• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - PENERAPAN METODE INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL PADA KOMPETENSI DASAR PELANGGARAN DAN UPAYA PENEGAKAN HAM (PENELITIAN TINDAKAN KELAS VII-E S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - PENERAPAN METODE INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL PADA KOMPETENSI DASAR PELANGGARAN DAN UPAYA PENEGAKAN HAM (PENELITIAN TINDAKAN KELAS VII-E S"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses penanaman nilai-nilai melalui aktivitas-aktivitas yang mengarahkan pada pengembangan kepribadian, serta kegiatan yang dilakukan secara sadar, terencana dan memiliki tujuan. Hal ini sebagaimana di nyatakan dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menegaskan bahwa pendidikan adalah:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya dengan baik sehingga peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bernegara”.

(2)

memperoleh pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk memajukan negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Winataputra, ( Taniredja, 2009:17) menegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan yaitu:

“Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warganegara indonesia, oleh sebab itu, diharapkan setiap individu memiliki wawasan, watak, serta keterampilan intelektual dan sosial yang memadai sebagai warganegara. Dengan demikian, setiap warga negara dapat berpartisipasi secara cerdas dan bertangung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, setiap jenjang pendidikan harus mencakup pendidikan kewarganegaraan yang akan mengembangkan kecerdasan peserta didik melalui pemahaman dan pelatihan keterampilan intelektual”.

Sejalan dengan pengembangan dan penerapan kurikulum berbasis kompetensi maka para siswa dalam proses pembelajaran harus mencakup ketiga aspek seperti aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan mempertimbangkan karakteristik pendidikan kewarganegaraan para siswa juga mampu mencakup ketiga kompetensi pendidikan kewarganegaraan. Menurut Branson, (1999:4) materi pendidikan kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan kewarganegaraan) dan Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan).

(3)

Dengan demikian, mata pelajaran pendiidkan kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner.

Keduan, Civic Skill meliputi keterampilan intektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misal merancang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajiban dibidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.

Ketiga, Civic Dispossition (watak-watak kewarganegaraan) merupakan dimensi yang paling subtantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi watak kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ”muara” dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif.

(4)

pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejalan dengan pemikiran Suryadi dan Somardi (Supandi:2010) pendidikan kewarganegaraan itu difokuskan dalam tiga komponen pengembangan yaitu civic knowledge, civic skill, dan civic disposition. Akan tetapi pada realitasnya ketiga hal tersebut belum secara keseluruhan tercapai secara maksimal. Ini disebabkan karena, dalam proses pembalajaran bahkan dalam penilaian pendidikan kewarganegaraan belum mencakup ranah afektif, kognitif dan ranah psikomotor. Adapun faktor dalam penggunaan metode, hal ini penting untuk merangsang siswa agar tertarik pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan agar siswa tidak merasa bosan. Pada umumnya, dalam penggunaan metode pada saat pembelajaran pendidikan kewarganegaran masih menggunakan metode yang bersifat konvensional, yang berdampak para siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa adanya umpan balik, peserta didik lebih cenderung pasif dalam proses pembelajaran dan cepat merasa bosan karena menekan aspek hafalan saja tanpa aspek pemahaman.

(5)

SMP Negeri 3 Bobotsari bahwa, yang menyebabkan civic skill siswa masih kurang disebabkan oleh beberapa hal yaitu: pertama, karena dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Kedua, adanya kesulitan siswa dalam belajar memahami materi, yang pada dasarnya mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran hafalan dan pemahaman

sehingga, apabila siswa belum paham terhadap materi pembelajaran guru harus berulang-ulang menjelaskan. Ketiga, mata pelajaran PKn materi mencakup sangat luas mencakup kehidupan sehari-hari. Apabila hal ini di biarkan berlanjut akan berdampak pada nilai, prestasi sehingga menimbulkan Civic Skill kurang mencapai batas maksimal. Pada dasarnya guru PKn SMP

Negeri 3 telah mencoba menerapkan beberapa metode pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut tetapi dalam pelaksanaanya masih didominasi oleh beberapa siswa tidak secara keseluruhan siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi kekurangan peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan penerapkan metode Inside-Outside-Circle dalam kegiatan pembelajaran PKn di kelas VII E untuk meningkatkan civic skill siswa, dikarenakan pada kelas VII E sebagian besar siswa mungkin pada

waktu sekolah dasar masih menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga mengakibatkan civic skill rendah.

