• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Angkatan kerja di Indonesia pada beberapa tahun terakhir terus mengalami permasalahan. Menurut perhitungan Badan Pusat Statistik pada bulan Febuari 2013, terdapat 121,2 juta dimana pada periode yang sama hanya 114 juta penduduk saja yang bekerja. Hal ini menunjukkan, kurang dari enam bulan yang lalu terdapat kurang lebih 7,2 juta pengangguran terbuka atau mencapai 5,92 persen. Hal tersebut menjadi masalah bagi banyak pihak, terutama bagi pihak-pihak perusahaan yang ada di Indonesia, untuk dapat tetap menjaga tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan mereka. (Firman:2013)

Dalam pergerakannya, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, oleh karena itu, untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh sumber daya manusia, dibutuhkan sebuah sistem yang disebut manajemen sumber daya manusia. Menurut Hasibuan (2002:10) menjelaskan bahwa Manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Melihat pengertian di atas, maka memang manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh perusahaan apapun.

Manajemen sumber daya manusia itu sendiri harus berada dalam tiga proses yaitu saat sumber daya manusia masuk, saat sumber daya manusia bekerja dalam perusahaan sampai saat sumber daya manusia keluar dari perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi dalam perusahaan lebih mengacu pada permasalahan saat sumber daya manusia bekerja di dalam perusahaan dikarenakan banyaknya faktor yang dapat memengaruhi aktifitas sumber daya manusia itu sendiri, terutama di dalam perusahaan-perusahaan yang memiliki aktifitas operasional yang sangat padat.

Salah satu perusahaan yang memiliki aktifitas operasional yang sangat padat adalah perusahaan yang bergerak di bidang gas. Perusahaan gas adalah perusahaan yang bergerak dalam pendistribusian atau penyaluran gas dari perusahaan gas milik negara kepada konsumen atau masyarakat.

(2)

PT Bayu Buana Gemilang adalah sebuah perusahaan pendistribusi Bahan Bakar Gas yang beralamat di Plaza Abda, Jend.Sudirman, Jakarta Pusat. Berdiri sejak 28 Mei 2003, PT. Bayu Buana Gemilang telah bekerja sama dengan PERTAMINA dalam pendistribusian gas. Kekuatan utama PT Bayu Buana Gemilang adalah menjadi perusahaan pertama yang menerapkan sistem Compressed Natural Gas di Indonesia. Hingga akhir bulan Oktober 2013, jumlah pegawai yang dimiliki oleh PT Bayu Buana Gemilang mencapai 90 orang meliputi karyawan di kantor dan di lapangan.

Permasalahan yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi langsung adalah di mana menurut bapak Ken Narotama selaku Chief Executive Officer pada PT. Bayu Buana Gemilang, telah terjadi penurunan komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai. Bukti studi pustaka yang didapatkan dalam perusahaan dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1. Rata-rata Jam Kerja Per Divisi PT Bayu Buana Gemilang (Mei – September 2013)

Divisi Jumlah Pegawai

Jumlah Jam Kerja / Bulan

Mei Juni Juli Agustus September

Pemasaran 49 130 117 131 129 114

Operasional 31 136 113 114 109 106

HRD 6 137 115 110 107 103

Litbang 4 138 119 136 134 133

Sumber: Data Sekunder

Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah jam kerja yang dihabiskan pegawai terus mengalami penurunan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Robbins dalam Sopiah (2008:155-156) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. Maka dapat disimpulkan bahwa saat pegawai tidak suka terhadap suatu pekerjaan, besar kemungkinan mereka akan meninggalkan tanggung jawab dalam pekerjaan mereka dan hal tersebut memang sesuai dengan bukti pada tabel 1.1. di mana jam kerja yang seharusnya stabil, ternyata pada kenyataannya mengalami penurunan.

(3)

Selanjutnya, menurut bapak Ali Imron selaku manajer pada divisi Human Resources Development pada PT. Bayu Buana Gemilang, menjelaskan bahwa banyak pegawai yang mengeluh karena banyaknya pihak pada manajemen puncak yang sering melakukan promosi secara individual kepada pemilik utama PT. Bayu Buana Gemilang, Bapak Ken Narotama, sehingga, insentif dan bonus lebih sering diberikan kepada manajemen puncak, sebaliknya, pegawai merasakan hasil kerja yang mereka lakukan tidak dilihat oleh pemilik perusahaan. Hal-hal lain yang terjadi menurut observasi yang dilakukan, terdapat beberapa manajemen puncak yang mulai membuat serikat tersendiri dengan maksud dan tujuan yang tidak jelas, dan membuat banyak pegawai yang terganggu dengan hal tersebut.

