• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yanto Azie Setya. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yanto Azie Setya. Abstrak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

SERVICESCAPE

TERHADAP

CUSTOMER

LOYALTY

DENGAN

CUSTOMER SATISFACTION

SEBAGAI

VARIABEL

INTERVENING

DAN

PERSONAL FACTOR

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Kasus pada Restoran Sari Kuring Indah Cilegon)

Yanto Azie Setya Abstrak

Pelayanan prima harus dikerjakan dengan serius baik yang berhubungan langsung dengan pelanggan, maupun lingkungan fisik di mana pelayanan prima tersebut diberikan. Dengan memperhatikan aspek lingkungan di mana pelayanan diberikan, diharapkan para pelanggan mendapatkan sesuatu yang khusus sehingga dapat membedakan dengan tempat lain yang pernah mereka kunjungi. Salah satu metode yang sering dipakai dalam mengembangkan pengukuran kualitas jasa/pelayanan adalah alat ukur kualitas layanan yaitu SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988). Hasil penelitian Johnson, Mayer, dan Champaner menemukan bahwa tema, seragam karyawan, dan kebisingan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, sedangkan layout lantai dan tinggi atap berpengaruh negatif terhadap kepuasan konsumen. Implikasi manajerial dari hasil penelitian ini adalah perlu adanya upaya-upaya dari pihak manajemen restoran untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan.

Kata Kunci: Customer Satisfaction, Customer service, Pelayanan Prima

RINGKASAN

Penelitian ini dilakukan pada konsumen Restoran Sari Kuring Indah Cilegon-Banten, dengan judul

Pengaruh Servicescape terhadap

Customer Loyalty dengan Customer

Satisfaction sebagai variabel

Intervening dan Personal Factor

sebagai variabel Moderating

(Studi Kasus pada Restoran Sari Kuring Indah Cilegon)”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Servicescape,

Customer Satisfaction dan Personal

Factor (Variety-seeking behavior)

terhadap Customer Loyalty

konsumen Restoran Sari Kuring Indah Cilegon. Responden dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang dipilih secara acak sebagian populasi yang menjadi responden Dari hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan Structural

(2)

47

Equation Modeling diperoleh

kesimpulan bahwa :

1. Servicescape berpengaruh

positif signifikan terhadap

Customer Loyalty.

2. Servicescape berpengaruh

positif signifikan terhadap

Customer Satisfaction.

3. Personal Factor

(Variety-seeking behavior) memoderasi

hubungan antara Servicescape

dengan Customer Loyalty.

4. Customer Satisfaction sebagai

variabel Intervening

berpengaruh positif signifikan terhadap Customer Loyalty Adapun implikasi yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan analisis data secara deskriptif (dipilih yang memiliki nilai rata-rata yang paling rendah) terhadap skor jawaban tiap indikator dalam variabel yaitu: (1) Warna desain interior di gazebo dibuat lebih dinamis, tidak monoton; (2) Meningkatkan keramahan dan kesigapan para pelayan di dalam melayani pengunjung restoran; (3) Meningkatkan kualitas makanan yang memberikan ciri khas restoran; (4) Menambah jenis menu dengan memperhatikan harga jual dari menu yang ditawarkan; (5) Menambah perlengkapan restoran; (6) Menyediakan musik yang dapat memberikan identitas khusus bagi restoran; (7) Menanam tanaman atau bunga yang dapat menyegarkan lingkungan restoran.

Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan untuk menjaga agar konsumen tetap loyal dalam menggunakan jasa restoran.

2. Pengelompokan yang lebih spesifik bagi responden yang menjadi konsumen di restoran (misal: pengunjung yang berperan sebagai initiator atau hanya sebagai follower saja), diharapkan akan memberikan hasil penelitian yang lebih baik. Hal ini perlu dilakukan supaya hasil evaluasi criteria goodness-of fit diterima secara baik yaitu

error probability > 0,05, GFI > 0,90, AGFI > 0,90, TLI > 0,90, CFI > 0,90 yang menunjukkan adanya kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang ada.

3. Menambah indikator pada variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian untuk semakin meningkatkan daya ukur terhadap konstruk variabel yang diamati. Hal ini dapat dilakukan terhadap variabel kepuasan konsumen

(customer satisfaction),

keinginan untuk mencari variasi

(Variety-seeking behavior), dan

kesetiaan konsumen (Customer

Loyalty) yang masing-masing

berjumlah lima buah indikator.

