• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadilan Agama Natuna Jl. HR. Soebrantas No. 127 Ranai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengadilan Agama Natuna Jl. HR. Soebrantas No. 127 Ranai"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Natuna tahun 2014 dilaksanakan sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah jo Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta DIKTUM KETIGA Inpres Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja mulai dari Pengadilan Tingkat Pertama keatas secara berjenjang dengan berdasarkan Indikator Kinerja Utama masing-masing.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2014 ini disusun dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam satu tahun sebagai perumusan kebijaksanaan untuk menetapkan langkah-langkah program kerja pada tahun berikutnya dengan harapan dapat diperoleh hasil kinerja yang lebih baik.

Laporan ini memuat hasil pelaksanaan tugas program kerja pada tahun 2014 dengan mengemukakan permasalahan yang dihadapi pada seluruh aspek kegiatan serta usaha pemecahannya baik di bagian kesekretariatan maupun kepaniteraan dan hal-hal lain yang menyangkut daya dukung pelaksanaan tugas seperti peningkatan sumber daya manusia bidang teknis yudisial, pengelolaan sarana dan prasarana fisik dan non fisik, teknis pengelolaan keuangan, teknis pengelolaan administrasi perkara dan umum pada lingkungan Pengadilan Agama Natuna.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah jo Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang serta DIKTUM KETIGA Inpres Nomor : 5 Tahun adilan Tingkat Pertama

ini disusun dengan tujuan lam satu tahun sebagai perumusan langkah program kerja pada tahun berikutnya

dengan mengemukakan permasalahan yang dihadapi pada seluruh aspek kegiatan serta usaha hal lain yang dang arana fisik dan non fisik, teknis pengelolaan keuangan, teknis pengelolaan administrasi perkara dan umum pada lingkungan Pengadilan

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……...………. i

DAFTAR ISI ………. ii

EXECUTIVE SUMMARY (IKHTISAR EKSEKUTIF) ………. iii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. LATAR BELAKANG ………. 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ………..……….. 2

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ………..………….….. 2

D. STRUKTUR ORGANISASI ……….………..……… 3

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN ………. 4

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA .………. 5

A. RENCANA STRATEGIS .……… 5

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA ……….……. 8

C. PENETAPAN KINERJA ... ……….………… 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………..……….. 14

A. PENGUKURAN KINERJA …...………... 14

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ……….…… 16

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN ... 32

BAB IV KESIMPULAN ………..……... 34 LAMPIRAN

1. Indikator Kinerja Utama 2. Penetapan Kinerja Tahun 2015 3. Rencana Kinerja Tahun 2016

4. Matriks Rencana Strategis 2015-2019

5. SK Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(4)

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF / EXECUTIVE SUMMARY

Bahwa untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi Pengadilan Agama Natuna, telah ditetapkan beberapa tujuan yaitu: Terselenggaranya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, meningkatnya pelayanan pemberian keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah, pertolongan pembagian harta peninggalan di luar sengketa, pembinaan hukum agama, pemberian akta cerai dan salinan putusan / penetapan.

Terwujudnya manajemen kepegawaian yang cepat, akurat dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana rumah tangga kantor yang tepat dan memadai. Meningkatnya pengelolaan keuangan yang efektif, efisien dan akuntabel.

Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan pengawasan terhadap jalannya peradilan agar diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

Terselenggaranya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan ditetapkan 4 sasaran, yaitu terdaftarnya perkara gugatan / permohonan yang diajukan oleh penggugat / pemohon secara tertib dan cepat. Terwujudnya persidangan secara sederhana. Terbitnya putusan / penetapan yang cepat, tepat dan memenuhi rasa keadilan serta dapat dilaksanakan (eksekutabel).

Terlaksananya eksekusi yang memberikan pengayoman kepada masyarakat. Meningkatnya pelayanan pemberian keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah, pembinaan hukum agama, pemberian akta cerai dan salinan putusan/penetapan serta diterimanya akta cerai oleh bekas suami dan bekas isteri dan diterimanya salinan putusan / penetapan oleh pihak yang berkepentingan.

Terwujudnya manajemen kepegawaian yang cepat, akurat dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sasarannya adalah meningkatnya jumlah dan kualitas pegawai, kesejahteraan pegawai dan penyelesaian administrasi kepegawaian.

Meningkatnya pengelolaan sarana prasarana rumah tangga kantor yang tepat dan memadai, sasarannya adalah meningkatnya tertib administrasi persuratan, pendayagunaan barang, perpustakaan, inventaris kantor dan rumah tangga kantor.

Meningkatnya pengelolaan keuangan yang efektif, efisien dan akuntabel, sasarannya adalah meningkatnya plafon anggaran DIPA serta terealisasinya anggaran DIPA beserta administrasi keuangan.

Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan pengawasan terhadap jalannya peradilan agar diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya memiliki dua sasaran, yaitu tersedianya

(5)

iv

tenaga fungsional yang kompeten dan profesional pada semua level jabatan, terlaksananya pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan.

Selanjutnya untuk mencapai sasaran tersebut dapat kami berikan gambaran sebagai berikut :

1. Besarnya perkara yang ditangani;

Sampai akhir tahun 2014 perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Natuna, yaitu 267 perkara yang diterima ditahun 2014 dan 30 perkara sisa tahun 2013 dan yang berhasil diselesaikan/diputus sebesar 226 perkara (76 %), Perkara Dicabut 49 perkara (16 %) Perkara sehingga sisa perkara sebanyak 22 perkara (7 %).

2. Sarana Peradilan;

Sarana prasarana di Pengadilan Agama Natuna masih belum memenuhi kebutuhan sebagai lembaga peradilan yang ideal. Sebagai gambaran pada akhir tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna menempati gedung di atas tanah seluas 2.430 M2, rumah dinas ketua 1 Unit, angkutan darat roda 4 sebanyak 3 unit yang mana 1 unit merupakan pinjam pakai dari Pemda Natuna , kendaraan roda 2 sebanyak 4 unit , Komputer PC 6 unit, Laptop 11 unit, Printer 8 unit.

3. Jumlah Pegawai ;

Jumlah pegawai Pengadilan Agama Natuna terus mengalami pasang surut. Hal ini karena jumlah pegawai yang mutasi ke Pengadilan Agama lain tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang diterima. Sampai dengan akhir tahun 2014 jumlah pegawai di Pengadilan Agama Natuna ada 16 orang yang terdiri dari 8 orang Hakim dan 8 orang pegawai fungsional dan struktural, Tenaga Kontrak/Honorer 12 orang. sehingga jumlah pegawai belum memadai baik dibidang kesekretariatan maupun kepaniteraan dengan beban tugas Peradilan Agama.

Salah satu inti kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian kinerja dari Pengadilan Agama Natuna adalah Penyelesaian Perkara yang diajukan kepadanya yang sekaligus merupakan sasaran strategis berpedoman kepada lndek Kinerja Utama serta target yang diinginkan dari realisasi.

Tak bisa dipungkiri pencapaian output dan out come Kinerja sangat dipengaruhi oleh unsur SDM dan Sarana serta Prasarana serta anggaran yang berkaitan dengan penyelesaian perkara atau yang menjadi kewenangan dari Pengadilan Agama Natuna.

(6)

v

Pengadilan Agama Natuna dengan keterbatasan SDM, Sarana dan Prasarana serta Anggaran tetap berupaya mencapai target yang telah ditetapkan dalam lKU, RENSTRA, Rencana Kinerja Tahunan dan akan selalu melakukan Evaluasi terhadap pembuatan LAKIP.

(7)

1

B A B I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Keadilan, kebenaran, kepastian hukum, dan ketertiban penyelenggaraan sistem hukum merupakan hal-hal pokok untuk menjamin kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pengadilan Agama Natuna secara definitif didirikan berdasarkan Keputusan Presiden R.I.

Nomor : 145 Tahun 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Agama Natuna, Tulang Bawang, Tanggamus, Cikarang, Kejaen, Ermera, Mantuto, Mimika dan Painai, diresmikan pada tanggal 24 Maret 1999, namun pelaksanaan/operasionalnya baru dimulai pada tanggal 1 Juni 1999, awal Kewenangannya hanya mewilayahi 6 (enam) Kecamatan, namun sejak Kabupaten Natuna berdiri sendiri Pengadilan Agama Natuna sampai saat ini wilayahnya meliputi 12 (dua belas) Kecamatan.

Pengadilan Agama Natuna sebagai salah satu lembaga peradilan harus mewujudkan suasana perikehidupan yang sejahtera, aman, tenteram, tertib, adil dan adanya kepastian hukum. Pengadilan Agama Natuna sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana di atur dalam UU No. 7 Tahun 1989 sebagaimana telah dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Tentang Peradilan Agama, dan sebagai instansi pemerintah berkewajiban mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsinya tersebut kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan rakyat.

Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, priodik dan melembaga. Laporan kinerja dimaksud berguna untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Agama Natuna dalam satu tahun anggaran, baik berkaitan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran maupun menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai.

(8)

2

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan penyusunan LAKIP Pengadilan Agama Natuna ini adalah dalam rangka :

- Menindaklanjuti Surat Sekretaris Mahkamah Agung R.I. No. 355A/SEK/KU.01/11/2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian LAKIP Tahun 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015.

- Memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang - Undang No. 28 tahun 1999 Tentang Penyelenggaran Negara Yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang menyatakan bahwa Asas Umum Penyelenggara Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas dan Asas Akuntabilitas.

- Mengacu pada surat keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pengadilan Agama Natuna sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman bertugas menyelengarakan peradilan agama yang bersih, merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan Eksekutif maupun kekuasaan Legislatif (pasal 24, 25 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 10 undang-undang Undang - undang Nomor 48 Tahun 2009, tentang Pokok - pokok Kekuasaan Kehakiman), dan menurut Pasal 49, 52 dan 53 UU No. 7 Tahun 1989 sebagaimana telah dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang- Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Tentang Peradilan Agama, Tugas pokok dan fungsinya adalah :

Tugas Pokok :

1. Memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam.

2. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

3. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan ditingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

Sedangkan Fungsinya adalah :

a. Memberikan pelayanan teknis yustisial bagi perkara banding;

2. Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara banding dan administrasi peradilan lainnya;

(9)

3

3. Memberikan keterangan keterangan, pertimbanan dan nasehat tentang Hukum Islam pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

4. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris dan Jurusita di daerah hukumnya;

5. Mengadakan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya;

D. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk melaksanakan Tugas Pokok, Fungsi Pengadilan Agama Natuna tersebut, di bawah ini adalah Struktur Organisasi Pengadilan Agama Natuna :

(10)

4

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :

- Kata Pengantar - Ringkasan Eksekutif - Daftar Isi

- Bab I

Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi, Struktur Organisasi serta sistematika penulisan.

- Bab II

Rencana Strategik, dijelaskan mengenai rencana strategik dan rencana kinerja. Disini akan dijelaskan tujuan dan sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi dan misi Pengadilan Agama Natuna tahun 2015-2019.

- Bab III

Akuntabilitas Kinerja, diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi serta analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah- langkah antisipatif yang diambil.

- Bab IV

Penutup, mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pengadilan Agama Natuna serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun mendatang.

- LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Indikator Kinerja Utama - Penetapan Kinerja Tahun 2015 - Rencana Kinerja Tahun 2016

- Matriks Rencana Strategis 2015-2019

- SK Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(11)

5

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Pengadilan Agama Natuna Tahun 2010 – 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Natuna diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.

1. Visi dan Misi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna.

Adapun visi dari Pengadilan Agama Natuna adalah:

“Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung Di Lingkungan Pengadilan Agama Natuna”

Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Natuna menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien

(12)

6

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Agama Natuna. Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Natuna dapat memenuhi butir 1 dan 2 di atas Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Agama Natuna didukung oleh 3 (tiga) Program Utama sesuai tertera dalam DIPA Tahun 2014, terdiri dari DIPA Dirjen Badan Peradilan Agama dan DIPA Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung.

Rincian ke-3 program utama tersebut sebagai berikut :

No Uraian Anggaran

1 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (DIPA BADILAG)

Rp. 81.718.000,-

2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung (DIPA BUA)

Rp. 2.512.029.000,-

(13)

7

3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung (DIPA BUA)

Rp. 185.000.000,-

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuik

mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan akseptbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Agama Natuna dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

1. Penyelesaian Perkara Perdata : Gugatan dan Permohonan 2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata : Gugatan dan Permohonan

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Pelaksanaan Kegiatan Sidang Keliling, Penanganan Perkara Prodeo dan Terpinggirkan.

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung bertujuan tersedianya gaji dan tunjangan, biaya operasional perkantoran maupun biaya non operasional untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna berupa :

 Pembayaran gaji dan tunjangan secara rutin, yang mana dapat mendukung peningkatan kinerja aparatur lembaga peradilan Agama;

 Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, yang dapat dioptimalkan dengan langganan daya dan jasa, penyediaan ATK operasional, perawatan dan pemeliharaan halaman kantor, kendaraan dinas, dll, sehingga mendukung kenyamanan dan ketentraman aparatur dalam melaksanakan tugas penegakan hukum ;

 Pembinaan dan Konsultasi, merupakan pendukung dalam peningkatan sumber daya manusia, yang lebih terarah kepada para pejabat dan pegawai baik struktural maupun fungsional dalam menunjang pelaksanaan tugas;

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

(14)

8

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Agama Natuna berupa Kendaraan Dinas Roda 4.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA

1. Meningkatnya penyelesaian perkara (jenis perkara)

a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi

b. Persentase mediasi yang menjadi : - Akta perdamaian

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

d. Persentase perkara yang diselesaikan

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding - Kasasi

(15)

9

- Peninjauan Kembali

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas perkara yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan dengan zittingplaatz

c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

(16)

10

C. PENETAPAN KINERJA

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Natuna, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014

Rencanaan Kinerja Tahunan (RKT) merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2010-2014. Rencanaan Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 di susun pada awal tahun 2013 sebelum PAGU anggaran disetujui dan dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun Rencana Kerja & Anggaran (RKA) tahun berikutnya.

Rencana Kinerja (RKT ) Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi

100%

b. Persentase mediasi yang menjadi :

- Akta perdamaian 4%

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%

d. Persentase perkara yang diselesaikan

92%

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu maksimal 5 bulan 91%

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu lebih dari 5 bulan 5%

2. Peningkatan

akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding - Kasasi

- Peninjauan Kembali

100 %

(17)

11

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100%

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

100%

d. Persentase penyitaan tepat waktu 100%

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 100%

f. Persentase responden yang puas terhadap

proses peradilan 100%

4. Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan zittingplaatz

c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

100%

100%

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100%

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti

100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti. 100%

Penetapan Kinerja Tahun 2014

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Natuna, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

(18)

12

Penetapan Kinerja Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna, sebagai berikut:

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

g. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi

100%

h. Persentase mediasi yang menjadi :

- Akta perdamaian 3%

i. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%

j. Persentase perkara yang diselesaikan

92%

k. Persentase perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu maksimal 5 bulan 88%

l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu lebih dari 5 bulan 4%

2. Peningkatan

akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding - Kasasi

- Peninjauan Kembali

0 %

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara

g. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100%

h. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

i. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

100%

j. Persentase penyitaan tepat waktu 100%

k. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1%

l. Persentase responden yang puas terhadap

proses peradilan 100%

4. Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

d. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100%

e. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan zittingplaatz

f. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

100%

100%

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap

100%

(19)

13

putusan pengadilan. yang ditindaklanjuti

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

c. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti

100%

d. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti. 100%

Jumlah Anggaran : Rp. 81.718.000,- (delapan puluh satu juta tujuh ratus delapan belas ribu rupiah)

(20)

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Natuna tahun 2014, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Meningkatnya

penyelesaian perkara

a. Persentase perkara yang dilakukan

Mediasi 100 % 21 % 100 %

b. Persentase mediasi yang menjadi :

- akta perdamaian 3 % 2 % 67 %

c. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100 % 100 % 100 %

d. Persentase perkara yang 92 % 92 % 100 %

(21)

15

diselesaikan

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

88 % 89 % 100 %

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan

4 % 4 % 100 %

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

- Banding - Kasasi

- Peninjauan Kembali

0 % 0 % 100 %

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100 % 0 % 100 %

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100 % 100 % 100 %

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak.

100 % 100 % 100 %

d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat

100% 0 % 100 %

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

1% 2% 100%

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan

100% 100 % 100 %

4. Peningkatan aksesibilitas

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan 100% 100 % 100 %

(22)

16

masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zittingplaatz

c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

100%

100 %

98 %

47 %

98 %

47 %

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang

berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

100 % 0 % 100 %

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat

yang ditindaklanjuti 100 % 0 % 100 % b. Persentase temuan hasil

pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100 % 100 % 100 %

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Agama Natuna telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN

a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi 100 % 21 % 100 % b. Persentase mediasi yang menjadi akta

3 % 2 % 67 %

(23)

17

perdamaian

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % 100 % 100 % d. Persentase perkara yang diselesaikan 92 % 92 % 100 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam

jangka waktu maksimal 5 bulan

88 % 89 % 100 %

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan

4 % 4 % 100 %

1. Persentase mediasi dan Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2009 tentang Mediasi bahwa perkara gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.

Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna menerima gugatan perkara perdata sebanyak 203 perkara dari jumlah gugatan perkara perdata tersebut yang menjadi akta perdamaian hanya 1 perkara. Hal ini dikarenakan perkara gugatan perdata yang masuk hanya sebagian kecil yang dapat diselesaikan secara mediasi dan menjadi akta perdamaian.

Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi tidak tercapai, Karena para pihak yang berperkara tidak mau untuk berdamai, dimana para pihak bersikeras dengan prinsip dan pemikiran masing-masing serta salah pihak tergugat datau termohon tidak pernah hadir didalam persidangan hingga perkara tersebut diputus secara verstek.

Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian sebagai berikut :

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Perdata Gugatan 2 % 3 % 2 % 4 %

(24)

18

Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian dari capaian tahun 2010 sampai dengan capaian tahun 2014.

Kedepannya diharapkan peran mediator yang ditunjuk untuk itu akan bekerja lebih optimal, karena semakin banyak perkara yang bisa diselesaikan secara mediasi akan semakin meningkat kinerja Pengadilan dalam menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya, dengan tingkat kepuasan yang tinggi.

2. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:

Perkara gugatan dan permohonan perdata yang masuk tahun 2014 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan Desember 2014 dan baru disidangkan pada Tahun 2015, sedangkan yang masuk di bawah bulan Desember masih dalam tahapan pemeriksaan

Sisa perkara gugatan dan permohoman perdata Tahun 2013 sebanyak 30 perkara dan pada Tahun 2014 diselesaikan seluruhnya sebanyak 30 perkara sehingga capaiannya 100%.

Penyelesaian sisa perkara Tahun 2013 yang diselesaikan pada tahun 2014 mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 % menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Natuna telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya.

Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:

Jenis Perkara

Tahun 2014 Capaian %

2013 Capaian %

Gugatan dan Permohonan 100 % 100 %

3. Persentase perkara yang diselesaikan:

Perkara yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 267 perkara, dan perkara yang diselesaikan sebanyak 245 perkara dan sisa sebanyak 22 perkara capaian tingkat penyelesaian perkara 92 %.

(25)

19

Target penyelesaian perkara Tahun 2014 ini dapat dicapai dan sisa perkara merupakan perkara ghaib dan perkara terdaftar pada akhir tahun 2014 yang masih dalam tahapan pemeriksaan, tahap sidang I serta tahapan sidang lanjutan.

Sebagai bahan perbandingan persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:

Perkara

2014 2013

Masuk selesai Capaian masuk Selesai Capaian Gugatan dan

Permohonan

267 245 92 % 352 343 92%

Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014 tidak mengalami perubahan.

4. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan.

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI nomor 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama, bahwa batas waktu dalam penyelesaian perkara harus selesai 5 bulan.

Keadaan Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan

No Bulan Putus

1. Januari 16 Perkara 2. Pebruari 14 Perkara

3. Maret 19 Perkara

4. April 31 Perkara

5. Mei 49 Perkara

6. Juni 21 Perkara

(26)

20

7. Juli 14 Perkara

8. Agustus 2 Perkara 9. September 34 Perkara 10. Oktober 21 Perkara 11 Nopember 15 Perkara 12. Desember 29 Perkara

Jumlah 265 Perkara

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan sebanyak 265 perkara.

Hal ini dikarenakan :

1. Domisili salah satu Pihak berada diluar wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna 2. Para pihak setelah dipanggil secara sah dan patut sering tidak hadir di persidangan

sehingga mengakibatkan ditundanya persidangan.

3. Ada Tergugat yang berada diluar wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna setelah dilakukan bantuan panggilan ternyata tidak berdomisili sesuai dengan keterangan yang diberikan.

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan, sebagai berikut:

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Gugatan dan Permohonan 89 % 88% 90 % 86 %

Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.

(27)

21

5. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan.

Keadaan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan

No Bulan Putus

1. Januari 0 Perkara

2. Pebruari 1 Perkara

3. Maret 1 Perkara

4. April 1 Perkara

5. Mei 0 Perkara

6. Juni 0 Perkara

7. Juli 1 Perkara

8. Agustus 2 Perkara

9. September 0 Perkara

10. Oktober 1 Perkara

11 Nopember 2 Perkara

12. Desember 1 Perkara

Jumlah 10 Perkara

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan sebanyak 10 perkara dan capaiannya 4 %.

Hal ini dikarenakan :

1. Terdapat perkara yang diajukan olehh Pegawai Negeri Sipil namun lamanya atau tidak diperolehnya Surat Ijin Dari Atasan.

2. Biaya perkara habis, setelah aanmaning penggugat tidak melakukan penambahan panjar biaya perkara walaupun sudah diberi pemberitahuan dan peringatan.

Sebagai bahan perbandingan Persentase yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan, sebagai berikut :

(28)

22

Tingkat Penyelesaian Perkara

Diputus s/d 3 Bulan Diputus 3 s/d 5 Bulan Diputus Lebih Dari 5 Bulan

Belum Diputus Lebih Dari 5 Bulan

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Gugatan dan Permohonan 4 % 4 % 5 % 2 %

Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan dari capaian tahun 201 dengan capaian tahun 2014.

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Peningkatan aksepbilitas

Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum: 0 % 0 % 100 % akuntabilitas kinerja pada perkara

bulan dari capaian tahun 2013

(29)

23

putusan Hakim

- Banding - Kasasi

- Peninjauan Kembali

Selama tahun 2014 di Pengadilan Agama Natuna tidak ada yang mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali.

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:

 Banding

Pada tahun 2014 Perkara gugatan dan permohonan perdata yang diputus sebanyak 275 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 275 perkara.

Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima hasil putusan persidangan.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut :

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Gugatan dan Permohonan 0 % 0 % 100 % 0 %

Berdasarkan data tersebut di atas tidak adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.

 Kasasi

Pada tahun 2014 Perkara gugatan dan permohonan perdata yang diputus sebanyak 275 perkara dan yang mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 275 perkara.

(30)

24

Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima hasil putusan persidangan.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut :

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Gugatan dan Permohonan 0 % 0 % 100 % 0 %

Berdasarkan data tersebut di atas tidak adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.

 Peninjauan Kembali

Pada tahun 2014 Perkara gugatan dan permohonan perdata yang diputus sebanyak 275 perkara dan yang mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 275 perkara.

Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima hasil putusan persidangan.

Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut :

Jenis Perkara

Tahun

2014 2013

Realisasi Target Realisasi Target

Gugatan dan Permohonan 0 % 0 % 100 % 0 %

(31)

25

Berdasarkan data tersebut di atas tidak adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

100 % 0 % 100 %

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100 % 100 % 100 %

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak.

100 % 100 % 100 %

d. Persentase penyitaan tepat

waktu dan tempat 100 % 0 % 100 %

a. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

Pada Tahun 2014 jumlah perkara yang mengajukan banding, kasasi dan peninjauan kembali di Pengadilan Agama Natuna tidak ada. Realisasi Prosentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan peninjauan kembali yang disampaikan secara lengkap adalah 0 % dari target 100 % yang telah ditetapkan di Tahun 2014.

Pencapaian persentase berkas yang diajukan kasasi yang disampaikan secara lengkap adalah 100%. Sehingga dapat disimpulkan target Pengadilan Agama Natunauntuk melakukan pemberkasan terhadap perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali

(32)

26

pada Tahun 2014 sudah terpenuhi karena tidak ada upaya hukum tersebut nihil pada tahun 2014.

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

Pada Tahun 2014 jumlah perkara yang terdaftar dalam buku register Pengadilan Agama Natuna adalah 267 perkara dan sisa perkara tahun 2013 berjumlah 30 perkara sehingga total jumlah perkara yang siap untuk didistribusikan ke majelis hakim sebanyak 297 perkara. Pada Tahun 2014 terhadap perkara tersebut telah diterbitkan Penetapan Majelis Hakim (PMH) secara keseluruhan, sehingga dapat diartikan bahwa pada Tahun 2014 realisasi persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim adalah 100% dari 100% target yang telah ditetapkan pada Tahun 2014.

Pencapaian persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Hakim pada Tahun 2014 adalah 100%. Pencapaian Pengadilan Agama Natuna pada Tahun 2014 ini menggambarkan bahwa Pengadilan telah melaksanakan tugas sebagaimana mestinya terhadap perkara yang masuk dan mendistribusikannya ke Majelis hakim untuk proses pemeriksaan.

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

Berdasarkan Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama Edisi Revisi Tahun 2013 pada poin tentang pemanggilan para pihak menyebutkan bahwa

“Atas perintah Ketua Majelis, Jurusita / Jurusita Pengganti melakukan pemanggilan terhadap para pihak atau kuasanya secara resmi dan patut, Tenggang waktu antara panggilan para pihak dengan hari sidang minimal 3 (tiga) hari kerja”.

Pada Tahun 2014 pada Pengadilan Agama Natuna terdapat kurang lebih 809 surat panggilan sidang dan pemberitahuan dari jumlah tersebut seluruh surat panggilan dan pemberitahuan sudah disampaikan kepada para pihak berperkara sesuai peraturan yang berlaku, sehingga realisasi persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak pada Tahun 2014 adalah 100%

dari 100% target yang telah ditetapkan.

Pencapaian prosentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak Tahun 2014 pada Pengadilan Agama Natuna adalah 100%. Hal ini menggambarkan jurusita/jurusita pengganti Pengadilan Agama Natuna telah

(33)

27

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik karena Pencapaian prosentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak telah mencapai target ditetapkan.

d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna tidak ada menerima permohon Sita. Hal ini dapat diketahui bahwa realisasi atas Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 0% dari 100% target yang ditetapkan. Pencapaian persentase penyitaan tepat waktu dan tempat Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100%.

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna memproses 297 perkara yang terdiri dari penerimaan Tahun 2014 berjumlah 267 perkara dan sisa perkara tahun 2013 berjumlah 30 perkara. Jumlah majelis hakim yang di bentuk oleh Ketua Pengadilan Agama Natuna sebanyak 5 majelis Hakim. Sehingga jika dibandingkan antara jumlah Majelis hakim dengan jumlah perkara adalah 1 : 59.

Pada Tahun 2014 rata-rata setiap Majelis Hakim memeriksa sebanyak 59 perkara.

Jumlah hakim pada Pengadilan Agama Natuna pada Tahun 2014 selalu berubah-ubah karena ada mutasi hakim baik keluar maupun masuk namun rata-rata jumlah hakim sebanyak 8 orang termasuk ketua dan wakil ketua Pengadilan Agama Natuna.

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan

Pengukuran terhadap indikator Prosentase responden yang puas terhadap proses peradilan pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 ini berdasarkan beberapa surveydan dari catatan surat masuk maupun kotak saran yang di sediakan diruang tunggu kantor Pengadilan Agama Natuna belum ada masyarakat yang menyatakan tidak puas atas proses peradilan yang diselenggarakan oleh Pengadilan Agama Natuna. Sehingga kami menilai dan menyimpulkan saat ini realisasi persentase responden yang puas terhadap proses peradilan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100% dari 100% target yang telah ditetapkan.

Pencapaian persentase responden yang puas terhadap proses peradilan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100% dari target yang telah ditetapkan.

(34)

28

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).

Peradilan agama memberikan perhatian yang sangat serius terhadap akses keadilan bagi semua, terutama bagi masyarakat miskin. Untuk memperluas akses terhadap keadilan bagi masyarakat miskin diperlukan kemauan politik dari negara dan pemimpinnya, juga kemampuan sumber daya politik masyarakat untuk mendorong perluasan dan keterbukaan akses ini. Minimal ada tiga prasyarat yang harus dipenuhi bagi penyediaan bantuan hukum untuk meningkatkan akses kepada keadilan: Pertama, mewujudkan prinsip „wajib‟ (compulsory) dan cuma-Cuma (free of charge) atau sekurang-kurangnya prinsip affordabilitas (keterjangkauan secara ekonomi) dalam pemenuhan akses masyarakat miskin atas keadilan. Kedua, masyarakat miskin dapat mempertahankan dan memperjuangkan hak konstitusional dan hak hukumnya, tanpa terdiskriminasi karena

„kemiskinannya.‟ Ketiga, orang yang tidak mampu, termasuk penyandang disabilitas, tidak menerima hambatan dan sebaliknya difasilitasi untuk memperoleh sumber daya hukum yang sama dengan orang kaya atau orang mampu lainnya. Peradilan agama dalam usahanya meningkatkan akses atas keadilan, telah, sedang dan akan menjalankan tiga program utama, yakni:

1. Pembebasan Biaya Perkara (Fasilitas Prodeo).

2. Pengadaan Sidang Keliling.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan 100 % 100 % 100 % b. Persentase perkara yang

dapat diselesaikan dengan cara zittingplaatz

c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

100 %

100 %

100 %

47 %

100 %

47 %

(35)

29

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

Berdasarkan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 Pasal 60B dan 60C bahwa

“Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu, Pihak yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan tempat domisili yang bersangkutan”.

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna menerima perkara prodeo berjumlah 3 perkara. Dari jumlah tersebut yang sudah selesei sebanyak 3 perkara sehingga realisasi persentase perkara prodeo yang diselesaikan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100% dari target 100% yang telah ditetapkan.

Pencapaian persentase perkara prodeo yang diselesaikan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100%.

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zittingplaatz

Dikarenakan kondisi geografis wilayah yursidiksi Pengadilan Agama Natuna yang terdiri dari kepulauan dengan sarana transportasi yang masih terbatas dan jarak tempuh yang memakan waktu lama, sehingga diperlukannya penyelesaian perkara secara zittingplaatz (sidang keliling).

Selama tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna melaksanakan kegiatan zittingplaatz atau sidang keliling untuk 6 kecamatan yang dari 12 kecamatan yang ada di wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna dan telah menerima 95 Perkara dan telah menyelesaikan sebanyak 93 perkara dan sisa 3 perkara.

sehingga realisasi persentase penyelesaian perkara dengan cara zittingplaatz yang diselesaikan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 98% dari target 100%

yang telah ditetapkan.

Pencapaian persentase perkara prodeo yang diselesaikan Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 98%. Hal ini disebabkan karena penerimaan perkara tersebut pada bulan November 2014 dan salah satu pihak tidak diketahui alamatnya diwilayah Republik Indonesia.

c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online

Situs http://www.Infoperkara.badilag.net adalah suatu web portal informasi yang berisikan content peradilan agama seluruh indonesia. Kebijakan Badan Peradilan Agama (BADILAG) MA RI mengintruksikan bahwa seluruh satuan kerja pengadilan agama setiap hari agar selalu mengupdate data content perkara baik perkara.

(36)

30

Sehingga para percari keadilan dengan mudah mencari informasi perkembangan perkaranya seperti tentang tanggal daftar, tanggal penetapan majelis hakim, tanggal penetapan hari sidang, tanggal sidang, data keuangan dan data amar putusan serta data-data lain dapat dilihat di portal tersebut dan dapat pula diakses melalui situs resmi Pengadilan Agama Natuna yaitu http://www.pa-natuna.net.

Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna jumlah perkara yang telah diputus berjumlah 226 perkara. Dari jumlah tersebut amar putusan yang telah dipublis web portal infoperkara dan situs resmmi Pengadilan Agama Natuna tersebut sebanyak 107 perkara. Realisasi Prosentase amar putusan perkara yang dapat diakses secara online pada Pengadilan Agama Natuna tahun 2014 adalah 47% dari target 100% yang telah ditetapkan. Sehingga pencapaian Realisasi persentase putusan yang dapat diakses secara on line pada Pengadilan Agama Pekanbaru tahun 2014 adalah 47%.

Hal ini disebabkan keterbatasan personil karena seringnya terjadi gangguan internet di Pengadilan Agama Natuna

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang

ditindaklanjuti

100 % 0 % 100 %

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna tidak ada menerima permohonan eksekusi perkara. Sehingga realisasi persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100% dari 0% target yang telah ditetapkan.

(37)

31

Pencapaian persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100%. Hal ini menggambar bahwa kepatuhan terhadap putusan Pengadilan Agama Natuna sudah baik.

6. Meningkatnya kualitas pengawasan

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya kualitas pengawasan

b. Persentase pengaduan

masyarakat yang

ditindaklanjuti

c. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100 %

100 %

0 %

100 %

100 %

100 %

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti

Pada Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna tidak ada menerima pengaduan dari masyarakat dan dari lembaga ombudsman. Sehingga realisasi persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 0% dari target 100% yang telah ditetapkan.

Pencapaian persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti pada Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah 100%. Hal ini menggambarkan kualitas pengawasan di Pengadilan Agama Pekanbaru sudah berjalan cukup baik.

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti

Pada Tahun 2013 Pengadilan Agama Pekanbaru tidak ada temuan dari hasil pemeriksaan eksternal baik yang dilakukan oleh Komisi Yudisial, Badan Pemeriksa Keuangan atau lembaga eksternal lainnya tentang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Pekanbaru.

(38)

32

Kondisi ini menggambarkan tidak dapat dilakukan pengukuran atas target indikator yang ditetapkan karena tidak adanya temuan yang akan ditindak lanjuti. Sementara target yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama Pekanbaru adalah 100% atau dapat diartikan Pengadilana Agama Pekanbaru menetapkan atau berkomitmen untuk menindak lajuti secara keseluruhan terhadap temuan hasil pemeriksaan eksternal yang akan muncul pada Tahun 2013.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pengelolaan keuangan di Pengadilan Agama Natuna tahun 2014 di kelola oleh suatu tim yaitu Tim Pengelola Keuangan, yang terdiri dari :

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yaitu : Drs. Ishak 2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu : Yendri Elvi, S.Si 3. Bendahara Pengeluaran yaitu : Fajar Musodiq, S.Sy 4. Penandatangan SPM yaitu : Taufik

5. Pembuat Daftar Gaji yaitu : Syahrul Zamri 6. Staff Keuangan : Amal Hayati

7. Bendahara Penerimaan : Taufik

Sebagaimana telah dipaparkan pada bab satu, bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Agama Natuna didukung oleh 3 (tiga) Program Utama sesuai tertera dalam DIPA 2014, terdiri dari DIPA Dirjen Badan Peradilan Agama dan DIPA Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung yang mana rincian ke-3 program utama tersebut sebagai berikut :

No Uraian Anggaran

1 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (DIPA BADILAG)

Rp. 81.718.000,-

2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung (DIPA BUA)

Rp. 2.512.029.000,-

3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung (DIPA BUA)

Rp. 185.000.000,-

(39)

33

Realisasi dari ketiga program kegiatan tersebut adalah sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini :

1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (DIPA BADILAG)

No Pagu Realisasi Sisa Capaian

1 Rp. 81.718.000,- Rp. 77.916.000,- Rp. 3.802.000,- 95,35 %

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung (DIPA BUA)

No Pagu Realisasi Sisa Capaian

1 Rp. 2.697.029.000,- Rp. 2.716.532.472,- Rp. (19.503.472,-) 100,72 %

Dalam program ini terdapat kekurangan pagu anggaran yaitu pada belanja pegawai.

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung (DIPA BUA)

No Pagu Realisasi Sisa Capaian

1 Rp. 185.000.000,- Rp. 183.500.000,- Rp. 1.350.000,- 99,27 %

(40)

34

BAB IV KESIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Pengadilan Pengadilan Agama Natuna, dan LAKIP ini merupakan wujud Tranparansi dan Akuntabilitas Pengadilan Agama Natuna dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta kewajiban yang diembannya.

Laporan ini sangat jauh dari sempurna dalam penyajian Prinsip Tranparansi dan Akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun kami mengharapkan masyarakat atau pihak yang berkepentingan bisa mendapat gambaran tentang hasil yang telah dicapai oleh Pengadilan Agama Natuna dalam melakukan berbagai kegiatan baik yang berkaitan dengan Tugas Pengadilan Agama Natuna dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat pencari keadilan.

Mudah-mudahan dimasa datang dengan masukan dari masyarakat atau pihak yang berkepentingan terhadap LAKIP ini, penyempurnaan akan terus dilakukan.

Sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman, Pengadilan Agama Natuna telah berupaya untuk mewujudkan Pengadilan yang bersih, merdeka, bebas dari Pengaruh kekuasaan eksekutif dan legislative, dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat pencari keadilan, baik dari segi kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat dan biaya ringan.

Namun disadari juga bahwa upaya tersebut belum seluruhnya mencapai hasil yang maksimal, namun kami dapat memastikan apa yang dilakukan telah diusahakan semaksimal mungkin berjalan pada alur dan jalur yang benar, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Upaya berkelanjutan tetap akan dilakukan dalam rangka terpenuhi dan terujudnya pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pengadilan Agama Natuna sebagaimana diharapkan.

Penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis, diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara umum pencapaian IKU pada tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan, kecuali beberapa IKU yang berada dibawah target. Dari 21 IKU Pengadilan Agama Natuna terdapat 17 IKU mencapai target dan 4 IKU kurang dari target.

Penerapan manajemen kinerja Pengadilan Agama Natuna telah berjalan baik walaupun masih butuh banyak penyempurnaan. Segala upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja peradilan lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah target terus dilakukan

(41)

35

evaluasi. Untuk itu, Pengadilan Agama Natuna akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, sehingga diharapkan di masa yang akan datang Pengadilan Agama Natuna menjadi organisasi yang berkinerja tinggi.

Kiranya LAKIP Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Carstensen dan Schmidt (1999) groupware merupakan bagian dari CSCW 5. Para peneliti menilai bahwa CSCW dan groupware membahas tentang

Konsep yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah komunikasi pemasaran dengan one to one marketing membina customer relationship management untuk focus pada

Halaman Edit Profile akan menampilkan kolom-kolom yang dapat diisi oleh project leader, hal ini sesuai dengan apakah project leader ingin mengubah atau tidak beberapa

Dalam perhitungan Nilai Pasar Wajar Surat Berharga Negara yang menjadi Portofolio Efek Reksa Dana Terproteksi, Manajer Investasi dapat menggunakan metode harga

Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan penurunan pada perdagangan kemarin juga akan menjadi

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “RANCANG

Nasal wash bottle merupakan salah satu alat yang sering digunakan untuk mencuci hidung. Namun di pasaran, harga alat ini kurang terjangkau sehingga kurang dapat

Tujuan yang ingin dicapai dalam pene - litian ini adalah untuk mengetahui macam HKI yang dapat melindungi karya perem - puan perajin batik Imogiri, mengidentifikasi kendala