• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP 2015 PT BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP 2015 PT BANDUNG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 1 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya telah tersusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015, selain

menguraikan capaian kinerja tahun 2015 juga menguraikan tentang Pencapaian

Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung selama 5 (lima) tahun terakhir

sebagaiman tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Bandung Tahun

2015 - 2019.

Dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Tahun 2015, Pengadilan Tinggi Bandung diharapkan dapat memberikan

informasi, gambaran dan manfaat yang nyata, akurat, relevan dan transparan kepada

masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Sangat disadari bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Tahun 2015 ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran

sangat diharapkan untuk perbaikan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua

pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran sehingga Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 ini dapat tersusun.

kami berharap agar Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Tahun 2015 dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja dan media evaluasi

untuk menilai kinerja bagi aparatur Pengadilan Tinggi Bandung.

Plt. KETUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG,

Ttd.

(2)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 2 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 ini

merupakan laporan kinerja yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengadilan Tinggi

Bandung selama Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

sebagai Peradilan Tingkat Banding dan sesuai dengan Visi Mahkamah Agung RI “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”.

Visi tersebut dijabarkan dalam sebuah Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019,

disertai dengan penyampaian Penetapan Kinerja Tahun 2015, Rencana Kinerja

Tahunan Tahun 2016, Penetepan Kinerja tahun 2015 dan Rencana Kinerja Tahun

2016 yang kesemuanya terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 pada Pengadilan Tinggi Bandung.

Dalam pencapaian Visi tersebut Pengadilan Tinggi Bandung mempunyai tujuan:

1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan pencari keadilan.

2. Mewujudkan setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

3. Meningkatkan Kepercayaan publik bahwa Pengadilan Tinggi Bandung dan

Pengadilan Tingkat Pertama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Tujuan tersebut dijabarkan dalam 6 (enam) sasaran kinerja utama yang

dijabarkan dalam suatu analisis akuntabilitas kinerja.

Selanjutnya laporan akuntabilitas keuangan Pengadilan Tinggi Bandung yang

berisi realisasi DIPA Badan Urusan Administrasi Tahun Anggaran 2015 dengan

(3)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. 1

IKHTISAR EKSEKUTIF ………. 2

DAFTAR ISI ………. 3

DAFTAR TABEL ………. 4

DAFTAR GRAFIK ………... 5

5. BAB I PENDAHULUAN ……….. 6

A. Latar Belakang ………. 6

B. Tugas Pokok dan Fungsi Instansi ………. 8

C. Dasar Hukum Penyusunan LKjIP ……… 8

D. Sistematika Penyajian Laporan ………. 9

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ……… 11

A. Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019………. 11

B. Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 ………. 14

C. Rencana Kinerja Tahun 2015 ……… 16

D. Penetapan Kinerja Tahun 2015 ……… 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……….. 19

A. Akuntabilitas Kinerja ……….... 19

9 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan ……….. 19

2. Pengukuran Pencapaian Sasaran ………... 20

B. Analisis Akuntabilitas Kinerja ………..……….. 22

1. Sasaran Meningkatnya Penyelesaian Perkara …………. 22

2. Sasaran Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim ….. 30

3. Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara………. 31

4. Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Access to Justice) ……….… 32

5. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan ………… 33

6. Sasaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ... 33

C. Akuntabilitas Keuangan ……….. 34

BAB IV PENUTUP ……….. 36

A. Keberhasilan ………. 36

B. Hambatan / Masalah ………... 36

(4)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 4 DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Hal.

1. Jumlah Pegawai 6

2. Wilayah Hukum 7

3. Reviu Renstra Tahun 2015-2019 13

4. Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 14

5. Rencana Kinerja Tahun 2015 16

6. Penetapan Kinerja Tahun 2015 17

7. Pengukuran Kinerja Kegiatan 20

8. Pengukuran Kinerja Sasaran 21

9. Pengukuran Kinerja Penyelesaian Perkara 22

10. Data Perkara Pidana Tahun 2012-2015 23

11. Data Perkara Perdata Tahun 2012-2015 24

12. Data Perkara Tipikor Tahun 2012-2015 25

13. Data Perkara Pidana Tahun 2015 26

14. Rincian Data Perkara Pidana Tahun 2015 26

15. Data Perkara Perdata Tahun 2015 27

16. Rincian Data Perkara Perdata Tahun 2015 28

17. Data Perkara Tipikor Tahun 2015 28

18. Rincian Data Perkara Tipikor Tahun 2015 29

19. Pengukuran Kinerja Peningkatan Aksebilitas Putusan Hakim 30

20. Pengukuran Kinerja Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian

Perkara

31

21. Ratio Hakim Terhadap Perkara 31

22. Pengukuran Kinerja Peningkatan Aksebilitas Masyarakat Terhadap

Peradilan (Access to Justice)

32

23. Pengukuran Kinerja Peningkatan Kualitas Pengawasan 33

24. Pengukuran Kinerja Peningkatan Kualitas SDM 34

25. Alokasi DIPA Tahun 2015 34

26. Alokasi DIPA BUA Per Jenis Belanja Tahun 2015 35

27. Realisasi DIPA BUA Per Jenis Belanja Tahun 2015 35

28. Alokasi DIPA DITJEN BADILUM Per Jenis Belanja Tahun 2015 36

(5)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 5 DAFTAR GRAFIK

No. Nama Grafik Hal.

1. Perkara Pidana Tahun 2015 26

2. Rincian Perkara Pidana Tahun 2015 27

3. Perkara Perdata Tahun 2015 27

4. Rincian Perkara Perdata Tahun 2015 28

5. Perkara Tipikor Tahun 2015 29

6. Rincian Perkara Tipikor Tahun 2015 29

7. Pagu DIPA BUA Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 35

(6)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 6 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Bandung dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Banding, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Mahkamah Agung RI. Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi negara/kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Untuk itulah Pengadilan Tinggi Bandung membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015.

Sebelum Pengadilan Tinggi Bandung dibentuk adalah merupakan wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta, namun setelah terbit Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 11 Maret 1969 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Bandung, maka Pengadilan Tinggi Bandung meliputi wilayah hukum Provinsi Jawa Barat termasuk wilayah Banten, kemudian pada tahun 2004 dibentuk pula Pengadilan Tinggi Banten yang meliputi wilayah Provinsi Banten.

Kantor Pengadilan Tinggi Bandung terletak di Jalan Surapati No. 47 Bandung. Gedung kantor ini berlantai 4 (empat) dengan luas tanah keseluruhan 1.575 m² dengan status pinjam pakai dari Pemerintah Kota Bandung dan luas bangunan sekitar 2.050 m². Disamping itu Pengadilan Tinggi Bandung memiliki gedung kantor baru di Jalan Cimuncang No. 21 D Bandung, telah selesai dibangun namun belum diresmikan.

Berdasarkan Bezeting periode 31 Desember 2015, jumlah pegawai pada Pengadilan Tinggi Bandung sebanyak 118 (seratus delapan belas) orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Pegawai

No Tenaga Teknis Jumlah

(orang) Keterangan

1 Ketua 1 Aktif

2 Wakil Ketua 1 Aktif

3 Hakim Tinggi 29 Aktif

4 Hakim Ad Hoc Tipikor 6 Aktif

5 Hakim Yustisial 4 Tidak Aktif

6 Panitera / Sekretaris 1 Aktif

7 Wakil Panitera 1 Aktif

8 Wakil Sekretaris 1 Aktif

9 Panitera Muda 3 Aktif

10 Kepala Sub Bagian 3 Aktif

11 Panitera Pengganti 29 Aktif

12 Staf Pelaksana 39 Aktif

(7)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 7 Untuk tenaga kontrak atau pekerja tidak tetap di Pengadilan Tinggi Bandung adalah berjumlah 18 (delapan belas) orang, terdiri dari 4 (empat) orang tenaga security/satpam, 4 (empat) orang tenaga supir dan 10 (sepuluh) orang tenaga pramusaji.

Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Bandung meliputi 18 (delapan belas) Pemerintah Kabupaten dan 9 (sembilan) Pemerintah Kota di seluruh Provinsi Jawa Barat dengan Pengadilan Tingkat Pertama yang wilayah hukumnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Wilayah Hukum

No Satuan Kerja Wilayah Hukum

1 Pengadilan Tinggi Bandung Provinsi Jawa Barat

2 Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus Bandung

Kota Bandung

3 Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus Bekasi

Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

4 Pengadilan Negeri Kelas I A Bale Bandung

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi 5 Pengadilan Negeri Kelas I B Bogor Kota Bogor

6 Pengadilan Negeri Kelas I B Sukabumi Kota Sukabumi 7 Pengadilan Negeri Kelas I B Cianjur Kabupaten Cianjur 8 Pengadilan Negeri Kelas I B Karawang Kabupaten Karawang

9 Pengadilan Negeri Kelas I B Tasikmalaya Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya

10 Pengadilan Negeri Kelas I B Indramayu Kabupaten Indramayu 11 Pengadilan Negeri Kelas I B Cirebon Kota Cirebon

12 Pengadilan Negeri Kelas I B Cibinong Kabupaten Bogor 13 Pengadilan Negeri Kelas I B Sumber Kabupaten Cirebon 14 Pengadilan Negeri Kelas I B Purwakarta Kabupaten Purwakarta 15 Pengadilan Negeri Kelas I B Cibadak Kabupaten Sukabumi 16 Pengadilan Negeri Kelas I B Depok Kota Depok

17 Pengadilan Negeri Kelas II Garut Kabupaten Garut

18 Pengadilan Negeri Kelas II Ciamis Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran 19 Pengadilan Negeri Kelas II Kuningan Kabupaten Kuningan 20 Pengadilan Negeri Kelas II Majalengka Kabupaten Majalengka 21 Pengadilan Negeri Kelas II Subang Kabupaten Subang 22 Pengadilan Negeri Kelas II Sumedang Kabupaten Sumedang

Jumlah Pengadilan Tingkat Pertama tersebut di atas tidak sesuai dengan yang seharusnya, yaitu dimana setiap Kabupaten/Kota terdapat satu Pengadilan Tingkat Pertama. Hal tersebut terlihat dari luas wilayah kerja yang ditangani terutama pada Pengadilan Negeri Bekasi yang wilayah kerjanya terdiri dari 2 (dua) Kota/Kabupaten, Pengadilan Negeri Bale Bandung yang wilayah kerjanya terdiri dari 3 (tiga) Kota/Kabupaten, Pengadilan Negeri Tasikmalaya yang wilayah kerjanya terdiri dari 2 (dua) Kota/Kabupaten dan Pengadilan Negeri Ciamis yang wilayah kerjanya terdiri dari 3 (tiga) Kota/Kabupaten.

