• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat Mahasiswa Universitas Brawijaya Terhadap Penggunaan Internet Banking Dalam Transaksi Pembayaran SPP: Pendekatan Modified Technology Acceptance Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minat Mahasiswa Universitas Brawijaya Terhadap Penggunaan Internet Banking Dalam Transaksi Pembayaran SPP: Pendekatan Modified Technology Acceptance Model"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Sistem Informasi Tidak dapat dipungkiri bahwa di era modern ini teknologi dan sistem informasi memiliki peran di segala bidang termasuk bidang perbankan. Sejumlah bank di Indonesia saat ini telah memanfaatkan teknologi dan sistem informasi untuk meningkatkan layanan kepada para nasabahnya. Salah satu inovasi perbankan yang memanfaatkan teknologi sistem informasi adalah internet banking. Dengan adanya internet banking maka akan mempermudah pelayanan perbankan, karena layanan internet banking dapat diakses oleh para nasabah kapan saja dan dimana saja mereka berada. Tanpa adanya teknologi sistem informasi yang memadai, akan sangat sulit kegiatan perbankan diseluruh Indonesia bahkan dunia untuk berjalan dan terhubung dengan baik. Terkait pemanfaatan teknologi sistem informasi di sektor perbankan, sistem didefinisikan sebagai suatu kerangka kerja terpadu yang mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang mempunyai sasaran atau tujuan (Wilkinson, 1993). Sedangkan menurut Hall (2009), sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Subsistem merupakan komponen-komponen yang berisi sistem yang saling bergantung dan memiliki karakteristik sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan. 14.

(2) 15. sekumpulan elemen yang saling terhubung, melakukan aktivitas bersama, dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun yang dimaksud dengan informasi adalah kumpulan data yang telah ditranformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan dan merupakan pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran (Wilkinson, 1993). Menurut Hall (2009), informasi merupakan sumber daya bisnis yang digunakan sebagai pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun eksternal. Menurutnya, informasi yang berguna memiliki berbagai karakteristik, yaitu a) Relevan: satu laporan atau dokumen harus bekerja untuk satu tujuan, b) Tepat waktu: informasi harus tidak melebihi periode waktu dari tindakan yang didukungnya , c) Akurat: informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan, d) Lengkap: semua informasi untuk pengambilan keputusan harus ada, dan e) Ringkas: informasi yang dikumpulkan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kerangka kerja yang sumber dayanya dikoordinasikan untuk mengubah data masukan menjadi keluaran yang berupa informasi untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan (Wilkinson, 1993). Hall (2009) juga menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pada para pengguna dalam mempermudah pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang dimiliki. Wilkinson (1993) juga menyebutkan bahwa sistem informasi merupakan proses pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian, dan pengamanan data serta penyediaan informasi..

(3) 16. 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Jika sistem informasi dihubungkan dengan akuntansi, maka Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan data ekonomi, keuangan, maupun non-keuangan yang dikonversi ke dalam bentuk satuan keuangan dan kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa informasi (Wilkinson, 1993). Sedangkan menurut Steller dalam Baridwan (1981), SIA adalah formulir, buku-buku catatan, prosedurprosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi yang dapat digunakan oleh manajemen dan pihak eksternal perusahaan. Dari penjelasan tersebut, akuntansi dapat dikatakan sebagai informasi keuangan yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi suatu entitas secara keseluruhan (Anggraini, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan proses pengolahan data transaksi yang kemudian dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang ditujukan kepada pemakai informasi keuangan, baik pihak dalam perusahaan (manajemen) maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. 2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Karena perkembangan teknologi informasi akuntansi yang semakin pesat di sektor perbankan, maka terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan teknologi informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai system computer dan jasa yang mendukung pemakai, yang disediakan untuk membantu pemakai dalam tugastugasnya (Googhue & Thompson, 1995 dalam Ramadhani, 2008). Sedangkan.

(4) 17. informasi merupakan hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan bagi penggunanya (Ramadhani, 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan hasil rekayasa manusia sebagai gabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi melalui cara-cara tertentu dalam menyediakan dan menyampaikan informasi dari pengirim kepada penerima menggunakan cara yang lebih baik dalam rangka pengambilan keputusan (Rahmadanti, 2013). Penggunaan teknologi informasi dapat membantu perusahaan dalam melakukan perkembangan peralatan, teknik, dan konsep-konsep yang berkaitan dengan informasi sehingga menghasilkan informasi yang relevan, efektif, efisien, mudah diakses, dan dapat dengan cepat digunakan oleh pengguna (Wilkinson, 1993). Artha (2011) menyebutkan bahwa sistem informasi akuntansi berbasis teknologi merupakan suatu sistem yang dapat membantu untuk membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi yang berkenaan dengan akuntansi. Sistem informasi akuntansi berbasis teknologi ini dapat menyebarkan informasi-informasi yang terkait dengan akuntansi secara lebih cepat dan ekonomis. Salah satu pemanfaatan kemajuan teknologi informasi di sektor perbankan adalah penggunaan internet banking. Menurut Rahmadanti (2013), penggunaan fasilitas internet banking oleh sektor perbankan pada kelanjutannya akan berdampak pada sistem akuntansi serta proses bisnis yang diaplikasikan oleh perusahaan. Salah satu manfaat utama dari fasilitas tersebut dapat membantu membuat siklus penerimaan ataupun pengeluaran yang sebelumnya dilakukan secara manual dapat.

(5) 18. dilakukan dengan berbasis teknologi informasi. Proses penerimaan dan pengeluaran yang dulunya dilakukan secara tunai, selanjutnya dengan adanya internet banking dapat lebih mudah dilakukan lewat perantara bank tanpa harus terlebih dahulu bertatap muka. Sehingga informasi yang dihasilkan lebih cepat, efektif dan efisien. 2.2 Internet Banking Inovasi teknologi memberikan dampak yang besar terhadap industri perbankan (Nasri and Charfeddine, 2012). Inovasi teknologi pada perbankan telah memberikan perubahan pelayanan dalam bentuk Automated Teller Machine (ATM), phone-banking, telebanking, PC-banking, dan internet banking (Chang, 2003). Terkait internet banking sebagai salah satu inovasi teknologi pada perbankan, internet banking merupakan pelayanan transaksi elektronik melalui komputer atau laptop yang terhubung dengan internet tanpa ada batas tempat atau waktu pelaksanaan transaksi perbankan sehingga lebih mudah dan cepat seperti transaksi pembayaran atau transfer dana yang dapat dilakukan di setiap tempat dan waktu (Alsajjan and Dennis, 2006). Internet banking merupakan salah satu bagian dari online banking dimana nasabah bank dapat melakukan aktivitas perbankan melalui website bank. Nasabah dapat melakukan transaksi non cash setiap saat dengan mudah dan nyaman dengan mengakses melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Inovasi pelayanan perbankan melalui teknologi internet banking diharapkan dapat menekan biaya transaksi dan antrian di bank (Widyarini dan Putro, 2008). Ini merupakan proses inovasi dimana pelanggan menangani transaksi perbankan mereka sendiri.

(6) 19. secara mandiri tanpa harus bergantung pada pelayanan yang diberikan oleh teller di bank (Safeena dan Abdullah, 2010). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/18/DPNP/2004, internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet, sehingga pendirian dan kegiatan internet only bank tidak diperkenankan. Dalam peraturan tersebut juga dinyatakan bahwa internet banking dapat berupa informational internet banking, communicative internet banking , dan transactional internet banking. Informational internet banking adalah pelayanan jasa bank kepada nasabah melalui jaringan internet yang menyediakan informasi tanpa ada transaksi. Selanjutnya, yang dimaksud dengan communicative internet banking adalah pelayanan jasa bank kepada nasabah melalui jaringan internet dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi antara nasabah dan bank tanpa melakukan transaksi. Dan yang dimaksud dengan transactional internet banking adalah pelayanan jasa bank kepada nasabah melalui jaringan internet dalam bentuk komunikasi atau interaksi antara nasabah dan bank sekaligus nasabah dapat melakukan transaksinya. Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, menurut Tampubolon (2004) dalam Maharsi (2006), internet banking adalah pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan bank yang hanya.

(7) 20. menyelenggarkan layanan perbankan melalui internet. Dengan kata lain, bank yang hanya memiliki website tetapi tidak dapat digunakan untuk bertransaksi maka tidak dapat dikatakan sebagai internet banking. Menurut Raharjo (2001) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa internet banking memberikan beberapa keuntungan yang lebih besar dibandingkan risikonya. Adapun keuntungan tersebut antara lain: 1. Business expansion. Dengan layanan internet banking mampu menghilangkan batasan ruang dan waktu yang terjadi antara nasabah dan bank. Karena penggunaan layanan ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bahkan dapat diakses di mana saja di seluruh Indonesia dan dunia. 2. Customer loyality. Nasabah, khususnya nasabah yang aktif dan mobilitasnya tinggi, akan merasa lebih dimudahkan dalam melakukan aktivitas perbankan tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda. Dengan menggunakan fasilitas ini, pihak perbankan dapat meningkatkan loyalitas nasabahnya. 3. Revenue and cost improvement. Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet banking dapat lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membuka kantor cabang guna upaya menjangkau pelanggan. 4. Competitive advantage. Bank yang menyediakan jasa internet banking akan memberikan suatu nilai tambah dalam berkompetisi dengan bank yang lain. Karena nasabah akan lebih memilih untuk membuka account di bank yang memiliki fasilitas internet banking..

(8) 21. 5. New business model. Internet banking memungkinan adanya model bisnis yang baru. Dan adanya layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat sehingga dapat memudahkan nasabah dalam mengakses setiap informasi yang dikeluarkan oleh bank. Selain memiliki keuntungan-keuntungan seperti yang dipaparkan di atas, Raharjo (2001) juga memaparkan mengenai risiko dalam penggunaan fasilitas internet banking, antara lain: 1. Faktor kecepatan dan kualiatas koneksi. Aktivitas yang dilakukan jaringan internet seperti internet banking akan rentan terhadap tindakan cracking, putusnya aliran listrik, atau gagal koneksi. Sehingga ini akan menghambat dalam pengaksesan internet banking. 2. Faktor kepercayaan terhadap keamanan bank. Salah satu kendala yang menghambat berkembangnya layanan ini karena adanya ketidakpercayaan nasabah terhadap keamanan yang diberikan dalam penggunaan internet banking. Meskipun pemanfaatan fasilitas internet banking memilki risiko, namun masih banyak bank yang menggunakan layanan ini. Hal itu juga diikuti oleh semakin banyaknya pengguna internet banking terkait dengan efektivitas, efisiensi, serta ekonomisnya dalam setiap aktivitas perbankan. Adapun mahasiswa sebagai salah satu pengguna yang memanfaatkan ataupun berpotensi memanfaatkan fasilitas ini khususnya dalam melakukan transaksi pembayaran Surat Persetujuan Pembayaran (SPP)..

