimpinan dan administrasi koresponden, peningkatan sumber daya manusia staf protokol dan TU pimpinan seperti mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan keprotokalan, pimpinan, MC dan lain-lain.

E. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Dalam mencapai kinerjanya, Biro Umum didukung oleh beberapa sumber

(34)

1. SUMBER DAYA MANUSIA

Keadaan pegawai di lingkungan Biro Umum sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 berjumlah 233 orang dengan rincian sebagai berikut: a) Menurut Jabatan:

Tabel 3.5. Keadaan pegawai menurut jabatan (struktural dan fungsional) di Biro Umum Tahun 2016

No Jabatan Jumlah

1 Jabatan Struktural 17

2 A. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 7 B. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 209

Jumlah Seluruh Pegawai 233

Komposisi SDM berdasarkan jenis jabatan adalah sebagai berikut : Gambar 3.3. Perbandingan keadaan pegawai menurut jenis

jabatan di Biro Umum Tahun 2016

b) Menurut Golongan:

Tabel 3.6. Keadaan pegawai menurut golongan di Biro Umum Tahun 2016

No Golongan Jumlah

1 Golongan I 5

2 Golongan II 79

3 Golongan III 140

4 Golongan IV 9

Jumlah Seluruh Pegawai 233

7%

3%

90%

Struktural

JFT

(35)

30

Komposisi SDM berdasarkan jenis golongan adalah sebagai berikut: Gambar 3.4. Perbandingan keadaan pegawai menurut

golongan di Biro Umum Tahun 2016

c) Menurut Pendidikan:

Tabel 3.7. Keadaan pegawai menurut pendidikan di Biro Umum Tahun 2016

Sumber : Tata Usaha Biro Umum Tahun 2016

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Sekolah Dasar 12 5,15%

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 13 5,58% 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 100 42,92%

4 Diploma III 30 12,88%

5 Diploma IV 1 0,43%

6 Strata I 52 22,32%

7 Strata II 25 10,73%

Jumlah 233 100%

2%

34%

60%

4%

1 Golongan I

2 Golongan II

3 Golongan III

(36)

Komposisi SDM berdasarkan jenis pendidikan adalah sebagai berikut Gambar 3.5. Perbandingan keadaan pegawai menurut

pendidikan di Biro Umum Tahun 2016

Tabel di atas menggambarkan kekuatan Sumber Daya Manusia

yang ada di Biro Umum. Dengan proporsi berdasarkan jenis pendidikan, Sumber Daya Manusia yang ada dirasakan belum memadai mengingat Biro Umum akan meningkatkan kualitas pelayanan yang bersifat teknis maka diperlukan peningkatan kualifikasi pendidikan yang memadai, minimal pada tingkat diploma.

Gambar 3.3. memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan Sumber Daya Manusia di Biro Umum paling banyak Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA). Dalam rangka peningkatan kualitas dan pengembangan kapasitas pegawai tersebut, telah dialokasikan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan. Tahun 2015 Biro Umum memiliki anggaran pelatihan sebesar Rp1.000.000.000 dan telah

mengirim 227 orang untuk mengikuti 24 jenis pelatihan. Adapun daftar pelatihan peningkatan kompetensi yang dimaksud

dapat dilihat pada lampiran.

Setiap PNS memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui sistem pendidikan dan pelatihan untuk mencapai level kompetensi pegawai yang dipersyaratkan sesuai

5% 6%

43%

13% 0% 22%

11%

(37)

32

jabatannya, guna ketepatan jumlah, pendidikan dan ketepatan penempatan Sumber Daya Manusia sejalan dengan arah Reformasi Birokrasi.

Adapun untuk memetakan potensi dan kondisi sumber daya manusia di Biro Umum, telah dilakukan Executive Brain Assesment (EBA) yang bekerjasama dengan Pusat Intelegensia Kesehatan. Adapun hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa sebagian besar pegawai di Biro Umum kurang memiliki motivasi untuk berprestasi (hanya 25%) dengan keahlian administrasi yang lebih besar dibandingkan kemampuan teknis dan kepemimpinan yang masih

rendah.

