PELAKSANAAN
STRATEGI
PEMERINTAH
KOTA
YOGYAKARTA
DALAM
MENGATASI
KRISIS
LAHAN
PEMAKAMAN
THE STRATEGY IMPLEMENTATION BY GOVERNMENT OF YOGYAKARTA CITY IN THE CRISIS OF CEMETERY LAND
Oleh : Davy Nuruzzaman, FIS UNY, davynz@ymail.com Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Desain penelitian ini deskriptif kualitatif. Informan penelitian yaitu Kepala Seksi Permukiman Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Kepala Seksi Pembangunan Kecamatan Mantrijeron, Bendahara Penerima Kecamatan Mergangsan, Bendahara Penerima Kecamatan Wirobrajan, Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan Kecamatan Tegalrejo dan masyarakat sebagai ahli waris makam. Instrumen penelitian adalah peneliti yang dilengkapi dengan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman telah berjalan dengan baik. Wujud pelaksanaan tersebut terbagi menjadi tiga strategi sebagai berikut: (1) Pelaksanaan strategi program mencakup pembentukan Unit Pelayanan Pemakaman, pemetaan legger TPU & SIMAK, sistem makam bersusun/tumpang; dan adanya koordinasi antar lembaga (2) Pelaksanaan strategi anggaran mencakup retribusi pemakaman dan dana insentif retribusi pemakaman; (3) Pelaksanaan strategi prosedur yang mencakup prosedur perizinan makam, prosedur pelayanan pemakaman, dan perundingan antar stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru.
Kata Kunci : Pelaksanaan, Strategi, Pemakaman
Abstract
This research attempts to describe the strategy implementation of Yogyakarta city cope with the crisis cemetery land and support and obstacle factors. This research design is qualitative description. The research informants are Head of residential Kimpraswil city of Yogyakarta agency, Head of development of Mantrijeron sub-district, Treasurer of Mergangsan sub-district, Treasure of Wirobrajan sub-district, Section chief of information of Tegalrejo sub-district, and the people who as heirs of cemetery. The research instrument is researcher himself who equipped with nterview and observation guidelines. Collection of data technique are taken by interviews, observation, and documentation. The technique of data validity used a source triangulation technique. Data analysis technique employe four step
data collection, the data reduction, data presentation and the withdrawal of conclusions or verification. The result of the research shows that the strategy implementation by the government of the Yogyakarta City In The Crisis of cemetery land has been doing well. The realization of this implementation are divided into three strategies as follows: (1) The implementation of the strategy program includes the formation of unit cemetery service, mapping Legger & SIMAK, grave level system, and Coordination among government institutions. (2) The implementation of the budget strategy includes charges for funeral and funds incentives levies cemetery. (3) The implementation of the strategy procedure includes licensing procedures of graves, procedure cemetery service, and discussion among stakeholders to buy cemetery land new.
Passwords : The implementation , Strategy , Cemetery PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota tujuan wisata dan pendidikan yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Saat ini banyak sekali investor yang berlomba-lomba untuk mendirikan bangunan-bangunan komersil. Namun bila dilihat dari luas wilayahnya, perkembangan di Kota Yogyakarta dengan laju pembangunan di berbagai bidang membuat kota ini seakan tidak mampu lagi untuk terus melakukan pembangunanya.
Salah satu hal terdampak dari semakin sempitnya lahan dan semakin meningkatnya nilai lahan di perkotaan adalah ketersediaan lahan pemakaman. Lahan pemakaman masih diangggap sebagai lahan yang bersifat LULU
(Locally Unwanted Land Use) yaitu lahan yang berfungsi untuk kegiatan yang mutlak diperlukan namun kurang diprioritaskan keberadaanya.
Pelayanan pemakaman bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses barang publik (TPU) dan mewujudkan roda pemerintahan yang efisien. Aurora Tambunan (dalam Refi Saeful, 2011:9) mengemukakan bahwa pemakaman perkotaan merupakan salah satu fasilitas kota yang memiliki fungsi sepenuhnya untuk menampung penduduk kota yang telah meninggal dan memberi kesempatan kepada penduduk yang ingin berziarah. Menurut Perda Kota Yogyakarta No 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Susunan, Kedudukan Dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Pemerintah Kota Yogyakarta merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pemakaman. Aspek-aspek yang dilimpahkan tersebut meliputi pelayanan pemakaman & prosedur pelayanan pemakaman, pemungutan retribusi pemakaman, dan pendataan areal pemakaman.
Dari 191 tempat pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta, sesuai dengan Pasal 3 ayat 1 c Bab II Perwal Kota Yogyakarta No 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kimpraswil mengelola 4 lahan pemakaman yang ada, yaitu TPU Pracimalaya di Kecamatan Wirobrajan, TPU Sarilaya di Kecamatan Mantrijeron, TPU Sasanalaya di Kecamatan Mergangsan, dan TPU Utaralaya di Kecamatan Tegalrejo. Kemudian 187 pemakaman lain masih dikelolah swadaya oleh masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan 187 pemakaman yang tidak ter-cover oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terkesan semrawut karena tidak memiliki aspek kelembagaan yang jelas dan pemakaman tersebut tidak terpelihara dengan baik.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun beberapa strategi untuk menanggulangi krisis lahan pemakaman. Selain dengan desentralisasi kewenangan pemakaman dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta kepada pemerintah kecamatan dan pemungutan retribusi pemakaman, Pemerintah Kota Yogyakarta juga merumuskan strategi-strategi yang lain. Strategi tersebut yaitu pendataan pemakaman melalui pemetaan pemakaman dan memberlakukan serangkaian prosedur kepada masyarakat agar pelayanan pemakaman dapat berjalan dengan baik dan efisien. Disamping itu, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketemukan bahwa saat ini sistem makam bersusun/tumpang telah diinstruksikan kepada pengelola
pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta.
Adapun pelaksanaan strategi menurut Wheelen dan Hunger dalam Suharni (2012:29), adalah proses mewujudkan strategi yang telah diformulasikan ke dalam aksi melalui tiga indikator, yaitu program, anggaran serta prosedur. Untuk mengidentifikasi sebuah organisasi dalam melakukan/mengimplementasikan strateginya, dapat melalui ketiga indikator tersebut
Langkah – langkah yang diambil oleh Pemkot Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk melakukan kajian penelitian lebih mendalam. Oleh karena itu melakukan penelitian mengenai “Pelaksanaan Strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Mengatasi Krisis Lahan Pemakaman”.
INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, instrumen atau alat pengumpulan data utama adalah peneliti sendiri dengan alat bantu yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.
DATA DAN SUMBER DATA 1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Peneliti memperoleh data primer berdasarkan observasi dan wawancara kepada informan penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen resmi seperti Dokumen Pelaksanan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD Pemerintah Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Wirobrajan, dan Tegalrejo; Dokumen Pemetaan Legger TPU Sarilaya, Sasanalaya, Pracimalaya, dan Utaralaya; Petunjuk Teknis (Juknis) pelimpahan kewenangan walikota kepada camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah pada BAB VII bagian Izin Pemakaman; Perwal Nomor 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat pada BAB I sampai dengan BAB III; Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum pada BAB VII Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; Perwal Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah pada BAB I sampai dengan BAB II; dokumentasi program; dan sumber internet.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) yang menggunakan pedoman wawancara dan pertanyaannya berkembang sesuai dengan situasi dan informasi yang dibutuhkan sehingga terjadi wawancara interaktif antara peneliti dan para informan.
2. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi telah dilakukan secara langsung dengan cara melakukan pengamatan di empat kantor kecamatan untuk mengamati pelaksanaan program, anggaran, dan prosedur kebijakan pemakaman. Keempat kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Mantrijeron, Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Wirobrajan, dan Kecamatan Tegalrejo. Disamping itu peneliti juga melakukan observasi di keempat Tempat Pemakaman Umum (TPU).
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang diperoleh yaitu (DPPA) SKPD Pemerintah Kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Wirobrajan, dan Tegalrejo; Dokumen Pemetaan Legger TPU Sarilaya, Sasanalaya, Pracimalaya, dan Utaralaya; Petunjuk Teknis (Juknis) pelimpahan kewenangan walikota kepada camat untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah pada BAB VII bagian Izin Pemakaman; Perwal Nomor 62
Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat pada BAB I sampai dengan BAB III; Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum pada BAB VII Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; Perwal Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah pada BAB I sampai dengan BAB II; dokumentasi program; dan sumber internet.
TEKNIK PEMERIKSAAN
KEABSAHAN DATA
Untuk mengecek keabsahan dan kredibilitas data, penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan Triangulasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber yang telah membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan, keadaan data penelitian
dengan pendapat informan, dan hasil wawancara dengan data yang diperoleh tentang pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman. TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif dan dengan model Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 246). Teknik analisis ini mempunyai empat alur yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data atau display data dan kesimpulan atau verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pemkot Yogyakarta sedang dihadapkan dengan permasalahan semakin sempitnya lahan pemakaman yang tersedia. Selain dari sisi lahan, Pemerintah Kota Yogyakarta juga dihadapkan permasalah dari sisi yang lain. Terutama pada pendataan pemakaman yang minim dan kelembagaan dari Pemerintah Kota dalam memberikan pelayanan pemakaman yang kurang maksimal. Disamping itu, tingginya laju dinamika pertumbuhan penduduk membuat
Pemkot Yogyakarta belum dapat berbuat banyak seperti penambahan lahan pemakaman karena adanya berbagai kendala, seperti mahalnya harga tanah dan penolakan warga sekitar terhadap pembangunan lahan pemakaman di lingkunganya. Padahal kebutuhan masyarakat akan lahan pemakaman juga terus meningkat.
Pemerintah Kota Yogyakarta perlu untuk melaksanakan suatu strategi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan. Selain dengan desentralisasi kewenangan pemakaman dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta kepada pemerintah kecamatan dan pemungutan retribusi pemakaman, Pemerintah Kota Yogyakarta juga merumuskan strategi-strategi yang lain. Strategi tersebut yaitu pendataan pemakaman melalui pemetaan pemakaman dan memberlakukan serangkaian prosedur kepada masyarakat agar pelayanan pemakaman dapat berjalan dengan baik dan efisien. Disamping itu, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketemukan bahwa saat ini sistem makam bersusun/tumpang telah
diinstruksikan kepada pengelola pemakaman yang ada di Kota Yogyakarta mengingat laju kebutuhan makam dan lahan pemakaman yang ada sudah sangat mendesak.
Wheleen & Hunger dalam Suharni (2012:41) mngemukakan bahwa pelaksanaan strategi dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu pelaksanaan strategi program, anggaran, dan prosedur. Berikut ini adalah garis besar pelaksanaan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman. Hal tersebut terwujud melalui:
Pelaksanaan strategi program Pemerintah Kota Yogyyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud melalui; (1) pembentukan unit pelayanan pemakaman di keempat kecamatan; (2) pemetaan legger TPU dan Sistem Informasi Makam (SIMAK); (3) sistem makam bersusun/tumpang; (4) Adanya koordinasi antar lembaga pemerintah untuk merumuskan peraturan mengenai pemakaman. Pelaksanaan strategi dari sisi program telah berjalan dengan baik meskipun masih terdapat
kekurangan. Kekurangan tersebut terutama pada aspek arsip dan pendataan makam.
Pelaksanaan Strategi Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Pelaksanaan strategi anggaran dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud dalam; (1) penarikan dana retribusi yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai salah satu strategi untuk menekan laju kebutuhan pemakaman dan sebagai salah satu elemen pemasukan keuangan daerah; (2) pemberian dana insentif bagi pemerintah kecamatan yang mampu menghimpun dana retribusi pemakaman melebihi target. Dana insentif ditujukan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Optimalisasi strategi anggaran masih diperlukan mengingat masih tingginya
jumlah tunggakan retribusi pemakaman.
Pelaksanaan Strategi Prosedur merupakan langkah-langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Pelaksanaan strategi prosedur Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman terwujud melalui (1) prosedur perizinan pemakaman; (2) prosedur pelayanan pemakaman; dan (3) adanya perundingan oleh para stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru. Pelaksanaan prosedur perizinan dan pelayanan pemakaman di keempat kecamatan sudah berjalan baik hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan minimnya pengaduan, kritik, maupun sengketa yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah kecamatan. Menurut Bryson dalam suharni (2012:41), menyatakan bahwa sreangkaian strategi yang ditentukan harus merepresentasikan penggunaan kemungkinan sumber daya terbaik dari berbagai sumber daya yang mungkin digunakan.
Adapun faktor pendukung dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakdanakan strategi berkaitan dengan krisis lahan pemakaman yaitu: 1) Adanya desentralisasi kewenangan
dari Pemerintah Kota kepada Pemerintah Kecamatan yang dibarengi dengan dibukanya bagian pelayanan pemakaman di keempat Kecamatan.
2) Adanya kesiapan dari aparat pemerintahan terutama dari aparat Pemertintah Kecamatan dengan inisiatifnya untuk melakukan pemetaan makam, pertemuan dengan masyarakat (ahli waris), dan penerimaan saran & kritik bagi masyarakat luas.
3) Adanya kesadaran dari masyarakat sebagai pengguna untuk turut ikut memelihara makam melalui semangat gotong royong.
Adapun faktor pendukung dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakdanakan strategi berkaitan dengan krisis lahan pemakaman yaitu:
1) Belum adanya peraturan yang khusus mengatur pemakaman di Kota Yogyakarta.
