• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE. Desain Waktu dan Ternpat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE. Desain Waktu dan Ternpat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

Desain Waktu dan Ternpat

Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memerlukan suatu analisis tentang bagaimana situasi ketahanan pangan saat ini dan inemerlukan suatu kebijakan yang konlprehensif dalarn rangka pengembangan program ketahanan pangan.

Metode survey dan wawancara langsung dilakukan dengan cara kunjungan ke instansi yang menangani Ketahanan Pangan inaupun instansi yang terkait secara struktural dengan program ketahanan pangan.

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan. Kegiatan survey awal dan pengunlpulan data primer dan sekunder dilaksanakan pada bulan Nopember 2006 sampai dengan Desember 2006. Proses tabulasi dan analisis data serta penulisan hasil penelitian di1aksanal;an pada bulan Januari 2007.

Pengumpulan Data

Data yang dikunlpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan pejabat pada masing-masing instansi yang terkait secara langsung dengan program ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah dan tergabung dalanl keanggotaan Dewan Ketahanan Pangan Propinsi

Instansi yang diwawancarai di tingkat propinsi meliputi Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Petemakan dan Perkebunan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Badan POM dan Perurn Bulog Divreg SulTeng. Jenis data primer yang dikumpulkan berupa program dan kine rja kelembagaan Ketahanan Pangan dengan pendekatan input-proces-output. Pada aspek input data yang dikumpulkan meliputi kewenangan yang dimiliki, Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk didalamnya pemahaman tentang konsep ketahanan pangan, kegiatan advokasi, alokasi dana serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Pada aspek proses data

(2)

yang dikumpulkan meliputi kegiatan pembinaan sampai ketingkat bawah, kegiatan koordinasi, analisis hasil pemantauan dilapangan dan pembuatan laporan serta rencana tindak lanjut. Sedangkan pada aspek output data yang dikumpulka~~ meliputi pemanfaatan data, integrasi dari kebijakan yang tempuh serta persepsi tentang kondisi ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah.

Data sekunder yang dikumpulkan merupakan indikator yang akan menjelaskan situasi ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah yang terdapat dan telah dipublikasi pada instansi yang tergabung dalam Dewan Ketahanan Pangan Propi~~si sepe~ti yang tercantunl dalam Tabel 1.

Tabel 1 Kebutuhan Data Sekunder Pellelitian

Jenis Pangan

I

~aAgan 2003-2005

.I

Kelautan d a i perikanan Ketersediaan Panrran

1

I

NBM Tahun 2003

/

BPS dan Badan

Produksi Panean menurut

Sumber Lauoran Produksi

-

menurut jenis pangan Konsumsi Pangan menurut jenis Pangan

Kebutuhan dan neraca pangan

Instansi Distanbunak, Dinas

Rencana Strategis

Keadaan Demografi Sulawesi Tengah BPS

Keragaan Status Gizi Profil Kesehatan 2005 Dinas Keshatan sampai 2005

Susenas 2002 dan 2005

-

Laporan Analisis Ketersediaan Pangan

Stabilitas harga pangan

Ketahanan Pangan BPS Badan Ketahanan Pangan W J M D Propinsi 2006 Bappeda

-

-Sistem Informasi Harga 2005-2006

Dinas Perindagkop

-

Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Perindagkop Dewan Ketahanan Pangan Ketergantungan pada impor Data Input-proses-output D W Propinsi Laporan ekspor-impor Tahun 2005 - 2006 Laporan Dewan Ketahanan Pangan

(3)