2. SUMBER DAYA ANGGARAN

Kebutuhan alokasi anggaran pada kegiatan Pengelolaan Urusan Tata

Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji lebih kepada belanja mengikat atau layanan perkantoran yaitu untuk

pembayaran gaji dan tunjangan serta operasional perkantoran. Berikut perkiraan kebutuhan alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut selama periode tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

2015 2016 2017 2018 2019

1 Biro Umum 3.008.954.7 3.449.619.9 3.159.370.0 3.228.710.3 3.308.615.4

SATUAN KERJA NO

ALOKASI ANGGARAN (Rp JUTA)

Dalam mencapai kinerjanya, Biro Umum didukung oleh Sumber Daya

Anggaran sesuai DIPA Tahun 2016 Nomor : SPDIPA-024.01.1.465930/2016 Tanggal 7 Desember 2015, pagu awal anggaran Biro Umum sebesar Rp 3.443.119.773 (tiga triliun

empat ratus empat puluh tiga miliar seratus sembilan belas juta tujuh

ratus tujuh puluh tiga rupiah). Pada tahun 2016 terdapat beberapa kali

(38)

a. Revisi ke-1 Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP DIPA-024.01.1.465930/2015 Tanggal 24 Maret 2016 Sebesar Rp 3.443.119.773.000;

b. Revisi ke-2 Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satker Biro Umum Nomor SP DIPA-024.01.1.465930/2015 Tanggal 15 Juni 2016 Sebesar Rp 3.443.119.773.000;

c. Revisi ke-3 Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satker Biro Umum Nomor SP DIPA-024.01.1.465930/2015 Tanggal 25 Juli 2016 Sebesar Rp 3.134.880.588.000;

d. Revisi ke-4 Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP DIPA-024.01.1.465930/2015 Tanggal 23 Agustus 2016 sebesar Rp3.123.267.237.000;

e. Revisi ke-5 Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satker Biro Umum Nomor SP DIPA-024.01.1.465930/2015 Tanggal 3 Oktober 2016 sebesar Rp3.123.267.237.000;

Dalam mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan, realisasi anggaran dalam pencapaian indicator berdasarkan jenis belanja adalah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Alokasi dan Realisasi Anggaran Untuk Mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Biro Umum TA 2016

NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

1 BELANJA PEGAWAI 2.924.299.248.000 2.782.692.771.327 95,16%

2 BELANJA BARANG 151.003.543.000 111.546.546.640 73,87%

3 BELANJA MODAL 47.964.446.000 36.066.234.617 75,19%

4 BELANJA BANSOS - -

(39)

34

Realisasi yang dicapai sebesar 93,82% diperoleh dari pagu Rp.3.123.267.237.000,- termasuk self blocking sebesar Rp.136.000.000,-. Sehingga realisasi yang dicapai dengan setelah dikurangi self blocking sebesar 98,09% seperti pada table berikut ini:

NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

1 BELANJA PEGAWAI 2.808.859.864.000 2.782.692.771.327 99,07%

2 BELANJA BARANG 137.620.162.000 111.546.546.640 81,05%

3 BELANJA MODAL 40.787.211.000 36.066.234.617 88,43%

4 BELANJA BANSOS - -

-TOTAL 2.987.267.237.000 2.930.305.552.584 98,09%

F. PROGRAM ATAU KEGIATAN YANG MENUNJANG

KEBERHASILAN DAN UPAYA PELAYANAN YANG DILAKUKAN BIRO UMUM

1. Pengelolaan lahan parkir

Dalam rangka peningkatan pengelolaan area lahan parkir dikantor Kementerian Kesehatan telah dipasang sistem monitoring dan ketersediaan area parkir dengan indikator digital sistem yang bertujuan untuk memudahkan para pengguna area parkir dalam rangka melihat jumlah ketersediaan area parkir yang kosong atau masih tersedia.

(40)

Berikut kami tampilkan gambar pengelolaan lahan parkir dibawah ini:

2. Peningkatan Fasilitas Ruang Rapat, ULT dan Kantin Serta Perpustaan Kementerian Kesehatan RI

Dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana gedung kementerian kesehatan serta memberikan pelayanan kepada

masyarakat dan pegawai Kementerian Kesehatan RI maka pada tahun 2016 dilakukan beberapa renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana kantor seperti Ruang rapat pimpinan 215, ruang transit 217, ruang Unit Layanan Terpadu dan kantin sehat serta perpustakaan Kementerian Kesehatan sebagaimana gambar dibawah ini:

(41)

36

3. Pengadaan Kendaraan Dinas dan Operasional dalam rangka meningkatkan pelayanan

Sebagai bentuk layanan mobilitas transportasi terhadap pimpinan dan karyawan Kementerian Kesehatan, di tahun 2016 Biro Umum melakukan pengadaan kendaraan bermotor sebanyak 15 unit yang terdiri dari 6 unit kendaraan pejabat eselon II, 5 unit kendaraan operasional, 1 unit kendaraan Patwal dan 3 unit kendaraan penjemputan pegawai, berikut rincian distribusi kendaraan bermotor roda empat dan roda enam sebagai berikut:

a. Kendaraan operasional yang didistribusikan kepada Biro Perencanaan, Biro Hukum dan Organisasi, Biro Umum, Sesditjen Yankes dan Sesditjen Kesmas

b. Kendaraan pejabat eselon II yang didistribusikan kepada Kepala Biro Perencanaan, Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, Direktur Pelayanan Kefarmasian, Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Diretur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza dan Inspektur I.

c. Kendaraan jemputan karyawan yang didistribusikan kepada sesditjen PPSDM kesehatan sebanyak dua Unit dan Sesditjen P2P sebanyak satu Unit.

d. Kendaraan Patwal pimpinan yang didistribusikan kepada Biro Umum.

(42)

Tujuan dari pengadaan kendaraan tersebut:

a. Menggantikan kendaraan yang sudah dalam proses lelang b. Memenuhi kebutuhan pejabat Eselon II yang belum memiliki

kendaraan dinas

c. Memenuhi kebutuhan operasional kantor dan lapangan Satker/Unit

4. Hemat Energi

Kementerian Kesehatan dalam hal ini Biro Umum telah meraih prestasi untuk program hemat energi dilingkungan

Kementerian/Lembaga yang diselenggarakan oleh Kementerian

Energi dan Sumberdaya Mineral pada peringkat harapan 1 Kementerian dan Lembaga.

(43)

38 5. Lomba Menghias Kantor

Pada bulan Agustus 2016 yang diselenggarakn oleh Pemerintah

Daerah Jakarta Selatan, Kementerian Kesehatan melalui Biro Umum memperoleh juara ketiga lomba menghias kantor di

wilayah kuningan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia. Hal tersebut cukup membanggakan karena daerah kuningan merupakan daerah perkantoran baik swasta maupun pemerintah.

6. Penataan Arsip Terbaik

(44)

7. Pemeliharaan/Perawatan Sarana dan Prasarana Gedung

Penyediaan Layanan hotline pengaduan /keluhan kerusakan Bagian Rumah Tangga Biro Umum sebagai langkah pemeliharaan

dan perawatan sarana dan prasarana gedung yang dipasang dilokasi strategis.

8. Penatausahaan Proteksi Kebakaran

Pemasangan tabung APAR setiap jarak 15 m dengan jenis foam, dry chemical,

(45)

40

9. Pemasangan Papan Jalur Evakuasi/Fosfor

Mengacu kepada Peraturan Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana Nomor 07 Tahun 2015 tentang Rambu dan Papan Informasi Bencana, Biro Umum telah menindaklanjuti peraturan

tersebut dengan melakukan pemasangan papan jalur

evakuasi. Papan jalur evakuasi dapat ditemukan pada jalur-jalur strategis di Kementerian Kesehatan.

10. Pemasangan Rambu-Rambu Menuju Titik Kumpul

(46)

11. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

(47)

42 12. Penyediaan Ruang ASI

Berdasakan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan berdasarkan pasal 30 bahwa mengatur ketentuan mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui/memerah ASI.

13. Ladies dan Disable Parking (pindah dan gabung ke no 1)

(48)

14. Pengelolaan Limbah

Biro Umum Kementerian Kesehatan tahun 2016 telah melakukan pengelolaan limbah dengan sistem aerasi agar pengelolaannya tidak mencemarkan lingkungan.

15. Pemanfaatan Air Kondensasi AC Central Untuk Menyiram Tanaman

(49)

44

16. Melakukan Re-grouping Instalasi listrik pada setiap Gedung

Lampu hemat energi melalui pengaturan saklar berdasarkan pemanfaatan ruangan di ruang kerja Lantai 11 Biro Umum Gd. Prof. Dr. Sujudi. Sebelum pengaturan (Kiri) setelah pengaturan (Kanan).