(9) 22. 2.3. Internet Banking sebagai Fasilitas Pembayaran Surat Persetujuan. Pembayaran (SPP) di Universitas Brawijaya (UB) Pembayaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan menukarkan sesuatu dengan maksud dan tujuan yang sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan SPP merupakan iuran wajib bagi mahasiswa yang dipergunakan oleh pihak universitas untuk memfasilitasi segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa dengan waktu pembayaran ditentukan sebelumnya (Putranti, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembayaran SPP adalah tindakan pembayaran iuran pendidikan yang telah ditentukan waktunya yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Semakin berkembangnya teknologi sistem informasi, sejak tahun 2005 sistem registrasi atau daftar ulang mahasiswa Universitas Brawijaya dapat dilaksanakan secara online terpadu bekerjasama dengan bank yang disebut dengan layanan Campus E-Banking. Tagihan mahasiswa dapat dibayarkan melalui loket di seluruh cabang bank, ATM, mobile banking, maupun internet banking. Transaksi setoran tersebut dapat dimonitor oleh pimpinan universitas melalui layanan Sistem Informasi Pelaporan (SIMPEL). Dengan transaksi real-time, perubahan tagihan pembayaran di bank dapat dilakukan oleh staf keuangan dari Universitas Brawijaya (Setiawan, 2008). Pembayaran SPP pada Universitas Brawijaya, dapat dilakukan melalui ATM Bank BCA, Teller Bank BTN, Bank Mandiri, Bank Nasional Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) seluruh Indonesia secara online (selma.ub.ac.id). Walaupun layanan Campus E-Banking sudah ada sejak tahun 2005, namun baru sekitar tahun 2012 Universitas Brawijaya secara gencar melakukan publikasi.

(10) 23. atas layanan ini. Internet banking adalah salah satu fasilitas yang saat ini digunakan untuk melakukan pelayanan pembayaran SPP mahasiswa Universitas Brawijaya. Untuk mempublikasikan kepada mahasiswa bahwa telah ada layanan pembayaran SPP menggunakan internet banking, Universitas Brawijaya membuat pengumuman melalui berbagai media. Salah satunya dengan menggunakan media spanduk yang di pasang di sekitar kampus Universitas Brawijaya baru-baru ini. Selain itu media yang sering digunakan adalah melalui situs resmi Universitas Brawijaya. Pada situs tersebut, informasi yang diberikan lebih lengkap, karena disebutkan kapan, dimana, dan bagaimana langkah-langkah untuk membayar SPP baik melalui loket di bank sampai dengan menggunakan internet banking. Layanan internet banking diharapkan akan mempermudah mahasiswa dalam transaksi pembayaran SPP karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta mudah, aman, nyaman, dan akurat. Sehingga dengan menggunakan layanan internet banking, mahasiswa tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk mengantri di bank. Bagi universitas sendiri, layanan internet banking ini akan lebih memudahkan dalam mengadministrasikan pembayaran mahasiswa dan menerima laporan pembayaran yang lebih akurat dan tepat waktu karena data pembayarannya langsung secara otomatis tersimpan di database universitas (selma.ub.ac.id). Hal ini akan membuat aktivitas mahasiswa maupun universitas lebih efektif dan efisien. Berdasarkan Pengumuman Nomor: 0046/ UN10/ AK/ 2013 tentang registrasi administrasi mahasiswa Universitas Brawijaya tahun 2012/ 2013, alur registrasi administrasi mahasiswa UB dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:.

(11) 24. Gambar 2.1 Alur Registrasi Mahasiswa Universitas Brawijaya 2012/2013. Mahasiswa menunjukkan: KTM/ menulis NIM dan Nama (14 Januari s/d 1 Februari 2013. Petugas Bank 1. Menerima transaksi pembayran sesuai data computer 2. Mencetak kwitansi pembayran sesuai nilai transaksi pembayran SPP/ memvalidasi bukti transfer dari bank. Petugas Fakultas Melakukan legalisasi semester genap 2012/ 2013 dengan memberi tanda hot stamp. Mahasiswa Menerima KTM yang telah diberi tanda hot stamp. Pengisian KRS. KULIAH SEMESTER GENAP 2012/ 2013 TGL. 11 FEBRUARI S/D 31 MEI 2013. Sumber: ub.ac.id/pengumuman. 2.4 Model Teori Perilaku Penggunaan Internet Banking Perkembangan internet banking sebagai salah satu pemanfaatan penggunaan teknolongi informasi yang dapat digunakan sebagai layanan pembayaran SPP mahasiswa UB dapat dijelaskan dengan salah satunya menggunakan teori Technology.

(12) 25. Acceptance Model (TAM). Dalam penelitian ini penulis berusaha memahami faktorfaktor yang mempengaruhi sikap seseorang dalam penggunaan internet banking. Faktor-faktor tersebut terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of uase) dan persepsi keamanan web (perceived web security). Berdasarkan ketiga faktor tersebut, penulis akan melakukan penelitian untuk mendapatkan tambahan bukti empiris mengenai pengaruh masingmasing faktor terhadap sikap penggunaan internet banking khususnya pada mahasiswa Universitas Brawijaya dalam transaksi pembayaran SPP. Teori TAM pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein (1980).. Pada era pengenalan model TAM, banyak penelitian yang mencoba. membandingkan TAM dengan TRA. Davis et al. (1989) menemukan bahwa TAM menjelaskan lebih baik tentang keinginan untuk menerima teknologi di bandingkan dengan TRA. Davis (1989) menyatakan TAM merupakan sebuah model penerimaan sistem teknologi informasi yang diciptakan untuk membantu peneliti memahami bagaimana sistem tersebut dimengerti dan akan digunakan oleh pemakai. Dalam model TAM minat penggunaan teknologi akan dipengaruhi oleh sikap yang sebelumnya akan dipengaruhi juga oleh persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan (Davis, 1989). Penerimaan sistem teknologi informasi ditentukan oleh kedua konstruk utama tersebut. Persepsi kegunaan mengacu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. sedangkan persepsi kemudahan penggunaan mengacu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi kan bebas dari usaha (Davis, 1989)..

(13) 26. Menurut Cheng et al. (2006), TAM merupakan model yang banyak digunakan untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi dan baru-baru ini diterapkan untuk memprediksi pengadopsian internet dengan baik. Hal ini dikarenakan banyaknya dukungan empiris (Suh dan Han, 2002; Shih, 2004; Gardner dan Amaroso, 2004; Darsono, 2005; Al-Somali et al, 2009; serta Nasri dan Charfeddine, 2012). Cheng et al. (2006) juga menyebutkan bahwa TAM telah banyak digunakan dalam penelitian untuk memprediksi minat untuk menerima atau mengadopsi dari berbagai macam teknologi dan sistem komputer. Dalam. perkembangan. model. TAM,. beberapa. peneliti. mencoba. mengembangkan atau menambahkan beberapa variabel eksternal yang dapat mempengaruhi dua konstruk utama dalam TAM, yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan (Jogiyanto, 2007). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2006), penelitian tersebut menambah variabel persepsi keamanan web (perceived web security) sebagai variabel eksternal. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nasri dan Charfeddine (2012), yang menambahkan variabel keamanan dan kerahasiaan dalam model TAM selain persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan. 2.5 Penelitian Sebelumnya Banyak penelitian yang meneliti tentang penerimaan penggunaan teknologi menggunakan model TAM. Beberapa penelitian antara lain yang dilakukan oleh Suh dan Han, 2002; Shih, 2004; Cheng et al, 2006; Jahangir dan Begum,2008; Al-Somali et al, 2009; serta Nasri dan Charfeddine, 2012 (lihat lampiran 2)..

(14) 27. Penelitian yang dilakukan oleh Suh dan Han (2002) dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pelanggan terkait dengan penggunaan internet banking di Korea dengan menggunakan modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah sebanyak 845 responden. Hasil dari penelitian Suh dan Han (2002) membuktikan bahwa persepsi kegunaan berpegaruh positif terhadap kepercayaan; persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan; persepsi kegunaan, kepercayaan, dan persepsi kemudahan kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap; dan kepercayaan, persepsi kegunaan, dan sikap berpengaruh positif terhadap minat. Shih (2004) melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku penerimaan penggunaan internet di Taiwan dengan modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah 203 responden. Hasil dari penelitian ini adalah relevansi informasi berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan; relevansi informasi dan persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan; relevansi informasi, persepsi kemudahaan, dan persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap; dan relevansi informasi, persepsi kegunaan, dan sikap berpengaruh positif terhadap persepsi performa. Penelitian yang dilakukan Cheng et al. (2006) dilakukan untuk mengetahui persepsi apa saja yang dapat mempengaruhi nasabah dalam pengadopsian internet banking di Hong Kong dengan teori modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah pengguna internet banking yang ada pada daftar Yellow Pages sebanyak 203 responden. Hasil dari penelitian Cheng et al. (2006) adalah persepsi kemudahan.

(15) 28. berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan; persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap; persepsi kegunaan, persepsi keamanan web, dan sikap berpengaruh positif terhadap minat. Namun persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi keamanan web tidak berpengaruh secara langsung terhadap sikap. Jahangir dan Begum (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui faktorfaktor yang memicu diadopsinya electronic banking di Bangladesh dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah 227 responden. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan keamanan dan privasi berpengaruh positif terhadap sikap; dan persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, keamanan dan privasi, sikap berpengaruh positif terhadap pengadopsian electronic banking. Penelitian Al-Somali et al. (2009) dilakuakn untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mendorong nasabah untuk mengadopsi internet banking di Saudi Arabia dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah nasabah bank yang dipilih secara random dari beberapa komunitas Saudi sebanyak 202 responden. Hasil penelitian ini adalah persepsi kemudahaan penggunaan dan kesadaran berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan; persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan penggunaan, kepercayaan, dan pendidikan berpengaruh positif terhadap sikap; dan sikap berpengaruh positif terhadap minat. Namun faktor gender, umur, dan pendapatan tidak berpengaruh positif terhadap sikap. Nasri dan Charfedine (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi diadopsinya internet banking di Tunisia dengan teori modifikasi TAM. Responden yang digunakan adalah nasabah yang memeiliki.

(16) 29. reekening di bank sebanyak 284 responden. Hasil dari penelitian ini adalah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan; persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan penggunaan, keamanan dan privasi berpengaruh positif terhadap sikap; dan sikap berpengaruh positif terhadap minat. Penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan model modifikasi TAM ingin mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of uase) dan persepsi keamanan web (perceived web security) yang mempengaruhi sikap terhadap minat penggunaan internet banking. Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dipaparkan di atas, yang juga menggunakan model TAM mengatakan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi keamanan web berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking. Dan sikap penggunaan berpengaruh positif terhadap minat digunakannya internet banking. 2.6 Kerangka Konseptual Penelitian dan Pengembangan Hipotesis Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Cheng et al. (2006) mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap minat penggunaan sistem internet banking di Hong Kong. Pada penelitiannya, Cheng et al. (2006) menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) dengan variabel sikap dan minat penggunaan internet banking sebagai dependent variable, serta variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan web sebagai independent variables..

