• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN STRATEGI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGATASI KRISIS LAHAN PEMAKAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN STRATEGI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGATASI KRISIS LAHAN PEMAKAMAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN

STRATEGI

PEMERINTAH

KOTA

YOGYAKARTA

DALAM

MENGATASI

KRISIS

LAHAN

PEMAKAMAN

THE STRATEGY IMPLEMENTATION BY GOVERNMENT OF YOGYAKARTA CITY IN THE CRISIS OF CEMETERY LAND

Oleh : Davy Nuruzzaman, FIS UNY, davynz@ymail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Desain penelitian ini deskriptif kualitatif. Informan penelitian yaitu Kepala Seksi Permukiman Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Kepala Seksi Pembangunan Kecamatan Mantrijeron, Bendahara Penerima Kecamatan Mergangsan, Bendahara Penerima Kecamatan Wirobrajan, Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan Kecamatan Tegalrejo dan masyarakat sebagai ahli waris makam. Instrumen penelitian adalah peneliti yang dilengkapi dengan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman telah berjalan dengan baik. Wujud pelaksanaan tersebut terbagi menjadi tiga strategi sebagai berikut: (1) Pelaksanaan strategi program mencakup pembentukan Unit Pelayanan Pemakaman, pemetaan legger TPU & SIMAK, sistem makam bersusun/tumpang; dan adanya koordinasi antar lembaga (2) Pelaksanaan strategi anggaran mencakup retribusi pemakaman dan dana insentif retribusi pemakaman; (3) Pelaksanaan strategi prosedur yang mencakup prosedur perizinan makam, prosedur pelayanan pemakaman, dan perundingan antar stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Strategi, Pemakaman

Abstract

This research attempts to describe the strategy implementation of Yogyakarta city cope with the crisis cemetery land and support and obstacle factors. This research design is qualitative description. The research informants are Head of residential Kimpraswil city of Yogyakarta agency, Head of development of Mantrijeron sub-district, Treasurer of Mergangsan sub-district, Treasure of Wirobrajan sub-district, Section chief of information of Tegalrejo sub-district, and the people who as heirs of cemetery. The research instrument is researcher himself who equipped with nterview and observation guidelines. Collection of data technique are taken by interviews, observation, and documentation. The technique of data validity used a source triangulation technique. Data analysis technique employe four step

(2)

data collection, the data reduction, data presentation and the withdrawal of conclusions or verification. The result of the research shows that the strategy implementation by the government of the Yogyakarta City In The Crisis of cemetery land has been doing well. The realization of this implementation are divided into three strategies as follows: (1) The implementation of the strategy program includes the formation of unit cemetery service, mapping Legger & SIMAK, grave level system, and Coordination among government institutions. (2) The implementation of the budget strategy includes charges for funeral and funds incentives levies cemetery. (3) The implementation of the strategy procedure includes licensing procedures of graves, procedure cemetery service, and discussion among stakeholders to buy cemetery land new.

Passwords : The implementation , Strategy , Cemetery PENDAHULUAN

Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota tujuan wisata dan pendidikan yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini banyak sekali investor yang berlomba-lomba untuk mendirikan bangunan-bangunan komersil. Namun bila dilihat dari luas wilayahnya, perkembangan di Kota Yogyakarta dengan laju pembangunan di berbagai bidang membuat kota ini seakan tidak mampu lagi untuk terus melakukan pembangunanya.

Salah satu hal terdampak dari semakin sempitnya lahan dan semakin meningkatnya nilai lahan di perkotaan adalah ketersediaan lahan pemakaman. Lahan pemakaman masih diangggap sebagai lahan yang bersifat LULU

(Locally Unwanted Land Use) yaitu lahan yang berfungsi untuk kegiatan yang mutlak diperlukan namun kurang diprioritaskan keberadaanya.

Pelayanan pemakaman bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses barang publik (TPU) dan mewujudkan roda pemerintahan yang efisien. Aurora Tambunan (dalam Refi Saeful, 2011:9) mengemukakan bahwa pemakaman perkotaan merupakan salah satu fasilitas kota yang memiliki fungsi sepenuhnya untuk menampung penduduk kota yang telah meninggal dan memberi kesempatan kepada penduduk yang ingin berziarah. Menurut Perda Kota Yogyakarta No 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan,

(3)

Susunan, Kedudukan Dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Pemerintah Kota Yogyakarta merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pemakaman. Aspek-aspek yang dilimpahkan tersebut meliputi pelayanan pemakaman & prosedur pelayanan pemakaman, pemungutan retribusi pemakaman, dan pendataan areal pemakaman.

Dari 191 tempat pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta, sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 c Bab II Perwal Kota Yogyakarta No 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kimpraswil mengelola 4 lahan pemakaman yang ada, yaitu TPU Pracimalaya di Kecamatan Wirobrajan, TPU Sarilaya di Kecamatan Mantrijeron, TPU Sasanalaya di Kecamatan Mergangsan, dan TPU Utaralaya di Kecamatan Tegalrejo. Kemudian 187 pemakaman lain masih dikelolah swadaya oleh masyarakat.

Hal inilah yang menyebabkan 187 pemakaman yang tidak ter-cover oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terkesan semrawut karena tidak memiliki aspek kelembagaan yang jelas dan pemakaman tersebut tidak terpelihara dengan baik.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun beberapa strategi untuk menanggulangi krisis lahan pemakaman. Selain dengan desentralisasi kewenangan pemakaman dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta kepada pemerintah kecamatan dan pemungutan retribusi pemakaman, Pemerintah Kota Yogyakarta juga merumuskan strategi-strategi yang lain. Strategi tersebut yaitu pendataan pemakaman melalui pemetaan pemakaman dan memberlakukan serangkaian prosedur kepada masyarakat agar pelayanan pemakaman dapat berjalan dengan baik dan efisien. Disamping itu, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketemukan bahwa saat ini sistem makam bersusun/tumpang telah diinstruksikan kepada pengelola

(4)

pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta.

Adapun pelaksanaan strategi menurut Wheelen dan Hunger dalam Suharni (2012:29), adalah proses mewujudkan strategi yang telah diformulasikan ke dalam aksi melalui tiga indikator, yaitu program, anggaran serta prosedur. Untuk mengidentifikasi sebuah organisasi dalam melakukan/mengimplementasikan strateginya, dapat melalui ketiga indikator tersebut

Langkah – langkah yang diambil oleh Pemkot Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk melakukan kajian penelitian lebih mendalam. Oleh karena itu melakukan penelitian mengenai “Pelaksanaan Strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Mengatasi Krisis Lahan Pemakaman”.

INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, instrumen atau alat pengumpulan data utama adalah peneliti sendiri dengan alat bantu yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.

DATA DAN SUMBER DATA 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Peneliti memperoleh data primer berdasarkan observasi dan wawancara kepada informan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen resmi seperti Dokumen Pelaksanan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD Pemerintah Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Wirobrajan, dan Tegalrejo; Dokumen Pemetaan Legger TPU Sarilaya, Sasanalaya, Pracimalaya, dan Utaralaya; Petunjuk Teknis (Juknis) pelimpahan kewenangan walikota kepada camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah pada BAB VII bagian Izin Pemakaman; Perwal Nomor 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan

(5)

Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat pada BAB I sampai dengan BAB III; Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum pada BAB VII Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; Perwal Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah pada BAB I sampai dengan BAB II; dokumentasi program; dan sumber internet.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) yang menggunakan pedoman wawancara dan pertanyaannya berkembang sesuai dengan situasi dan informasi yang dibutuhkan sehingga terjadi wawancara interaktif antara peneliti dan para informan.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi telah dilakukan secara langsung dengan cara melakukan pengamatan di empat kantor kecamatan untuk mengamati pelaksanaan program, anggaran, dan prosedur kebijakan pemakaman. Keempat kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Wirobrajan, dan Kecamatan Tegalrejo. Disamping itu peneliti juga melakukan observasi di keempat Tempat Pemakaman Umum (TPU).