17. Melakukan Pemasangan Sensor Gerak Lampu pada Area Toilet Untuk melakukan penghematan energi, Biro Umum melakukan pemasangan sensor gerak lampu pada seluruh area toilet baik di gedung Prof. Sujudi maupun dr. Adhyatma, sehingga dengan demikian dapat juga menekan biaya operasional perkantoran dalam

hal pembayaran listrik dan lampu.

18. Penanaman tumbuhan sebagai langkah untuk mengurangi suhu dan polusi udara di lingkungan kantor Kementerian Kesehatan

(50)

19. Melakukan Pembuatan lubang biopori di sekitar area kantor Kemenkes

(51)

46

20. Pakaian Dinas Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan melakukan perubahan bentuk dan jenis serta warna pakaian dinas harian Kementerian Kesehatan hari senin yang semula dengan atasan warna coklat bawahan warna hijau menjadi atasan warna cream dan bawahan warna hitam sesuai dengan permenkes nomor 32 tanggal 27 Juli 2016.

21. Logo Kementerian Kesehatan

(52)

Pada tahun 2016 Kementerian Kesehatan melakukan sayembara logo Kemenkes. Diharapkan dengan logo baru, menjadi prime mover perubahan budaya kerja diKemenkes yang akan membantu membentuk persepsi masyarakat atas Kemenkes. Disamping itu logo diharapkan dapat membangun identitas, cipta, rasa dan karsa dari tugas dan fungsi Kemenkes.

Melalui DIPA satker Biro Umum dengan membentuk tim pembuatan logo melaksanakan sayembara logo dengan mengundang secara terbuka untuk seluruh pereka cipta muda dengan syarat kualifikasi WNI berusia di atas 17 tahun, atas nama perorangan dengan

(53)

48

Arti Warna Logo Kementerian Kesehatan

22. e-Monev Belanja Pegawai

Dalam rangka perbaikan tata kelola belanja pegawai dilingkungan Kementerian Kesehatan, Biro Umum telah memetakan kendala-kendala yang terdapat di lapangan dalam pengelolaan pembayaran gaji tenaga kesehatan strategis yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, CPNS/PNS dilingkungan Kementerian Kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah adanya kesulitan dan keterbatasan dalam mengakses serta mengolah data dan informasi terkait pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis, pembayaran gaji dan tunjangan lainnya bagi PNS/CPNS secara realtime.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Biro Umum Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan sebagai salah satu Satuan Kerja pengelola belanja pegawai untuk pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis serta pembayaran gaji dan tunjangan lainnya bagi PNS dan CPNS dilingkungan Kementerian Kesehatan, telah mengembangkan sistem informasi berbasis web agar akses layanan pengolahan data dan informasi belanja pegawai untuk pengelola didaerah maupun pusat dapat lebih cepat dan terintegrasi serta termonitor secara langsung baik oleh pengelola maupun pegawai yang bersangkutan.

Warna Biru Turqoise:

Melambangkan unsur sehat, kepercayaan, dan integritas

Warna Hijau Terang

Memberikan efek ramah, hangat, semangat dalam melayani.

Warna Hitam (logotype):

Melambangkan makna tegas dan formal selaku

(54)

Aplikasi e-Monev Belanja Pegawai Berbasis Web Biro Umum ini dapat diakses melalui internet dan dapat mengolah data dan informasi pembayaran belanja pegawai, dapat memonitoring secara langsung sejauh mana proses pengelolaan pembayaran belanja pegawai, serta mengajukan, mengusulkan, merubah data serta mengupload dokumen permintaan pembayaran belanja pegawai secara langsung melalui akses khusus dan diberikan digital stamp sebagai bukti legalitasnya sesuai Undang-undang Informasi dan Transaksi secara Elektronik. E-monev belanja pegawai dapat di akses melalui http://www.gajiroum.kemkes.go.id

23. e-Notulen bahan pimpinan dan acara

(55)

BAB IV P E N U T U P

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum tahun 2016 merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kinerja Kepala Biro Umum kepada Sekretaris Jenderal, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu satu tahun 2016 dan sebagai instrumen evaluasi dan informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Laporan ini dapat memberikan gambaran sejauh mana capaian indikator kinerja satker Biro Umum dan keberhasilan apa saja yang diperoleh serta permasalahan apa saja yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Keberhasilan dan capaian kinerja tersebut tentunya didukung oleh semua komponen yang ada di lingkungan Biro Umum baik dari aspek SDM, pendanaan/anggaran, maupun fasilitas penunjang kerja serta pola kepemimpinan dalam suatu organisasi.

Dari uraian penjelasan tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Sasaran kegiatan Biro Umum melalui indikator kinerja kegiatan yang telah di sampaikan pada Penetapan Kinerja 2016 pada kurun waktu 5 tahun periode Renstra telah dapat dicapai.

(56)

3. Berdasarkan anggaran pagu satker Biro Umum setelah efisiensi sebesar Rp2.987.267.237.000 yang semula sebesar Rp3.123.267.237.000, realisasi anggaran per 31 Desember 2016 sebesar Rp2.930.305.552.584 (98,09%).

Tingginya penyerapan tersebut tidak terlepas dari pemantauan, pengendalian dan pelaporan yang dilakukan secara rutin (setiap bulan) dan melakukan estimasi serta kemungkinan-kemungkinan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilakukan atau kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan yang mempunyai kendala permasalahan sehingga dengan demikian dapat dilakukan refocusing, revisi anggaran dan relokasi anggaran serta efisiensi anggaran.

B. Saran dan Tindaklanjut

1. Dalam rangka penetapan indikator minimal dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Indikator mengukur “core bussiness” entitas unit;

b. Memenuhi kaidah Spesific, Measurable, Achievable, Reasonable, Time-phased ; dan

c. Dalam kapasitas jangkauan entitas unit.

2. Perlu dilakukan penataan arsip dan revisi tata naskah dinas pada tahun 2017 hal itu disebabkan karena adanya pergantian logo Kementerian Kesehatan.

3. Perlu diberikan pelatihan bagi pengelola keuangan dan program dalam penyusunan pembiayaan terhadap indikator, agar akuntabilitas keuangan bersinergi dengan akuntabilitas kinerja.

(57)

5. Melakukan validasi data tenaga kesehatan strategis seperti PTT, Nusantara Sehat Berbasis Tim, Residen dalam rangka pembayaran gaji dan insentif yang menggunakan aplikasi SAS.

6. Melakukan koordinasi di semua stakeholder dalam rangka validasi data dan updating data pada e-monev belanja pegawai.

7. Mempertahankan nilai aset bangunan dan peralatan melalui pemeliharaan dan perawatan operasional perkantoran.

Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2016 diharapkan dapat menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif, efisien dan transparan serta ekonomis. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat diidentifikasi pemecahan masalahannya dengan mengedepankan profesionalisme dan akuntabilitas.

Demikian laporan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagai penilaian kinerja Kepala Biro Umum selaku penanggung jawab satker Biro Umum tahun 2016 semoga Tuhan YME memberikan kemudahan dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum
Tabel 2.1. Keluaran (Output), Indikator Kinerja dan Target Kinerjadi Biro Umum Tahun 2016
Tabel 2.2.Matriks Target Renstra
Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Satuan Kerja Biro Umum Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

perumusan dan penetapan kebijakan administrasi dan teknis di bidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian

Perbedaan Warna Koloni Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa pada Media Ekstrak Daging Sapi dan Sari Kacang Hijau yang Ditambah Sitrat dan Bromthymol Blue The Colour

Kelima cerita rakyat, yaitu Legenda Atu Belah (Batu Belah) dari Aceh, Batu Badaong dari Maluku, Batu Puteri Menangis dari Lampung, Legenda Batu Menangis dari

Setelah guru Bimbingan dan Konseling mengetahui permasalahan yang dialami oleh peserta didiknya guru Bimbingan dan Konseling mengambil tindakan dalam membantu

•• setelah anak mencoret setelah anak mencoret gambar buku tersebut gambar buku tersebut geser kebawah karton geser kebawah karton penutup sampai terlihat penutup sampai

Sarang yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti

Dari data yang telah diolah dan diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals untuk menghitung estimasi akrual tidak normal yang dimiliki oleh suatu

Produsen dengan distributor di PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe sebelum pembuatan suatu kontrak benar-benar mengenal dan memahami maksud dari para pihak Sehingga semua