• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelana Tangan Sakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelana Tangan Sakti"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELANA TANGAN SAKTI

(Lovely Dear)

Seri 1.Sembilan Pusaka Wasiat Dewa

Pemuda itu berusia duapuluh tahun, berwajah tampam.Alis matanya seperti golok dengan mulut yang selalu tersenyum, namun kalau orang memperhatikan wajahnya, orang mungkin akan terkejut.Tatapan mata itu bersinar lembut namun tajam menusuk tanda tenaga dalamnya sudah sangat tinggi

sekali.Tubuhnya tegap membayangkan kegagahan.Bajunya berwarna putih bersih di lapisi rompi yang terbuat dari kulit harimau putih.Rambutnya di gelung ke atas dan di ikat seutas kain putih juga.

Dengan langkah tegap berjalan menuruni Puncak Sian Thian San (Puncak Para Dewa).Kelihatannya saja dia berjalan perlahan, tapi kalau ada orang yang melihatnya, mereka pastiakan terkejut.Karena dalam waktu singkat saja tubuh pemuda itu telah tiba di bawah bukit yang jaraknya sangat tinggi tersebut.Tidak heran, karena pemuda itu telah mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang di sebut “Menjejak Angin, Mengejar Cahaya” yang sakti.

Setelah tiba di bawah, pemuda itu berhenti.Tubuhnya berbalik dan menatap ke arah gunung sambil termenung sesaat.Sepuluh tahun berlalu dengan cepat sejak dia di bawa ke atas puncak tersebut oleh seorang kakek tanpanama . Dia hanya tahu bahwa kakek itu adalah kakek tanpanama yang tidak mau di sebut guru olehnya, tapi kakek itu telah mengajarnya berbagai ilmu-ilmu yang sakti dalam waktu sepuluh tahun tersebut.

Menurut kakek tanpanama itu, ilmu-ilmu tersebut adalah murni hasil ciptaannya yang belum pernah di kenal di dunia kang-ouw. Itulah sebabnya kakek

tanpanama itu mengamarkan dia untuk berhati-hati menggunakan semua ilmu-ilmu tersebut.

(2)

Adadua tugas penting yang di berikan padanya oleh kakek tanpanama itu. Yang pertama yaitu: mencari dua orang murid kakek tanpanama itu yang telah

murtad. Yang satu berjuluk Bu TekTo Kui (Iblis Golok Tanpa Tanding) dan Bu Tek Pian Sian Li (Dewi Cambuk Tanpa Tanding).

Sedangkan tugas yang ke dua ialah mencari dan mengumpulkan kembali Sembilan Kitab pusaka Wasiat Dewa yang tersebar di dunia kang-ouw sejak sepuluh tahun yang lalu.Kalau kitab itu jatuh ke tangan orang jahat, maka harus di ambil kembali.

Tak berapa lama kemudian, pemuda itu kembali melakukan perjalanannya namun sudah tidak menggunakan ilmunya lagi.Kali ini dia berjalan biasa sambil menikmati pemandangan alam di bawah pegunungan tersebut.Sementara dia berjalan, tiba-tiba di dengarnya suara orang yang sedang bertarung.Hatinya tertarik dan tubuhnya melesat sebat sekali seperti cahaya saja ke arah pertarungan tersebut.

Tak lama kemudian di lihatnya bayangan empat orang hwesio yang sedang mengeroyok seorang wanita.Gerakan ke empat hwesio yang menggunakan empat jenis senjata yang berbahaya tersebut sangat hebat sekali, seolah-olah tiada celah mengurung sang wanita dari empat penjuru. Nyata bahwa mereka termasuk jago-jago tingkat satu dalam dunia persilatan

Namun setelah diamati , wanita itu ternyata tidak lemah.Tubuhnya berkelebat dengan lincah kesana- ke sini tanpa dapat di sentuh sedikitpun oleh ke empat penyerangnya.Senjatanya sebuah payung kecil itu bergerak dengan sangat lihai sekali, bahkan lebih cepat dari gerakan ke-empat pengeroyoknya.

Pertarungan tersebut berlangsung cukup lama dan pemuda itu maklum, walaupun wanita itu hebat, tapi setelah sekian lama bertanding keadaan tetapsama kuat.Keempat orang tersebut tidak dapat lawannya begitu juga sebaliknya.Akhirnya dia tidak tahan lagi.

“BERHENTI…!”Semua orang terkejut, suara itu keras dan menggelegar sehingga mengacaukan konsentrasi mereka.Terpaksa mereka menarik senjata masing-masing dan melompat mundur.

Wanita itu berdiri tegak di tengah.Ternyata dia adalah seorang gadis yang sangat cantik sekali.Usianya paling banya delapan belas tahun.Wajahnya bulat telur denganalis mata yang tipis melengkung.Matanya yang bening memandang dengan tatapan yang tenang, setenang rembulan. Bibirnya tipisnya yang indah dengan bentuk bibir yang melengkung bak gendewa itu sangat menarik dan selalu tersenyummanis sehingga menampakkan lesung pipitnya yang segar

(3)

kemerahan.Rambutnya yang hitam lebat dan panjang itu di gelung ke atas. Pemuda itu terkesima memandangnya dan untuk sekejap lamanya dia tidak dapat berkata apa-apa.Melihat ini keempat hwesio tersebut gusar dan salah seorang di antaranya, yang tertua, segera membentaknya:

“Bocah lancang, siapa kau berani mengganggu kami?”

“Maaf, saya kebetulan lewat dan melihat adanya ketidakadilandi depan mata sehingga memberanikan diri untuk melerai…harap su-wi losuhu tidak

marah!”Pemuda itu menjawab lembut dengan sinar mata yang tajam berwibawa.

“Bagus, siapa suruh kau mau mencampuri urusan kami, apa kau tidak takut kami membunuhmu?”Kembali Hwesio itu membentak marah dan memandang dengan sikap mengancam.Walau demikian dia tidak berani sembarangan bergerak.Suara bentakan yang di keluarkan pemuda itu masih terngiang di telinganya dan itu tidak bisa di pandang enteng.

“Eh hwesio busuk mata keranjang, tak usah kau berlagak jagoan,mari kita lanjutkan pertarungan ini. Kalian sudah menghinaku,apa kalian pikir bisa cuci tangan begitu saja?Kalau nonamu ini tidak bisa memberi pelajaran keras pada kalian, jangan sebut aku Im Hong Sian Li (Bidadari Angin Dingin)” Tiba-tiba gadis itu berseru dengan suara yang terdengar jengkel tapi merdu sekali. Segera dia membentangkan payungnya dan dilain saat telah menggempur hebat ke arah si hwesio.Melihat ini, ke tiga temannya kembali membantu.

Pemuda itu terkejut.Tampak wajahnya menyesal dengan sikap mereka.Tapi segera dia mengamati dengan lebih seksama.Dilihatnyalah kelemahan ke empat orang hwesio tersebut.Maka segera dia mengerahkan tenaganya dan

mengirimkan suara lewat getaran suaranya ke telinga gadis itu dan memberi petunjuk.

Namun gadis itu tidak memperhatikan, Matanya yang jeli itu tiba-tiba melirik sekilas ke arah Sian Lee, akhirnya gadis itu tersenyum dan mulai memperhebat serangannya.Kali ini dia mengganti permainan silatnya dan Sian Lee terkejut melihat ilmu silat aneh yang di mainkan gadis itu karena dia mengenal dasar-dasarnya.

Hal ini tak heran, walaupun Sian Lee tidak mempelajari ilmu-ilmu yang terdapat dalam Sembilan Kitab Wasiat Dewa tersebut, namun dia telah mempelajasi semua dasar-dasar dari ilmu-ilmu tersebut, sehingga dengan melihat saja dia langsung tahu.

(4)

Tak salah lagi, itu adalah ilmu yang terdapat dalam salah satu Kitab Wasiat Dewa yang bernama Hok Mo Cap Sha Kiam Sut (Tigabelas Pedang Penakluk Iblis) yang di mainkan dengan payungnya secara lihai sekali.

Terjadi perubahan yang hebat.Saat keempat lawannya menyerang dari keempat arah secara bersamaan.Yang dari depan menyerang denganhud- him (kebutan panjang), dari kiri dengan sepasang roda besi, dari kiri dengan sepasang kaitan baja dan dari belakang dengan rantai bermata tujuh.

Hebat sekali karena serangan itu menuju ke arah bagian-bagian tubuh yang mematikan.Namun dengan tenang, tiba-tiba dari mulut gadis itu terdengar lengkingan yang amat kuat mirip Sai cu Ho kang.Payungnya berputaran bagai kitiran yang amat kuat, membuka dan menutup menangkis semua

serangan.Namun anehnya, karena pada saat yangsama ke empat orang itu juga merasakan hawa tajam yang terus mengancam punggung, tengkuk dan

pinggang mereka.Segera mereka mengalihkan perhatian untuk coba menangkis tapi hawa tajam itu sudah melukai mereka masing-masing walaupun tidak dalam, kecuali orang kedua yang nekat mengangkat tangan kirinya menangkis. “Aaaaakhh!...” “Ji-tee…!” Ketiga hwesiolain berseru kuatir segera mendekati rekan mereka sementara gadis tersebut sudah melesat dan hilang dari pandangan mereka dan berdiri tak jauh dari situ. Setelah diamati , ternyata tangan kiri hwesio itu telah putus sampai di siku dan jatuh ke tanah.

Hwesio yang tertua segera berdiri dengan muka merah dan balik bertanya pada si gadis:

“Nona, ada hubungan apakah kau dengan Hok Mo Kiam Ong (Raja Pedang Penakluk Iblis) Luichun ?”

“Hemm..Beliau adalah salah satu di antara dua guruku yang sakti, kau mauapa ?” Dara itu balas menjawab dengan kesal meskipun bibirnya masih tersenyum..

“Aah! Tak diyana kau murid orang itu, baiklah kami tidak sanggup melawanmu dan mengingat orang tua tersebut, maka kami tidakakan terus mendesakmu lagi. Tapi kami pasti akan menuntuk balas suatu saat nanti…”Sehabis berkata demikian, mereka bertiga berlalu dari situ sambil menggendong saudara seperguruan mereka.

Suasana kembali tenang.Tinggal ke dua orang itu yang ada.Si gadis memandang sang pria begitu juga sang pria. Tak seorangpun yang berani bicara untuk sekian lama, sampai akhirnya:

(5)

“Maafkan kelancanganku nona…”Pemuda tersebut berkata sambil tersenyum. “Hmm, namaku Hong Er Yong, orang memanggilku Im Hong SianLi, …kalau boleh tahu siapa nama tuan?”Gadis itu menjawab riang.Hakikatnya itu bukan jawaban karena tidak nyambung dengan permintaan maaf pemuda itu, tapi siapa yang peduli tentang itu.

Pemuda itu tertegun sejenak.Matanya menjelajahi gadis di depannya dari atas sampai ke kaki dengan tatapan yang penuh kekaguman.Namun pikirannya juga sedang bekerja, dia memang punyanama dan julukan, tapi tentu saja dia malu untuk memperkenlkan sendiri, namun pikiran itu segera di tepisnya dan

menjawab:

“Eh..akuseorang pengelana biasa saja namakuSian Lee…Eh, nona apa kau tadi menggunakan Hok Mo Cap Sha Kiam Sut? Darimanakah kau....”

“Lihat serangan, Haiiiiitt….!”Belum selesai dia berkata, gadis itu sudah

menyerangnya dengan dahsyat dan tidak tanggung-tanggung.Payung gadis itu menyerangnya dengan gencar mengancam duapuluh enam titik di tubuhnya tanpa ampun.

Walau bingung ternyata Sian Lee tidak kurang waspadanya.Tubuhnya bergerak sebat dengan ilmu “Menjejak Angin, Mengejar Cahaya” yang sakti. Dalam sekejap saja tubuhnya lenyap dari hadapan si gadis yang terkejut melihat ini.Namun hanya sedetik kemudian tangan kiri gadis itu kembali telah memegang pisau kecilnya yang melesat cepat mengarah ke belakang

punggungnya tanpa dia berbalik.Lihai sekali, sampai Sian Lee juga berdecak kagum.

Si gadis menunggu sambil berbalik.Namun tidak terjadi apa-apa terhadap

pemuda itu.Saat mereka kembali berhadapan, dia melihat pisau kecilnya telah di pegang oleh pemuda tersebut dengan tubuh pemuda tersebut masih tetap melayang sambil memandangnya dengan muka mendongkol

“Nona, tolong hentikan seranganmu, aku tidak bermaksud buruk, mengapa engkau menyerangku seperti ini?”

“Hem, kau mengetahui ilmu silatku, sudah tentu aku curiga bahwa kau adalah salah satu orang yang ingin merampas ilmu ini, benarkah?”Gadis itu menatap penuh selidik.

“Maafkan aku, memang aku sedang menyelidiki keberadaan kitab ilmu itu, bahkan bukan hanya itu, masih ada lagi delapan kitab yang lain untuk di kembalikan kepada pemiliknya yang sebenarnya…”

(6)

“Siapa pemiliknya yang sebenarnya..?”Kembali gadis itu bertanya dengan ketus. “Pemilik sebenarnya adalah kakek sakti yang bertapa di Sian Thian San.Menurut beliau, salah satu muridnya yang murtad melarikan pusaka-pusaka tersebut dan menjadi rebutan di kang-ouw pada sepuluh tahun yang lalu.”

“Hem, apa kau pikir aku dapat percaya dengan mudah saja perkataanmu, siapa tahu ini cuma akal-akalanmu saja untuk menipuku?”

“Maaf nona Yong, kakek tanpa nama hanya berpesan padaku bahwa kalau ilmu-ilmu tersebut di gunakan untuk kebaikan dan kepentingan orang banyak maka aku tidak perlu mengambilnya, tapi kalau di gunakan untuk kejahatan maka aku wajib mengambilnya kembali bahkan kalau perlu mencabut ilmu itu…”

Gadis itu termenung sejenak akhirnya dia menarik nafas panjang dan berkata: “Aku tidak tahu apakah ilmu ini ku gunakan dengan baik atau tidak, tapi suhuku pernah berpesan bahwa akan datang seorang utusan dari Sian Thian San yang akan datang mengambil kitab tersebut dan aku diharuskan mengembalikannya.” “Nona, aku sudah melihat sepak terjangmu, dan kurasa kau boleh terus memiliki kitab itu…anggap saja sebagai hadiah perkenalan kita, karena sejak turun

gunung, kaulah gadis pertama yang aku temui, bagaimana?”Sian Lee berkata sambil tersenyum

Kembali Er Yong tersenyum: “Eh, kau mau kemanakah?...” Gadis itu kemudian dia balik bertanya sementara matanya yang bening menatap dengan tatapan kagum pemud di depannya itu,

“Akhh, nona Yong…”

“Uhh, usiamu lebih tua dariku, lebih enak kalau kau panggil aku Yong-moi dan aku memanggilmu Lee-ko, bagaimana?”Potong Er Yong tanpa malu-malu dan dengan tatapan mata agak di sipitkan.Memang gadis ini tidak begitu

mementingkan banyak aturan-aturan, sehingga tidak terlalu masalah. “Baiklah Yong-moi, seperti yang ku katakan tadi aku hanyalah seorang

pengelana yang bebas.Aku hanya ingin berkelana dan mengamalkan ilmu yang ku pelajari untuk menolong orang-orang yang membutuhkan, bagaimana dengan engkau sendiri Yong-moi?”

“Akupun sama saja Lee-ko, sudah setahun aku berkelana sehingga orang-orang kemudian menjulukiku Im Hong Sian Li. Hem, engkau juga perlu sebuah julukan

(7)

yang bagus, dan rasanya tidak ada yang lebih cocok selain ….”Gadis itu terdiam sambil tangan kanannya meraba dahi tanda sedang berpikir keras.

“Eh, selainapa Yong-moi?”Sian Lee mendesak dengan penasaran.

“Mmmm…melihat keadaanmu, maka lebih cocok adalah Pengelana Tangan Sakti, bagaimana?”

“PENGELANA TANGAN SAKTI?....hahaha, tampaknya bagus juga, terima kasih Yong-moi, sekarang kau mau ke manakah?”

Gadis itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi kemudian dia berkata:

“Baiklah Lee-ko, kita berpisah sampai di sini, aku masih ada urusan lain yang harus ku kerjakan, sampai jumpa lagi…”Dalam sekejap bayangan gadis itu sudah melesat meninggalkannya dan membuat pemuda tersebut termenung.

Menghadapi kepergian gadis itu, entah mengapa hatinya tiba-tiba merasa hampa sekali seperti kehilangan sesuatu.Tapi tak lama kemudian dia segera sadar dan melanjutkan perjalanannya.

Empat hari kemudian sampailah dia di sebuah lembah yang tidak

berpenghuni.Tidak ada yang menarik dengan lembah tersebut selain dinding-dindingnya yang curam dengan di kelilingi pohon-pohon yang lebat.Yang membuatnya tertarik adalah suara tertawa aneh yang bertenaga dalam tinggi yang di dengarnya dari jarak duapuluh li.

Segera dia menuju kesana dan benar saja.Dari balik pepohonan dia melihatlima orang aneh yang saling berhadapan.Setelah di perhatikan tampaknya mereka sedang memperebutkan seorang anak berusia sepuluh tahun.Tampak tempat itu telah porak poranda.Pepohonan saling tumpang tindih dan masih tampak bekas-bekar pukulan.

“Hehehehe…KuiCoa Lo Mo (Iblis Tua Ular Sembilan), apa kau masih tidak mau mundur?”Seorang kakek aneh membentak marah.Tubuhnya tinggi kurus tapi seluruh muka dan tangannya di penuhi jarum-jarum seperti Landak.

“Hemm, Tok Ciam Jian Sin Kui (Iblis Sakti Seribu Jarum Beracun), melindungi diri sendiri saja kau hampir semaput, masih juga mau menggertakku…hohoho, aku takkan mundur sedtapakpun.” Balas kakek yang di panggil KuiCoa Lo Mo itu. “Bagaimana dengan kalian?Apa kalian juga masih berkeras kepala?...” Kembali

(8)

Tok Ciam Jian Sin Kui membentak sambil matanya menyapi dingin ke arah ke tiga lawan yang lain.

“Aku, Hwee Tok Ciang Kui cu (Si Iblis Tangan Racun Api), takkan mundur…Sin-Tong (Anak Ajaib) itu harus ku dapatkan…?” Seorang kakek yanglain dengan tangan yang merah membara membentak marah juga.

“Hihihihihi…jika kita sepakat Tok Ciam Jian Sin Kui, rasanya kita berdua cukup untuk menyapu kedua bangkotan bau tanah ini...”Seorang nenek yang memiliki wajah tertutup rambutnya yang riap-riapan panjang menyahut dengan suara yang seram. Dia bukan lain adalah Kiam Ci Kui Sian Li (Bidadari Iblis Berjari Pedang)

Tok Ciam Jian Sin Kui menatap dengan wajah setengah di miringkan terhadap Kiam Ci Kui Sian Li. Otaknya yang licik segera bekerja.“Heheh…baik…baik…mari kita berdua singkirkan kedua tikus tanah ini…tapi bagaimana dengan kau Hek Hiat Bong Kui (Iblis Kubur Berdarah Hitam)” Sahutnya sambil menatap seorang kakek berjubah hitam yang msih belum mengeluarkan suara.

Semua mata memandang kepadanya dengan dengan pandangan

mengancam.Tapi Hek Hiat Bong Kui tidak mengublis mereka.Matanya tetap tertuju pada anak tersebut.Dia menginginkan anak itu sendiri, tujuannya ialah untuk memperdalam ilmunya dengan darah anak tersebut.Perhatiannya sedang terfokus penuh untuk merebut anak tersebut, maka tidak dia perhatikan ke empat lawannya.

Keempat lawannya memperhatikannya dengan tatapan curiga.Tiba-tiba Hek Hiat Bong Kui mengeluarkan suara seperti orang menangis, sangat lirih namun

ternyata menggetarkan seluruh yang ada sehingga mendatangkan perasaan mengidik jika orang biasa yang mendengarnya.Tangannya bergerak cepat melemparkan enam belas bomasap beracun ke tanah yang langsung menyebarkan bau nyengit orang mati.Asap tebal langsung menutupi area pertarungan tersebut.

Semua orang terkejut karenaasap beracun itu sangat tebal sekali.Mereka melihat Hek Hiat Bong Kui telah lenyap dari tempatnya berdiri. Tanpa pikir panjang KuiCoa Lo Mo menggerakkan senjata sembilan ular ampuhnya ke arah kepulan asap untuk menjaga agar jangan sampai lawan kabur. Sementara dari sebelah depan Tok Ciam Jian Sin Kui juga sudah menggerakkan jurus “Taburan seribu jarum iblis” yang dahsyat unguk mencegah kalau-kalau hek hiat Bong kui melarikan diri.

(9)

serangan mereka sehingga tidak mencelakakan anak yang menjadi rebutan mereka.

Sementara Hwee Tok Ciang Kui cu dan Kiam Ci Kui Sian Li juga telah

mengibaskan tangan mereka untuk mengusirasap yang tebal sedangkan dari sebelah luar. Tampaknya mereka lebih berhati-hati daripada ke dua “sekutu” mereka yang nekat itu..

Terdengar jeritan kesakitan dari Hek hiat bong kui. Sementara KuiCoa Lo Mo dan Tok Ciam Jian Sin Kui juga merasakan hal yang sama.Serangan mereka tiba-tiba terpental balik oleh sesuatu kekuatan yang maha dahsyat.Dalam kekagetan mereka terpaksa melompat mundur dengan segera.

Setelahasap itu lenyap perlahan-lahan, tampaklah pemandangan yang membuat kaget semua orang.Anak ajaib yang mereka perebutkan tadi sudah lenyap. Justru yang tampak adalah Hek hiat Bong Kui yang terduduk di tanah dengan nafas tersegal-segal hampir tak percaya denganapa yang di alaminya.

Apakah sebenarnya yang terjadi?Ternyata itu adalah pekerjan Sian Lee.Dia mempergunakan saat manaasap menyebar dengan tebal dan saat perhatian kelima orang itu di tujukan kepada si anak ajaib tersebut, dia menyelinap di antara keredapan serangan ke dua iblis itu yang di tujukan kepada Hek-hiat bong kui.

Saat dia tiba di dalam kepunganasap beracun itu, di lihatnya si anak ajaib itu duduk di atas tanah sambil tertotok. Sementara hek hiat bong kui juga sedang mengulurkan tangan untuk merampas anak itu..

Perbuatan Sian Lee yang hendak mengambil anak tersebut telah tertangkap oleh mata hek hiat bong kui yang sedang melayang ke udara.Dengan cepat iblis itu sudah ada di hadapannya. Sian Lee pikir waktu sudah tidak keburu lagi, kalau melayani iblis itu lebih lama lagi, makaasap akan segera buyar dan itu berarti dia harus bertempur melawanlima orang yang tangguh. Saat itulah kedua serangan Sementara KuiCoa Lo Mo dan Tok Ciam Jian Sin Kui menyusul tiba.

Berpikir sampai di sini, tak ayal lagi segera di kerahkannya jurus ke tiga dari ilmu Pat Sian Giam Lie Ciang (Tarian Maut Delapan Dewa) yang bernama Bu EngIn Sian Ciang (Telapak Dewa Awan Tanpa Bayangan). Hek hiat bong kui terkejut setengah mati ketika tubuh pemuda itu sudah ada setengah jengkaldi depan wajahnya. Cepat dia pukulkan tangannya ke depan dengan pengerahan tenaga dalam tinggi, namun tidak tahu bagaimana, pemuda itu bergerak sangat cepat sekali, tahu-tahu sudah berada di belakangnya.Anehnya, dia masih tetap merasakan totokan yang dahsyat tepat mengenai jalan darah di dada dan di

(10)

sekitar tulang iganya.

Saat itu juga di lihatnya tangan pemuda itu bergerak mengibas dua kali sehingga mementalkan semua serangan senjata-senjata KuiCoa Lo Mo dan Tok Ciam Jian Sin Kui yang mengancam dirinya. Saatasap beracun itu sirna, Hek Hiat bong kui mendapati dirinya tertotok diam di atas tanah.

Keempat iblis yanglain segera mengerubutinya dengan tatapan heran, tapi juga mengancam melihat kondisi Hek hiat bong kui.

“Hem, Hek hiat bong kui…kau berani main gila apa?...”Bentak Tok Ciam Jian Sin Kui dengan marah.

Mereka hendak mengerubuti Hek Hiat Bong kui yang terlihat tak berdaya, tapi tiba-tiba melayanglah selembar daun kecil yang baru saja habis di petik.Hwee Tok Ciang Kui cu segera menyambarnya dan membacanya.

“Maaf, anak ini ku bawa pergi, Pengelana Tangan Sakti”

Diam-diam keempat iblis itu terkejut.Pada masa itunama 5 Iblis Langit sangat terkenal, di samping 5 Siluman Bumi.Sepuluh tahun yang lalu mereka berlumba dengan para tokoh-tokoh golongan hitam dan putih lainnya dan berhasil

mendapatkan 2 kitab dari sembilan kitab yang ada.Sementara yang dua lagi jatuh ke tangan 5 Siluman Bumi.Mereka menawan satu siucai untuk membaca kitab itu di hadapan mereka sehingga kepandaian mereka meningkat dengan pesat dan menjadi datuk-datuk iblis golongan hitam yang berkepandaian tinggi.Mereka kemudian membunuh siucai tersebut dan memusnahkan kedua kitab pusaka.

Saat mengamati tulisan yang begitu halus, mereka segera sadar bahwa itu di tulis oleh seorang yang bertenaga dalam yang sangat sempurna sekali.Mereka sekalipun belum tentu bisa berbuat sebaik ini.Tanpa banyak bicara, mereka semua segera berpencar mengambil jalan masing-masing meninggalkan tempat tersebut.

Sayang Sian Lee tidak sempat bertempur dengan mereka, karena kalau ada, pasti dia sudah mengetahui keberadaan ke dua ilmu yang dia sedang cari-cari tersebut.

Sian Lee melesat membawa anak yang di sebut anak ajaib itu ke atas sebuah puncak gunung yang tinggi.Setelah di rasa cukup jauh dari kelima iblis tersebut dia meletakkan anak itu dan membebaskan totokannya.

(11)

Anak itu segera menjatuhkan diri bertelut sambil mengucapkan terima kasih. “Budi in-kong sungguh setinggi langit, ijinkanlah siauw –tee melayani in-kong.” “Hem, berdirilah..…sekarang ceritakan, mengapa kau sampai di perebutkan para iblis tersebut.”

Sebenarnya Sian Lee tidak perlu bertanya sebabnya.Pandangan matanya yang tajam dapat melihat bakat yang amat baik dalam diri anak itu.Ketika tadi dia meraba-raba tulang anak itu, dia merasakan suatu aliran hawa yang kuat mendesak-desak.Tapi dia diam saja sambil menunggu penjelasan anak itu. Maka berceritalah anak itu.Namanya Bu Beng (Tanpa Nama). Dia tidak tahu siapa ayah bundanya, karena sejak kecil dia telah di pelihara oleh sepasang suami-istri tua yang berjuluk Hek Liong Siang cu (Sepasang Naga Hitam) yang tinggal di perairan laut Po Hai, tapi kedua kakek suami istri itu telah mati karena usia tua dan meninggalkan dia sejak berumur 7 tahun.Hanya saja sebelum kematian mereka, kedua suami istri itu sudah mengajar nya ilmu silat bahkan menyalurkan seluruh tenaga murni mereka padanya.

Selama dua tahun dia terlunta-lunta sampai ada pertikaian para tokoh-tokoh persilatan yang sedang memperebutkan mestika JamurApi pada se tahun yang lalu yang kabarnya sanggup melipatgandakan tenaga sakti. Dalam pertikaian tersebut entah bagaimana JamurApi tersebut telah di makan olehnya sehingga orang-orang kemudian mengejarnya dan menyebut dia sebagai Sin-Thong (Anak Ajaib).Demikianlah anak itu menuturkan riwayatnya.

“Hem, adik kecil, sekarang setelah terbebas dari para iblis-iblis tersebut apa rencanamu, kau mau ke manakah?

Bu Beng tiba-tiba menjatuhkan diri bertelut dengan muka menyentuh tanah. “Siauw-tee tidak punya siapa-siapa lagi, kalau toako berkenan, ijinkan siauw-tee memanggilmu suhu dan ikut engkau kemanapun juga…”

Sian Lee tertarik dengan anak ini.“Baiklah aku suka menerimamu.Mulai sekarang engkau akan memakai nama “Sian” di depan namamu jadi menjadi Beng Sian… karena kau sudah memiliki dasar-dasar silat yang cukup baik, aku akan

menurunkan dua ilmu sakti padamu…Jika kau berlatih dengan tekun, tidak ada lagi orang yang akan yang akan dengan mudah menganiayamu” Kata Sian Lee dengan tersenyum.

Demikianlah selama tiga bulan Sian Lee tinggal di bukit itu dan mengajarkan Beng Sian dua ilmu yaitu salah satu jurus dari Pat Sian Giam Lie ciang yang

(12)

bernama Hok Liong Hwee Sian ciang (Telapak Dewa Api Penakluk Naga) dan ilmu meringankan tubuh yang di sebut Hui Eng Cu. Pada dasarnya Pat Sian Giam Lie Hong hanya terdiri dari delapan jurus saja, namun delapan jurus ini dapat di latih sendiri-sendiri dan memiliki kembangan yang luas dan banya karena

merupakan inti jurus yang di gabungkan dari berbagai ilmu silat yang ada sehingga hebatnya bukan kepalang.Sehingga suatu keuntungan bagi Beng Sian bisa melatih salah satu dari pada ilmu itu.

Keuntungan dari Beng Sian adalah karena dalam tubuhnya sudah mendekam kumpulan tenaga sakti yang di hasilkan dari Jamur Api, sehingga walaupun umurnya baru sepuluh tahun, tapi Sian Lee melihat bahwa tenaganya sudah cukup menunjang untuk memainkan ilmu dahsyat tersebut.

Tiga bulan kemudian, setelah memberi petunjuk secukupnya Sian Lee menyuruh anak itu untuk terus berlatih sendiri di tempat itu sampai menguasai dengan baik ke dua ilmu tersebut, setelah itu barulah dia boleh mencari Sian Lee.Beberapa hari kemudian Sian Lee kembali melanjutkan perjalanan.

Suatu hari Sian Lee tiba dikota Hang Chou.Kotaini sangat ramai di kunjungi oleh para pendatang dari berbagai daerah.Karena lapar, Sian Lee segera memasuki sebuah rumah makan yang di lihatnya tidak terlalu penuh.

Saat dia masuk, tampak di salah satu sudut ada satu tempat yang

kosong.Segera dia menuju ke tempat tersebut dan memanggil pelayan yang segera datang tergesa-gesa melayaninya.

“Tuan mau pesanapa ?”Tanya pelayan ini sambil tersenyum.

“Bak-mie goreng, cap cay dan ayam bakar satu” Sian Lee menjawab sambil tersenyum juga.Pelayan itu pergi dan tak lama kemudian sudah kembali sambil membawa pesanannya.Segera Sian Lee makan dengan lahapnya.

Saat dia sedang makan, tiba-tiba mengepulasap di luar. Seekor kuda merah yang gagah berhentidi depan rumah makan tersebut.Sang majikan ternyata adalah seorang gadis yang memakai sebuah kerudung menutupi wajahnya.Sian Lee tidak ambil perduli, tapi ketika gadis itu melangkah memasuki rumah makan itu dan menuju ke arah tempat duduknya.Ya, karena memang hanya di tempat duduknyalah yang belum penuh.Sian Lee lalu memperlambat makannya.

Ketika gadis itu melewati satu meja yang terdapat enam orang kasar.Sambil tertawa-tawa dan berbisik, salah satu tangan dari orang yang paling dekat dengannya terulur meremas bokong sang gadis. Mendapat perlakuandemikian, sang gadis naik pitam, dan akibatnya memang sangat buruk.Entah bagaimana tubuh orang iru sudah terlempar bagai daun kering ke luar jendela dengan

(13)

tangan tertinggal di lantai.

“Huh, nona kau kejam sekali…” Bangkit berdiri seorang di antara enam orang itu sambil membentak di ikuti keempat temannya yang lain yang segera berdiri dan mengurung

“Eh, gadis liar kurang ajar berani kau berlagakdi depan kami…”Seru salah seorang temannya yang marah. Tampaknya mereka belum sadar denganapa yang baru saja di perbuat oleh gadis itu.

Ekspresi wajah gadis tersebut tidak tampak di balik kerudungnya, tapi dari sinar matanya yang berkilat-kilat, maka dapat di pastikan bahwa gadis tersebut sudah marah sekali.

“Manusia-manusia bosan hidup…rasakan tangan nonamu ini…” Nona itu bergerak dengan sangat cepat, sehingga akibatnya kelima orang tersebut terlempar keluar bagai daun kering ke luar jendela.

“Pucuk di cari, ulam tiba…hehehe, setelah sekian lama ternyata kitb itu ada padamu, bagus…bagus…nona serahkan kepadaku kitab yang ada

padamu?”Tiba-tiba seorang kakek bongkok bercaping lebar yang duduk di sudut ruangan bergerak dan di lain saat telah berada di depan gadis itu.

“Hehehe, Siluman Bongkok, enak saja kau, apa kau kira aku akan diam saja, kitab itu harus menjadi milikku…?”Tiba-tiba dari arah pintu melayang seorang kakek kurus yang memiliki bentuk daun telinga yang besar seperti babi.Sambil membawa sebuah garukan.

“Hah, Siluman Babi Sakti, kau mau berebut denganku?Bosan hidup…”Kembali siluman bongkok itu membentak dengan marah, tapi kemudian dia menahan dirinya sambil memandang gadis tersebut.

“Nona, segera keluarkan kitab yang ada padamu dan serahkan pada kami?” “Huh, kitabapa yang kau maksudkan, aku tidak mengerti?”Suara gadis itu merdu sekali menyahut dengan nyaring.

“Mata kami tidak buta, tadi kau menggunakan ilmu yang aneh, kami tahu itu pasti salah satu ilmu dari kitab-kitab wasiat dewa…cepat serahkan…” Seru siluman Babi Sakti dengan nada mengancam

“Enak saja, apa kau punya kemampuan…?”Gadis itu menantang.

(14)

sudah melesat ke depan mencengkeram ke arah dada gadis itu, sementara tangannya menotok ke arah pusar dan iga si gadis.

Hebat sekali serangan ini.Semua orang berseru kuatir, terlebih Sian Lee.Segera dia hendak membantu, tapi dilihatnya si gadis bergerak cukup cepat sehingga dapat menghindar dari serangan ganas lawan, sekali dia menggerakkan tangan ke arah pinggang maka di tangannya telah tergenggam sebatang pedang panjang yang lemas.Dia lalu balas menyerang dengan tak kalah hebatnya. “Hohoho…Siluman Bongkok, akhirnya kena batunya juga kau….”Siluman Babi Sakti balik mengejek kawannya.

Siluman Bongkok itu mendengus dan segera mengerahkan ilmu andalannya yang di sebut “Pat He Pek Kut Jiauw (Cakar Tulang Putih Delapan Siluman) yang dahsyat.Ilmu ini adalah gubahannya sendiri berdasarkan ilmu-ilmu dari kedua kitab wasiat dewa yang di dapat olehnya dan keempat rekan silumannya sepuluh tahun yang lalu.Hebatnya bukan main, apalagi setelah di tambah dengan hawa-racun tulang-tulang manusia yang di pakai sebagai tempat latihan.

Dari tangannya berkeredapan bayangan-bayangan cakar yang mengeluarkan suara mencicit tajam menyerang dari atas seperti burung rajawali mengarah ke seluruh bagian-bagian tubuh rahasia dari gadis tersebut.Setelah mengamati sejenak, Sian Lee terkejut karena melihat bahwa dasar-dasar ilmu cakar itu adalah dari kitab Cui Beng Sian Ciang (Tangan Dewa Pengejar Roh) dan kitab Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas).

Namun, gadis itu melawan dengan tak kalah hebatnya.Gerakan pedang lemasnya liukan tubuhnya,gaya ilmu silatnya dan pancaran tenaganya adalah pengerahan tingkat tinggi dari dalam kitab ilmu Thian Liong Sip Pat Kiam sut (Delapanbelas Pedang Naga Langit).

Pertempuran tersebut berlangsung seru.Limapuluh jurus telah lewat tapi keadaan masih tetapsama kuat.Melihat ini Siluman Babi Sakti perlahan menggenggam tongkat garukannya dan melangkah maju hendak membantu temannya, tapi tiba-tiba suatu suara mengejek terdengar dari samping.

“Heh, Manusia babi, kau adalah tokoh besar yang sakti, apa kau tidak malu mau mengeroyok seorang gadis…” Tampak seorang pemuda pelajar seperti seorang siucai telah berdiri dan melangkah ke depan Si Siluman babi tersebut sambil tersenyum.

“Eh, kutu buku bosan hidup…cari mati kau…”Siluman babi sakti tampak marah dan mengangkat tangannya menampar pipi pemuda itu.Tapi si pemuda segera mengangkat tangannya menangkis.Terjadi adu tenaga dan keduanya terdorong

(15)

mundur satu langkah.Tampaknya tenaga mereka berimbang.

Siluman babi terkejut.Tahu lawannya tidak bisa di pandang enteng, segera mengangkat senjatanya dan menyerang dengan gencar.Sian Lee mengamati dasar ilmunya jugasama dengan Si Siluman Bongkok

Si pemuda tidak mandah saja di serang.Tangannya bergerak ke balik jubahnya dan dilain saat dia sudah memegang sepasang poan-koan-pit yang ujung kuasnya terbuat dari kuas perak dan emas.Segera siucai itu balas menyerang. Ternyata Ilmunya hebat.Sian Lee yakin seratus persen bahwa itulah ilmu dari kitab HongIn Sian Pit Ciang (Pukulan Pit Dewa Awan Angin) yang dahsyat.Siucai itu dapat memainkan kedua senjatanya itu dengan dahsyat menandingi siluman babi tersebut.

Tempat itu sudah porak poranda.Pemilik rumah makan tampak meringkuk di sudut ruangan sedangkan orang-orang yang tadinya sedang makan sudah lari keluar semua.Tertinggal Sian Lee di sudut ruangan yang mengamati mereka yang sedang bertarung.

Setelah sekian lama pertempuran tersebut tampak seimbang.Mereka telah

mengerahkan jurus-jurus yang paling ampuh.Sian Lee berdiri perlahan kemudian berjalan ke tengah arena.

Saat itu si bongkok sedang menyerang dengan jurus “Delapan Cakar membetot sukma”, tubuhnya seolah-olah terbagi delapan dengan enambelas tangan yang menyerang dengan berbagai jurus dahsyat.Sementara si gadis berkerudung itu juga telah mengerahkan jurus ke delapanbelas yang bernama “Delapanbelas Naga Mengamuk Mendobrak Langit”.Pedangnya bergerak lambat tapi sangat cepat sekali tibanya.Hawa pedang yang tajam mendesak ke semua penjuru dalam setarikan nafas.Ini adalah pengerahan jurus antara hidup dan mati dari mereka berdua.

Dalam situasi inilah tubuh Sian Lee melayang ke arah pertarungan

mereka.Tubuhnya bergerak seperti bayangan yang mengelilingi dan menyusup-nyusup di antara amukan serangan kedua orang itu sambil mengerahkan jurus kedua dari ilmu Pat Sian Giam Lie Ciang, yaitu: Chit Hai Sui Sian Ciang (Telapak Dewa Air Tujuh Samudra). Dalam waktu sepersekian detik semua serangan-serangan ke dua orang itu yang saling berbelit tampak redam di bawah tekanan gelembung-gelembung air padat yang keluar dari tangan Sian Lee.

Mereka terdesak ke belakang, dan dalam saat yang hampir bersamaan juga terdengar seruan kaget dari si Siluman Babi Sakti dan Si Siucai.Mereka juga sudah terpisah.

(16)

Saat mereka memandang ke tengah ruangan, tampak seorang pemuda tampan berpakaian putih dengan rompi harimau putih yang gagah telah berdiri di tengah mereka.

“Lancang…Siapa kau, berani mencampuri urusan kami?”Siluman Babi Sakti berseru sambil memandang dengan mata mendelik marah.

“Aku Pengelana Tangan Sakti…kita memang belum saling kenal, tapi kalian berdua telah berhutang kepadaku…?”Jawab Sian Lee dengan suara tenang. “Hweleh…hweleeeh…bocah sombong, hutang apa yang kau maksudkan?Apakah kau tidak tahu berhadapan dengan siapa?Siluman Bongkok bertanya dengan penasaran.

“Dua kitab Cui Beng Sian Ciang (Tangan Dewa Pengejar Roh) dan kitab Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas)….!”Kembali Sian Lee menjawab dengan suara tenang.Sementara ke dua siluman di depannya itu tampak

terkejut.

“Kalian sudah memiliki kitab itu selama sepuluh tahun, jika saja ilmu itu di gunakan untuk kebaikan, maka kalianlulus ujian sebagai pemilik sejati yang di pilih oleh ilmu-ilmu tersebut, tapi ternyata kalian tidak lulus maka kalian harus mengembalikan ilmu tersebut…”Sian Lee melanjutkan penjelasannya.

“Huh, kitab itu sudah lama kami bakar, kau tidakakan bisa mendapatkannya lagi…hahahaha…”Siluman Babi Sakti menjawab sambil tertawa.

“Baiklah, aku memang harus mencabut ilmu itu dari kalian…”

“SOMBONG…kau mengandalkanapa ? Makan Garpuku…”Siluman Babi Sakti segera menggerakkan senjatnya menyerang diikuti oleh Siluman Bongkok.

Sian Lee sudah menyaksikan ilmu mereka, setelah menghindar sampai duapuluh jurus, Sian Lee balas menyerang.

“Kalian merusak keaslian dan kemurnian ilmu-ilmu tersebut.Lihatlah, aku akan mengalahkan kalian dengan kedua ilmu tersebut…Heaahh…”

Kedua lawannya terkejut ketika melihat pemuda itu menyerang mereka dengan Cui Beng Sian Ciang yang asli.Di tangan pemuda itu ilmu tersebut menjadi dahsyat berpuluh kali lipat.

Setelah memainkan habis Cui Beng Sian Ciang, Sian Lee merubah dengan Kim Tiauw Sian Kang yang menyambar-nyambar dari atas.Kedua datuk siluman sesat

(17)

tersebut tampak mulai terdesak.Apalagi saat Sian Lee mulai memainkan kedua ilmu tersebut secara bergantian.Mereka tak sanggup bertahan lama.

Telapak tangan pemuda tersebut bergerak bagaikan kilat yang mengurung rapat tanpa celah ke arah mereka.Melihat bahwa mustahil bagi mereka memperoleh kemenangan, mata mereka mulai melirik kesana-kemari untuk mencari jalan melarikan diri.Tapi Sian Lee tidak membiarkan ke dua buruannya lolos.

Siluman Babi Sakti tiba-tiba membanting sesuatu di lantai ruangan itu sehingga menimbulkanasap tebal.Tapi Sian Lee sudah pernah menghadapi tipuan begini. Tubuhnya berputaran cepat dengan ilmu ‘Menjejak Angin, Mengejar Cahaya” yang menimbulkan pusaran kuat yang mengusirasap tersebut dalam

sekejap.Sehingga kedua siluman itu tetap terkurung.

Akhirnya, sian Lee mengakhiri serangannya dengan jurus “Rajawali Sakti Menggempur Lautan” .Tangan dan kakinya bergerak cepat bagai kitiran menyerang dari atas saling susul-menyusul.Ilmu ini tampak sederhana, tapi tenaga yang terkandung di dalamnya menekan ke dua datuk siluman itu sehingga tidak bias berbuat apa-apa.

Keduanya terlempar ke belakang menabrak dinding dan jatuh dengan tubuh pingsan.Dan Tian mereka telah di rusak oleh Sian Lee.Untuk seterusnya, kedua orang itu tidak lebih daripada manusia biasa yang tiada kepandaiansama sekali. Sian Lee mengeluarkan satu tail emas yang di lemarkan kepada pemilik rumah makan tersebut.

“Paman, saya rasa ini cukup untuk mengganti kerugian paman…maafkan kami yang telah membuat keributan…”Pelayan itu menyembah dengan kepala

terantuk-antuk sampai ke tanah sambil mengucapkan terima kasih.Tapi Sian Lee sudah mengalihkan perhatian pada si gadis dan si siucai.

Segera si siucai menjura dengan hormat: “Taihiap, namaku Kai Ong, terima kasih atas bantuanmu, kau sungguh sangat hebat…”

“Akh…segala kepandaian kucing kaki tiga begitu buat apa di banggakan… kalianlah yang luar biasa…meskipun punya kepandaian tinggi, tapi tidak sombong.Tampaknya kedua ilmu itu berjodoh dengan kalian…”

“Eh,apa maksudmu?”Kali ini suara si gadis berkerudung itu yang terdenga.Kedua pemuda itu tertegun.Suara itu begitu merdu dan nyaman di dengar.

“Aku tahu Thian Liong Sip Pat Kiam sut dan HongIn Sian Pit Ciang ada pada kalian. Aku membawa amanat pemilik kitab-kitab wasiat dewa tersebut untuk

(18)

mengumpulkan kembali kitab-kitab tersebut, tapi aku melihat bahwa kalian mempergunakan ilmu-ilmu itu dengan baik, maka aku putuskan untuk tetap memberikan kedua ilmu tersebut pada kalian…. NamakuSian Lee, sampai jumpa lagi” Sian Lee tidak banyak cakap lagi dan segere melesat bagaiasap , lenyap dari tempat itu.

“Orang muda yang hebat…sayang dia cepat pergi…”Seri Kai Ong dengan suara menyesal, tapi dia segera berbalik menghadap gadis berkerudung itu.

“Nona, maafkan kelancanganku yang mencampuri urusanmu tadi, bolehkan aku mengenal nama nona yang mulia?”

“Lian Giok Hui, namaku Lian Giok Hui…tidakapa , aku justru sangat berterima kasih dengan bantuanmu…tapi permisi karena aku tidak bias menemani lebih lama lagi.Aku harus pergi, selamat tinggal…kai Ong!”Gadis itu melayang ke luar sambil bersuit nyaring.Tak lama kemudian terdengar suara kuda yang di larikan cepat ke arah selatan.

Tamat.

Seri 2.Pusaka Golok Iblis dari Tanah Seberang

Siang itu di salah satu selat di tepi pantai lautPo Hai .Seorang nenek yang

sedang duduk bertapa di atas sebuah batu karang terjal di pinggir selat tersebut, di kejutkan dengan adanya sesosok tubuh yang terdampar di pinggir pantai tersebut.

Sejenak dia memicingkan matanya, setelah yakin tubuhnyapun segera melesat dan menyambar tubuh tersebut lalu kembali ke tempatnya semula.Semua ini di lakukannya hanya dalam waktu dua hitungan.

(19)

Tubuh itu dia letakkan di depannya.Setelah diamati , ternyata sosok itu adalah seorang pria berperawakan asing yang berusia kurang lebih limapuluh

tahun.Pakaiannya sudah setengah hancur sedangkan pria itu sendiri tampak pingsan.Segera nenek itu menotok di beberapa bagian tubuhnya.Tak lama kemudian pria itu tersadar dan membuka matanya.

“Di mana aku?”Logat pria itu kedengaran kaku.Melihat di depannya ada seorang nenek, matanya menatap tajam penuh tandatanya .

Nenek tersebut hanya tersenyum padanya dan jari tangan kirinya menunjuk ke laut.

“Aku menemukanmu disana …ku lihat tubuhmu lemah, sebaiknya kau makan ini?”Kata nenek itu sambil menyodorkan tiga potong roti yang dia ambil dari buntelannya.Pria itu segera menyambutnya dan tanpa mengucapkan terima kasih langsung saja memasukkannya ke dalam mulut.Tampaknya dia memang sedang kelaparan sekali.

Si nenek membiarkannya sampai selesai makan.Setelah itu diapun bertanya tentang asal-usul orang itu.Namun yang ditanya hanya diam saja tanpa

menjawab, melainkan segera duduk bersila sambil mengerahkan tenaga dalam. Tampaknya seperti sedang memulihkan keadaannya.Sepeminuman teh

kemudian dia pun membuka matanya dan memandang si nenek.

“Terima kasih kau sudah menolongku, entah bagimana ku dapat membalas kebaikan anda?”Pria tersebut menjura memberi hormat tapi bahasanya tidak lancar.

Saat itu dari arah barat berkelebat sebuah bayangan dengan ringan

sekali.Sebentar saja sudah berada di dekat mereka.Pria itu segera melompat berdiri tanpa menggerakkan kakinya.Tapi melihat nenek di depannya hanya terdiam saja sedangkan bayangan yang datang ternyata adalah seorang gadis yang sangat cantik, pria itu menjadi tenang kembali.Dia pikir mungkin gadis ini ada hubungannya dengan si nenek.

“Hebat, ilmu meringankan tubuh yang bagus…siapakah yang mengajari nona?”Tanya pria tersebut sambil tersenyum.

“Maaf, locianpwe, beliau ini adalah suboku yang ke dua yang mengajarkanku ilmu meringankan tubuh ini” Gadis itu yang bukan lain adalah Hong Er Yong menyahut sambil menunjuk nenek di sampingnya.

(20)

melihat orang pandai…” Kembali pria tersebut menjura sambil merangkapkan kedua tangannyadi depan dada.

“Akhh…antar sesama golongan sendiri buatapa pakai banyak peradaban…

silahkan tuan menceritakan kenapa tuan sampai terdampar di pinggir pantai ini, padahal kalau di lihat dari tenaga dalam tuan, saya yakin tuan pasti berilmu sangat tinggi…?” Nenek menjawab sambil juga merangkapkan kedua

tangannyadi depan dada.

“Hemm…kalau mau di ceritakan sangat panjang ceritanya, tapi perkenalkan, nama saya Paksi Pamungkas, orang di negeriku Jawadwipa menjulukiku “Batara Angin Pencabut Nyawa” Sesungguhnya saya bersama salah seorang teman saya sedang dalam perjalanan mengejar seorang murid murtad kerajaan Atas Angin… sayangnya di tengah laut kapal kami terjerat badai sehingga tidak ada yang selamat kecuali saya sendiri.”Pria itu terdiam sejenak, kemudian melanjutkan kembali.

“Kami mengejarnya sampai ke tanah Tinggoan ini karena murid murtad tersebut di kabarkan lari kemari.Dia adalah seorang pemuda berdarah Tionggoan.Sedari kecil kami temukan dia terdampar di pinggir pantai dekat kerajaan Atas Angin dan kami mengambilnya sebagai murid, tapi ternyata dia memiliki sifat yang jahat.Setelah besar dia melarikan diri dan melarikan juga Pusaka terlarang yang sudah lama di segel di kerajaan kami”

“Eh, pusaka apakah itu locianpwe?”Er Yong memotong dengan tertarik.

“Itu adalah Pusaka Sepasang Golok iblis yang selama ini tersimpan dalam ruang penyimpanan rahasia di kerajaan kami.Kalau sampai di salah gunakan maka akan merupakan bencana bagi dunia.”

“Hem, paman jangan kuatir, aku akan membantu paman mencari murid murtad tersebut itu dan merampas kembali Pusaka Sepasang Golok iblis agar dapat di bawa kembali ke negri paman…subo pasti akan mengijinkan, bukan” Hong Er Yong tiba-tiba berseru dengan penuh semangat.

Nenek itu hanya tersenyum.“Muridku, itu sudah menjadi tugasmu untuk mencegah dunia ini dari bencanayang mungkin bisa terjadi, tapi kau harus waspada dan berhati-hati…”

Melihat ini Pria bernama Paksi Pamungkas itu tersenyum lagi.“Nona, aku orang tua sangat menghargai bantuanmu, tapi bukannya aku meragukan, hanya saja setelah menguasai ilmu sepasang golok iblis tersebut, murid murtad itu sangat berbahaya.akusendiripun susah menaklukkan kekuatan golok itu, maukah nona melayaniku bermain-main sebentar, hanya untuk menenangkan hatiku saja?”

(21)

Er Yong itu memandang subonya yang hanya di balas dengan anggukan kepala saja oleh nenek itu.Maka dengan tenang dia lalu melangkah maju.

“Silahkan paman, aku sudah siap…!’

“Baik, kerahkan seluruh kepandaianmu…Heaaaatttt!”Paksi Sampurna

memulaikan serangannya dengan mendorong kedua telapak tangan ke depan sambil mengerahkan enampuluh persen tenaganya.Pukulannya mendatangkan kesiuran angain dingin yang berpusigan amat kuat menggempur ke arah Er Yong, berusaha menggempur kuda-kudanya.

Melihat ini Er Yong tidak mau menunjukkan kelemahannya, segera di kerahkan tenaganya menyambut serangan itu denganmanis sekali.Terjadi adu tenaga yang singkat, namun itu cukup membuat mereka mengerti sampai di mana tingkat tenaga lawan.

Paksi Pamungkas berdecak kagum.Tak di sangkanya semuda ini tapi gadis di depannya itu mampu melawan hampir seimbang dengannya.Maka tanpa ragu lagi dia mengerahkan ilmu olah kanuragannya yang sakti yaitu ilmu “Sepulu Jurus Amukan Batara Angin”.Gerakannya aneh dan dahsyat.Mendatangkan angin padat yang berpusingan yang membuatnya sulit di dekati.

Er Hong mengerahkan segenap kemampuan ilmu silatnya, tapi tetap tak mampu mendesak lawan.Setelah limapuluh jurus berlalu, segera dia melompat dan menyambar senjata payungnya yang di tancapkan di tanah.

“Paman aku akan menggunakan senjataku…”Seru gadis itu.Paksi Pamungkas tersenyum dan segera menyambar sepotong kayu terdekat.

“Silahkan…”

Er Yong langsung mengerahkan Hok Mo Cap Sha Kiam Sut dan menyerang dengan hebat.Pertarunganpun kembali berlanjut, dan ini membuat Er Hong terkejut.Ternyata Pria yang berjuluk Batara Angin Pencabut Nyawa ini memiliki ilmu pedang yang dapat menandingi ilmu pedangnya.Subonya sendiripun tidak dapat menandinginya lebih dari tigapuluh jurus bila dia menggunakan Hok Mo Cap Sha kiam sut.

“Cukup…!”

Tak lama kemudian Paksi Pamungkas menarik serangannya di ikuti oleh Er Hong.

(22)

mainkan ini?jangankuatir ,kita tidak ada hubungan guru dan murid, anggap saja ini sebagai hadiah dariku karena kalian sudah berbaik hati membantuku., dan juga sebagai tambahan pengetahuan untuk melawan pengkhianat itu jika kau bertemu dengannya, bagaimana?”Pria itu menatap Er Yong dan subonya bergantian.

Hong Er Yong, menatap subonya meminta kepastian.

“Anak bodoh, orang mau memberi hadiah kau malah bengong dan tidak

berterima kasih, mau tunggu apa lagi…?”Bentak nenek itu.Mendengar itu sserta merta Er Yong bersujut.

“Terima kasih paman, Er Yong akan belajar dengan baik!”

“Bagus, Kau sudah memiliki dasar yang baik, dalam waktu satu bulan saja pasti kau dapat menguasai ilmu Sepuluh Jurus Titisan Dewa Angin dan Ajian Cakra Bayu!”

Demikianlah mulai saat itu selama sebulan, Paksi Pamungkas menyalurkan energi Ajian Cakra Bayu dan melatih juga mewariskan ilmu pedangnya pada Er Yong.

Seekor kuda merah di larikan dengan cepat ke arah selatan.Penunggangnya seorang perempuan berpakaian merah muda dan berkerudung merah muda juga.Dari bentuk tubuhnya yang langsing dan menarik, dapat di ketahui kalau dia itu seorang gadis yang masih muda belia.

Gadis itu melarikan kudanya dengan cepat ke selatan, seperti ada yang sedang di burunya.Rupanya kuda yang dia tunggangi juga adalah kuda pilihan yaitu Ang Hiat Ma (Kuda Darah Merah).

Gadis itu bukanlain adalah Lian Giok Hui, gadis sakti yang menguasai ilmu dari salah satu kitab Wasiat Dewa, Thian Liong Sip Pat Kiam Sut.Setelah melarikan kudanya seharian Giok Hui menambatkan kudanya dan duduk di bawah sebuah pohon yang rindang.

Baru saja dia beristirahat, tiba-tiba telinganya menangkap orang-orang yang sedang bertempur.Segera dia waspada dan berkelebat ke arah pertarungan tersebut.Tak lama kemudian dia melihat tiga orang yang sedang bertempur dengan sengitnya.Satu lawan dua.

(23)

bertarung di keroyok itu, kalau tak salah perkiraannya adalah tiidak mirip penduduk pribumi.Maka dia diam saja dan memperhatikan.

“Hahaha…manusia, kalau tidak segera menyerah dan, maka jangan salahkan kami Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang bertindak kejam…”

Giok Hui tekejut, dia ingat! Menurut gurunya Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li saat ini adalah merupakan tokoh-tokoh tingkat atas yang kepandaian mereka masih setingkat di atas 5 Iblis dan 5 Siluman.

Saat dia memperhatikan pertarungan tersebut, dia dapati bahwa pria yang di keroyok itu hampir terdesak.Segera jiwa kependekarannya timbul untuk menolong.Maka sambil mencabut pedang lemasnya, Giok Hui melayang ke tengah-tengan pertempuran dan menyerang Bu Tek Pian Sian Li dengan hebat. Bantuan ini sungguh tak terduga-duga oleh kedua iblis tanpa tanding tersebut, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa.Dengan masuknya Giok Hui yang menyerang ganas sambil mengerahkan Thian Liong Sip Pat Kiam Sut yang dahsyat, keadaan berobah kedua iblis itu akhirnya terdesak.

Perlahan, namun pasti Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li mulai tersudut.Mau tidak mau mereka akhirnya memilih untuk angkat kaki dari situ daripada

membahayakan nyawa mereka.

“Terima kasih nona, bantuanmu sangat berarti bagi saya…”Orang asing itu bersuara dan menjura dengan membungkukkan badan.Giok Hui tertawa geli, karena suara orang tersebut sangat telo. Diaamati umur orang ada sekitar limapuluhan tahun.

“Akh, paman sebenarnya tidak perlu bantuan saya…Eh paman kau terluka?”Giok Hui segera maju untuk menolong pria yang di lihatnya memuntahkan darahsegar itu

“Tidak, kepandaian kedua orang itu sungguh sangat hebat, aku keracunan hebat, untung Ajian Lebur Samudraku sudah ku kuasai sempurna, kalau tidak aku pasti sudah mati dari tadi.”Pria itu tersenyum, sementara di sela-sela bibirnya masih mengalir darah kental.

“Tapi buktinya paman masih bisa berdiri, itu membuktikan bahwa racun mereka tidak berarti bagi paman?”

“Akhh, sejak awal aku telah kecolongan.Aku mengira mereka orang baik sehingga tidak berprasangka, tapi mereka membokongku saat aku tidak siap… sekarang nyawaku tidak lebih dari tiga hari lagi, maukah engkau

(24)

menolongku…?”Pria itu memandang Giok Hui dengan tatapan penuh harap. “Baiklah paman, apa yang bisa ku lakukan untukmu?”

“Aku akan mewariskan dua ilmu kepadamu, yaitu Ajian Lebur Samudra dan Ajian Gelap Sewu kepadamu, gunakanlah itu untuk mencari murid murtad yang

membawa lari pusaka kerajaan Atas Angin yaitu Sepasang Golok iblis.Kemudian carilah sahabatku yang bernama Batara Angin Pencabut Nyawa.Ku tahu dia masih hidup dan ada di daratan tionggoan ini…maukah kau?”Kembali pria itu menatap Giok Hui.

“Baik Paman, aku bersedia?”

Mulai saat itu selama tiga hari Pria itu tidak memberi kesempatan Giok Hui untuk istirahat kecuali makan.Setiap pagi dan malam dia menyalurkan tenaga dalam dari Ajian Lebur Samudra dan Ajian Gelap Sewu pada Giok Hui sehingga dia mendapat kemajuan yang hebat.

Hari ke empat Giok Hui berdiri di depan sebuah kuburan yang baru saja di buatnya.Dia tidak tahu siapa laki-laki yang telah mengajarnya dua ilmu pukulan yang dahsyat itu.Bukannya dia tidak bertanya, tapi dia tidak di beri kesempatan bertanya.

Perlahan kakinya berjalan meninggalkan kuburan itu.Arahnya tak tentu, namun hatinya saat itu sedang senang.

Hoa san pai adalah partai yang terkenal selama ratusan tahun.Murid-muridnya banyak yang menjadi pendekar-pendekar pembela kejahatan.Banyak ilmu-ilmu warisan Hoa San Pai yang hebat-hebat telah di kuasai oleh banyak anak

muridnya yang berbakat.

Hari itu suasana di puncak Hoa San Pai ini tampak lain.Mereka kedatangan banyak tamu.Kurang lebih 50-an orang.Namun mereka bukan datang untuk berdamai, tpi memaksa Hoa San Pai untuk tunduk dan bergabung dengan Perkumpulan Golok Iblis.

Nama ininama baru yang baru saja muncul. Dunia kang-ouwsama sekali tidak tahu darimana munculnya perkumpulan ini. Yang jelas, bahwa satu bulan terakhir ini Hoa San Pai adalah yang kelima di datangi oleh Perkumpulan Golok Iblis dengan ancaman akan di musnahkan jika tidak mau menurut.

Seorang pria tampan berjubah hitam berdiri di atas sebuah puncak menara.Dua golok yang aneh tersampir di punggungnya.Matanya berwarna merah

(25)

terjadi di bawahsana . Di kanan kirinya tampak bayangan dua tokoh sesat yang sangat sakti, yaitu Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li.

Dia bukanlain adalah murid murtad dari Kerajaan Atas Angin yang sedang di kejar oleh Batara Angin Pencabut Nyawa dan rekan-rekannya.Pemuda tersebut adalah Pangeran Ragakaca.Sebenarnya pangeran Ragakaca ini masih berdarah Tionggoan.Baik perawakan maupun penampilannya memang lebih mirip orang pribumi.Saat dia tiba dan mulai merajalela, dia bertemu dengan dua iblis mahasakti yang bersedia mewariskan ilmu-ilmu mereka padanya.Dia kemudian mengganti namanya menjadi Thian Bu Tek.

Ketua Hoa San Pai saat itu adalah Ceng Sin Cinjin.Berusia kurang lebih

enampuluh tahun saat dia sedang bersamadilah terjadi serangan ini.Jadi yang menyambut para perusuh ini hanyalah ke dua sutenya yaitu, Ceng Hui Cinjin dan Ceng Tek Cinjin bersama barisan andalan Chit Seng Tin (Barisan Tujuh Bintang) yang terkenal dari Hoa San Pai.

Mayat-mayat bergelimpangan sangat mengerikan.Tampak Ceng Hui Cinjin dan Ceng Tek Cinjin mengamuk di antara para pasukan Golok iblis yang telah membunuhi para anak murid mereka.Wajah mereka sedih.Tak di sangkaakan terjadi malapetaka seperti ini sementara ciangbunjin mereka sedang bersemedi tiga bulan bersama dengan muridnya di tempat rahasia di belakang gunung. Namunapa mau di kata.Malapetaka datang secara tiba-tiba.Hari itu dunia kang-ouw menerima pengumuman yang di bawa oleh berita angin bahwa Hoa San Pai telah di hancurkan.Dan ini membuat dunia kang-ouw resah.

Satu minggu setelah itu, seorang pemuda tampan berbaju putih dengan rompi kulit harimau putih tampak berkelebat mendaki puncak Gunung Hoa San Pai tersebut.Siapa lagi kalau bukan Sian Lee.Setelah sampai di atas dia segera menuju ke belakang bangunan-bangunan yang sudah porak-poranda itu.Saat itulah dari atas puncak berkelebat dua orang dengan cepat.

Tampak dua orang yang berbedausia di hadapannya. Yang satu seorang kakek yang sudah tua sekali, sedangkan yang satunya pemuda yang sebaya

dengannya

“Siancai…siancai, orang muda siapakah kau dan apa keperluanmu di sini?”Sian Lee mendengar suara kakek itu yang tenang bagai air.Dia kagum, orang tua ini pasti lihai sekali.

“Maafkan tee-cu, apakah siauw-tee berhadapan dengan Locianpwe Ceng Sin Cinjin, ciangbunjin Hoa San Pai yang mulia?”

(26)

“Benar anak muda, tapi seperti yang kau saksikan sekarang, Hoa San Pai hanya tinggal nama lagi….”Suara orang tua itu terdengar datar, mengandung nada kecewa yang amat sangat.

“Siauw-tee turut berduka akan peristiwa ini locianpwe, siauw-tee berjanji akan turut membantu menyelidiki siapa dalang semua ini…” Sian Lee berhenti sejenak, setelah menarik nafas panjang, dia melanjutkan: “Kedatangan siauw-tee adalah mendapat bisikan Kakek Tanpa Nama untuk menyerahkan sesuatu pada anda.”Tangannya merogoh ke balik baju dan mengeluarkan sejilid kitab yang baru kepada Ceng Sin Cinjin.

“Ini adalah kitab Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) yang baru saja selesai siauw-tee tulis kembali.Menurut Kakek Tanpa Nama, dari antara Sembilan Kitab Wasiat Dewa, ada empat kitab yang kurang beruntung sehingga terjatuh ke tangan golongan sesat, dua di antaranya sudah siauw-tee temukan jejeknya ketika bertarung dengan dua dari Lima Siluman Bumi. Nah kitab ini, mohon di jaga oleh Hoa San Pai dan di wariskan kepada yangberbakat . “Siancai…Siancai, Sembilan Kitab Wasiat Dewa adalah kitab yang tertinggi di dunia kang-ouw.Pantas saja siluman-siluman tersebut menjadi sangat lihai. Dan sekarang, hanya dengan melihat saja, sicu sudah dapat menuliskan kembali, akhh orang tua itu sungguh memiliki penerus yang hebat….”

Sian-Lee lalu memohon diri dari Ceng Sin Cinjin dan berkelebat dari tempat tersebut bagaikanasap saja.Hal ini membuat Ciangbunjin Hoa San pai itu menggelang kepala sambil meleletkan lidah saking kagumnya.

“Suhu, dia sangat hebat sekali, apakah aku bisa jadi sama seperti dia?”Suara seorang pemuda memecah kesunyian itu.

“Sayang sekali ilmu gurumu ini belum dapat melampaui kepandaian guru pemuda itu, tapi jika kau sungguh-sungguh belajar, kau akan tetap menjadi pendekar yang pilih tanding, tinggallah kau tiga bulan lagi sambil mempelajari kaukoat dari Kim Tiauw Sian Kang (Tenaga Dewa Rajawali Emas) ini.Dengan tingkat yang kau miliki sekarang, tak sulit bagimu untuk mempelajarinya.”

Satu bulan berlalu dengan cepat.Di salah satu puncak di pegunungan Wu Yi San, yaitu Puncak Pelangi tampak sebuah bayangan berlari dengan sangat cepat sekali.Sekajap saja dia sudah berada di puncak tersebut.

Saat dia tiba di puncak, di lihatnya dua orang yang sudah sangat tua sekali sedang duduk saling berhadapan menghadap sebuah papan catur.Melihat ini

(27)

pemuda itu yang bukanlain adalah Sian Lee segera berlutut. “”Maaf lojin, teecu terlambat…”

“Hehehe..Sian Lee, kau tidak punya banyak waktu lagi, segera kau jajal kepandaian kakek bangkotan aneh ini.”

Sian Lee terkejut, tapi dia tidak berani membantah.Di lihatnya kekek aneh yang mungkin sebaya dengan Si Kakek Tanpa Nama itu memandang kepadanya dengan tatapan mata yang lembut.Dia terkejut, karena tatapan tersebut adalah tatapan orang yang sudah memiliki Iweekang yang maha sempurna seperti gurunya.Sekilas dia segera dapat tahu bahwa dia tak mungkin menang.

“Maafkan tee-cu, locianpwe…kepandaian teecu tidak ada artinya bila di bandi g dengan locianpwe, tapi tee-cu tidak berani membantah perintah lo-jin, biarlah tee-cu yang bodoh mohon pelajaran…”

Selesai berkata demikian, segera Sian Lee mengerahkan tenaganya sepenuhnya dan dilain saat dia telah menyerang kakek tersebut dari delapan penjuru dengan jurus ke delapan dari Pat Sian Giam Lie Ciang (Tarian Maut Delapan Dewa) nya, yaitu Tarian Kemurkaan Delapan Dewa.

Ilmu ini sangat dahsyat sekali, karena merupakan perpaduan tujuh jurus yang di jadikan satu.Namun anehnya, tidak terjadi kerusakan apapun di sekitar tempat tersebut oleh karena kakek tersebut yang ternyata mengerahkan apa yang di sebut “pembatas” .Pembatas ini menyebabkan mereka seperti sedang bertarung dalam sebuah arena yang tertutup rapat sehingga pengaruh dari pertempuran tersebut hanya berada sebatas lingkaran yang telah di buat itu.

Hanya bahayanya ialah, kalau yang mengerahkan pembatas itu kalah, maka efeknyaakan langsung menghancurkan area yang sekitarnya yang seharusnya hancur. Sian Lee kagum sekaliakan kehebatan kakek itu, karena hanya orang-orang yang sudah mencapai tingkat tenaga dalam yang amat tinggi seperti kakek ataupun gurunya sajalah yang dapat membuat “pembatas” seperti ini. Pertarungan tidak terlalu lama karena keadaan Sian Lee kemudian berubah aneh, tadinya dia dalam posisi menyerang tapi sekarang matanya terpejam dan duduk bersila dengancara yang aneh sekali Sementara dari dalam tubuhnya keluar bayangan semu tiga orang yang bersilat memainkan empat macam ilmu yang asing.Sementara kakek aneh itupun sudah duduk bersila di hadapannya sambil tangan kanannya menunjuk ke dahi Sian Lee.

Limajamkemudian, kedua orang itu berhenti.Sian Lee bangun sambil menjura kepada kakek itu.“Terima kasih locianpwe mau memberi petunjuk yang berharga

(28)

ini pada tee-cu, tapi kalau boleh tahu, apakah nama-nama dari ketiga ilmu tersebut?”

“Anak muda kau berbakat, itu sebabnya aku sangat gembira kau dapat

menguasai ketiga ilmu itu dengan baik.Ilmu yang pertama adalan Ajian Tapak Begawan Pamungkas, Ilmu kedua adalah Ajian Cakra Pancasona, ketiga adalah Ilmu Tarian Jari Sembilan Dewa...” kakek itu menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan “Sebenarnya itu adalah ilmu terlarang dan rahasia dan kau bukan muridku, tapi dunia membutuhkan tanganmu maka aku mengajarkannya padamu, tapi kau harus ingat jika suatu hari ku dapati kau menggunakan ilmu-ilmu tersebut untuk kejahatan, aku akan datang mencabutnya sendiri”

“Terima kasih locianpwe, namun ku tahu bahwa bukan tiada maksudnya, locianpwe mengajarkan ilmu ini pada teecu…bolehkan aku mengetahui…? “Hemm…Dunia persilatan sekarang sedang dalam keadaan bahaya.Sepasang Golok Iblis adalah sepasang Golok tumbal penghisap darah yang tak dapat di musnahkan oleh ilmu apapun selain oleh Ajian Tapak Begawan Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona….”

“Heh, apa maksudmu ilmu yang ku ajarkan padanya tidak bisa menandingi Golok tersebut, tapi ku lihat ilmu-ilmu yang kau ajarkan padanya tidaklah di sebelah atas dari jurus Tarian Kemurkaan Delapan Dewa…?” Tiba-tiba Kakek tanpanama menyelutuk penasaran dengan tatapan miring…

“Hohoho…siapa bilang?Hanya maksudku, walaupun ilmu-ilmu yang lain bisa mengalahkan kekuatan golok tersebut, tapi hanya Ajian Tapak Begawan

Pamungkas dan Ajian Cakra Pancasona-lah yang bisa memusnahkan keberadaan kedua senjata tersebut….”

“Anak muda, Ilmu pemegang Sepasang Pusaka itu tidaklah mengatasi tingkat yang kau miliki, tapi saat dia memegang sepasang pusaka tersebut, maka para iblis dalam pusaka itu akan merasuki dirinya dan membuat tenaganya meningkat puluhan kali lipat, berhati-hatilah…”

“Satu lagi, kalau kau bertemu muridku, mengalahlah sedikit padanya…hahaha” Setelah selesai berkata demikian kedua orang kakek tua itu raib dari situ, meninggalkan Sian Lee yang hanya termenung.Dia sadar bahwa kedua pusaka yang harus dia musnahkan itu memang suatu ancaman yang sangat serius bagi dunia kang-ouw.Tak lama kemudian tubuhnyapun berlalu bagaiasap dari tempat itu.

(29)

Hari itu Perkumpulan Kay Pang di propinsi See-Ouw tampak sibuk.Paraangota perkumpulan sibuk menyambut para undangan yang datang.Rupanya ada peristiwa istimewa yang sedang mereka laksanakan, yaitu hari ulang tahun ketua Kai-pang yang bernama Tung Ci berjuluk Sian Tung Sin Kai (Pengemis Sakti Tongkat Dewa).

Acara itu juga sebenarnya di laksanakan untuk mengumpulkan para tokoh-tokoh utama dunia persilatan untuk merundingkan isu dunia persilatan akhir-akhir ini mengenai munculnya Perkumpulan Golok Iblis yang merajalela.

Hari menjelang siang, di tengah perjamuan yang di hadiri oleh hampir seratus undangan, acara kemudian di buka oleh Ciang Hok Sun. Ciang Hok Sun ini

adalah wakil ketua Kaipang.Julukannya adalah Liong Tung Sin Kai.Perawakannya tinggi besar dan berwibawa.Dia terkenal dengan tongkat Naganya yang lihai, dan dia juga sudah menguasai dua belas jurus dari pukulan Hang Liong Sip Pat Ciang yang menggegerkan dunia kangouw ratusan tahun silam.

“Cuwi sekalian, terima kasih atas kesediaan cuwi menyambut baik undangan dari Pang-cu kami, silahkan menikmati hidangan ala kadarnya…” Suaranya lantang dan kuat sehingga di dengar oleh semua orang sehingga mereka kagumakan tenaga orang ini.

Di sebelah atas panggung tampak sebuah meja khusus yang lebih besar di kelilingi oleh 24 tempat duduk.Semuanya penuh dan ternyata mereka adalah orang-orang penting dari berbagai partai besar serta beberapa perkampungan yang ada.

Di sela-sela tertawa dan senda gurau yang terjadi di antara mereka tiba-tiba seorang hwesio bertanya dengan nada serius.

“Hemm…Tung-pangcu,kamitahu bahwa ada hal lain yang cukup serius yang hendak di bicarakan dengan kami, apakah itu?”Dia adalah Hong Sin Hwesio yang merupakan wakil dari ketua Siauw Lim Pai.

Tung Ci memandang semua orang sambil tersenyum: “Cuwi sekalian yang terhormat, tentunya cuwi sekalian tahu berita menggeparkan akhir-akhir ini mengenai kemunculan Perkumpulan Golok Iblis yang merajalela?Ini adalah suatu hal yang perlu kita pikirkan bersama…bagaimana menurut cuwi

sekalian?”Berkata demikian kakek yang telah berusia kurang lebih enampuluh tahun ini menyapu semua yang hadir di situ dengan wajah tersenyum.

“Benar, sampai saat ini Lima partai sesat dan enam perkumpulan telah bergabung dengan mereka, bahkan ada empat perguruan besar yang telah mereka hancurkan, yaitu: Khong Tong pai, Cing San Pai, Go Bi Pai dan terakhir

(30)

Hoa San Pai…ini tidak bias di biarkan terus karena kekuatan mereka makin bertambah besar, cepat atau lambat mereka akan menyantroni semua partai yang lain…”Seorang kaket menyambung dengan nada emosi.

“Saya setuju dengan apa yang di katakan Kow Ceng Cinjin dari Kun Lun Pai, saya punya satu usul yang sekiranya bisa kita boleh lakukan

bersama-sama…?”Yang bertanya kali ini adalah Kwan Tin Ok, dia adalah wakil ketua dari Cing Ling Pai.

“Hemmm...silahkan saudara Kwan mengemukakan maksud saudara, kami akan mendengarkan…”Kembali Tung Ci berkata sambil tersenyum.

“Agaknya masa damai yang kita nikmati selama ini sudah mulai berakhir

sehingga kita harus mulai angkat senjata lagi…Aku mengusulkan agar kita dapat memilih seorang Beng-cu yang akan memimpin pergerakan kita menghadapi para tokoh sesat tersebut, bagaimana?”

Semua orang terdiam.Melihat suasana vakum ini, wakil ketua Siaw Lim Pai, Khong Bok Hwesio angkat suara:

“Siancai-siancai, memang sudah waktunya bagi kita untuk memilih seorang Beng-Cu yang baru…tapi kalau kita memilih sekarang tidak adil karena tidak semua yang telah hadir.Dan lagi siapa yang cocok untuk memikul tugas yang berat ini tentunya harus berjiwa ksatria dan pemimpin yang bias di jadikan teladan, juga haruslah memiliki kepandaian yang cukup tinggi….Hemm, baiknya sekarang kita pilih dulu pemimpin sementara yang akan memimpin kita untuk mengadakan persiapan selama tiga bulan ke depan ini, bagaimana?”

“Kalau soal kepandaian, kami tidak meragukan sama sekali akan keberadaan Siauw Lim Pai, Cuma entah Khong Bok Suhu bersedia menerima tugas

sementara ini ataukah tidak?Bagaimana menurut pendapat cuwi sekalian…?” “AKUUUURRRR….!”

“Kami setuju…..!”

Semua orang sama tahu akan pamor dari Siauw Lim Pai yang mengatasi semua partai-partai lainnya, sehingga tidak ada yang menolak ketika akhirnya Khong Bok Hwesio di pilih sebagai pemimpin sementara sambil mempersiapkan rapat pertemuan kaum pendekar untuk memilih Beng-cu baru.

“HOHOHOHOHOOOOHHOHOOOO………Sungguh suatu reuni yang menyenangkan!Tapi mengapa kalian tidak mengundang kami?...”

(31)

Tiba-tiba tempat itu di kejutkan oleh suara tertawa yang keras memekakkan telinga.Beberapa orang yang memiliki kepandaian tinggi segera duduk bersila untuk menahan terjangan suara yang amat kuat tersebut, tapi bagi anak-anak murid yang masih rata-rata segera roboh tak sadarkan diri dengan telinga serta hidung mengeluarkan darah.

Melihat keadaan ini, Khong Bok Hwesio segera mengerahkan segenap tenaganyaa dan berseru:“Omitohud, keluarlah…”, namun sayang suaranya masih kurang kuat melawan suara tertawa aneh tersebut sehingga akibatnya gentakan tenaganya membalik dan membuatnya luka dalam.

Saat semua orang berseru khawatir terhadap hwesio tersebut, tiba-tiba di tempat itu telah muncul tiga orang yang berdiri tegak di tengah

panggung.Mereka bukan lain adalah Thian Bu Tek atau Pangeran RagaKaca di ikuti oleh Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li.

Di belakang mereka mengikuti se-pasukan besar kurang lebihlima ratus orang, lengkap dengan semua tokoh-tokohnya yang hebat-hebat.

“Hem, kalian memang memiliki rencara yang bagus, tapi sayang sekali karena tempat ini akan menjadi kuburan kalian…hahahaha!”Suara Thian Bu Tek menggema dengan nada sombong.

Para tokoh-tokoh yang berkumpul terkejut melihat akan hal ini, apalagi melihat momok Bu Tek To Kui dan Bu Tek Pian Sian Li yang menggetarkan dunia itu, segera mereka sadar bahwa tidak ada seorangpun dari antara mereka yang akan mampu menghadapi ke dua datuk sesat tersebut..

Namun Tung Ci si Sian Tung Sin Kai sudah nekat da tidak mau kehiangan wibawa.Bagaimanapun semua yang hadir di situ adalah para tamunya.Segera memberi kode pada salah satu anak buahnya yang segera melepaskan tanda bungaapi ke udara.“Hehehe…kau boleh senang, tapi kami masih memiliki hampir seribu orang murid kaipang yang akan segera muncul membantu.

“Bagus kita lihat saja, Bu Tek Pian Sian Li, bungkam pengemis kelaparan bau tanah ini…”Thian Bu Tek memberi perintah.

Belum habis suaranya, Tubuh nenek sakti itu segera melayang ke depan dengan sangat cepat sekali dan sudah menyerang dengan cambuk saktinya yang aneh. “Barisan Teratai Lima Unsur” Segera Tung Ci berteriak, dan serentak empat orang yang merupakan wakil-wakilnya bergerak dengan cepat mengerahkan jurus-jurus terkuat dari Hang-Liong Sip pat Ciang yang mereka kuasai untuk menahan serangan Bu Tek Pian Sian Li tersebut.

(32)

“Wuuuuttt….Tarr…tarrr…”“Ciuuut…syuuuut---syuuuut….Pletarrrr!”

Terjadi bentrokan tenaga dalam yang singkat, namun itu sudah membuat kelima orang itu terpental mundur dengan mulut melelehkan darahsegar . Semua orang segera sadarapa yang terjadi.Peta kekuatan terlalu besar, dan banyak yang mulai putus asa.

“Masih tidak mau menyerah, mau tunggu apa lagi?”Kembali terdengar suara dingin dari Thian Bu Tek…”

“Huh, Siapa yang mau menyerah?...Kau gembira kepagian manusia

pengkhianat!”Suatu suara yang merdu di ikuti sesosok tubuh yang amat cantik bagaikan bidadari yang turun dari kayangan ang entah lewat mana, telah berdiri di tempat itu.

Gadis itu memiliki tubuh yang langsing dan wajah yang ayu.Dia bukanlain adalah Lian Gion Hui.Kali ini dia tidak memakai kerudung sehingga terlihatlah wajahnya yang amat cantik menawan itu, sedang tersenyum simpul.

Melihat Gadis ini, Thian Bu Tek terbelalak, sedangkan kedua iblis Bu TekTo Kui dan Bu Tek Pian Sian Li tertawa girang.

“Gadis liar, akhirnya kau muncul juga di sini, hah…apakah orang yang kau tolong tempo hari itu sudah menjadi mayat?…pasti…pasti…karena tidak ada orang yang dapat bertahan lebih dari satu hari bila terkena racun kami yang

mematikan…”Bu Tek Pian Sian Li bertanya dengan lagak sombong.

“Hehehe, Bu Tek Pian Sian Li kau mundurlah dulu, biar aku menangkap gadis ini untuk ketua…” Bu TekTo Kui memotong pembicaraan mereka.

Giok Hui jadi marah mendengar ini, tanpa banyak bicara segera di loloskannya pedang lemasnya dan menyerang Bu TekTo Kui dengan dahsyat.Kepandaian Giok Hui sudah maju pesat di banding tiga bulan yang lalu.

Serangan-serangnnya yang dahsyat dan mematikan sangat merepotkan Bu TekTo Kui sehingga mau-tak-mau dia harus mengeluarkan goloknya dan melayani gadis itu.

Semua orang terkagum-kagum dan heran melihat gadis itu yang dapat

menempur Bu TekTo Kui sama kuat tersebut.Diam-diam muncul setitik harapan di antara mereka utuk lolos. Tapi mereka melihat bahwa disana masih ada Bu Tek Pian Sian Li dan pemuda yang di sebut ketua itu sertapara pengikutnya yang belum turun.

(33)

“Tunggu dulu, masih ada aku yang akan melayanimu, nenek jahat!...” Tiba-tiba di tempat itu juga telah berdiri sorang gadis lain yang tak kalah cantiknya dari gadis yang sedang menempur Bu TekTo Kui tersebut.

Gadis ini memegang sebuah payung hitam pendek di tangannya, dan memandang Bu Tek Pian Sian Li sambil tersenyum.

“Ayolah nenek peot, aku akan melayanimu bermain sebentar sebelum aku menghukum pengkhianat dan pencuri pusaka itu…!”Sambil berkata demikian, tangan kirinya menunjuk ke arah Thian Bu Tek.

“Anak bau kencur kurang ajar, kau akan merasakan penderitaan yang tak akan habisnya…hiiaaaaatt!”…Ctarrrrr…tarrrr….” Nenek itu berkelebat menyerang ke dua puluh tiga jalan darah di tubuh gadis itu yang bukanlain adalah Er Yong. Dahsyat sekali serangan tersebut.Namun Er Yong tidak gugup.Cepat dia lalu membentangkan paying kecilnya memutari tubuhnya.Dalam satu gerakan saja, semua totokan itu di patahkan dengan mudah, dan di lain saat dia telah

memainkan Hok Mo Cap Sha kiam sut dengan payungnya.

Pertempuran berlangsung seru antara keempat orang tersebut.Tanpa terasa seratus jurus berlalu.Baik Bu TekTo Kui maupun Bu Tek Pian Sian Li tak

menyangka sama sekali jika kedua lawan mereka yang masih muda ini sanggup menandingi mereka.Walaupun sudah mengerahkan jurus-jurus tingkat tinggi mereka, namun tetap saja tidak bisa membuat perubahan.

Saat-saat menentukan Bu TekTo Kui mengerahkan ilmu Golok puncaknya yang sakti, tiba-tiba Lian Giok Hui bergerak dengan cara aneh.Tangan kirinya tiba-tiba menancarkan sinar biru terang, dan menghantam ke arah datuk itu yang tidak sempat menangkis dan langsung terpental ke belakang.

Di saat yangsama suara berpusingan bagaiguntur Menggelegar di sertai terpaan angin aneh terdengar datang dari arah pertempuran Er Yong dan Bu Tek Pian Sian Li. Nenek sesat inipun sudah sangat terdesak hebat sekali.

“Ajian Lebur Samudra…:” “Jurus Titisan Dewa Angin…!”Terdengar suara Thian Bu Tek yang terkejut sekaligus gentar. Segera dia mencabut sepasang golok Iblis di punggungnya dan melompat ke tengah-tengah pertarungan sambil berseru:

“Minggir kalian, biar Golok Iblis yang menghadapi mereka”

Kedua datuk sesat itu sudah pernah merasakan kehebatan Sepasang Golok Iblis segera merangkak menjauhi pertempuran tersebut.Tampak wajah Thian Bu Tek

Referensi

Dokumen terkait