(17) 30. Peneliti melakukan penelitian yang sama, yaitu mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap minat, namun penelitian di lakukan di Indonesia dengan unit analisis adalah mahasiswa Universitas Brawijaya dalam transaksi pembayaran SPP. Model penelitian yang peneliti gunakan juga menggunakan Modified Technology Acceptance Model (TAM) seperti yang dilakukan oleh Cheng et al (2005). Adapun model penelitian dapat dijelaskan pada gambar 2.1 Gambar 2.2 Model Penelitian Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness). Persepsi Kemudahan. Sikap Penggunaan. Minat Penggunaan. (Perceived Ease of Use). Internet Banking. Internet Banking. Persepsi Keamanan Web (Perceived Web Security). Pada kerangka TAM, variabel yang digunakan sampai pada pemakaian aktual (actual technology use), sedangkan pada penelitian ini hanya sampai pada minat menggunakan (behavioral intention) internet banking. Hal ini dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui minat mahasiswa UB dalam penggunaan internet banking dalam transaksi pembayaran SPP. Selain itu, pada penelitian-penelitian sebelumnya (Sheppard et al., 1988; Venkatesh dan Morris, 2000) telah membuktikan bahwa.

(18) 31. terdapat hubungan sebab akibat yang kuat dan signifikan antara minat perilaku dan pemakaian aktual. Selain itu, Agrawal dan Prasad (1998) berpendapat bahwa untuk survey berbasis penelitian terhadap keyakinan, menggunakan minat perilaku sebagai variabel dependen lebih tepat dari pada penggunaan aktual. 2.6.1 Konsep Minat Penggunaan Internet Banking Berdasarkan Jogiyanto (2007), dalam bukunya disebutkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) dan perilaku (behavior) adalah dua hal yang berbeda, minat perilaku (behavioral intention) masih merupakan minat (intention). Minat (intention) didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Sedangkan perilaku (behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Sehingga perilaku akan dilakukan jika seseorang mempunyai minat untuk melakukannya. Dan minat perilaku akan menentukan perilakunya. Minat dapat berubah sewaktu-waktu. Semakin lebar interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan di minat. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan minat pemanfaatan sistem dalam penelitian ini adalah dorongan seseorang untuk melakukan perilaku penggunaan sistem internet banking. Sikap (attitude) didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sedangkan Mathieson (1991) mendefinisikan sikap sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. Menurut penelitian yang dilakukan Brown et al. (2004) sikap adalah faktor yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap minat diadopsinya internet banking. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

(19) 32. (Cheng et al, 2006; Al-Somali et al, 2009; Shih, 2004; Suh dan Han, 2002; serta Nasri dan Charfeddine, 2012) juga menunjukkan bahwa sikap berpengaruh secara positif terhadap minat perilaku. Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Jogiyanto (2007) mendefinisikan sikap sebagai jumlah dari perasaan yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluative dua kutub. Misalnya, baik atau jelek; setuju atau menolak; dan lainnya. Dengan demikian, sikap seseorang terhadap sistem informasi menunjukkan seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa sistem informasinya baik atau jelek. Wibowo (2008) menjelaskan bahwa sikap dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Sikap individu yang mendukung penggunaan teknologi sistem informasi akan secara otomatis mendorong pemanfaatan serta penggunaan teknologi sistem informasi (Hamzah, 2009). Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, peneliti. dapat. menyimpulkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap penggunaan internet banking oleh para nasabah bank, yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan web. 2.6.2. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Sikap. Penggunaan Internet Banking Persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja.

(20) 33. pekerjaannya (Davis, 1989). Dari definisinya, diketahui bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu kepercayaan tentang pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007). Sehingga, jika seseorang merasa percaya bahwa menggunakan layanan internet banking berguna maka orang itu akan menggunakannya atau sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat kemanfaatan internet banking mempengaruhi sikap nasabah terhadap sistem tersebut (Ramadhani, 2008). Kusuma dan Susilowati (2007) mengatakan bahwa TAM meganggap persepsi kegunaan merupakan variabel utama dalam mengadopsi internet banking. Kegunaan dalam internet banking merupakan manfaat yang diperoleh atau diharapkan oleh para nasabah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Karenanya, tingkat kegunaan internet banking mempengaruhi sikap terhadap sistem tersebut. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan teknologi, yaitu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Suh dan Han (2002); Shih (2004); Cheng et al (2006); Al-Somali et al (2009); serta Nasri dan Charfeddine (2012). Penelitian pertama dilakukan oleh Suh dan Han (2002) yang melakukan penelitian. untuk. mengetahui. faktor-faktor. yang. mempengaruhi. nasabah. menggunakan internet banking dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Subyek penelitian berfokus di Korea dimana sampel yang diambil adalah nasabah dari 5 bank pengguna internet banking di Korea. Teknik pengumpulan data adalah survei dengan kuisioner dimana penyebarannya dilakukan melalui web yang telah dibuat sebelumnya. Total data yang terkumpul sebanyak 845 yang dihasilkan selama 2 minggu. Dari data tersebut diketahui bahwa sebanyak 50% dari responden memiliki.

(21) 34. pengalaman menggunakan interent banking lebih dari satu tahun. Hasil penelitian dari Suh dan Han (2002) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking. Penelitian kedua dilakukan oleh Shih (2004) yang menguji terkait faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penggunaan internet di Taiwan dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Teknik pengumpulan data adalah survei dengan kuisioner yang disebar ke 10 perusahaan kecil maupun menengah di Taiwan. Responden yang digunakan adalah para pekerja di Taiwan yang memiliki pengalaman menggunakan internet banking minimal satu tahun. Sebanyak 360 kuisioner disebar, 225 yang kembali, dan akhirnya 203 kuisioner yang dapat diolah. Dari pengujian penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa persepsi kegunaan berhubungan positif dengan sikap penggunaan internet di Taiwan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Cheng et al. (2006) yang mempelajari tentang bagaimana nasabah menerima dan mengadopsi internet banking di Hong Kong dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Pada penelitian ini menggunakan persepsi kegunaan sebagai variabel dependen yang langsung terhubung dengan sikap. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan kuisioner dengan mengambil responden dari pengguna internet banking yang ada pada daftar Yellow Pages. Dari 212 kuisioner yang disebar, sebanyak 203 diterima responden, dan sebanyak 143 yang digunakan berdasarkan kriteria bahwa kuisioner tersebut dikembalikan setelah dua hari dari pengiriman. Berdasarkan pengolahan data tersebut, dihasilkan bahwa persepsi kegunaan mempunyai hubungan positif dengan sikap nasabah..

(22) 35. Penelitian keempat dilakukan oleh Al-Somali et al. (2009) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi diadopsinya internet banking di Saudi Arabia dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Teknik pengumpulan data adalah survei dengan kuisioner yang menggunakan sebanyak 400 responden dari komunitas Saudi. Kuisioner yang digunakan sebanyak 202 yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian tersebut dihasilakan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap digunakannya internet banking. Penelitian kelima ini dilakukan oleh Nasri dan Charfeddine (2012) yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian internet banking di Tunisia dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Teknik pengambilan data dilakukan dengan kuisioner yang diberikan secara langsung dengan menemui responden satu persatu dan secara sukarela mengisi kuisioner berdasarkan persepsi mereka tentang penggunaan internet banking. Responden dalam penelitian ini harus memiliki rekening di bank. Sebanyak 284 kuisioner berhasil dikumpulkan. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap digunakannya internet banking. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap penggunaan internet banking. Sehingga peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut : H1: Persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking..

(23) 36. 2.6.3 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Sikap Penggunaan Internet Banking Persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Sehingga jika seseorang percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya dan sebaliknya (Jogiyanto, 2007). Menurut Amijaya yang mendasar pada Iqbaria (2000) persepsi kemudahan ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Secara teoritis internet banking bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mempermudah nasabah dalam penggunaan informasi karena dapat mengurangi waktu dan biaya yang relative banyak (Shih, 2004). Kusuma dan Susilowati (2007) mengatakan bahwa TAM menganggap variabel persepsi kemudahan merupakan salah satu variabel utama dalam pengadopsian internet banking. Kemudahan penggunaan memberikan indikasi bahwa para pengguna sistem informasi akan bekerja lebih mudah dibandingkan tanpa menggunakan sistem informasi. Ramadhani (2008) menjelaskan bahwa kemudahan menggunakan internet banking yang telah disediakan oleh bank mudah untuk dipahami dan mudah untuk digunakan sehingga akan mengurangi usaha nasabah untuk mempelajari bagaimana cara bertransaksi menggunakan internet banking. Jika internet banking dipersepsikan mudah digunakan maka akan mndorong nasabah untuk mengadopsi dan menggunakan sistem tersebut. Beberapa penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap sikap.

(24) 37. penggunaan teknologi, yaitu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Suh dan Han (2002); Shih (2004); Al-Somali et al (2009); serta Nasri dan Charfeddine (2012). Namun penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2006) menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian pertama dilakukan Suh dan Han (2002) yang melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan internet banking dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Penelitian yang menggunakan teknik survei kuisioner dalam pengumpulan data ini mendapatkan 845 data yang dapat diolah. Sebanyak 50% responden mempunyai pengalaman menggunkan internet banking lebih dari satu tahun. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking di Korea. Penelitian kedua dilakukan oleh Shih (2004) yang menguji faktor-faktor penerimaan yang mendasari penggunaan internet di Taiwan dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Teknik survei kuisioner dilakukan terhadap para pekerja di Taiwan didapatkan sebanyak 203 kuisioner yang dapat diolah. Responden yang digunakan dalam penelitian Shih (2004) adalah pekerja yang memiliki pengalaman menggunakan internet minimal 1 tahun. Dari pengujian data tersebut menunjukkan bahwa persepsi kemudahan mempunyai pengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet di Taiwan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Al-Somali et al. (2009) yang meneliti tentang faktor-faktor. yang. mempengaruhi. diadopsinya. internet. banking. dengan. menggunakan TAM di Saudi Arabia. Kuisioner yang disebarkan sebanyak 400.

(25) 38. kuisioner yang disebar secara acak pada responden di beberapa komunitas Saudi. Dari hasil tersebut sebanyak 202 kuisioner yang dapat diolah. Berdasarkan studi empiris dari Al-Somali et al. (2009) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan dari internet banking. Penelitian yang juga mempunyai hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya terkait persepsi kemudahan adalah penelitian oleh Nasri dan Charfeddine (2012) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian internet banking di Tunisia dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Kuisioner diberikan secara langsung dengan menemui responden satu persatu dan secara sukarela mengisi kuisioner berdasarkan persepsi mereka tentang penggunaan internet banking. Responden dalam penelitian ini harus memiliki rekening di bank. Sebanyak 284 kuisioner berhasil dikumpulkan. Sebanyak 54% responden adalah laki-laki dan 90% responden telah menggunakan internet dengan mayoritas responden berusia 1830 sebanyak 42% . Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap sikap digunakannya internet banking. Penelitian yang dilakukan Cheng et al.(2006) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan tidak mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap diadopsi dan digunakannya internet banking dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Cheng et al.(2006) mempelajari tentang bagaimana nasabah menerima dan mengadopsi internet banking di Hong Kong. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan kuisioner dengan mengambil responden dari pengguna internet banking yang ada pada daftar Yellow Pages. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak berdampak signifikan terhadap sikap pengguna layanan.

(26) 39. internet banking. Hal ini dikarenakan persepsi kemudahan akan berpengaruh terhadap sikap jika melalui persepsi kegunaan. Berarti, seseorang akan menggunakan sistem informasi jika sistem tersebut memang berguna untuk pekerjaannya walaupun tidak mudah untuk digunakan. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan internet banking. Sehingga peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut : H2: Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking. 2.6.4 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Persepsi Keamanan Web terhadap Sikap Penggunaan Internet Banking Keamanan dan keandalan transaksi melalui internet merupakan faktor penting yang dipertimbangkan oleh nasabah sebelum mengadopsi internet banking. Beberapa nasabah menghindari transaksi perbankan secara elektronik karena mereka melihat hal tersebut rentan dengan dilakukannya penipuan. Persepsi seperti ini tentu dapat merusak kepercayaan konsumen dari sistem online secara keseluruhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sathye (1999) 73% nasabah menghindari pengadopsian sistem online banking karena khawatir tentang keselamatan dan keamanan transaksi melalui internet. Selain itu, konsumen juga tidak akan siap untuk berubah dari cara yang biasa digunakan menjadi menggunakan internet banking apabila belum ditemukannya kepuasan terhadap layanan yang baru tersebut (AlSomali et al., 2009)..

(27) 40. Keamanan didefinisikan sebagai suatu ancaman yang menciptakan keadaan, kondisi, atau peristiwa yang berpotensi menimbulkan kesulitan ekonomi berupa kerusakan sumber daya data atau jaringan, pengungkapan, modifikasi data, penolakan layanan dan/ atau penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan (Kalakota & Winston, 1997). Keamanan adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh konsumen ketika melakukan transaksi menggunakan ecommerce world (Dixit, 2010). Oleh karena itu, mereka memberikan perhatian terhadap isu keamanan dan privasi, sehingga keamanan dan privasi merupakan sebuah halangan yang berpengaruh terhadap pengadopsian online banking (Howcroft et al., 2002). Survey yang dilakukan oleh Ernst & Young tentang Information Security diperoleh informasi bahwa 60% responden mengatakan security dan privacy merupakan penghambat lebih besarnya penggunaan electronic commerce (Raharjo, 2001). Cheng et al. (2006) mengatakan bahwa rasa aman dalam melakukan transaksi di web sering di kutip oleh pengguna sebagai faktor utama untuk menghilangkan kekhawatiran mereka tentang penggunaan internet yang efektif untuk melakukan transaksi secara online. Salisbury et al. (2001) menyebutkan bahwa persepsi keamanan web merupakan faktor utama yang mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian di WWW (World Wide Web). Angka pembelian oleh pelanggan akan naik jika mereka memiliki persepsi bahwa credit card dan informasi penting yang mereka gunakan dalam keadaan aman. Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti menambahkan variabel persepsi keamana web sebagai variabel modifikasi TAM karena konsumen akan menggunakan sistem informasi jika ada rasa kepercayaan dan rasa aman ketika.

(28) 41. menggunakan sistem tersebut atau sebaliknya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa persepsi keamanan web berpengaruh signifikan terhadap sikap penggunaan internet banking. Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh Jahangir dan Begum (2008) serta Nasri dan Charfeddine (2012). Namun pada penelitian Cheng et al.(2006) menunjukkan hasil yang berbeda. Jahangir dan Begum (2008) melakukan penelitian yang terkait faktor-faktor yang memicu diadaptasinya electronic banking di Bangladesh dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 227 yang dikumpulkan dari pengguna electronic banking pada bank komersial swasta di Bangladesh dan mendapat response rate sebesar 91%. Rata-rata usia responden adalah 34 tahun. Mayoritas responden adalah laki-laki sebesar 74,89% dan 25,1% adalah responden perempuan. Berdasarkan pengujian terhadap data tersebut, diketahui bahwa persepsi keamanan berdampak positif terhadap sikap penggunaan internet banking di Bangladesh. Hasil yang sama terkait persepsi keamanan terhadap sikap penggunaan juga didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Nasri dan Charfeddine (2012). Nasri dan Charfeddine. (2012). meneliti. mengenai. faktor-faktor. yang. mempengaruhi. pengadopsian internet banking di Tunisia dengan menggunakan teori modifiksi TAM. Kuisioner diberikan secara langsung dengan menemui responden satu persatu dan secara sukarela mengisi kuisioner berdasarkan persepsi mereka tentang penggunaan internet banking. Responden dalam penelitian ini harus memiliki rekening di bank. Sebanyak 284 kuisioner berhasil dikumpulkan. Sebanyak 54% responden adalah laki-laki dan 90% responden telah menggunakan internet dengan.

(29) 42. mayoritas responden berusia 18-30 sebanyak 42% . Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa persepsi. keamanan berpengaruh positif terhadap sikap. digunakannya internet banking. Penelitian yang dilakukan Cheng et al.(2006) adalah terkait faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengadopsian dan penggunaan internet banking di Hong Kong dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna dari Yellow Pages sebanyak 203 responden. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa persepsi keamanan web tidak berpengaruh secara positif terhadap sikap penggunaan internet banking. Hal ini dikarenakan, tanpa harus melalui sikap, variabel persepsi kegunaan dapat langsung mempengaruhi minat pengguna. Hal ini berarti variabel persepsi keamanan web adalah salah satu faktor penting untuk mengetahui minat nasabah untuk menggunakan internet banking. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh sikap terhadap minat penggunaan internet banking. Sehingga peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut : H3: Persepsi keamanan web berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan internet banking. 2.6.5 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Sikap Penggunaan Internet Banking terhadap Minat Penggunaan Internet Banking Minat didefinisikan sebagai suatu keinginan untuk melakukan perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007). Minat merupakan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Wibowo,2008). Mathieson (1991) mendefinisikan.

