• Tidak ada hasil yang ditemukan

13. Zakarias Duka Juli 2017 Maret 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "13. Zakarias Duka Juli 2017 Maret 2018"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH APLIKASI PUPUK ORGANIK KANDANG SAPI DAN HIJAUAN KIRINYU

TERHADAP KETERSEDIAAN NITROGEN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.) PADA

ALFISOL LAHAN KERING DI PULAU TIMOR

The Effect of Cow Dung Manure Fertilizer and Siam Weed Mulch Applications on the Availability

of Nitrogen (N) and Yields of Corn (Zea mays L.) in Alphisol Soils at Timor Island

Zakarias Duka, Moresi M. Airtur, Peters O. Bako

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana Kupang, Jl. Adisucipto-Penfui-Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di lahan petani Desa Matani, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dan Laboratorium Kimia Tanah Faperta Undana yang berlangsung bulan Juli 2017 sampai Maret 2018 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu terhadap ketersediaan hara nitrogen dan hasil tanaman jagung pada tanah alfisol lahan kering di Pulau Timor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan faktor tunggal menggunakan rancangan lingkungan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan yaitu: tanpa pupuk kandang sapi dan tanpa hijauan kirinyu (A0); tanpa pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu dengan dosis 22,5 ton.ha-1 setara 337.5 g.polybag.-1 (A1); pupuk kandang sapi dengan dosis 7,5 ton.ha-1 setara 112.5 g.polybag.-1 dan hijauan kirinyu dengan dosis 15 ton.ha-1 setara 225 g.polybag.-1 (A2); pupuk kandang sapi dengan dosis 15 ton.ha-1 setara 225 g.polybag.-1 dan hijauan kirinyu dengan dosis 7,5 ton.ha-1 setara 112.5 g.polybag.-1 (A3); pupuk kandang sapi dengan dosis 22,5 ton.ha-1 setara 337.5 g.polybag.-1 dan tanpa hijauan kirinyu (A4). Variable yang diamati adalah kandungan N-total tanah saat panen, kandungan N-jaringan tanaman,, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah biji dan bobot biji pipilan kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan, selanjutnya dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan aplikasi pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu berpengaruh nyata pada semua variabel penelitian yang diamati. Perlakuan kombinasi pupuk kandang sapi dengan dosis 7,5 ton ha-1 dengan hijauan kirinyu dengan dosis 15 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap ketersediaan N dalam tanah, serapan N tanaman, dan hasil jagung pada lahan kering di pulau Timor.

Kata kunci : Hijauan Kirinyu, Pupuk Kandang Sapi, Jagung, Nitrogen

ABSTRACT

The research has been conducted at farmer land of Matani Village, Kupang Tengah Sub-district, Kupang Regency and Laboratory of Soil Chemistry, Faperta, Undana since from July 2017 until March 2018 with the aimed to know the effect of cow dung manure fertilizer and siam weed mulch applications on the availability of nitrogen and yields of corn in alphisol soils at Timor Island. This research is an experimental research with single factor using by Completely Randomized Design with 5 treatment of combinations: (A0); Without cow dung manure and without siam weed mulch, (A1) Without cow dung manure and siam weed mulch of 22.5 ton.ha-1 equivalent to 337.5 g.polybag-1, (A2) cow dung manure of 7.5 ton.ha-1 equivalent to 112.5 g.polybag-1 and siam weed mulch of 15 ton.ha-1 equivalent to 225 g.polybag-1, (A3) cow dung manure of 15 ton.ha-1 equivalent to 225 g.polybag-1 and siam weed mulch of 7.5 ton.ha-1 equivalent to 112.5 g.polybag-1, (A4) cow dung manure of 22.5 ton.ha-1 equivalent to 337.5 g.polybag-1 and without siam weed mulch. The variables was observed were N-total soil content at harvest, N-plant tissue content, height, number of leaves, area of leaves, number of seeds and weight of dried seeds. The data was obtained were analyzed using by diversity analysis (ANOVA) to know the effect of experiment, then 5% Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results were showed that in all research variables observed the application of cow dung manure and siam weed mulch have real effect. The treatment combination of cow dung manure and siam weed mulch that gives the best effect on the availability of N in the soil, N absorption and yield of corn in dry land on Timor island i.e. in the treatment of A2 (cow dung manure of 7.5 ton.ha-1 + siam weed mulch of 15 ton.ha-1).