(8)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 8 B. Tugas Pokok dan Fungsi Instansi

Pengadilan Tinggi Bandung merupakan lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan Tinggi sebagai kawal depan (Voorj Post) Mahkamah Agung RI.

Pengadilan Tinggi Bandung sebagaimana Pengadilan Tinggi lainnya mempunyai tugas pokok yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan memutus perkara banding yang masuk.

Adapun fungsi Pengadilan Tinggi Bandung antara lain :

1. Fungsi mengadili (Judicial Power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan dalam tingkat banding.

2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan.

3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan.

4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan).

6. Fungsi Lainnya :

Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Dengan perubahan perundang-undangan tersebut, maka Badan Peradilan Umum telah menambah tugas kewenangan baik dalam pengelolaan manajemen peradilan, administrasi peradilan maupun bidang teknis yustisial.

C. Dasar Hukum Penyusunan LKjIP

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(9)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 9 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama;

5. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010;

6. Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor

MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Mahkamah Agung RI.

7. Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 355A/SEK/KU.01/11/2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian LKjIP Tahun 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015.

D. Sistematika Penyajian Laporan

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, menguraikan gambaran secara garis besar tentang Pengadilan Tinggi Bandung dan tentang LKjIP, yang dituangkan dalam a. Latar Belakang, b. Tugas Pokok dan Fungsi Instansi, c. Dasar Hukum Penyusunan LKjIP, dan d. Sistematika Penyajian Laporan.

BAB II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menguraikan perencanaan dan penetapan kinerja serta program kerja Pengadilan Tinggi Bandung pada tahun anggaran 2014 yang berisikan antara lain a. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung, b. Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2014, dan c. Penetapan Kinerja Tahun 2014, dan d. Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015.

BAB III Akuntabilitas Kinerja, menguraikan tentang capaian kinerja Pengadilan Tinggi Bandung yang dipaparkan dalam a. Akuntabilitas Kinerja (Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran), b. Analisis Akuntabilitas Kinerja, dan c. Akuntabilitas Keuangan.

BAB IV Penutup, menguraikan a. Keberhasilan, b. Hambatan/Masalah, c. Pemecahan Masalah

(10)
(11)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 11 BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. Rencana Strategis (Renstra)Tahun 2015-2019

Rencana strategis Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 - 2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Bandung diselaraskan dengan Arah Kebijakan dan Program Mahkamah Agung R.I yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 - 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 - 2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 - 2019.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Bandung. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Bandung sebagai Peradilan Tingkat Banding dilandasi oleh visi ke depan, sebagaimana visi Mahkamah Agung RI yaitu “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pengadilan Tinggi Bandung juga membawa misi, yaitu :

1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan.

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan. 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pencari keadilan. 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Bandung dan Pengadilan Tingkat Pertama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Tinggi Bandung akan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai dua tahun ke depan dan memungkinkan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.

Sasaran Strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

(12)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 12 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Tinggi Bandung untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan.

Adapun pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan.

Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Bandung dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah : 1. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata, dan Tipikor.

2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana, Perdata, dan Tipikor.

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu. 5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.

6. Meng-upload perkara ke website.

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan melaksanakan pengawasan yang berkualitas.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial.

2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk.

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

(13)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 13 Tabel 3. Tabel Reviu Renstra 2015-2019

No.

Sasaran

Uraian Indikator Target

2015 2016 2017 2018 2019

1

Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang

diselesaikan

- Pidana 98% 98% 98% 98% 98%

- Perdata 94% 94% 95% 95% 96%

- Tipikor 99% 98% 98% 98% 99%

c. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam

Persentase perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum :

a. Persentase berkas banding

yang diregister

dan siap didistribusikan ke

Majelis

b. Ratio Majelis Hakim terhadap

Perkara

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan

b. Persentase putusan perkara

yang menarik perhatian

b. Persentase temuan hasil

pemeriksaan 100% 100% 100% 100% 100%

eksternal yang ditindaklanjuti

6 Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 70% 75% 75% 80% 90%

c. Persentase pejabat yang

lulus mengikuti eksaminasi 100% 100% 100% 100% 100%

(14)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 14

Strategi

Program Kegiatan Matriks Pendanaan (Rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

B. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pengadilan Tinggi Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung Nomor W11.U/811 /OT.01.2/XII/2015 tanggal 21 Desember 2015 Tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Bandung, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4. Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG

JAWAB

(15)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 15

Hakim Majelis Laporan Bulanan

a. Persentase berkas banding yang

(16)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 16 teknis) dengan

jumlah pengaduan yang dilaporkan

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

c. Persentase pejabat yang lulus

C. Rencana Kinerja Tahun 2015

Adapun Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Rencana Kinerja Tahun 2015

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 2 Peningkatan akseptabilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

(17)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 17 3 Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

b. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara - Pidana 4 Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100%

5 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100%

6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 100%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 70%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

eksaminasi dalam rangka promosi 100%

D. Penetapan Kinerja Tahun 2015

Penetapan kinerja adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tinggi Bandung, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Penetapan Kinerja Tahun 2015

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 2 Peningkatan akseptabilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

(18)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 18 3 Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

b. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara - Pidana

- Perdata - Tipikor

1:30 1:44 1:11 4 Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100%

5 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100%

6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 100%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 70%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

(19)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 19 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan evaluasi atas rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja ini dikaji sebagai pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja utama. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja.

Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten, yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi pemerintah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas.

Pengukuran kinerja mencakup : 1. Pengukuran Kinerja Kegiatan 2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai dasar untuk memberikan reward or punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

1. Pengukuran Kinerja Kegiatan

Pengukuran kinerja kegiatan merupakan tingkat pencapaian target (sesuai rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 disajikan dalam matrik Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).

(20)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 20 Tabel 7. Pengukuran Kinerja Kegiatan

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100%

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

b. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100%

b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 70% 60% 85.71%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

100% N/A N/A

2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Pengukuran pencapaian sasaran merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indicator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja.

(21)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 21 Tabel 8. Pengukuran Kinerja Sasaran

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

d. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

e. Persentase perkara yang diselesaikan f. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100%

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A

c. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

d. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

c. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

d. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102%

e. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

6. Peningkatan kualitas SDM

c. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100%

d. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 70% 60% 85.71%

f. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

100% N/A N/A

(22)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 22 B. Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada table di atas, untuk mencapai sasara yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

1. Sasaran Meningkatnya Penyelesaian Perkara

Pencapaian sasaran meningkatnya penyelesaian perkara tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Pengukuran Kinerja Penyelesaian Perkara

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

g. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

h. Persentase perkara yang diselesaikan i. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100%

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Pidana

Tahun 2012, sisa perkara tahun lalu sebanyak 44 perkara, perkara yang masuk sebanyak 481 perkara, perkara yang putus sebanyak 502 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2012 sebanyak 23 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 502 perkara dibagi dengan 44 perkara ditambah 481 perkara dikalikan 100% atau 502 perkara dibagi dengan 525 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara pidana yang dapat diselsaikan selama tahun 2012 adalah 95,62%.

Tahun 2013, sisa perkara tahun lalu sebanyak 23 perkara, perkara yang masuk sebanyak 475 perkara, perkara yang putus sebanyak 446 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2013 sebanyak 62 perkara.

(23)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 23 Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 52 perkara, perkara yang masuk sebanyak 407 perkara, perkara yang putus sebanyak 428 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 21 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2014 sebanyak 31 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2014 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 428 perkara dibagi dengan 52 perkara ditambah 407 perkara dikalikan 100% atau 428 perkara dibagi dengan 459 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara pidana yang dapat diselesaikan selama tahun 2014 adalah 93,24%.

Tahun 2015, sisa perkara tahun lalu sebanyak 31 perkara, perkara yang masuk sebanyak 353 perkara, perkara yang putus sebanyak 357 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 12 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2015 sebanyak 27 perkara

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2015 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 357 perkara dibagi dengan 31 perkara ditambah 353 perkara dikalikan 100% atau 357 perkara dibagi dengan 384 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara pidana yang dapat diselesaikan selama tahun 2015 adalah 92,97 %.

Data Keadaan Perkara Pidana Tahun 2012 sampai 2015 Pengadilan Tinggi Bandung

Tabel 10. Data Perkara Pidana Tahun 2012-2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara Majelis

Hakim

Masuk Putus Sisa

2012 44 481 502 23 20

2013 23 475 446 52 20

2014 52 407 428 31 21

2015 31 353 357 27 12

Perdata

Tahun 2012, sisa perkara tahun lalu sebanyak 91 perkara, perkara yang masuk sebanyak 633 perkara, perkara yang putus sebanyak 611 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2012 sebanyak 113 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 611 perkara dibagi dengan 91 perkara ditambah 633 perkara dikalikan 100% atau 611 perkara dibandingkan dengan 724 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun 2012 adalah 84,39%.

(24)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 24 dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2013 sebanyak 92 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 diperolah dari perkara yang di putus tahun 2013 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 560 perkara dibagi dengan 113 perkara ditambah 539 perkara dikalikan 100% atau 560 perkara dibandingkan dengan 652 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun 2013 adalah 85,88%.

Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 92 perkara, perkara yang masuk sebanyak 516 perkara, perkara yang putus sebanyak 537 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 27 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2014 sebanyak 71 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2014 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 537 perkara dibagi dengan 92 perkara ditambah 516 perkara dikalikan 100% atau 537 perkara dibandingkan dengan 608 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara perdata yang dapat dilesaikan selama tahun 2014 adalah 88,32%.

Tahun 2015, sisa perkara tahun lalu sebanyak 71 perkara, perkara yang masuk sebanyak 574 perkara, perkara yang putus sebanyak 525 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 12 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2015 sebanyak 120 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2015 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 525 perkara dibagi dengan 71 perkara ditambah 574 perkara dikalikan 100% atau 525 perkara dibagi dengan 645 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun 2015 adalah 81,40%.

Data Keadaan Perkara Perdata Tahun 2012 sampai 2015 Pengadilan Tinggi Bandung

Tabel 11. Data Perkara Perdata Tahun 2012-2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara Majelis

Hakim

Masuk Putus Sisa

2012 91 633 611 113 20

2013 113 539 560 92 20

2014 92 516 537 71 27

2015 71 574 525 120 12

Tipikor

(25)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 25 Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan perkara yang masuk yaitu 42 perkara dibagi dengan 48 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2012 adalah 87,5%.

Tahun 2013, sisa perkara tahun lalu sebanyak 6 perkara, perkara yang masuk sebanyak 46 perkara, perkara yang putus sebanyak 47 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 9 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2013 sebanyak 5 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2013 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 47 perkara dibagi dengan 6 perkara ditambah 46 perkara dikalikan 100% atau 47 perkara dibandingkan dengan 52 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2013 adalah 90,38%.

Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 5 perkara, perkara yang masuk sebanyak 21 perkara, perkara yang putus sebanyak 23 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 7 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2014 sebanyak 3 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2014 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 23 perkara dibagi dengan 5 perkara ditambah 21 perkara dikalikan 100% atau 23 perkara dibandingkan dengan 26 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2014 adalah 88,46%.

Tahun 2015, sisa perkara tahun lalu sebanyak 3 perkara, perkara yang masuk sebanyak 52 perkara, perkara yang putus sebanyak 37 perkara dan perkara tersebut diputus oleh 10 majelis hakim, sehingga sisa perkara tahun 2015 sebanyak 18 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 diperoleh dari perkara yang di putus tahun 2015 dibagi dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 37 perkara dibagi dengan 3 perkara ditambah 52 perkara dikalikan 100% atau 37 perkara dibagi dengan 55 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2015 adalah 67,27%.

Data Keadaan Perkara Tipikor Tahun 2012 sampai 2015 Pengadilan Tinggi Bandung

Tabel 12. Data Perkara Tipikor Tahun 2012-2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara Majelis

Hakim

Masuk Putus Sisa

2012 - 48 42 6 5

2013 6 46 47 5 9

2014 5 21 23 3 7

(26)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 26 b. Persentase perkara yang diselesaikan

Pidana

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 adalah 92,97 % yaitu perbandingan antara perkara yang diputus dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk. Perkara yang diputus tahun 2015 sebanyak 357 perkara, sedangkan sisa perkara tahun lalu yaitu tahun 2014 sebanyak 31 perkara dan perkara yang masuk tahun 2015 sebanyak 353 perkara sehingga total sebanyak 384 perkara. Persentase perkara yang dapat terealisir sebesar 92,97%, sedangkan yang ditargetkan tahun 2015 adalah 98%, maka capaian perkara tahun 2015 adalah 94,87%.

Tabel 13. Data Perkara Pidana Tahun 2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk Putus Sisa

2015 31 353 357 27

Grafik 1. Perkara Pidana Tahun 2015

Berikut tabel rincian keadaan perkara pidana tahun 2015 : Tabel 14. Rincian Data Perkara Pidana Tahun 2015

No Bulan Sisa Awal

Bulan Masuk Putus Sisa Akhir

1 Januari 31 30 38 23

2 Februari 23 25 17 31

3 Maret 31 26 39 18

4 April 18 45 32 31

5 Mei 31 28 30 29

6 Juni 29 34 34 29

7 Juli 29 28 29 28

8 Agustus 28 39 27 40

9 September 40 28 36 32

10 Oktober 32 24 29 27

11 November 27 24 32 19

12 Desember 19 22 14 27

(27)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 27

Grafik 2. Rincian Perkara Pidana Tahun 2015

Perdata

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 adalah 67,27% yaitu perbandingan antara perkara yang diputus dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk. Perkara yang diputus tahun 2015 sebanyak 37 perkara, sedangkan sisa perkara tahun lalu yaitu tahun 2014 sebanyak 3 perkara dan perkara yang masuk tahun 2015 sebanyak 52 perkara sehingga total sebanyak 55 perkara. Persentase perkara yang dapat terealisir sebesar 67,27%, sedangkan yang ditargetkan tahun 2015 adalah 99%, maka capaian perkara tahun 2015 adalah 67,95%.

Tabel 15. Data Perkara Perdata Tahun 2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk Putus Sisa

2015 92 516 537 71

(28)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 28 Berikut tabel rincian keadaan perkara perdata tahun 2015 :

Tabel 16. Rincian Data Perkara Perdata Tahun 2015

No Bulan Sisa Awal

Bulan Masuk Putus Sisa Akhir

1 Januari 92 59 50 101

2 Februari 101 42 56 87

3 Maret 87 46 49 84

4 April 84 33 45 72

5 Mei 72 35 32 75

6 Juni 75 51 24 102

7 Juli 102 32 37 97

8 Agustus 97 29 53 73

9 September 73 57 53 77

10 Oktober 77 42 56 63

11 November 63 33 42 54

12 Desember 54 57 40 71

Jumlah 516 537

Grafik 4 Rincian Perkara Pidana Tahun 2015

Tipikor

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2015 adalah 67,27% yaitu perbandingan antara perkara yang diputus dengan sisa perkara tahun lalu ditambah perkara yang masuk. Perkara yang diputus tahun 2015 sebanyak 37 perkara, sedangkan sisa perkara tahun lalu yaitu tahun 2014 sebanyak 3 perkara dan perkara yang masuk tahun 2015 sebanyak 52 perkara sehingga total sebanyak 55 perkara. Persentase perkara yang dapat terealisir sebesar 67,27%, sedangkan yang ditargetkan tahun 2015 adalah 99%, maka capaian perkara tahun 2015 adalah 67,95%.

Tabel 17. Data Perkara Tipikor Tahun 2015

Tahun Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk Putus Sisa

(29)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 29

Grafik 5 Perkara Tipikor Tahun 2015

Berikut tabel rincian keadaan perkara tipikor tahun 2015 :

Tabel 18. Rincian Data Perkara Tipikor Tahun 2015

No Bulan Sisa Awal

Bulan Masuk Putus Sisa Akhir

1 Januari 3 2 4 1

2 Februari 2 4 0 5

3 Maret 5 3 5 3

4 April 3 0 3 0

5 Mei 0 5 0 5

6 Juni 5 3 4 4

7 Juli 4 3 4 3

8 Agustus 3 4 3 4

9 September 4 0 4 0

10 Oktober 0 5 5 0

11 November 0 5 0 5

12 Desember 5 18 5 18

Jumlah 52 37

(30)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 30 c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal

 Persentase perkara Pidana yang diselesaikan dibawah atau sama dengan 56 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan target 100% sehingga capaian 100%.

Adapun untuk perkara Pidana jika diselesaikan dalam jangka waktu maskimal 56 hari, maka perkara Pidana yang masuk adalah sampai awal bulan November. Karena jika melebihi awal bulan November maka perkara Pidana yang masuk tersebut tidak dapat terselesaikan sampai akhir tahun, sehingga akan menjadi sisa perkara di awal tahun berikutnya.

 Persentase perkara Perdata yang diselesaikan dibawah atau sama dengan 62 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan target 100% sehingga capaian 100%.

Adapun untuk perkara perdata jika diselesaikan dalam jangka waktu maskimal 62 hari, maka perkara Perdata yang masuk adalah sampai akhir bulan Oktober. Karena jika melebihi akhir bulan Oktober maka perkara Perdata yang masuk tersebut tidak dapat terselesaikan sampai akhir tahun, sehingga akan menjadi sisa perkara di awal tahun berikutnya.

 Persentase perkara Tipikor yang diselesaikan dibawah atau sama dengan 56 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan target 100% sehingga capaian 100%.

Adapun untuk perkara Tipikor jika diselesaikan dalam jangka waktu maskimal 56 hari, maka perkara Tipikor yang masuk adalah sampai awal bulan November. Karena jika melebihi awal bulan November maka perkara Tipikor yang masuk tersebut tidak dapat terselesaikan sampai akhir tahun, sehingga akan menjadi sisa perkara di awal tahun berikutnya.

Berdasarakan register perkara diketahui bahwa semua perkara diputus tidak melebihi batas waktu maksimal, dengan catatan perkara yang masuk terakhir adalah pada akhir bulan Oktober, sehingga persentase realisasi penyelesaian perkara adalah sebesar 100%.

Hal ini menunjukkan bahwa Majelis Hakim dan Panitera Pengganti telah bekerja sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga setiap perkara yang diterima dapat diputus tepat sesuai waktu yang ditentukan.

2. Sasaran Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim

Pencapaian peningkatan aksepbilitas tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 19. Pengukuran Kinerja Peningkatan Akseptabilitas Putusan

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A

N/A N/A

N/A N/A

(31)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 31 3. Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Pencapaian peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 20. Pengukuran Kinerja Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

e. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

f. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim

- Pidana - Perdata - Tipikor

1:30 1:44 1:11

1:29 1:43 1:10

96.67% 97.73% 90.91%

a. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan kepada Majelis adalah sebesar 100%. Adapun perincian berkas yang diregister tahun 2015 adalah sebanyak 979 perkara dengan rincian 353 perkara pidana, 574 perkara perdata dan 52 perkara tipikor, dan seluruhnya telah didistribusikan kepada Majelis Hakim.

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim

Jumlah perkara yang masuk selama 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 21. Ratio Perkara Terhadap Hakim

No Jenis Perkara Jumlah Perkara Masuk

2012 2013 2014 2015

1 Pidana 481 475 407 353

2 Perdata 633 539 516 574

3 Tipikor 48 46 21 52

Jumlah 996 996 1162 1060

- Pidana

Persentase ratio perkara pidana terhadap Majelis Hakim tahun 2015 diperoleh dari jumlah perkara pidana yang putus tahun 2015 dibagi dengan jumlah Majelis Hakim yaitu 357 perkara dibagi 12 Majelis Hakim, maka diperoleh 29,75. Sedangkan target Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Pidana tahun 2015 adalah 1:29 sehingga capaian Persentase Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Pidana tahun 2015 adalah 1:29

- Perdata

(32)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 32 Perkara Perdata tahun 2015 adalah 1:43 sehingga capaian Persentase Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Perdata tahun 2015 adalah 1:43

- Tipikor

Persentase ratio perkara pidana terhadap Majelis Hakim tahun 2015 diperoleh dari jumlah perkara pidana yang putus tahun 2015 dibagi dengan jumlah Majelis Hakim yaitu 52 perkara dibagi 5 Majelis Hakim, maka diperoleh 10,4. Sedangkan target Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Pidana tahun 2015 adalah sehingga capaian Persentase Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Pidana tahun 2015 adalah 1:10

4. Sasaran Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan (Access to Justice)

Pencapaian peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (Access to Justice) tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 22. Pengukuran Sasaran Kinerja Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan (Access to Justice)

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

4. Peningkatan aksestabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

e. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

f. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100%

100%

N/A

100%

100%

N/A

100%

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

Sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice) dengan indikator kinerja berupa persentase perkara prodeo yang diselesaikan adalah N/A (Not Available).

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

 Untuk perkara pidana, persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line untuk perkara pidana terealisasi sebanyak 100% dari target 100%, sehingga capaiannya diperoleh sebanyak 100%, karena putusan perkara pidana yang menarik perhatian masyarakat dalam tahun 2015 hanya berjumlah 1 (satu) perkara yaitu perkara nomor : 238/PID/2015/PT.BDG jo. 198/PID.B/2015/PN.BDG

(33)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 33

 Untuk perkara tipikor, persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line untuk perkara pidana terealisasi sebanyak 100% dari target 100%, sehingga capaiannya diperoleh sebanyak 100%, karena putusan perkara tipikor yang menarik perhatian masyarakat dalam tahun 2014 hanya berjumlah 1 (satu) perkara yaitu perkara nomor : 05/Pid.Sus/TPK/2014/PN.Bdg jo. 09/TIPIKOR/2014/PT.Bdg

5. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan

Pencapaian meningkatnya kualitas pengawasan tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 23. Pengukuran Sasaran Kinerja Peningkatan Kualitas Pengawasan

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

5. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102,04%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Semua surat pengaduan yang diterima dan diproses melalui 2 (dua) kriteria yaitu :

1. Kriteria pertama, pengaduan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan dan klarifikasi.

2. Kriteria kedua, pengaduan yang direkomendasi dan tidak perlu diadakan pemeriksaan lanjutan karena telah menyangkut teknis dan tidak ada relevansinya.

Surat pengaduan selama tahun 2015 sebanyak 104, yang terdiri dari 20 pengaduan termasuk ke dalam kriteria pertama dan 84 pengaduan termasuk ke dalam kriteria kedua.

Namun kami berpendapat bahwa semua pengaduan baik kriteria pertama maupun kriteria kedua termasuk ke dalam pengaduan yang ditindak lanjuti, sehingga realisasi persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti sebanyak 100% dan capaiannya diperoleh dari jumlah realisasi dibagi jumlah target yaitu 98% dibagi 100% adalah 102.04%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal adalah kegiatan untuk melaksanakan instruksi tindak lanjut dari pusat atau delegasi dari Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI yang dalam tahun 2015 adalah sebanyak perkara dan telah diselesaikan.

6. Sasaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

(34)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 34 Tabel 24. Pengukuran Sasaran Kinerja Peningkatan Kualiatas SDM

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100%

b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 70% 60% 85.71%

a. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

100% N/A N/A

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial

Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yudisial yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI sebanyak 128 orang dari 22 satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 128 orang, sehingga capaiannya 100%.

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan non yudisial yang diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Bandung sebanyak 47 orang dari 22 satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 28 orang atau realisasinya 60%, maka capaiannya diperoleh dari realisasi dibagi target yaitu 60% dibagi 70% hasilnya adalah 85.7%.

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi

Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi tahun 2015 adalah N/A (Not Available).

C. Akuntabilitas Keuangan

Secara garis besar pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran serta diupayakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pada tahun anggaran 2015 Pengadilan Tinggi Bandung menerima 2 (dua) sumber anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Badan Urusan Adminsitrasi (BUA) dan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (BADILUM). Tabel 25. Alokasi DIPA Tahun 2015

No. Unit Organisasi Nomor DIPA Tanggal

DIPA Jumlah DIPA

1.

Badan Urusan Administrasi (BUA)

SP-DIPA-005.01.2.097500/2015 14-11-2014 Rp 30.045.034.000

2.

Badan Peradilan Umum

(BADILUM)

SP

DIPA-005.01.2.099067/2015 14-11-2015 Rp 517.970.000

1. DIPA Unit Organisasi Badan Urusan Administrasi (BUA) (01)

(35)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 35

empat puluh lima juta tiga puluh empat ribu rupiah), dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 26. Alokasi DIPA BUA Per Jenis Belanja Tahun 2015

Jenis Belanja Alokasi

Anggaran (Rp) Prosentase

Belanja Pegawai 23,473,179,000 78.13%

Belanja Barang 1,654,355,000 5.51%

Belanja Modal 4,917,500,000 16.37%

Jumlah 30,045,034,000 100.00%

GRAFIK 7 PAGU DIPA BUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2015

(BERDASARKAN JENIS BELANJA)

Realisasi Anggaran DIPA unit organisasi Badan Urusan Administrasi (BUA) Tahun Anggaran 2015 di Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebesar Rp 29.828.587.402 (Dua puluh sembilan milyar delapan ratus dua puluh delapan juta lima ratus delapan puluh tujuh ribu empat ratus dua rupiah) atau 99.28%, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 27. Realisasi DIPA BUA Per Jenis Belanja Tahun 2015

Jenis Belanja Realisasi

Anggaran (Rp) Prosentase

Belanja Pegawai 23,464,605,950 78.66%

Belanja Barang 1,591,595,352 5.34%

Belanja Modal 4,772,386,100 16.00%

(36)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 36 GRAFIK 8 REALISASI ANGGARAN DIPA BUA (01)

PENGADILAN TINGGI BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2015 (BERDASARKAN JENIS BELANJA)

2. DIPA Unit Organisasi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum (03)

DIPA unit organisasi Badan Peradilan Umum (BADILUM) Tahun Anggaran 2015 di Pengadilan Tinggi Bandung hanya terdiri dari 1 (satu) jenis belanja yaitu belanja barang sebesar Rp. 517.970.000,- (Lima ratus tujuh belas juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah).

Tabel 28. Alokasi DIPA Ditjen Badilum Per Jenis Belanja Tahun 2015

Realisasi Anggaran DIPA unit organisasi Badan Peradilan Umum (BADILUM) Tahun Anggaran 2015 di Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebesar Rp 425.718.100,- (Empat ratus dua puluh lima juta tujuh ratus delapan belas ribu seratus rupiah) atau 82,19 %.

Tabel 29. Realisasi DIPA DITJEN BADILUM Per Jenis Belanja Tahun 2015

Jenis Belanja Realisasi

Anggaran (Rp) Prosentase

Belanja Barang 425,718,100.00 82.19%

Jumlah 425,718,100.00 82.19% Jenis Belanja Alokasi

Anggaran (Rp) Prosentase

Belanja Barang 517,970,000 100.00%

(37)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 37 BAB IV

PENUTUP

A. Keberhasilan

Pengadilan Tinggi Bandung dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga peradilan umum tingkat banding telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam penanganan administrasi perkara dengan terealisasinya upaya hukum banding perkara pidana dan perdata maupun perpanjangan penahanan tepat waktu (sesuai prosedur) dari Pengadilan Negeri se-wilayah Provinsi Jawa Barat.

Dalam hal pelaksanaan administrasi umum yang menunjang tugas pokok fungsi sebagai Pengadilan tingkat banding, yaitu dalam pelaksanaan administrasi keuangan, administrasi kepegawaian dan administrasi umum.

Serta menjalankan tugas peradilan lainnya antara lain :

1. Penanganan pengaduan masyarakat dengan menyediakan Meja Pengaduan. 2. Pemberian keterangan tidak pailit bagi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

daerah.

3. Pelayanan informasi peradilan dengan menyediakan Meja Informasi dan penerapan sistem penelurusan perkara (SIPP)

B. Hambatan / Masalah

1. Keterbatasan anggaran baik menyangkut amggaran program layanan perkantoran maupun anggaran program perlengkapan sarana dan prasarana peradilan

2. terdapat beberapa pengadilan negeri yang memiliki wilayah hukum beberapa kabupaten (kota) dan kelasnya tidak sebanding dengan beban perkara yang harus ditangani.

3. Penyusunan anggaran belum sepenuhnya dilaksanakan oleh seluruh bagian / unit kerja pada Pengadilan Tinggi Bandung, sehingga kegiatan atau rencana tidak dapat direalisasikan/dilaksanakan.

4. Perlu dibentuknya Pengadilan Tingkat Pertama pada daerah Kabupaten Bekasi (Cikarang), Kabupaten Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.

C. Rekomendasi

Berdasarkan keberhasilan dan hambatan tersebut, maka untuk mengatasi kendala kendala dalam pelaksanaan tersebut tugas – tugas dan fungsi diperlukan langkah-langkah diantaranya :

1. Mengupayakan penambahan alokasi anggaran baik anggaran layanan perkantoran maupun anggaran peningkatan sarana dan prasarana (belanja modal) agar tidak menghambat proses penanganan perkara.

2. mengusulkan kenaikan kelas beberapa pengadilan dan memdatang dibutuhkan pengadilan baru untuk wilayah kab.bekasi (cikarang), cimahi, kab bandung barat, kab tasikmalaya, kota banjar dan kab. Pangandaran.

3. mendorong komitmen bersama untuk menghasilkan LKjIP sebagai instrument pelengkap dalam melakukan evaluasi kinerja.

Akhirnya, semoga LKjIP Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Bandung ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas instansi pemerintah dan menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja aparatur Mahkamah Agung RI umumnya.

(38)
(39)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi Bandung 2015 39

LAMPIRAN:

1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Bandung

2. S.K. Pembentukan Tim Penyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dan

Indikator Kinerja Utama (IKU)

3. S.K. Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 Pengadilan Tinggi

Bandung

4. S.K. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Bandung

5. Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019

6. Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Bandung

7. Rencana Kinerja Tahun 2016

8. Perjanjan Kinerja Tahun 2016

9. Penetapan Kinerja Tahun 2017

10. S.K. Pembentukan Tim Penyusun Reviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Bandung

11. S.K. Penetapan Reviu Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 Pengadilan

Tinggi Bandung

12. S.K. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tinggi Bandung

13. SK. Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP)

Tahun 2015 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016

14. Penyataan Telah Direviu

Gambar

Tabel 1. Jumlah Pegawai
Tabel 2. Wilayah Hukum
Tabel 3. Tabel Reviu Renstra 2015-2019
Tabel 4. Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari jumlah tersebut yang sudah selesei sebanyak 3 perkara sehingga realisasi persentase perkara prodeo yang diselesaikan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014

Substansi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai instrumen untuk menginformasikan pencapaian Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung dalam Tahun 2013 yang

Pengadilan Negeri Cikarang KELAS II Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2019 27 Persentase perkara perdata dan pidana yang tidak mengajukan upaya hukum, yang

Persentase jumlah perkara pidana kejahatan yang diselesaikan Pengadilan Militer II-09 Bandung pada Program Peningkatan Manajemen Peradilan pada Sasaran Strategis

Penyelesaian perkara pada tahun 2012 pada Pengadilan Agama Mimika telah memenuhi target dan berhasil dengan baik, dari jumlah sisa perkara tahun 2011 sebanyak 16

pada tahun 2017, sebagai berikut :.. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu. Persentase penurunan sisa perkara. Persentase

Penyelesaian perkara dalam tahun 2012 Pengadilan Militer II-09 Bandung berhasil menyelesaikan perkara kejahatan sebanyak 264 (dua ratus enam puluh empat) perkara dan

Persentase perkara Cerai Gugat yang diselesaikan tahun 2014 adalah sebesar 80,20%, yaitu perbandingan perkara yang diminutasi sebesar 186 perkara dengan perkara yang diregister