Peningkatan Kapasitas Usaha Industri Rumah Tangga
Keripik dan Kue Bawang Bengkong Palapa
Nofriani Fajrah*1, Handra Tipa2, Elva Susanti3, Ahmad Ardianto4, Anugrah Setiawan
Harefa5
1,3,4Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Komputer, Universitas Putera Batam,
Jl. R. Soeprapto, Muka Kuning, Batam
2,5Program Studi Akuntansi, Fakultas Sosial dan Humaniora, Universitas Putera Batam, Jl. R.
Soeprapto, Muka Kuning, Batam
e-mail: *1fajrahnofriani@gmail.com, 2handratipa@gmail.com, 3srikandhi_elva@yahoo.co.id, 4ahmadardianto53@gmail.com, 5Anugrahhrf96@gmail.com
Informasi Artikel Abstract
Diterima Redaksi: 16 Januari 2019 Setiap keluarga di Perumahan Bengkong Palapa bergantung kepada perolehan pendapatan dari gaji bulanan kepala keluarga yang bekerja sehingga ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Bengkong Palapa untuk membantu perekonomian keluarga dengan inovasi membangun usaha rumah tangga di Perumahan Bengkong Palapa. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan kapasitas produksi yaitu dengan membina merencanakan produksi dengan membuat peramalan permintaan produk sehingga dapat dibuat rencana produksi. Metode pengabdian dibagi menjadi dua yaitu metode pelaksanaan kegiatan (penyampaian materi, praktek langsung (learning by doing) dan pendampingan) dan metode topik pengabdian (metode peramalan permintaan produk dan perencanaan produksi). Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian ini, diperoleh bahwa Mitra Keripik dan Mitra Kue Bawang masih menggunakan metode perkiraan dan pengalaman hasil penjualan dalam menentukan rencana jumlah produksi. Selain itu, mitra keripik dan mitra kue bawang sudah mulai mencoba menerapkan perencanaan produksi dengan konsep peramalan. Berdasarkan hasil implementasi tersebut, mitra keripik dan mitra kue bawang dapat meminimasi pemborosan overproduction dan menjadwalkan produksi secara efektif dan efisien.
Revisi Akhir: -
Diterbitkan Online: 4 Februari 2019 Kata Kunci
Keripik, Kue Bawang, Peramalan Produksi, Rencana Produksi, Usaha Rumah Tangga
Korespondensi :
fajrahnofriani@gmail.com No. HP: 0822-8559-5792
1 PENDAHULUAN
Perumahan Bengkong Palapa merupakan salah satu komplek perumahan yang cukup padat penduduk dari beberapa perumahan di Kelurahan Tanjung Buntung. Rata-rata tingkat kesejahteraan keluarga di Perumahan Bengkong Palapa bergantung kepada sektor industri. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat perekonomian keluarga berbasis kepada perolehan pendapatan dari gaji bulanan kepala keluarga yang bekerja di sektor industri manufaktur.
Namun, kondisi sektor industri yang semakin menurun, juga memberikan dampak kepada tingkat perekonomian 85 kepala keluarga di Perumahaan Bengkong Palapa. Beberapa diantaranya masih bertahan dengan gaji bulanan kepala keluarga yang bekerja di sektor industri manufaktur, namun beberapa diantara lainnya mengalami penurunan tingkat kesejahteraan.
Berdasarkan kondisi tersebut, menjadi inisiatif dari ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Bengkong Palapa untuk membantu perekonomian keluarga.
Motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membantu
perekonomian keluarga dengan
menciptakan inovasi dalam membangun usaha rumah tangga pada kalangan ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Bengkong Palapa.
Usaha rumah tangga sebagai salah satu bagian kecil dalam penunjang peningkatan perekonomian suatu daerah. Menurut [1], menyatakan bahwa usaha rumah tangga menempati posisi yang cukup strategis karena menyerap 88% tenaga kerja. Selain itu, [1] menjelaskan pada kondisi stabilitas sosial ekonomi yang menurun saat ini, maka peran dari usaha rumah tangga sangat signifikan dalam memberikan stabilitas perekonomian. Usaha rumah tangga
merupakan penggerak stabilitas
perekonomian yang disebut dengan ekonomi rakyat.