(30) 43. sikap sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. Menurut penelitian yang dilakukan Brown et al. (2004) sikap adalah faktor yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap minat diadopsinya internet banking. Pada TAM ketika seseorang memiliki perasaan positif atau negatif tentang penggunaan sistem informasi maka akan mempengaruhi keinginan seseorang tersebut untuk menggunakan sistem informasi. Oleh karena itu, sikap akan berpengaruh secara positif terhadap minat penggunaan sistem. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap penggunaan internet banking berpengaruh positif terhadap minat penggunaan internet banking, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Suh dan Han (2002); Shih (2004); Cheng et al (2006); Al-Somali et al (2009); serta Nasri dan Charfeddine (2012). Penelitian pertama dilakukan oleh Suh dan han (2002) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh kepercayaan pada penerimaan pelanggan terhadap internet banking dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Subyek penelitian berfokus di Korea dimana sampel yang diambil adalah nasabah bank pengguna internet banking di Korea. Kuisioner disebarkan melalui web yang telah dibuat sebelumnya. Total data yang terkumpul sebanyak 845 dalam waktu 2 minggu. Sebanyak 50% responden telah memiliki pengalaman menggunakan internet banking lebih dari satu tahun. Hasil penelitian dari Suh dan Han (2002) menunjukkan bahwa sikap penggunaan internet banking berpengaruh positif terhadap minat penggunaan internet banking..

(31) 44. Penelitian kedua dilakukan oleh Shih (2004) yang menguji terkait faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penggunaan internet di Taiwan dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Kuisioner disebar ke 10 perusahaan kecil maupun menengah di Taiwan dan disebar kepada para pekerja di Taiwan yang memiliki pengalaman menggunakan internet banking minimal satu tahun. Sebanyak 360 kuisioner disebar, 225 yang kembali, dan akhirnya 203 kuisioner yang dapat diolah. Bukti empiris yang didapatkan dari pengujian tersebut adalah bahwa sikap berhubungan positif dengan minat penggunaan internet di Taiwan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Cheng et al. (2006) yang mempelajari tentang bagaimana nasabah menerima dan mengadopsi internet banking di Hong Kong dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan kuisioner dengan mengambil responden dari pengguna internet banking yang ada pada daftar Yellow Pages. Dari 212 kuisioner yang disebar, sebanyak 203 diterima responden, dan sebanyak 143 yang digunakan berdasarkan kriteria bahwa kuisioner tersebut dikembalikan setelah dua hari dari pengiriman. Berdasarkan pengolahan data tersebut, dihasilkan bahwa sikap mempunyai hubungan positif dengan minat nasabah. Penelitian keempat dilakukan oleh Al-Somali et al. (2009) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi diadopsinya internet banking di Saudi Arabia dengan menggunakan model TAM. Teknik pengumpulan data adalah survei dengan kuisioner yang disebar secara acak kepada komunitas Saudi, yaitu mahasiswa, guru besar, dan nasabah yang dipilih secara acak dari 20 bank di Saudi Arabia. Sebanyak 400 kuisioner disebarkan dan sebanyak 202 kuisioner yang dapat digunakan untuk.

(32) 45. diolah. Penelitian tersebut menghasilakan bukti empiris bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat penggunaan internet banking di Saudi Arabia. Penelitian kelima ini dilakukan oleh Nasri dan Charfeddine (2012) yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian internet banking di Tunisia dengan menggunakan teori modifikasi TAM. Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner yang diberikan secara langsung dengan menemui responden satu persatu dan secara sukarela mengisi kuisioner berdasarkan persepsi mereka tentang penggunaan internet banking. Responden dalam penelitian ini harus memiliki rekening di bank. Sebanyak 284 kuisioner berhasil dikumpulkan dengan responden laki-laki sebanyak 54% dan mayoritas responden berusia 18-30 tahun yang merupakan 42% dari total responden. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat digunakannya internet banking. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh sikap terhadap minat penggunaan internet banking. Sehingga peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut : H4: Sikap (attitude) berpengaruh positif terhadap minat (intention) penggunaan internet banking..

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara rasa malu dengan kesepian pada mahasiswa baru yang tinggal di apartemen.. Hasil

Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan

Hambatan-hambatan Polda Sumut dalam penanganan tindak pidana yang terkait dengan penempatan TKI di luar negeri yang bersifat yuridis antara lain: sulitnya

Tampilan dari program yang telah penulis buat cukup sederhana dan mudah digunakan dalam perhitungan untuk desain balok terkekang lateral pada komponen struktur

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi dirasa penting dilakukan oleh individu agar mampu mengendalikan emosi dengan baik sesuai dengan

Para karyawan senior merasa layak mendapatkan kesempatan promosi jabatan karena sudah bekerja dalam waktu yang cukup lama untuk perusahaan, dan merasa cukup untuk

“Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 7 Kota Madiun menggunakan media pengajaran Berbasis TIK dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka

Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan status gizi balita melalui kegiatan penyuluhan maupun konseling pada ibu yang memiliki balita agar pertumbuhan