• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 23

PERAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI

KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL

Rokhim (10140009)

Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah Muhammadiyah sebagai organisasi yang berkiprah dalam kegaiatan sosial kemasyarakatan juga banyak berperan dalam bidang lain terutama pendidikan. Di wilayah kabupaten Kendal khususnya di kecamatan Sukorejo peran Muhammadiyah dalam pendidikan telah memberikan kontribusi antara lain didalamnya lembaga pendidikan. Taman pendidikan Al Qur’an dan kajian – kajian keIslaman. Disamping usaha mengembangkan pendidikan akademik juga memperhatikan nilai – nilai spiritual keagamaan dengan dimasukkan mata pelajaran menjad ciri khusus Muhammadiyah berupa pendidikan akhlak, ibadah, tarikh, al Qur’an dan Hadits dan ke-Muhammadiyahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran umum wilayah Sukorejo ditinjau dari segi pendidikan; (2) Bagaimana proses masuknya Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo; (3)Peran organisasi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan di wilayah kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal; (4) Bentuk – bentuk penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah di wilayah kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal; (5) Kontribusi yang diberikan organisasi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan di kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal; (6) Hambatan dan tantangan dalam perkembangan pendidikan di kecamatan Sukorejo; (7) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan dan tantangan serta hasil yang telah dicapai dalam usaha peningkatan pendidikan oleh organisasi Muhammadiyah. Jenis penelitian ini menggunakan teknik deskriptif interaktif dengan dua variabel yakni Organisasi Muhammadiyah dan Bidang Pendidikan. Obyek penelitian adalah masyarakat kecamatan Sukorejo pada umumnya, Pimpinan Muhammadiyah Sukorejo. Instrumen penelitian dengan menggunakan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Validitas data didapatkan dengan menggunakan teknik triangulasi data, yaitu dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kebenaran suatu informasi yang diperoleh dari alat dan waktu yang berbeda dengan hasil observasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keberadaan organisasi Muhammadiyah sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan di kecamatan Sukorejo. Bagi organisasi Muhammadiyah sendiri diharapkan untuk makin merapatkan barisan dengan cara mengintegrasikan intern dan meningkatkan kerjasama antar amal usaha Muhammadiyah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan keilmuan tentang manajemen pengelolaan sekolah, serta penerbitan siteplan tentang garis – garis besar jangka panjang pengelolaan sekolah – sekolah Muhammadiyah.

Kata Kunci : muhammadiyah sukorejo, bidang pendidikan PENDAHULUAN

Perkembangan iptek, budaya, serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat mengakibatkan adanya perubahan – perubahan dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk bidang pendidikan, sehingga perlu adanya upaya – upaya pembangunan dalam pendidikan agar pendidikan tidak tertinggal oleh kemajuan pembangunan. Pendidikan sebagai modal pembangunan bangsa semakin banyak digarap dan dikembangkan oleh berbagai elemen masyarakat. Ini terbukti dengan makin banyaknya muncul berbagai lembaga – lembaga sosial yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

(2)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 24

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi – potensi pribadinya, yaitu rohani, ( pikir, cipta, rasa, karsa dan budi nurani ) serta jasmani ( panca indra dan ketrampilan – ketrampilan).

Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan definisi pendidikan di atas, memiliki makna yang terkandung didalamnya yaitu : (1) Usaha sadar dan terencana; (2) Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; (3) memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Muhammadiyah sebagai organisasi yang berkiprah dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, juga banyak berperan dalam bidang – bidang yang lain diantaranya adalah bidang pendidikan di tingkat pendidikan Nasional hingga di daerah. Disamping usaha – usaha mengembangkan pendidikan akademis juga memperhatikan nilai – nilai spiritual keagamaan yaitu dengan dmasukannya mata pelajaran ciri khusus Muhammadiyah yang berupa pendidikan Akhlak, Ibadah, Tarikh, Al – Qur’an dan Hadits, serta Ke-Muhammadiyahan.

Di wilayah kabupaten Kendal, peran serta dalam mewujudkan demokrasi yang bersifat mendasar disertai kebijakan-kebijakan nasional yang mengutamakan hajat hidup rakyat menjadikan peran Muhammadiyah dalam dunia pendidikan telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan diantaranya didirikan lembaga pendidikan, Taman Pendidikan Al Qur’an, serta kajian kajian ke Islam-an khususnya di kecamatan Sukorejo. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengambil judul skripsi “Peran Organisasi Muhammadiyah Pada Bidang Pendidikan Di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal”.

