• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH TEORI BELAJAR. Dr. Ani Marlina, M.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH TEORI BELAJAR. Dr. Ani Marlina, M.Pd"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH TEORI BELAJAR

Dr. Ani Marlina, M.Pd

Pascasarjana Program Magister Pendidikan Semester Genap

SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA SMIBI-KARAWANG

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur kepada Sang Penguasa alam semesta Allah SWT, sholawat serta salam terlimpah curah kepada revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya saya dapat menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah “TEORI BELAJAR”

Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber yang relevan sebagai salah satu rujukan pembelajaran mata kuliah teori belajar dengan harapan dapat menjadi salah satu metode yang dapat mempermudah mahasiswa dalam proses perkuliahan. Selain itu diktat ini digunakan sebagai buku pegangan praktis untuk mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara khusus.

Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan untuk mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya

Karawang, April 2018

(3)

DAFTAR ISI

COVER ……… KATA PENGANTAR ……… DAFTAR ISI ………. Silabus Mata Kuliah ……….. A. Mengajar dan Belajar ………... B. Teori Belajar Behavioristik………. C. Teori Belajar Kognitif………. D. Teori Belajar Humanistik dan Konstruktivistik………. E. Teori Belajar Sibernetik dan Teori Sosio – Kultural ………. F. Teori Belajar Pemroresan Informasi ……….. G. Multipple Intelligensi ……… H. Model-Model Pembelajaran dan Aplikasi Teori Belajar …….. I. DAFTAR PUSTAKA ……….. 1 2 3 4 17 25 27 31 35 36 41 50 55

(4)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) DAN SILABUS TEORI BELAJAR

SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA (SMIBI) KARAWANG 2018

Program Studi : Pascasarjana (M.Pd) Mata Kuliah : Teori Belajar Jumlah SKS : 3 sks Semester : Genap

Dosen : Dr. Ani Marlina, M.Pd

I. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan analisa kepada mahasiswa mengenai teori-teori belajar serta penerapannya dalam kegiatan pembelajaran akademik dan non akademik.

Kajian perkuliahan meliputi ; 1) Ruang lingkup dan batasan teori deskriptif dan prespektif. 2) Teori-teori belajar meliputi: (a) teori Behavioristik, (b) Teori Kognitif, (c) Teori Konstruktivistik, (d) Teori belajar Sosio-kultural (Konstruktivisme), (e) Teori Humanistik, (f) Teori belajar Pemrosesan Informasi, (g) Teori Kecerdasan Ganda, (h) Neuroscience. 3) Penerapan teori-teori Belajar ke dalam praktek pembelajaran.

Mata kuliah ini selain memuat pesan substantive sebagaimana lazimnya setiap mata kuliah, pendekatan perkuliahan

(5)

mengombinasikan metode ekspositori oleh dosen dengan tugas terstruktur oleh mahasiswa yang berupa makalah presentasi (secara kelompok) dan tugas terapan (secara individu). Mahasiswa dituntut untuk mempresentasikan tulisannya dalam interaksi kelas dengan sesama rekan mahasiswa dan dosen. Ragam kegiatan yang kaya ini dimaksudkan untuk menampilkan lingkungan belajar yang menawarkan kesempatan untuk mengalami kegiatan serta proses belajar yang utuh, mulai dari acquiring knowledge, refining knowledge, dan applying knowledge contextually. Kesempatan untuk menemukan, menilai dan menggunakan informasi secara bermakna di samping menuliskan pikiran secara koheren dan jernih, diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan program-program pembelajaran dalam konteks persekolahan khususnya, dan pendidikan (diklat) pada umumnya.

II. Standar Kompetensi :

1. Mahasiswa menyadari pentingnya Memiliki sikap dan persepsi positif terhadap teori-teori belajar serta penerapannya dalam praktek-praktek pembelajaran.

2. Mahasiswa mampu Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas dan menggunakan teori-teori belajar dalam aktivitas pembelajaran.

(6)

Pada dasarnya, dalam pertemuan tatap muka yang terjadwal dilakukan 4 jenis kegiatan : (a) eksposisi oleh dosen, (b) presentasi oleh mahasiswa, (c) interaksi dan diskusi antar mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa, serta (d) pemberian respon oleh dosen. Kegiatan non tatap muka dilakukan dalam bentuk tugas mandiri dan tugas kelompok.

IV. Sumber Bahan A. Buku Pokok

Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory, and psychoeducational design. New York: McGraw-Hill.

B. Referensi

1. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University. 2. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books 3. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and models: An overview of their current status. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

4. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New York: Allyn & Bacon

5. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional implications and applications of sociohistorical psychology. Victoria: Cambridge University Press

(7)

V. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kehadiran serta partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan. Ujian tengah/akhir semester diberikan dalam bentuk essay yang berkenaan dengan suatu permasalahan pembelajaran. Dalam mengerjakan ujian mahasiswa harus berupaya menggunakan segala yang telah dipelajarinya baik di dalam maupun di luar perkuliahan untuk membangun kerangka pikir yang diperlukan untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam soal, di samping untuk melakukan sintesis dalam rangka pemecahannya. Selama memngerjakan ujian mahasiswa diperkenankan menggunakan bahan-bahan rujukan.

Focus Penilaian dipusatkan kepada aspek-aspek berikut :

1. Keterlibatan dalam interaksi kelas secara umum, dengan bobot 10%

2. Kualitas presentasi dan balikan lisan yang diberikan kepada sesame rekan mahasiswa yang berkaitan dengan ide tulisannya, dengan bobot 20%

3. Kualitas karya tulis yang diserahkan baik dari segi substantive maupun paparannya dalam bentuk karya tulis formal, dengan bobot 20%

4. Kualitas jawaban-jawaban ujian dalam ujian tengah semester, dengan bobot 20%

5. Kualitas jawaban-jawaban ujian akhir semester, dengan bobot 30%

(8)

VI. Bahan Kajian Mata Kuliah

1. Ruang lingkup dan batasan teori belajar dan teori pembelajaran (deskriptif dan prespektif)

2. Teori-teori belajar/pembelajaran a. Teori Behavioristik

b. Teori Kognitif c. Teori Konstruktivistik d. Teori Sosio-kultural e. Teori Kecerdasan Ganda f. Teori Humanistik

g. Teori Pemrosesan Informasi h. Neuroscience

3. Model-model belajar/pembelajaran a. Constructivism

b. Problem based learning c. Kreatif dan produktif d. Multiple intelligent e. Holistic education f. Experiental learning g. Cooperative learning h. Collaborative learning i. Mastery learning j. Contextual learning k. Dan lain-lain

(9)

VII. Kegiatan Perkuliahan Perte muan /ming gu Kompetensi Dasar Mahasiswa Materi Pokok Strategi Perkulia han Sumber/B ahan (Textbook /referensi ) 1

Memiliki sikap & persepsi positif terhadap teori-teori belajar dan teori-teori pembelajaran Batasan teori belajar dan teori pembelaja ran (deskriptif dan prespektif ) Orientas i dan eksposis i oleh dosen 2 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran Teori Behavioris tik dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 3 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran Teori Kognitif dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs

(10)

dengan dosen 4 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran Teori Konstrukti vistik dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 5 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Sosio-kultural dalam praktek pembelajaran Teori Sosio-kultural (Konstrukt ivisme) dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran Teori Kecerdasa n Ganda dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs

(11)

4 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran Teori Humanisti k dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 5 UJIAN TENGAH SEMESTER 6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran Teori belajar Pemroses an Informasi dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 7 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran Teori belajar Neuroscie nce dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs

(12)

8 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek pembelajaran model pembelaja ran konstrukti visme dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 9 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran Model pembelaja ran Problem based learning dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 10 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran Model pembelaja ran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 11 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & Model pembelaja ran Present asi, diskusi Yang tersedia dan

(13)

menggunakan Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek pembelajaran Cooperati ve learning dalam praktek pembelaja ran antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen dikemban gkan sendiri oleh mhs 12 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran Model pembelaja ran Contextua l learning dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 13 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran Model pembelaja ran Multiple Intelligent dalam praktek pembelaja ran Present asi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen Yang tersedia dan dikemban gkan sendiri oleh mhs 14 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan teori-teori di atas secara kontekstual pada Praktek menerapk an teori-teori belajar secara Diskusi & praktek dalam kelomp ok kecil Semua Sumber

(14)

lembaganya masing-masing kontekstu al 15 UJIAN AKHIR SEMESTER

Standar Kompetensi Lulusan

 Membekali mahasiswa dengan pengetahuan mengenali ilmu teori belajar

 Konsep dan kebutuhan serta implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan

 Konsep tujuan fungsi dan prinsip dasar pemikiran teori belajar, manusia dan pembelajaran, nilai, moral, hukum, keragaman, kesederajatan, manusia, sains, tekhnologi, seni, manusia dan lingkungan

 Pengetahuan menerapkan pendekatan tepat dalam upaya mengatasi permasalahan serta mengaktualisasikan potensi dan kehidupan manusia dengan lingkungannya.

Kompetensi Dasar

 Memahami Hakikat dan Karakteristik serta mampu mengenali interaksi teori belajar dalam kehidupan masyarakat

 Mengidentifikasi perkembangan yang timbul dalam kehidupan DUNIA pendidikan

 Memahami konsep, tujuan, fungsi, dan prinsip teori belajar

 Menganalisis permasalahan penyesuaian diri manusia serta mengaktualisasikan potensi dan interaksi manusia untuk mendorong mencapai kehidupan yang damai secara optimal Tugas Individu

Buat ppt mengenai tema-tema yang ditentukan : 1. Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran

(15)

2. Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran 3. Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran

4. Teori Sosio-kultural (Konstruktivisme) dalam praktek pembelajaran

5. Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran 6. Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran 7. UTS

8. Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran

9. Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran 10. model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek

pembelajaran

11. Model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran

12. Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran

13. Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek pembelajaran

14. Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran

15. Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran

16. Praktek menerapkan teori-teori belajar secara kontekstual 17. UAS

Strategi Perkuliahan

Strategi Student Active Learning yang diwujudkan : - Analisis

- Latihan - Diskusi Peran Dosen Sebagai Fasilitator

(16)

Metode Perkuliahan

1. PROBLEM BASED LEARNING 2. PEMBERIAN TUGAS 3. BRAIN STORMING 4. DISCUSSION Evaluasi 1. Tatap muka : 20 % 2. Tugas terstruktur : 20 % 3. Uts : 20 % 4. Uas : 40 % Sumber Belajar

1. Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory, and psychoeducational design. New York: McGraw-Hill. 2. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and

practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University. 3. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books 4. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and models: An overview of their current status. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

5. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New York: Allyn & Bacon

6. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional implications and applications of sociohistorical psychology. Victoria: Cambridge University Press

A. MENGAJAR DAN BELAJAR (TEACHING AND LEARNING) MATERI:

(17)

 Pengertian Belajar  Proses Belajar 2. KONSEP PEMBELAJARAN  Pengertian Pembelajaran  Teori Pembelajaran 3. KONSEP MENGAJAR 4. KONSEP BELAJAR MENGAJAR  Hakikat Belajar Mengajar  Komponen Belajar Mengajar 5. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 6. PENDEKATAN PEMBELAJARAN 7. GURU YANG EFEKTIF

a. Definisi Belajar

Gagne (1989:3)

Perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang berlangsung selama satu masa waktu dan yang tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan perubahan tingkah laku.

Skinner dalam Walgito (2004:166)

“Learning is a process of progressive behavior adaptation” suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.

McGeoch dalam Walgito (2004:166)

“Learning is a change in performance as a result of practice” belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan tersebut sebagai akibat dari latihan (practice).

(18)

Segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.

Suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh setiap individu yang berasal dari pengalaman yang diperoleh dari interaksi

dengan lingkungan GAGNE Mc Geoch Ahm ad Qurt obi Skin ner PROSES BELAJAR

L

I

N

Efektor Pembangkit (Generator) Respon

(19)

Gambar 1: Model informasi tentang belajar dan memori (Gagne, 1989:95) Definisi Pembelajaran

Driscoll dalam Slavin (2008:179)

Perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

Slavin (2008:210)

Upaya memperoleh kemampuan yang bukan merupakan bawaan lahir, melainkan bergantung pada pengalaman, termasuk umpan balik dari lingkungan.

John W. Santrock (2008:266)

Pengaruh yang relative permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.

(20)

Anita Woolfolk (2009:303-304)

Aktifitas mental internal yang tidak dapat diobservasi secara langsung, perubahan yang diakibatkan dari pembelajaran terletak pada pengetahuan atau perilaku.

Definisi Mengajar

Menurut Nana Sudjana dalam Djamarah dan Zain, (2006:39) Proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.

Hakikat Belajar Mengajar

Driscoll SLA VIN John W. Santr ock Anita Woolfolk Serangkaian proses

yang terjadi dalam kegiatan belajar yang

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi

(21)

TEACHING AND LEARNING; (Djamarah dan Zain, 2006:38), Dwitunggal dalam Pembelajaran.

“Serangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dengan tujuan membelajarkan peserta didik untuk memperoleh informasi dan pengalaman”

Komponen Belajar dan Mengajar menurut Djamarah dan Zain, 2006:41-52

 TUJUAN

 BAHAN PELAJARAN

 KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

 METODE

 MEDIA

 SUMBER PELAJARAN

 VARIASI

Metode : Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai alat motivasi ekstrinsik bagi peserta didik. Winarno dalam Djamarah dan Zain (2006:46)

Factor yang mempengaruhi dalam penentuan penggunaan metode:

 Tujuan pembelajaran

 Kemampuan dan kondisi psikologis peserta didik

 Kondisi lingkungan

 Fasilitas sekolah

 Pribadi dan kemampuan guru Jenis-Jenis Metode

Djamarah dan Zain, 2006:41-52  Metode Eksperimen  Metode Tugas dan Resitasi  Metode Diskusi

 Metode Sosiodrama  Metode Demonstrasi

(22)

 Metode Eksperimen  Metode Tugas dan Resitasi  Metode Diskusi

 Metode Sosiodrama  Metode Demonstrasi

Media : Ahmad D. Marimba dalam Djamarah dan Zain (2006:47) “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu danmempermudah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran”. Faktor yang mempengaruhi dalam penentuan media:

• Tujuan pengajaran yang akan dicapai • Karakteristik peserta didik

• Karakteristik media • Alokasi waktu

• Kompatibelitas (sesuai dengan norma) • Ketersediaan

• Biaya • Mutu teknis • Artistik.

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN - Media audio visual

- Media Auditif - Media Visual

Komponen Belajar Mengajar Djamarah dan Zain, 2006:41-52

 TUJUAN

 BAHAN PELAJARAN

 KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

 METODE

 MEDIA

 SUMBER PELAJARAN

 VARIASI

(23)

 Ahmad Qurtobi (2009:2)

Pedoman operasional dan sistematis bagi guru dan siswa dalam pembelajaran, yang didalamnya terdapat upaya menentukan tujuan, metoda, isi, dan program yang akan diwujudkan dalam sebuah proses pembelajaran.

 R.Ibrahim dalam Ahmad Qurtobi (2009:2)

Mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi (bahan) apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan.

Prinsip dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran (Ahmad Qurtobi, 2009:4)

 Memperhatikan karakteristik siswa

 Berorientasi pada kurikulum yang berlaku

 Dikembangkan secara sistematis

 Dilengkapi dengan lembar kerja dan lembar tugas

 Harus bersifat fleksibel

 Berdasarkan pendekatan system

Pendekatan dalam pengajaran Henri asmara (2010) Pendekatan Teacher-Centered

 Guru mengontrol apa yang diajarkan dan bagaimana seharusnya siswa mempelajari pelajaran yang diberikan  Dilakukan apabila motivasi belajar siswa rendah Pendekatan Student – Centered

Peran dalam pembelajaran lebih banyak berfokus pada siswa Dilakukan bila motivasi belajar siswa tinggi.

Menurut John W. Santrock (2008:488-491) Pembelajaran yang dapat digunakan:

Pembelajaran berbasis problem Pertanyaan essensial

Pembelajaran penemuan (discovery learning) Guru Yang efektif :

(24)

Mulyasa (2004:187)

 Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil)

 Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelasnya, dan seluruh pengajarannya

 Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya terhadap siswa)

 Memperhatikan perbedaan individual siswa

 Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal

 Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya

 Tidak menonjolkan diri; menjadi teladan bagi siswanya. Slavin (2008:4)

 Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki oleh pelajar.

 Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang dimiliki kepada siswa.

 Menguasai keterampilan mengajar (memotivasi siswa, mengelola kelas, menilai, dan memahami karakteristik siswa). Ciri-ciri BELAJAR MENGAJAR

Edi Suryadi dalam Djamarah dan Zain (2006:39-41)

 Memiliki tujuan

 Terdapat desain dan prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

 Ditandai dengan suatu pembahasan mengenai materi yang khusus

 Adanya aktivitas peserta didik

 Guru berperan sebagai pembimbing

 Membutuhkan disiplin

 Memiliki batas waktu

 Evaluasi

(25)

Ivan Pavlov

Pengkondisian klasik. Dimana rangsangan netral dapat memperoleh kemampuan untuk menimbulkan tanggapan perilaku dengan menghubungkannya dengan rangsangan tanpa dikondisikan yang memicu gerakan reflex.

E.L. Thorndike

Hukum kaidah efek, yang menerangkan peran konsekuensi perilaku saat ini dalam menentukan perilaku pada masa mendatang.

B.F. Skinner

Hubungan antara perilaku dan konsekuensi yang menggambarkan pengkondisian operan, dimana tindakan penguatan dan tindakan penghukuman membentuk perilaku.

B. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori Belajar merupakan landasan bagi penyusunan teori/teknologi pembelajaran yang mencakup luas mengenai mengapa perubahan-perubahan tingkah laku individu yang terjadi. Teori pembelajaran mencakup secara luas mengenai prinsip-prinsip praktis bagaimana prosedur-prosedur perubahan tingkah laku terjadi. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu mengembangkan belajar peserta didik baik secara mandiri maupun secara kelompok. Para pakar Teori Belajar Behavioristik dari Barat diantaranya : 1. Thorndike 2. Watson 3. Clark hull 4. Edwin Guthrin 5. Skinner 6. Ivan pavlov 7. Albert Bandura

(26)

Teori behavioristik menurut Torndike adalah Respon konkrit dan tidak konkrit (pikiran, perasaan,gerakan/ tindakan.

Clark Hull : Stimulus(kebutuhan biologis) dan respon (pemuas biologis) merupakan inti kegiatan manusia.

Watson : Stimulus dan respon harus dapat diamati(observable) dan dapat diukur.

Edwin Githrin : Stimulus dan Respon bersifat sementara sehingga stimulsus perlu diberikan sesering mungkin.

Cara mengaplikasikan teori belajar behavioristik Aplikasi Teori Pavlov

Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menunjukan sikap yang ramah dan memberikan pujian terhadap murid sehingga murid merasa terkesan terhadap sikap yang ditunjukan guru tersebut. Aplikasi Teori Skinner

Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan atau tugas siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

Aplikasi Teori Thorndike

 Sebelum guru mulai mengajar, maka siswa disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya diminta duduk yang rapi, tenang dan sebagainya

 Guru mengadakan ulangan secara teratur, bahkan ulangan yang ketat dan sistem drill

 Guru memberikan bimbingan, hadiah, bahkan hukuman sehingga memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar Contoh kasus dan Penyelesaiannya :

1. S, Mahasiswi yang terancam DO karena nilai IPK tidak lebih dari 2. Menutup diri dengan duduk paling belakang dan jarang

(27)

bergaul karena merasa kurang fashionable. Kakaknya sangat berprestasi tetapi orang tuanya tidak pernah membandingkan. 2. Penyelesaian Kasus ini Menurut Teori Behavioristik, dengan

cara memberi motivasi S akan tetapi diharapkan S sendiri memiliki kesadaran untuk membangun kembali dirinya (Damaged Self) dan mengeksplorasi bakat atau kemampuannya yang positif.

3. Analisis Kasus Menurut Teori Behavioristik

Kasus S bukan karena konflik melainkan kesalahan dalam belajar, antara lain : Dalam pengalaman “S”, beberapa stimulus netral, tidak berbahaya, dihubungan dengan stimulus yang menyakitkan (aversive) akan menimbulkan perasaan tidak nyaman (melalui respondent conditioning). Respon S terhadap kelebihan kakaknya walaupun tidak pernah dibandingkan. Terjadi karena adanya kesalahan dalam mempersepsikan hal-hal yang menakutkan ditandai dengan S duduk dibelakang dan jarang bergaul.

Teori behaviorisme memandang bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons.

Keunggulan teori behaviorisme adalah Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian dan membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar

Kelemahan dari teori ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur, murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif

(28)

ggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar, ejekan, jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa

Penerapan teori behaviouristik adalah dengan pemberian bahan pembelajaran dalam bentuk utuh kepada peserta didik, hasil belajar segera disampaikan kepada peserta didik, proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, dan materi pelajaran digunakan sistem modul. Selain itu, setiap teori yang dikemukan oleh tokoh behaviorisme juga memiliki aplikasi sendiri dalam pembelajaran. C. TEORI BELAJAR KOGNITIF

Nama-nama pakar : 1. Piaget 2. Bruner Jerome 3. David Ausubel Konsep dalam Teori Piaget : 1. Intelengesi 2. Organisasi 3. Skema 4. Asimilasi 5. Akomodasi 6. Ekuilibrasi

5 faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak:

1. Kematangan. 2. Pengalaman fisik. 3. Pengalaman logika-matematis. 4. Transmisi sosial. 5. Ekuilibrasi. Bruner Jerome : (1) Tahap informasi (2) Tahap transformasi (3) Evaluasi

(29)

Menurut Jerome S Bruner, secara mendasar belajar melibatkan 3 (tiga) proses dimana waktunya hampir bersamaan , yaitu:

• Pembelajaran akan memperoleh informasi baru. • Pembelajar melaksanakan transformasi informasi. • Pembelajar menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Bruner membagi 3 tahapan perkembangan pembelajaran agar mudah dipahami anak :

1. Tahap Enaktif 2. Tahap Ikonik 3. Tahap Simbolik

Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut

fungsinya :

1) Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious” 2) Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala

3) Alat dramatisasi 4) Alat automatisasi

Bruner menyatakan (Ratumanan TG. 2000), bahwa untuk mengajarkan sesuatu, tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai suatu tahap perkembangan tertentu, seperti Piaget. Apabila bahan (konsep) yang diberikan diatur dengan baik menurut urutan enactive, iconic, symbolic, maka anak dapat belajar dengan baik meskipun usianya belum memadai. Jadi perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner ini diaplikasikan pula di dalam pelaksanaan kurikulum mata pelajaran matematika dengan sebutan “kurikulum spiral”.

Dalam hubungannya dengan pelajaran matematika, Bruner, dkk (Bell,1978; Hudojo, 1988) memunculkan adanya 4 (empat) dalil (teorema) tentang belajar matematika seperti berikut ini.

(30)

2. Dalil pengkontrasan dan variasi (contrast and variation theorem).

3. Dalil Notasi (notation theorem). 4. Dalil konstruksi (construction theorem).

David Ausubel

Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna

Belajar bermakna adalah menyajikan materi pelajaran yang baru dengan menghubungkan pada konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa

Siswa pada pendidikan dasar harus dilibatkan pada kegiatan langsung, sedangkan untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih efektif bila guru menggunakan penjelasan, demonstrasi, diagram atau ilustrasi.

Langkah-langkah dalam menerapkan belajar bermakna : a. Advance organizer

Penyampaian awal tentang kerangka isi materi yang akan dipelajari siswa, contoh : hand out pelajaran

b. Progressive differensial

materi pelajaran disampaikan bertahap, di awali konsep umum kemudian dilanjutkan ke hal yang khusus.

c. Integrative reconciliation

Penjelasan tentang kesamaan dan perbedaan antara kosep-kosep yang telah dimiliki dengan konsep yang baru dipelajari.

d. Consolidation

Pemantapan materi dengan menghadirkan banyak contoh

Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan

(31)

akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal ini tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya. Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada cara berpikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari siswa.

Secara Garis besar, langkah-langkah pembelajaran Menurut Bruner adalah : (a) menyiapkan situasi konkret atau peragaan secara konkret bagi siswa, (b) menyiapkan gambar-gambar dari konsep yang akan ditanamkan kepada siswa, (c) menyatakan konsep tersebut ke dalam simbol-simbol yang tepat.

D. Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar Konstruktifistik Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Secara luas, teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam

(32)

empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik.

Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar Kognitifistik. Agar kita dapat memahami ke 4 teori tersebut maka ntuk pertemuan kali ini kita akan membahas Teori Belajar Konstruktifistik dan Teori Belajar Humanistik.

Teori Belajaran Konstruktivistik Bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme pada dasarnya adalah suatu pandangan yang didasarkan pada aktivitas siswa untuk menciptakan, menginterpretasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dengan jalan individual.

ANITA WOOLFOLK

"...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan peristiwa yang dialami".

Komponen-komponen Pendekatan KonstruktivistikBelajar aktif (active learning).

Aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan situasional. Aktivitas belajar harus menarik dan menantang.

Mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru. Merefleksi pengetahuan yang sedang dipelajari. Guru sebagai fasilitator.

Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik;

- Situasi

menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran - Pengelompokan  tujuan untuk interaksi dengan sejawat - Pengaitan  menghubungkan pengalaman dan pengetahuan

(33)

- Pertanyaan  memunculkan gagasan asli yaitu inti dari pembelajaran.

- Eksibisi  menunjuk hasil setelah mengikuti pengalaman belajar

- Refleksi  berfikir kritis dan kebebasan membangun pengetahuan.

Teori BELAJAR humanistik: Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

Teori humanistik sangat mementingkan yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.

Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Teori Belajar menurut Kolb :

a. Pengalaman konkret : siswa hanya mampu mengalami sebuah kejadian

b. Pengamatan aktif dan reflektif : mulai mapu mengadakan pengamatan dan mulai berusaha memikirkan dan memahami kejadian

c. Konseptualisasi : mampu membuat abtraksi (teori) tentang apa yang pernah diamati

d. Eksperimentasi aktif : sudah mampu

mengaplikasikan aturan umum ke situasi yang baru Bloom dan Krathwohl

menunjukan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut:

Kognitif.

(34)

 1) Pengetahuan (mengingat, menghafal)

 2) Pemahaman (menginterpretasikan)

 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)

 4) Analisis (menjabarkan suatu konsep)

 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)

 6) Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode dan sebagainya)

Psikomotor

 Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

 1) Peniruan (menirukan gerak)

 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)

 3) Ketetapan (melakukan gerak dengan benar)

 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)

 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar) Afektif

 Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

 1) Pengenalan (ingin menerima, sadae akan adanya sesuatu)

 2) Merespon (aktif berpartisipasi)

 3) Penghargaan (menerima nilai, setia pada nilai-nilai tertentu)

 4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai yang dipercayai)

 5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)

Teori ini membantu praktisi pendidikan untuk merumuskan tujuan tujuan belajar dalam bahasa yang mudah di pahami juga banyak dijadikan pedoman untuk membuat butir butir soal ujian.

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.

Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan

(35)

siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. E. Teori Belajar Sibernetik & Teori Sosio - Kultural

Tidak ada seorang pun manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang begitu besar Seperti seorang anak .

Kenyataannya adalah bahwa seorang anak mulai belajar sejak ia dilahirkan didunia. Padda saat ia berusia Lima tahun dan mulai sekolah, ia telah menyerap informasi berupa fakta-fakta dalam jumlah yang luar biasa. Bahkan mungkin lebih banyak daripada yang akan dipelajarinya sepanjang masa hidupnya.

 Belajar menurut teori sibernetik adalah pengolahan informasi. Menurt Teori Sibernetik:

 Tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk setiap siswa.

 Proses belajar di tentukan oleh proses Teori Sibernetik Teori Belajar Menurut Pask Dan SCOTT Teori Beajar Menurut Landa Teori Pemprosesan Informasi Aplikasi Teori Sibernetik

(36)

F. Teori pemrosesan informasi Komponen teori pemprosesan informasi:

1. Sensory Receptor (SR) : Sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.

2. Working Memory (WM) : Diasumsikan mampu menangkap informasi yang di berikan perhatian oleh individu.

3. Long Term Memory (LTM) : Diasumsikan =

 Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.

 Mempunyai kapasitas tidak terbatas.

 Sekali informasi disimpan d LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

TEORI BELAJAR MENURUT LANDA

Menurut LANDA ada dua macam proses berpikir, yaitu:

1. Proses berpikir algoritmik : proses berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu. 2. Cara berpikir heuristik: cara berpikir devergen, menuju ke

(37)

TEORI BELAJAR MENURUT PASK DAN SCOTT Menurut Pask dan Scott, cara berpikir ada 2, yaitu:

1. Pendekatan serialis sama dengan pendekatan algoritmik. 2. Cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang

cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus.

APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah:

 Menarik perhatian

 Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa  Merangsang ingatan pada prasyarat belajar  Menyajikan bahan perangsang

 Memberikan bimbingan belajar  Mendorong untuk kerja  Memberikan balikan informatif  Menilai unjuk kerja

 Meningkatkan retensi dan alih belajar KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Kelebihan Teori Sibernetik

 Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.  Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.  Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.

 Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.

 Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.

 Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu.

 Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

(38)

Teori ini memiliki kelemahan karena lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari dan kurang memperhatikan bagaimana hasil belajar.

 Teori Sosio-Kultural Menurut Piaget

Piaget Berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan dari individu.

1. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial ,yaitu teman sebayanya

2. Penentu utama terjadinya adalah individu yang bersangkutan(siswa) Menjadi Faktor Sekunder

3. 3.Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan.

TEORI BEAJAR SOSIO-KULTURAL TEORI BEAJAR MENURUT VYGOTSKY TEORI BEAJAR MENURUT PIAGET APLIKASI BELAJAR SOSIO-KULTURAL

(39)

Terori belajar menurut vygotsky

 Bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan Teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan dimensi individu bersifat derivatif atau turunan dan sekunder. 1. perkembangan Kondisi seorang anak dapat terjadi melalui kolaborasi antara anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainya

2. Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya dengan berkolaborasi dengan yang lain

 3 Konsep Penting Dalam Teori Sosio-Kultural 1. Hukum Genetik Tentang Perkembangan 2. Zona Perkembangan Proksimal 3. Mediasi

Hukum Genetik Tentang perkembangan (Genetic low of development)

 Kemampuan Seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran Yaitu,

1. Interpsikologis/ Intermental (Lingkungan Sosial)

2. Intrapsikologis/Intramental (Dipandang Sebagai Derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk)

Zona perkembangan proksimal (zona of proksimal development)

 Terdapat 2 tingkat:

 1. Tingkat perkembangan aktual

 2. Tingkat Perkembangan Potensial

Zona Kemampuan Proksimal diartikan sebagai Fungsi-Fungsi aatu kemampuan- kemampuan yang belum Matang yang masih berada dalam proses pematangan.

(40)

 Semua Perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi dimediasikan dengan psikologis tools (alat-alat psikologis berupa bahasa).,tanda dan lambang

 Ada dua Jenis Mediasi:

 1. mediasi Metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik. Mediasi metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.

 2. mediasi Kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu atau subjek-domain prroblem.

Pengaruh sosio-kurtular pada perkembangan kognisi

 Pengaruh Sosial Pada perkembangan Kognisi

 B. Pengaruh Budaya pada perkembangan kognisi

4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dan lingkungan

1. berkembangan ontogenic (Perkembangan Individu sepanjang hayat)

2. Perkembangan Microgenc (perubahan yang terjadi pada waktu yang relatif singkat)

3. Perubahan phylogenic (Perubahan yang berskala evolusi. 4. Perkembangan Sociohstorical (perubahan yang yang terjadi

pada perubah Aplikasi teori sosio-kultural

 Saosio-Kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis pendidikan yaitu :

 1. Pendidikan informal (Keluarga)

 2. Pendidikan Nonformal (budaya)

 3.Pendidikan formal

 Pendidikan formal dapat dilihat pada beberapa segi

 Kurikulum

 Siswa

(41)

Kelemahan :

Dari teori sosio-kultural yaitu terbatas pada prilaku yang tampak, prosees- proses yang kurang tampak seperti pembentukan konsep, belajar dari berbagai sumber belajar, pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung .

G. Multipple Intelleigensi Apa itu Intelligensi

Kecerdasan atau keterampilan menyelesaikan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman kehidupan sehari-hari. (Santrock, 2009:151)

Satu hal bahwa terdapat orang-orang ‘Pandai’ yang dapat diharapkan tampil dengan baik dalam berbagai jenis situasi pembelajaran. (Slavin, 2006:163)

Pemandu dan penyatu dalam mencapai sasaran secara efektif dan efisien. (Djaali, 2006:63)

 Kemampuan yang menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang dihadapi. (Sujiono Nurani, 2009:177)

 Kecerdasan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: faktor adaptasi, kemampuan dan interaksi. (Ormrod J.E, 2007:)

 Kemampuan untuk belajar dalam jumlah pengetahuan yang sudah diperoleh dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik dalam setiap situasi yang baru dari yang pribadi sampai kelingkungan yang umum. (Woolfolk, Anita, 2007:111) Al-Quran : Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil hikmah” (Q.S, 2: 269)

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti berbuat kerusakan, niscaya kami tarik ubun-ubunya. Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” (Q.S, 96: 15-16)

(42)

Hakikat Intelligensi : Kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan suatu produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. (Gardner dalam Sujiono. N:2009:176).

Macam-macam intelligensi dan paradigma MI dalam Pendidikan (Santrock, 2006:157).

 Analitis

 Kreatifitas

 Praktis

Multiplle Intelligensi (penilaian dalam memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu). (Santrock, 2006:156), (Woolfolk, 2007:113 ), (Slavin, 2006:165), (Stefanakis dalam Sujiono, 2009:184)

1. Kecerdasan Matematika-logis 2. Kecerdasan Musikal 3. Kecerdasan Ruang/spasial 4. Kecerdasan linguistik/verbal 5. Kecerdasan kinestetik-jasmani 6. Kecerdasan Intrapersonal 7. Kecerdasan Interpersonal 8. Kecerdasan Naturalis • Kecerdasan Emosional/Spiritual

(43)

Contoh tes Itelligensi kreatif

Yang mempunyai Intelligensi kreatif tinggi pasti bisa menjawab gambar apa saja di bawah ini!

(44)
(45)

Klasifikasi Inttelligensi menurut :

Gardner Sternberg Salovey / Mayer Verbal Matematis Analitis Ruang Gerakan Musikal Kreatif Interpersonal Intrapersonal Praktis Emosional Naturalis

(46)

Otak Tengah Otak Kecil Bersikap

Otak

Besar

Otak dan intelligensi

Otak Belakan g

(47)
(48)
(49)

Pengukuran Intelligensi

 Tes Intelligensi Individual IQ = MA/CA x 100

dimana :

MA : mental seseorang CA : Usia Kronologis

 Tes Intelligensi Kelompok

 Strategi yang digunakan sama dengan Intelegensi Individual dengan dilengkapi informasi kemampuan masing-masing siswa Fakta :

1. Semakin cerdas seseorang semakin besar peluang untuk sukses, ternyata banyak orang yang nampaknya tidak cerdas lebih sukses dibanding orang yang nampak cerdas

2. Tes kecerdasan umumnya hanya diberikan pada orang yang berpendidikan, ternyata tidak semua orang berpendidikan memiliki kecerdasan yang tinggi dan tidak semua orang yang tidak berpendidikan tidak cerdas

3. Pendidikan formal di Indonesia mengedepankan intelligensi analitis, lebih menghargai peserta didik yang mendapat nilai di atas rata-rata, padahal peserta didik yang mendapat nilai di bawah rata-rata mempunyai intelligensi lain yang patut dihargai.

Implementasi :

 Kondisi saat ini dalam aplikasi pendidikan di Indonesia masih mengedepankan intelligensi analitis dan mengenyampingkan intelligensi-intelligensi lainnya seperti, kreatif dan praktis. Padahal intelligensi analitis tidak melahirkan banyak selain dari konsep-konsep pengetahun, sementara karakter individu itu lain-lain kemampuannya. Banyak individu yang berkompetensi

(50)

dari intelligensi kreatif dan praktis, namun jika disekolah tidak diseimbangkan penerapan intelligensi-intelligensi tersebut pada peserta didik, maka perubahan progressif pendidikan akan mengalami perubahan yang sangat lambat sekali.

 Implementasi intelligensi analitis, kreatif dan praktis yang ditunjang dengan multiplle intelligence termasuk intelligensi emosional di dalamnya, harus dirumuskan dan diterapkan pada tingkatan-tingkatan sekolah sebagai awal pembelajaran kedepannya untuk menjadi individu yang ahli dan professional.

 Intelligensi seseorang berbeda-beda, yang memberikan manfaat besar untuk masing-masing individu dan tidak hanya diukur pada salah satu intelligensi saja dalam memberikan penghargaan

 Tidak ada yang bodoh atau pintar yang ada adalah penonjolan kecerdasan pada masing-masing individu

H. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN APLIKASI TEORI BELAJAR

Model pembelajaran ekspositori Beberapa cirinya antara lain :

- Materi pembelajaran dijelaskan secara verbal melalui tutur kata yang logis dan sistematis.

- Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi bukan mengaplikasikan materi.

- Pembelajaran akan efektif manakala guru

menggunakan alat bantu dan media

pembelajaran,termpil berkomuniksi,dan memiliki rasa humor.

(51)

Model pembelajaran interaksi - Identifikasi - Elaborasi - Konfirmasi - Generalisasi - Evaluasi

Model pembelajaran inkuiri

Langkah yang di tempuh guru antara lain : a.Guru merumuskan masalah yang harus di pecahkan peserta didik social

b.Guru beserta peserta didik menentukan beberapa kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang

biasa di sebut hipotesis.

c.Peserta didik mempelajari berbagai sumber untuk menguji atau membuktikan kebenaran dari sejumlah kemungkinan jawaban yang telah di tetapkan.

d.Menarik kesimpulan yakni memilih salah satu jawaban yang paling tapat di antara sejumlah kemungkinan jawaban

Model pembelajaran tematik

a.Guru menentukan tema-tema bahan ajar yang bersumber dari lingkungan kehidupan peserta didik b.Guru mengajukan pertanyaan yang bersumber dari

tema tersebut

c.Peserta didik membahas/menjawab pertanyaan baik secara perorangan maupun secara kelompok d.Guru dan peserta didik menyimpulkan jawaban- jawaban peserta didik

(52)

Model pembelajaran DELIKAN Langkah yang di tempuh :

a.Guru menyajikan bahan ajar secara verbal dan peserta didik di minta menyimak penjelasan guru b.Bahan ajar yang di sampaikan secara verbal di lanjutkan dengan menuliskan pokok-pokok bahan ajar yang telah disampaikan atau dengan cara menunjukkan bahab ajar dalam bentuk media. c.Setelah peserta didik memahami bahan ajar yang telah di dengar dan di lihatnya kemudian guru memberikan tugas untuk di kerjakan peserta didik d.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik

Model pembelajaran Student Active Learning Langkah yang di tempuh :

a.Guru menyajikan atau menjelaskan isi bahan ajar yang telah di susun berdasarkan organisasi bahan ajar yang di pilihnya b.Guru menjelaskan cara peserta didik mempelajari bahan ajar c.Peserta didik baik secara individual maupun kelompok mempelajari bahan ajar sesuai dengan cara yang telah di

jelaskan guru

d.Peserta didik melaporkan hasil kegiatan belajarnya baik lisan

maupun tertulis

e.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar berdasarkan hasil belajar peserta didik

Model pembelajaran kontekstual Langkah yang di tempuh : a.Guru menjelaskan pokok-pokok bahan ajar dan cara atau teknik- teknik belajar yang harus di gunakan b.Guru memotivasi peserta didik untuk belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri

(53)

c.Peserta didik melakukan kegiatan belajar baik individual maupun kelompok dengan bimbingan guru untuk mengontruksi sendiri hasil belajarnya

d.Setiap kelompok melaporkan hasil belajar yang diperolehnya dan di bahas secara bersama sama

e.Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran atas dasar hasil

belajar yang diperoleh peserta didik.

Pengaplikasian pada model pembelajaran tematik misalnya : mata pelajaran IPS SMP kelas VIII Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran IPS,yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara kelompok,aktif

mencari,menggali,dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik

Kasus

Pembelajaran IPS saat ini masih bersifat tradisional dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher oriented),siswa tidak di berikan kesempatan untuk memilih pembelajaran seperti apa yang mereka tempuh selama proses

pembelajaran berlangsung.Kemampuan siswa

baik secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi didalam kelas.Siswa tidak pernah di berikan kesempatan untuk mengemukakan gagasan-gagasanyang baru.Dan guru merasa tidak mempunyai banyak waktu dalam mengembangkan kreatifitas

siswa,sehingga tidak menjadi

prioritas utama dalam pembelajaran IPS.Dan pada saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah.

(54)

Setiap guru yang akan melakukan pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi dan situasi ,maksudnya pembelajaran yang akan di sampaikan oleh setiap guru pastilah berbeda tergantung pada kasus/masalah didalam pembelajaran tsb, dan teori/model pembelajaran apa yang akan diterapkan sesuai dengan kasus tersebut supaya peserta didik memahami dan menguasai pembelajaran secara optimal serta juga pembelajaran yang disampaikan agar efektif dan efisien

(55)

Daftar Pustaka

1. Djaali, (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2. Jurnal Pendidikan penabur, No.04/Th IV/juli 2005

3. Ormord, E. (2007). Educational psycologi (Fourt edition). Clombus, Ohio.

4. Santrock, John W. (2009). Educational Psychology (Edisi 3). Jakarta, Salemba Humanika.

5. Slavin, Robert E. (2006) . Educational Psychology (International edition). Boston: Allyn and Bacon.

6. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003. (2009). Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.

7. Wikipedia, File//F/. Theory of Multiplle Inteligensi. Htm. 8. Wolfolk, Anita. (2007). Educational Psychology (tent edition).

Boston: pearson education, Inc.

9. Yuliani Nurani Sujiono, (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Gambar

Gambar 1: Model informasi tentang belajar dan memori (Gagne, 1989:95)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hotang, Rusdiana, & Hamidah (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis fenomena memberikan peluang dan kesempatan

Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria longan Lour. Steud.) konsentrasi 100000 ppm memiliki aktivitas antibiofilm tertinggi pada bakteri

IB Alit Camat Denpasar Timur Kota

Penelitian ketiga penelitian yang dilakukan oleh Hadi Susilo Dwi Cahyono (2015) dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prototipe kompor bertekanan (tipe semawar, spiral, dan tabung) yang sebelumnya hanya bisa digunakan dengan bahan bakar

Sementara itu, hubungan ekonomi Indonesia dengan Cina sebagai mitra dagang utama dan sumber investasi potensial diwarnai dengan upaya Pemerintah Indonesia mendorong investasi Cina

Perusahaan menggunakan proses pengambilan keputusan karena merasa diri mereka ditengah prahara dan keadaan dilematis, dimana mereka harus berhadapan dengan

Kuripan pantas dijadikan model kerukunan umat beragama untuk kabupaten dan kota lain di Indonesia. Karena kerukunan umat beragama di desa Kuripan dibentuk