BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat. Salah satu pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan yang di berikan oleh rumah sakit adalah memberikan bentuk pelayanan yang di berikan oleh rumah sakit adalah memberikan pelayanan makanan kepada semua pasien yang dilayani.
pelayanan makanan kepada semua pasien yang dilayani. Pelayanan Gizi R
Pelayanan Gizi Rumah Sakit umah Sakit ( PGRS) adalah ( PGRS) adalah pelayanan yang pelayanan yang didi sesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, sesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya perjalanan penyakit dapat pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan pasien. Pelayanan Gizi Rumah Sakit ( berpengaruh terhadap keadaan pasien. Pelayanan Gizi Rumah Sakit ( PGRS ) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna PGRS ) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan antara lain : perawatan gizi rawat rumah sakit dengan beberapa kegiatan antara lain : perawatan gizi rawat inap dan perawatan gizi rawat jalan ( PGRS.2003).
inap dan perawatan gizi rawat jalan ( PGRS.2003).
Untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi Untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari
optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari -hari yang mengandung-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorbi dan zat-zat gizi yang seimbang. Bila tubuh dapat mencerna, mengabsorbi dan memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik, maka akan tercapai memetabolisme zat-zat gizi tersebut secara baik, maka akan tercapai keadaan gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit melalui modifikasi diet keadaan gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit melalui modifikasi diet diupayakan agar gizi seimbang tetap bisa tercapai. ( Almatsier, 2007 )
diupayakan agar gizi seimbang tetap bisa tercapai. ( Almatsier, 2007 )
Dalam upaya pemenuhan zat gizi yang optimal pada pelaksanaan Dalam upaya pemenuhan zat gizi yang optimal pada pelaksanaan asuhan gizi diperlukan keterlibatan dan kerja sama yang erat antar berbagai asuhan gizi diperlukan keterlibatan dan kerja sama yang erat antar berbagai profesi terkait yang tergabung dalam tim asuhan gizi terutama ahli gizi profesi terkait yang tergabung dalam tim asuhan gizi terutama ahli gizi karena pengaturan makanan yang baik merupakan kegiatan yang harus karena pengaturan makanan yang baik merupakan kegiatan yang harus diperhatikan. Oleh karena itu peran seorang ahli gizi sangat diperlukan yaitu diperhatikan. Oleh karena itu peran seorang ahli gizi sangat diperlukan yaitu dalam menetapkan preskripsi diet, rencana diet, evaluasi status gizi, serta dalam menetapkan preskripsi diet, rencana diet, evaluasi status gizi, serta memberikan konseling gizi kepada
memberikan konseling gizi kepada pasien sesuai dengan pasien sesuai dengan informasi yainformasi ya ngng dibutuhkan ( Almatsier, 2007 )
Sehubungan dengan uraian
Sehubungan dengan uraian didi atas maka mahasiswa diwatas maka mahasiswa diwajibkanajibkan untuk turut serta dalam kegiatan Manajemen Asuhan Gizi Klinik terhadap untuk turut serta dalam kegiatan Manajemen Asuhan Gizi Klinik terhadap pasien ´Hepatitis B Akut ´ yang berada di Ruang Pandan Wangi kelas III pasien ´Hepatitis B Akut ´ yang berada di Ruang Pandan Wangi kelas III RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama empat hari dimulai tanggal 7 Juni RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama empat hari dimulai tanggal 7 Juni 2010 sampai dengan 10 Juni 2010.
2010 sampai dengan 10 Juni 2010.
B.
B. TUJUANTUJUAN
b.1
b.1 Tujuan Tujuan UmumUmum
Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen asuhan gizi klinik Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen asuhan gizi klinik pada Penderita Hepatitis B Akut di Ruang Pandan Wangi RSUD. Dr. pada Penderita Hepatitis B Akut di Ruang Pandan Wangi RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.
Soetomo Surabaya. b.2
b.2 Tujuan Tujuan KhususKhusus a.
a. Mahasiswa mMahasiswa mampu membaca ampu membaca dan mdan mencatat data penderita.encatat data penderita. b.
b. Mahasiswa mMahasiswa mampu melakukan aampu melakukan anamnesa riwayat namnesa riwayat gizi gizi pasienpasien c.
c. Mahasiswa Mahasiswa mampu mmampu melakukan recall elakukan recall 24 24 jamjam d.
d. Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menghitung asupan menghitung asupan zat gizi zat gizi pasien berdasarkanpasien berdasarkan recall 24 jam
recall 24 jam e.
e. Mahasiswa mampu mMahasiswa mampu menganalisa data enganalisa data subyektif dan obyekif untuksubyektif dan obyekif untuk menentukan
menentukan diagnosa gidiagnosa gizi zi pasienpasien f.
f. Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu menyusun asuhan menyusun asuhan gizi dengan gizi dengan metode metode NCPNCP (Nutrition Care Process)
(Nutrition Care Process) g.
g. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu melakukan melakukan pengukuran pengukuran antropometriantropometri ,, menganalisis data laboratorium, data klinis dan data fisik pasien. menganalisis data laboratorium, data klinis dan data fisik pasien. h.
h. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menentukan menentukan status status gizi pasiengizi pasien i.
i. Mahasiswa mMahasiswa mampu merencanakan ampu merencanakan terapi terapi diet diet yang yang sesuai sesuai dengandengan penyakit dan kebutuhan zat ± zat gizi pasien
penyakit dan kebutuhan zat ± zat gizi pasien j.
j. Mahasiswa mampu mMahasiswa mampu merencanakan dan erencanakan dan melakukan penyuluhanmelakukan penyuluhan serta konsultasi gizi
serta konsultasi gizi
k. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan mengevaluasi k. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan mengevaluasi asuhan gizi yang telah dilakukan yaitu meliputi asupan makanan, asuhan gizi yang telah dilakukan yaitu meliputi asupan makanan, data antropometri, fisik, klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium data antropometri, fisik, klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium
l. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan yang telah l. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan yang telah
dilakukan dilakukan
C
C. MANFAAT. MANFAAT c.1
c.1 Bagi Bagi MahasiswaMahasiswa
Dapat mempelajari dan memahami penatalaksanaan diet serta Dapat mempelajari dan memahami penatalaksanaan diet serta intervensi pada pasien dengan diagnosa medik Hepatitis B Akut.
intervensi pada pasien dengan diagnosa medik Hepatitis B Akut. c.2
c.2 Bagi Bagi Rumah Rumah SakitSakit
Dapat memberi masukan untuk pelayanan gizi di Rumah Sakit. Dapat memberi masukan untuk pelayanan gizi di Rumah Sakit. c.3
c.3 Bagi Bagi Instalasi Instalasi GiziGizi
Dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan kualitas dan Dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan gizi di Rumah Sakit.
kuantitas pelayanan gizi di Rumah Sakit. c.4
c.4 Bagi Bagi pasien pasien dan dan Keluarga Keluarga PasienPasien
Dapat meningkatkan pengetahua
Dapat meningkatkan pengetahua n keluarga n keluarga tentang pemberiantentang pemberian diet yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Hepatitis B A. Hepatitis B a.1. Pengertian a.1. Pengertian
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu
"Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota anggota famili Hepadnavirus yangfamili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian
sebagian kecil kasus kecil kasus dapat berdapat berlanjut mlanjut menjadi sirosi enjadi sirosi hati atau kanker hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia (Hermansyah, 2009) endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia (Hermansyah, 2009)
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan
obat, dan paparan berbagai macberbagai macam am zat kimia seperti karbonzat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan
tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zatzat -zat lain-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui
terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racunkulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat
sehingga tidak dapat lagi lagi menetralkan menetralkan racunracun -racun -racun lain.lain. ( Hermansyah, 2009 ) ( Hermansyah, 2009 ) a.2. Etiologi a.2. Etiologi 1. Hepatitis virus B 1. Hepatitis virus B
Virus yang lengkap berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm Virus yang lengkap berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang di sebut partikel Dane.
yang di sebut partikel Dane.
2. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti 2. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern. zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern.
a.3.
a.3. CCara Penularanara Penularan
Hepatitis B umumnya menular jika darah dan aliran tubuh Hepatitis B umumnya menular jika darah dan aliran tubuh lainnya seperti semen (air mani) atau sekresi vagina dari seseorang lainnya seperti semen (air mani) atau sekresi vagina dari seseorang yang terinfeksi memasuki tubuh orang yang belum terinfeksi. yang terinfeksi memasuki tubuh orang yang belum terinfeksi. Penularan biasanya melalui :
Penularan biasanya melalui :
1. Kontak seksual dengan penderita 1. Kontak seksual dengan penderita 2. Gigitan atau melalui mulut
2. Gigitan atau melalui mulut
3. Pemakaian jarum suntik bersama, sikat gigi, pisau cukur, alat tindik 3. Pemakaian jarum suntik bersama, sikat gigi, pisau cukur, alat tindik
telinga, alat tato dan akupuntur telinga, alat tato dan akupuntur
4. Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan 4. Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan
Virus hepatitis B tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin Virus hepatitis B tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin atau sekresi pernafasan. Hepatitis B tidak ditularkan melalui atau sekresi pernafasan. Hepatitis B tidak ditularkan melalui pemakaian bersama perkakas makan, pelukan, batuk, bersin dan pemakaian bersama perkakas makan, pelukan, batuk, bersin dan pegangan tangan. Penelitian menunjukkan hepatitis B tidak menular pegangan tangan. Penelitian menunjukkan hepatitis B tidak menular melalui makanan dan minuman.
melalui makanan dan minuman. Sebagian besar orang dew
Sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi asa yang terinfeksi hepatitis B akanhepatitis B akan sembuh tanpa masalah, akan tetapi tidak
sembuh tanpa masalah, akan tetapi tidak pada bayi dan anakpada bayi dan anak-anak.-anak. Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semaki besar Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semaki besar kemungkinan berkembang menjadi kronis.
kemungkinan berkembang menjadi kronis.
a) Jika orang dewasa terinfeksi : 10% akan berkembang menjadi a) Jika orang dewasa terinfeksi : 10% akan berkembang menjadi
kronis kronis
b) Jika seorang anak terinfeksi : 50% akan berkembang menjadi b) Jika seorang anak terinfeksi : 50% akan berkembang menjadi
kronis kronis
c) Jika seorang bayi terinfeksi : 90% akan berkembang menjadi c) Jika seorang bayi terinfeksi : 90% akan berkembang menjadi
infeksi kronis infeksi kronis
d) Cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi hepatitis B atau d) Cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi hepatitis B atau tidak adalah melalui pemeriksaan darah. Ada 3 pemeriksaan tidak adalah melalui pemeriksaan darah. Ada 3 pemeriksaan standar yang biasa dilakukan yaitu:
standar yang biasa dilakukan yaitu: 1. HBsAg ( hepatitis B surface antigen) : 1. HBsAg ( hepatitis B surface antigen) :
Adalah penanda aw
Adalah penanda awal hepatitis B yang muncul 4al hepatitis B yang muncul 4 -12 minggu-12 minggu setelah terinfeksi. Bila
setelah terinfeksi. Bila HBsAg HBsAg menetap dalamenetap dalam m darah selama darah selama 66 bulan, berarti terjadi infeksi kronis.
2. Anti HBc ( antibodi hepatitis B core ) : 2. Anti HBc ( antibodi hepatitis B core ) :
Adalah antibodi terhadap antigen inti hepatitis B. Antibodi Adalah antibodi terhadap antigen inti hepatitis B. Antibodi ini terdiri dari 2 tipe yaitu : IgM ( imunoglobulin M ) anti HBc dan ini terdiri dari 2 tipe yaitu : IgM ( imunoglobulin M ) anti HBc dan IgG
IgG anti anti HBc.HBc.
y
y Anti-HBc IgM :Anti-HBc IgM :
Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan hingga 6 bulan. Berperan pada core window ( fase bertahan hingga 6 bulan. Berperan pada core window ( fase jendela ) yaitu m
jendela ) yaitu masa dimana HBsAg sudah hilang, asa dimana HBsAg sudah hilang, tetapi antitetapi anti --HBsAg belum muncul 10% hepatitis akut tidak terdeteksi HBsAg belum muncul 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya dengan memeriksa HBsAg.
hanya dengan memeriksa HBsAg.
y
y Anti-HBc IgG :Anti-HBc IgG :
Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang, Terdeteksi Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang, Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik Dapat bertahan pada fase pada hepatitis akut dan kronik Dapat bertahan pada fase penyembuhan ( kadar rendah ), Tidak mempunyai efek penyembuhan ( kadar rendah ), Tidak mempunyai efek protektif. Interpretasi hasil positif anti-HBc biasanya protektif. Interpretasi hasil positif anti-HBc biasanya tergantung hasil
tergantung hasil pemeriksaan HBsAg pemeriksaan HBsAg dan antidan anti -HBs.-HBs. 3. Anti-Hbs (antibodi terha
3. Anti-Hbs (antibodi terhadap hepatitidap hepatitis B surface antigens B surface antigen ))
Jika hasilnya positif atau reaktif menunjukkan adanya Jika hasilnya positif atau reaktif menunjukkan adanya imunitas atau kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B baik imunitas atau kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B baik dari imunisasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masa dari imunisasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang yang terinfeksi masa lampau tidak dapat lampau. Seseorang yang terinfeksi masa lampau tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. ( Zubair, 2010 ) menularkan penyakitnya kepada orang lain. ( Zubair, 2010 ) a.4. Patofisiologi
a.4. Patofisiologi
Masa inkubasi bervariasi, tergantung pada agennya, refleksi Masa inkubasi bervariasi, tergantung pada agennya, refleksi virus dalam hati meningkat, yang di ikuti oleh penampilan komponen virus dalam hati meningkat, yang di ikuti oleh penampilan komponen virus dan nekrosis sel hati bersama respons peradangan yang virus dan nekrosis sel hati bersama respons peradangan yang menyertai. Antibodi non spesifik dapat meningkat sama seperti pada menyertai. Antibodi non spesifik dapat meningkat sama seperti pada infeksi virus lainnya. Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B, C infeksi virus lainnya. Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B, C (nonA dan non B), adalah identik. Pada kasus klasik, ukuran dan (nonA dan non B), adalah identik. Pada kasus klasik, ukuran dan warna hati nampak
warna hati nampak normal, tetapi kadangnormal, tetapi kadang -kadang sedikit oedem,-kadang sedikit oedem, membesar dan berw
kekacauan hepatoseluler, cedera dan necrosis hati, dan peradangan kekacauan hepatoseluler, cedera dan necrosis hati, dan peradangan perifer.
perifer.
Perubahan reversible bila fase akut penyakit mereda. Pada Perubahan reversible bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa kasus, necrosis sub masif atau masif dapat mengakibatkan beberapa kasus, necrosis sub masif atau masif dapat mengakibatkan payah hati yang
payah hati yang berat dankematian. berat dankematian. Hepaptitis virus D merupakanHepaptitis virus D merupakan hibrid DNA virus hepatitis B. virus ini dapat menular sendiri secara hibrid DNA virus hepatitis B. virus ini dapat menular sendiri secara langsung dan bersifat hepatoksit. Bentuk ini akan memperbanyak langsung dan bersifat hepatoksit. Bentuk ini akan memperbanyak bentuk hepatitis kronik. (Saputra, 2010)
bentuk hepatitis kronik. (Saputra, 2010) a.5.
a.5. Manifestasi Manifestasi KlinisKlinis
Infeksi HBV dapat menimbulkan akibat klinis yang Infeksi HBV dapat menimbulkan akibat klinis yang berbeda-beda bagi setiap individu, penderita dapat mengalami salah satu dari beda bagi setiap individu, penderita dapat mengalami salah satu dari beberapa keadaan seperti dibawah ini ;
beberapa keadaan seperti dibawah ini ; 1. Tetap sehat.
1. Tetap sehat.
Terjadi bagi mereka yang memiliki kekebalan ( anti HBS ), Terjadi bagi mereka yang memiliki kekebalan ( anti HBS ), Mengidap tetapi tetap sehat, Bila HBS Ag menetap ( persistem ) Mengidap tetapi tetap sehat, Bila HBS Ag menetap ( persistem ) selama lebih dari 6 bulan tanpa disertai kelainan virus.
selama lebih dari 6 bulan tanpa disertai kelainan virus. 2. Hepatitis akut ikterik.
2. Hepatitis akut ikterik.
Ditandai masa prodromal selama 3 ± 6 hari, kadang-kadang Ditandai masa prodromal selama 3 ± 6 hari, kadang-kadang sampai 3 minggu, pasien merasa tidak sehat, anorexia, mual, sampai 3 minggu, pasien merasa tidak sehat, anorexia, mual, kadang demam ringan, ras sakit pada bagian kanan atas perut, kadang demam ringan, ras sakit pada bagian kanan atas perut, rasa lesu, cepat lelah & sakit lemah. Gejala prodromal mereda saat rasa lesu, cepat lelah & sakit lemah. Gejala prodromal mereda saat timbul ikterus yang dimulai dengan perubaha
timbul ikterus yang dimulai dengan perubahan warna urein n warna urein menjadimenjadi lebih gelap seperti teh pekat. Pada stedium ikterik ini timbul rasa lebih gelap seperti teh pekat. Pada stedium ikterik ini timbul rasa gatal ( pruritus ) selama beber
gatal ( pruritus ) selama beberapa hari, hati teraba mapa hari, hati teraba mee mbesar, rata,mbesar, rata, kenyal dan nyeri tekan kadang disertai pembesaran linfe. Setelah 1 kenyal dan nyeri tekan kadang disertai pembesaran linfe. Setelah 1 ± 4 minggu masa ikterik, penyembuhan berlangsung dengan ± 4 minggu masa ikterik, penyembuhan berlangsung dengan sendirinya ditandai oleh meredanya ikterus, kembalinya nafsu sendirinya ditandai oleh meredanya ikterus, kembalinya nafsu makan dan keadaan kembali normal.
makan dan keadaan kembali normal. 3. Hepatitis akut an ikterik.
3. Hepatitis akut an ikterik.
Pada bentuk ini keluhan sangat ringan dan samar-samar, Pada bentuk ini keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya hanya anorexia dan ganguan pencernaan, pada umumnya hanya anorexia dan ganguan pencernaan, pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hiperbilirubinemia ringan, pemeriksaan laboratorium ditemukan hiperbilirubinemia ringan,
pemeriksan flopia lesi positife dan bilirubinuria, urein secara pemeriksan flopia lesi positife dan bilirubinuria, urein secara makroskopis berwarna seperti teh pekat.
makroskopis berwarna seperti teh pekat. 4. Hepatitis akut tulminan.
4. Hepatitis akut tulminan.
Bentuk ini hampir semuanya mempunyai prognosis jelek, Bentuk ini hampir semuanya mempunyai prognosis jelek, kematian biasanya terjadi dalam 7
kematian biasanya terjadi dalam 7 ± 10 hari ssejak mulai sakit.± 10 hari ssejak mulai sakit. Pada waktu yang singkat terhadap gangguan neorologik, faktor Pada waktu yang singkat terhadap gangguan neorologik, faktor hepatik dan muntah yang peresisten, terdapat demam dan ikterus hepatik dan muntah yang peresisten, terdapat demam dan ikterus yang menghebat dalam waktu yang singkat, pada pemeriksaan yang menghebat dalam waktu yang singkat, pada pemeriksaan didapatkan hati yang mengecil purpura, dan perdarahan didapatkan hati yang mengecil purpura, dan perdarahan gastrointestinal.
gastrointestinal. 5. Hepatitis Kronik. 5. Hepatitis Kronik.
Diduga bahwa pasien Hepatitis B kronik mengalami episode Diduga bahwa pasien Hepatitis B kronik mengalami episode subklinis dari hepatits akut dengan gejala yang sangat ringan subklinis dari hepatits akut dengan gejala yang sangat ringan sehingga luput dari perhatian. Dugaa kearah kromositas dimulai sehingga luput dari perhatian. Dugaa kearah kromositas dimulai manakala keadaan SGOT & SGPT tidak pernah menjadi normal manakala keadaan SGOT & SGPT tidak pernah menjadi normal selama 6 bulan dari awal hepatitis akut disertai dengan peresistensi selama 6 bulan dari awal hepatitis akut disertai dengan peresistensi HBS Ag serum. Seringkali dijumpai ikterus hepatoseluler yang HBS Ag serum. Seringkali dijumpai ikterus hepatoseluler yang hilang timbul pada saat general chek- up, tampak adanya ikterus, hilang timbul pada saat general chek- up, tampak adanya ikterus, spider nevi, hepato splenomegali, eritema palmar dan kelainan spider nevi, hepato splenomegali, eritema palmar dan kelainan biokimiawi serta serologi diagnostik hanya dapat dipastikan dengan biokimiawi serta serologi diagnostik hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsi dan gambaran PA. Pada hepatitis kronik aktif pemeriksaan biopsi dan gambaran PA. Pada hepatitis kronik aktif umumnya
umumnya berakhir berakhir menjadi menjadi sirosis hepatis. sirosis hepatis. (Saputra, 2010)(Saputra, 2010) a.6.
a.6. Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangPenunjang 1.
1. Tes serologik : HBS Ag (+).Tes serologik : HBS Ag (+). 2. Tes Hibridasi : HBV DNA. 2. Tes Hibridasi : HBV DNA.
3. Tes RIA ( Radio Imuno Assay ) : HBV Diva Polimerase. 3. Tes RIA ( Radio Imuno Assay ) : HBV Diva Polimerase. 4. Pemeriksaaan darah : SGOT & SGPT meningkat. 4. Pemeriksaaan darah : SGOT & SGPT meningkat.
5. USG : Biasanya hanya dapat mendeteksi Hepatomegali yang tidak 5. USG : Biasanya hanya dapat mendeteksi Hepatomegali yang tidak
spesifik. spesifik.
6. Pemeriksaan Histologik : Biopsi Hati. 6. Pemeriksaan Histologik : Biopsi Hati.
Penting untuk m
Dewasa ini diagnosis untuk sebagian besar
Dewasa ini diagnosis untuk sebagian besar pasiepasie n Hepatitis Bn Hepatitis B kronik ditegakkan berdasarkan gejala klinis, peningkatan kadar kronik ditegakkan berdasarkan gejala klinis, peningkatan kadar SGOT, SGPT dan Gama GT, dengan tanpa Hiperbilirubinemia, SGOT, SGPT dan Gama GT, dengan tanpa Hiperbilirubinemia, HBS Ag (+), menetap dan gambaran Ultrasonography. HBS Ag (+), menetap dan gambaran Ultrasonography. (Saputra, 2010)
(Saputra, 2010)
a.7.
a.7. Pengobatan Pengobatan MedisMedis
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi. a. Pengobatan oral yang terkenal adalah :
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah : 1.
1. Pemberian Pemberian obatobat LamivudineLamivudine dari kelompok nukleosida analog,dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
bersinambungan dari dokter.
2. Pemberian obat Adefovir dipivoxil (
2. Pemberian obat Adefovir dipivoxil ( HepseraHepsera). Pemberian secara). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal. 3. Pemberian obat Baraclude (
3. Pemberian obat Baraclude ( Entecavir Entecavir ). Obat ini diberikan pada). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
ini belum dikatakan stabil. b. Pengobatan
b. Pengobatan dengan idengan injeksi/suntikan njeksi/suntikan adalah ;adalah ; Pemberian suntikan
Pemberian suntikan MicrosphereMicrosphere yang mengandung partikelyang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi
hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Alfa Interferon
Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN,(dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping
pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol. yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol. (Anonim,2009)
(Anonim,2009)
a.8. Pencegahan a.8. Pencegahan
Vaksinasi sedini mungkin adalah upaya pencegahan yang paling Vaksinasi sedini mungkin adalah upaya pencegahan yang paling tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90
Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90 -95% populasi dewasa mu-95% populasi dewasa muda.da. Vaksin hepatitis B
Vaksin hepatitis B aman diberikan pada bayi, anakaman diberikan pada bayi, anak -anak maupun or-anak maupun orangang dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dalam penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu pengidap segera diberi imunisasi hepatitis B.
dari ibu pengidap segera diberi imunisasi hepatitis B.