KAJIAN PUSTAKA

Organisasi Muhammadiyah

Menurut Muhammadiyah sendiri, organisasi adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari 2 – 3 orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerjasama dalam mewujudkan keinginan bersama. Fungsi dari organisasi sendiri adalah untuk mencapai tujuan yang telah dicita – citakan.

Maksud dan Tujuan organisasi Muhammadiyah adalah menengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar – benarnya.

(3)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 25

Visi organisasi Muhamamdiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar – benarnya, sedangkan Misi gerakannya adalah menegakkan tauhid yang murni; menyebarkanluaskan Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits; dan mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga dan juga masyarakat.

Untuk menjalankan sebuah organisasi, apapun namanya termasuk Muhammadiyah diperlukan sebuah komitmen dan loyalitas bagi para pimpinan dan anggota – anggotanya. Bentuk dari komitmen dan loyalitas dalam berorganisasi adalah dipatuhinya aturan – aturan yang telah disepakati bersama dalam Anggaran Dasar ( AD ) maupun Anggaran Rumah Tangga ( ART ) organisasi.

Dalam masyarakat terdapat berbagai jenis organisasi, diantaranya organisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi sosial, organisasi keagamaan, dan lain sebagainya.

Pergerakan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan

Langkah pembaruan yang bersifat “reformasi” ialah merintis pendidikan “modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan yang dipelopori kyai Ahmad Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek “iman” dan “kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya ( Kuntowijoyo, 1985 : 36 )

Apresiasi sejarah terhadap Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan oleh faktor besarnya partisipasi organisasi ini dalam dunia Pendidikan. Partisipasi Muhammadiyah dalam memperkuat bangsa ini dalam konteks Pendidikan dimulai sejak Muhammadiyah lahir pada tahun 1912. Hal ini mengingat bahwa salah satu faktor yang mendorong lahirnya Muhammadiyah adalah adanya realitas obyektif yang menunjukkan bahwa kondisi Pendidikan bangsa ini di awal abad 20-an cukup memprihatinkan alias tertinggal. Setidaknya salah satu problem yang dihadapi umat Islam pada fase awal abad ke- 20 adalah adanya kemunduran Islam yang berpusat di pondok pesantren karena terisolasi dari perkembangan ilmu dan masyarakat modern. Salah satu yang melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah adalah realitas sosial-pendidikan di Indonesia.

Latar sejarah lahirnya Muhammadiyah ini perlu diungkap untuk mempertegas bahwa kontribusi Muhammadiyah kepada bangsa ini, khususnya dalam dunia pendidikan tidaklah sedikit. Mencatat partisipasi Muhammadiyah dalam dunia pendidikan tidak bermaksud membusungkan dada di hadapan pemerintah atau pihak penyelenggara pendidikan lainnya.

METODE PENELITIAN

Jenis Pendekatan Penelitian yang Digunakan

Penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat desktiptif dan cenderung menggunakan analisis dengan tujuan untuk mengetahui realitas sosial yang ada

(4)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 26

pada masyarakat. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data secara induktif. Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-respondenmenjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.

Scope Spasial dan Scope Temporal a. Scope Parsial

Dengan melihat berbagai alasan, diantaranya keterbatasan biaya dan waktu, serta kemudahan dalam memperoleh data, maka penulis menetapkan penelitian skripsi ini ditempatkan di wilayah Sukorejo kabupaten Kendal sebagai tempat penelitian Propinsi Jawa Tengah.

b. Scope Temporal

Waktu penelitian pada skripsi ini adalah sejak berdirinya rintisan lembaga pendidikan Muhammadiyah tahun 1963 hingga 2013.

Sumber Data

Data adalah catatan atas kumpulan beberapa fakta. Dalam penggunaan sehari – hari , data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan ( observasi ) suatu variabel yang bentuknya berupa angka, kata – kata, atau cerita. ( Munawaroh, 2012 )

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data data berupa tempat, orang,atau benda yang dapat memberikan data sebagai bahan penyusunan informasi. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2007:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya data tambahan seperti arsip dokumen. .Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya.Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu terdiri dari sumber primer dan sumber skunder.

Sumber data primer dari penelitian ini adalah dari wawancara dengan para pejabat didalam organisasi Muhammadiyah sejumlah 4 orang, Kepala Sekolah perguruan Muhammadiyah sejumlah 5 orang .