SUMMARY

This research was conducted on

consumers Sari Kuring Indah

Restaurant Cilegon - Banten, titled "The Influence of Customer Loyalty

servicescape with Customer

Satisfaction as an intervening

(3)

Factor" as a variable (Case Studies in Restaurant Sari Kuring Indah Cilegon). "

The purpose of this study was to

investigate the influence

servicescape, Customer Satisfaction

and Personal Factor

(Variety-seeking behavior) to consumers Restaurant Customer Loyalty Sari Kuring Indah Cilegon. Respondents in this study 150 randomly selected

population became part of

respondents.

From the results of research and

data analysis using Structural

Equation Modeling concluded that: 1. Servicescape effect on Customer Loyalty.

2. Servicescape effect on Customer Satisfaction.

3. Personal Factor (Variety-seeking

behavior) moderate the

relationship between servicescape with Customer Loyalty.

4. Customer Satisfaction as an

intervening variable positive

effect on Customer Loyalty.

As for the implications that can be drawn from this research are: 1. Some things can be done based on

descriptive data analysis (selected which has an average value of the lowest) to score each indicator in response variables: (1) Color of interior design in the gazebo is

made more dynamic, not

monotonous; (2) Increasing

friendliness and attentiveness of the waiter at the restaurant to serve visitors; (3) Improve the quality of food that provide

typical restaurants; (4) Adding menu items by considering the price of the menu offered, (5) Adding a restaurant equipment; (6) Provide music that can provide a special identity for the restaurant; (7) Planting plants or flowers that can refresh the restaurant environment. These efforts need to be done to ensure that consumers remain loyal in using restaurant services.

2. More specific grouping of

respondents who become

consumers in restaurants (eg: visitors who acts as an initiator, or simply as a follower only), is expected to give better results. This needs to be done so the results of the evaluation criteria of goodness-of fit that is both

acceptable error probability>

0.05, GFI> 0.90, AGFI> 0.90, TLI> 0.90, CFI> 0.90 which shows compatibility between the hypothesized model with existing data.

3. Adding indicators to the variable - the variables used in research to further enhance the power of

measuring the constructs of

variable studied. This can be done to variable customer satisfaction (customer satisfaction), the desire to seek variety (Variety-seeking behavior), and consumer loyalty (Customer Loyalty), each of

which amounted to five

indicators.

Pendahuluan Semakin ketatnya persaingan usaha

(4)

47 usaha berusaha untuk memberikan

kualitas produk yang terbaik dan pelayanan yang prima terhadap para pelanggannya. Pelayanan prima ini harus dikerjakan dengan serius baik yang berhubungan langsung dengan pelanggan, maupun lingkungan fisik di mana pelayanan prima tersebut diberikan. Dengan memperhatikan aspek lingkungan di mana pelayanan diberikan, diharapkan para pelanggan mendapatkan sesuatu yang khusus sehingga dapat membedakan dengan tempat lain yang pernah mereka kunjungi. Salah satu metode yang sering dipakai dalam mengembangkan pengukuran kualitas jasa/pelayanan adalah alat ukur kualitas layanan yaitu SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988). Konsep SERVQUAL memiliki lima atribut kunci, yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Dimensi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah dimensi tangibles yang disebut juga dengan istilah servicescape. Istilah servicescape berkaitan dengan bukti fisik (tangible) di tempat jasa pelayanan diberikan yang dapat dilihat langsung oleh pelanggan. Servicescape merupakan lingkungan dimana pelayanan diberikan dan perusahaan serta pelanggan berinteraksi (Bitner, 1992; Zeithaml and Bitner, 1996).

Menurut beberapa hasil penelitian, Aubert-Gamet dan Cova (1999), Oakes dan North (2007), Harris dan Ezeh (2007), servicescape dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.

Penanganan servicescape yang baik akan menghasilkan kepuasan kepada pelanggannya (customer satisfaction). Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Johnson, Mayer dan Champaner (2004) yang meneliti lima elemen utama dalam atmosfir casino yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Hasil penelitian Johnson, Mayer, dan Champaner menemukan bahwa tema, seragam karyawan, dan kebisingan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, sedangkan layout lantai dan tinggi atap berpengaruh negatif terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian Harris dan Ezeh (2007) menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari servicescape terhadap loyalitas pelanggan restoran di Inggris. Pengaruh ini diperkuat oleh adanya faktor pribadi dan lingkungan yang berada di tempat pelayanan diberikan. Oakes dan North (2007) dalam review terhadap beberapa penelitian yang dilakukan di toko buku, toko retail, restoran dan pub menyebutkan bahwa musik dengan genre tertentu dapat mempengaruhi secara positif perilaku konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Reimer dan Kuehn (2005) pada usaha perbankan dan restoran, juga menyebutkan bahwa servicescape tidak hanya menjadi kualitas pelayanan yang diharapkan konsumen, tetapi juga mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

(5)

1. Apakah ada pengaruh servicescape terhadap customer loyalty?

2. Apakah ada pengaruh servicescape terhadap customer satisfaction ?

3. Apakah personal factor (variety-seeking behavior) memoderasi hubungan servicescape dengan customer loyalty ?

4. Apakah ada pengaruh positif dari customer satisfaction sebagai variabel intervening antara servicescape dengan customer loyalty ?

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis A. Kerangka Teoritis

1. Customer Loyalty

Dick dan Basu (1994) dalam Rowley dan Dawes (1999) mengemukakan bahwa loyalitas ditentukan melalui kekuatan hubungan antara sikap relatif dan pembelian kembali pelanggan dan memiliki elemen-elemen sikap dan perilaku. Dick dan Basu juga membuat empat kondisi loyalitas yang berkaitan dengan hubungan antara sikap dan perilaku konsumen, yaitu: a) Loyalitas (loyalty) adalah

bilamana konsumen bersikap positif terhadap merek atau pemasok tertentu dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.

b) Loyalitas laten (latent loyalty) tercermin bila sikap yang kuat dibarengi dengan pola pembelian ulang yang lemah. Contoh: seseorang bisa bersikap positif terhadap

restoran tertentu, namun tetap saja ia berusaha mencari variasi dikarenakan pertimbangan harga atau preferensi terhadap variasi menu atau masakan.

c) Loyalitas palsu

(spurious/captive loyalty) merepresentasikan suatu sikap yang relatif lemah dibarengi dengan pola pembelian kembali yang tinggi. Dalam hal ini faktor nonsikap seperti norma subyektif dan faktor situasional lebih kuat pengaruhnya terhadap perilaku pembelian. Contoh: penempatan produk yang strategis pada rak pajangan, lokasi outlet di pusat perbelanjaan atau persimpangan jalan yang ramai, atau faktor diskon. d) Tidak loyal (no loyalty)

diasosiasikan dengan sikap yang relatif rendah dengan pembelian kembali yang rendah. Penyebabnya bisa bermacam-macam

diantaranya produk/jasa baru diperkenalkan, pemasar tidak mampu mengomunikasikan keunggulan unik produknya,

dan konsumen

mempersepsikan semua merek relatif sama kinerjanya.

2. Servicescape

Kotler (1973) mengemukakan bahwa atmosfir lingkungan pelayanan adalah usaha untuk mendesain lingkungan

(6)

49 pembelian untuk menghasilkan

efek emosional yang khusus bagi pelanggan untuk memperbesar kemungkinan pelanggan tersebut untuk membeli. Mudie dan Pirie (2006:84) mengutip pendapat Bitner (1992) tentang servicescape. Servicescape memiliki dimensi kunci yang terdiri atas kondisi lingkungan (ambient conditions), ruang dan fungsi (space and functionality), dan penggunaan tanda-tanda, simbol dan artefak (the use of signs, symbols, and artefaks). Kondisi lingkungan (ambient conditions) dapat mempengaruhi perasaan konsumen dan memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan perilaku konsumen yang sesuai dengan harapan produsen. Kondisi lingkungan (ambient conditions) terdiri dari pencahayaan (lighting), musik (music), warna (colour), suhu udara

(temperature), dan

wewangian/aroma (scent). Ruang dan fungsi (space and functionality) meliputi pemasangan mebel dan peralatan ke dalam ruangan, membangun jalur sirkulasi untuk aktivitas yang tepat, penyusunan rencana pekerjaan yang terintegrasi, mebel, peralatan dan perabot yang harus dimiliki dan disediakan. Jalur sirkulasi ini sangat penting tidak hanya untuk lalu lintas dalam pekerjaan dan arah bagi pengguna, tetapi juga memungkinkan ruang yang cukup bagi benda-benda,

peralatan dan perabot agar dapat digunakan secara efisien dan aman. Penggunaan tanda-tanda, simbol, dan artefak (the use of signs, symbols, and artefaks) oleh penyedia layanan untuk memberitahu pelanggan di dalam melalui proses pemberian layanan. Tanda, simbol dan artefak memberi sinyal kepada pelanggan tentang bagaimana perilaku yang biasa berlaku dan arah ke mana pelanggan harus pergi. Pelanggan baru atau musiman mungkin akan bingung jika tidak ada simbol-simbol tersebut.