Secara umum cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari Secara umum cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari tertular hepatitis B adalah sebagai berikut :
tertular hepatitis B adalah sebagai berikut : a.
a. Selalu meSelalu menjaga kebersihan njaga kebersihan diri diri dan lidan lingkunganngkungan b.
b. Hindari jHindari jajan makanan disajan makanan disembarang tempat atau "jajembarang tempat atau "jajan" yang an" yang lainlain c.
c. Hindari penularan Hindari penularan melalui makanan melalui makanan dan dan minuman minuman yangyang terkontaminasi, jarum suntik, alat tato, akupuntur yang tidak steril terkontaminasi, jarum suntik, alat tato, akupuntur yang tidak steril d.
d. Gunakan Gunakan jarum suntik jarum suntik sekali psekali pakai (disposable)akai (disposable) e.
e. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah donor donor terhadap virus terhadap virus hepatitishepatitis f.
f. Hindari Hindari seks seks yang yang beresikoberesiko g.
g. Lakukan Lakukan vaksinasi vaksinasi sedini sedini mungkin.mungkin. (Zubair, (Zubair, 2010)2010) B. Penatalaksanaan diet
B. Penatalaksanaan diet b.1.
b.1. Diet Diet Hati Hati II
Diet golongan ini diberika pada penderita hepatitis akut yang Diet golongan ini diberika pada penderita hepatitis akut yang nafsu makannnya cukup, menurut kondisi penyakit dan keluhan nafsu makannnya cukup, menurut kondisi penyakit dan keluhan pasien , makanan diberikan dalam bentuk lunak/ biasa,
b.2. Tujuan b.2. Tujuan
Memberikan makanan yang tepat dan secukupnya pada penderita Memberikan makanan yang tepat dan secukupnya pada penderita penyakit hati dengan biaya murah, guna mempercepat perbaikan faal penyakit hati dengan biaya murah, guna mempercepat perbaikan faal hati tanpa memberatkan pekerjaannya, dengan cara :
hati tanpa memberatkan pekerjaannya, dengan cara : 1.
1. Meningkatkan rMeningkatkan regenerasi egenerasi jaringan jaringan hati hati dan dan mencegah mencegah kerusakankerusakan lebih lanjut da
lebih lanjut dan meningkatkan fungsi jaringan n meningkatkan fungsi jaringan hati hati yang tersisa.yang tersisa. 2.
2. Mencegah Mencegah katabolisme katabolisme pproteinrotein 3.
3. Mencegah penurunan Mencegah penurunan berat badan berat badan atau matau meningkatkan berateningkatkan berat badan bila kurang.
badan bila kurang. 4.
4. Mencegah atau mMencegah atau mengurangi asites, varises esovagus, danengurangi asites, varises esovagus, dan hipertensi portal.
hipertensi portal. 5.
5. Mencegah Mencegah koma koma hepatik.hepatik. b.3. Prinsip
b.3. Prinsip
Tinggi Energi Tinggi Energi
Protein diberikan cukup Protein diberikan cukup Lemak diberikan cukup Lemak diberikan cukup Karbohidrat diberikan cukup Karbohidrat diberikan cukup b.4. Syarat
b.4. Syarat
Syarat-syarat diet hepatitis adalah : Syarat-syarat diet hepatitis adalah :
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan 1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan
bertahap sesuai dengan kemampuan
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu pasien, yaitu 30-40 kkal/kg30-40 kkal/kg BB.
BB. 2.
2. Protein cukup, Protein cukup, yaitu 1,0yaitu 1,0 -1,2 g/kg -1,2 g/kg BB agar BB agar terjadi anabolismeterjadi anabolisme Protein. Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala Protein. Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung
kembung dan dan penuh.penuh. 3.
3. Lemak cukup, Lemak cukup, yaitu 20yaitu 20-25% dari kebutuhan energi t-25% dari kebutuhan energi total, dalamotal, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien
mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak rantai sedang
rantai sedang Mediun Chain Triglyceridel Mediun Chain Triglyceridel (MCT). Jenis makanan ini(MCT). Jenis makanan ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila 4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan suplemen B kompleks, C, dan K serta mineral seng perlu diberikan suplemen B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
dan zat besi bila ada anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila 5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
leluasa.
6. Cairan diberikan lebih
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila dari biasa, kecuali bila ada ada kontraindikasi.kontraindikasi. 7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau 7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna. makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna. ( Almatsier, 2007 )
( Almatsier, 2007 ) b.5.
b.5. Makanan Makanan yang yang boleh boleh dan dan tidak tidak boleh dboleh dimakanimakan 1.
1. Makanan Makanan yang yang dianjurkandianjurkan Sumber hidrat arang seperti
Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbinasi, havermout, roti putih, umbi --umbian.
umbian.
Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu,Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu,
kacang hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan kacang hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
gas.
Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudahMakanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah
dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
madu.
Menurut Encyclopedia of Natural Medicine: Menurut Encyclopedia of Natural Medicine:
y
y Suatu diet natural, yang rendah kandungan lemak tak jenuh baikSuatu diet natural, yang rendah kandungan lemak tak jenuh baik
natural maupun buatan. natural maupun buatan.
y
y Karbohidrat sederhana (gula, tepung putih, jus buah, madu, dll)Karbohidrat sederhana (gula, tepung putih, jus buah, madu, dll) y
y Ox Ox idised fatty acids (minyak goreng) dan lemak hewani.idised fatty acids (minyak goreng) dan lemak hewani. y
Jonathan Wright, M.D menyarankan: Jonathan Wright, M.D menyarankan:
y
y Diet rendah protein untuk meminimalkan tekanan pada liver.Diet rendah protein untuk meminimalkan tekanan pada liver. y
y Pola makan dengan porsi kecil sepanjang hari.Pola makan dengan porsi kecil sepanjang hari. y
y Menghindari makanan-makanan yang memberi tekanan sepertiMenghindari makanan-makanan yang memberi tekanan seperti
gula buatan, alkohol, dan kafein. gula buatan, alkohol, dan kafein.
y
y Mengkonsumsi banyak air yang difilter.Mengkonsumsi banyak air yang difilter. y
y Minum jus lemon segar setiap pagi dan sore yang diikuti denganMinum jus lemon segar setiap pagi dan sore yang diikuti dengan
jus sayuran adalah salah satu yang paling disarankan untuk liver. jus sayuran adalah salah satu yang paling disarankan untuk liver.
y
y Lakukan ini secara konsisten selama dua sampai empat mingguLakukan ini secara konsisten selama dua sampai empat minggu
dan kemudian setiap pagi beberapa kali dalam seminggu untuk dan kemudian setiap pagi beberapa kali dalam seminggu untuk beberapa bulan, kemudian setiap kali gejala timbul.
beberapa bulan, kemudian setiap kali gejala timbul.
y
y Makan banyak sayuran setiap hari.Makan banyak sayuran setiap hari. y
y Yang ideal adalah paling tidak satu salad dan satu porsi sayuranYang ideal adalah paling tidak satu salad dan satu porsi sayuran
yang dikukus atau ditumis ringan setiap hari. yang dikukus atau ditumis ringan setiap hari.
y
y Biji-bijian mudah dicerna, seperti padiBiji-bijian mudah dicerna, seperti padi -padian, gandum, dll sangat-padian, gandum, dll sangat
baik untuk pencernaan. baik untuk pencernaan. 2.
2. Makanan Makanan yang yang tidak tidak dianjurkandianjurkan
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati adalah dari Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati adalah dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka.
ketimun, durian dan nangka.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental. adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental. Beberapa pantangan yang harus dihindari antara lain :
Beberapa pantangan yang harus dihindari antara lain :
1)
1) Semua makanan yang mengandung lemak tinggi sepertiSemua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging kam
daging kambing dan babing dan babi, jerohbi, jerohan, otak, es krim, susu fan, otak, es krim, susu f ullull cream, keju, mentega/ margarine, minyak serta makanan cream, keju, mentega/ margarine, minyak serta makanan bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
2)
2) Makanan kaleng seperti sarden dan korned.Makanan kaleng seperti sarden dan korned.
3)
3) Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fastKue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fast
food. food.
4)
4) Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacangBahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang
merah, kool, sawi, lobak, mentimun, durian, nangka. merah, kool, sawi, lobak, mentimun, durian, nangka.
5)
5) Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica,Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica,
cuka, jahe. cuka, jahe.
6)
BAB III BAB III METODOLOGI METODOLOGI A. Waktu A. Waktu
Pengambilan data dilakukan pada tanggal
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 7 Juni 2010 dan asuhan7 Juni 2010 dan asuhan gizi dil
gizi dilaksanakan selamaksanakan selama 3 hari berta 3 hari bert urut-turut, yaitu padurut-turut, yaitu pada tanggal 8 a tanggal 8 JuniJuni 2010 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010.
2010 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010. B. Tempat
B. Tempat
Asuhan gizi dilakukan di Ruang Pandan Wangi kelas III RSUD Dr. Asuhan gizi dilakukan di Ruang Pandan Wangi kelas III RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Soetomo Surabaya. C
C. . Metode pMetode pengambilan dataengambilan data
Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah 1) Observasi/ pengamatan
1) Observasi/ pengamatan
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung kepada pasien Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung kepada pasien dan keluarga pasien tentang keadaan fisik dan asupan makan.
dan keluarga pasien tentang keadaan fisik dan asupan makan. 2) Wawancara
2) Wawancara
Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga pasien tentang Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga pasien tentang anamnesa gizi dan recall makanan 24 jam, serta riwayat penyakit dahulu, anamnesa gizi dan recall makanan 24 jam, serta riwayat penyakit dahulu, sekarang dan riwayat penyakit dalam keluarga.
sekarang dan riwayat penyakit dalam keluarga. 3) Pengukuran
3) Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk menimbang berat badan dan Pengukuran dilakukan untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dengan cara penimbangan dengan menggunakan mengukur tinggi badan dengan cara penimbangan dengan menggunakan timbangan injak dan pengukuran langsung
timbangan injak dan pengukuran langsung 4) Dokumentasi
4) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang identitas Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang identitas pasien, diagnosa dan data-data penunjang lainnya. Data tersebut pasien, diagnosa dan data-data penunjang lainnya. Data tersebut diperoleh dari data rekam medis pasien.
BAB VI BAB VI
GAMBARAN UMUM PASIEN GAMBARAN UMUM PASIEN
A. Identitas Pasien A. Identitas Pasien
1.
1. Nama Nama : : Nn. Nn. EE 2.
2. No. No. RegiRegister ster : : 11.05.52.5211.05.52.52 3.
3. Ruangan Ruangan : : Ruang Ruang Pandan Pandan WangiWangi.. 4.
4. Umur Umur : : 16 16 tahuntahun 5.
5. Jenis Jenis kelamin kelamin : : PerempuanPerempuan 6.
6. Alamat Alamat : : Tambak Tambak Pring Pring Timur Timur 5 5 No. No. 2727, , SurabayaSurabaya 7.
7. Agama Agama : : IslamIslam 8.
8. Pendidikan Pendidikan : : SMPSMP 9.
9. Tgl Tgl MRS MRS : : 06 06 Juni Juni 20102010 10.
10. Diagnosa Diagnosa MRS MRS : : Hepatitis Hepatitis Virus Virus Akut Akut ( ( Suspect Suspect Hepatitis Hepatitis A A ))
B. Data Subyektif B. Data Subyektif
b.1.
b.1. Riwayat Riwayat PenyakitPenyakit
y
y Riwayat penyakit Riwayat penyakit sekarang sekarang : nyeri ulu : nyeri ulu hati sejak hati sejak 2 2 hari SMRShari SMRS
disertai mual, muntah, dan pusing,
disertai mual, muntah, dan pusing, BAB putih 1xBAB putih 1x, BAK , BAK (+)(+)
y
y Riwayat Riwayat penyakit penyakit dahulu dahulu ::
1.
1. Pernah Pernah mengalami mengalami GastritisGastritis 2.
2. Pada saat usia 14 tahPada saat usia 14 tahun pernah dirawun pernah dirawat di RSUD Dr. Soetomoat di RSUD Dr. Soetomo Ruang Palem dengan keluhan dermatitis selama 2 minggu
Ruang Palem dengan keluhan dermatitis selama 2 minggu
y
y Riwayat penyakit keluarga : di dalam keluarga tidak ada yangRiwayat penyakit keluarga : di dalam keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat pernah menderita Hepatitis B. mempunyai riwayat pernah menderita Hepatitis B.
b.2.
b.2. Riwayat Riwayat gizigizi
y
y Pola makan pasienPola makan pasien
Tabel 1. Pola makan pasien Tabel 1. Pola makan pasien
No Sumber
No Sumber BahanBahan makanan makanan Frekuensi Frekuensi Keterangan Keterangan >=1x/hr 1-3x >=1x/hr 1-3x/mg /mg <1x/mg <1x/mg TidakTidak pernah pernah 1
1 KH KH Nasi Nasi VV @ 100 gr/ 1 entong@ 100 gr/ 1 entong
Roti V
Roti V @40 gr/ 2 ptng sdg@40 gr/ 2 ptng sdg
Mie V
Mie V @80 gr/ 1 bgkus@80 gr/ 1 bgkus
2
2 L. L. Hewani Hewani Daging Daging VV @50 gr/ 1 ptng sdg@50 gr/ 1 ptng sdg
Ayam V
Ayam V @100 gr/ 2 ptg sdg@100 gr/ 2 ptg sdg
Telur V
Telur V @30 gr/ ½ butir @30 gr/ ½ butir
3.
3. L. NabatL. Nabati i Tempe Tempe VV @25 gr/ 1 ptg sdg@25 gr/ 1 ptg sdg
Tahu V
Tahu V @50 gr/ 1 ptg sdg@50 gr/ 1 ptg sdg
4.
4. Sayuran Sayuran Sawi Sawi VV @40 gr/ ½ gelas@40 gr/ ½ gelas
Bayam V
Bayam V @40 gr/ ½ gelas@40 gr/ ½ gelas
5.
5. Buah Buah Jeruk Jeruk VV @150 gr/ 2 buah@150 gr/ 2 buah
Apel V
Apel V @100 gr/ 1 buah@100 gr/ 1 buah
6.
6. Minuman Minuman Susu Milo Susu Milo VV @1 gelas/ 200 cc@1 gelas/ 200 cc
Teh
Teh Manis Manis VV @1 gelas 200 cc@1 gelas 200 cc
7.
7. Lain-Lain Lain-Lain Pentol Pentol VV @60 gr/ 12 biji@60 gr/ 12 biji
y
y Alergi/Pantangan terhadap makananAlergi/Pantangan terhadap makanan
Pasien tidak mempunyai alergi ataupun pantanga
Pasien tidak mempunyai alergi ataupun pantanga n terhadap bahan terhadap bahann makanan apapun
makanan apapun
b.3.
b.3. Keadaan Keadaan social social ekonomiekonomi
Pasien berasal dari keluarga golongan ekonomi menengahPasien berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah
Ayah bekerja sebagai wiraswasta (bergerak di bidang otomotif),Ayah bekerja sebagai wiraswasta (bergerak di bidang otomotif), dengan penghasilan rata-rata perbulan adalah Rp. 2.500.000, dengan penghasilan rata-rata perbulan adalah Rp. 2.500.000, sedangkan Ibu adalah seorang Ibu Rumah Tangga.
sedangkan Ibu adalah seorang Ibu Rumah Tangga.
Pasien adalah anak ke-3 dari tiga bersaudara, kedua saudaraPasien adalah anak ke-3 dari tiga bersaudara, kedua saudara pasien telah bekerja
Pasien mempunyai kebiasaan makan di luar dan hanya makanPasien mempunyai kebiasaan makan di luar dan hanya makan masakan rumah pada saat makan malam saja.
masakan rumah pada saat makan malam saja. b.4
b.4 Kebiasaan HidupKebiasaan Hidup
y
y Merokok Merokok : : --y
y Obat-obatan yang biasa diminum : PromagObat-obatan yang biasa diminum : Promag y
y Minum Minum alcohol alcohol : : tidaktidak y
y Olah Olah raga raga : : Ya Ya ( ( 1x/ 1x/ minggu minggu ))
b.5.
b.5. Skrining Skrining GiziGizi
Tabel 2. Skrining Gizi Tabel 2. Skrining Gizi
No
No Skrining Skrining Ya Ya Tidak Tidak SejakSejak 1
1 Perubahan Perubahan berat berat badan badan - - V V --2
2 Nafsu Nafsu Makan Makan turun turun V V - - MRSMRS 3
3 Alergi/pantangan Alergi/pantangan - - V V --4
4 Mual, Mual, Muntah Muntah V V - - MRSMRS 5
5 Anorexia Anorexia V V - - MRSMRS
6
6 Perubahan Perubahan aktifitas aktifitas fisik fisik V V - - MRSMRS 7
7 Gangguan Gangguan Menelan Menelan - - V V --8
8 Gangguan Gangguan Mengunyah Mengunyah - - V V
--C
C. Data Obyektif . Data Obyektif c.1.
c.1. Data Data AntropometriAntropometri
-- BB BB = = 45 45 KgKg
c.2.
c.2. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik/klinisfisik/klinis
-- Data klinisData klinis
Tabel 3. Data Klinis
Tabel 3. Data Klinis tanggal tanggal 07 Juni 201007 Juni 2010 Pengukuran
Pengukuran Hasil Hasil NormalNormal
Suhu 36,7
Suhu 36,700C C 363600-37-3700CC RR
RR 18x/menit 18x/menit 20-30/menit20-30/menit Nadi
Nadi 80x/menit 80x/menit 80-100x/menit80-100x/menit Tensi
Tensi 100/60 100/60 mmHg mmHg 120/120/80 80 mmHgmmHg
-- Data fisikData fisik
1.
1. Bising Bising Usus Usus NormalNormal 2. 2. Oedema Oedema ( - ( - )) 3. 3. Ascites Ascites ( ( - - )) 4. 4. Ikterus ( Ikterus ( - - )) 5.
5. Keadaaan UmKeadaaan Umum um : : cukupcukup
c.3.
c.3. Data Data laboratoriumlaboratorium
Tabel 4. Data Biokimia tanggal 6
Tabel 4. Data Biokimia tanggal 6 Juni 2010Juni 2010 No
No Data Data lab lab Nilai Nilai normal normal HasilHasil 1
1 HBs HBs Ag Ag +, +, jika jika indeks indeks > > 2,1 2,1 ++ 2
2 IgM IgM anti anti HBC HBC -, -, jika jika indeks indeks < < 1,2 1,2 ++ 3
3 SGOT SGOT 0 0 ± ± 38 38 U/ U/ L L 906 906 U/ U/ LL 4
4 SGPT SGPT 0 0 ± ± 41 41 U/ U/ L L 1348 1348 U/ U/ LL 5
5 Bilirubin Bilirubin Direct Direct 0,00 0,00 ± ± 0,20 0,20 mg/ mg/ dl dl 0,83 0,83 mg/ mg/ dldl 6
6 Bilirubin Bilirubin indirect indirect < < 0,6 0,6 mg/dl mg/dl 0,66 0,66 mg/ mg/ dldl 7
7 Bilirubin Bilirubin Total Total Gen Gen 2 2 0,3 0,3 ± ± 1,0 1,0 mg/ mg/ dl dl 1, 1, 49 49 mg/ mg/ dldl 8
8 Leukosit Leukosit 4,5 4,5 ± ± 10,5x 10,5x 101033U/ U/ L L 4,0x 4,0x 101033U/ LU/ L 9.
9. AlbumiAlbumin n 3,4 -5 3,4 -5 g/ g/ dl dl 4,64 4,64 g/ g/ dldl
c.4.
--c.5.
c.5. Analisa Analisa zat zat gizigizi
Tabel 5. Analisa zat gizi pasien Tabel 5. Analisa zat gizi pasien
Pengamatan Energi Pengamatan Energi (Kkal) (Kkal) Protein Protein (gram) (gram) Lemak Lemak (gram) (gram) Karbohidrat Karbohidrat (gram) (gram) a. a. Anamnese Anamnese 2185,7 2185,7 68,95 68,95 82,66 82,66 263,9263,9 b. b. Kebutuhan Kebutuhan 1800 1800 45 45 50 50 292,5292,5 c.
c. Recall Recall 24 24 jam jam 1074,7 1074,7 36,06 36,06 35,48 35,48 141,63141,63 %
% asupan asupan (a/b) (a/b) 121,4% 121,4% 150,01% 165,3150,01% 165,3 % % 90,1%90,1% %
% asupan asupan (c/b) (c/b) 59,7% 59,7% 80,1% 80,1% 78,96% 78,96% 48,4%48,4%
D. Assesment D. Assesment
d.1.
d.1. Diagnosis Diagnosis medismedis Hepatitis B Akut Hepatitis B Akut d.2.
d.2. Status Status gizigizi
Status gizi ditentukan berdasarkan Rumus IMT Status gizi ditentukan berdasarkan Rumus IMT
= = BB BB X X 100%100% ( TB ) ( TB )22cmcm = = 45 45 kg kg X X 100%100% ( 1,55 ) ( 1,55 )22cmcm = 18,72 = 18,72 Status Gizi
Status Gizi adalah Status adalah Status Gizi NGizi Normalormal
d.3.
d.3. Diagnosa Diagnosa gizigizi
% Asupan zat Gizi ( energi, protein, lemak dan KH ) recall 24 jam % Asupan zat Gizi ( energi, protein, lemak dan KH ) recall 24 jam kurang dari kebutuhan yang disebabkan oleh berkurangnya nafsu kurang dari kebutuhan yang disebabkan oleh berkurangnya nafsu makan dan masih ada keluhan mual muntah yang ditandai dengan % makan dan masih ada keluhan mual muntah yang ditandai dengan % asupan recall 24 jam energi (59,7%), pr
asupan recall 24 jam energi (59,7%), protein ( 80,1%)otein ( 80,1%) , lemak (78,96%), lemak (78,96%) dan KH (48,4%) ( NI ± 1.4, NI ± 52.1, NI ± 51.1, NI ± 53.1 )
Peningkatan nilai laboratorium SGOT, SGPT dan Bilirubin yang Peningkatan nilai laboratorium SGOT, SGPT dan Bilirubin yang disebabkan oleh adanya gangguan pada organ hepar yang dialami disebabkan oleh adanya gangguan pada organ hepar yang dialami pasien yang ditandai denga
pasien yang ditandai dengan n nilai hasil nilai hasil pemeriksaan kadar pemeriksaan kadar SS GOTGOT mencapai 906 U/L, SGPT 1348 U/L, bilirubin direct (0,83 mg/dl), mencapai 906 U/L, SGPT 1348 U/L, bilirubin direct (0,83 mg/dl), bilirubin indirect (0,66 m
bilirubin indirect (0,66 mg/dl), dan bilirubin g/dl), dan bilirubin total (1,49 mg/dl) (NC ± 2.2)total (1,49 mg/dl) (NC ± 2.2) Kurangnya informasi yang berhubungan dengan makanan bergizi Kurangnya informasi yang berhubungan dengan makanan bergizi yang disebabkan oleh adanya kebiasaan makan sehari-hari yang yang disebabkan oleh adanya kebiasaan makan sehari-hari yang salah yang ditandai dengan suka makan/ jajanan di luar dan menyukai salah yang ditandai dengan suka makan/ jajanan di luar dan menyukai makanan yang digoreng-goreng dan bersantan.( NB ± 1.1 )
makanan yang digoreng-goreng dan bersantan.( NB ± 1.1 )
E.
E. Planning Planning GiziGizi e.1.
e.1. Terapi Terapi dietdiet : Diet Hati I 1800 kal: Diet Hati I 1800 kal e.2.
e.2. Bentuk Bentuk makanan :makanan : Makanan BiasaMakanan Biasa e.3.
e.3. Tujuan Tujuan dietdiet 1.
1. Mempertahankan status Mempertahankan status Gizi Gizi pasien pasien agar agar tetap tetap normalnormal 2.
2. Meningkatkan regenerasi jaringan Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan hati dan mencegah kerusakanmencegah kerusakan hati lebih lanjut
hati lebih lanjut 3.
3. Mengurangi keluhan Mengurangi keluhan mual mual dan dan muntahmuntah e.4. Prinsip
e.4. Prinsip 1.
1. Cukup Cukup EnergiEnergi 2.
2. Protein Protein diberikan diberikan cukupcukup 3.
3. Lemak Lemak diberikan diberikan cukupcukup 4.
4. Karbohidrat Karbohidrat diberikan diberikan cukupcukup
e.5. Syarat e.5. Syarat
1.
1. Energi Energi tinggi diberikan sesuai dengan tinggi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien kebutuhan pasien yaitu 1800yaitu 1800 kal yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi kal yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sehari-hari, untuk proses metabolisme dalam tubuh d
hari, untuk proses metabolisme dalam tubuh dan untuk an untuk mencegahmencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kal/kg BB.
2.
2. ProteiProtein cukup, yain cukup, yaitu 1,-1,2 g/kg BB tu 1,-1,2 g/kg BB agar teragar terjadi anajadi anabolisbolisme Proteme Proteinin .. Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh.
kembung dan penuh.
3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam 3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak rantai sedang Mediun Chain Triglyceridel (MCT). Jenis makanan rantai sedang Mediun Chain Triglyceridel (MCT). Jenis makanan ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak. 4.
4. Karbohidrat diberKarbohidrat diberikan cukup yang diperoleh dari ikan cukup yang diperoleh dari total kalori total kalori energienergi dikurangi sisa dari kalori
dikurangi sisa dari kalori protein dan kprotein dan kalori lemak yaitu 292,5 gralori lemak yaitu 292,5 gr amam yang dipergunakan sebagai
yang dipergunakan sebagai sumber energi utama dalam tubuh sumber energi utama dalam tubuh dandan sebagai simpanan energi
sebagai simpanan energi dalam bentuk dalam bentuk glikogenglikogen .. 5.
5. Bentuk makanan biasa Bentuk makanan biasa dengan frekuensi dengan frekuensi pemberian 3x mpemberian 3x makananakanan utama 2x makanan selingan.
utama 2x makanan selingan. e.6.
e.6. Perhitungan Perhitungan kebutuhankebutuhan 1)
1) Berat Berat Badan Badan IdealIdeal BBI BBI = = ( ( TB - TB - 100) 100) ± ± 10% 10% x x ( ( TB - TB - 100)100) = ( 155 - 100) ± 0,1 x ( 155 - 100) = ( 155 - 100) ± 0,1 x ( 155 - 100) = 55 ± 5,5 = 55 ± 5,5 = 49,5 kg = 49,5 kg
2)
2) Kebutuhan Kebutuhan EnergiEnergi BEE
BEE = 655,1 + = 655,1 + ( 9,46 X ( 9,46 X BBA) + BBA) + ( 1,96 x ( 1,96 x TB) - TB) - ( 4,68 x ( 4,68 x U)U) = 655,1 + ( 9,46 x 45) + ( 1,96 x 155 ) ± (4,68 x 16 ) = 655,1 + ( 9,46 x 45) + ( 1,96 x 155 ) ± (4,68 x 16 ) = 655,1 + 425,7 + 288,3 - 74,88 kal = 655,1 + 425,7 + 288,3 - 74,88 kal = 1369,1 ± 74,88 kal = 1369,1 ± 74,88 kal = 1294,22 kal = 1294,22 kal TEE
TEE = = BEE BEE x x Faktor Faktor aktivitas aktivitas x x Faktor Faktor stressstress = 1294,22 kal x 1,3 x 1,3
= 1294,22 kal x 1,3 x 1,3 =
= 2187,23 2187,23 kal kal energi energi = = 40 40 kal/ kal/ kg kg BBBB = 40 kal x45 kg = 40 kal x45 kg = 1800 kal = 1800 kal Kebutuhan Protein Kebutuhan Protein= = 1,0 gr/ 1,0 gr/ Kg Kg BBBB = = 1,0 1,0 x x 4545 = = 45 45 gr gr Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Lemak = 25% dari total kalori= 25% dari total kalori = 0,25 x 1800 kal = 0,25 x 1800 kal 9 kal/ gr 9 kal/ gr = 450 kal = 450 kal 9 kal/ gr 9 kal/ gr = 50 gram = 50 gram Kebutuhan KH Kebutuhan KH
= total energi ± {( kalori protein + kalori lemak)} = total energi ± {( kalori protein + kalori lemak)}
4 kal/ gr 4 kal/ gr = 1800 ± [(4 x 45)+(9 x 50)] kkal = 1800 ± [(4 x 45)+(9 x 50)] kkal 4 kkal/ gr 4 kkal/ gr = 1800 ± [(180)+(450)] kkal = 1800 ± [(180)+(450)] kkal 4 kkal/ gr 4 kkal/ gr = 1800 ± 630 kkal = 1800 ± 630 kkal 4 kkal/ gr 4 kkal/ gr = 1160 kkal = 1160 kkal 4 kkal/ gr 4 kkal/ gr = 292,5 gr = 292,5 gr
e.7.
e.7. Rencana Rencana penyuluhanpenyuluhan
-- Topik Topik : : Diet Diet Hati Hati II
-- Tujuan :Tujuan :
y
y Menginformasikan tujuan dari diit Menginformasikan tujuan dari diit yang diberikanyang diberikan .. y
y Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasienMemberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien
tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi.
dikonsumsi.
-- Materi :Materi :
y
y Pengertian diit yang diberikanPengertian diit yang diberikan .. y
y Makanan yang dianjurkan Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkdan tidak dianjurkanan .. y
y Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi.Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. y
y Pembagian makanan sehari.Pembagian makanan sehari.
-- Metode : Diskusi dan Tanya jawab.Metode : Diskusi dan Tanya jawab.
-- Sasaran Sasaran : Pasien : Pasien dan dan Keluarga pasienKeluarga pasien..
-- Waktu Waktu : : ( ( 20 20 menit).menit).
-- Tempat : Ruang Pandan Wangi.Tempat : Ruang Pandan Wangi.
-- Media/sarana Media/sarana : Leaflet , : Leaflet , Daftar Bahan Daftar Bahan Makanan Penukar Makanan Penukar dan dan foodfood
model. model.
-- Evaluasi Evaluasi : : menanyakan menanyakan kembali kembali materi materi yang yang telah telah dijelaskandijelaskan
kepada keluarga pasien. kepada keluarga pasien.
-e.8.
e.8. Terapi Terapi medismedis
-- Infus D 5% 500 ccInfus D 5% 500 cc
-- Infus PZ ( NaCl ) 500 ccInfus PZ ( NaCl ) 500 cc
-- Curcuma tablet 3x/ 1 tabletCurcuma tablet 3x/ 1 tablet
-- Syspenol 3x/ 1 tabletSyspenol 3x/ 1 tablet
e.9. Evaluasi e.9. Evaluasi
-- Antropometri status giziAntropometri status gizi
-- Perkembangan fisik dan klinisPerkembangan fisik dan klinis
-- Perkembangan laboratoriumPerkembangan laboratorium
-- Perkembangan dietPerkembangan diet
-- Asupan makananAsupan makanan
BAB V BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Penatalaksanaan asuhan gizi
Penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien pada pasien Hepatitis B Akut Hepatitis B Akut dilakukandilakukan selama 4 hari mulai tanggal 7 Juni 2010 sampai dengan 10 Juni 2010 di Ruang selama 4 hari mulai tanggal 7 Juni 2010 sampai dengan 10 Juni 2010 di Ruang Pandan Wangi. Hari pertama studi kasus digunakan untuk pengambilan data Pandan Wangi. Hari pertama studi kasus digunakan untuk pengambilan data seperti skrining gizi, anamnese, recall 24 jam, assessment, planning gizi, seperti skrining gizi, anamnese, recall 24 jam, assessment, planning gizi, perencanaan menu dan 3 hari berikutnya dilakukan untuk pelayanan gizi perencanaan menu dan 3 hari berikutnya dilakukan untuk pelayanan gizi terhadap pasien seperti pengamatan asupan
terhadap pasien seperti pengamatan asupan makan sehari pasien makan sehari pasien baik asupanbaik asupan yang berasal dari makanan Rumah Sakit maupun makanan yang berasal dari yang berasal dari makanan Rumah Sakit maupun makanan yang berasal dari luar Rumah
luar Rumah Sakit, Sakit, penyuluhan kepada penyuluhan kepada pasien dan pasien dan keluarga pasien, keluarga pasien, monitoringmonitoring dan evaluasi yang terdiri dari melihat perkembangan status gizi pasien, dan evaluasi yang terdiri dari melihat perkembangan status gizi pasien, perkembangan fisik dan klinis pasien, perkembangan data laboratorium, perkembangan fisik dan klinis pasien, perkembangan data laboratorium, perkembangan diet, dan
perkembangan diet, dan evaluasi asupan mevaluasi asupan makanakan .. A. Status Gizi
A. Status Gizi
Pengukuran antropometri pada awal studi kasus dilakukan untuk Pengukuran antropometri pada awal studi kasus dilakukan untuk mengetahui status gizi pasien. Status gizi pasien ditentukan berdasarkan mengetahui status gizi pasien. Status gizi pasien ditentukan berdasarkan parameter Indeks Massa Tubuh (IMT). Klasifikasi IMT dibagi menjadi 4, parameter Indeks Massa Tubuh (IMT). Klasifikasi IMT dibagi menjadi 4, yaitu
yaitu
Status Gizi Kurang ( <18,5 )Status Gizi Kurang ( <18,5 )
Status Gizi Normal ( 18,5-23 )Status Gizi Normal ( 18,5-23 )
Status Gizi Overweight ( 23-25 ) danStatus Gizi Overweight ( 23-25 ) dan
Status Gizi Obesitas ( >25 ).Status Gizi Obesitas ( >25 ).
Sebelum menentukan status gizi pasien sebelumnya dilakukan Sebelum menentukan status gizi pasien sebelumnya dilakukan pengukuran terlebih dahulu, dimana pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran terlebih dahulu, dimana pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran berat bad
pengukuran berat badan menggunakan an menggunakan timbangan injak timbangan injak dan dan pengukuranpengukuran tinggi badan denga
tinggi badan dengan menggunakan mn menggunakan midline. Berat badan pasieidline. Berat badan pasie n pada awaln pada awal pengamatan tanggal 7 Juni 2010 yaitu 45 kg dengan tinggi badan 155 cm. pengamatan tanggal 7 Juni 2010 yaitu 45 kg dengan tinggi badan 155 cm. Pengukuran selanjutnya
Pengukuran selanjutnya dilakukan di akdilakukan di akhir pengamatan yaihir pengamatan yaitu tanggal tu tanggal 1010 Juni 2010, hasil pengukuran tidak terdapat perubahan pada berat badan Juni 2010, hasil pengukuran tidak terdapat perubahan pada berat badan
maupun tinggi badan
maupun tinggi badan dimana berat badan dimana berat badan tetap 45 kg sementara itu padatetap 45 kg sementara itu pada tinggi badan tetap 155 cm..
tinggi badan tetap 155 cm..
Tabel 6. Perkembangan Status Gizi setelah 3 hari Tabel 6. Perkembangan Status Gizi setelah 3 hari
Tanggal
Tanggal Pengamatan Pengamatan TB TB (cm) (cm) BB BB (kg) (kg) IMT IMT Status Status GiziGizi 07
07 Juni Juni 2010 2010 155 155 45 45 18,75 18,75 Gizi Gizi NormalNormal 10
10 Juni Juni 2010 2010 155 155 45 45 18,75 18,75 Gizi Gizi NormalNormal Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sbahwa setelah dilakukanetelah dilakukan asuhan gizi selama 3 hari berturut-turut, tidak terjadi perubahan pada status asuhan gizi selama 3 hari berturut-turut, tidak terjadi perubahan pada status gizi pasien. Status gizi berdasarkan Rumus IMT pada hari pertama gizi pasien. Status gizi berdasarkan Rumus IMT pada hari pertama pengukuran adalah Status Gizi
pengukuran adalah Status Gizi Normal ( 18,7Normal ( 18,7 5 ) dan pada 5 ) dan pada Hari ke-3 StatusHari ke-3 Status Gizi pasien tidak berubah dimana Status Gizi tetap Normal ( 18,75 ) dengan Gizi pasien tidak berubah dimana Status Gizi tetap Normal ( 18,75 ) dengan demikian tidak terdapat perubahan/ peningkat
demikian tidak terdapat perubahan/ peningkatan berat badan an berat badan pasienpasien . Hal ini. Hal ini disebabkan karena pada saat pelayanan gizi nafsu makan pasien tidak disebabkan karena pada saat pelayanan gizi nafsu makan pasien tidak konsisten, selain itu masih terdapat keluhan seperti mual dan muntah yang konsisten, selain itu masih terdapat keluhan seperti mual dan muntah yang sifatnya hilang timbul sehingga cukup mempengaruhi asupan makan pasien sifatnya hilang timbul sehingga cukup mempengaruhi asupan makan pasien selama dirawat di Rumah Sakit yang tentu saja dapat berimplikasi langsung selama dirawat di Rumah Sakit yang tentu saja dapat berimplikasi langsung terhadap perubahan berat badan pasien
terhadap perubahan berat badan pasien dimana berat badan mdimana berat badan merupakanerupakan faktor penentu status gizi .
faktor penentu status gizi . B.
B. Perkembangan FisiPerkembangan Fisik dan k dan KlinisKlinis
Pengamatan terhadap perkembangan fisik dan klinis pasien Pengamatan terhadap perkembangan fisik dan klinis pasien dilakukan setiap hari dari tanggal 8 Juni 2010 sampai dengan tanggal 10 dilakukan setiap hari dari tanggal 8 Juni 2010 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010. Perkembangan data fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan Juni 2010. Perkembangan data fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik pasien. Hasil pengamatan data
fisik pasien. Hasil pengamatan data fisik dapfisik dap at dilihat pada at dilihat pada tabel tabel 7. berikut7. berikut ini :
ini :
Tabel 7. Perkembangan Fisik Pasien Tabel 7. Perkembangan Fisik Pasien
Keadaan Keadaan
Fisik Fisik
8
8 Juni Juni 2010 2010 9 9 Juni Juni 2010 2010 10 Juni 10 Juni 20102010 Bising
Bising Usus Usus Normal Normal Normal Normal NormalNormal Edema Edema - - - - --Ikterus Ikterus - - - - -- Ascites Ascites - - - -
--Selama studi kasus selama 3 hari berturut-turut pada data Selama studi kasus selama 3 hari berturut-turut pada data pemeriksaan fisik pasien tidak mengalami mengalami perubahan. Sampai pemeriksaan fisik pasien tidak mengalami mengalami perubahan. Sampai hari terakhir pengamatan
hari terakhir pengamatan tidak ada muncul tidak ada muncul tandatanda -tanda spesifik yang lazim-tanda spesifik yang lazim muncul pada pasien Hepatitis B dimana terjadi jaundice dan ascites maupun muncul pada pasien Hepatitis B dimana terjadi jaundice dan ascites maupun edema. Hal ini
edema. Hal ini disebabkan karena penyakit Hepatitis B yang dialdisebabkan karena penyakit Hepatitis B yang dialaa mi pasienmi pasien masih bersifat akut dan muncul secara tiba-tiba dan segera ditangani masih bersifat akut dan muncul secara tiba-tiba dan segera ditangani sehingga tidak s
sehingga tidak sampai muncul tandaampai muncul tanda -tanda fisik seperti -tanda fisik seperti jaundice, ascitesjaundice, ascites dan edema.
dan edema.
Pengamatan data klinis dilakukan untuk mengetahui perkembangan Pengamatan data klinis dilakukan untuk mengetahui perkembangan tubuh pasien. Hasil pengamata
tubuh pasien. Hasil pengamatan data klinis adalah sebagai berin data klinis adalah sebagai berikut:kut: Tabel 8. Perkembangan Klinis Pasien
Tabel 8. Perkembangan Klinis Pasien Jenis
Jenis pemeriksaan
pemeriksaan Nilai normalNilai normal
Tanggal Tanggal 8-6-2010 9-6-2010 10-6-2010 8-6-2010 9-6-2010 10-6-2010 Tensi Tensi 120/80 mmHg 120/80 mmHg 110/60110/60 mmHg mmHg 110/60 110/60 mmHg mmHg 110/60 110/60 mmHg mmHg Nadi
Nadi 80-100x/mnt 80-100x/mnt 78x/menit 78x/menit 84x/menit 84x/menit 84x/mnt84x/mnt
Suhu 36-37
Suhu 36-3700C C 36,6°C 36,6°C 36,6°C 36,6°C 36,6°C36,6°C RR
RR 20-30x/mnt 20-30x/mnt 18x/menit 18x/menit 18x/menit 18x/menit 18x/menit18x/menit Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diketahui bahw
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa a keadaan kliniskeadaan klinis pasien (Tensi, Nadi, Suhu, RR) secara umum masih dalam batas normal. pasien (Tensi, Nadi, Suhu, RR) secara umum masih dalam batas normal. Hal ini disebabkan karena pasien dapat beristirahat total dan maksimal Hal ini disebabkan karena pasien dapat beristirahat total dan maksimal sehingga dapat mempengaruhi perubahan pemeriksaan. Dan juga bisa sehingga dapat mempengaruhi perubahan pemeriksaan. Dan juga bisa karena obat dan makanan yang dikonsumsi.
karena obat dan makanan yang dikonsumsi. C
C. Perkembangan Laboratorium. Perkembangan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengidigunakan untuk mengidentifdentif ikasi apakahikasi apakah ada gangguan metabolisme dan penyerapan zat gizi dalam tubuh pasien ada gangguan metabolisme dan penyerapan zat gizi dalam tubuh pasien karena penyakit yang dideritanya. Hasil laboratorium pasien adalah sebagai karena penyakit yang dideritanya. Hasil laboratorium pasien adalah sebagai berikut :