• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 1. Pembelajaran IPA SD

Salah satu bidang keilmuan pada komponen kurikulum sekolah dasar adalah bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Karena IPA ditetapkan salah satu bidang studi dari rumpun bidang disiplin ilmu untuk pengembangan kompetensi siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagaimana diisyaratkan Permendiknas No.41 tentang standar proses yang harus dilaksanakan oleh seluruh komponen penunjang keberhasilan pendidikan nasional.

Dengan kedudukan IPA sebagai mata pelajaran yang penting dalam struktur kurikulum sekolah, maka teknik dan cara pembelajarannya harus menggunakan metode dan model-model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik IPA itu sendiri. Saat ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran IPA di sekolah-sekolah. Hendaknya strategi pembelajaran pun mempertimbangkan dan memperhatikan pengetahuan awal siswa. Seperti yang disarankan oleh Bell, (dalam Sutarno :2007) agar pengetahuan siswa yang diperoleh diepertimbangkan sebagai pengetahuan awal dalam sasaran pembelajaran, karena mungkin saja terjadi miskonsepsi.

Menurut pandangan konstruktivisme dalam proses pembelajaran IPA seyogyanya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata.

Dengan demikian sebagaimana yang diungkapkan Sutarno :2007, bahwa pembentukan pengetahuan mewarnai pembentukan sistem konseptual IPA

(2)

bagi yang mempelajarinya. Pembentukan sistem konseptual bukan dengan cara memasangkan (match) dengan kenyataan alam, melainkan dengan mencocokkan (fit) dengan kenyataan. Sistem konseptual IPA sebagai suatu pengetahuan logic-matematik dan fisik hanya dapat dipelajari melalui penyesuaian arti antara pengajar dan pelajar (herron, 1978).

Salah satu yang materi harus dikuasai oleh oleh siswa sekolah dasar adalah pengetahuan mengenai tumbuhan, karena tumbuhan adalah salah kelompok makhluk hidup yang sangat erat keterkaitannya dengan aktifitas siswa sehari-hari baik pada saat berada di sekolah, maupun di rumah atau di lingkungan tempat tinggal.

Pemahaman siswa terhadap tumbuhan berguna untuk mendasari kemampuan siswa sekolah dasar dalam rangka pengenalan sejak dini bidang bioteknologi. Yakni teknologi yang menggunakan organisme hidup atau komponen subselulernya pada industri jasa dan manufaktur serta pengolahan lingkungan.Sehingga di masa depan mereka memiliki kemampuan dalam memberdayakan lingkungan secara optimal demi kemajuan dan kehidupan umat manusia.

2. Landasan Teori

Teori perkembangan intelektual yang dikemukakan oleh jean piaget dari penelitiannya memiliki implikasi-implikasi sedemikian penting bagi kesuksesan pembelajaran hingga prinsip-prinsip dasar dan konsekuensi-konsekuensinya perlu dikenal oleh setiap guru, (Wahyudin:2008)

Piaget berpandangan bahwa saat anak-anak berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik, perkembangan mental mereka menempuh empat tahapan yang berbeda secara kualitiatif, yaitu :

a. Senso motorik (0-2) b. Praoperasional (2-7)

(3)

c. Operasional Kongkrit (7-15) d. Operasional formal

Menurut Piaget bahwa meski urutan tahap-tahap tersebut tetap, tetapi kecepatan perkembangan anak menempuh tahap-tahap ini berlainan untuk tiap individu. Meski demikian, umunya seorang anak berada pada tahap senso-motorik sejak kelahiran sampa usia 2 tahun, tahap pra operasioanl 2 sampai sekitar 7 tahun, tahap kongkrit operasional 7 sampai dengan 12 tahun, dan selanjutnya tahap operasional formal.

Berdasarkan pengelompokan kecerdasan Piaget tersebut maka siswa kelas IV berada pada tahapan berpikir kongkrit operasional. Tahap ini memilki karakteristik sebagai berikut dengan ciri utama anak mampu mengembangkan pikiran logis yang berdasarkan sebagian pada manipulasi fisik objek-objek. Proses berpikirnya telah reversibel.

