• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran anak usia dini antara usia 0 sampai 6 tahun Kegiatan pembelajaran anak usia dini antara usia 0 sampai 6 tahun menggunakan metode belajar dengan bermain. Kegiatan tersebut yang menggunakan metode belajar dengan bermain. Kegiatan tersebut yang diselenggarakan di Kelompok B Taman Kanak-kanak. Proses pembelajaran diselenggarakan di Kelompok B Taman Kanak-kanak. Proses pembelajaran yang efektif bagi anak taman kanak-kanak akan dapat diwujudkan jika yang efektif bagi anak taman kanak-kanak akan dapat diwujudkan jika dilaksanakan pada lingkungan yang mampu memberikan kesempatan kepada dilaksanakan pada lingkungan yang mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk

anak untuk berinteraksi dengaberinteraksi dengan lingkungan n lingkungan secara produktif.secara produktif.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan :

14 menyatakan :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk  yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk  membantu

membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak  pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak  memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003:3) (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003:3)

Anak merupakan sosok individu sebagai makluk s

Anak merupakan sosok individu sebagai makluk sosiokultural yang sedangosiokultural yang sedang mengalami p

mengalami proses peroses perkembangan yrkembangan yang sangang sangat fundamental at fundamental bagi bagi kehidupankehidupan serta oragnisas

serta oragnisasi yang merupakai yang merupakan satu kesatuan satu kesatuan jasmani dan rohan jasmani dan rohani ni yang utuhyang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok unik. Anak mengalami suatu proses perkembangan yang menjadi sosok unik. Anak mengalami suatu proses perkembangan yang fundamental berarti dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa fundamental berarti dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa

1 1

(2)

usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis, Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis, kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas, sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas, 2008).

2008).

Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk  hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk  mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar (Kemendiknas

(Kemendiknas, , 2010).2010).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

ditujukan bagi bagi anak anak sejak lahir sejak lahir sampai sampai dengan dengan usia enausia enam tahun m tahun yang yang dilakukadilakuka

n melalui

(3)

usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis, Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis, kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas, sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas, 2008).

2008).

Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk  hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk  mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar (Kemendiknas

(Kemendiknas, , 2010).2010).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

ditujukan bagi bagi anak anak sejak lahir sejak lahir sampai sampai dengan dengan usia enausia enam tahun m tahun yang yang dilakukadilakuka

n melalui

(4)

pemberian

pemberian rangsangan rangsangan pendidikan pendidikan untuk untuk membantu membantu pertumbuhan pertumbuhan dandan perkembanga

perkembangan jasmn jasmani daani dan rohan rohani ni agar agar anak anak memiliki kesiamemiliki kesiapan pan dalamdalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak usiani (PAUD) justru memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak usiani (PAUD) justru belum b

belum banyak anyak mendapat mendapat perhatian.perhatian.

Salah satu kegiatan yang diajarkan di TK adalah Kemampuan kognitif. Salah satu kegiatan yang diajarkan di TK adalah Kemampuan kognitif. Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba ataupaun pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba ataupaun yang dicium melalui

yang dicium melalui panca inderanya.panca inderanya.

Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan

dikarenakan kemampuan kemampuan kognitif kognitif merupakan merupakan perkembangaperkembangan dan dari pikiran.ri pikiran. Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar berkomunikas

berkomunikasi, dan i, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya.mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Dalam usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak, diusahakan Dalam usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak, diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua

menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua belahan otak.belahan otak.

““Pembebanan otak dengan pengetahuan, latihan ulangan, drill,Pembebanan otak dengan pengetahuan, latihan ulangan, drill, yang berlebihan, tidak

yang berlebihan, tidak sepenuhnysepenuhnya akan a akan mewujudkan penanjakanmewujudkan penanjakan kemampuan kognitif, bahkan akan menjadikan seseorang tidak  kemampuan kognitif, bahkan akan menjadikan seseorang tidak  berfikir kreatif, dan menjadikan kemampuan kognitif mengarah berfikir kreatif, dan menjadikan kemampuan kognitif mengarah terutama pada hasil (produk) berfikir yang konvergen

terutama pada hasil (produk) berfikir yang konvergen””. (Sujiono,. (Sujiono, 2006:3.4)

(5)

Diharapkan dengan pendidikan, latihan yang sesuai dengan karakteristik  anak, sehingga akan tercapai optimalisasi perkembangan anak. Kemampuan kognitif yang didapatnya tersebut akan dapat digunakan untuk melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya. Manusia yang mampu memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari :

1. Kemampuannya dalam memahami angka dan konsep logika, anak telah mampu membilang, mengenal lambang bilangan, dan sudah mampu mengoperasionalkan bilangan.

2. Mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk menegemukakan sesuatu dengan alasan yang kuat sehingga anak mampu menceritakan kejadian yang dilihatnya, mengenal sebab akibat yang terjadi di sekitarnya dan mengetahui asal mula sesuatu.

3. Mampu menjelaskan ide secara konseptual mampu menciptakan bentuk  dari geometri, mampu menemukan ide gagasan, memiliki daya imajinasi tinggi.

4. Mampu menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir sehingga anak  berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dari awal sampai selesai.

