• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apresiasi Sastra di S D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Apresiasi Sastra di S D"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Apresiasi Sastra di SD

Pengembangan Apresiasi sastra dalam bentuk bacaan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra

Annisa Fajriati (1815162933)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Pengembangan Apresiasi sastra dalam bentuk bacaan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra

Annisa fajriati

PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta e-mail : Annisafajriati1998@gmail.com

Abstrak

Aspek psikologis anak berkembang melalui tahapan tertentu sesuai dengan tingkat usia mereka. Anak-anak melalui tahapan perkembangan intelektual, moral dan emosional, tahapan perkembangan kepribadian dan bahasa, dan tahapan dalam pertumbuhan konsep mereka tentang cerita. Setiap jenis pengembangan dibagi menjadi tahap-tahap tertentu. Piaget membagi perkembangan intelektual anak-anak ke dalam empat tahap: tahap operasi motorik sensorik, pra-operasional, konkret, dan formal.Tahapan tersebut dalam setiap anak berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia setiap anak. Setiap tahap memiliki karakteristik yang membedakannya dari tahap lainnya. Perbedaan karakteristik secara logis mengimplikasikan perbedaan dalam respons anak terhadap materi bacaan. Akibatnya, dalam memilih bahan bacaan untuk anak-anak, guru ataupun orang tua harus mempertimbangkan usia anak untuk membuat seleksi sesuai perkembangan psikologis anak, pada tingkat usia tertentu akan membuat materi bacaan menjadi tidak komunikatif karena terlalu sulit bagi anak atau membuatnya tidak menarik dan membosankan bagi anak-anak karena terlalu mudah atau terlalu sederhana.

Kata Kunci : aspek psikologis, perkembangan intelektual, pemilihan materi bacaan

Abstract :

(3)

operational, and formal operational stages. The stages in each child vary according to the age level of each child. Each stage has characteristics that distinguish it from other stages. Characteristic differences imply differences in the child's response to reading material. As a result, in choosing reading materials for children, teachers or parents should consider the age of the child to make selection according to the child's psychological development, at a certain age level will make reading material non-communicative because it is too difficult for the child or makes it unattractive and boring for children because it is too easy or too simple.

(4)

PENGANTAR

Setiap manusia memiliki rasa ingin tahu, begitupun anak-anak, mereka juga memiliki rasa ingin tahu untuk mengenal dunia di sekelilingnya. Pemuasan rasa ingin tahu seorang anak dapat dipenuhi lewat berbagai cara, dan salah satunya adalah lewat bacaan. Bacaan anak itu sendiri amat beragam, contohnya adalah cerita lucu, berbagai cerita tradisional, fiksi, puisi, komik, dan lain-lain sampai dengan bacaan yang berbicara tentang berbagai informasi faktual Hal itu tidak berbeda halnya dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan orang dewasa yang juga dapat diperoleh lewat berbagai bacaan yang berisi tentang berbagai hal. Orang dewasa tinggal memilih bacaan apa dan atau informasi apa yang diinginkannya. Baik orang dewasa maupun anak sama-sama membutuhkan informasi yang memperkaya pengalaman jiwanya, sedang yang membedakan adalah buku apa atau informasi apa yang dibutuhkan itu.selain itu disini penulis ingin membahas sedikit tentang apresiasi, Secara leksikal, appreciation ‘apresiasi’ mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang memberikan penilaian. Apresiasi sastra ialah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Suminto A. Sayuti, 1996:2).

(5)

keduatingkatan penghayatan yang tepat, dan langkah ketiga pembaca dapat merelevansikan pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang di hadapi (Sumardjo dan Saini, 1997:174-175)

(6)

KAJIAN MATERI

Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang hendaknya ditindaklanjuti, karena membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa. Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia terlebih pada era informasi dan komunikasi sekarang ini. Membaca juga merupakan jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan maju dan sukses, baik di lingkungan sekolahmaupun dunia pekerjaan. Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan, maka membaca wajar diajarkan di sekolah-sekolah dengan berpijak pada tujuan pembelajaran membaca.

Nurhadi (1987:56) mengemukakan bahwa pengalaman selama ini menunjukan bahwa pengajaran membaca lanjut di sekolah-sekolah menengah cenderung diabaikan. Faktor yang melatarbelakangi adalah anggapan yang salah tentang membaca itu sendiri. Kebanyakan kita sepakat bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang anak didik telah dapat membaca dan menulis, yaitu ketika selesainya pengajaran membaca dan menulis permulaan, sekitar kelas tiga sekolah dasar. Pada jenjang yang lebih tinggi, pengajaran membaca lanjut tidak mendapat perhatian. Akibatnya, kebiasaan buruk terus berkembang sampai anakmenjadi dewasa.