(2)

PENDAHULUAN

Pulau Timor merupakan wilayah semi arid (semi ringkai) sehingga kegiatan pertanian yang berkembang di daerah ini hampir seluruhnya merupakan kegiatan pertanian lahan kering. Praktek pertanian di Pulau Timor sebagian besar dilakukan pada tanah alfisol mengingat jenis tanah ini penyebarannya relatif luas. Walaupun demikian, praktek budidaya tanaman pada alfisol seringkali diperhadapkan pada kendala ketersediaan unsur hara yang rendah, terutama hara nitrogen. Tamat (1996 dalam Airtur, 2006) menyatakan tanah alfisol yang menyebar di Pulau Timor umumnya memiliki kandungan nitrogen (N) yang rendah, sehingga menjadi salah satu faktor pembatas produksi tanaman.

Upaya peningkatan ketersediaan N dalam tanah melalui aplikasi pemupukan telah lama dipraktekkan oleh petani di Pulau Timor. Dalam hal ini jenis pupuk N yang paling banyak digunakan adalah pupuk kimiawi yakni pupuk urea. Walaupuan demikian, aplikasi pupuk urea di pulau Timor seringkali terkendala oleh faktor lingkungan dengan kondisi ketersediaan air tanah yang rendah yang berdampak pada rendahnya kelarutan urea dalam tanah dan tingginya rata-rata temperatur udara yang berdampak pada laju penguapan N (volatilisasi) dalam bentuk NH3 maupun N2O yang tinggi.

Sukartono (2012 dalam Nur, 2014) melaporkan potensi limbah kotoran sapi di Pulau Timor relatif tinggi mencapai 2.134.844 ton per tahun. Potensi tersebut dihitung dari jumlah ternak sapi di Timor Barat sebanyak 533.711 ekor dengan asumsi satu ekor sapi menghasilkan rata-rata 4 ton kotoran per tahun. Dari aspek kandungan unsur hara, Tan (1994 dalam Setyo Budi dan Sari, 2015) mengemukakan kandungan hara pupuk kandang sapi pedaging sebesar 0,60% N; 0,15% P; dan 0,30% K.

Kirinyu juga berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena sebarannya yang sangat luas. Kirinyu telah menginvasi hampir seluruh lahan di Pulau Timor sehingga dianggap sebagai gulma bagi tanaman dan juga ancaman bagi usaha peternakan karena keberadaannya telah menurunkan kualitas padang penggembalaan. Walaupun demikian, jenis tanaman ini berpotensi untuk diolah menjadi pupuk organik karena kandungan haranya yang relatif tinggi, yakni 2,65% N, 0,53% P, dan 1,9% K (Suntoro, 2001 dalam Setiawan, dkk., 2014). Oleh karena itu pupuk kandang sapi dan pupuk hijau kirinyu sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk organik.

Rendahnya produktifitas jagung di pulau Timor dipengaruhi oleh rendahnya ketersediaan unsur hara termasuk unsur hara nitrogen. Jagung merupakan jenis tanaman yang membutuhkan N dalam jumlah yang tinggi. Unsur N bagi tanaman jagung menjadi penting karena 60 % kebutuhan N jagung diserap pada 30 hari pertama pertumbuhan tanaman jagung. Dengan demikian kekurangan N pada tanaman jagung dipastikan akan menurunkan hasil tanaman jagung. Hal ini menjadi landasan perlu dilakukannya penelitian pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan Kirinyu Terhadap Ketersediaan Nitrogen (N) dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Pada Alfisol Lahan Kering Di Pulau Timor.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan milik petani di desa Matani kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang dan Laboratorium Kimia Tanah Faperta Undana, mulai bulan Juli 2017 hingga Maret 2018. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktor tunggal dengan rancangan lingkungan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor Perlakuan yang dicobakan adalah kombinasi pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu dengan taraf sebagai berikut: Tanpa pupuk kandang, tanpa hijauan kirinyu (A0), Tanpa pupuk kandang sapi dan 22,5 ton ha-1 hijauan kirinyu (A1), 7,5 ton ha -1 pupuk kandang sapi dan 15 ton ha-1 hijauan kirinyu (A2), 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi dan 7,5 ton ha-1 hijauan kirinyu (A3), 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi dan tanpa hijauan kirinyu (A4). Masing-masing kombinasi perlakuan dibuat dalam 3 ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 15 satuan percobaan berupa polybagtiap tanaman. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang diambil dari lokasi di Desa Baumata Barat Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Tanah diambil dari 5 titik yang berbeda pada kedalaman 0-20 cm dari permukaan tanah secara komposit. Tanah yang diambil dikering anginkan, selanjutnya dihancurkan dan diayak dengan menggunakan ayakan dengan diameter 2 mm.