Adapun beberapa usaha rumah tangga yang saat ini masih berjalan adalah usaha rumah tangga keripik dan kue bawang. Namun, kondisi di lapangan ditemukan usaha rumah tangga keripik dan kue bawang masih mengalami beberapa hambatan dalam peningkatan produktivitas.
Keripik merupakan salah satu panganan yang digemari oleh masyarakat luas. Keripik merupakan cemilan ringan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia dan gender. Keripik dapat disantap sebagai makanan ringan atau makanan pendamping seperti mie instan, sate, lontong dan lainnya.
Keripik yang diproduksi biasanya berbahan dasar ubi kayu dan beberapa bumbu tradisional sesuai resep masing-masing penjual. Keripik memiliki banyak jenis yaitu keripik pedas, keripik pedas manis, keripik gurih dan keripik rasa original. Keripik dijual dalam bentuk beberapa jenis ukuran kemasan, yaitu ada ukuran serubu rupiah, ukuran lima ribu rupiah dan ukuran lima belas ribu rupiah. Keripik ini dijual pada beberapa tempat seperti di warung, dikantin sekolah, kantin kampus atau kantin perkantoran maupun dijual di toko.
Selain keripik, ada juga cemilan lain yang dibahas dalam kegiatan pengabdian ini yaitu kue bawang. Kue Bawang merupakan salah satu panganan yang digemari oleh masyarakat luas. Kue Bawang merupakan cemilan ringan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia dan gender. Kue Bawang dapat disantap sebagai makanan ringan atau makanan pendamping seperti mie instan, sate, lontong dan lainnya.
Kue Bawang yang diproduksi biasanya berbahan dasar tepung, telur, mentega, dan beberapa bumbu tradisional sesuai resep masing-masing penjual. Kue Bawang memiliki banyak jenis yaitu kue bawang rasa pedas, kue bawang pedas manis, kue bawang gurih dan kue bawang rasa original. Kue bawang dijual dalam bentuk beberapa jenis ukuran kemasan, yaitu ada ukuran serubu rupiah, ukuran lima ribu rupiah dan ukuran lima belas ribu rupiah. Kue bawang ini dijual pada beberapa tempat seperti di warung, dikantin sekolah, kantin kampus atau kantin perkantoran maupun dijual di toko.
1.1 Profil Mitra Profil Mitra Keripik
Mitra Keripik merupakan salah satu usaha rumah tangga yang ada di Perumahan Bengkong Palapa. Usaha rumah tangga keripik ini dikelola oleh ibu Hafsah sejak tahun 2016. Usaha rumah tangga keripik ini masih dikelola secara konvensional. Ibu Hafsah sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai sistem industri yang efektif dan efisien.
Ibu Hafsah dalam menjalankan usaha keripik hanya berdasarkan pengalaman hasil penjualan saja (jumlah keripik laku terjual yang dititipkan di toko atau di warung). Berdasarkan kondisi tersebut, ibu hafsah tidak memiliki rencana produksi yang efektif dan efisien sehingga hanya memproduksi keripik dengan jumlah yang sama pada setiap periodenya. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha keripik ibu Hafsah memperoleh keuntungan yang rendah.
Hal ini dikarenakan, setiap keripik yang tidak laku dijual, dikembalikan dan yang dibayarkan oleh toko atau warung hanya berapa banyak yang terjual saja. Selain itu, hasil penjualan harus digunakan lagi sebagai modal dalam membeli bahan baku untuk produksi keripik di periode berikutnya.
Profil Mitra Kue Bawang
Mitra Kue Bawang merupakan salah satu usaha rumah tangga yang ada di Perumahan Bengkong Palapa. Usaha rumah tangga kue bawang ini dikelola oleh ibu As sejak tahun 2016. Usaha rumah tangga kue bawang ini masih dikelola secara konvensional. Ibu As sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai sistem industri yang efektif dan efisien.
Ibu As dalam menjalankan usaha kue bawang hanya berdasarkan pengalaman hasil penjualan saja (jumlah kue bawang laku terjual yang dititipkan di toko atau di warung). Berdasarkan kondisi tersebut, ibu As tidak memiliki rencana produksi yang efektif dan efisien sehingga hanya memproduksi kue bawang dengan jumlah yang sama pada setiap periodenya. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha kue bawang ibu As memperoleh keuntungan yang rendah.
Hal ini dikarenakan, setiap kue bawang yang tidak laku dijual, dikembalikan dan yang dibayarkan oleh toko atau warung hanya berapa banyak yang terjual saja. Selain itu, hasil penjualan harus digunakan lagi sebagai modal dalam membeli bahan baku untuk produksi kue bawang di periode berikutnya.
1.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan hasil pemaparan latar belakang permasalahan dan profil dari kedua mitra, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang akan diselesaikan dengan kegiatan pengabdian ini. Permasalahan yang dihadapi di usaha
rumah tangga keripik dan kue bawang adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan bersih (netto profit) dari hasil penjualan sangat rendah dikarenakan hasil dari penjualan (revenue) digunakan sebagai modal dalam membeli bahan baku untuk proses produksi berikutnya.
b. Tingkat produksi rendah dikarenakan
dalam memproduksi tidak
mempertimbangkan permintaan,
pembelian bahan baku dan hasil penjualan.
c. Proses produksi masih tidak terjadwal dengan baik dikarenakan dalam proses produksi hanya berdasarkan pemesanan yang ada, sedangkan untuk pemenuhan permintaan pada warung-warung tempat penitipan hanya berdasarkan insting pemilik usaha (memasok produk dalam jumlah yang sama setiap periode).
d. Pemborosan dalam bentuk
overproduction pada proses produksi dikarenakan ditemukan sejumlah produk yang tidak terjual (tersisa) yang dipasok ke warung-warung tempat penitipan sehingga menjadi kerugian bagi pemilik usaha
Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan
pengabdian ini dilakukan guna
menciptakan dan membangun usaha rumah tangga yang mampu bersaing dengan industri luas. Diharapkan usaha rumah tangga dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan margin keuntungan agar dapat meningkatkan kesejahteraan baik pemilik usaha maupun bagi tenaga kerja yang diberdayakan. Berdasarkan pencapaian tersebut, maka usaha rumah tangga telah menjadi agen
peningkatan dan pertumbuhan
kesejahteraan bangsa secara mandiri.
2 METODE
Metode pengabdian dirancang sesuai dengan tujuan dari aktivitas kegiatan
pengabdian ini yaitu meningkatkan kapasitas usaha rumah tangga keripik dan kue bawang Bengkong Palapa.
