• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elektronika Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Elektronika Dasar"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2. Komponen Pasif 

2. Komponen Pasif 

*

*Resistor, Kapasitor, Transformator Resistor, Kapasitor, Transformator 

3.

3. Komponen Ak

Komponen Aktif 

tif 

*

*Dioda, TransistDioda, Transistor, FETor, FET, , UJTUJT, Tiristor , Tiristor dan Triak dan Triak 

4. P

4. Pembentuk

embentukan

an Gelombang

Gelombang

*

* Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,

Multivibrator  Multivibrator 

5. Penguat

5. Penguat / Ampli

/ Amplifier

fier

1. Hukum Ohm

(3)

2. Komponen Pasif 

2. Komponen Pasif 

*

*Resistor, Kapasitor, Transformator Resistor, Kapasitor, Transformator 

3.

3. Komponen Ak

Komponen Aktif 

tif 

*

*Dioda, TransistDioda, Transistor, FETor, FET, , UJTUJT, Tiristor , Tiristor dan Triak dan Triak 

4. P

4. Pembentuk

embentukan

an Gelombang

Gelombang

*

* Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,

Multivibrator  Multivibrator 

5. Penguat

5. Penguat / Ampli

/ Amplifier

fier

1. Hukum Ohm

(4)

H

Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan danukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan

Resistansi / tahanan. Resistansi / tahanan.

Arus =

Arus =

Tegangan

Tegangan

Resistansi

Resistansi

I =

I =

V

V

Arus listrik 

Arus listrik : gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere): gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere) Tegangan

Tegangan : selisih tekanan listrik yang : selisih tekanan listrik yang menimbulkan arus antar kedua titik itumenimbulkan arus antar kedua titik itu dalam rangkaian tertutup (volt)

dalam rangkaian tertutup (volt) Resistansi

(5)

1. Resistor

Resistor di bagi dua kategori : 1. Resistor Linier 

2. Resistor non-linier  1. Resistor Linier 

Simbol untuk resistor linier tetap

*Resistor Tetap * Resistor Variabel

(6)

Tanda warna

Pada resistor berdaya rendah ukuran ditunjukkan oleh kode warna yang terdapat  pada badan resistor.

Warna Ukuran Toleransi

Hitam 0 Coklat 1 1% Merah 2 2% Jingga 3 Kuning 4 Hijau 5 Biru 6 Ungu 7 Abu-abu 8 Putih 9 Emas - 5% Perak - 10% Polos - 20% Contoh : Coklat Abu-abu Merah Emas Jawab : Coklat Abu-abu Merah Emas 1 8 00 s 5 %

(7)

Banyak Resistor yang pada masa mendatang akan diberi sandi menurut BS

18

5

2 (Colour Code) harga dan toleransi resistor akan dicapkan pada

badannya sebagai pengganti cincin-cincin berwarna yang sudah dikenal

sekarang ini.

Di belakang sandi harga akan ditambahkan huruf untuk menunjukkan

toleransinya:

F =

s

1%

G

=

s

2% J

=

s

5%

=

s

10%

M

=

s

20%

Contoh sandi resistansi menurut BS 1852:

Penandaan

Resistansi

R33M

0,33

; s

20%

4k7F

4700

; s

1%

6M8M

6,8M

; s

20%

(8)

0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 100 100 100 100 100 100 100 101 102 102 104 105 105 105 106 107 107 109 110 110 110 110 111 113 113 114 115 115 115 117 118 118 120 120 120 121 121 121 123 124 124 126 127 127 127 129 130 130 130 132 133 133 133 0,5% 1% 2% 5% 10% 2 0% 5 0% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 137 137 138 140 140 140 142 143 143 145 147 147 147 149 150 150 150 150 150 152 154 154 154 156 158 158 160 160 162 162 162 164 165 165 167 169 169 169 172 174 174 176 178 178 178 180 180 180 182 182

(9)

0 ,5% 1% 2% 5 % 10% 2 0% 5 0% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 187 187 187 189 191 191 193 196 196 196 198 200 200 200 203 205 205 205 208 210 210 213 215 215 215 218 2 20 220 220 220 221 221 223 226 226 226 229 232 232 234 237 237 237 0 ,5% 1% 2% 5 % 10% 2 0% 5 0% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 252 255 255 258 261 261 261 264 267 267 270 270 271 274 274 274 277 280 280 284 287 287 287 291 294 294 298 300 301 301 301 305 309 309 312 316 316 316

(10)

0,5% 1% 2% 5% 10 % 20 % 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 332 332 332 336 340 340 344 348 348 348 352 357 357 360 361 365 365 365 370 374 374 379 383 383 383 388 390 390 392 392 397 402 402 402 407 412 412 417 422 422 422 427 430 0,5% 1 % 2% 5% 10% 2 0% 5 0% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 437 442 442 442 448 453 453 459 464 464 464 470 470 470 470 470 475 475 481 487 487 487 493 499 499 511 511 511 517 523 523 530 536 536 536 542 549 549 556 560 560 562 562 562 569 576 576 583

(11)

0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 597 604 604 612 619 619 619 620 626 634 634 642 649 649 649 657 665 665 673 680 680 680 681 681 681 690 698 698 706 715 715 715 723 732 732 741 750 750 750 750 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 796 806 806 816 820 820 825 825 825 835 845 845 856 866 866 866 876 887 887 898 909 909 909 910 920 931 931 942 953 953 953 965 976 976 988

(12)

Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor )

Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer.

Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak   boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah

maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal.

Kegunaan Resistor

1. Membagi tegangan 2. Melawan tegangan

3. Mengatur volume suara (volume control) 4. Mengatur nada rendah (bass control)

5. Mengatur nada tingi (treble control)

(13)

R1 R2

V

1

V

2

I

V

+

-PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN

I = R1+ R2 V V = V1 + V2 V2 = R2 . I = . R2 R1+ R2 V R1+ R2 R2 . V = 

Rangkaian Seri

1. V = V1+ V2 + V3+ ««. + Vn 2. I1= I2 = I3 = ««« = In 3. Rt = R1+R2 + R3 + ««.. + Rn

RESISTOR 

(14)

Rangkaian Parallel

1. V = V1= V2 = V3= ««. = Vn 2. I = I1+ I2 I3 + ««« + In 3. I1 = R1 V , I = I 1 + I2 R1+ R2 R1 . I I2= I1 R1+ R2 R2 . I = , I2 = R2 V R1 R2 I1 I2

I

V

+

-1 Rt 1 R1 1 R2 1 Rn = + + « +

(15)

Co

nt

oh:

Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !

10k 1k 10k 10 Volt 20 Volt 10k 1k 10k

Jawab:

tot = (R 10k //R 10k ) + R 1k = 6 Kohm VR10K = (R 10k //R 10k ) (R 10k //R 10k ) + R 1k  10V = 8,33V VR1K = (R 10k //R 10k ) + R 1k  (R 1k ) 10V = 1,67V Latihan : Tentukan harga R tot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !

(16)

2. Resistor non-linier

A. Foto resistor

Bila terkena sinar  Bila terkena sinar 

R kecil (

s

ratusan ohm) R besar (

s

 jutaan ohm) B. Termistor

Termistor dibagi dalam dua jenis : 1. P ositif temperature coefisient (p.t.c) 2. Negative temperature coefisient (n.t.c)

Simbol termistor 

-

t

+

t

Resistor variabel

Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer.

Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak   boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah

(17)

Menentukan Kaki-kaki Potensiometer

Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya.

Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai

berikut:

Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat

 bahwa kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada µlebih  jauh¶ dari mata anda.

Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengah

adalah kaki b (2) dan kaki paling kanan adalah kaki c (3).

Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki b

(18)

Mengukur dan memeriksa Potensiometer

a. Pada pengukuran kaki a dengan kaki c, jarum bergerak 

menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan  potensiometer, berarti potensiometer benar nilai ohmnya.

 b. Pada pengukuran kaki a dengan kaki b sambil as potensiometer  diputar, jarum bergerak sesuai dengan putaran asnya tanpa

tersendat-sendat berarti potensiometer baik.

c. Pada pengukuran seperti point b, jarum bergerak tersendat-sendat,  berarti potensiometer kotor lapisan arangnya.

d. Jika kita lakukan pengukuran ternyata jarum bergerak penuh (tidak  menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan

  potensiometer), berarti potensiometer  short .

e. Jika ternyata jarum tidak bergerak, berarti potensiometer   putus/rusak.

(19)

C. Resistor yang bergantung pada Tegangan / VDR Simbol VDR  Tegangan naik  Tegangan turun R berkurang R membesar 

Kerusakan yang sering terjadi pada resistor

1. Nilai ohm resistor berubah

2. Lapisan arang pada potensiometer atau trimer potensiometer aus/kotor.

Cara mengatasinya adalah dengan menyemprotkan µContact Cleaner¶.

atau dengan memindahklan jalur kontak peser potensiometer.

(20)

2. Kapasitor

Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat  penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan

disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F)

Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator  (terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan berdasarkan macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Kondensator keramik   b. Kondensator elektrolit c. kondensator mika d. Kondensator mylar  e. Kondensator polyster  f. Kondensator udara

q = C. V

q =

´

i dt

Muatan kapasitor 

Reaktansi kapasitif 

2

T

f C

[

C

1 1 = XC=

(ohm)

Sifat Kondensator

1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan meneruskan arus AC.

2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah  penuh akan dikeluarkan.

(21)

Kapasitor terbagi dalam dua kelompok :

1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1

Q

F, terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain.

Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b)

(a) (b)

Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub  positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik.

(22)

2. Polar Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya

u

1

Q

F, terbuat dari aluminium, tantalum.

-

+

Simbol kapasitor elektrolit

Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam alumunium. Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro farad. Elco memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga  pemasangannya tidak boleh terbalik.

Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter  arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub  positip dan negatipnya.

Bentuk fisik Elco

+

-

Kerusakan yang sering terjadi:

1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki-kakinya. Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator  variabel logam.

2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator.

(23)

Hubungan Seri pada Kapasitor  C1 C2 1 Ctot = 1 C1 1 C2

+

Hubungan Paralel pada Kapasitor 

C2 C1

Ctot= C1 + C2

Guna Kondensator

1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu.

2. Mengkopel (Coupling ) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya.

3. Sebagai Feedback , mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat-kan penguatan yang lebih besar (umpan balik).

4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk  mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara.

(24)

Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor  S

i

C

Vs S

i

C

C

Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b) Vs 0,63 Vs RC

¹

¹

 º

 ¸

©

©

ª

¨

!

RC t -S C V 1-e V  V C t (detik) (a) Vs 0,37 Vs RC e V RC t -. S C

!

V  t (detik) (b)

(25)

Kapasitas Kondensator

Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu  besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad (

Q

F

atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF)  perhatikan persamaan di bawah ini:

1 farad = 1.000.000 Mfd 1 Mfd = 1.000.000 pF = 1.000 kF 1 kF = 1.000 pF = 1 nF 1 kpF = 1.000 pF = 0,001

Q

F = .001

Q

F 10 kpF = 10.000 pF = 0,01

Q

F =.01

Q

F 100 kpF = 100.000 pF =0,1

Q

F = .1

Q

F dan seterusnya.

Memeriksa Kapasitor Mika/Keramik 

a. Hubungkan ohm meter dengan kondensator.

(26)

Cara membaca nilai kapasitor:

a. Kode Angka.

Tertulis 103, berarti nilai kapasitansinya = 10.000 pF = 10kF Tertulis 102, berarti nilai kapasitansinya = 1000 pF = 1 kF Jadi angka terakhir merupakan banyaknya nol.

b. Kode Warna

Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan

 bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan toleransi, dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama adalah warna yang paling jauh dari kaki kondensator.

1 2 3* 4 5 Hitam 0 0 - 20% -Coklat 1 1 0 - 100V Merah 2 2 00 - 250V Jingga 3 3 000 - -Kuning 4 4 000 0 - 400V Hijau 5 5 000 00 - -Biru 6 6 - - 630V Ungu 7 7 - - -Abu-abu 8 8 - - -Putih 9 9 - 10%

-Warna Arti warna ke:

Contoh:

warna kondensator: Merah, Merah, Hijau, Putih, merah

Jadi Kapasitansinya = 2 2 000 00 pF = 2,2 Mfd, toleransi 10% dan V max = 250 Volt

(27)

3. Transformator (Trafo)

A. Trafo Step Up

yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak   dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar  daripada kumparan sekunder.

B. Trafo Step Down

yaitu: komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah kumparan (primer dan sekunder) nikelin. Kumparan  primer biasanya lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan dengan kumparan sekunder.

C. Trafo Adaptor

Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up maupun Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN),

(28)

D. Trafo Output (OT)

komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk  menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai impedansi yang dibutuhkan oleh trafo.

E. Trafo Input (IT)

Bentuk trafo IT sama dengan bentuk trafo OT. Pada rangkaian penguat push pull, IT digunakan untuk pembalik fasa, dengan demikian kedua transistor pada bagian penguat akhir bekerja saling bergantian, dengan keadaan fasa yang besarnya sama.

F. Spoel Oscilator dan MF

Bentuk fisiknya kecil, terdiri dari kumparan primer dan sekunder dengan dilengkapi  batang ferit kecil yang dapat diputar. Batang ferit ini berguna untuk pengetriman. Spoel Oscilator digunakan pada rangkaian penerima radio transistor sebagai bagian dari  pembangkit frekwensi tinggi.

Trafo MF bentuknya menyerupai Spoel Oscilator. Bedanya terletak pada jumlah lilitan dan warna besi feritnya. MF warna kuning, putih & hijau, sedang Spoel Oscilator   berwarna merah. MF disebut juga IF, digunakan pada radio penerima transistor.

(29)

Kerusakan Transformator

1. Putus gulungan primernya.

2. Putus gulungan sekundernya

3. Terhubung (menyambung) antar bagian primer dengan bagian sekunder.

4. Bagian primer atau bagian sekunder menyambung (berhubungan) dengan inti besinya.

5. Kerusakan material berupa putusnya cabang/tap tegangan.

Kegunaan Transformator

1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan sinyal informasi (suara).

2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator.

3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala (PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat.

(30)

Memeriksa Transformator

a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN.

 b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika j arum  bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik.

c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik. d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila

trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti

 besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan.

Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat emailnya tidak baik digunakan. Walaupun  jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang  baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT.

(31)

Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya

 pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja. Contoh:

Perhatikan gambar di samping ini!

Bila Relay diberi arus listrik, maka:

- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 13 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 16 - kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 7 - kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 10

Bila Relay tidak diberi arus listrik, maka:

- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 11 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 14

Relay

= Posisi relai diberi arus listrik 

= Posisi relai tanpa diberi arus listrik 

Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB

16 9 10 14 15 8 13 6 7 11 12 5 A B 12V

(32)

Memeriksa Relai

Memeriksa baik buruknya relai akan lebih cepat apabila sebelumnya kita telah

mengetahui susunan kaki-kaki sakelarnya. Pemeriksaan relai dilakukan 2 kali, yaitu disaat relai tidak diberi arus listrik dan disaat reali dialiri arus listrik. Berikut ini contoh  pemeriksaan relai merek Omron 12 Volt DC.

1. Taruh saklar pemilih pada posisi ohm x1.

2. Secara bergantian periksalah hubungan kaki-kaki: - nomor 9 dengan 14 dan 16

- nomor 15dengan 8 dan 10

- nomor 6 dengan 11 dan 13 - nomor 12 dengan 5 dan 7

- nomor A dengan B

3. Perhatikan hasil pemeriksaan di atas!

A. Tanpa diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 14, 15 dengan 8, 6 dengan 11, 12 dengan5.

B. Jika diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 16, 15 dengan 10, 6 dengan 13, 12 dengan 7.

(33)

Kristal (X-tal)

Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan

frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada  peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen  band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran

memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz.

Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar.Hanya bedanya,

relay ini bekerja secara otomatis, yaitu memanfaatkan azas kemagnitan yang terkena aliran listrik. Biasanya relay dibungkus dengan sebuah muka berben tuk  kubus yang tembus pandang. Dan pada umumnya relay banyak dipakai dalam rangkaian untuk menjalankan motor, untuk TX 80 meter band dan rangkaian lainnya.

(34)

1. Dioda

Simbol untuk dioda

Anoda Katoda

Karakteristik Operasi Dioda

1. Tegangan maksimum terbalik / bias mundur (VRRM)

Yaitu jika ia dibias secara terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang dapat mengalir (beberapa nano untuk silikon dan sampai50

Q

A untuk germanium)

Bila tekanan terlampau besar, ia akan berhenti bekerja.

2. Tegangan tetap minimum dalam arah biasa / bias maju (VF) Untuk silikon VF } 0,7 Volt dan untuk germanium VF } 0,3 Volt

(35)

Dioda dibedakan menjadi beberapa jenis dengan karakternya, yaitu:

a. Germanium

- bentuk fisiknya kecil

- digunakan untuk rangkaian elektronika yang power outputnya besar. - tahan terhadap tegangan tinggi yang maksimum500 volt.

- tahan terhadap arus besar maksimum 10 ampere - tegangan hilang sekitar 0,7 volt saja

b. Silikon

- bentuk fisiknya kecil

- sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik  - tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere

- tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt c. Selenium

- bentuk fisiknya besar 

(36)

d. Zener

Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti diod a biasa  bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama ,

tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai. Karakteristik lainnya adalah:

- Bentuk fisiknya kecil

- sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya. - tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt

- hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai50 mA.

- tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada.

Simbol untuk dioda

Anoda Katoda

(37)

Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah:

1. Putus antara anoda dan katodanya.

2. Terhubung antara kaki anoda dan katodanya 3. Bocor antara anoda dan katodanya.

e. LED (Light Emitting Diode)

- bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar 

- hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt

(38)

2. Transistor

Basis Basis Emitor  Kolektor  Emitor  Kolektor 

Simbol untuk transistor (a) NPN (b) PNP

(a) (b)

Karakterisitk operasi Transistor 

VCEO VCBO

VEBO

VCBO= Tegangan basis kolektor maksimum VEBO= Tegangan emitor basis maksimum VCEO= Tegangan kolektor emitor maksimum

(39)

Transistor sebagai saklar

Jika IB = 0 maka IC menjadi arus  bocoran yang rendah, oleh karena

itu : VCE} VCC IBBL Output VCE VCC

Jika IB kecil maka IC = hFE IB dan tegangan yang melalui R L :

V= ICL dan VCE = VCC - ICL

Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICL} VCC , yaitu ketika IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik.

Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan VCE } 0,2 Volt.

(40)

T

Transistor Med

ransistor Medan Listrik /

an Listrik /  F 

 F ield Effect Transistor ( 

ield Effect Transistor (  F 

 F  ET)

 ET)

FET

FET bekerja bekerja / / tergantung tergantung pada mpada medan listrik edan listrik yang dihasilkan yang dihasilkan lewat lewat aplikasi aplikasi suatusuatu tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar

tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem-saluran tem- pat terjadinya konduksi antara

 pat terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sujalur pembuangan dan sumbermber.. Tipe-tipe FET :

Tipe-tipe FET :

1. FET sambungan (

1. FET sambungan ( j junctionunction FET = JFET )FET = JFET ) 2. FET

2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFlogam-oksida-semikonduktor (MOSFET)ET) 3. FET daya seperti misalnya VMOS

3. FET daya seperti misalnya VMOS

G G D D S S G G D D S S B B BB G G D D S S G G D D S S

Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d) Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d)

(41)

F

FET sebagai saklarET sebagai saklar

0 V 0 V G G D D S S V Voutout V Vss      G      G      D      D      S      S V Voutout V Vss +1 V+1 V -10 V -10 V

(42)

Guna T

Guna Transis

ransistor

tor

1. Sebagai penyearah 1. Sebagai penyearah

2. Sebagai pemantap tegangan (

2. Sebagai pemantap tegangan (voltage stabilizer voltage stabilizer )) 3. Sebagai Osilator 

3. Sebagai Osilator 

4. Sebagai penguat depan (

4. Sebagai penguat depan ( pre Amplifier  pre Amplifier ))

5

5. Sebagai penyangga (. Sebagai penyangga (buffer buffer ))

6. Sebagai penggerak (

6. Sebagai penggerak (driver driver )) 7. Sebagai penguat daya (

7. Sebagai penguat daya ( power amplifier  power amplifier )) 8. dsb

8. dsb

Kerusakan Transistor

Kerusakan Transistor

1. Bocor antara elektroda-elektrodanya. 1. Bocor antara elektroda-elektrodanya. 2. T

2. Terhubung erhubung (menya(menyambung) mbung) antar elektroda-elektrodanya.antar elektroda-elektrodanya. 3. Putus antara

3. Putus antara elektroda-elektrodanya.elektroda-elektrodanya. 4. Kerusakan material berupa putu

(43)

Thyristor dan Triac

Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor  yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya.

Peredup lampu

Pengendali kecepatan motor  Pengendali suhu

Anoda Katoda

Gate

(a) (b)

(44)

Mengukur DC Volt

a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus menunjuk angka lebih besar (50 VDC).

b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan  pencolok hitam pada kutub negatip.

c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah  besarnya tegangan yang terukur.

Mengukur Ampere meter DC

a. Terlebih dulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih di posisikan pada angka yang lebih besar.

 b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip lampu, dan pencolok hitam tempelkan pada kutub negatip  baterai.

c. selanjutnya amatilah jarum yang bergerak di papan skala, anda akan mengetahui seberapa besar arus yang ada. D C V A C V DC Amp ; + -+ -D C V A C V DC Amp ; + -+

(45)

- Menguji Resistor (R)

a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor.

Saat pengukuran jangan sampai kedua tangan menyentuh kaki resistor (boleh menyentuh salah satu saja).

c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus.

Menguji Kondensator Elco

a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.  b. Tempelkan pencolok warna merah pada kaki positip Elco,

dan warna hitam pada kaki negatip Elco.

c. Jika jarum bergerak ke kanan, kemudian kembali ke kiri  berarti elco baik.

d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh, berarti kondensator elco agak rusak. e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke

kiri (berhenti), maka kondensator bocor.

f. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator 

D C V A C V DC Amp ; + -D C V A C V DC Amp ; +

(46)

- Menguji Dioda

a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.

b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub anoda.

c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan  jika jarum diam maka dioda putus.

d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda dan pencolok (-) mendapat katoda.

e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika  jarum bergerak berarti dioda rusak.

D C V A C V DC Amp ; + -D C V A C V DC Amp ; +

-Dioda mendapat tegangan maju

(47)

Menguji transistor PNP

a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus mengetahui secara pasti).

 b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.

c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki Basis (B), dan  pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum  bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak.

Menguji transistor NPN

a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus mengetahui secara pasti).

 b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.

c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki C, dan pencolok hitam (-) ditempatkan pada kaki B. Jika jarum bergerak berarti antara C dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E,  jika jarum bergerak berarti antara E dan B baik.

D C V A C V DC Amp ; + -E  B  C  D C V A C V DC Amp ; + - C  B E 

(48)

Pengolahan Sinyal

Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan :

(a) (b) (c)

(d) (e)

Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga; (d) gigi gergaji; (d) siku-siku

(49)

Generasi bentuk gelombang

1. Gelombang sinusoidal Biasanya dihasilkan oleh rangkaian LC atau RC yang disambungkan ke sebuah penguat (Osilator) 2. Gelombang siku-siku / kotak Dihasilkan oleh osilator multivibrator yang

me-makai prinsip rileksasi pengisian dan pengoso-ngan rangkaian RC.

3. Gelombang lainnya Biasanya dihasilkan dari gelombang siku-siku atau sinusoidal.

Jaringan Diferensiasi dan Integrasi

Diferensiasi Ukuran kecepatan perubahan bentuk gelombang yang di - berikan

(50)

C R  Output Gelombang input C R  Output Gelombang input (a) (b)

(51)

Penguat /

 Amp

lifier 

Penguat dibagi dalam beberapa kelas :

1. Kelas A Arus mengalir dalam beban selama seluruh periode siklus sinyal input.

2. Kelas AB Arus mengalir dalam beban selama lebih dari setengah siklus, tetapi kurang dari siklus sinyal input yang penuh.

3. Kelas B Arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input 4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus

sinyal input

Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio)  berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f 

(52)

Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi

Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung-sinya, hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri.

Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal ( signal conditioning ) : 1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke

 pre-amplifier ;

2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban.

Konfigurasi dasar penguat

Konfigurasi dasar penguat dibagi dalam tiga, yaitu : 1. Basis biasa (Common Basis)

2. Emitter biasa (Common Emitor ) 3. Kolektor biasa (Common Colektor )

(53)

1. Basis biasa

Arus yang dapat dicapai, hFB } 0,99 Tegangan yang dapat dicapai = 50

Impedansi input, Zin = 50 ohm

Impedansi output, Zout = 250 Kohm

Daya yang dapat dicapai } 50

1L Output VCC2 CB CC Sinyal input

(54)

2. Emitter biasa

Arus yang dapat dicapai, hFE } 200 Tegangan yang dapat dicapai = 50

Impedansi input, Zin = 1 Kohm Impedansi output, Zout = 50 Kohm

Daya yang dapat dicapai } 2500

1L Output VCC2 CE CC Sinyal input

Rangkaian Emitter biasa R E

(55)

3. Kolektor biasa

Arus yang dapat dicapai, hFE } 200 Tegangan yang dapat dicapai = 1 Impedansi input, Zin = 100 Kohm Impedansi output, Zout = 1 Kohm Daya yang dapat dicapai } 50

1 Output VCC2 CC Sinyal input R L

(56)

Pasangan Darlington

Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 .

Rangkaian Kolektor biasa R B Output VCC Sinyal input R L

(57)

Umpan Balik dalam Penguat

Ada dua jenis umpan balik :

1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk  memproduksi osilator.

2. Umpan Baik nagatif  Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki kestabilan hasil yang dicapai.

Kemampuan penguatan putaran terbuka :

A =

Vout Vin Kemampuan penguatan putaran tertutup

(dengan umpan balik) :

A =

Vout Vin

=

A

(58)

Karakteristik umpan balik 

Umpan balik negatif Umpan balik positif  

A A + FA Jika A F >> 1

maka Ac $ 1/ A F

 Efek utama :

Penguatan dikurangi dan dimantapkan. Tanggapan frekuensi ditingkatkan dengan lebar jalur lebih besar.

Desah dan cacat (yang dibangkitkan internal) dikurangi.

Metode penerapan umpan balik dapat memodifikasi impedansi masukan dan keluaran. Ac= A A - FA Ac = Jika A F 1 maka Ac w  Efek utama :

Penguatan ditingkatkan dengan pengura-ngan kemantapan.

Jika A F 1

mungkin ada osilasi yang terjadi pada satu frekuensi tertentu.

(59)

1 R 3 Output R 102 C2 C1 Sinyal input

Rangkaian Penguat dengan umpan balik negatif  R 468 VCC7 C5 9 R 5 C4 C3

P

Q

(60)

Penguat Daya

M Zout Z beban

Penguat daya Beban (motor,speaker,dsb)

Daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke beban ketika

Z

out

= Z

 beban

Derajat pencocokan impedansi dapat dilakukan dengan memakai transformator. Perbandingan transformasi n diperoleh dari :

(61)

Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier  R 1 VCC2 CC Sinyal input

Penguat daya dengan pencocokan transformator  R E

Beban 8 ohm

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan yang dilakukan merupakan langkah analisa terhadap struktur kalimat, motif, frase dan bagian/periode yang terdapat dalam karya musik Panca Indra komposer

Nama Perusahaan : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bentuk Usaha : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kegiatan Usaha : Memenuhi kebutuhan lisrik masyarakat Tempat Kedudukan :

Yang dimaksud dengan jenis penilaian adalah berbagai tagihan yang harus dikerjakan oleh murid setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu jenis penilaian

Input data, yaitu: data Sumber PLN, Trafo, Saluran, dan beban yang diperoleh dari sistem yang terkait dengan catu daya Kawasan GI PUSPIPTEK dalam hal ini menggunakan catu

Sarana prasarana yang digunakan untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar, seperti ruang pelayanan, alat pembelajaran, hingga waktu pelayanan masih menjadi

Melalui Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan

melindungi anak.Hal tersebut sangat memprihatinkan, terlebih korbannya adalah anak-anak.Dari kasus ini dapat terlihat bahwa anak belum mendapatkan hak untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perubahan kadar air, kehilagan berat, perubahan warna, tekstur dan menentukan tingkat kerusakan yang terjadi selama