• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ALJABAR BOOLEAN

Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

-Definisi

-AB dua-nilai

(2)

Pendahuluan

 Aljabar Boolean (AB), pertama kali dikemukakan

oleh matematikawan Inggris, George Boole tahun 1854.

 Tahun 1938, Claude Shannon, penggunaan AB

untuk rangkaian sirkuit yg meneriman masukkan 0 dan 1 dan keluaran juga 0 dan 1.

 AB telah menjadi dasar teknologi komputer digital.  Penggunaan : rangkaian pensaklaran, rangkaian

(3)

Definisi

Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner + dan , dan sebuah operator uner ’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda

dari B. Maka, tupel (B, +, , ’) disebut Aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c B berlaku aksioma-aksioma atau postulat berikut :

(4)

Definisi Aljabar Boolean ….

1. Closure: (i) a + bB (hasil operasi + tetap berada di dalam B)

(ii) abB (hasil operasi  tetap berada di dalam B)

2. Identitas: (i) a + 0 = a (ii) a1 = a 3. Komutatif: (i) a + b = b + a (ii) ab = ba 4. Distributif: (i) a(b + c) = (ab) + (ac) (ii) a + (bc) = (a + b) (a + c)

5. Komplemen: Untuk setiap a B terdapat elemen unik a’ B sehingga

(i) a + a’ = 1 (ii) aa’ = 0

(5)

Definisi Aljabar Boolean ….

Elemen 0 dan 1 adalah dua elemen unik yang di dalam B.  Kedua elemen unik dapat berbeda-beda pada

beberapa aljabar Boolean (misalnya  dan U pada himpunan, F dan T pada proposisi), namun secara umum kita tetap menggunakan 0 dan 1 sebagai dua buah

elemen unik yang berbeda.

Elemen 0 disebut elemen zero, sedangkan elemen 1 disebut elemen unit.

 Operator (+) disebut operator penjumlahan, (  ) disebut operator perkalian, dan ( ’ ) disebut operator komplemen.

(6)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan

aljabar biasa untuk aritmetika bilangan riil:

1. Hukum distributif yang pertama,

a(b + c) = (ab) + (ac),

sudah dikenal di dalam aljabar biasa, tetapi hukum distributif yang kedua, a + (bc) = (a + b) (a + c),

benar untuk aljabar Boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa.

(7)

Definisi Aljabar Boolean ….

2. Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian

(multiplicative inverse) dan kebalikan penjumlahan; karena itu, tidak ada operasi pembagian dan

pengurangan.

3. Aksioma nomor 5 mendefinisikan operator yang

dinamakan komplemen yang tidak tersedia pada aljabar biasa.

(8)

Definisi Aljabar Boolean ….

4. Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil

dengan elemen yang tidak berhingga banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan

himpunan elemen B yang sampai sekarang belum

didefinisikan, tetapi pada aljabar Boolean dua-nilai, B didefinisikan sebagai himpunan dengan hanya dua nilai yaitu 0 dan 1.

(9)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Hal lain yang penting adalah membedakan elemen

himpunan dan peubah (variable) pada sistem aljabar.

 Sebagai contoh, pada aljabar biasa, elemen

himpunan bilangan riil adalah angka, sedangkan peubahnya seperti a, b, c, dan sebagainya.

 Dengan cara yang sama pada aljabar Boolean,

orang mendefinisikan elemen-elemen himpunan dan peubah seperti x, y, z sebagai simbol-simbol yang merepresentasikan elemen.

(10)

Definisi Aljabar Boolean ….

Berhubung elemen-elemen B tidak didefinisikan nilainya (kita bebas menentukan anggota-anggota B), maka untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang harus

memperlihatkan:

1. Elemen-elemen himpunan B,

2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan

operator uner,

3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut,

memenuhi postulat Huntington.

 Jika ketiga persyaratan di atas dipenuhi, maka aljabar yang didefinisikan dapat dikatakan sebagai aljabar Boolean.

(11)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Contoh 1

Misalkan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, 60} adalah pembagi dari 60. Tunjukkan cara membentuk B menjadi sebuah aljabar Boolean.

 Penyelesaian:

Elemen-elemen himpunan B sudah didefinisikan. Sekarang kita tentukan kaidah operasi operator +, , dan ’.

Misalkan kita definisikan

a + b = KPK(a, b) = kelipatan persekutuan terkecil ab = PBB(a, b) = pembagi bersama terbesar

(12)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Maka sekarang kita tunjukkan apakah B

bersama-sama dengan kedua operator biner dan operator uner memenuhi postulat Huntington.

Ketertutupan (closure):

jelas berlaku karena setiap operasi + dan  terhadap

elemen-elemen himpunan B selalu menghasilkan nilai yang terletak di dalam B. Misalnya: 3 + 4 = KPK(3, 4) = 12, 3  4 = PBB(3, 4) = 1, 3’ = 60/3 = 20, 15 + 60 = KPK(15, 60) = 60, 15  60 = PBB(15, 60) = 15, dan lain-lain.

(13)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Identitas:

1 adalah elemen identitas untuk operasi penjumlahan dan 60 adalah elemen identitas untuk operasi

perkalian, karena

(i) a + 1 = KPK(a, 1) = a (1 sebagai elemen zero) (ii) a60 = PBB(a, 60) = a (60 sebagai elemen unit)

(14)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Komutatif:

jelas berlaku karena

(i) a + b = b + a = KPK(a, b) (ii) ab = ba = PBB(a, b)

(15)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Distributif:

jelas berlaku karena (ditunjukkan dengan contoh)

(i) 20  (3 + 5) = PBB(30, KPK(3, 5)) = PBB(20, 15) = 5

(20  3) + (20  5) = KPK(PBB(20, 3), PBB(20, 5)) = KPK(1, 5) = 5 (ii) 20 + (3  5) = KPK(20, PBB(3, 5)) = KPK(20, 1) = 20

(16)

Definisi Aljabar Boolean ….

 Komplemen:

jelas berlaku karena

(i) a + a’ = KPK(a, 60/a) = 60 (ii) aa’ = PBB(a, 60/a) = 1

 Kesimpulan :

Oleh karena semua postulat Huntington dipenuhi, maka

B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, 60} yang

didefinisikan pada operator biner + dan  , dan

(17)

Mengingat B tidak ditentukan

anggota-anggotanya, maka kita dapat membentuk sejumlah tidak berhingga aljabar Boolean.

 Pada aljabar Boolean terhingga, banyaknya

anggota B terbatas, tetapi paling sedikit

beranggotakan dua buah elemen karena (menurut definisi) di dalam B harus terdapat dua elemen

yang berbeda.

(18)

 Aljabar Boolean yang terkenal dan memiliki

terapan yang luas adalah aljabar Boolean dua-nilai (two-valued Boolean algebra).

 Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada

sebuah himpunan B dengan dua buah elemen 0 dan 1 (sering dinamakan bit – singkatan dari binary digit), yaitu B = {0, 1}, operator biner + dan , operator uner ’.

(19)

 Kaidah untuk operator biner dan operator uner

ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Aljabar Boolean Dua-Nilai ….

a b a b 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 a b a + b 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 a a’ 0 1 1 0

(20)

 Kita harus memperlihatkan bahwa postulat Huntington benar untuk himpunan B = {0, 1} dengan dua operator biner dan satu operator uner yang didefinisikan di

atas:

Closure :

jelas berlaku karena dari tabel terlihat hasil tiap operasi

adalah 1 atau 0  B.

 Identitas:

jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa: (i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1

(ii) 1  0 = 0  1 = 0

yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat Huntington.

(21)

 Komutatif: jelas berlaku dengan melihat simetri tabel

operator biner.

 Distributif:

a(b + c) = (ab) + (ac) dapat ditunjukkan benar

dari tabel operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran untuk semua nilai yang mungkin dari

a, b, dan c.

(22)

Oleh karena nilai-nilai pada kolom a (b + c) sama dengan nilai-nilai pada kolom (a b) + (a c), maka

kesamaan (a b) + (a c) = (a b) + (a c) adalah benar.

Aljabar Boolean Dua-Nilai ….

a b c b + c a (b + c) a b a c (a b) + (a c) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(23)

Hukum distributif a + (bc) = (a + b) (a + c) dapat

ditunjukkan benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

 Komplemen:

jelas berlaku karena tabel memperlihatkan bahwa:

(i) a + a’ = 1,

karena 0 + 0’ = 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’ = 1 + 0 = 1 (ii) aa’ = 0,

karena 0  0’ = 0  1 = 0 dan 1  1’ = 1  0 = 0

(24)

 Postulat 6 dipenuhi karena aljabar Boolean dua-nilai

memiliki dua buah elemen yang berbeda 1 dan 0 dengan 1  0.

Karena keenam postulat Huntington dipenuhi,

maka terbukti bahwa B = {0, 1}

bersama-sama dengan operator biner + dan

operator

komplemen ’ merupakan aljabar Boolean.

(25)

Aljabar Boolean dua-nilai mempunyai terapan

yang sangat luas dalam bidang elektronika,

khususnya pada perancangan sirkuit di dalam

komputer. Beberapa terapan lainnya juga

ditemukan di bidang teknik sipil, teknik mesin,

dan sebagainya.

Untuk selanjutnya, jika disebut aljabar Boolean,

maka aljabar Boolean yang dimaksudkan di sini

adalah aljabar Boolean dua-nilai.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak benar, bahwa sistem bilangan biner digunakan dalam sistem digital atau sistem digital hanya dapat mengasum-sikan nilai yang berlainan.. Sistem bilangan biner tidak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Kota Medan dan untuk

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independent dan dependent , yang dimana variabel independent adalah komitmen organisasi, partisipasi

In the event that an incident exceeds the capabilities of the local and state health care systems, the National Disaster Medical System (NDMS) serves as the lead federal agency

Oleh karena itu, Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin harus bisa mencari solusi hukum dalam menyikapi keberadaan kaum waria ini, hingga statusnya di masyarakat jelas, ia

Skripsi berjudul Hubungan Sikap Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Guru Biologi dengan Motivasi Belajar di Kelas XI IPA MA Salafiyah Kabupaten Cirebon oleh Nur

REST is in a of serval medias that can used in creating a service, another media is SOAP and WSDL, REST has a different characteristic.. REST uses serval design

Dalam makalah ini akan dikupas tentang “Ekspektasi Rasional”, yaitu suatu  pandangan makroekonomi yang banyak dianut oleh kelompok ekonom dasa warsa terakhir