(6)

adalah suatu metode tipe diskusi yang lebih variatif, dimana siswa memberikan gagasan, pendapat dan berbagai informasi secara individual, bergantian secara teratur dan lisan dalam formasi lingkaran. Dengan adanya pembelajaran bersama, dengan menggunakan metode Inside-Outside-Circle diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran yang aktif secara khusus dan dapat memahami materi pembelajaran yang di samapaikan oleh guru, yang difokuskan untuk meningkatakan civic skill siswa.

Adapun hubungan metode Inside-Outside-Circle dengan Civic Skill sejalan dengan pengertian Civic Skill, yang di dalamnya terdapat dua komponen yaitu partisipasi dan intelektual Skill yang harus dimiliki oleh para siswa. Dengan penerapan metode ini, siswa dilatih untuk berpartisipasi dan memberikan aspirasi dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan metode Inside-Outside-Cirle yang menuntut siswa untuk terlibat langsung baik

secara fisik, emosional dan pikiran secara individual. Sehingga metode ini cocok untuk diterapkan dalam meningkatkan Civic Skill. Sedangkan hubungan civic skill dengan materi, secara intelektual agar siswa mengerti dan paham dengan materi tersebut,

(7)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diamabil perumusan masalah penelitian yaitu:

1). Bagaimana penerapan metode Inside-outside-circle dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan Civic Skill siswa pada kompetensi dasar pelanggaran dan upaya penegakkan ham ?

2). Bagaimana kendala dalam penerapan metode Inside-Outside-Cirle untuk meningkatkan Civic Skill siswa ?

3). Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala penerapan metode Inside-Outside-Circle dalam meningkatkan Civic Skill siswa ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1) Bagaimana penerapan metode Inside-Outside-Circle dalam pembelajaran pendidikan kewarganegraaan meningkatkan Civic Skill siswa pada kompetensi dasar pelanggaran dan upaya penegakkan ham.

1) Apa Kendala dalam penerapan metode Inside-Outside-Circle untuk meningkatkan Civic Skill siswa.

(8)

1.4. Manfaat Penelitian

1) Secara teoritis.

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pendidikan kewarganegaraan dalam menumbuhkan suasana pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang lebih bervariasi.

2) Secara praktis. a) Bagi peneliti

1) Memberi manfaat yang besar dalam melatih berfikir ilmiah melalui penelitian.

2) Sebagai bekal bagi peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.

b) Bagi sekolah

1) Memberikan informasi tentang kemampuan guru dalam memvariasikan bentuk pelayanan kepada siswa dalamm pembelajaran.

2) Menambah pengetahuan mengenai metode-metode pembelajaran yang lebih variatif.

3) Dapat meningkatkan pengetahuan dalam pembebelajaran PKn. c) Bagi siswa

1) Sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran PKn.

(9)

d) Bagi Akademisi

1) Dapat menambah wawasan keilmuan yang berhubungan dengan bidang study PKn, dan dapat memberi masukan.

2) untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengembangan pengajaran.

e) Bagi Guru

1) Penelitian tindakan kelas ini diharapakan bisa menjadi acuan dalam proses pembelajaran.

2) Guru memperoleh pengetahuan yang baru untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang bervariasi.

Referensi

Dokumen terkait

Saat bertemu pengiklan penulis sebagai Account Executive harus dengan baik. memaparkan visi misi yang dimiliki oleh Koran JITU, keuntungan

Dengan adanya layanan teknologi internet yang banyak digunakan oleh perusahaan asuransi di indonesia maka tidak menutup kemungkinan PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I dapat

KATA KUNCI : Inkontinensia Urin tipe Stres (SUI), Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID), Pad Test.. THE VALIDITY OF PAD TEST AS A DIAGNOSTIC TOOL

Pengaruh Informasi Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kenaikan Harga Saham Pada Pt Adhi Karya (Persero) Tbk.. Tahun 2007-2011universitas Pendidikan Indonesia |

Berita Acara Evaluasi Dokumen Kualifikasi nomor: BA/07/XII/2013/PBJ-Res Mura tanggal 19 Desember 2015 tentang hasil evaluasi calon penyedia jasa konsultansi perencanaan

Pada tumbuhan tingkat tinggi organ tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah.. Seperti halnya sebuah sistem, struktur organ pada tumbuhanpun saling

The form (1) is motivated by [1], [2] (see also [3])where the authors studied the hypoellipticity and the local solvability of finitely degenerate differential operators..

Sudah terima Form Wisuda berikut kelengkapannya dari mahasiswa :.