Kedua hal tersebut diduga menjadi indikasi terjadinya penurunan komitmen organisasional pada PT. Bayu Buana Gemilang, di mana dalam kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia, hal yang terjadi tersebut merupakan sebuah bukti kentalnya organizational politics dalam perusahaan. Organizational politics itu sendiri menurut Jones (2007:196), politik dalam organisasi adalah aktivitas-aktivitas manajer dan pegawai atau anggota dalam rangka meningkatkan kekuasaan mereka (menambah kekuasaan) dan mempersuasi pihak-pihak yang lain demi untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan- tujuan personal mereka (menggunakan kekuasaan). Menurut penelitian yang dijalankan oleh Singh, K (2012) mendukung pendugaan awal dimana hasil penelitian yang dijalankan dijelaskan bahwa memang organizational politics memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen organisasi.

Selain itu, dugaan kedua yang menyebabkan turunnya komitmen organisasi pada PT. Bayu Buana Gemilang difokuskan pada stres yang dialami pegawai, didukung dengan data-data jumlah absensi pegawai yang terus meningkat sebagai berikut:

(4)

Tabel 1.2. Jumlah Absensi Per Divisi PT Bayu Buana Gemilang (Mei – September 2013)

Divisi Jumlah Pegawai

Jumlah Ketidakhadiran / Bulan

Mei Juni Juli Agustus September

Pemasaran 31 3 2 1 4 4

Operasional 49 6 4 4 7 10

HRD 6 0 0 1 0 1

Litbang 4 0 0 1 1 2

Sumber: Data Sekunder

Menurut teori yang dikemukakan oleh Robbins (2005), dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang mengindikasikan tingkat stres kerja yang tinggi, salah satunya adalah jumlah absensi pegawai yang meningkat. Stres kerja itu sendiri menurut Beehr dan Franz dalam Retnaningtyas (2005), adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja tertentu. Dugaan kedua ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dijalankan oleh Orly Michael dalam penelitiannya yang berjudul Job stress and organizational commitment among mentoring coordinators dimana dijelaskan bahwa memang stres kerja dapat mempengaruhi komitmen organisasional secara signifikan.

Dari kedua konsep yang telah dijabarkan di atas, maka bapak Ken Narotama selaku pemilik perusahaan memberikan izin untuk menganalisis pengaruh yang diakibatkan dari politik dalam organisasi dan stres yang dirasakan perusahaan terhadap rendahnya komitmen pegawai terhadap perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harry J. Martin dijelaskan bahwa komitmen organisasi secara langsung dapat dipengaruhi oleh rendahnya kepuasan kerja pegawai. Selanjutnya, dari jurnal pendukung yang ditemukan, dimana menurut Shamaila Gull pada tahun 2012 dengan judul penelitian “Impact of Organizational Politics on Employees’ Job Satisfaction in the Health Sector of Lahore Pakistan” dijelaskan bahwa ternyata organizational politics secara langsung dapat memengaruhi kepuasan kerja pegawai. Dan menurut penelitian yang dijalankan oleh Ernest Brewer dengan judul “The Relationship Between Job Stress And Job

(5)

Satisfaction Among Industrial And Technical Teacher Educators”, juga dijelaskan ternyata memang stres kerja dapat memengaruhi kepuasan kerja pegawai.

Dari gambaran keempat konsep yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna mengukur kontribusi antara keseluruhan variabel baik secara partial maupun simultan dan penelitian ini selanjutnya akan diberi judul “Kontribusi Organizational Politics dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja serta dampaknya pada Komitmen Organisasi pada PT. Bayu Buana Gemilang”

1.2. Formulasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka formulasi masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kontribusi Organizational Politics terhadap Kepuasan Kerja pada PT Bayu Buana Gemilang?

2. Bagaimana kontribusi Stres Kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Bayu Buana Gemilang?

3. Bagaimana kontribusi Organizational Politics dan Stres Kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Bayu Buana Gemilang?

4. Bagaimana kontribusi Organizational Politics terhadap komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang

5. Bagaimana kontribusi stres kerja terhadap komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang

6. Bagaimana kontribusi Organizational Politics dan stres kerja terhadap komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang

7. Bagaimana kontribusi antara Organizational Politics dan stres kerja terhadap kepuasan kerja serta dampaknya pada komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya mencakup organizational politics, stres kerja, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi pegawai sebanyak 90 orang pada PT. Bayu Buana Gemilang yang beralamat di Plaza Abda, Jend.Sudirman, Jakarta Pusat.

