BAB I PENDAHULUAN
D. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk melaksanakan Tugas Pokok, Fungsi Pengadilan Agama Natuna tersebut, di bawah ini adalah Struktur Organisasi Pengadilan Agama Natuna :
4
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :
- Kata Pengantar - Ringkasan Eksekutif - Daftar Isi
- Bab I
Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi, Struktur Organisasi serta sistematika penulisan.
- Bab II
Rencana Strategik, dijelaskan mengenai rencana strategik dan rencana kinerja. Disini akan dijelaskan tujuan dan sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi dan misi Pengadilan Agama Natuna tahun 2015-2019.
- Bab III
Akuntabilitas Kinerja, diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi serta analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil.
- Bab IV
Penutup, mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pengadilan Agama Natuna serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun mendatang.
- LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Indikator Kinerja Utama - Penetapan Kinerja Tahun 2015 - Rencana Kinerja Tahun 2016
- Matriks Rencana Strategis 2015-2019
- SK Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
5
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Pengadilan Agama Natuna Tahun 2010 – 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Natuna diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 – 2014.
1. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna.
Adapun visi dari Pengadilan Agama Natuna adalah:
“Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung Di Lingkungan Pengadilan Agama Natuna”
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Natuna menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat
3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien
4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien
6
5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Agama Natuna. Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan
3. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Natuna dapat memenuhi butir 1 dan 2 di atas Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Natuna adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Agama Natuna didukung oleh 3 (tiga) Program Utama sesuai tertera dalam DIPA Tahun 2014, terdiri dari DIPA Dirjen Badan Peradilan Agama dan DIPA Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung.
Rincian ke-3 program utama tersebut sebagai berikut :
No Uraian Anggaran
1 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (DIPA BADILAG)
Rp. 81.718.000,-
2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung (DIPA BUA)
Rp. 2.512.029.000,-
7
3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung (DIPA BUA)
Rp. 185.000.000,-
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuik
mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan akseptbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Agama Natuna dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :
1. Penyelesaian Perkara Perdata : Gugatan dan Permohonan 2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata : Gugatan dan Permohonan
3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Pelaksanaan Kegiatan Sidang Keliling, Penanganan Perkara Prodeo dan Terpinggirkan.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung bertujuan tersedianya gaji dan tunjangan, biaya operasional perkantoran maupun biaya non operasional untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Natuna berupa :
Pembayaran gaji dan tunjangan secara rutin, yang mana dapat mendukung peningkatan kinerja aparatur lembaga peradilan Agama;
Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, yang dapat dioptimalkan dengan langganan daya dan jasa, penyediaan ATK operasional, perawatan dan pemeliharaan halaman kantor, kendaraan dinas, dll, sehingga mendukung kenyamanan dan ketentraman aparatur dalam melaksanakan tugas penegakan hukum ;
Pembinaan dan Konsultasi, merupakan pendukung dalam peningkatan sumber daya manusia, yang lebih terarah kepada para pejabat dan pegawai baik struktural maupun fungsional dalam menunjang pelaksanaan tugas;
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
8
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Agama Natuna berupa Kendaraan Dinas Roda 4.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatnya penyelesaian perkara (jenis perkara)
a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi
b. Persentase mediasi yang menjadi : - Akta perdamaian
c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
d. Persentase perkara yang diselesaikan
e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
- Banding - Kasasi
9
- Peninjauan Kembali
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas perkara yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara
f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan dengan zittingplaatz
c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
10
C. PENETAPAN KINERJA
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Natuna, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014
Rencanaan Kinerja Tahunan (RKT) merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2010-2014. Rencanaan Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 di susun pada awal tahun 2013 sebelum PAGU anggaran disetujui dan dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun Rencana Kerja & Anggaran (RKA) tahun berikutnya.
Rencana Kinerja (RKT ) Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi
100%
b. Persentase mediasi yang menjadi :
- Akta perdamaian 4%
c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%
d. Persentase perkara yang diselesaikan
92%
e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal 5 bulan 91%
f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu lebih dari 5 bulan 5%
2. Peningkatan
akseptabilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
- Banding - Kasasi
- Peninjauan Kembali
100 %
11
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
100%
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
100%
c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
100%
d. Persentase penyitaan tepat waktu 100%
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 100%
f. Persentase responden yang puas terhadap
proses peradilan 100%
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100%
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan zittingplaatz
c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti
100%
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti
100%
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan
eksternal yang ditindaklanjuti. 100%
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Natuna, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
12
Penetapan Kinerja Tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna, sebagai berikut:
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
g. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi
100%
h. Persentase mediasi yang menjadi :
- Akta perdamaian 3%
i. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%
j. Persentase perkara yang diselesaikan
92%
k. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal 5 bulan 88%
l. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu lebih dari 5 bulan 4%
2. Peningkatan
akseptabilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
g. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
100%
h. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
100%
i. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
100%
j. Persentase penyitaan tepat waktu 100%
k. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1%
l. Persentase responden yang puas terhadap
proses peradilan 100%
d. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100%
e. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan zittingplaatz
f. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online
100%
100%
5. Meningkatnya kepatuhan terhadap
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap
100%
13
putusan pengadilan. yang ditindaklanjuti
6. Meningkatnya kualitas pengawasan
c. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti
100%
d. Persentase temuan hasil pemeriksaan
eksternal yang ditindaklanjuti. 100%
Jumlah Anggaran : Rp. 81.718.000,- (delapan puluh satu juta tujuh ratus delapan belas ribu rupiah)
14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Natuna tahun 2014, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini.
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Meningkatnya
penyelesaian perkara
a. Persentase perkara yang dilakukan
Mediasi 100 % 21 % 100 %
b. Persentase mediasi yang menjadi :
- akta perdamaian 3 % 2 % 67 %
c. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100 % 100 % 100 %
d. Persentase perkara yang 92 % 92 % 100 %
15
diselesaikan
e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
88 % 89 % 100 %
f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
100 % 100 % 100 %
c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak.
100 % 100 % 100 %
d. Persentase penyitaan tepat waktu dan tempat
16 diselesaikan dengan cara zittingplaatz
c. Persentase putusan perkara perdata yang dapat diakses secara online
a. Persentase pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti 100 % 0 % 100 % b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
100 % 100 % 100 %
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja Pengadilan Agama Natuna Tahun 2014 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Agama Natuna telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya penyelesaian perkara
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN
a. Persentase perkara yang dilakukan Mediasi 100 % 21 % 100 % b. Persentase mediasi yang menjadi akta
3 % 2 % 67 %
17
perdamaian
c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100 % 100 % 100 % d. Persentase perkara yang diselesaikan 92 % 92 % 100 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal 5 bulan
88 % 89 % 100 %
f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
4 % 4 % 100 %
1. Persentase mediasi dan Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian
Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2009 tentang Mediasi bahwa perkara gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.
Pada tahun 2014 Pengadilan Agama Natuna menerima gugatan perkara perdata sebanyak 203 perkara dari jumlah gugatan perkara perdata tersebut yang menjadi akta perdamaian hanya 1 perkara. Hal ini dikarenakan perkara gugatan perdata yang masuk hanya sebagian kecil yang dapat diselesaikan secara mediasi dan menjadi akta perdamaian.
Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi tidak tercapai, Karena para pihak yang berperkara tidak mau untuk berdamai, dimana para pihak bersikeras dengan prinsip dan pemikiran masing-masing serta salah pihak tergugat datau termohon tidak pernah hadir didalam persidangan hingga perkara tersebut diputus secara verstek.
Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian sebagai berikut :
Jenis Perkara
Tahun
2014 2013
Realisasi Target Realisasi Target
Perdata Gugatan 2 % 3 % 2 % 4 %
18
Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian dari capaian tahun 2010 sampai dengan capaian tahun 2014.
Kedepannya diharapkan peran mediator yang ditunjuk untuk itu akan bekerja lebih optimal, karena semakin banyak perkara yang bisa diselesaikan secara mediasi akan semakin meningkat kinerja Pengadilan dalam menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya, dengan tingkat kepuasan yang tinggi.
2. Persentase sisa perkara yang diselesaikan:
Perkara gugatan dan permohonan perdata yang masuk tahun 2014 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan Desember 2014 dan baru disidangkan pada Tahun 2015, sedangkan yang masuk di bawah bulan Desember masih dalam tahapan pemeriksaan
Sisa perkara gugatan dan permohoman perdata Tahun 2013 sebanyak 30 perkara dan pada Tahun 2014 diselesaikan seluruhnya sebanyak 30 perkara sehingga capaiannya 100%.
Penyelesaian sisa perkara Tahun 2013 yang diselesaikan pada tahun 2014 mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 % menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Agama Natuna telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya.
Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:
Jenis Perkara
Tahun 2014 Capaian %
2013 Capaian %
Gugatan dan Permohonan 100 % 100 %
3. Persentase perkara yang diselesaikan:
Perkara yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 267 perkara, dan perkara yang diselesaikan sebanyak 245 perkara dan sisa sebanyak 22 perkara capaian tingkat penyelesaian perkara 92 %.