Untuk itu kognitif sangat penting diajarkan pada anak didik karena apabila daya pikir anak dikembangkan dengan baik maka akan menjadi penerus bangsa yang cerdas. Apabila kemampuan kognitif anak tidak dikembangkan dengan baik maka anak akan menjadi berfikir pasif dalam menghadapi sesuatu.

(6)

Kemampuan kognitif anak untuk dapat mengolah pemerolehan belajarnya yang dapat menemukan macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah atau mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan daya pikir yang teliti

Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk  di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Peneliti melakukan pengamatan di TK PKK Banjardowo, pada tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan kognitif anak kelompok B masih rendah, hal ini karena kurang kreatifitasnya guru dalam mengajar tanpa media pembelajaran dan hanya ceramah saja, klasikal, monoton sehingga mengakibatkan motivasi belajar peserta didik rendah, anak kurang termotivasi dengan model pembelajaran yang digunakan guru.Anak merasa bosan dengan metode yang digunakan guru.

Rendahnya kemampuan kognitif anak merupakan suatu permasalahan yang ada di TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk, Hal ini ditandai rendahnya kemampuan anak dalam mengelompokkan benda dan membuat urutan bilangan dengan benda-benda.

Alat-alat peraga yang digunakan selama bermain mesti bisa menstimulasi kemampuan kognitif anak. Gunakan alat bermain edukatif yang memiliki

(7)

fungsi mendidik dan juga menghibur. Dengan begitu anak bisa terstimulasi untuk menyenangi proses belajar, hingga imajinasinya pun berkembang.

Dengan menggunakan dadu diharapkan anak dapat mengenal angka dan sekaligus bisa melakukan penjumlahan, susunan dadu yang selanjutnya bisa meningkatkan kemampuan Kognitif Anak usia dini.

Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil judul

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

PERMAINAN DADU DI KELOMPOK B TK PKK DESA BANJARDOWO

KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun pelajaran 2011/2012 ?

2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012 ?

3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012 ?

(8)

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun pelajaran 2011/2012.

2. Mengetahui pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

1. Bagi Penulis sekaligus sebagai guru

Hasil penelitian dapat menambah wawasan guru tentang pengembangan kognitif anak usia dini dan membantu guru memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan alat permainan edukatif Dadu.

(9)

2.

2. Bagi Bagi Peserta Peserta Didik Didik 

Hasil penelitian bermanfaat untuk

Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar pesertameningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan kognitif 

didik, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan kognitif  3.

3. Bagi Bagi Lembaga Lembaga TKTK

Hasil penelitian Dapat membantu lembaga TK untuk lebih maju dan Hasil penelitian Dapat membantu lembaga TK untuk lebih maju dan berkembang

berkembang dalam meningdalam meningkatkan kemkatkan kemampuan kogampuan kognitif nitif pada anapada anak usiak usia dini melalui penggunaan permainan edukatif dadu dan dapat memberikan dini melalui penggunaan permainan edukatif dadu dan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka pembinaan masukan bagi dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka pembinaan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan dadu kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan dadu sebagai media pembelajaran

sebagai media pembelajaran

E.

E. Definisi, Definisi, Asumsi Asumsi dan dan Pembatasan Pembatasan MasalahMasalah 1.

1. DefinisiDefinisi Agar

Agar tidak terjadi tidak terjadi kesalahan kesalahan dalam memadalam memaknai judul yknai judul yang peang penelitineliti sampaikan

sampaikan dalam penedalam penelitian ini, litian ini, maka damaka dapat peneliti definisikapat peneliti definisikan sebagn sebagaiai berikut :

berikut :

Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya

masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaanyang dihargai dalam suatu kebudayaan (Sujiono, 2007)

(Sujiono, 2007) Dadu

Dadu adalah kubus adalah kubus kecil bersisi kecil bersisi enam, pada enam, pada keenam sisinya keenam sisinya diberidiberi bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi

(10)

yang

yang saling berhasaling berhadapan sedapan selalu berjumlah lalu berjumlah tujuh tujuh yang yang digunakan digunakan dalamdalam permainan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:45)

permainan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:45) 2.

2. AsumsiAsumsi

Menurut

Menurut Surachmad Surachmad (dalam (dalam Arikunto, Arikunto, 2002:58) 2002:58) menyatakan menyatakan bahwabahwa asumsi atau anggapan dasar dan merupakan titik tolak pemikiran yang asumsi atau anggapan dasar dan merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Jadi asumsi penelitian dapat kebenarannya diterima oleh peneliti. Jadi asumsi penelitian dapat dikatakan sebagai anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan

dikatakan sebagai anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan sebagaisebagai pijakan dalam melaksanakan penelitian.

pijakan dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan

Berdasarkan pernyataan pernyataan tersebut, tersebut, rumusan arumusan asumsi penelitian sumsi penelitian ini adalah,ini adalah, kemampuan kognitif anak berbeda-beda, usia anak 4

kemampuan kognitif anak berbeda-beda, usia anak 4  –  –  6 tahun, dan anak 6 tahun, dan anak  mengalami perkembangan yang normal.

mengalami perkembangan yang normal. 3.

3. KeterbatasanKeterbatasan

Penelitian ini membahas ke

Penelitian ini membahas kemampuan kognmampuan kognitif itif dengan medengan menggunakannggunakan alat peraga edukatif dadu dan lokasi penelitian ini di Kelompok B TK alat peraga edukatif dadu dan lokasi penelitian ini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun PKK Desa Banjardowo kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

(11)

BAB II BAB II

KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka membahas tentang alat permainan edukatif, kemampuan Kajian pustaka membahas tentang alat permainan edukatif, kemampuan kognitif, upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kognitif, upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK, Hipotesis

kelompok B TK PKK, Hipotesis A.

A. Alat Alat Permainan Permainan Edukatif Edukatif 

Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di TK.

dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut sangatKetersediaan alat permainan tersebut sangat menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal. Alat permainan yang sengaja dirancang yang dimilikinya secara optimal. Alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh bola sepak yang dibuat dari plastik

anak. Sebagai contoh bola sepak yang dibuat dari plastik yang dibeli langsungyang dibeli langsung dari toko mainan. Dalam hal ukurannya seringkali susah untuk dipegang dari toko mainan. Dalam hal ukurannya seringkali susah untuk dipegang secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan teman-temannya secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan teman-temannya akan terasa sakit di telapak tangan.

akan terasa sakit di telapak tangan.

Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak  Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak  menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang berwarna-warna.

berwarna-warna.”Alat Permainan Edukatif ”Alat Permainan Edukatif sebagai segala sesuatu yang dapatsebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung

10 10

(12)

nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak” (Zaman, 2006 : 2).

1. Tujuan Alat Permainan Edukatif 

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dan tujuan dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak  sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak.

Adapun tujuan Alat Permainan Edukatif menurut Badru Zaman, 2006:23) adalah sebagai berikut :

a. Memperjelas materi yang diberikan.

Pemanfaatan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar anak diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru.

b. Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek  perkembangannya.

Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan edukatif.

(13)

Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk  memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik  akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar.

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif 

Alat permainan edukatif merupakan sarana untuk merangsang anak  dalam proses belajar mengajar. Alat permainan edukatif diharapkan mampu mendorong anak bermain dan mengembangkan daya imajinasi anak, tetapi aman bagi anak-anak. Alat Permainan Edukatif ini sangat diperlukan oleh anak usia dini terutama dadu, botol aqua, gelas plastik dan sebagainya.

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Dalam buku Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak  Taman Kanak-Kanak (Badru Zaman, 2006:23) mengemukakan fungsi-fungsi Alat Permainan Edukatif sebagai berikut :

(14)

a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak  dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang menggunakan alat, ada pula yang tidak  menggunakan alat. Khusus dalam permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut anak-anak tampak  sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif 

Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis misalnya bangunan rumah dengan memilih berbagai bentuk balok yang ada, anak menemukan sendiri konsep bahwa jika menyusun benda yang tinggi dengan fondasi yang kecil dan kurang kokoh akan menyebabkan bangunan yang telah disusunnya runtuh berantakan. Alat permainan seperti itu akan menumbuhkan kegairahan belajar anak sehingga berbagai potensi anak berkembangan dengan baik.

(15)

Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk  memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain.

Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan bahkan menyebalkan tapi justeru bermakna dan menyenangkan.

d. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia TK.

e. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya.

Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak  mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya dengan temantemannya.

(16)

Alat Permainan Edukatif  (APE) adalah sarana untuk merangsang anak  dalam mempelajari sesuatu tanpa anak  menyadarinya karena sambil bermain, sehingga ras apercaya diri anak bertambah dan mendidik anak  untuk bersosialisasi sehingga bisa menjadi stimulus bagi pembentukan perilaku anak.

3. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif 

Pembuatan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga alat permainan edukatif yang dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek  perkembangan anak.

Sebelum membuat alat permainan edukatif, guru harus memperhatikan dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. Menurut Badru Zaman (2006:26) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Syarat edukatif 

Syarat edukatif maksudnya bahwa pembuatan alat permainan edukatif harus disesuaikan dengan program pendidikan yang berlaku sehingga pembuatannya akan sangat membantu pencapaian tujuan-tujuan yang terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara lebih khusus lagi syarat edukatif ini maksudnya bahwa :

(17)

1). APE yang dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program kegiatan pendidikan (program pendidikan/ kurikulum yang berlaku)

2). APE yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan, mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak)

b. Syarat teknis

Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat permainan edukatif berkaitan dengan hal-hal teknis seperti pemilihan bahan, kualitas bahan, pemilihan warna, kekuatan bahan dalam suhu-suhu tertentu dan lain sebagainya. Secara lebih rinci syarat-syarat teknis dalam pembuatan alat permainan edukatif adalah :

1). APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak  menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok  bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak  dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep.

2). APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain.

3). APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

(18)

4). Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak  misalnya tajam, beracun dan lain-lain)

5). APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah)

6). Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk  bereksperimen dan bereksplorasi

7). Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal.

c. Syarat estetika

Persyaratan estetika ini menyangkut unsur keindahan alat permainan edukatif yang dibuat. Unsur keindahan/ estetika ini sangat penting diperhatikan karena akan memotivasi dan menarik perhatian anak untuk menggunakannya. Hal-hal yang lebih rinci yang berkaitan dengan syarat estetis ini menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1). Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak)

2). Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) 3). Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik.

Berdasarkan uraian di atas maka Syarat APE yang baik mengandung nilai pendidikan; Aman bagi anak; Menarik untuk anak, dilihat dari warna dan bentuknya, Aman bagi anak, menarik untuk anak, dilihat dari warna dan bentuknya, sederhana, murah, dan mudah di dapat atau dibuat

(19)

Dadu adalah bentuk benda yang digunakan dalam permainan. Dadu sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dadu adalah “kubus kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi yang saling  berhadapan selalu berjumlah tujuh yang digunakan dalam permainan”

(Depdiknas, 2001:45)

Dadu digunakan dalam berbagai permainan anak-anak dan judi. Umumnya, dadu digunakan berpasangan. Dadu tradisional berbentuk  kubus seringkali dengan sudut yang tumpul dan memiliki angka atau simbol yang berbeda di setiap sisinya. Dadu dirancang untuk memberikan satu angka bulat acak dari satu sampai enam dengan probabilitas yang sama. Secara tradisional, pasangan angka dengan jumlah angka tujuh dibuat pada sisi yang berlawanan

a. Manfaat Dadu

Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi belajar anak karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan

(20)

rasa senang mendorong anak untuk berfikir positif terhadap pembelajaran konsep angka.

Dalam Buku Media Pendidikan Pengertian dan Pengembangannya Dan pemanfaatannya Arif S. Sadiman, (2003:23) berpendapat tentang manfaat dadu yaitu :

1) Dapat menimbulkan kegairahan belajar karena langsung berinteraksi antara anak dengan lingkungannya

2) Memungkinkan anak belajar sendiri menurut kemampuannya 3) Anak dapat dengan mudah belajar hitungan hitung dasar 1

sampai 5.

Perhitungan dasar 1 sampai 5. Latihlah (mulai usia 4 tahun) menghitung banyaknya dadu. Hanya sebanyak 1 sampai 5, dengan berulang-ulang dan bergembira.

4) Alak belajar menghitung luas segi empat

Perkenalkan anak Anda dengan konsep luas. Susun dadu (kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung banyaknya dadu. Luas = panjang x lebar = banyaknya dadu

Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam. Termasuk  persegi (bujur sangkar).

(21)

Perkenalkan anak Anda dengan konsep keliling. Susun dadu (kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung sisi dadu mengelilingi segi empat. Keliling = panjang + lebar + panjang + lebar. Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam. Termasuk persegi (bujur sangkar).

6) Anak belajar volume balok dan kubus

Perkenalkan anak Anda dengan konsep volume. Susun 2 segi empat masing-masing ukuran 2×2. Tumpukkan satu segi empat di atas segi empat lain. Hitung banyaknya dadu Volume = panjang x lebar x tinggi = banyaknya dadu Perkaya dengan ukuran balok  yang beragam. Termasuk kubus.

7). Mengembangkan motorik halus

Dukung anak Anda untuk menyusun dadu secara mandiri. Mengambil dan menyusun dadu membantu perkembangan motorik halus anak Anda.

8) Mengembangkan kecerdasan spatial anak 

Dukung anak Anda mengenal berbagai susunan dadu. Semakin banyak dadu yang Anda miliki, semakin banyak variasi yang dapat Anda buat. Latihan ini akan mengembangkan kecerdasan spatial anak Anda.

9). Mengembangkan ketangkasan arsitektur

Dukung anak Anda untuk berkreasi membentuk berbagai bentuk bangunan atau benda menggunakan tumpukan dadu. Anda

(22)

dapat membuat rumah-rumahan, mobil-mobilan atau kreasi lainnya. Latihan ini akan mengembangkan ketangkasan arsitektur.

b. Kelebihan dan Kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu

Tidak satupun metode media pembelajaran yang tidak memiliki kekurangan. Hampir semua media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian Juga media pembelajaran dengan menggunakan dadu ada kelebihannya dan kekurangannya.

Kelebihan dan kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu menurut Arif S. Sadiman, (2003:23) adalah sebagai berikut :

1). Anak lebih bersemangat dalam pembelajaran, karena dilakukan seraya bermain, hal itu yang menyenangkan bagi anak  karenamerasa kepercayaan diri bertambah

2). Tidak mengantuk dan tidak cepat bosan karena anak berkativitas karena anak diberi kesempatan anak melempar, menghitung dan mengurangi

3). Anak tertarik untuk mengetahui nomor dan angka berapa yang mau keluar dan anak akan merasa bangga jika nomor yang diharapkan keluar.

Kelamahan Alat Permainan Edukatif Dadu 1) Banyak menyita waktu

(23)

Karena anak harus melempar terlebih dahulu sebuah dadu kemudian memperhatikan untuk dilihat apa yang muncul dalam lemparan dadu.

2) Kadang bentuk yang muncul tidak sesuai dengan harapan anak  3) Memerlukan kesabaran, suasana belajar agak ramai

B. Kemampuan Kognitif 

Kemampuan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini berisikan kemampuan berhitung, konsep warna dan sebagainya. Kemampuan kognitif disebut juga daya pikir atau kemampuan seseorang untuk berpikir.

“Kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk  mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan” (Sujiono, 2007:1)

Salah satu aspek dalam kemampuan kognitif ini adalah pengembangan pembelajaran matematika/ berhitung Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika. “Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan kognitif maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan ke  jenjang yang lebih tinggi” (Depdiknas, 2007 :1)

(24)

Kegiatan pengembangan pembelajaran berhitung untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan berhitung yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada masa mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah.

1. Faktor yang Mempengaruhi kemampuan Kognitif 

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan lingkungan.

Berdasarkan hasil studi Piaget (dalam Ratna W. Dahar, 1989: 157-158) dalam buku Faktor-faktor Penunjang kemampuan Kognitif terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan kognitif  dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Hereditas/ Keturunan

Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh seorang ahli filsafat. Dia berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya.

Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75-80% merupakan warisan atau faktor

(25)

keturunan. Pembawaan ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak  lahir (batasan kesanggupan).

b. Faktor Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh Jhon Locke. Dia berpendapat bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Menurut pendapatnya, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat Jhon Locke tersebut perkembangan taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

c. Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang  jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender)

d. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.

Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah/formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam

(26)

sekitar/informal), sehingga manusia berbuat intelejen karena untuk  mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.

e. Minat Dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang mendorngnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangan dan dilatih agar dapat terwujud.

Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya, seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin mudah dan cepat mempelajari hal tersebut.

f. Kebebasan

Kebebasan yaitu kebebasan manusia berpikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang etrtentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Media Dadu Di Kelompok B TK PKK

Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran.

(27)

Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Dadu sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk  mengembangkan konsep bilangan. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti. Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak  TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi belajar anak karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan rasa senang mendorong anak untuk  berfikir positif terhadap pembelajaran konsep angka sedangkan anak yang mampu membilang/menyebut urutan bilangan, membilang dengan menunjuk  benda serta menyebutkan hasil penambahan 1 sampai 10 dengan memiliki kemampuan kognitif yang cukup tinggi.

D. Hipotesis

“Hipotesis itu adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul” (Suharimi Arikunto 2002:64).

Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah Ho “Tidak Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten

(28)

nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012” dan Ha adalah “Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu dibandingkan tanpa menggunakan media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012”

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini akan membahas tentang rancangan penelitian, populasi, variabel penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik  pengolahan dan analisis data

A. Rancangan penelitian

Pada penelitian ini metode yang diggunakan adalah quasi eksperimental design (metode eksperimen semu). Metode ini digunakan tanpa ada kelas kontrol atau kelas pembanding. Hal ini karena setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda dalam tingkat pemahamannya

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rangcangan one group  pretest posttest . ”Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama ( pretest ) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program)” (Arikunto, 2006:212).

Rancangan penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja dan diukur dengan menggunakan  prettest  yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dengan media dadu dan  posttest dilakukan setelah diberi perlakuan media dadu pada kemampuan kognitif.

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

(30)

“Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam” (Arikunto, 2006:56)

B. Populasi

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. “Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian ” (Arikunto, 2006:130).

Populasi pada penelitian ini adalah Siswa Kelompok B TK PKK Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk yaitu sejumlah 20 Anak. Teknik sampling yang digunakan sampling pendekatan populasi atau Penelitian Populasi

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.

Penelitian Populasi adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Arianto, 2011:5)

Mengingat jumlah populasi tidak terlalu banyak maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling pendekatan populasi. Hal ini berpatokan pada pendapat Arikunto, (2007:07) yaitu

(31)

sebagai ancer-ancer semua subjek yang kurang dari 100 diambil seluruhnya

Jumlah siswa TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong ada 20 anak maka dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia). Ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki kelompok tersebut. ”Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan variabel lain” .(Nursalam, 2003:102).

Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah Pemberian Alat Permainan Edukatif Dadu, dan sebagai variabel dependen adalah kemampuan kognitif.

D. Sumber Data

Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Sumber data ada 2 macam

(32)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau langsung diperoleh dari responden. Data primer dalam penelitian ini adalah lembar hasil tes dan hasil observasi kemampuan pada anak  sebelum dan sesudah mendapat Alat Peraga Edukasi Dadu.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk  umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, mengolah dan menyajikan. Data ini meliputi data guru, siswa, dan sebagainya.

E Instrumen Pengumpulan Data

“Instrumen penelitian adalah alat untuk fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis. Sehingga data lebih mudah diolah” (Arikunto, 1992:124).

Data dicatat dalam dokumentasi seperti buku induk, raport, buku pribadi surat keterangan dan sebagainya, data tersebut sangat berguna sebagai bahan pemahaman murid, untuk murid, yang didokumentasikan perlu sekali dianaslisa secermatnya.

1. Observasi

”Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

(33)

 pencatatan” Kartini Kartono (1983:42). Observasi adalah pengumpulan data dengan penelitian langsung terhadap objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indra.

“Mengobservasi dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, (pengamatan langsung) yang dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, gambar dan rekaman suara” (Arikunto, 2006:133)

Pedoman Obervasi penelitian ini berupa daftar kegiatan yang mungkin akan timbul dan akan diamati. Sehingga diperoleh gambaran tentang kejadian selama penelitian.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah  pretest, treatment  (perlakuan), dan posttest . Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk  mengetahui kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan. Treatmen (perlakuan) adalah pemberian perlakuan kepada peserta didik dengan alat peraga edukasi dadu. Perlakuan dilakukan selama 3 kali pertemuan kepada subjek penelitian. Setelah diberikan perlakuan selanjutnya dilakukan pengukuran kemampuan kognitif lagi, sejauh mana pemahaman anak tentang kemampuan kognitif setelah diberi pelajaran dengan alat edukatif berupa dadu. Setelah data terkumpul kemudian di analisis.

Bentuk Instrumen yang digunakan baik pre test maupun post test adalah lembar observasi pada anak sesuai dengan tingkat pencapaian

(34)

perkembangan anak usia 5-6 tahun yang sesuai dengan permendiknas No. 58 tahun 2009 yang meliputi :

a. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

b. Mencocok bilangan dengan lambang bilangan

c. Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf 

Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja anak didik dalam melempar dadu, ekspresi anak, dan keaktifan anak.

Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan kriteria sebagai berikut :

a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu ().

b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang ()

c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()

d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11)

2. Dokumentasi

Menurut Sutrisno Hadi ( 1968:199), yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah “Salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan melihat data-data yang sudah ada dalam beberapa pedoman“. Sedangkan menurut W.J.S Poerwodarminto (1985:27), “Teknik 

(35)

dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui pencatatan terhadap dokumen“.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar observasi yang berupa hasil achievment test anak sebelum dan sesudah diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dansesudah pemberian alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika tidak diolah. “Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian”. (Arikunto, 2007:209)

Langkah-langkah pengolahan data menurut Arikunto (2007:209), ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu: (1) editing; (2) mengkode data atau kodefikasi data; dan (3) membuat tabulasi.

a. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada

(36)

interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data

b. Kodefikasi Data

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek  atau panjang, ataupun hanya “ya” atau “tidak”. Untuk memudahkan pengolahan, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban

c. Tabulasi

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

“Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif  diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non parametrik maupun statistika parametrik. (Notoatmojo, 2003:186)

(37)

Pada penelitian ini kami berusaha mencari perbedaan hasil peningkatan kemampuan kognitif sebelum dan sesudah menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK Banjardowo Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan cara melakukan observasi pada pada anak. Untuk mencari perbedaan dilakukan dengan cara dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai pretest dan posttest.

Perlakuan pertama anak diobservasi kemampuan kognitif dan perlakuan kedua anak diobservasi kemampuan kognitif melalui menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dan hasilnya di tabulasikan.

Posttes dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan kognitif siswa baik yang menggunakan media dadu dibandingkan dengan tidak menggunakan media dadu.

d. Interpretasi hasil pengolahan data

Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak 

(38)

melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian.

2. Analisis Data

Analisa statistik digunakan untuk menganalisis data tentang perbedaan kenaikan nilai pengembangan bidang kognitif dengan menggunakan rumus t-test . Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi ditunjukkan pada rumus : t = ) 1 ( 2    N   N  d   x  Md  dimana

Md : mean dari perbedaan pre test dan post tes xd : devisiasi masing-masing subjek (d – Md)

d   x2

 : Jumlah kuadrat deviasai N : Subjek pada sampel d.b : ditentukan dengan N-1 di mana d   x2  = d 2 - N  d )2 ( (Arikunto, 2006:277)

(39)

Harga t  tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t  tabel dengan dk-1, dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Jika harga

t  hitung > t  tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada efek positif dari menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dalam meningkatkan kemampuan Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini.

Dalam penelitian ini kami menggunakan dalam pengujian validitas, reliability, dan uji t tes kami menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Sciences) versi 15 For Windos.

Keputusan uji yaitu apabila nilai probabilitas (p) < 0,05, berarti H1 diterima, artinya ada efek positif upaya peningkatan pengembangan kognitif menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu di TK PKK Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

(40)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 di TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk yang meliputi penyajian data dan pembahasan.

A. Penyajian data

Pada penyajian data khusus ini akan penulis sajikan data hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan dadu Di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012. Semua peneliti memasukkan dalam tabulasi dan dianalisa pakai uji t test.

Uji test ini digunaan untuk menganalisa statistik digunakan untuk  menganalisis data tentang perbedaan kenaikan nilai kemampuan kognitif  sebelum dan sesudah pemberian alat peraga edukatif dadu.

Bentuk data penilaian perkembangan peserta didik di TK berupa uraian dan dilambangkan dengan tanda bintang satu sampai bintang empat seperti terlihat di bawah ini

Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan kriteria sebagai berikut :

a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka

(41)

pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu ().

b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang ()

c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()

d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11)

Untuk mengatahui tingkat kemampuan berhitung perlu pengolahan data diskriptif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.

Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1 Belum Berkembang (BB). Aspek penilaian kemampuan berhitung sesuai dengan permendiknas 58 tahun 2009 yaitu :

d. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

e. Mencocok bilangan dengan lambang bilangan

f. Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf 

Dari hasil penilaian lembar unjuk kerja kemampuan kemampuan kognitif  anak maka disajikan data sebagai berikut :

(42)

1. Kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

Tabel 1

Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Sebelum Penggunaan Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama Anak Konsep Bilangan Jml % Kategori 1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 4 2 3 9 75% Cukup

2 Eva Mei Sela 4 2 3 9 75% Cukup

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 4 11 92% Baik

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 3 3 9 75% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 3 3 10 83% Cukup 6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 3 3 9 75% Cukup

7 Nova Riyanto 2 2 3 7 58% Kurang

8 Dias Aditya Pratama 3 3 4 10 83% Cukup

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 3 3 9 75% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 3 3 3 9 75% Cukup

11 Rhofia Antony 3 2 4 9 75% Cukup

12 Erlangga Yusuf  4 3 3 10 83% Cukup

13 Ilham Saputra 3 2 3 8 67% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 2 3 4 9 75% Cukup

15 Violeta Riskia Noveria 3 2 3 8 67% Cukup 16 Rifky Ananta Agutino 2 2 3 7 58% Kurang 17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 2 3 8 67% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 3 3 9 75% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 3 10 83% Cukup

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik 84%-65% : Cukup 50%-64% : Kurang <50% : Buruk

(43)

Berdasarkan tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar 17 anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak  (5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik.

2. Treatmen (Perlakuan) Alat Pegara Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012

Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja anak  didik dalam : 1) melempar dadu 2) ekspresi anak, dan keaktifan anak dengan penilaian (skor) dengan kode bintang kemudian dikonversikan ke dalam bentuk angka.

Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1 Belum Berkembang (BB).

Dari hasil penilaian unjuk kerja bermain dadu maka disajikan data sebagai berikut :

Tabel 2

Perlakuan Alat Pegara Edukatif Dadu

No Nama Anak

Unjuk kerja

bermain dadu Jml % Kategori 1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 3 4 3 10 83% Cukup

2 Eva Mei Sela 4 2 3 9 75% Cukup

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 3 10 83% Cukup

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 2 3 8 67% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 4 3 11 92% Baik 6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 4 4 11 92% Baik

(44)

Lanjutan Tabel 2

1 2 3 4 5 6 7 8

7 Nova Riyanto 2 3 3 8 67% Cukup

8 Dias Aditya Pratama 3 3 4 10 83% Cukup

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 3 3 9 75% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 4 3 3 10 83% Cukup

11 Rhofia Antony 3 2 4 9 75% Cukup

12 Erlangga Yusuf  3 2 4 9 75% Cukup

13 Ilham Saputra 3 2 3 8 67% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 3 3 4 10 83% Cukup 15 Violeta Riskia Noveria 3 2 4 9 75% Cukup 16 Rifky Ananta Agutino 2 2 3 7 58% Kurang 17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 2 4 9 75% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 3 3 9 75% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 4 11 92% Baik

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik 84%-65% : Cukup 50%-64% : Kurang <50% : Buruk

Berdasarkan tabel di atas ada 16 anak atau 80% dengan kategori cukup mampu dalam bermain dadu dan kategori baik ada 3 anak atau 15% dan yang mempunyai kemampuan kurang hanya 1 anak.

(45)

3. Kemampuan kognitif anak usia dini sesudah perlakuan penggunaan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012

Tabel 3

Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Sesudah Pemberian Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama Anak Konsep Bilangan Jml % Kategori 1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 4 4 3 11 92% Baik

2 Eva Mei Sela 4 3 4 11 92% Baik

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 4 11 92% Baik

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 3 3 9 75% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 4 4 12 100% Baik 6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 4 3 10 83% Cukup

7 Nova Riyanto 3 3 3 9 75% Cukup

8 Dias Aditya Pratama 4 3 4 11 92% Baik

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 4 3 10 83% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 3 3 3 9 75% Cukup

11 Rhofia Antony 3 3 4 10 83% Cukup

12 Erlangga Yusuf  4 3 3 10 83% Cukup

13 Ilham Saputra 3 3 3 9 75% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 3 3 4 10 83% Cukup 15 Violeta Riskia Noveria 4 3 3 10 83% Cukup

16 Rifky Ananta Agutino 3 3 3 9 75% Cukup

17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 4 3 10 83% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 4 3 10 83% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 4 11 92% Baik

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik 84%-65% : Cukup 50%-64% : Kurang <50% : Buruk

(46)

Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan kemampuan baik 6 atau 30% anak.

4. Pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4

Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama Anak 

Nilai Kemampuan Kognitif  Sebelum Perlakuan

Pemberian APE Dadu

Setelah Perlakuan Pemberian Dadu APE

1 Kenidifatna Reydya Zarima Cukup Baik 

2 Eva Mei Sela Cukup Baik 

3 Muhamad Abdul Ghofur Baik Baik 

4 Ahmad Nasir Firmanda Cukup Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah Cukup Baik 

6 Sabila Arsi Nur Zahrani Cukup Cukup

7 Nova Riyanto Kurang Cukup

8 Dias Aditya Pratama Cukup Baik 

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi Cukup Cukup

10 Tasya Ifa Efita Cukup Cukup

11 Rhofia Antony Cukup Cukup

12 Erlangga Yusuf  Cukup Cukup

13 Ilham Saputra Cukup Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno Cukup Cukup

15 Violeta Riskia Noveria Cukup Cukup

16 Rifky Ananta Agutino Kurang Cukup

17 Amelia Novi Rahmawati Cukup Cukup

18 Affa Nabiah Azemi Cukup Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah Cukup Cukup

(47)

Pada tabel 4 Pada Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif  Dadu terlihat ada peningkatan dari 1 anak yang mendapat nilai baik meningkat menjadi 6 anak dengan kemampuan baik dan siswa yang mendapat kemampuan kurang menjadi tidak ada.

5. Pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4 Uji t test No Rsp Y1 Y2 d d2 1 9 11 2 4 2 9 11 2 4 3 11 11 0 0 4 9 9 0 0 5 10 12 2 4 6 9 10 1 1 7 7 9 2 4 8 10 11 1 1 9 9 10 1 1 10 9 9 0 0 11 9 10 1 1 12 10 10 0 0 13 8 9 1 1 14 9 10 1 1 15 8 10 2 4 16 7 9 2 4 17 10 10 0 0 18 8 10 2 4 19 9 10 1 1 20 10 11 1 1 JML 180 202 22 36 Mean 9 10,1 1,1 1,8

(48)

t = ) 1 ( 2    N   N  d   x  Md  Keterangan

Md : Mean dari perbedaan post tes dan pre tes xd : devisiasi dari masing-masing subjek 

d   x2

 : Jumlah kuadrat devisiasi

d   x2  :  N  d  d  2 2 ( )  

N : Subjek pada sampel d.b : ditentukan dengan N – 1 (Arikunto, 2006:276) d = 36 d2 = 22 Md = 1,1 d   x2  =  N  d  d  2 2 ( )   d   x2  = 36 -    d   x2  = 27 – 24,2 = 11,8 t = ) 1 ( 2    N   N  d   x  Md 

(49)

t = ) 1 20 ( 20 8 . 11 1 , 1  t = 0,0636 1 , 1 t = 0,2523 85 . 0 t = 4.35

Hasil t hitung didapatkan t = 4.35, sedangkan t tabel pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858, sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga Ho dilak dan Ha diterima dan ada Ada Peningkatan kemampuan kognitif  anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012

B. Pembahasan

1. Hasil Observasi

Pada tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar 17 anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak  (5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik dan setelah penggunaan alat peraga edukatif dadu yang tampak pada tabel 3 sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan

(50)

kemampuan baik 6 atau 30% anak, dan terjadi peningkatan kemampuan kognitif anak.

2. Hasil Dokumentasi

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar observasi yang berupa hasil achievment test  anak sebelum dan sesudah diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dan sesudah pemberian alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis dan ternyata tampak pada tabel 3 terlihat ada 6 anak yang mempunyai kemampuan baik setelah menggunaan alat peraga edukatif dadu yang berasal dari sebelum penggunaan dadu yaitu 5 anak (25%) dengan kemampuan cukup dan 1 anak (5%) dengan kemampuan baik. Disini terlihat bahwa alat peraga edukatif sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan kogintif anak khususnya di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Uji Analisis

Kegiatan yang dilakukan adalah  pretest, treatment (perlakuan), dan  posttest . Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan pemberian alat peraga edukatif dadu dan hasilnya di dokumentasikan

Gambar

Tabel 4 Uji t test No Rsp Y1  Y2  d  d 2 1  9  11  2  4 2  9  11  2  4 3  11  11  0  0 4  9  9  0  0 5  10  12  2  4 6  9  10  1  1 7  7  9  2  4 8  10  11  1  1 9  9  10  1  1 10  9  9  0  0 11  9  10  1  1 12  10  10  0  0 13  8  9  1  1 14  9  10  1  1

Referensi

Dokumen terkait

 Pada tanaman penghasil benih, penyakit dapat timbul pada polongan (buah), dan biji yang terinfeksi menjadi keriput..  Perakaran yang sakit akan rusak sedikit demi

Melalui kegiatan eksperimen, peserta didik dapat menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian).. Melalui kegiatan eksperimen, peserta

Dengan pengertian bahwa teknologi mencakup bioteknologi, dan bahwa akses dan pengalihan teknologi di antara para Pihak merupakan unsur- unsur penting bagi pencapaian tujuan

Kitab Jadual Nikah karya Guru Haji Isma’il Mundu ini juga antara karya ulama Melayu yang telah ditulis berasaskan worldview Islam dengan mengikut kaedah- kaedah

Menurut warga, dengan tidak adanya bangunan liar, kawasan yang selama ini sering menimbulkan kemacetan dan kumuh kini mulai lancar dan bersih.. Ke depan warga juga minta

Secara garis besar olah raga futsal hampir sama dengan olah raga sepak bola hal itulah yang membuat olahraga futsal dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat

Kemudian cetik niskala adalah meracun korban atau orang dengan sarana yang tidak kelihatan.Cetik ini hanya mampu dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu Leak yang sudah

dari kejadian itu adalah karena anak buah Asano tidak membayar gaji/upah yang cukup ketika Asano belajar pada Pangeran Kira sehingga Pangeran Kira mengajarkan hal yang salah, dan