(6)

1.4. Tujuan Penelitian

Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kontribusi Organizational Politics terhadap Kepuasan Kerja secara signifikan pada PT Bayu Buana Gemilang

2. Untuk mengetahui kontribusi Stres Kerja terhadap kepuasan kerja secara signifikan pada PT. Bayu Buana Gemilang

3. Untuk mengetahui kontribusi Organizational Politics dan stres kerja terhadap kepuasan kerja secara signifikan pada PT. Bayu Buana Gemilang

4. Untuk mengetahui kontribusi Organizational Politics terhadap komitmen organisasi secara signifikan pada PT Bayu Buana Gemilang

5. Untuk mengetahui kontribusi stres kerja terhadap komitmen organisasi secara signifikan pada PT Bayu Buana Gemilang

6. Untuk mengetahui kontribusi Organizational Politics dan stres kerja secara signifikan terhadap komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang 7. Untuk mengetahui kontribusi antara Organizational Politics dan stres kerja

secara signifikan terhadap kepuasan kerja serta dampaknya pada komitmen organisasi pada PT Bayu Buana Gemilang

1.5. State of the Arts

Penelitian ini juga dilengkapi dengan beberapa penelitian terdahulu yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Penelitian 1

Penelitian yang dilakukan oleh Shamaila Gull pada tahun 2012 dengan judul “Impact of Organizational Politics on Employees’ Job Satisfaction in the Health Sector of Lahore Pakistan” memiliki hipotesis sebagai berikut:

H0: Null Hypothesis: There is no association between general political behavior and

job satisfaction in the human resources of health sector.

H1: Alternative Hypothesis: There is an association between general political

behavior and job satisfaction in the human resources of health sector. Dimana hasil dari penelitian ini dikutip pernyataan:

“There is a significant relationship at the 0.01 level (2-tailed). There is a negative association among the perception of organizational politics and job satisfaction. The

(7)

value of relationship -0.322 is just above than 0.3 but less than 0.7 that shows a correlation of medium strength that is neither weak nor strong”

Yang membuktikan bahwa ternyata memang politik organisasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dimana semakin tinggi politik organisasi yang dirasakan, maka semakin rendah kepuasan kerja pegawai.

Penelitian 2

Penelitian yang dilakukan oleh D P Kayastha dan R Kayastha pada tahun 2012 degan judul “A Study Of Occupational Stress On Job Satisfaction Among Teachers With Particular Reference To Corporate, Higher Secondary School Of Nepal: Empirical Study”, ditemukan hipotesis sebagai berikut:

H0 : There are positive relationship between occupational Stress on job against job satisfaction

Ha : There are negative relationship between occupational stress on job against job satisfaction

Dimana, hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Lastly, the finding that occupational stress is associated with job satisfaction Occupational stress was negatively associated with six job satisfaction facets. The results of this study are able to provide some insights that can be considered as intervening elements of occupational stress and job satisfaction Higher Secondary Level School teachers of Nepal.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa memang terdapat pengaruh antara stres kerja terhadap kepuasan kerja pegawai.

Penelitian 3

Penelitian yang dilakukan oleh Syed Mohammad Azeem pada tahun 2010 dengan judul “Job Satisfaction and Organizational Commitment among Employees in the Sultanate of Oman” ditemukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : There will be positive and significant relationship between Job satisfaction facets and organizational commitment.

Ha : There will be negative and significant relationship between Job satisfaction facets and organizational commitment.

(8)

“there are positive relationships between job satisfaction facets and organizational commitment. The results indicated support for the first hypothesis as all the facets of job satisfaction are significantly related with organizational commitment at 0.01 and 0.05 level. There was a weak positive relationship between age and organizational commitment (r =0.28, p < 0.05). Similarly a positive relationship was found between job tenure and organizational commitment (r = 0.26, p < 0.05).”

Yang membuktikan bahwa memang kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen pegawai terhadap organisasi.

Gambar

Tabel 1.1. Rata-rata Jam Kerja Per Divisi PT Bayu Buana Gemilang (Mei –  September 2013)
Tabel 1.2. Jumlah Absensi Per Divisi PT Bayu Buana Gemilang  (Mei –  September 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi akademik dinilai dari layanan sistem informasi akademik, dilihat dari variabel keberhasilan manajemen puncak (top

Pertama , terjadinya penurunan kualitas air dan tingginya angka sedimentasi dikarenakan aktivitas yang terjadi baik dalam waduk ( inside ) maupun kontribusi aktivitas dari

Dengan metode tersebut dapat dijelaskan dalam jangka pendek dan jangka panjang variabel yang berpengaruh dan signifikan adalah variabel investasi asing

Hasil penelitian ini sangat diharapkan bisa memberikan kontribusi yang baik dalam rangka pengembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai peranan komunikasi organisasi melalui

Variabel- variabel yang digunakan adalah performance expectancy (kepercayaan yang dimiliki individu bahwa kinerjanya akan makin baik apabila menggunakan teknologi

Bab ini merupakan ringkasan dari keseluruhan penelitian dan gambaran umum permasalahan dalam penentuan keputusan penerapan akuntansi konservatisme dalam laporan keuangan serta

Agar dapat dijadikan acuan dalam menelusuri, atau mengukur variabel dalam penelitian, maka berikut penulis sampaikan beberapa pengertian terkait dengan yang dimaksud dalam

Kerangka Konsep Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan: : Variabel yang tidak diteliti : : Variabel yang diteliti Penjelasan Kerangka Konsep : Pada penyelenggaraan