• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP 2014 PT BANDUNG(ok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP 2014 PT BANDUNG(ok)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

TAHUN 2015-2019

▸ Baca selengkapnya: pt pps bandung

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya telah tersusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2014 Pengadilan Tinggi Bandung.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014,

selain menguraikan capaian kinerja tahun 2014 juga menguraikan tentang

Pencapaian Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung selama 5 (lima)

tahun terakhir sebagaiman tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi

Bandung Tahun 2009 - 2014.

Dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2014, diharapkan Pengadilan Tinggi Bandung dapat memberikan

informasi, gambaran dan manfaat yang nyata, akurat, relevan dan transparan

kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Sangat disadari bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2014 ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran

sangat diharapkan untuk perbaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang

tulus disampaikan kepada semua pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran

sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini

dapat tersusun.

Akhir kata, kami berharap agar Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja

dan media evaluasi untuk menilai kinerja bagi aparatur Pengadilan Tinggi Bandung.

KETUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 2

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini

merupakan laporan kinerja yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengadilan Tinggi

Bandung selama Tahun Anggaran 2014 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

sebagai Peradilan Tingkat Banding dan sesuai dengan Visi Mahkamah Agung RI

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”.

Visi tersebut dijabarkan dalam sebuah Rencana Strategis Tahun 2009 -

2014, disertai dengan penyampaian Penetapan Kinerja Tahun 2014, Rencana

Kinerja Tahunan Tahun 2015, Penetepan Kinerja tahun 2015 dan Rencana Kinerja

Tahun 2016 yang kesemuanya terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 pada Pengadilan Tinggi Bandung.

Dalam pencapaian Visi tersebut Pengadilan Tinggi Bandung mempunyai

tujuan:

1.

Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pencari keadilan.

2.

Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

3.

Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Bandung dan Pengadilan Tingkat

Pertama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

Tujuan tersebut dijabarkan dalam 6 (enam) sasaran kinerja utama yang

dijabarkan dalam suatu analisis akuntabilitas kinerja.

Selanjutnya laporan akuntabilitas keuangan Pengadilan Tinggi Bandung

yang berisi realisasi DIPA Badan Urusan Administrasi Tahun Anggaran 2014

dengan persentase capaian serapan anggaran sebesar

99,49% sedangkan

persentase capaian serapan anggaran untuk DIPA Dirjen Badan Peradilan Umum

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..

1

IKHTISAR EKSEKUTIF ……….

2

DAFTAR ISI ……….

3

5.

BAB I

PENDAHULUAN ………..

5

A.

Latar Belakang ……….

5

B.

Tugas Pokok dan Fungsi Instansi ……….

7

C.

Dasar Hukum Penyusunan LAKIP ………

8

D.

Sistematika Penyajian Laporan ……….

8

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ………

10

A.

Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung …………

12

B.

Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2014 …..

14

C.

Penetapan Kinerja Tahun 2014 ……….

15

D.

Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015 …..

16

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA ………..

18

A.

Akuntabilitas Kinerja ………....

18

.

1.

Pengukuran Kinerja Kegiatan ………..

18

2.

Pengukuran Pencapaian Sasaran ………...

20

B.

Analisis Akuntabilitas Kinerja ………..………..

21

1.

Sasaran Meningkatnya Penyelesaian Perkara ………….

21

2.

Sasaran Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim …..

31

3.

Sasaran

Peningkatan

Efektifitas

Pengelolaan

Penyelesaian Perkara……….

31

4.

Sasaran

Peningkatan

Aksesbilitas

Masyarakat

Terhadap Peradilan (

Access to Justice

) ……….…

33

5.

Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan …………

34

6.

Sasaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ... 34

C.

Akuntabilitas Keuangan ………..

35

BAB IV PENUTUP ………..

38

A.

Keberhasilan ……….

38

B.

Hambatan / Masalah ………...

38

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 4

LAMPIRAN - LAMPIRAN :

1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Bandung

2. Data Majelis Hakim Perkara Pidana

3. Data Majelis Hakim Perkara Perdata

4. Data Majelis Hakim Perkara Tipikor

5. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung

6. SK. Penetapan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung

7. Rencana Kinerja Tahun 2014

8. Penetapan Kinerja Tahun 2014

9. Surat Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2014

10. Matriks Rencana Strategis Tahun 2009 - 2014 Pengadilan Tinggi Bandung

11. Rencana Kinerja Tahun 2015

12. Penetapan Kinerja Tahun 2015

13. Surat Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2015

14. Matriks Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 Pengadilan Tinggi Bandung

15. Rencana Kinerja Tahun 2016

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Bandung

dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan

Peradilan Tingkat Banding, baik yang bersifat administratif, keuangan dan

organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI

Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat

Mahkamah Agung RI. Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu

institusi

negara/kepemerintahan

sesuai

dengan

Ketetapan

Majelis

Permusyawaratan Rakyat Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan

tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber

dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Untuk

itulah Pengadilan Tinggi Bandung membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Sebelum Pengadilan Tinggi Bandung dibentuk adalah merupakan

wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta, namun setelah terbit

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 11 Maret 1969 tentang Pembentukan

Pengadilan Tinggi Bandung, maka Pengadilan Tinggi Bandung meliputi wilayah

hukum Provinsi Jawa Barat termasuk wilayah Banten, kemudian pada tahun

2004 dibentuk pula Pengadilan Tinggi Banten yang meliputi wilayah Provinsi

Banten.

Kantor Pengadilan Tinggi Bandung terletak di Jalan Surapati Bo. 47

Bandung. Gedung kantor ini berlantai 4 (empat) dengan luas tanah keseluruhan

1.575 m² dengan status pinjam pakai dari Pemerintah Kota Bandung dan luas

bangunan sekitar 2.050 m². Disamping itu Pengadilan Tinggi Bandung memiliki

gedung kantor baru di Jalan Cimuncang No. 21 D Bandung, telah selesai

dibangun namun belum diresmikan.

Berdasarkan Bezeting periode 31 Desember 2014, jumlah pegawai

pada Pengadilan Tinggi Bandung sebanyak 104 (seratus empat) orang

dengan rincian sebagai berikut :

No

Tenaga Teknis

Jumlah

(orang)

Keterangan

1

Ketua

1

Aktif

2

Wakil Ketua

1

Aktif

3

Hakim Tinggi

23

Aktif

4

Hakim Ad Hoc Tipikor

4

Aktif

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 6

6

Panitera / Sekretaris

1

Aktif

7

Wakil Panitera

1

Aktif

8

Wakil Sekretaris

1

Aktif

9

Panitera Muda

4

Aktif

10

Kepala Sub Bagian

3

Aktif

11

Panitera Pengganti

25

Aktif

12

Staf Pelaksana

37

Aktif

Jumlah

104

Untuk tenaga kontrak atau pekerja tidak tetap di Pengadilan Tinggi

Bandung adalah berjumlah 18 (delapan belas) orang, terdiri dari 4 (empat)

orang tenaga

security

/satpam, 4 (empat) orang tenaga supir dan 10 (sepuluh)

orang tenaga pramusaji.

Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Bandung meliputi 18 (delapan belas)

Pemerintah Kabupaten dan 9 (sembilan) Pemerintah Kota di seluruh Provinsi

Jawa Barat dengan Pengadilan Tingkat Pertama yang wilayah hukumnya

adalah sebagai berikut :

No

Satuan Kerja

Wilayah Hukum

1

Pengadilan Tinggi Bandung

Provinsi Jawa Barat

2

Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus

Bandung

Kota Bandung

3

Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus

Bekasi

Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

4

Pengadilan Negeri Kelas I A Bale

Bandung

Kabupaten Bandung, Kabupaten

Bandung Barat, Kota Cimahi

5

Pengadilan Negeri Kelas I B Bogor

Kota Bogor

6

Pengadilan Negeri Kelas I B Sukabumi

Kota Sukabumi

7

Pengadilan Negeri Kelas I B Cianjur

Kabupaten Cianjur

8

Pengadilan Negeri Kelas I B Karawang

Kabupaten Karawang

9

Pengadilan Negeri Kelas I B Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya, Kabupaten

Tasikmalaya

10

Pengadilan Negeri Kelas I B Indramayu

Kabupaten Indramayu

11

Pengadilan Negeri Kelas I B Cirebon

Kota Cirebon

12

Pengadilan Negeri Kelas I B Cibinong

Kabupaten Bogor

13

Pengadilan Negeri Kelas I B Sumber

Kabupaten Cirebon

14

Pengadilan Negeri Kelas I B Purwakarta

Kabupaten Purwakarta

15

Pengadilan Negeri Kelas I B Cibadak

Kabupaten Sukabumi

16

Pengadilan Negeri Kelas I B Depok

Kota Depok

17

Pengadilan Negeri Kelas II Garut

Kabupaten Garut

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 7

Jumlah Pengadilan Tingkat Pertama tersebut di atas tidak sesuai

dengan yang seharusnya, yaitu dimana setiap Kabupaten/Kota terdapat satu

Pengadilan Tingkat Pertama. Hal tersebut terlihat dari luas wilayah kerja yang

ditangani terutama pada Pengadilan Negeri Bekasi yang wilayah kerjanya

terdiri dari 2 (dua) Kota/Kabupaten, Pengadilan Negeri Bale Bandung yang

wilayah kerjanya terdiri dari 3 (tiga) Kota/Kabupaten, Pengadilan Negeri

Tasikmalaya yang wilayah kerjanya terdiri dari 2 (dua) Kota/Kabupaten dan

Pengadilan Negeri Ciamis yang wilayah kerjanya terdiri dari 3 (tiga)

Kota/Kabupaten.

Disamping hal tersebut Pengadilan Tinggi Bandung telah mengusulkan

kenaikan kelas untuk setiap Pengadilan tingkat pertama di wilayah jawa

Barat.

B.

Tugas Pokok dan Fungsi Instansi

Pengadilan Tinggi Bandung merupakan lingkungan peradilan umum di

bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang

merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan. Pengadilan Tinggi sebagai kawal depan (

Voorj Post

) Mahkamah

Agung RI.

Pengadilan Tinggi Bandung sebagaimana Pengadilan Tinggi lainnya

mempunyai tugas pokok yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan memutus

perkara banding yang masuk.

Adapun fungsi Pengadilan Tinggi Bandung antara lain :

1.

Fungsi mengadili (Judicial Power), yakni menerima, memeriksa, mengadili

dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

dalam tingkat banding.

2.

Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan

petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik

menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi

umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan.

3.

Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Panitera

Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar

peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap

pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan.

4.

Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang

hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 8 6.

Fungsi Lainnya :

Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya

serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era

keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011

tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/SK/VIII/2007

tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Dengan perubahan perundang-undangan tersebut, maka Badan Peradilan

Umum telah menambah tugas kewenangan baik dalam pengelolaan

manajemen peradilan, administrasi peradilan maupun bidang teknis yustisial.

C. Dasar Hukum Penyusunan LAKIP

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme;

2. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Penyusunan Dokumen

Penetapan Kinerja;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman

Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama;

5. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyampaian Laporan

Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010;

6. Surat

Keputusan

Sekretaris

Mahkamah

Agung

RI

Nomor

MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat

Mahkamah Agung RI.

7. Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 355A/SEK/KU.01/11/2014

tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian LAKIP Tahun 2014 dan

Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015.

D. Sistematika Penyajian Laporan

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

pada Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebagai berikut :

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 9

BAB II

Perencanaan

dan

Penetapan

Kinerja,

menguraikan

perencanaan dan penetapan kinerja serta program kerja

Pengadilan Tinggi Bandung pada tahun anggaran 2014 yang

berisikan antara lain a. Indikator Kinerja Utama Pengadilan

Tinggi Bandung, b. Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung

Tahun 2014, dan c. Penetapan Kinerja Tahun 2014, dan d.

Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015.

BAB III

Akuntabilitas Kinerja, menguraikan tentang capaian kinerja

Pengadilan Tinggi Bandung yang dipaparkan dalam a.

Akuntabilitas Kinerja (Pengukuran Kinerja Kegiatan dan

Pengukuran Kinerja Sasaran), b. Analisis Akuntabilitas Kinerja,

dan c. Akuntabilitas Keuangan.

BAB IV

Penutup, menguraikan a. Keberhasilan, b. Hambatan/Masalah,

c. Pemecahan Masalah

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 10

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Rencana strategis Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2009 - 2014

merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan

tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan,

penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan

peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta

sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Bandung

diselaraskan dengan Arah Kebijakan dan Program Mahkamah Agung R.I yang

disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan

dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 -

2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009 - 2014,

sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan

kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi

pada tahun 2009 - 2014.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi

Pengadilan Tinggi Bandung. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Pengadilan

Tinggi Bandung sebagai Peradilan Tingkat Banding dilandasi oleh visi ke depan,

sebagaimana visi Mahkamah Agung RI yaitu

“Terwujudnya Badan Peradilan

Indonesia Yang Agung”.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pengadilan Tinggi Bandung

juga membawa misi, yaitu :

1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan.

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan.

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan.

4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Bandung adalah

sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pencari keadilan.

2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Tinggi Bandung dan Pengadilan Tingkat

Pertama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 11

Sasaran Strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Bandung adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara.

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (

access to justice

).

5. Meningkatnya kualitas pengawasan.

6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan

Tinggi Bandung untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan

membuat rincian Program dan Kegiatan.

Adapun pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program

untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib

administrasi perkara, dan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan.

Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Tinggi Bandung dalam

pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah :

1. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata, dan Tipikor.

2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana, Perdata, dan Tipikor.

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat

waktu.

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat

waktu.

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.

6. Meng-

upload

perkara ke

website

.

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas dengan melaksanakan pengawasan

yang berkualitas.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial.

2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk.

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 12

prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan

prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

A. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Bandung

Pengadilan Tinggi Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama

berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung Nomor W11.U/

/KP.02.02/I/2014 tanggal 6 Januari 2014, dapat dilihat sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG JAWAB

SUMBER DATA

1 Meningkatnya penyelesaian perkara (jenis perkara)

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan Hakim Majelis dan Panitera Pengganti Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana - Perdata - Tipikor Perbandingan perkara yang diselesaikan dengan perkara yang akan diselesaikan (saldo awal dan perkara yang masuk) Hakim Majelis dan Panitera Pengganti Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

c. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana, maksimal

56 hari - Perdata,

maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal

56 hari

Perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu : - Pidana, maksimal

56 hari - Perdata,

maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal

56 hari Hakim Majelis dan Panitera Pengganti Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

2 Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Kasasi

- Peninjauan Kembali

Jumlah upaya hukum selama tahun berjalan (Un) dengan jumlah upaya hukum tahun lalu (un-1) dibagi upaya hukum tahun lalu (un-1) dikali seratus persen

Hakim Majelis Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

3 Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 13

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim - Pidana - Perdata - Tipikor Perbandingan ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk

Kepaniteraan Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

4 Peningkatan aksestabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan Perbandingan perkara predeo yang diselesaikan dengan perkarapredeo yang masuk Majelis Hakim/ Panitera Pengganti Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi - Perdata,

maksimal 3 hari setelah minutasi - Tipikor, maksimal

2 hari setelah minutasi Perbandingan amar putusan perkara tindak pidana korupsi yang ditayangkan di website dengan jumlah perkara tindak pidana korupsi yang tidak ditayangkan Kepaniteraan/ Tipikor Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

5 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan Ketua Pengadilan, Wakil Ketua, Pan/Sek dan Panmud Hukum Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan Ketua Pengadilan, Wakil Ketua, Pan/Sek dan Panmud Hukum dan bagian terkait Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

6 Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase

pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 14

b. Persentase

pegawai yang lulus diklat non yudisial

Perbandingan antara SDM Non teknis yang lulus/bersertifikat diklat Kepemimpinan, Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa. Ketua Pengadilan, Panek dan Kasub Bag Kepegawaian Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi Perbandingan Ketua Pengadilan Negeri dan Hakim Senior untuk dilakukan eksaminasi untuk diusulkan menjadi Hakim Tinggi Ketua Pengadilan, Wakil Ketua dan Tim Eksaminasi Dirjen Badilum dan Kasub Bag Kepegawai an

B. Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2014

Adapun Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 Pengadilan Tinggi

Bandung adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana

- Perdata - Tipikor

99% 95% 99% c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 2 Peningkatan akseptabilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A 3 Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100%

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim - Pidana

- Perdata - Tipikor

30,20 28,7

7,5 4 Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 15

minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

5 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 98%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100%

6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 100%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 25%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

eksaminasi dalam rangka promosi 100%

C. Penetapan Kinerja Tahun 2014

Penetapan kinerja adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan

tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang

waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang

dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan

akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai

dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

Pengadilan Tinggi Bandung, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar

evaluasi kinerja.

Penetapan Kinerja Tahun 2014 Pengadilan Tinggi Bandung adalah

sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana

- Perdata - Tipikor

99% 95% 99% c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 2 Peningkatan akseptabilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A 3 Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 16

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim - Pidana

- Perdata - Tipikor

30,20 28,7

7,5 4 Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100%

5 Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 98%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100%

6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 100%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 25%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

eksaminasi dalam rangka promosi 100%

D. Rencana Kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2015

Adapun Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015 Pengadilan Tinggi

Bandung adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang

diselesaikan 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan - Pidana

- Perdata - Tipikor

98% 94% 99% c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal : - Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 2 Peningkatan akseptabilitas

putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A 3 Peningkatan efektifitas

pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 17

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim - Pidana

- Perdata - Tipikor

14,81 18,0

2,1 4 Peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100% 5 Meningkatnya kualitas

pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 100%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100%

6 Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 100%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 25%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan evaluasi atas rencana kerja tahunan yang

telah ditetapkan tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja ini dikaji sebagai pengukuran

kinerja.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja

utama. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja.

Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja

yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten, yang berguna bagi

pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi pemerintah

tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi

dan efektivitas.

Pengukuran kinerja mencakup :

1. Pengukuran Kinerja Kegiatan

2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan

strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.

Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang

telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai dasar untuk memberikan

reward or punishment

, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen

untuk memperbaiki kinerja organisasi.

1. Pengukuran Kinerja Kegiatan

Pengukuran kinerja kegiatan merupakan tingkat pencapaian target (sesuai

rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja

kegiatan. Pengukuran kinerja kegiatan Pengadilan Tinggi Bandung Tahun

2014 disajikan dalam matrik Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 19

umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun

demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun

2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing

masing indikator kinerja

tersebut diuraikan dalam tabel di bawah ini :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan

- Pidana - Perdata - Tipikor

99% 95% 99% 93,24% 88,32% 88,46% 94,18% 92,96% 89,35% c. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2. Peningkatan

akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A N/A N/A N/A N/A 3. Peningkatan

efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim

- Pidana - Perdata - Tipikor

30,20 28,7 7,5 20,38 19,88 3,2 67,48 69,29 42,67 4. Peningkatan

aksestabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi 100% 100% 100% 100% N/A 100% 100% N/A 100% 5. Meningkatnya

kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100%

b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 25% 4,76% 19,04%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 20

2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Pengukuran pencapaian sasaran merupakan tingkat pencapaian target

(rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indicator sasaran yang

telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja.

Pengukuran pencapaian sasaran Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2014

disajikan dalam matrik Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) sebagai

berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan

- Pidana - Perdata - Tipikor

99% 95% 99% 93,24% 88,32% 88,46% 94,18% 92,96% 89,35% c. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2. Peningkatan

akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A N/A N/A N/A N/A 3. Peningkatan

efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim

- Pidana - Perdata - Tipikor

30,20 28,7 7,5 20,38 19,88 3,2 67,48 69,29 42,67 4. Peningkatan

aksestabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi 100% 100% 100% 100% N/A 100% 100% N/A 100%

5. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 21

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100% c. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 25% 4,76% 19,04%

b. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

100% N/A N/A

Pengukuran Pencapaian Sasaran memiliki nilai yang sama dengan pengukuran

Kinerja Kegiatan dikarenakan Penetapan Kinerja Tahun 2014 mengacu pada

Rencana Kinerja Tahun 2014 dengan target yang sama.

B. Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran kinerja Pengadilan Tinggi Bandung Tahun 2014 mengacu

pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada table di atas, untuk

mencapai sasara yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014 Pengadilan Tinggi

Bandung telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai

berikut :

1. Sasaran Meningkatnya Penyelesaian Perkara

Pencapaian sasaran meningkatnya penyelesaian perkara tahun 2014 adalah

sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Meningkatnya penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara

yang diselesaikan 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan

- Pidana - Perdata - Tipikor

99% 95% 99%

93,24% 88,32% 88,46%

94,18% 92,96% 89,35% c. Persentase perkara yang

diselesaikan dalam jangka waktu maksimal :

- Pidana, maksimal 56 hari - Perdata, maksimal 62 hari - Tipikor, maksimal 56 hari

100% 100% 100%

100% 100% 100%

100% 100% 100%

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

Pidana

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 22

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2011 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2011 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 501 perkara dibagi dengan 64

perkara ditambah 481 perkara dikalikan 100% atau 501 perkara dibagi

dengan 545 perkara sehingga persentase perkara pidana yang dapat

diselesaikan selama tahun 2011 adalah 91,92%.

Tahun 2012, sisa perkara tahun lalu sebanyak 44 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 481 perkara, perkara yang putus sebanyak 502

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2012 sebanyak 23 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 502 perkara dibagi dengan 44

perkara ditambah 481 perkara dikalikan 100% atau 502 perkara dibagi

dengan 525 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara

pidana yang dapat diselsaikan selama tahun 2012 adalah 95,62%.

Tahun 2013, sisa perkara tahun lalu sebanyak 23 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 475 perkara, perkara yang putus sebanyak 446

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2013 sebanyak 62 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2013 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 446 perkara dibagi dengan 23

perkara ditambah 475 perkara dikalikan 100% atau 446 perkara dibagi

dengan 498 perkara dikalikan 100% sehingga persentase perkara

pidana yang dapat diselesaikan selama tahun 2013 adalah 89,56%.

Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 52 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 407 perkara, perkara yang putus sebanyak 428

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 21 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2014 sebanyak 31 perkara.

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 23

Data Keadaan Perkara Pidana Tahun 2011 sampai 2014

Pengadilan Tinggi Bandung

Tahun

Sisa

Tahun Lalu

Perkara

Majelis

Hakim

Masuk

Putus

Sisa

2011

64

481

501

44

9

2012

44

481

502

23

20

2013

23

475

446

52

20

2014

52

407

428

31

21

Catatan :

Untuk Majelis Hakim Perkara Pidana terlampir

Perdata

Tahun 2011, sisa perkara tahun lalu sebanyak 113 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 460 perkara, perkara yang putus sebanyak 482

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 25 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2011 sebanyak 91 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2011 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2011 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 482 perkara dibagi dengan

113 perkara ditambah 460 perkara dikalikan 100% atau 482 perkara

dibagi dengan 573 perkara dikalikan 100% sehingga persentase

perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun 2011 adalah

84,11%.

Tahun 2012, sisa perkara tahun lalu sebanyak 91 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 633 perkara, perkara yang putus sebanyak 611

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 20 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2012 sebanyak 113 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 611 perkara dibagi dengan 91

perkara ditambah 633 perkara dikalikan 100% atau 611 perkara

dibandingkan dengan 724 perkara dikalikan 100% sehingga

persentase perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun

2012 adalah 84,39%.

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 24

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 diperolah dari

perkara yang di putus tahun 2013 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 560 perkara dibagi dengan

113 perkara ditambah 539 perkara dikalikan 100% atau 560 perkara

dibandingkan dengan 652 perkara dikalikan 100% sehingga

persentase perkara perdata yang dapat diselesaikan selama tahun

2013 adalah 85,88%.

Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 92 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 516 perkara, perkara yang putus sebanyak 537

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 27 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2014 sebanyak 71 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2014 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 537 perkara dibagi dengan 92

perkara ditambah 516 perkara dikalikan 100% atau 537 perkara

dibandingkan dengan 608 perkara dikalikan 100% sehingga

persentase perkara perdata yang dapat dilesaikan selama tahun 2014

adalah 88,32%.

Data Keadaan Perkara Perdata Tahun 2011 sampai 2014

Pengadilan Tinggi Bandung

Tahun

Sisa

Tahun Lalu

Perkara

Majelis

Hakim

Masuk

Putus

Sisa

2011

113

460

482

91

25

2012

91

633

611

113

20

2013

113

539

560

92

20

2014

92

516

537

71

27

Catatan :

Untuk Majelis Hakim Perkara Perdata terlampir

Tipikor

Tahun 2011, tidak ada sisa perkara tahun lalu, perkara yang masuk

sebanyak 55 perkara, perkara tipikor yang putus sebanyak 55 perkara

dan perkara tersebut diputus oleh 5 majelis hakim, sehingga tidak ada

sisa perkara tahun 2011.

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 25

Tahun 2012, tidak ada sisa perkara tahun lalu, perkara yang masuk

sebanyak 48 perkara, perkara yang putus sebanyak 42 perkara dan

perkara tersebut diputus oleh 5 majelis hakim, sehingga sisa perkara

tahun 2012 sebanyak 6 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2012 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2012 dibagi dengan perkara yang masuk

yaitu 42 perkara dibagi dengan 48 perkara dikalikan 100% sehingga

persentase perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun

2012 adalah 87,5%.

Tahun 2013, sisa perkara tahun lalu sebanyak 6 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 46 perkara, perkara yang putus sebanyak 47

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 9 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2013 sebanyak 5 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2013 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 47 perkara dibagi dengan 6

perkara ditambah 46 perkara dikalikan 100% atau 47 perkara

dibandingkan dengan 52 perkara dikalikan 100% sehingga persentase

perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2013 adalah

90,38%.

Tahun 2014, sisa perkara tahun lalu sebanyak 5 perkara, perkara

yang masuk sebanyak 21 perkara, perkara yang putus sebanyak 23

perkara dan perkara tersebut diputus oleh 7 majelis hakim, sehingga

sisa perkara tahun 2014 sebanyak 3 perkara.

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 diperoleh dari

perkara yang di putus tahun 2014 dibagi dengan sisa perkara tahun

lalu ditambah perkara yang masuk yaitu 23 perkara dibagi dengan 5

perkara ditambah 21 perkara dikalikan 100% atau 23 perkara

dibandingkan dengan 26 perkara dikalikan 100% sehingga persentase

perkara tipikor yang dapat diselesaikan selama tahun 2014 adalah

88,46%.

Data Keadaan Perkara Tipikor Tahun 2011 sampai 2014

Pengadilan Tinggi Bandung

Tahun

Sisa

Tahun Lalu

Perkara

Majelis

Hakim

Masuk

Putus

Sisa

2011

-

55

55

-

5

2012

-

48

42

6

5

2013

6

46

47

5

9

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 26

b. Persentase perkara yang diselesaikan

Pidana

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah 93,24%

yaitu perbandingan antara perkara yang diputus dengan sisa perkara

tahun lalu ditambah perkara yang masuk. Perkara yang diputus tahun

2014 sebanyak 428 perkara, sedangkan sisa perkara tahun lalu yaitu

tahun 2013 sebanyak 52 perkara dan perkara yang masuk tahun 2014

sebanyak 407 perkara sehingga total sebanyak 459 perkara.

Persentase perkara yang dapat terealisir sebesar 93,24%, sedangkan

yang ditargetkan tahun 2014 adalah 99%, maka capaian perkara

tahun 2013 adalah 94,18%.

Tahun

Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk

Putus

Sisa

2014

52

407

428

31

0 100 200 300 400 500

Sisa Tahun 2013

Masuk Sisa Putus

Sisa Tahun 2013

Masuk

Sisa

Putus

Grafik Perkara Pidana Tahun 2014

Berikut tabel rincian keadaan perkara pidana tahun 2014 :

No

Bulan

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

1

Januari

52

19

49

22

2

Februari

22

30

25

27

3

Maret

27

32

30

29

4

April

29

31

37

23

5

Mei

23

50

26

47

6

Juni

47

40

52

35

7

Juli

35

34

37

32

8

Agustus

32

33

36

29

9

September

29

46

47

28

10

Oktober

28

18

22

24

11

November

24

39

33

30

12

Desember

30

35

34

31

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 27

0

10

20

30

40

50

60

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Grafik Rincian Perkara Pidana Tahun 2014

Perdata

Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2014 adalah 88,32%

yaitu perbandingan antara perkara yang diputus dengan sisa perkara

tahun lalu ditambah perkara yang masuk. Perkara yang diputus tahun

2014 sebanyak 537 perkara, sedangkan sisa perkara tahun lalu yaitu

tahun 2013 sebanyak 92 perkara dan perkara yang masuk tahun 2014

sebanyak 516 perkara sehingga total sebanyak 608 perkara.

Persentase perkara yang dapat terealisir sebesar 88,32%, sedangkan

yang ditargetkan tahun 2014 adalah 95%, maka capaian perkara

tahun 2014 adalah 92,96%.

Tahun

Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk

Putus

Sisa

2014

92

516

537

71

0 100 200 300 400 500 600

Sisa Tahun 2013

Masuk Sisa Putus

Sisa Tahun 2013

Masuk

Sisa

Putus

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 28

Berikut tabel rincian keadaan perkara perdata tahun 2014 :

No

Bulan

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

1

Januari

92

59

50

101

2

Februari

101

42

56

87

3

Maret

87

46

49

84

4

April

84

33

45

72

5

Mei

72

35

32

75

6

Juni

75

51

24

102

7

Juli

102

32

37

97

8

Agustus

97

29

53

73

9

September

73

57

53

77

10

Oktober

77

42

56

63

11

November

63

33

42

54

12

Desember

54

57

40

71

Jumlah

516

537

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Grafik Rincian Perkara Pidana Tahun 2014

Tipikor

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 29

Tahun

Sisa Tahun Lalu

Perkara

Masuk

Putus

Sisa

2014

5

21

23

3

0 5 10 15 20 25

Sisa Tahun 2013

Masuk Sisa Putus

Sisa Tahun 2013

Masuk

Sisa

[image:30.595.143.531.85.324.2]

Putus

Grafik Perkara Tipikor Tahun 2014

Berikut tabel rincian keadaan perkara tipikor tahun 2014 :

No

Bulan

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

1

Januari

5

0

5

0

2

Februari

0

4

0

4

3

Maret

4

2

6

0

4

April

0

1

1

0

5

Mei

0

0

0

0

6

Juni

0

1

0

1

7

Juli

1

1

1

1

8

Agustus

1

0

1

0

9

September

0

3

2

1

10

Oktober

1

5

1

5

11

November

5

0

5

0

12

Desember

0

4

1

3

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 30

-1

1

3

5

7

9

11

13

15

Sisa Awal

Bulan

Masuk

Putus

Sisa Akhir

[image:31.595.136.548.70.267.2]

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Grafik Rincian Perkara Tipikor Tahun 2014

c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal

Persentase perkara Pidana yang diselesaikan dibawah atau sama

dengan 56 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan

target 100% sehingga capaian 100%.

Adapun untuk perkara Pidana jika diselesaikan dalam jangka waktu

maskimal 56 hari, maka perkara Pidana yang masuk adalah sampai

awal bulan November. Karena jika melebihi awal bulan November

maka perkara Pidana yang masuk tersebut tidak dapat terselesaikan

sampai akhir tahun, sehingga akan menjadi sisa perkara di awal tahun

berikutnya.

Persentase perkara Perdata yang diselesaikan dibawah atau sama

dengan 62 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan

target 100% sehingga capaian 100%.

Adapun untuk perkara perdata jika diselesaikan dalam jangka waktu

maskimal 62 hari, maka perkara Perdata yang masuk adalah sampai

akhir bulan Oktober. Karena jika melebihi akhir bulan Oktober maka

perkara Perdata yang masuk tersebut tidak dapat terselesaikan

sampai akhir tahun, sehingga akan menjadi sisa perkara di awal tahun

berikutnya.

Persentase perkara Tipikor yang diselesaikan dibawah atau sama

dengan 56 hari sesuai SOP adalah 100% yaitu realisasi 100% dan

target 100% sehingga capaian 100%.

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 31

Berdasarakan register perkara diketahui bahwa semua perkara diputus

tidak melebihi batas waktu maksimal, dengan catatan perkara yang masuk

terakhir adalah pada akhir bulan Oktober, sehingga persentase realisasi

penyelesaian perkara adalah sebesar 100%.

Hal ini menunjukkan bahwa Majelis Hakim dan Panitera Pengganti telah

bekerja sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga setiap perkara yang

diterima dapat diputus tepat sesuai waktu yang ditentukan.

2. Sasaran Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim

Pencapaian peningkatan aksepbilitas tahun 2014 adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Kasasi

- Peninjauan Kembali

N/A N/A

N/A N/A

N/A N/A

Untuk peningkatan akseptabilitas putusan hakim dengan indikator kinerja

penurunan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali di tingkat banding

tidak diukur targetnya karena itu merupakan kewenangan Pengadilan di

tingkat pertama.

3. Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Pencapaian peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara tahun

2014 adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas banding yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

100% 100% 100%

b. Ratio Perkara terhadap Majelis Hakim

- Pidana - Perdata - Tipikor

30,20 28,7

7,5

20,38 19,88 3,2

67,48% 69,29% 42,67%

a. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke

Majelis

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 32

b. Ratio perkara terhadap Majelis Hakim

Jumlah perkara yang masuk selama 4 tahun terakhir adalah sebagai

berikut :

No

Jenis Perkara

Jumlah Perkara Masuk

2011

2012

2013

2014

1

Pidana

481

481

475

407

2

Perdata

460

633

539

516

3

Tipikor

55

48

46

21

Jumlah

996

1162

1060

944

-

Pidana

Persentase ratio perkara pidana terhadap Majelis Hakim tahun 2014

diperoleh dari jumlah perkara pidana yang putus tahun 2014 dibagi

dengan jumlah Majelis Hakim yaitu 428 perkara dibagi 21 Majelis

Hakim, maka diperoleh 20,38. Sedangkan target Ratio Majelis Hakim

terhadap Perkara Pidana tahun 2014 adalah 30,20 sehingga capaian

Persentase Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Pidana tahun 2014

adalah 67,48%.

-

Perdata

Persentase ratio perkara perdata terhadap Majelis Hakim tahun 2014

diperoleh dari jumlah perkara perdata yang putus tahun 2014 dibagi

dengan jumlah Majelis Hakim yaitu 537 perkara dibagi 27 Majelis

Hakimc, maka diperoleh 19,88. Sedangkan target Ratio Majelis Hakim

terhadap Perkara Perdata tahun 2014 adalah 28,7 sehingga capaian

Persentase Ratio Majelis Hakim terhadap Perkara Perdata tahun 2014

adalah 69,29%.

-

Tipikor

(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 33

4. Sasaran Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan

(Access to Justice)

Pencapaian peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan

(A

ccess to Justice

) tahun 2014 adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

4. Peningkatan aksestabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo

yang diselesaikan N/A N/A N/A

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dapat diakses secara on line

- Pidana, maksimal 2 hari setelah minutasi

- Perdata, maksimal 3 hari setelah minutasi

- Tipikor, maksimal 2 hari setelah minutasi

100%

100%

100%

100%

N/A

100%

100%

N/A

100%

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

Sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan

(

access to justice

) dengan indikator kinerja berupa persentase perkara

prodeo yang diselesaikan adalah N/A (

Not Available

).

b. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat dan

dapat diakses secara on line

Untuk perkara pidana, persentase putusan perkara yang menarik

perhatian masyarakat dan dapat diakses secara

on line

untuk perkara

pidana terealisasi sebanyak 100% dari target 100%, sehingga

capaiannya diperoleh sebanyak 100%, karena putusan perkara pidana

yang menarik perhatian masyarakat dalam tahun 2014 hanya

berjumlah

1

(satu)

perkara

yaitu

perkara

nomor

:

137/Pid.Sus/2014/PN.Skb jo.17/Pid/2015/PT.Bdg.

Untuk perkara perdata, persentase putusan perkara yang menarik

perhatian masyarakat dan dapat diakses secara on line adalah N/A

(

Not Available

).

Untuk perkara tipikor, persentase putusan perkara yang menarik

perhatian masyarakat dan dapat diakses secara

on line

untuk perkara

pidana terealisasi sebanyak 100% dari target 100%, sehingga

capaiannya diperoleh sebanyak 100%, karena putusan perkara tipikor

yang menarik perhatian masyarakat dalam tahun 2014 hanya

berjumlah

1

(satu)

perkara

yaitu

perkara

nomor

:

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 34

5. Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengawasan

Pencapaian meningkatnya kualitas pengawasan tahun 2014 adalah sebagai

berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

5. Meningkatnya kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

98% 100% 102,04%

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Semua surat pengaduan yang diterima dan diproses melalui 2 (dua)

kriteria yaitu :

1. Kriteria pertama, pengaduan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan

dan klarifikasi.

2. Kriteria kedua, pengaduan yang direkomendasi dan tidak perlu

diadakan pemeriksaan lanjutan karena telah menyangkut teknis dan

tidak ada relevansinya.

Surat pengaduan selama tahun 2014 sebanyak 102, yang terdiri dari 17

pengaduan termasuk ke dalam kriteria pertama dan 85 pengaduan

termasuk ke dalam kriteria kedua.

Namun kami berpendapat bahwa semua pengaduan baik kriteria

pertama maupun kriteria kedua termasuk ke dalam pengaduan yang

ditindak lanjuti, sehingga realisasi persentase pengaduan masyarakat

yang ditindak lanjuti sebanyak 100% dan capaiannya diperoleh dari

jumlah realisasi dibagi jumlah target yaitu 100% dibagi 98% adalah

102,04%

b. Persentase

temuan

hasil

pemeriksaan

eksternal

yang

ditindaklanjuti

(36)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 35

6. Sasaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Pencapaian kualitas sumber daya manusia tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang

lulus diklat teknis yudisial. 100% 100% 100% b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial 25% 4,76% 19,04%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi

100% N/A N/A

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial

Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yudisial

yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI sebanyak 128 orang dari 22

satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 128 orang,

sehingga capaiannya 100%.

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan non yudisial

yaitu pendidikan dan pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa yang

diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Bandung sebanyak 42 orang dari

22 satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 2 orang atau

realisasinya 4,76%, maka capaiannya diperoleh dari realisasi dibagi

target yaitu 4,76% dibagi 25% h

Gambar

Grafik Perkara Pidana Tahun 2014
Grafik Rincian Perkara Pidana Tahun 2014
Grafik Perkara Tipikor Tahun 2014
Grafik Rincian Perkara Tipikor Tahun 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah identifikasi bahan dan bakteri, sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan, sterilisasi ruang, kontrol

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,

Berdasarkan pengujian dalam prediksi curah hujan di kota Palembang menggunakan metode Fuzzy Time Series Multivariat di dapatkan hasil prediksi yang mendekati data aktual adalah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Ahmad Yani Makassar menyalurkan kredit kepada nasabahnya dalam bentuk Kredit Usaha Kecil (KUK), penyaluran kredit ini dilakukan

R hitung Status R hitung Status 1 Dapat digunakan oleh pasien yang mengalami kesulitan menggenggam 0,764 Valid 0,852 Valid 2 Mudah dipasangkan pada tangan pasien 0,61 Valid 0,594

(3) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum yang memiliki daerah usaha, dalam melakukan usaha penyediaan tenaga

outcome dari perilaku yang tidak diinginkan menjadi tidak memiliki efek penguat atau efek penguatnya berkurang, sehingga seseorang tidak akan melakukan tindakan tersebut..

Dengan demikian, dapat kita lihat, bahwa dalam sistem ekonomi syariah mempunyai produk yang jauh lebih lengkap dari Lembaga Keuangan yang berdasarkan ekonomi