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang diperoleh yaitu (DPPA) SKPD Pemerintah Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Wirobrajan, dan Tegalrejo; Dokumen Pemetaan Legger TPU Sarilaya, Sasanalaya, Pracimalaya, dan Utaralaya; Petunjuk Teknis (Juknis) pelimpahan kewenangan walikota kepada camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah pada BAB VII bagian Izin Pemakaman; Perwal Nomor 62

(6)

Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat pada BAB I sampai dengan BAB III; Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum pada BAB VII Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; Perwal Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah pada BAB I sampai dengan BAB II; dokumentasi program; dan sumber internet.

TEKNIK PEMERIKSAAN

KEABSAHAN DATA

Untuk mengecek keabsahan dan kredibilitas data, penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan Triangulasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber yang telah membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan, keadaan data penelitian

dengan pendapat informan, dan hasil wawancara dengan data yang diperoleh tentang pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman. TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif dan dengan model Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 246). Teknik analisis ini mempunyai empat alur yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data atau display data dan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pemkot Yogyakarta sedang dihadapkan dengan permasalahan semakin sempitnya lahan pemakaman yang tersedia. Selain dari sisi lahan, Pemerintah Kota Yogyakarta juga dihadapkan permasalah dari sisi yang lain. Terutama pada pendataan pemakaman yang minim dan kelembagaan dari Pemerintah Kota dalam memberikan pelayanan pemakaman yang kurang maksimal. Disamping itu, tingginya laju dinamika pertumbuhan penduduk membuat

(7)

Pemkot Yogyakarta belum dapat berbuat banyak seperti penambahan lahan pemakaman karena adanya berbagai kendala, seperti mahalnya harga tanah dan penolakan warga sekitar terhadap pembangunan lahan pemakaman di lingkunganya. Padahal kebutuhan masyarakat akan lahan pemakaman juga terus meningkat.

Pemerintah Kota Yogyakarta perlu untuk melaksanakan suatu strategi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan. Selain dengan desentralisasi kewenangan pemakaman dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta kepada pemerintah kecamatan dan pemungutan retribusi pemakaman, Pemerintah Kota Yogyakarta juga merumuskan strategi-strategi yang lain. Strategi tersebut yaitu pendataan pemakaman melalui pemetaan pemakaman dan memberlakukan serangkaian prosedur kepada masyarakat agar pelayanan pemakaman dapat berjalan dengan baik dan efisien. Disamping itu, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketemukan bahwa saat ini sistem makam bersusun/tumpang telah

diinstruksikan kepada pengelola pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta mengingat laju kebutuhan makam dan lahan pemakaman yang ada sudah sangat mendesak.

Wheleen & Hunger dalam Suharni (2012:41) mngemukakan bahwa pelaksanaan strategi dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu pelaksanaan strategi program, anggaran, dan prosedur. Berikut ini adalah garis besar pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman. Hal tersebut terwujud melalui:

Pelaksanaan strategi program Pemerintah Kota Yogyyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud melalui; (1) pembentukan unit pelayanan pemakaman di keempat kecamatan; (2) pemetaan legger TPU dan Sistem Informasi Makam (SIMAK); (3) sistem makam bersusun/tumpang; (4) Adanya koordinasi antar lembaga pemerintah untuk merumuskan peraturan mengenai pemakaman. Pelaksanaan strategi dari sisi program telah berjalan dengan baik meskipun masih terdapat

(8)

kekurangan. Kekurangan tersebut terutama pada aspek arsip dan pendataan makam.

Pelaksanaan Strategi Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Pelaksanaan strategi anggaran dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud dalam; (1) penarikan dana retribusi yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai salah satu strategi untuk menekan laju kebutuhan pemakaman dan sebagai salah satu elemen pemasukan keuangan daerah; (2) pemberian dana insentif bagi pemerintah kecamatan yang mampu menghimpun dana retribusi pemakaman melebihi target. Dana insentif ditujukan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Optimalisasi strategi anggaran masih diperlukan mengingat masih tingginya

jumlah tunggakan retribusi pemakaman.

Pelaksanaan Strategi Prosedur merupakan langkah-langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Pelaksanaan strategi prosedur Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud melalui (1) prosedur perizinan pemakaman; (2) prosedur pelayanan pemakaman; dan (3) adanya perundingan oleh para stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru. Pelaksanaan prosedur perizinan dan pelayanan pemakaman di keempat kecamatan sudah berjalan baik hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan minimnya pengaduan, kritik, maupun sengketa yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah kecamatan. Menurut Bryson dalam suharni (2012:41), menyatakan bahwa sreangkaian strategi yang ditentukan harus merepresentasikan penggunaan kemungkinan sumber daya terbaik dari berbagai sumber daya yang mungkin digunakan.

(9)

Adapun faktor pendukung dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakdanakan strategi berkaitan dengan krisis lahan pemakaman yaitu: 1) Adanya desentralisasi kewenangan

dari Pemerintah Kota kepada Pemerintah Kecamatan yang dibarengi dengan dibukanya bagian pelayanan pemakaman di keempat Kecamatan.

2) Adanya kesiapan dari aparat pemerintahan terutama dari aparat Pemertintah Kecamatan dengan inisiatifnya untuk melakukan pemetaan makam, pertemuan dengan masyarakat (ahli waris), dan penerimaan saran & kritik bagi masyarakat luas.

3) Adanya kesadaran dari masyarakat sebagai pengguna untuk turut ikut memelihara makam melalui semangat gotong royong.

Adapun faktor pendukung dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakdanakan strategi berkaitan dengan krisis lahan pemakaman yaitu:

1) Belum adanya peraturan yang khusus mengatur pemakaman di Kota Yogyakarta.

2) Belum adanya sanksi bagi ahli waris yang tidak patuh dengan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Kota yang berdampak pada masih banyaknya tunggakan retribusi pemakaman.

3) Masih minimnya data yang berkaitan dengan pemakaman.

Pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman menurut peneliti telah berjalan dengan baik bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang ada. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan alternatif-alternatif strategi yang disalurkan dalam berbagai program dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam

(10)

mengatasi krisis lahan pemakaman menurut peneliti telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan minimnya kritik, pengaduan, dan sengketa dari masyarakat. Selain itu tujuan untuk memberikan pelayanan pemakaman yang lebih profesional sudah mulai terwujud.

Wujud dari masing-masing pelaksanaan strategi tersebut yaitu, pertama pelaksanaan strategi program yang mencakup (1) Pembentukan Unit Pelayanan Makam; (2) Pemetaan Legger dan pendataan SIMAK; (3) Sistem makam bersusun/tumpang. (4) Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk merumuskan peraturan pemakaman. Kedua pelaksanaan strategi anggaran yang mencakup (1) retribusi pemakaman; (2) pemberian dana insentif retribusi pemakaman dan pengabuan mayat. Ketiga pelaksanaan strategi prosedur yang mencakup (1) Prosedur perizinan pemakaman; (2) prosedur pelayanan pemakaman. (3) Adanya perundingan antar stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru.