Memahami isi bacaan adalah salah satu cara yang diitempuh oleh seorang siswa untuk menemukan kalimat utama pada tiap-tiap paragraf. Pemahaman bacaan juga berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lainnya, tergantung bagaimana orang tersebut dapat memahami dan menjelaskan arti pada masing- masing kata dan kalimat

Bacaan anak atau sastra anak (bahasa Inggris: children's literature) adalah genre sastra yang ditulis dan diterbitkan untuk anak-anak. Walaupun demikian, bacaan anak bisa saja disukai serta dibaca remaja dan orang dewasa. Selain itu, sejumlah cerita yang sekarang dianggap klasik, dulunya ditulis untuk orang dewasa.

(7)

ditulis dan diberi ilustrasi untuk anak hingga berusia 12-13 tahun. Termasuk ke dalam kategori ini adalah buku nonfiksi dan novel untuk remaja, buku karton tebal (board book), buku lagu anak, buku mengenal alfabet, belajar berhitung, buku bergambar untuk belajar membaca, buku bergambar untuk belajar konsep (picture book), dan buku cerita bergambar (picture story book).

Bacaan yang menarik minat

Nancy Anderson,mengelompokkan bacaan anak menjadi enam kategori:

1. buku bergambar prasekolah (pengenalan konsep seperti huruf, angka, warna dan sebagainya, buku dengan kalimat yang berirama dan berulang, buku bergambar tanpa kata-kata)

2. sastra tradisional (mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, sajak)

3. fiksi (fantasi, fiksi modern, fiksi sejarah)

4. biografi dan autobiografi

5. ilmu pengetahuan

6. puisi dan syair.

Bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat yang singkat, serta pilihan kosakata dan tata bahasa yang lebih sederhana dibandingkan sastra dewasa. Selain dibaca di dalam hati, teks dimaksudkan agar bisa dibaca keras-keras oleh anak. Buku juga dibacakan keras-keras oleh orang dewasa untuk anak yang belum bisa membaca.

Ilustrasi sangat penting dalam bacaan anak dan merupakan kesatuan dengan cerita. Anak yang belum bisa membaca terutama sangat memperhatikan gambar-gambar dalam buku. Selain itu, bacaan anak bisa hanya berisi gambar dan tanpa kata-kata. Jumlah ilustrasi dalam buku anak juga lebih banyak dibandingkan ilustrasi buku sastra dewasa. Semakin muda target pembaca, maka semakin banyak pula ilustrasi yang diberikan.

(8)

pesat, menjadikan anak-anak lebih memilih untuk bermain dengan gadget ketimbang dengan membaca buku.

Saya juga memperhatikan buku seperti apa yang senang dibaca siswa. Perspektif buku menarik tidak sama antara anak kelas 1 sampai kelas 6. Setidaknya dari pengamatan saya, dapat disimpulkan ada dua kelompok. Pertama, buku menarik untuk anak kelas kecil (1-3 SD) tentu yang tidak tebal. Bisa berupa dongeng, cerita legenda, atau fabel. Namun dengan konten yang full colour dan banyak gambar.

Lalu yang kedua, kelompok anak kelas besar (4-6) sudah bisa tertarik pada buku yang agak tebal, dan banyak berisi tulisan dan sedikit gambar namun dengan genre novel atau kumpulan cerpen anak. Sebagai contoh adalah buku seri KKPK atau Fantasteen.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, orang tua silakan menyesuaikan jenis buku yang menarik tersebut ketika akan menyediakan bahan bacaan di rumah untuk anak

(9)

Berikut ini adalah contoh cerita bergambar,

(10)

untuk belajar. Media gambar yang menarik, akan menarik perhatian anak dan menjadikan anakmemberikan respon awal terhadap proses

pembelajaran. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran akan diingat lebih lama oleh anakkarena bentuknya yang konkrit dan tidak bersifat abstrak.

Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang dikenal khalayak luas. Buku bergambar (picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat lustrasi dan tulisan (Huck, dkk dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005:153). Hal yang tidak berbeda juga dikemukakan Mitchell (Burhan Nurgiyantoro, 2005:153) bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara mandiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi. Dengan demikian, pembacaan terhadap buku cerita bacaan tersebut akan terasa lebih lengkap dan konkret jika dilakukan dengan melihat.

(11)

KESIMPULAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Marilyn McCord (1994). Beginning to read: thinking and learning about print. Cambridge

Aminuddin, (1995).Penikmatan Bacaan Sastra Bagi Anak Usia Sekolah Dasar. Malang:IKIP Malang.

Anderson, Nancy (2006). Elementary Children’s Literature. Boston: Pearson Education. Brady, Laure. 1991. “Children and Their Books: The Right Book for The Right Child 1”, dalamMaurice Saxby & Gordon Winch (eds). Give Them Wings, The Experience of Children’s Literature, Melbourne: The Macmillan Company, hlm. 26-38.

Brown, Douglas H. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Addison Wesly Longman.

Common Sense Media, 2011, 2013; Wartella, Rideout, Lauricella, & Connell, 2013; Rideout, 2014

Edwards, Patricia A. 2004. Children’s Literary Development, Boston: Pearson.

Faridah idah. 2005. Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.

Grant, August E. & Jennifer Meadows. (2010). Communication Technology update and fundamentals (12th ed.). USA: Elsevier Inc.

(13)

Maryanne Wolf (2016). Tales of Literacy for the 21st Century: The Literary Agenda. OUP Oxford. ISBN 978-0-19-103613-2.

Mila Roysa. 2017. Analisis Buku Bacaan Anak “Belajar Sambil Berternak Ayam” Berdasarkan Pendekatan Stuktural. Vol. 1 No. 1.

Mitchell, Diana. 2003. Children’s Literature, an Invitation to the World. Boston: Ablongman. Saxby, Maurice dan Gordon Winch (eds). 1991. Give Them Wings, The Experience of Children’s Literature, Melbourne: The Mac- millan Company

Nita Wahyu Tyasititi, dan Nugraheni Eko Wardani. 2014. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Kelas Vii Smp Akselerasi. Volume I Nomor 3.

Nurgiyantoro Burhan.(2008).Tahapan Perkembangan Anak Dan Pemilihan Bacaan Sastra Anak Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Prasetiawan brian.(2007).Mendekatkan Anak Pada Bahan Bacaan yang Menarik

Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi Internasional Kesusasteraan XIX HISKI.

Reitz, Joan M. "children's book". ODLIS — Online Dictionary for Library and Information Science. Diakses tanggal 16 Juni 2008.

Resmini, Novi(2008). Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Sekolah Dasar Melalui Implementasi Strategi Directedreading Activity:Jakarta.

Rideout, Victoria and VJR Consulting, Inc.(2014).Children, Teens, and Reading. San Fransisco:Common Sense Media

S. Mahayana maman. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia Apresiasi Sastra Indonesia Apresiasi Sastra Indonesia Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah. Vol. 13. No. 3.

Samfundslitteratur.The ALA Glossary of Library and Information Science. American Library Association. 1983. hlmn. 41–42

Sayuti, S. A. (1998). MencariModelPengajaran SastrayangApresiatif: Beberapa Pertimbangan. Maka1ah padaPertemuanIlmiah Bahasa dan SastraIndonesia(PIBSI) se-DIYdanJawaTengah7-8 Oktober 1998 di PPPG Kesenian Yogyakarta.

(14)

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tompkins, G.E. (2011). Literacy in the early grades: A successful start for prek-4 readers (3rd edition), Boston, Pearson. pp. 5, 7.

Weinreich, Torben (2000). Children's Literature: Art Or Pedagogy?. Forlaget

What is Reading Comprehension? Reading Worksheets, Spelling, Grammar, Comprehension, Lesson Plans (dalam bahasa Inggris). 2008-05-29. Diakses tanggal 2018-03-09.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah munculnya pengetahuan tentang tren alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian, adanya perubahan sosial ekonomi

Pengujian (Testing) Setelah proses diatas telah dilalui maka langkah selanjutnya adalah diuji Coba, Pengujian ini dilakukan setelah menyelesaikan semua tahapan pembuatan dengan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan strategi pemasaran relasional mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai jasa, berarti semakin tinggi pemasaran

Jaringan komputer dan internet mempermudah proses pertukaran informasi. Masalah yang muncul adalah informasi yang dilewatkan pada jaringan komputer adalah data plaintext. Hal

Mordan merupakan zat yang berfungsi sebagai pengikat warna. Mordan disebut juga sebagai zat khusus yang dapat meningkatkan lekatnya berbagai pewarna pada

Hasil belajar geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya dengan menggunakan model TSTS lebih baik dibandingkan hasil belajar geografi siswa yang

dengan data subjektif pasien mengatakan merasa mual muntah, pasien mengatakan tidak nafsu makan dan data objektif terjadi penurunan berat badan, IMT : 17,5 (berat

1) Bagaimana penerapan metode Inside-Outside-Circle dalam pembelajaran pendidikan kewarganegraaan meningkatkan Civic Skill siswa pada kompetensi dasar pelanggaran dan