Sumber skunder dalam penelitian ini diantaranya adalah hasil dokumentasi, arsip dokumen organisasi, buku – buku referensi. Dokumentasi berupa foto wawancara dengan informan yaitu pelaku sejarah, ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukorejo, foto gedung balai Dakwah Muhammadiyah dan sekolah Muhammadiyah Sukorejo. Arsip dokumen organisasi dengan cara menggali informasi dari arsip oganisasi Muhammadiyah misal berupa dokumen akta wakaf tanah anggota Muhammadiyah yang memuat perjanjian antara pemberi wakaf kepada wakil Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukorejo,

(5)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 27

piagam – piagam pedirian sekolah – sekolah Muhammadiah, profil sekolah – sekolah Muhammadiyah, serta struktur organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukorejo.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, tehnik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dan alat apa yang digunakannya.jenis sumber data adalah mengenai darimana data diperoleh baik data primer ( diperoleh dari sumber langsung ) atau data skunder ( diperoleh dari sumber tidak langsung ). Metode pengumpulan data merupakan tehnik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Sedangkan alat yang digunkan untuk mengumpulkan data berupa pedoman wawancara, kamera, alat perekam.

a) Teknik observasi b) Wawancara c) Dokumentasi

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data didalam penelitian ini meliputi : catatan lapangan, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Instrumen penelitian ini merupakan alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. ( Arikunto, 2010 )

Kamera merupakan alat yang digunakan untuk mengabadikan atau mendokumentasikan hal – hal yang berkaitan dengan subyek – obyek dalam penelitian ini yang dianggap bermanfaat. Fungsi dari dokumentasi ini adalah sebagai acuan untuk menjaga validitas data yang disajikan.

Alat perekam, adalah suatu alat yang digunakan untuk menjaga otentitas data dalam bentuk suara atau gambar, sehingga data dapat disusun menjadi laporan dalam penelitian serta dapat dijadikan bukti – bukti nyata dilaksanakannya rangkaian kegiatan penelitian. Hal ini menjadi sangat penting sebagai lampiran dalam pembuatan skripsi ini.

HASIL PENELITIAN

Islam itu lebih cenderung compiun atau bermasyarakat ( comunity ) . Dalam buku “Marhaenis Muhammadiyah Ajaran dan Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan “ diuraikan tentang ideologi orang – orang Muhammadiyah yang beraneka ragam. Dijelaskan didalam nya terdapat pembagian kelompok masyarakat yang berupa golongan Muhammadiyah murni yaitu generasi Al Ikhlas, golongan yang tidak mengerjakan TBC ( tahayul, bid’ah, khurofat ), Muhammadiyah Nasionalis, Muhammadiyah – NU, itu merupakan cairnya ideologi. Orang cenderung pragmatis, mana yang dianggap mampu memenuhi kebutuhannya

(6)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 28

maka itu yang diambilnya yang dinamakan pengkaderan dalam Muhammadiyah seperti Tunas Melati ( TM ) sekarang sudah tidak berkembang, kader – kader tersebut kadang muncul dengan sendirinya. Muhammadiyah belum mencetak secara serius , sekolah Muhammadiyah hanya memberikan ijazah saja tanpa adanya bekal keorganisasian yang cukup. Dapat menjadi persoalan bila guru – guru Muhammadiyah itu tidak mengerti tentang Muhammadiyah sendiri. Pekerjaan hanya dianggap sebagai pemenuhan jam mengajar, itu yang membuat ideologi Muhammadiyah menjadi dangkal. Lebih banyak kedekatan kekerabatan daripada keorganisasian, sehingga bila sekarang muncul berbagai golongan di atas merupakan suatu kewajaran .

Pentingnya dakwah kader adalah untuk mencetak guru dan karyawan yang bekerja dalam amal usaha Muhammadiyah untuk dapat dikelola oleh organisasi yang lebih besar diatasnya. Muhammadiyah harus dapat mengelola lembaga dengan lebih tegas dan terarah untuk dapat menjalankan dengan baik, harus dapat berbicara dengan keras didalam organisasi dan tidak sekedar keras diluar organisasi. Muhammadiyah harus dapat membenahi diri dari dalam tidak sekedar menerima kritik dari luar organisasi. Prosentase guru – guru yang aktif dalam organiasasi masih sangat kecil, masih dominan yang hanya sekedar mengajar di amal usaha Muhammadiyah saja.

Pada jaman sekarang orang sudah tidak berfikiran menggunakan baju apa dalam berorganisasi. Banyak dari sekolah – sekolah Muhammadiyah yang siswa siswi nya berasal dari luar organaisasi, itu yang membuktikan cairnya ideologi.

Perkembangan pendidikan yang bergerak dalam setiap lini kehidupan masyarakat menyebabkan Muhammadiyah harus berfikir keras dalam usahanya. Tidak hanya melalui pendidikan formal, kegairahan dalam mengikuti kegiatan dan pengajian ranting Muhammadiyah di desa – desa juga semakin digiatkan. Tolok ukur keberhasilan peningkatan pendidikan Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo adalah kemampuan daya serap sekolah - sekolah Muhammadiyah terhadap sekolah – sekolah disekitanya. SMP Muhammadiyah Sukorejo mampu menyerap lulusan – lulusan SD disekitarnya. SD Muhammadiyah dikatakan bagus jika mampu menyerap lulusan TK disekitarnya sesuai dengan proporsi yang ada dari sisi kuantitasnya.

Dari sisi kualitasnya, keberhasilan Majelis Tabligh jika mampu menghasilkan kader – kader yang istilahnya memahami faham Muhammadiyah. Terlalu tinggi jika yang dijadikan tujuan adalah menjadikan anggota Muhammadiyah kemudian mereka bisa mengamalkan ajaran – ajaran yang dikandungnya, seperti fastabikhl khoirot itu. Sebagai contoh lulusan sekolah yang sudah bekerja dapat menyisihkan penghasilannya untuk memberikan zakat dan santunan pada anak – anak di panti asuhan, tetapi sebagai organisasi Muhammadiyah harus memiliki target bagaimana cara mempunyai anggota. Kepada alumni panti sendiri diharapkan tetap peduli pada panti sendiri karena juga pernah tinggal di tempat tersebut. Itu merupakan salah satu keberhasilan dalam bidang pengkaderan.

(7)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 29

Bentuk keberhasilan yang lain adalah jangan sampai orang – orang yang tidak mampu dalam hal pembiayaan, tidak dapat bersekolah di sekolah Muhammadiyah. Peran organisasi disini adalah mengontrol sekolah jangan sampai menjadi terlalu elit. Lemahnya manajemen harus segera ditindaklanjuti dengan pengorganisasian secara baik. Harus ada penegasan terhadap segala keputusan anak – anak yang dibebaskan secara personal dari sekolah.

Pemberian santunan kepada anak – anak yang putus sekolah sehingga dapat meneruskan ke tingkat pendidikan lebih dapat dikontrol dalam pendidikan formal.

Dalam hal pengkaderan dari Bapak Sutiyono, BA menyarankan untuk dapat selalu berkoordinasi antara para pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah ( AUM ) yang berada di lembaga penddikan terutama tingkat pendidikan menengah sehingga dapat terjalin hubungan yang makin harmonis. Hubungan yang makin harmonis tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling mempunyai satu sama lain dan akhirnya menghasilkan hubungan yang baik antara generasi muda dengan generasi tua.

Ranting Muhammadiyah yang berada di desa – desa sangatlah berperan penting dalam penyebaran Muhammadiyah. Dalam bidang penddikan, ranting Muhammadiyah dimanfaatkan untuk mecari data siswa/I lulusan sekolah menengah dan atas untuk dapat melanjutkan pendidikannya. Melalui ranting Muhammadiyah, anak – anak yang tergolong tidak mampu (miskin) akan dikelola hingga dapat menempuh pendidikan kelanjutan, misal lulusan SD/MI yang tidak mampu akan dibiayai sekolahnya ke tingkat SMP/MTs, lulusan SMP/Mts juga dibiayai sekolahnya ke tingkat SMA/SMK.

Panti Asuhan Yatim (PAY) Aisiyah Putri yang beralamat di Aromasari Sukorejo sangat memberikan peran yang besar dalam pengentasan pendidikan. Disamping sekolah formal, anak – anak yang berada di PAY Aisiyah Putri juga mendapatkan tambahan ketrampilan dan pendidikan ilmu agama Islam yang lebih seperti dituturkan oleh pengelolanya bapak Sugeng Widodo, S.PdI yang juga selaku pegawai Dinas Sosial dilingkungan pemerinytah kecamatan Sukorejo.

Alumni anak – anak dari PAY Aisiyah Putri juga mendapatkan bekal untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi dan juga disalurkan menjadi tenaga – tenaga kerja yang siap berkompetisi dalam masyarakat, diantaranya sebagai tenaga pengajar di PAUD Aisiyah, Guru TK Aisiyah.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian skripsi ini dapat diambil kesimpulan antara :

1. Kecamatan Sukorejo adalah sebuah daerah yang termasuk dalam wilayah kabupaten Kendal yang merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan potensi pertanian dan perkebunan dalam sektor ekonomi. Daya dukung ekonomi tersebut menjadikan potensial sebagai daerah hunian. Hal tersebut juga mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor pendidikan masyarakatnya untuk lebih maju dan berkembang.

(8)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 30

2. Sejarah masuknya Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal diawali dengan media kajian Tarikh Nabi Muhammad SAW yang dibawa oleh bapak Djasman dari Pati antara tahun 1927 – 1929 M.

3. Peran Muhammadiyah dalam amal usaha pendidikan diantaranya adalah pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia.

4. Bentuk – bentuk penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo dalam pendidikan formal antara lain TK Bustanul Atfal, MI dan SD Muhammadiyah, SMP dan MTs Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah Sukorejo, serta SLB Muhammadiyah.

5. Kontribusi yang diberikan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan adalah dengan pengelolaan lembaga pendidikan dirintis dari PGA 4 tahun yang selanjutnya berdiri lembaga pendidikan Muhammadiyah lain.

6. Kendala dan hambatan dalam perkembangan pendidikan Muhammadiyah di kecamatan Sukorejo antara lain ketersediaannya sumber daya manusia yang memadai, pengkaderan dilingkungan keluarga yang masih lemah, manajerial pengelolaan lembaga yang belum modern, belum adanya koordinasi antar lembaga pendidikan Muhammadiyah dalam bidang keuangan, belum adanya siteplan dari majelis Dikdasmen PCM Sukorejo, serta tanggapan pemerintah terhadap pendidikan sekolah swasta belum maskimal.

7. Upaya yang dilakukan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan diantaranya perlu diadakannya berbagai pelatihan yang melibatkan unsur – unsur sekolah, penajaman ideologi Muhammadiyah kepada karyawan lembaga pendidikan Muhammadiyah dan pembuatan renstra Majelis Dikdasmen PCM Sukorejo.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi Hamid .(2013). Dimensi Dimensi Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung : Alfabeta Hadikusumo Kunaryo.(1995). Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press

Isjoni, 2008. Memajukan Bangsa dengan Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

J. Moleong Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mulkhan Abdul Munir. (2013). Marhaenis Muhammadiyah Ajaran dan Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Galangpress. Yogyakarta

Saerozi. Muh.(2013). Pembaruan Pendidikan Islam Studi Historis Indonesia dan Malaysia 1900 - 1942. Yogyakarta : Tiara Wacana.

(9)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 31

Sanusi M. ( 2013 ). Kebiasaan – Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan & K.H. Hasyim Asy’ari . Divapress. Yogyakarta.

Soekanto Suryono.(2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineke Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung. Alfabeta

Sutopo. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta. UNS Press

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Yogyakarta.

IKIP Veteran Semarang.(2014). Buku Pedoman Skripsi . Semarang Badudu, Zain, 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. KDT

Purwadarminto, 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta. PN Balai Pustaka Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh metode pengeringan dengan temperatur ruang dan microwave terhadap kekuatan kompresi dan perubahan dimensi gips tipe IV

Perlakuan pemupukan dengan 400 kg/ha pupuk majemuk Phonska + 152 kg/ha urea mengakibatkan tanaman padi sawah kultivar IR 64 di Jatinangor Sumedang mempunyai rata-rata jumlah

Penerapan Simulasi PhET terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika II di Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Papua.. Sri Wahyu Widyaningsih dan Irfan

07.03 Onions, shallots, garlic, leeks and other alliaceous vegetables, fresh or chilled. ), fresh or chilled.. ), jelly fungi (Tremella spp.. major) and horse beans (Vicia faba

Penulis tertarik untuk mengetahui jumlah kasus penderita leukemia di Rumah Sakit Immanuel Bandung dari periode Januari 2002-Desember 2005 bila dikelompokkan menurut

Analisis probabilitas kemiskinan nelayan di gampong Kuala Langsa kecamatan Langsa Barat Kota Langsa dapat diketahui dari hasil analisis berupa pengaruh

Tujuan dari penelitian yaitu menghubungkan algoritma Hermite, Bezier, B-Spline pada fungsi harmonisnya dengan menciptakan gambar atau citra yang tepat untuk suatu bentuk yang

Dengan menggunakan metode presentasi ini sangat dirasakan akan lebih memicu dan memberikan rangsang terhadap siswa untuk aktif karena akan adanya keterpaksaan