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari berbagai insitusi yang menangani ketahanan pangan serta dari instansi yang terkait dengan program ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah, dianalisis dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Analisis situasi ketahanan pangan di Sulawesi Tengah dianalisis secara statistik deskriptif dengan menggunakan Program Aplikasi Perencanaan Pangan d a l Gizi Wilayah. Pendekatan analisis yang digunakan adalah : Pertanla, Neraca Bahan Makanan (NBM) Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2003-2005. Pada sisi ini akan dianalisis tentang situasi produksi dalaln ketersediaan pangan. Hasil analisis akan diperoleh gambaran atau evaluasi penyediaan pangan melalui produksi, distribusi pangan regional (pangan yang lnasuk dan keluar wilayah seita cadangan pangan) dan penggunaan (untuk pakan, bibit dan konsumsi) sehingga tersedia untuk dikonsumsi. Kedua, dari sisi konsumsi pangan wilayah dilakukan analisis dengan Data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada dua titik yaitu 2002 dan 2005. (Data BPS)

Kedua pendekatan tersebut akan didasarkan pada konsep Pola Pangan Harapan (PPH) 2020 dan Interpretasi hasil analisis dilakukan secara diskriptif.

Dalam menganalisis situasi ketahanan pangan di Sulawesi Tengah Tahun 2006 digunakan pula beberapa perhitungan sebagai berikut :

a. Ketersediaan pangan dalam negeri merupakan sejurnlah makalan berdasarkan hasil penjumlahan dari produksi pangal yang telah dikonversi dikurangi perubahan stok dan ekspor ditarnbah dengan impor dengan persamaan :

K = Ketersediaan Im = Impor P = Produksi Ek = Ekspor AS = Perubahan stok

(4)

b. Konsumsi Pangan total merupakan hasil penjurnlahan dari konsumsi penduduk perkapita pertahun dikali dengan julnlah penduduk.

Kons total = Konsumsi/kap/tahun x Jumlah Penduduk

c. Rasio ketergantungan impor merupakan hasil perhitungan antara

-.

jumlah impor pangan di bagi dengan kebutuhan pangan wilayah. Rasio KI = Impor

Kebutuhan

d. Rasio Swasenlbada nlerupakan hasil perhituilgall antara jumlah produksi pangan di bagi dengan kebutuhan pangan wilayah.

a Rasio S = Produksi

Kebutuhan

e. Produksi Setara Beras (PSB) merupakan nilai produksi subsektor pangan conpadi yang disetarakan dengan produksi setara beras dalam memenuhi keperluan pangan pokok berdasarkan hasil perhitungan antara nilai produksi pangan (produksi dikali dengan harga produksi perkilogram) di bagi dengan harga beras per kilogram.

Rasio S = Prod pangan ke-i X harga pangan-i

Harga Beras (Rplkg)

2. Untuk mengetahui kinerja Kelen~bagaan Pemerintah yang terkait secara stiuktural dengan Program Ketahanan Pangan di Sulawesi Tengah dan yang tergabung sebagai Anggota Dewan Ketahanan Pangan digunakan Analisis Input-proses-Output.

Pada aspek input akan dianalisis beberapa aspek penting yang menyangkut besarnya alokasi dana, Kualitas Sumberdaya Manusia, Sarana dan prasarana serta sistem manajemen informasi.

(5)

Pada aspek proses, beberapa aspek yang dianalisis meliputi pembentukan Tim Kerja, rapat koordinasi, pelatihan, pengumpulan data dan penyajian data. Sedangkan pada aspek output dianalisis berdasarkan pada status ketahanan pangan di Sulawesi Tengah.

Penilaian ketiga aspek tersebut berdasarkan pada hasil wawancara dengan responden menggunakan kuisioner dan hasilnya dianalisis secara kualitatif. 3. Dalam rangka penyusunan Strategi Pemantapatan Ketahanan Pangan di

Propinsi Sulawesi Tengah dilakukan pendekatan dengan cara Focus Group Disczission (FGD) dan Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Treaths)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengundang beberapa stakeholder bersama-sama dengan Pejabat Eselon dalanl Lingkup Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sulawesi Tengah membahas tentang kondisi ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah serta upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam rangka percepatan program pengembangan ketahanan pangan. Hasil kegiatan tersebut dirangkum dalam sebuah kesimpulan tentang arah dan prioritas program pengembangan Ketahanan Pangan kedepan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006-201 1 Propinsi Sulawesi Tengah.

(6)

Batasan Operasional

Situasi Kefukanan Pangan adalah Suatu keadaan yang mencerrllinkan kondisi ketahanan suatu wilayah dari aspek ketersediaan, distribusi dan konsumsi.

Ketersediaan Pangan adalah Sejumlah pangan yang tersedia disuatu wilayah yang siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Distribusi pangan adalah Kemampuan akses pangan penduduk di suatu wilayah baik akses fisik maupun ekonomi.

Konsurnsi Prrngan adalah kuantitas dan kualitas pangan yang dimakan oleh penduduk di suatu wilayah serta untuk penggunaan lainnya.

Sistenz pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan terbadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia. Kearnanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan uutuk mencegah pangan dari kernungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, meiugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolall, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali dan atau mengubah bentuk pangan.

Program Ketahanan Pangan adalah Semua kegiatan pang dilakukan dalam rangka pengembangan ketahanan pangan di Sulawesi Tengah.

Neraca Bahan Mahnan (NBM) adalah Penyajian data dalarn bentuk tabel yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di suatu wilayah (negaralpropinsil kabupaten) pada waktu tertentu.

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlah, maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama

(7)

11. Skor PPH adalah mutu gizi konsunlsi pangan dan tingkat keragaman konsurnsi pangan, semakin tinggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang seniakin beragam dan semakin baik mutu gizinya.

12. Kinerju adalah Kemampuan unjuk kegiatan oleh lembaga Ketahanan pangan yang terkait secara struktural dalam mewujudkan ketahanan pangan di Propinsi Sulawesi Tengah.

13. Kelembngaan Kelahanun Pangan adalah lembaga yang sifatnya non struktural dan terkait secara langsung dengan program ketahanan pangan 14. Denan Ketul?anun Pangan (DKP) adalah lembaga non struktural yang

mengemban fungsi koordinasi untuk mci~sinergikan kebijakan dan program ketahanan pangan lintas sektoral, lintas pelaku ekonomi, lintas wilayah dan oleh rnasyarakat.

15. Strategi adalah s u a t ~ ~ kesatuan rencana yang menyeluruh, ko~nprehrnsif dan terpadu yang diarahkan ~untuk mencapai sebuah tujuan.

Referensi

Dokumen terkait

Bercak merah di kulit bisa merupakan manifestasi dari adanya vasodilatasi pembuluh darah kulit seperti yang terjadi pada kasus alergi, di mana karena adanya

Kos sewaan lori termasuk pemandu tidak termasuk bayaran tol pergi dan balik serta tiada perkhidmatan mengangkat barang... Sewaan lori bergantung kepada

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan sehingga memungkinkan penyimpangan dari judul, maka peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada

Qusyairi juga memberikan gambaran lain tentang penyelewengan para sufi yang terjadi pada kurun ketiga dan kelima hijriah dengan mengatakan: ”Jalan kesufian ini telah sampai

base pu Z Z Z = Ω (9) base base base MVA kV Z 2 = (10) Untuk mengetahui kondisi awal dari sistem distribusi 33 bus, maka sebelum pemasangan DG dilakukan simulasi aliran

غقيٚط ڄيبرت غثحابلا ىرعتس يىبقلا ٙابتخاا غثحابلا ىرعت ڗأ ٖعب ڣ بيٚجتلا لصفلا ګف عٚهاظما ػادٚفملل ٘يماتلا

Dalam perancangan Masjid Ekologis ini,penulis merencanakan pembangunan Masjid yang ramah lingkungan yaitu mengusung Masjid dengan konsep eco desain/ekologis.Selain

Penelitian dilakukan dengan membuat 3 formula pasta gigi ekstrak maserasi daun mahkota dewa dengan etanol 70% dengan konsentrasi Tragakan yang berbeda yaitu 0,5% (F.. I), 1,0% (F