(3)

dari lokasi Desa Penfui Kecamatan Maulafa Kabupaten Kupang. Hijauan kirinyu ini sebelum diaplikasikan terlebih dahulu dipotong-potong dengan ukuran 3-4 cm. Hijauan yang telah dipotong kemudian ditimbang bobotnya sesuai perlakuan yang dicobakan.

Variabel yang diamati pada penelitian adalah Kandungan total tanah saat panen, Kandungan N-jaringan tanaman, Tinggi tanaman, Jumlah Daun, Luas Daun, Jumlah biji, Bobot biji pipilan kering per tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perlakuan Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap N-Total Tanah Dan N-Jaringan Tanaman Jagung

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu berpengaruh nyata terhadap N-total tanah akhir dan N- jaringan tanaman jagung. Data pada tabel 4.2 menunjukan kadar N-total tanah akhir penelitian pada perlakuan A1 lebih tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar N-total tanah akhir penelitian antara perlakuan A2, A3 dan A4 tidak berbeda nyata. Kadar N-total tanah akhir penelitian terendah ada pada perlakuan AO yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan A3. Perlakuan AO memiliki kadar N-total tanah akhir lebih rendah dari N-total tanah akhir perlakuan lainnya karena memang tidak ada penambahan hara dari luar. Sedangkan perlakuan A1 memilki kadar N-total tanah akhir penelitian lebih tinggi karena dosis pupuk organik seluruhnya adalah kirinyu.

Tabel 4. 2. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap N-Total Tanah dan N-Jaringan Tanaman Jagung

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

Data pada abel 4.2 juga menunjukan bahwa makin tinggi hijauan kirinyu maka makin tinggi kandungan N-total tanah. Hal ini karena hijauan kirinyu jika dibandingkan dengan pupuk kandang sapi, hijauan kirinyu memiliki kandungan N yang lebih tinggi. Hasil analisis terhadap hijauan kirinyu diperoleh kandungan N-jaringan pada kirinyu adalah 1, 44%. Kandungan N yang disumbangkan pada tanah akan mengakibatkan meningkatnya serapan N ke dalam tubuh tanaman yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman. Suntoro (2001) dalam Damanik (2009) menyatakan kandungan nitrogen yang terkandung dalam hijauan kirinyu sekitar 2, 81 % dan bila dibandingkan dengan pupuk kandang sapi kandungan N pupuk kandang sapi jauh lebih rendah

Hasil uji lanjut pada tabel 4.2 menunjukan bahwa kadar N-jaringan tanaman tertinggi pada perlakuan A1 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan kadar N-jaringan tanaman terendah ada pada perlakuan AO yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan A3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pengaruh Perlakuan Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Tinggi Tanaman Jagung

(4)

Tabel 4.3. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Rerata Tinggi Tanaman 2, 4, 6 Dan 8 MST

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (tanpa pupuk kandang sapi

dan hijauan kirinyu) (A0) 26,00 a 40,33 a 82,17 a 110,67 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5 ton

ha-1 hijauan kirinyu (A1) 35,00 b 72,67 c 127,30 b 158,33 b 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 15

ton ha-1 hijauan kirinyu (A2) 40,27 c 86,00 d 144,33 c 175,33 c 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 7,5

ton ha-1 hijauan kirinyu (A3) 37,63bc 83,33 d 134,33 c 157,33 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

tanpa hijauan kirinyu (A4) 25,33 a 62,90 b 121,53 b 157,00 b Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada

uji Duncan (5%).

Hasil uji Duncan 5% pada Tabel 4.3 menunjukkan pada pengamatan 2 MST,4 MST dan 6 MST rerata tinggi tanaman jagung tertinggi terdapat pada perlakuan A2 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan A3 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada 4 dan 6 MST tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan A2 yang tidak berbeda nyata dengan A3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada 8 MST tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan A2 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Untuk semua waktu pengamatan 2, 4, 6 dan 8 MST semua perlakuan pemberian pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu jika dibandingkan dengan perlakuan (A0) berbeda nyata.