Kemudian berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pengoptimalan kembali strategi yang tertuang dalam berbagai program untuk mengatasi krisis lahan pemakaman

2. Menyusun fungsi penganggaran yang tepat sasaran dan berkeadilan. 3. Hendaknya para eksekutor

kebijakan pemakaman di tingkat Pemerintah Kota Yogyakarta untuk segera meyusun peraturan dan sanksi yang jelas agar kebijakan mengenai pemakaman dapat berjalan sesuai dengan harapan. 4. Kemudian saran kepada masyarakat

agar lebih pro-aktif kembali terutama untuk pendataan dan retribusi pemakaman.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Asep Warlan Yusuf. 1997. Pranata Pembangunan. Bandung: Universitas Parahiayang

(11)

David, Fred R. 2009. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat

Faisal Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Griffin, W Ricky. 2004. Manajemen. Edisi Ketujuh Jilid 2. Penerjemah: Gina Gania. Jakarta: Erlangga

Haris Herdriansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Koentjoroningrat. 1985. Cirri-ciri kehidupan masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Nasution, 2002.Metode Research :Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Rahmat Sahid. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Miles Dan Huberman. Surakarta

Rinaldi Mirsa. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiawan H.P, dan Zulkieflimansyah., 2007. Manajemen Strategi (Buku Seri Manajemen). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sondang P Siagian. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Administras Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta

_______. 2010. Metode penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Suharni. 2012. Implementasi Strategi

Penerapan Kartu Penduduk Elektronik (e-KTP) Di Kabupaten Nunukan. Makassar

Yunus, H.S. 2011. Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_____. 2012. Struktur Tata Ruang Kota. Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Website:

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015.

Diakses dari

http://kbbi.web.id/ pada tanggal 20 November 2015 pukul 10.22 WIB

(12)

Lichfield. N, and Darin-Drabkin. 1980. Land Policy in Planning. London: George Allen& Unwim LTD diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bits tream/123456789/31196/2/Re ference pada tanggal 22 November 2015 Pukul 14.30 WIB

M. Fahmi Iskandar Alam. 2013. Evaluasi Penyediaan Tempat Pemakaman Umum Di Kota Bandung. Bandung: Unikom Bandung. Tugas Akhir Program Magister. Diakses dari

http://elib.unikom.ac.id/gdl.ph p?mod=browse&op=read&id

=jbptunikompp-gdl-mfahmiiska- pada tanggal 01 Desember 2015 Pukul 20:36 WIB

Refi Saeful. 2011 Ketersediaan Lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Di Kota Bandung. Bandung: UPI. Tugas Akhir Skripsi. Diakses dari http://a-research.upi.edu/skripsiview. php?no_skripsi=8711 pada

tanggal 01 Desember 2015 Pukul 22:41 WIB

Peraturan & Undang-Undang: Perda Kota Yogyakarta No 10 Tahun

2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan Dan Tugas Pokok Dinas Daerah

Perda Kota Yogyakarta No 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum

Perwal Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah

Perwal Nomor 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksaan Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman

Perwal Nomor 68 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Walikota Tentang Pelimpahan Kewenangan Walikota

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan surat penetapan penyedia pekerjaan jasa kebersihan kantor/cleaning service Pejabat Pengadaan di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Pejabat Pengadaan Bidmg Pengairur Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahm Rakyat Kabupaten Aceh Timur setelah mempelqiari Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor :

Berdasarkan butir 1 tersebut di atas, 4 (empat) penyedia jasa konsultasi yang masuk dalam daftar pendek ( short list ) dan akan diundang mengikuti proses seleksi selanjutnya pada

24-Methylcholesta-7,24(28)-dien-3 b -ol and 24- methylcholest-7-en-3 b -ol (Table 2, Fig. 3), two major secondary sterols in melanized fungi, were found in sig- ni®cant

01 Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kab.. Formulir RKA SKPD RENCANA KERJA

Komet Hyakutake Komet Hale-Bopp.. Gambar ini merupakan gambar komet Hyakutake yang diambil oleh Teleskop ruang angkasa Hubble pada tanggal 25 Materi 1996. Saat itu Hyakutake

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

After analyzing Hansel and Gretel written by Jacob and Wilhelm Grimm p ublished by Grimm’s Fairy Tales, t he writer describes and explains the main