Tujuan pengabdian : Peningkatan kapasitas
produksi yaitu dengan membina
merencanakan produksi dengan membuat peramalan permintaan produk sehingga dapat dibuat rencana produksi.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut terdapat beberapa sasaran strategis yang akan dicapai yaitu: a. Bahan baku yang digunakan atau yang
dibeli sesuai dengan jumlah permintaan produk
b. Jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan permintaan produk
c. Menghilangkan pemborosan yaitu overproduction
d. Dapat memenuhi permintaan produk dari segi pesanan (demand-to-order) maupun permintaan produk untuk dijual secara langsung pada tempat-tempat pemasaran (make-to-stock)
Metode pengabdian dibagi menjadi dua: a. Metode pelaksanaan kegiatan:
penyampaian materi, praktek langsung (learning by doing) dan pendampingan b. Metode topik pengabdian : metode
peramalan permintaan produk dan perencanaan produksi
Adapun pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan selama satu bulan. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Penyusunan materi kegiatan pengabdian
2) Penyusunan tim pengabdi yang terdiri atas moderator, narasumber dan notulen kegiatan
3) Penyusunan indikator evaluasi kegiatan
4) Kunjungan Awal dalam
menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan
b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Penyampaian Materi
Pada tahapan ini dilakukan selama dua minggu. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Penyampaian materi tentang topik rencana produksi
2) Penyampaian materi tentang topik peramalan produksi
Kegiatan dilakukan paling tidak selama 5x dalam 2 bulan dari bulan November 2018 – Januari 2019
c. Tahapan Pelaksanaan Pendampingan Pada tahapan ini dilakukan selama dua minggu. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Pendampingan implementasi
materi rencana produksi
2) Pendampingan implementasi
materi peramalan produksi
Kegiatan dilakukan paling tidak selama 5x dalam 3 bulan dari bulan Desember 2018 – Februari 2019
Pada tahapan ini dilakukan selama satu minggu. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Evaluasi implementasi materi rencana produksi
2) Evaluasi implementasi materi peramalan produksi
Kegiatan dilakukan paling tidak selama 2x dalam 1 bulan dari bulan Februari 2019
e. Tahapan Pelaksanaan Berkelanjutan Pada tahapan ini dilakukan selama satu minggu. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Review hasil kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan
2) Review kegiatan pengabdian yang dapat dilaksanakan pada periode berikutnya dalam mendukung hasil pencapaian kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan
Kegiatan dilakukan paling tidak selama 2x dalam 1 bulan dari bulan Februari 2019.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kegiatan
pengabdian, maka dapat diketahui bagaimana perkembangan kedua mitra dalam meningkatkan kapasitas produksi. Tabel 1 menunjukkan hasil pencapaian kedua mitra setelah dilakukan kegiatan pengabdian.
Selama kegiatan pengabdian
berlangsung, mitra sangat kooperatif dan memiliki semangat yang tinggi untuk
meningkatkan pengetahuan dalam
meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini ditunjukkan dengan pertanyaan-pertanyan
dari kedua mitra mengenai topik materi pengabdian. Kegiatan pengabdian berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kedua mitra yaitu kapasitas
produksi yang rendah sehingga
mengakibatkan keuntungan yang diperileh juga rendah. Maka dilakukan kegiatan pengabdian ini, yaitu pemberian materi bagaimana membuat rencana produksi yang efektif dan efisien.
Rencana produksi merupakan salah satu aktivitas sebelum dilaksanakan proses produksi pada suatu industri. Hal tersbeut juga berlaku untuk industri kecfil menengah bahkan untuk unit usaha rumah tangga sekalipun. Rencana produksi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu:
1. Efektif dan efisien dalam menggunakan bahan baku produksi
2. Tepat jumlah dan tepat waktu dalam melaksanakan proses produksi
3. Memperoleh atau meningkatkan keuntungan
4. Meningkatkan kapasitas produksi sehingga tercapai produktivitas yang tinggi
5. Meminimasi pemborosan seperti
overproduction
Rencana produksi dapat dilakukan dengan implementasi peramalan produksi terhadap permintaan dari pelanggan. Oleh karena itu, selain penyampaian materi rencana produksi, tim pengabdi juga memberikan materi mengenai peramalan produksi[2]. Peramalan produksi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan industri untuk menentukan jumlah produk yang harus
dihasilkan. Jumlah produk yang dihasilkan harus sesuai dengan permintaan pelanggan maka disebut dengan ramalan produksi[2]. Materi ramalan produksi yang diberikan yaitu metode regresi linear. Metode peramalan dengan regeri linear merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan mudah dipahami. Metode regresi linear menggunakan persamaan sebagai berikut [2]: Y = a + bt (1) Dimana: Y = Hasil Peramalan a = konstanta linear b = koefisien linear t = periode waktu
Gambar 1 Pemilik Mitra Keripik
Gambar 2 Pemilik Mitra Kue Bawang
Gambar 3 Keripik Siap Untuk Dijual
Gambar 4 Kue Bawang Siap Untuk Dijual
Gambar 6 Kegiatan Pengabdian 2 Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan berikut ini penjelasan dari setiap dokumentasi yang ada. Gambar 1 menunjukkan pemilik mitra keripik yaitu Ibu Hafsah. Gambar 2 menunjukkan pemilik mitra kue bawang yaitu ibu As. Gambar 3 merupakan keripik yang siap dijual oleh ibu Hafsah untuk dititipkan di warung, kantin dan toko.