3. Customer Satisfaction

Customer satisfaction (kepuasan pelanggan) adalah situasi kognitif pembeli dengan

kesepadanan atau

ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan (Tjiptono, 2006:349). Sedangkan Lupiyoadi (2001:143) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai seseorang yang secara kontinyu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk dan jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Menurut Kotler (2004:42) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja/suatu produk atau layanan dan

(7)

harapan-harapannya. Menurut Gerson dalam Arief (2007: 167) kepuasan pelanggan adalah jika harapan individu telah terpenuhi atau terlampaui. Sedangkan menurut Hoffman dan Beteson dalam Arief (2007:167) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah perbandingan dari ekspektasi konsumen kepada persepsi mengenai interaksi jasa (service encounter) yang sebenarnya.

4. Personal Factor

(Variety-seeking behavior)

Variety-seeking behavior (perilaku pembelian pencarian variasi) merupakan perilaku konsumen yang mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan (Kotler dan Armstrong, 2003: 223). Istilah Variety-seeking behavior pertama kali dikemukakan oleh Bass, Pessemier dan Lehmann (1972) dalam Trivedi (1991). Bass, Pessemier, dan Lehmann menemukan bahwa walaupun marketing mix dan faktor-faktor lainnya tidak ada, perpindahan merek produk tetap akan terjadi. Menurut Givon (1984) dalam Woratschek dan Horbel (2003), variety-seeking (or avoidance) behavior adalah fenomena dari seorang konsumen untuk beralih merek atau mengulangi pembelian bukan karena oleh manfaat/ketidakbermanfaatan melainkan karena adanya

perubahan penghargaan terhadap merek yang dibelinya.

B. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis yang dikembangkan dari permasalahan sebelumnya dengan dilatarbelakangi ketidakkonsistenan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan adalah sebagai berikut:

Hipotesis pertama:

Servicescape berpengaruh

positif signifikan terhadap

customer loyalty Hipotesis kedua:

Servicescape berpengaruh

positif signifikan terhadap

customer Satisfaction Hipotesis ketiga:

Personal factor (Variety-Seeking

Behavior) memoderasi

hubungan antara Servicescape

dengan customer loyalty Hipotesis keempat:

Customer satisfaction

berpengaruh positif signifikan terhadap customer loyalty

Metode Penelitian dan Analisis Data

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan eksplanatif. Metode deskriptif adalah metode yang berusaha menjelaskan atau menggambar secara kualitatif mengenai tanggapan dari konsumen yang menghasilkan data ordinal dan kuantitatif dengan menjelaskan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik

(8)

51 sampel yang diambil dari

populasi pengunjung restoran. Sedangkan metode eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan dan menguji hubungan kausalitas antar variable yang diteliti, dimana dalam penelitian ini, kausalitas yang dimaksud adalah pengaruh servicescape terhadap

customer loyalty dengan

customer satisfaction sebagai

variabel intervening serta

personal factor (variety-seeking

behavior) sebagai variabel

moderating.

2. Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis

Structural Equational Modeling

(SEM) dengan menggunakan program AMOS 16. Teknik SEM memungkinkan seorang peneliti untuk menguji beberapa variabel dependen sekaligus, dengan beberapa variabel independen (Ferdinand, 2005, dalam Suliyanto, 2009:215).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian sebelum

adanya Variabel Interaksi

Bangunan model teoritis yang telah terbentuk, kemudian ditampilkan dalam bentuk path

diagram untuk diestimasi

dengan program AMOS 16 seperti terlihat dalam gambar berikut :

Bangunan model teoritis setelah melalui Confirmatory Factor

Analysis yang terbentuk, kemudian ditampilkan dalam bentuk path diagram

untuk diestimasi dengan program AMOS 16 seperti terlihat dalam gambar berikut : SS STF VA L x8 d8 x7 d7 x6 d6 1 x5 d5 1 x4 d4 x3 d3 1 x2 d2 1 x1 d1 1 1 y1 e1 y2 e2 y5 e5 x11 d11 1 1 x12 d12 1 x14 d14 1 x15 d15 1 y6 e6 y7 e7 y9 e9 y10 e10 z1 z2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 x10 d10 1 x9 d9 1 y3 e3 1 y4 1 e4 x13 d13 1 y8 e8 1

Structural Equation Modelling Model Pengukuran Customer Loyalty

Model Specification SS .27 STF VA .23 L .74 x8 d8 .86 .63 x7 d7 .79 .77 x6 d6 .88 .89 x5 d5 .94 .85 x4 d4 .92 .95 x3 d3 .98 .80 x2 d2 .90 .79 x1 d1 .89 .97 y1 e1 .97 y2 e2 .65 y5 e5 .97 x11 d11 .98 .70 x12 d12 .94 x14 d14 .97 .96 x15 d15 .98 .88 y6 e6 .71 y7 e7 .87 y9 e9 .97 y10 e10 z1 z2 .46 .94 .36 .99 .99 .81 .52 .19 .84 -.03 .93 .84 Chi-Square=586.055 Prob=.000 GFI=.730 TLI=.904 AGFI=.665 RMSEA=.112 CFI=.916 .56 x10 d10 .75 .35 y4 e4 .59 .44 y8 e8 .98 .66

(9)

Pengujian Goodness of Fit P e n g u j i a n H i p o t e s i s Model Penelitian

Sementara itu untuk menguji hipotesis dalam model ini, perlu diuji hipotesis nol yang menyatakan bahwa koefisien regresi antara hubungan adalah sama dengan nol melalui uji t

yang lazim dalam model-model regresi (Ferdinand, 2005). Dengan level of significance

95% atau  = 0,05 dan degree of freedom = 204 maka t tabel = 1,972.

Kausalitas Antar Variabel C.R. t tabel Keterangan

Goodness of fit Index Cut-off Value Hasil Model Keterangan 2 - Chi-Square Diharapkan kecil

586,005 Diharapkan nilai kecil 2 dengan DF 204 adalah 272,1552 sehingga terlihat 586,005 adalah cukup besar yaitu lebih besar dari 272,1552 Derajat Bebas, DF 204 Probability  0,05 0,000 Marginal RMSEA  0,08 0,112 Marginal GFI  0,90 0,730 Marginal AGFI  0,90 0,665 Marginal CMIN/DF  5,00 2,873 Baik TLI  0,90 0,904 Baik CFI  0,90 0,916 Baik

(10)

53 Customer Loyalty <-- Servicescape

Customer Satisfaction <-- Servicescape Customer Loyalty <-- Variety-seeking

behavior Customer Loyalty <-- Customer

Satisfaction 2,153 6,936 -0,271 3,677 1,972 1,972 1,972 1,972 Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan

(11)

2. Hasil Penelitian setelah adanya Variabel Interaksi

Bangunan model teoritis yang telah terbentuk, kemudian

ditampilkan dalam bentuk path diagram untuk diestimasi dengan program AMOS 16 seperti terlihat dalam gambar berikut :

Pengujian Goodness-of Fit

Pengujian Hipotesis Model Penelitian

Sementara itu untuk menguji hipotesis dalam model ini, perlu diuji hipotesis nol yang

Goodness of fit Index Cut-off Value Hasil Model Keterangan 2 - Chi-Square Diharapkan Kecil

699,348 Diharapkan nilai kecil 2 dengan DF 223 adalah 293,9961 sehingga terlihat 699,348 adalah cukup besar yaitu lebih besar dari 293,9961. Jadi model kurang fit

Derajad Bebas, DF 223 Probability  0,05 0,000 Marginal RMSEA  0,08 0,120 Marginal GFI  0,90 0,711 Marginal AGFI  0,90 0,643 Marginal CMIN/DF  5,00 3,136 Baik TLI  0,90 0,897 Marginal CFI  0,90 0,909 Baik SS .28 STF VA .24 L .59 x10 d10 .77 x8 d8 .88 .63 x7 d7 .79 .77 x6 d6 .88 .86 x5 d5 .93 .86 x4 d4 .93 .92 x3 d3 .96 .81 x2 d2 .90 .83 x1 d1 .91 .97 y1 e1 .97 y2 e2 .35 y4 e4 .65 y5 e5 .95 x11 d11 .98 .75 x12 d12 .95 x14 d14 .97 .95 x15 d15 .98 .88 y6 e6 .71 y7 e7 .44 y8 e8 .87 y9 e9 .97 y10 e10 z1 z2 .46 .94 .37 .98 .99 .59 .81 .53 .18 .86 -.05 .98 .93 .66 .84 INTERAKSI .01 inter error .11 8.47 7.47 .99 .00 Structural Equation Modelling

Model Pengukuran Customer Loyalty Variabel Moderasi Model Specification .77 chi-square=699.348 Prob=.000 GFI=.711 TLI=.897 AGFI=.643 RMSEA=.120 CFI=.909

(12)

55 menyatakan bahwa koefisien

regresi antara hubungan adalah sama dengan nol melalui uji t yang lazim dalam model-model regresi (Ferdinand, 2005).

Dengan level of significance

95% atau  = 0,05 dan degree of freedom = 223 maka t tabel = 1,971.

Kesimpulan dan Implikasi

1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :

a) Hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Servicescape

berpengaruh positif signifikan terhadap Customer Loyalty

diterima.

b) Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Servicescape

berpengaruh positif signifikan terhadap Customer Satisfaction

diterima.

c) Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Personal factor

(Variety-Seeking Behavior)

memoderasi hubungan antara

Servicescape dan Customer

Loyalty diterima.

d) Hipotesis keempat dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Customer Satisfaction

berpengaruh positif signifikan

terhadap Customer Loyalty

diterima.

2. Implikasi

a) Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial dari hasil penelitian ini adalah perlu adanya upaya-upaya dari pihak manajemen restoran Sari Kuring Indah untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan. Beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan analisis data secara deskriptif (dipilih yang memiliki nilai rata-rata yang paling rendah) terhadap skor jawaban tiap indikator dalam variabel yaitu: (1) Warna desain interior di gazebo dibuat lebih dinamis, tidak monoton; (2) Meningkatkan keramahan dan kesigapan para pelayan di dalam melayani pengunjung restoran; (3) Meningkatkan kualitas makanan yang memberikan ciri khas restoran; (4) Menambah jenis menu dengan memperhatikan

Kausalitas Antar Variabel C.R. t tabel Keterangan

Customer Loyalty <-- Servicescape

Customer Satisfaction <-- Servicescape

Customer Loyalty <-- Customer

Satisfaction Customer Loyalty <--Interaksi

1,978 6,581 3,905 2,213 1,971 1,971 1,971 1,971 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan

(13)

harga jual dari menu yang ditawarkan; (5) Menambah perlengkapan restoran; (6) Menyediakan musik yang dapat memberikan identitas khusus bagi restoran; (7) Menanam tanaman atau bunga yang dapat menyegarkan lingkungan restoran. Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan untuk menjaga agar konsumen tetap loyal dalam menggunakan jasa restoran.

b) Implikasi untuk Penelitian Mendatang

1) Menambah jumlah variabel yang digunakan dalam hal pengukuran loyalitas konsumen. Hal ini diperlukan karena

faktor yang

mempengaruhi loyalitas konsumen tidak hanya dari faktor yang diamati dalam penelitian ini, seperti kualitas produk, harga produk, maupun strategi pemasaran yang diterapkan oleh para pesaing restoran.

2) Demikian pula dengan analisis data penelitian terhadap pengelompokan pengunjung restoran. Pengelompokan yang lebih spesifik bagi responden yang menjadi konsumen di restoran (misal: pengunjung yang berperan sebagai

initiator atau hanya

sebagai follower saja),

diharapkan akan memberikan hasil penelitian yang lebih baik. Hal ini perlu dilakukan supaya hasil evaluasi criteria

goodness-of fit diterima

secara baik yaitu error probability > 0,05, GFI > 0,90, AGFI > 0,90, TLI > 0,90, CFI > 0,90 yang menunjukkan adanya kesesuaian antara

model yang

dihipotesiskan dengan data yang ada.

3) Menambah indikator pada variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian untuk semakin meningkatkan daya ukur terhadap konstruk variabel yang diamati. Hal ini dapat dilakukan terhadap variabel kepuasan konsumen

(customer satisfaction),

keinginan untuk mencari variasi (Variety-seeking

behavior), dan kesetiaan

konsumen (Customer

Loyalty) yang

masing-masing berjumlah lima buah indikator.

Daftar Pustaka

Arief. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan (Bagaimana Mengelola Kualitas Pelayanan agar Memuaskan Pelanggan).

Edisi Pertama. Malang: Banyumedia Publishing.

(14)

57 Aubert-Gamet, Véronique. 1997.

Twisting servicescapes:

diversion of the physical

environment in a

re-appropriation process.

International Journal of Service Industry Management,Vol. 8 No. 1, pp. 26-41.© MCB University Press, 0956-4233. Bitner, Mary Jo. 1992.

Servicescapes: The Impact of

Physical Surroundings on

Customers and Employees.

Journal of Marketing Vol. 56, 57-71.

Bowen, T. John., and Shiang-Lih Chen. 2001. The Relationship between Customer Loyalty and

Customer Satisfaction.

International Journal of Contemporary Hospitality Management p. 213-217.

Broekemier, Greg., Ray Marquardt, and James W. Gentry. 2008. An exploration of happy/sad and liked/disliked music effects on

shopping intentions in a

women’s clothing store service

setting.Journal of Services

Marketing 22/I. 59 – 67.

Chandrashekaran, M. Kristin Rotte, Stephen S. Tax, and Rajdeep Grewal. 2007. Satisfaction

Strength and Customer Loyalty.

Journal of Marketing Research Vol. XLIV. P 153-163.

Clark, Mona A. dan Roy C. Wood. 1999. Consumer loyalty in the restoran industry A preliminary

exploration of the issues. British

Food Journal, Vol. 101 No. 4, , pp. 317-326. # MCB University Press, 007-070X.

Cockrill, Antje., Mark Goode and Daniel Emberson. 2008.

Servicescape matters – or does it? The special case of betting shops. Marketing Intelligence & Planning Vol. 26 No. 2, pp. 189-206

Dharmayanti, Diah. 2006. Analisis Dampak Service Performance

dan Kepuasan sebagai

Moderating Variable terhadap

Loyalitas Nasabah. Jurnal

Manajemen Pemasaran Vol. 1 No.1, h. 35-43.

Eskildsen, Jacob and Kai Kristensen. 2008. Customer Satisfaction and Customer Loyalty as Predictors

of Future Business Potential.

Total Quality Management. Vol. 19 Nos 7-8 July – august p. 843 – 853.

Ferdinand, Augusty, 2005. Structural

Equation Modeling dalam

Penelitian Manajemen, Fakultas

Ekonomi UNDIP.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan

Program SPSS. Semarang

: Badan Penerbit – Undip

, 2006. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi

dengan Program AMOS 16.0.

Semarang: Badan Penerbit - Undip

Harris, Lloyd C. and Chris Ezeh. 2008. Servicescape and Loyalty

Intentions: An Empirical

Investigation. European Journal

of Marketing Vol. 42 No. ¾. Hoffman K. Doughlas, Scott W.

Kelley, and Beth C. Chung. 2003. .A CIT Investigation of

Servicescape Failure and

(15)

Journal Of Service Marketing, Vol 17 No. 4.

Johnson, Lesley., Karl J. Mayer, and Elena Champaner. 2004. Casino Atmospherics from a Customer’s Perspective: A Re-examination.

UNLV Gaming Research & Review Journal Vol. 8 Isue 2. Nevada, Las Vegas.

Kahn, E. Barbara dan Alice M. Issen. 1993. The Influence of Positive Affect on Variety Seeking among

Safe, Enjoyable Products.

Journal of Consumers Research Inc. Vol 20.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.

.2004. Manajemen

Pemasaran Edisi Milenium Buku 1. Jakarta : PT. Indeks.

Kotler & AB. Susanto. 2001.

Manajemen Pemasaran

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kotler., Philip & Garry Armstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo.

Kotler & Armstrong. 2004.

Dasar-dasar Pemasaran Edisi 9.

Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen

Pemasaran Edisi Milenium.

Jilid I. Jakarta : Prehalindo. Lam, Yin Shun, et. al .2004.

Customer Value, Satisfaction, Loyalty, and Switching Cost: An Illustration from a Business- to-

Business Service Context.

Journal of the Academy of Marketing Science. 32, 293. Levin, I. Richard and David S.

Rubin. 1997. Statistic for

Management. 7th edition.

Prentice Hall.

Lio, Hei Lim (Michael) and Raymond Rody. 2009.The Emotional Impact of Cassino

Servicescape.UNLV Gaming

Research and Review Journal. Volume 13 issue 2.

Lupiyoadi, Rambat. 2001.

Manajemen Pemasaran Jasa.

Jakarta : Salemba Empat.

Magnini E. Vincent and Emily E. Parker. 2009. The psychological effects of music: Implications for hotel firms. Journal of Vacation Marketing Vol. 15 No. 1, pp. 53–62.

Matzler, Kurt., et. al. 2008. Customer Satisfaction with Alpine Ski Areas: The Moderating Effect of

Personal, Situational, and

Porducts Factors. Journal of

Travel Research. Vol. 46. May. P. 403-413.

Michaelidou, Nina., Sally Dibb, dan David Arnott (2005), Brand Switching In Clothing As A

Manifestation Of

Variety-Seeking Behavior, in Asia

Pacific Advances in Consumer Research Volume 6, eds. Yong-Uon Ha and Youjae Yi, Duluth, MN : Association for Consumer Research, Pages: 79-85.

Moore, Jesse, N., Gregory M. Pickett, and Stephen J. Grove. 1999. The impact of a video screen and rotational-signage systems on satisfaction and

advertising recognition. Journal

of Services Marketing, Vol. 13 No. 6 1999, pp. 453-468, # MCB University Press.0887-6045

Morrin, M. Dan Ratneshwar, S. 2003. “Does it make sense to

(16)

59

use scents to enhance brand

memory?”. Journal of Marketing

Research, Vol. 40 N0. 1, pp. 10 – 25.

Mudie, Peter and Angela Pirrie. 2006. Services Marketing

Management. Third edition.

Elsevier Ltd.

Namkung, Young and Soo Cheong (shawn) Jang. 2008. Are highly satisfied restaurant customers

really different? A quality

perception perspective.

International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol. 20 No. 2 pp. 142-155.

Newman, Andrew J. 2007.

Uncovering Dimensionality in

the Servicescape: Towards

Legibility. The Service

Industries Journal, Vol.27, No.1, pp.15–28

Oakes, Steve and Adrian C. North. 2008. Reviewing congruity

effects in the service

environment musicscape.

International Journal of Service Industry Management Vol. 19 No. 1, pp. 63-82.

Parasuraman, Berry, and Zeithaml. 1988. SERVQUAL: A

multiple-item scale for measuring

customer perceptions of service

quality – Journal of Retailing 64

(1) Spring. 12 – 40.

Rajagopal. 2005. Influence of Brand

Name in Variety-Seeking

Behavior of Consumers: An

Empirical Analysis. Departmen

of Marketing, Business Division, Monterrey Institute of Technology and Higher

Education ITESM Mexico City Campus.

Reimer, Anja and Richard Kuehn. 2005. The Impact of

servicescape on quality

perception. European Journal of

Marketing Vol. 39 No. 7/8. Ribhan. 2006. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Brand Switching pada pengguna SIM Card di Fakultas Ekonomi Univesitas

Lampung. Jurnal Bisnis dan

Manajemen Vol. 3 No. 1

Ryu, Kisang and Soo Cheong (Shawn) Jang. 2007. The Effect of Environmentalperceptions on Behavioral Intentions Through Emotions:The Case of Upscale

Restaurants. Journal of

Hospitality & Tourism Research, Vol. 31, No. 1, February 2007, 56-72

Simonson, Itamar. 1990. The Effect

of Purchase Quantity and

Timing on Variety-Seeking

Behavior.Journal of Marketing

Research, Vol. 27, No. 2. (May,

1990), pp. 150-162.

Sugiama A. Gima. 2008. Metode

Riset Bisnis dan Manajemen.

Bandung: Penerbit Guardaya Intimarta.

Sugiharto, Yohanes. 2007. Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas

Pelanggan. Visi.Edisi XVIII.

Unika Soegija Pranata.

Sullivan, Malcolm. 2002. The Impact of Pitch, Volume, and Tempo on The Atmospheric Effects of Music. International Journal of Retail & Distribution Management. Volume 30, Number 6, pp. 323 -330.

(17)

Tjiptono, Fandy. 2000.

Manajemen Jasa. Yogyakarta:

Andi Offset.

___________, 2006. Service

Manajemen. Yogyakarta: Andi

Offset.

Tjiptono, Fandy., Gregorius Chandra, dan Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik.

Yogyakarta: Penerbit: Andi Offset.

Wakefield, L. Kirk dan Jeffrey G. Blodgett. 1994. Servicescape in

Leisure Service Settings. Journal

of Service Marketing, Vol. 8 N0.3, pp. 66 – 76.

Wirtz, Jochen., Anna S. Matilla, Rachel L.P. Tan. 2007. The Role of Arrousal Congruency in

Influencing Consumers

Satisfaction Evaluations and In-

Store Behaviors. International

Journal of Service Industry Management. Vol.18 No.1. Woratschek, Herbert & Chris

Horbel. 2003. Variety-Seeking

Behavior And

Recommendationsbempirical Findings And Consequences For The Management Of The Service

Profit Chain. European

Advances in Consumer Research Volume 6. Pages 82-87.

Gambar

diagram  untuk  diestimasi  dengan  program  AMOS  16  seperti  terlihat  dalam  gambar   berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan nanopartikel palladium optimum yang tumbuh pada stainless steel current collector diperoleh dengan kondisi penumbuhan sebagai berikut: penumbuhan didahului

kadang bisa hilang buku rekening anggotanya, pada akhirnya yang.. menanggung juga pihak marketer. Kemungkinan yang lain yang. ditanggung pihak marketer adalah apabila

 Dua jajaran genjang maupun belah ketupat belum tentu sebangun, meskipun perbandingan sisi yang bersesuaian sama belum tentu besar sudutnya sama..  Dua segitiga sama sisi

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak

Surya Wenang Indah Manado dalam mencatat persediaan barang dagangannya adalah dengan menggunakan Metode Perpetual Terkomputerisasi dan sedangkan untuk metode

Analisis value chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi di

Seluruh data dari hasil pengamatan yang dikaitkan dengan Cobit khususnya pada 4 proses DS, maka usulan perbaikan TI dapat diberikan sesuai model standar Cobit.. Hasil

Permasalahan yang didapatkan pada saat proses pembelajaran berupa ada beberapa siswa masih sulit untuk menguasai pembelajaran, kartu pada media pembelajaran terlalu berat untuk