• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Sampel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Sampel"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

16

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu yang pengumpulan datanya menggunakan data primer dengan menggunakan instrumen penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Cooper & Schindler, 2014). Penelitian ini menguji pengaruh fashion involvement terhadap impulse buying melalui hedonic consumption tendency di Surabaya.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Cooper & Schindler (2014) populasi adalah kumpulan dari seluruh obyek yang akan diteliti. Dengan kata lain populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai karakteristik yang sama yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah adulthhood dalam usia 18–25 tahun di Surabaya.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah elemen-elemen bagian dari populasi (Cooper & Schindler, 2014). Dengan kata lain sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 sampel.

Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai pertimbangan/ciri-ciri tertentu (Cooper & Schindler, 2014)

Sampel yang akan diteliti dengan syarat: 1. Adulthhood dalam usia 18–25 tahun. 2. Berdomisili di Surabaya.

Penentuan jumlah minimal sampel menurut Hair (2006) adalah tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

(2)

17 Sampel = jumlah indikator x 10

= 10 x 10

= 100 (3.1)

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Jenis penelitian merupakan kuantitatif dengan pendekatan kausalitas. Pendekatan kausa-litas yakni pendekatan penelitian untuk melihat pengaruh antara variabel satu de-ngan variabel lain (Cooper & Schindler, 2014). Sumber datanya adalah data primer dimana data tersebut diperoleh dari pengisisan kuisioner oleh konsumen muda yang berdomisili di Surabaya.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Data primer (primary data) adalah data utama yang dipakai untuk men-jawab rumusan masalah di dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti merupakan data yang didapat secara langsung melalui objek penelitian dengan hasil pembagian angket.

3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Angket adalah sejumlah perta-nyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan mengenai data diri responden serta pertanyaan dari indikator tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Angket yang dibagikan kepada adulthhood dalam usia 18–25 tahun yang berdomisili di Surabaya yang berisi dengan data profil responden dan bagian yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai fashion involvement, hedonic consumption tendency, dan impulse buying yang diukur dengan menggunakan skala likert. Subyek harus diindikasikan berdasarkan tingkatannya dan berdasarkan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan perilaku suatu obyek. Responden akan diminta

(3)

18

memilih salah satu dari 5 pilihan yang ada mengenai tingkat persetujuannya (Cooper & Schindler, 2014). Dalam penelitian ini, diberikan pernyataan-pernyataan positif yang dapat dijawab sesuai dengan jawaban yang telah ditentukan. Adapun bentuk jawaban yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

Sangat tidak setuju (STS) = Skor 1 Tidak setuju (TS) = Skor 2

Netral (N) = Skor 3

Setuju (S) = Skor 4

Sangat setuju (SS) = Skor 5

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada responden, setelah semua hasil angket terkumpul maka akan dipilih angket yang memenuhi syarat dan jika tidak memenuhi syarat maka tidak bisa digunakan dalam penelitian ini.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2016, p. 108), variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

3.5.1 Variabel Eksogen (Independen)

Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya tidak dipengaruhi dengan variable lain. Variabel eksogen juga dikatakan variable independent. Varibel ek-sogen (X) yaitu fashion involvement. (Sugiono, 2010, p. 60)

Fashion involvement Menurut O’Cass (2004) “fashion involvement pada pakaian sangat berhubungan erat dengan karakteristik pribadi terutama pada wanita dan kaum muda dan pengetahuan mengenai fashion itu sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam membuat keputusan membeli produk tersebut”. Fashion involvement dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Amiri et al, 2012):

1. Mempunyai satu atau beberapa pakaian sesuai mode terbaru dengan mengikuti perkembangan mode yang ada

(4)

19

3. Konsumen tertarik untuk membeli produk-produk fashion yang terdapat di toko khusus yang menghadirkan pakaian fashion

4. Mengutamakan mode dari pada kenyaman dalam menggunakan fashion. 3.5.2 Variabel intervening (Z)

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaru hu-bungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi huhu-bungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati serta diukur. Variabel intervening (Z) adalah hedonic consumption tendecy.

Hedonic consumption tendecy adalah kecenderungan mengkonsumsi ba-rang oleh konsumen yang berorientasi pada kesenangan dan pengalaman baru bagi konsumen. Pengalaman belanja dilakukan konsumen juga karena adanya motivasi hedonis yang tidak hanya berkaitan belanja karena hanya membeli tetapi juga menghabiskan waktu dengan teman-teman, dan mengikuti perkembangan tren. (Pattipeilohy et al., 2013). Indikator menurut Park et al. (2006), menyatakan bahwa konsumsi hedonis adalah perilaku konsumen yang berhubungan dengan aspek multi sensori, fantasi,dan emosi dalam pengalam yang dikendalikan oleh berbagai man-faat seperti kesenangan menggunakan suatu produk tertentu. Oleh karena itu indi-kator kencenderungan konsumsi hedonik yaitu sebagai berikut:

1. Memenuhi rasa keingintahuan, ingin mengetahui tentang produk fashion ketika berada di fashion store.

2. Merasakan pengalaman baru, dimana dapat merasakan suatu pengalaman baru pada saat berada di fashion store.

3. Merasa seperti menjelajahi dunia baru, di mana ketika berada di fashion store dapat merasakan sensasi seperti menjelajahi dunia baru.