Tinggi tanaman terendah ada pada perlakuan A0. Hal ini diduga karena dengan adanya pemberian pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu jumlah unsur hara dalam tanah mengalami peningkatan yang selanjutnya menunjang perumbuhan tanaman jagung. Pemberian hijauan kirinyu menyumbangakan unsure hara N. Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan dalam fase vegetatif dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Kandungan nitrogen dalam kirinyu relatif tinggi, yakni 1,44 % N (hasil analisis lab. N-jaringan kirinyu, 2017).

Hasil uji lanjut pada tabel 4.3 menunjukan bahwa kombinasi pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu yang memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman jagung adalah kombinasi dosis kirinyu 15 ton ha -1 dan pupuk kandang sapi 7,5 ton ha-1. Sedangkan bila dosis pupuk organik hanya hijauan kirinyu, atau bila hanya pupuk kandang sapi, tinggi tanaman makin rendah, demikian pula bila pupuk kandang sapi lebih banyak. Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan saling melengkapi antara kedua jenis pupuk ini.

Pengaruh Perlakuan Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Jumlah Daun Jagung

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman jagung pada pengamatan 2 MST, namun memberikan pengaruh nyata pada pengamatan 4 MST, 6 MST dan 8 MST.

(5)

Tabel 4.4. Pengaruh Aplikasi pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan kirinyu Terhadap Rerata Jumlah Daun Tanaman Jagung 2, 4, 6 dan 8 MST

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (tanpa pupuk kandang

sapi dan hijauan kirinyu) (A0) 5,00 a 7,3 a 10,33 a 11,70 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5

ton ha-1 hijauan kirinyu (A1) 5,67 a 9,7 b 12,67 b 16,70 d 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

15 ton ha-1 hijauan kirinyu (A2) 5,33 a 11,0 c 13,67 b 17,70 d 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

7,5 ton ha-1 hijauan kirinyu (A3) 5,33 a 9,7 b 13,00 b 14,00 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi

+ tanpa hijauan kirinyu (A4) 4,33 a 7,7 a 13,33 b 15,00 c Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada

uji Duncan (5%).

Pada pengamatan 4 MST jumlah daun terbanyak pada perlakuan A2 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada 6 MST jumlah daun terbanyak pada perlakuan A2 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan A1,A3 dan A4. Selanjutnya pada 8 MST jumlah daun terbanyak pada perlakuan A2 yang tidak berbeda nyata dengan A1 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Secara umum jumlah daun tanaman terendah pada pengamatan 4, 6 dan 8 MST ada pada perlakuan A0 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah daun terbanyak pada pengamatan 4,6 dan 8 MST, terdapat pada perlakuan kombinasi Hijauan kirinyu 15 ton ha-1 ditambah 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi (A2). Jumlah daun makin sedikit bila hanya menggunakan pupuk kandang sapi saja atau pun bila hanya menggunakan hijauan kirinyu saja sebagai pupuk. Hal ini diduga karena komposisi hara dalam kedua bahan ini dari sisi jumlah dan jenis kurang seimbang sehingga tidak mampu mendukung perkembangan jumlah dan luas daun jagung dengan baik. Perlakuan kombinasi hijauan kirinyu 15 ton ha-1 di tambah 7.5 ton ha-1 pupuk kandang sapi (A2) menghasilkan kombinasi hara yang lebih seimbang dari sisi jumlah dan jenis sehingga lebih mampu menunjang pertambahan jumlah daun. Hal ini sejalan dengan hukum minimal Liebig dalam Winarso (2005), yang menyatakan bahwa takaran pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh faktor pertumbuhan yang ada dalam keadaan minimal, yang diibaratkan dengan gentong kayu dimana volume dari gentong kayu ditentukan oleh bilah kayu yang ukurannya paling pendek.

Pengaruh Perlakuan Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Luas Daun Jagung

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu berpengaruh sangat nyata terhadap parameter luas daun tanaman jagung pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 MST.

(6)

Tabel 4.5 Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan Kirinyu Terhadap Rerata Luas Daun Tanaman 2, 4, 6 dan 8 MST

Perlakuan Luas Daun (cm2)

2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (tanpa pupuk kandang

sapi dan hijauan kirinyu) (A0) 90,40 a 412,60 a 2024,34 a 3361,88 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5

ton ha-1 hijauan kirinyu (A1) 214,80 b 797,91 ab 5611,95 b 6153,25 b 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

15 ton ha-1 hijauan kirinyu (A2) 242,80 b 2578,68 c 6521,00 c 7917,75 c 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

7,5 ton ha-1 hijauan kirinyu (A3) 255,80 b 2204,50 c 5857,91 cb 6082,50 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi

+ tanpa hijauan kirinyu (A4) 88,80 a 1130,38 b 5258,35 b 6845,50 b Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada

uji Duncan (5%).

Pada semua waktu pengamatan terlihat bahwa perlakuan A2 (7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 15 ton ha-1 hijauan kirinyu) memiliki luas daun terbesar dibanding perlakuan lainnya. Luas daun tanaman makin sempit bila hanya diberi pupuk organik kandang sapi (A4) saja atau hijauan kirinyu saja (A2). Hal ini diduga karena perlakuan A2 yaitu kombinasi 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 15 ton ha-1 hijauan kirinyu didalam tanah menyumbangkan unsur hara yang lebih kompleks dan seimbang dari jenis ataupun jumlahnya bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dalam hal ini luas daun menjadi lebih luas. Pada pengamatan luas daun perlakuan A2 memiliki luas daun lebih luas dari perlakuan lainnya.

Pengaruh Perlakuan Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Bobot Biji Pertongkol dan Jumlah Biji Pertongkol

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah biji pertongkol dan bobot biji pertongkol tanaman jagung.

Tabel 4.6. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan Kirinyu Terhadap Rerata Bobot Biji Pertongkol Dan Jumlah Biji Pertongkol Tanaman Jagung

Perlakuan Bobot biji per tongkol (g) Jumlah biji per tongkol Kontrol (tanpa pupuk kandang sapi dan

hijauan kirinyu) (A0) 18.0 a 49.7 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5 ton

ha-1 hijauan kirinyu (A1) 142.3 cb 402.7 b 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 15

ton ha-1 hijauan kirinyu (A2) 176.1 c 511.3 c 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 7,5 ton

ha-1 hijauan kirinyu (A3) 133.7 cb 391.3 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

tanpa hijauan kirinyu (A4) 118.7 b 387.3 b

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

(7)

pertumbuhan yang lebih baik. Pertumbuhan yang lebih baik memungkinkan proses fotosintesis lebih tinggi sehingga pembentukan dan pengisian biji lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Pada tabel 4.6 juga menunjukan bahwa bobot biji pipilan kering perlakuan pupuk kandang sapi dan hijauan kirinyu berbeda nyata dengan tanpa perlakuan (AO). Bobot jagung pipilan kering panen terendah ada pada perlakuan AO. Sedangkan bobot jagung pipilan kering panen tertinggi diperoleh pada perlakuan A2 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan A1 dan A3. Lebih rendahnya bobot jagung pipilan kering panen pada perlakuan AO karena perlakuan ini memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dibanding dengan perlakuan lainnya. Pertumbuhan yang lebih rendah akibat dari rendahnya suplai hara sehingga fotosintat yang dihasilkan lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut: 1) Perlakuan kombinasi pupuk kandang sapi dan pupuk hijau kirinyu berpengaruh nyata terhadap parameter ketersediaan N dalam tanah, serapan N tanaman, dan hasil jagung pada lahan kering di Pulau Timor, 2)Perlakuan kombinasi pupuk kandang sapi dengan dosis 7,5 ton ha-1 dan pupuk hijau kirinyu dengan dosis 15 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap ketersediaan N dalam tanah, serapan N, dan hasil jagung pada lahan kering di pulau Timor.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah kombinasi pupuk kandang sapi dengan dosis 7,5 ton ha-1 dan pupuk hijau kirinyu dengan dosis 15 ton ha-1 dapat direkomendasikan sebagai alternatif pemenuhan unsur hara N bagi tanaman jagung pada alfisol lahan kering di Pulau Timor.

DAFTAR PUSTAKA

Sukartono dan W.H. Utomo. 2012. Peranan biochar sebagai pembenah tanah pada pertanaman jagung di tanah lempung berpasir (sandy loam) semiarid tropis Lombok Utara. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kelaman: Buana Sains.Tribhuana Press. Vol 12:No. 1. Hal: 91-98.

Suntoro, Syekhfani, Handayanto, E., dan Sumarno, 2001. Penggunaan bahan pangkasan Krinyu (Chromolaena odorata) dan Gama (Gliricidia sepium) untuk meningkatkan ketersediaan P, K, Ca dan Mg pada Ozic Dystrundept. Agrivita, 23:20-26.

Tamad. 1996. Amelioran Pupuk Kandang terhadap Ketersediaan Air bagi Tanaman Pangan Legum pada Tiga Macam tanah di DAS Oesao di Rumah Kaca Faperta Undana. Laporan Hasil Penelitian. Faperta Undana. Kupang.

Tan, S. M., 1994. Processing of Marinated Fish and Battered and Breaded Fish Buger and Nugget. ASEAN-Canada Fisheries Post Harvest Technology Project. Phase II.

(8)

Tabel 4. 2. Pengaruh aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu terhadap N-total tanah

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

Tabel 4.4. Pengaruh Aplikasi pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan kirinyu Terhadap Rerata Jumlah Daun Tanaman Jagung 2, 4, 6 dan 8 MST.

(9)

+ tanpa hijauan kirinyu (A4)

(10)

Tabel 4.5 Pengaruh aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu terhadap rerata luas daun tanaman 2, 4, 6 dan 8 MST.

Perlakuan Luas Daun (cm2)

2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (tanpa pupuk kandang

sapi dan hijauan kirinyu) 90,40 a 412,60 a 2024,34 a 3361,88 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5

ton ha-1 hijauan kirinyu 214,80 b

797,91

ab 5611,95 b 6153,25 b 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

15 ton ha-1 hijauan kirinyu 242,80 b 2578,68 c 6521,00 c 7917,75 c 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

7,5 ton ha-1 hijauan kirinyu 255,80 b 2204,50 c

5857,91

cb 6082,50 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi

+ tanpa hijauan kirinyu 88,80 a 1130,38 b 5258,35 b 6845,50 b

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

Tabel 4.6. Pengaruh aplikasi pupuk organik kandang sapi dan hijauan kirinyu terhadap rerata bobot biji pertongkol dan jumlah biji pertongkol tanaman jagung.

Perlakuan Bobot biji per

tongkol (g)

Jumlah biji per tongkol Kontrol (tanpa pupuk kandang sapi

dan hijauan kirinyu) 18.0 a 49.7 a Tanpa pupuk kandang sapi + 22,5

ton ha-1 hijauan kirinyu 142.3 cb 402.7 b 7,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

15 ton ha-1 hijuan kirinyu 176.1 c 511.3 c 15 ton ha-1 pupuk kandang sapi + 7,5

ton ha-1 hijauan kirinyu 133.7 cb 391.3 b 22,5 ton ha-1 pupuk kandang sapi +

tanpa hijauan kirinyu 118.7 b 387.3 b

Gambar

Tabel 4. 2.  Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap N-Total Tanah
Tabel 4.3.  Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi Dan Hijauan Kirinyu Terhadap Rerata                   Tinggi Tanaman 2, 4, 6 Dan 8 MST
Tabel 4.4. Pengaruh Aplikasi pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan   kirinyu Terhadap Rerata Jumlah Daun                  Tanaman Jagung 2, 4, 6 dan 8 MST
Tabel 4.5   Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Kandang Sapi dan Hijauan Kirinyu Terhadap Rerata Luas Daun                  Tanaman 2, 4, 6 dan 8 MST
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi rokat pandhaba juga mengandung konsepsi bahwa masyarakat Madura sangat menerima hal-hal yang metafisis, bahwa kekuatan metafisis yang tidak tampak

juga oleh penelitian yang dilakukan Tanti (2007) tentang stres dan kehidupan penghuni LP pada 345 responden, yang menemukan bahwa reaksi psikologis yang sering

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap audit

Setelah bumi semakin dingin maka bermunculanlah makhluk hidup lain di dalam air, seperti fi toplankton yang bisa bersifat autotrof karena bisa menghasilkan makanan

Proteksi utama MCCB 200 A sudah sesuai dengan kemampuan hantar arus (KHA) pengenal gawai proteksi dari kabel yang digunakan. Single Line Diagram Panel 1 Ruang

World Politics: An Introduction to International Relations. Teori rational choice pada penilitian ini digunakan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari ikut

arti dan ilmu yang mempelajari simbol kata disebut semantik. Akan tetapi semantik bukan saja suatu jenis cara mengartikan suatu obyek yang berupa kata-kata tetapi juga merupakan

Puja dan puji syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata‟ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala limpahan nikmat rahmat dan karunia-Nya