Sedangkan Gambar 4 menunjukkan kue bawang yang siap dikemas untuk
dipasarkan nantinya. Gambar 5
menunjukkan kegiatan pengabdian pertama yaitu survei dan penyampaian maksud dari kegiatan pengabdian kepada mitra. Sedangkan Gambar 6 menunjukkan kegiatan pengabdian pertama. Adapun kegiatan pengabdian pertama adalah menjelaskan materi rencana produksi. Kegiatan penjelasan materi rencana produksi juga dijelaskan materi mengenai peramalan produksi kepada kedua mitra. Materi ini penting bagi kedua mitra agar dapat meningkatkan produktivitasnya.
Tabel 1 Hasil Pencapaian Mitra
Mitra Produksi Bulanan (Bks) After Produksi Bulanan (Bks) Before Keterangan Keripik 40 75 Peningkatan Produksi Kue Bawang 30 50 Peningkatan Produksi 4 KESIMPULAN
Kesimpulan harus mengindikasi secara jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan kekurangannya, serta kemungkinan pengembangan selanjutnya. Adapun kesimpulan dari hasil kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut: a. Mitra Keripik dan Mitra Kue Bawang
masih menggunakan metode perkiraan dan pengalaman hasil penjualan dalam menentukan rencana jumlah produksi b. Berdasarkan hasil pelaksanaan
pengabdian, Mitra Keripik dan Mitra Kue Bawang sudah mulai mencoba menerapkan perencanaan produksi dengan konsep peramalan.
c. Berdasarkan hasil implementasi tersebut, mitra keripik dan mitra kue bawang dapat meminimasi pemborosan
overproduction dan menjadwalkan
produksi secara efektif dan efisien.
5 SARAN
Adapun saran dari kegiatan pengabdian ini untuk lebih optimal lagi dalam membantu meningkatkan kapasitas usaha rumah tangga keripik dan kue bawang yaitu: a. Kegiatan pengabdian berikutnya
dilakukan untuk membina dan
mendampingi mitra dalam
meningkatkan kualitas produk baik secara organoleptik maupun dari segi
b. Kegiatan pengabdian berikutnya dilakukan untuk membina dan
mendampingi mitra dalam
meningkatkan pemsaran produk baik melalui direct selling (toko, stand,
mouth to mouth) maupun secara online
(website, aplikasi online).
c. Kegiatan pengabdian berikutnya dilakukan untuk membina dan mendampingi mitra dalam peningkatan
produksi dengan menggunakan
teknologi tepat guna, baik itu menggunakan teknologi produksi yang sudah ada saat ini maupun membimbing dalam mengembangkan teknologi produksi sesuai dengan kebutuhan mitra.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Putera Batam dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Putera Batam yang telah memberi dukungan secara finansial dalam dana hibah internal Pengabdian Kepada Masyarakat untuk Skema Pembinaan Kemitraan Masyarakat 2018-2019 terhadap pengabdian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Al-Amin, Mukayat, Maro’ah, Sari, 2017, Geliat Usaha Mikro Ibu-Ibu Rumah Tangga dari Keluarga Miskin Pembutan Abon Bandeng dan Kecap di Gunung Anyar Kota Surabaya,
Aksiologiya, vol 1, no 2 hal 126-134. [2] Ginting, Rosnani, 2012, Sistem
Produksi, Vol. 1, Ed.2, Graha Ilmu, Jakarta.