19
Target penyelesaian perkara Tahun 2014 ini dapat dicapai dan sisa perkara merupakan perkara ghaib dan perkara terdaftar pada akhir tahun 2014 yang masih dalam tahapan pemeriksaan, tahap sidang I serta tahapan sidang lanjutan.
Sebagai bahan perbandingan persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut:
Perkara
2014 2013
Masuk selesai Capaian masuk Selesai Capaian Gugatan dan
Permohonan
267 245 92 % 352 343 92%
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014 tidak mengalami perubahan.
4. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan.
Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI nomor 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama, bahwa batas waktu dalam penyelesaian perkara harus selesai 5 bulan.
Keadaan Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
No Bulan Putus
1. Januari 16 Perkara 2. Pebruari 14 Perkara
3. Maret 19 Perkara
4. April 31 Perkara
5. Mei 49 Perkara
6. Juni 21 Perkara
20
7. Juli 14 Perkara
8. Agustus 2 Perkara 9. September 34 Perkara 10. Oktober 21 Perkara 11 Nopember 15 Perkara 12. Desember 29 Perkara
Jumlah 265 Perkara
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan sebanyak 265 perkara.
Hal ini dikarenakan :
1. Domisili salah satu Pihak berada diluar wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna 2. Para pihak setelah dipanggil secara sah dan patut sering tidak hadir di persidangan
sehingga mengakibatkan ditundanya persidangan.
3. Ada Tergugat yang berada diluar wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna setelah dilakukan bantuan panggilan ternyata tidak berdomisili sesuai dengan keterangan yang diberikan.
Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan, sebagai berikut:
Jenis Perkara
Tahun
2014 2013
Realisasi Target Realisasi Target
Gugatan dan Permohonan 89 % 88% 90 % 86 %
Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.
21
5. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan.
Keadaan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
No Bulan Putus
1. Januari 0 Perkara
2. Pebruari 1 Perkara
3. Maret 1 Perkara
4. April 1 Perkara
5. Mei 0 Perkara
6. Juni 0 Perkara
7. Juli 1 Perkara
8. Agustus 2 Perkara
9. September 0 Perkara
10. Oktober 1 Perkara
11 Nopember 2 Perkara
12. Desember 1 Perkara
Jumlah 10 Perkara
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan sebanyak 10 perkara dan capaiannya 4 %.
Hal ini dikarenakan :
1. Terdapat perkara yang diajukan olehh Pegawai Negeri Sipil namun lamanya atau tidak diperolehnya Surat Ijin Dari Atasan.
2. Biaya perkara habis, setelah aanmaning penggugat tidak melakukan penambahan panjar biaya perkara walaupun sudah diberi pemberitahuan dan peringatan.
Sebagai bahan perbandingan Persentase yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan, sebagai berikut :
22
Tingkat Penyelesaian Perkara
Diputus s/d 3 Bulan Diputus 3 s/d 5 Bulan Diputus Lebih Dari 5 Bulan
Belum Diputus Lebih Dari 5 Bulan
Jenis Perkara
Tahun
2014 2013
Realisasi Target Realisasi Target
Gugatan dan Permohonan 4 % 4 % 5 % 2 %
Berdasarkan data tersebut di atas adanya penurunan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan dari capaian tahun 201 dengan capaian tahun 2014.
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Peningkatan aksepbilitas
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum: 0 % 0 % 100 % akuntabilitas kinerja pada perkara
bulan dari capaian tahun 2013
23
putusan Hakim
- Banding - Kasasi
- Peninjauan Kembali
Selama tahun 2014 di Pengadilan Agama Natuna tidak ada yang mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum:
Banding
Pada tahun 2014 Perkara gugatan dan permohonan perdata yang diputus sebanyak 275 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 275 perkara.
Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima hasil putusan persidangan.
Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut :
Jenis Perkara
Tahun
2014 2013
Realisasi Target Realisasi Target
Gugatan dan Permohonan 0 % 0 % 100 % 0 %
Berdasarkan data tersebut di atas tidak adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dari capaian tahun 2013 dengan capaian tahun 2014.
Kasasi
Pada tahun 2014 Perkara gugatan dan permohonan perdata yang diputus sebanyak 275 perkara dan yang mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 275 perkara.
24
Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima
Adapun hal-hal yang tidak mengajukan upaya hukum karena para pihak menerima