3.5.3 Variabel Endogen (Dependen)

Variabel endogen adalah variabel penelitian yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel endogen dikatakan juga variabel dependen (Sugiono, 2010, p. 60). Penelitian ini variabel endogennya yaitu impulse buying, didefinisikan men-jadi pembelian yang mendadak, menarik, dan hedonis di mana kecepatan proses keputusan pembelian impulsif dapat menghalangi pertimbangan dalam pembelian dengan mendapatkan informasi sederhana (Park et al., 2006). Variabel dependen

(5)

20

(Y) adalah impulse buying. Indikator impulse buying menurut Park et al., (2006) sebagai berikut:

1. Ketika melihat produk fashion yang menarik, konsumen melakukan pem-belian meskipun sebelumnya tidak memiliki rencana membeli produk ter-sebut

2. Ketika membeli produk fashion, konsumen tidak memerlukan waktu pan-jang untuk berpikir

3. Meskipun sebelumnya tidak dianggarkan dibeli, namun ketika konsumen melihat produk fashion yang menarik maka akan dibeli.

3.6 Deskripsi Variabel Penelitian

Dijelaskan bahwa jawaban responden pada masing-masing variabel penelitian menggunakan distribusi frekuensi dan nilai mean (rata-rata). (Sugiyono, 2018, p. 226). Maka kategori mean jawaban responden menggunakan interval kelas dengan rumus:

RS = 𝑚−𝑛

𝑏

Keterangan :

RS = Rentang Skala

m = skor tertinggi yang mungkin n = skor terendah yang mungkin B = jumlah kelas

Perhitungan dengan skala: RS = 5−1

5 = 0,8 (3,2)

Dengan interval kelas 0,8 diperoleh kategori mean jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Rata-rata (Mean) Jawaban Responden

Interval Kategori 4,21 - 5,00 Sangat Tinggi 3,41 - 4,20 Tinggi 2,61 - 3,40 Sedang 1,81 - 2,60 Rendah 1,00 - 1,80 Sangat Rendah

(6)

21

Dalam penelitian ini jawaban responden pada angket menggunakan skala likert dengan bentuk sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S), sangat setuju (ST) lalu dijelaskan dengan skala interval dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

3.7 Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis pada Partial Least Square (PLS).

1. Outer Model (Measurement Model)

Analisa outer model ini menggambarkan secara rinci mengenai hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya dengan uji sebagai berikut: a. Validitas konvergen (Convergent validity)

Nilai convergent validity adalah dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen.

b. Validitas diskriminan (Discriminant validity)

Nilai ini merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk me-ngetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu de-ngan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk lain. c. Composite reliability

Data yang memiliki composite reliability > 0,7 memiliki keandalan yang tinggi.

2. Inner Model (Structural Model)

Model struktural dalam PLS menggunakan dua metode, yaitu R2 untuk konstruk dependen dan nilai koefisien path atau yang dapat disebut t-values untuk menguji signifikansi antar konstruk. Inner model adalah model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Menurut Jogiyanto (2009,

(7)

22

p. 61) mengatakan bahwa dengan melalui proses bootstrapping, paramter uji t-sta-tistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas

Nilai R2 pada konstruksi endogen. Rated R2 adalah koefisien determinasi pada konstruksi endogen. Nilai R2 memiliki batasan dalam tiga klasifikasi yaitu 0,67 (kuat), 0,33 (moderat) dan 0,19 (lemah). Semakin baik nila R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian. Evaluasi model PLS dapat dilakukan penentuan Q2 predictive relevance atau sering disebut dengan predictive sample reuse. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 dapat menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali, 2015, p. 26).

Q2 dapat diukur dengan:

Q2 = 1 – ((1 – R12) x (1 – R22) (3.3)

Nilai Q2 predictive relevance 0,02, 0,15 dan 0,35 menunjukkan model le-mah, moderate dan kuat.

a. Uji t dan signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Nilai signifi-kansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat signifikan 5% dengan nilai signifikan 1,96.

Langkah-langkah dalam Uji t adalah: 1. Merumuskan hipotesis

H0: βi = 0, artinya, secara parsial variabel independen tidak memiliki dam-pak yang signifikan terhadap variabel dependen.

H1: βi ≠ 0, artinya, secara parsial variabel independen memiliki dampak yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menentukan tingkat jumlah signifikansi (α) 0,05. 3. Membuat keputusan (dengan nilai yang signifikan)

− Jika nilai t > dari tingkat signifikan 5% dengan nilai signifikan 1,96, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

− Jika nilai t < dari tingkat signifikan 5% dengan nilai signifikan 1,96, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

(8)

23 Tabel 3.2

Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs

Konvergen Faktor loading Lebih dari 0.7

Average Variance Extracted (AVE)

Lebih dari 0,5

Communality Lebih dari 0,5

Diskriminan Akar AVE dan korelasi variabel laten

Akar AVE > Korelasi variabel laten

Cross loading Lebih dari 0,7 dalam satu variabel

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA DAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH SASARAN TARGET RENCANA 2011. PRAKIRAAN MAJU RENCANA

Tahap penyelesaian penelitian ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan penulisan laporan penelitian, yaitu mengukur, merangkum dan menyimpulkan hasil data yang

Saya berolahraga karena adanya dukungan dari komunitas olahraga untuk mengembangkan kemampuan saya dalam bersosialisasi.. Saya berolahraga karena adanya dukungan dari

Dalam penelitian ini, sumber data sekunder yang digunakan diambil dari buku-buku serta jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan tentang pengaruh dari service convenience

Data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui observasi langsung dengan mengamati langsung kegiatan tentang fokus penelitian, wawancara untuk mengumpulkan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup brand minded dengan kecenderungan perilaku konsumtif pada

Dalam dua kali kesempatan pengukuran yang berbeda, konsep yang sama diukur pada orang yang sama atau korelasi antar skor yang diperoleh dari responden yang sama dengan waktu

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama