• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 0900900 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 0900900 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis juga merupakan bagian keterampilan akademik di pendidikan dasa yang telah diperkenalkan sejak di tingkat pendidikan anak-anak berupa pembelajaran motorik halus . Dalam kegiatan menulis terjadi proses yang rumit karena melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasi, pengalaman belajar, dan kognisi. Semua modalitas itu bekerja secara terintegrasi.

Tidak semua modalitas yang dilibatkan dalam proses menulis terdapat pada seorang anak tunadaksa terutama pada anak cerebral palsykarena pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic ini mempunyai permasalahan yang sangat rumit, karena disamping mengalami gangguan pada fungsi gerak juga pada umumnya mengalami gangguan kecerdasannya. Disamping kadang – kadang disertai juga dengan gangguan penglihatan, pendengaran dan gangguan persepsi. Oleh karena itu, permasalahan yang dialami anak cerebral palsy spastic ada kesamaan dengan anak terbelakang mental, karena pada umumnya anak

(2)

setiap pelajaran yang dipelajari selalu ada unsure menulis di dalamnya. Oleh karena itu menulis harus diajarkan pada anak saat pertama kali masuk sekolah dasar (Abdurrahman, 2003:223).

Kemampuan menulis adalah hal yang sangat penting dimiliki setiap manusia sebagai bekal dalam mendokumentasikan apa yang sedang dipelajari, tidak terkecuali anak tunadaksa. Walaupun memiliki hambatan dalam fungsi dan gerak otot nya namun pada proses pembelajaran di sekolah anak tunadaksa tidak pernah lepas dari yang namanya menulis. Kegunaan menulis bagi anak tunadaksaCerebral palsy spastic adalah untuk menyalin, mengerjakan dan mencatat tugas tugas sekolah.Kondisi anak tunadaksa Cerebral palsy spasticyang memiliki hambatan dalam menulis bila tidak dilatih maka akan membuat perkembangan motorik anak lebih terhambat dan proses belajar pun menjadi terhambat karenanya. Ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi anak tunadaksa tersebut. Hambatan menulis yang dialami anak tunadaksa tersebut dapat dilatih dengan cara / metode yang dapat melatih motorik halus anak dalam menulis, tentunya dengan cara yang menyenangkan dan membuat anak nyaman serta anak tidak dihadapkan pada latihan yang membuat anak bosan. Salah satunya adalah dengan melatih keterampilan menganyam kertas dengan pola garis lurus sebagai cara meningkatkan kemampuan menulis pada anak.

(3)

Anak sudah dapat menulis sampai pada tahapan menebalkan garis, namun itu pun masih dalam tahap dibantu, anak belum dapat memegang pensil dengan benar. Kemampuan anak dalam persepsi auditori cukup baik, anak dapat memahami apa yang diucapkan guru dengan pemberian sedikit penjelasan terlebih dahulu. Sementara, persepsi visual anak tergolong baik karena tidak ada gangguan pada pemahaman dari apa yang anak lihat. Terdapat kekakuan pada motorik tangan dan kaki serta organ bicaranya secara fungsional sehingga anak tergolong anak tunadaksa tipe spastik. Persepsi kinestetik dan taktil anak kurang terlatih karena kekakuan pada anggota geraknya, akan tetapi dalam melakukan pekerjaannya D bersedia mengerjakan tugasnya dengan tenang hingga selesai.

Siswa D, sekarang duduk di kelas 6 SD, kemampuan menulis sangat diperlukan karena selain untuk memudahkan dalam mencatat seluruh pelajaran yang didapat juga sebagai bekal dalam menempuh kelas selanjutnya yang akan menghadapi ujian, maka dari itu dibutuhkan latihan menulis permulaan yang efektif bagi anak. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melatih perkembangan motorik halus nya dengan gerakan dasar dalam menganyam kertas yaitu gerakan jari tangannya, ini dibutuhkan sebagai salah satu latihan yang berfungsi sebagai metode yang dapat membantu mengembangkan kemampuan menulis permulaan siswa D dengan mengajarkan beberapa aktivitas yang melibatkan gerakan tangan, bahu dan otot tangan. Gerakan jari tangan dalam menganyam kertas selain merupakan keterampilan yang mudah dilakukan oleh anak, juga media yang digunakan mudah didapat dan aman bagi anak.

(4)

melibatkan otot otot atau syaraf tangan, jari, lenganyang diharapkan dengan meningkatnya motorik halus anak maka kemampuan menulis permulaan anak juga akan meningkat karena menulis permulaan sangat berkaitan erat dengan motorik halus. Gerakan jari tangan dalam menganyam pun membantu melenturkan tangan anak. Keterampilan menganyam ini melibatkan kedua tangan untuk bergerak dari mulai bahu, lengan, dan jari sehingga dapat membantu melenturkan motorik halus yang apabila motorik halus anak berkembang secara baik akan membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak. Keterampilan ini dapat dilakukan tidak hanya dalam pelajaran namun di luar pelajaran pun keterampilan ini dapat dilakukan sehingga akan membuat anak menarik dan tidak cepat bosan sebelum proses pembelajaran menulis dimulai.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mencoba meneliti pengaruh gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas terhadap kemampuan menulis permulaan anakCerebral palsy spasticdalam proses belajar di SLB HIKMAT BANDUNG, jika anak tunadaksaCerebral palsy spastic tidak dilatih kemampuan menulisnya, maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang tentunya banyak melibatkan aspek menulis apalagi anak yang akan diteliti adalah anak kelas 6 yang dimana kemampuan menulis menjadi sangat penting sebagai bekal menghadapi ujian yang akan dihadapi.

(5)

B. IdentifikasiMasalah

Masalah- masalah yang dapat diidentifikasi terhadap kemampuan menulis permulaan anak tunadaksa, berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis permulaanpada anak tunadaksa adalah sebagai berikut:

1. Metode pengajaran yang dipakai di dalam kelas yang cenderung lebih banyak mengedepankan teori dibanding praktek,terutama dalam hal menulis.

2. Iklim pembelajaran bahasa Indonesia kurang kondusif, hal ini terlihat dari perilaku belajar anak yang jarang menulis di kelas dikarenakan tidak ada keinginan untuk melatih kemampuan tangannya untuk menulis.

3. Belum adanya latihan khusus yang diterapkan pada anak dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

4. Kurangnya media pembelajaran yang menarik dalam melatih kemampuan tangan anak untuk menulis, sehingga latihan seperti menganyam kertas bisa diajarkan dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

C. BatasanMasalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi pada masalah pengaruh gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas untuk anak tunadaksa cerebral palsy spastic, yang di titikberatkan pada dimensi menulis permulaan.

D. RumusanMasalah

Untuk memperjelas target behavior, penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:“apakah gerakan jari tangan dalamkegiatan menganyam kertas berpengaruh terhadap kemampuan menulis permulaan anak Cerebral Palsy Spastic

(6)

E. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Penelitian Secara Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pengaruh keterampilan menganyam dalam peningkatan kemampuan menulis permulaan pada anak Cerebral palsy spastic di SLB HIKMAT BANDUNG.

b. Tujuan Penelitian Secara Khusus

Untukmengetahuipengaruh gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyamkertas terhadap kemampuanmenulis permulaan dalam aspek kesiapan menulis, meniru huruf, menjiplak huruf dan menebalkan huruf pada anaktunadaksa

Cerebral palsy spastic sebelumdan sesudah dilakukan intervensi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Pengembangan Ilmu

Adapun kegunaan dari dilaksanakanya penelitian ini secara teoritis yaitu dapat menambah pengetahuan dalam Pendidikan Luar Biasa terutama yang berkaitan dengan kemampuanmenulis permulaan pada anak tunadaksa Cerebral palsy spastic, selain itu juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyam kertas yang bisa digunakan sebagai alat intervensi untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

b. Pengembangan KBM

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah dengan cara menerapkan gerakan jari tangan dalam keterampilan menganyamkertasterhadap kemampuan menulis permulaan sebagai treatment bagi anaktunadaksa

(7)

c. Penelitian Lebih Lanjut

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemberi wawasan pengetahuan tentang pentingnya gerakan jari tangan dalam kegiatan menganyam kertas yang bisa digunakan sebagai alat intervensi untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunadaksa

Referensi

Dokumen terkait

(open-ended), untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa pada kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional, dan untuk

Analisa perbandingan antara data kelembaban dari stasiun pengukuran BMKG dan data satelit NOAA diharapkan dapat memberikan gambaran secara langsung hasil

Dalam ketentuan umum Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak pidana Perdagangan Orang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

Sosial Ekonomi ibu hamil multigravida di Puskesmas Baturaden II termasuk kategori rendah, karena sebagian besar berpenghasilan dibawah UMR, dan menurut analisis, hal

Analisis univariat dilakukan pada masing-masing variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi subyek penelitian dan

Simpulan (1) Kasus prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul selama periode 1 Januari 2011 sampai 29 Februari 2012, ditemukan 207 kasus atau 8,13% ibu yang melahirkan bayi

perusahaan mungkin mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa sejak periode krisis moneter, perbankan Indonesia, baik bank

Laporan tugas akhir yang berjudul “PENYUTRADARAAN DALAM PENGAPLIKASIAN VISUALISASI SCRIPT UNTUK FILM PENDEK RETRO ADAM” akan menjelaskan bagaimana cara sutradara dalam memahami