Berpikir kongkrit perlu didukung dengan menggunakan strategi berupa pengamatan karena pengamatan itu sendiri memiliki pengertian sebagai mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitar tempatnya berada dengan melihat, mendengar, membau, atau mencecap. Dunia pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek pengaturannya, supaya memungkinkan subyek melakukan orientasi. Adapun pengaturan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengaturan menurut sudut pandang ruang. Menurut sudut pandangan ruang ini dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: atas-bawah, kiri-kanan, jauh-dekat, tinggi-rendah, dan sebagainya.

b. Pengaturan menurut sudut pandang waktu. Menurut sudut pandangan waktu ini dunia pengamatan dilukiskan dengan pengertian-pengertian: masa lampau, kini, dan masa yang akan dating dalam berbagai variasinya.

(4)

c. Pengaturan menurut sudut pandangan Gestalt. Suatu Gestalt adalah sesuatu yang merupakan kebulatan dandan dapat berdiri sendiri lepas dari yang lain, misalnya rumah, orang, meja, kursi, dan sebagainya.

d. Pengaturaan menurut sudut pandangan arti. Objek-objek yang kita amati, kita beri arti atau kita amati menurut artinya.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pengertian belajar di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bower and Hilgard (1981) dalam Rudi Susilana (2000, h 18): Belajar diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Schwartz (1972) juga menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, yang tidak berhubungan dengan kematangan, efek obat-obatan, atau keadaan fisiologis, melainkan merupakan hasil pengalaman dan seringkali dipengaruhi oleh latihan.

Setiap proses tentu akan memiliki tujuan yakni sebuah hasil yang memuaskan. Begitupun sebuah proses pembelajaran akan sukses jika menghasilkan sesuatu sesuai dengan standar atau patokan keberhasilannya. Menurut Benyamin.s. Bloom bahwa ada tiga ranah/asfek sebagai indkator keberhasilan belajar, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Asfek kognitif ditandai dengan urutan kemampuan : mengingat, memahami, membedakan, menguraikan, menyimpulkan, dan menerapkan pengetahuannya. Sedangkan asfek afektif menekankan bagaimana siswa berprilaku dan bersikap terhadap orang lain setelah memilki pengetahuan

(5)

itu, serta psikomotor lebih menekankan pada bagaimana individu siswa mampu melakukan gerak fisik/jasmaniah dalam mengkoordinasikan fungsi-fungsi organ tubuhnya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).

Sementara itu, Arikunto (1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati, dapat diukur”. Nasution (1995 : 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Hasil belajar merupakan suatu konsep yang sifatnya umum yang di dalamnya terdapat apa yang disebut prestasi belajar. Hasil belajar dan prestasi belajar merupakan dua hal yang erat kaitannya. Menurut kamus Besar bahasa Indonesia (1997:700)” Prestasi Belajar adalah sebagai tingkat penguasaan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau kerangka nilai yang diberikan ”. 4. Konsep Struktur Bunga dan Fungsinya di SD

a. Struktur bunga

Pada umumnya tumbuhan memiliki bunga. Bunga terdiri atas beberapa bagian, diantaranya tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bunga yang memiliki semua bagian disebut bunga lengkap, sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian disebut bunga tidak lengkap.

(6)

1) Tangkai bunga

Tangkai bunga adalah bagian yang menghubungkan antara bunga dan ranting.

2) Kelopak Bunga

Pada ujung tangkai bunga terdapat kelopak bunga. Pada saat bunga masih kuncup kelopak bunga menutup mahkota bunga.Kelopak, umumnya berwarna hijau.

3) Mahkota Bunga

Mahkota bunga adalah bagian yang terindah dari bunga. Mahkota bunga dari setiap tumbuhan berbeda-beda bentuk dan warnanya. 4) Benang Sari

Pada beberapa bunga terdapat benang sari yang ada di sekitar tangkai putik. Benang sari adalah alat kelamin jantan pada bunga. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari terdapat serbuk halus yang disebut serbuk sari.