2) Belum adanya sanksi bagi ahli waris yang tidak patuh dengan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Kota yang berdampak pada masih banyaknya tunggakan retribusi pemakaman.
3) Masih minimnya data yang berkaitan dengan pemakaman.
Pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi krisis lahan pemakaman menurut peneliti telah berjalan dengan baik bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang ada. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan alternatif-alternatif strategi yang disalurkan dalam berbagai program dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta dalam
mengatasi krisis lahan pemakaman menurut peneliti telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan minimnya kritik, pengaduan, dan sengketa dari masyarakat. Selain itu tujuan untuk memberikan pelayanan pemakaman yang lebih profesional sudah mulai terwujud.
Wujud dari masing-masing pelaksanaan strategi tersebut yaitu, pertama pelaksanaan strategi program yang mencakup (1) Pembentukan Unit Pelayanan Makam; (2) Pemetaan Legger dan pendataan SIMAK; (3) Sistem makam bersusun/tumpang. (4) Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk merumuskan peraturan pemakaman. Kedua pelaksanaan strategi anggaran yang mencakup (1) retribusi pemakaman; (2) pemberian dana insentif retribusi pemakaman dan pengabuan mayat. Ketiga pelaksanaan strategi prosedur yang mencakup (1) Prosedur perizinan pemakaman; (2) prosedur pelayanan pemakaman. (3) Adanya perundingan antar stakeholder untuk membeli lahan pemakaman baru.
Kemudian berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pengoptimalan kembali strategi yang tertuang dalam berbagai program untuk mengatasi krisis lahan pemakaman
2. Menyusun fungsi penganggaran yang tepat sasaran dan berkeadilan. 3. Hendaknya para eksekutor
kebijakan pemakaman di tingkat Pemerintah Kota Yogyakarta untuk segera meyusun peraturan dan sanksi yang jelas agar kebijakan mengenai pemakaman dapat berjalan sesuai dengan harapan. 4. Kemudian saran kepada masyarakat
agar lebih pro-aktif kembali terutama untuk pendataan dan retribusi pemakaman.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Asep Warlan Yusuf. 1997. Pranata Pembangunan. Bandung: Universitas Parahiayang
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Faisal Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Griffin, W Ricky. 2004. Manajemen. Edisi Ketujuh Jilid 2. Penerjemah: Gina Gania. Jakarta: Erlangga
Haris Herdriansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Koentjoroningrat. 1985. Cirri-ciri kehidupan masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Nasution, 2002.Metode Research :Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rahmat Sahid. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Miles Dan Huberman. Surakarta
Rinaldi Mirsa. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu
Setiawan H.P, dan Zulkieflimansyah., 2007. Manajemen Strategi (Buku Seri Manajemen). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sondang P Siagian. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Administras Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta
_______. 2010. Metode penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Suharni. 2012. Implementasi Strategi
Penerapan Kartu Penduduk Elektronik (e-KTP) Di Kabupaten Nunukan. Makassar
Yunus, H.S. 2011. Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_____. 2012. Struktur Tata Ruang Kota. Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Website:
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015.
Diakses dari
http://kbbi.web.id/ pada tanggal 20 November 2015 pukul 10.22 WIB
Lichfield. N, and Darin-Drabkin. 1980. Land Policy in Planning. London: George Allen& Unwim LTD diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bits tream/123456789/31196/2/Re ference pada tanggal 22 November 2015 Pukul 14.30 WIB
M. Fahmi Iskandar Alam. 2013. Evaluasi Penyediaan Tempat Pemakaman Umum Di Kota Bandung. Bandung: Unikom Bandung. Tugas Akhir Program Magister. Diakses dari
http://elib.unikom.ac.id/gdl.ph p?mod=browse&op=read&id
=jbptunikompp-gdl-mfahmiiska- pada tanggal 01 Desember 2015 Pukul 20:36 WIB
Refi Saeful. 2011 Ketersediaan Lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Di Kota Bandung. Bandung: UPI. Tugas Akhir Skripsi. Diakses dari http://a-research.upi.edu/skripsiview. php?no_skripsi=8711 pada
tanggal 01 Desember 2015 Pukul 22:41 WIB
Peraturan & Undang-Undang: Perda Kota Yogyakarta No 10 Tahun
2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan Dan Tugas Pokok Dinas Daerah
Perda Kota Yogyakarta No 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum
Perwal Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintahan Daerah
Perwal Nomor 62 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksaan Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman
Perwal Nomor 68 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Walikota Tentang Pelimpahan Kewenangan Walikota