5) Putik

Putik adalah alat kelamin betina pada bunga. Pada putik terdapat bakal buah, tangkai putik dan kepala putik.

Bunga yang mempunyai semua bagian, tetapi tidak memiliki putik dinamakan bunga jantan, sedangkan bunga yang mempunyai semua bagian tetapi tidak ada benang sarinya dinamakan bunga betina. Berdasarkan ada tidaknya alat perkembangbiakan pada bunga, bunga dapat dibagi menjadi dua kelompok. Bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari disebut bunga tidak sempurna, sedangkan bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut bunga sempurna.

(7)

Gambar 1.1

Struktur Bunga Sempurna

Sumber : Penelusuran dengan Google Gambar Bunga Sempurna Keterangan :

1. Bunga Sempurna 10. Kandung Lembaga

2. Kepala Putik 11. Bakal Biji

3. Tangkai putik 12. Penghubung Kepala Sari

4. Tangkai Sari 13. Kantung Sari

5. Dasar Bunga 14. Serbuk Sari

6. Tangkai Bunga 15,16,17. Kelopak Bunga

7. Tangkai Bunga 8. Kelenjar Madu 9. Benang Sari

(8)

Gambar 1. 2 Bunga Sepatu

Sumber : Penelusuran dengan Google Gambar Contoh Bunga Sempurna Keterangan : 1, 2, 3, 4. Kepala Sari 1. Putik 2. Kelopak Bunga 3. Tangkai Bunga 4. Mahkota Bunga b. Fungsi Bunga

Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif. Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang didahului oleh pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari ke kepala putik.

Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota. Mahkota yang indah dan berbau menyengat menarik perhatian serangga, seperti

(9)

kupu-kupu, kumbang, dan lebah. Akibatnya, tanpa disadari proses penyerbukan akan terjadi. Sedangkan bagi manusia, bunga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan rempah-rempah.

5..Media Kongkrit

Media didefinisikan seebagai medium yang artinya perantara atau pengantar sehingga terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima (Heinich et al, 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et al, 2002). Guru berperan sebagai komunikator dan siswa adalah komunikan sehingga proses pembelajaran termasuk salah satu proses komunikasi. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga merangsang perhatian minat pikiran dan seluruh perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Media kongkrit dalam konteks pendidikan adalah benda-benda yang dapat menjadi perantara menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa. Dipilih “benda” adalah untuk menegaskan bahwa objek pertama dapat diterima langsung oleh panca indra manusia, sehingga pada saat guru membelajarkan sesuatu yang berhubungan dengan suatu benda maka ada baiknya benda tersebut ditampilkan jika memungkinkan dan apabila tidak dapat digunakan dalam bentuk miniatur atau manipulatif baik manual maupun elektronik.

Manfaat media kongkrit dalam proses pembelajaran membawa dampak yang sangat luas terhadap pola pembelajaran tingkat sekolah dasar. Sebagian besar materi pembelajaran di SD bersifat imajinatif baik rasional maupun tidak, baik yang menyangkut saintifik dan non sains. Secara rinci berikut manfaat dari media kongkrit:

1. Memudahkan dalam membangun struktur kognitif dalam membentuk konsep.

(10)

2. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

3. Mengefektifkan proses pembelajaran.

4. Meningkatkan interaksi komponen pembelajaran. Keunggulan media kongkrit

Media kongkrit merupakan media yang saat ini paling dianjurkan penggunaannya oleh pakar pendidikan , praktisi pendidikan. Hal tersebut terjadi karena media kongkrit memiliki banyak keunggulan diantaranya: 1. Memiliki tingkat obyektifitas yang tinggi.

2. Mudah berinteraksi dengan siswa melalui segenap panca indra.

3. Memiliki fleksibilitas yang tinggi dimana dapat digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran yang lain.

Kelemahan media kongkrit

Disamping memiliki keunggulan media kongkrit juga memiliki kelemahan. Sebab setiap benda ataupun hal yang lain suatu saat memiliki dampak yang buruk. Karena hal tersebut selalu dihubungkan dengan faktor kesesuaian hubungannya dengan manusia. Manusia adalah subyek penentu apakah suatu benda atau hal lain merugikan atau menguntungkan. Hal-hal yang merupakan sisi negatif dari benda kongkrit adalah berpulang kepada guru itu sendiri karena siswa sangat diuntungkan dalam hal ini. Adapun kelemahan dari media kongkrit adalah :

1. Sangat merepotkan guru dalam proses persiapan pembelajaran.

2. Kadangkala, suatu ide, benda dan hal tertentu sangat sulit untuk dimanipulasi.

(11)

3. Kadangkala adamedia kongkrit yang sangat menarik perhatian siswa sehingga banyak waktu yang tersita bukan untuk tujuan yang ada kaitannya dengan materi, maka kegaduhan siswa akan meningkat.

Sudah barang tentu kelemahan dari media kongkrit memerlukan penanganan manajemen kelas yang efektif, sehingga suasana tetap kondusif walaupun potensi kemungkinan paling buruk terjadi.

6. Penerapannya

Sesuai dengan silabus untuk kelas IV semester I, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya. Hasil yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bunga beserta fungsinya dan menjelaskan hubungan antara struktur bunga dan fungsinya.

Keberhasilan pembelajaran ini ditunjukkan dengan meningkatkan hasil belajar siswa meliputi asfek kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru perlu merancang program pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian hasil belajar yang memperhatikan karakteristik asfek afektif siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan pendekatan melalui media kongkritdengan pelaksanaan sebagai berikut :

a. Pendahuluan, yaitu mengkondisikan siswa pada proses pembelajaran yang lebih baik, tanya jawab dengan tujuan menggali informasi yang akan dibahas.

b. Pembagian kelompok secara heterogen.

c. Observasi, yaitu masing-masing kelompok melakukan pengamatan dengan menggunakan media kongkrit. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menemukan sendiri pengetahuan / konsep berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awalnya.

(12)

d. Persentasi yaitu memberi kesempatan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

e. Diskusi secara klasikal.

f. Refleksi, yaitu siswa merefleksi kembali apa yang telah dipelajari untuk mengethui seberapa besar respon siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan mampu membuat siswa belajar secara aktif dan kreatif. Sehingga mampu menemukan pengetahuan atau suatu konsep yang baru berdasarkan hasil pengamatan terhadap suatu objek.

Dengan adanya keterlibatan keaktifan siswa, pembelajaran tidak terpusat kepada guru. Maka, hasil belajar dapat tercapai secara optimal dan mengalami peningkatan minat terhadap pelajaran IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Pl C dalam melakukan proses kontrol tersebut memerlukan input-an yang berasal. dari sensor - sensor yang akan dipasang di sekitar rei kereta api untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses deposisi partikel pada treated substrat menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamics) berbasis FLUENT melalui analisa

Hubungan Antara Kejadian Diare dengan Variabel Sikap Hasil analisis hubungan varaibel sikap dengan kejadian diare diperoleh bahwa dari 53 responden yang bersikap mendukung

Hasil analisis multivariat tersebut dimasukkan dalam rumus persamaan regresi logistik ganda maka diperoleh bahwa responden dengan tingkat penghasilan rendah, di sekitar

Mendeskripsikan hasil penerapan konseling behavioral dengan teknik contingency contracting untuk mengatasi kurangnya kedisiplinan mengikuti jadwal kegiatan pondok pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan penambahan dedak terhadap degradasi protein kasar, produksi VFA dan NH 3 limbah ekstraksi gambir

The effects of Indonesia’s decentralisation on forest and estate crops : Case study on Riau province, the original districts of Kampar and.

Mangara M Tambunan, M.SC., selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis