• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan memegang bagian terpenting dari keseimbangan pangan yang dikonsumsi, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman konsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Jamur sudah dikenal sejak lama umumnya masih hidup liar di hutan, kebun atau pekarangan rumah. Walaupun jenis jamur yang memiliki nilai ekonomi masih sedikit, tetapi potensi jamur dibidang pertanian, industri, lingkungan, bahan makanan dan bahan obat sangat tinggi. Beberapa jenis jamur yang telah dibudidayakan dan memiliki nilai bisnis besar diantaranya adalah jamur merang, jamurkuping, shitake, champignon, lingzi dan jamur tiram.

(2)

Upaya memproduksi sayuran unggulan terutama Jamur dan untuk memenuhi permintaan pasar khusus dan ekspor perlu terus digalakan. Hal ini disebabkan permintaan akan jamur terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sementara di lain pihak sumberdaya manusia yang kompeten dalam upaya peningkatan produktivitas dan kuantitas komoditas jamur , masih sangat kurang terutama dalam hal penguasaan teknologi tepat guna dan modern, serta pemahaman GAP dan SOP budidaya tanaman jamur.

Diklat Teknis Agribisnis jamur bagi petugas adalah suatu langkah strategis dan mutlak dilaksanakan untuk pengembangan dan ketersediaan sumberdaya manusia pertanian yang menguasai teknologi tepat guna dan modern serta cara budidaya jamur yang baik dan benar, sehingga dapat memberikan pembinaan yang lebih efektif terhadap para petani jamur di wilayah kerjanya dan pada gilirannya akan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas jamur seperti yang diharapkan.

B. TUJUAN, SASARAN DAN KELUARAN 1. TUJUAN

Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat Teknis Agribsinis Jamur adalah untuk

(3)

memberikan acuan bagi penyelenggaraan pelatihan

2. SASARAN

Sasaran Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat Teknis Agribsinis Jamur adalah Bidang Penyelenggaraan Pelatihan pada Balai /Besar Pelatihan.

3. KELUARAN

Keluaran Petunjuk Teknis ini adalah terselenggaranya pelatihan Diklat Teknis Agribsinis Jamur yang berkualitas untuk peningkatan kapasitas kompetensi.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 15/Permentan/ OT.140/2/2007, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja BBPP Lembang ;

(4)

5. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014;

6. Peraturan Menteri Pertanian nomor : 49/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur.

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian.

8. Surat Keputusan Kepala Badan SDM Pertanian Nomor: 20/Kpts/OT.130/3/2010, Tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembagian Wilayah Unit Kerja UPT Pelatihan BPSDMP; 9. Surat Pengesahan Daftar Isian Penggunaan

Anggaran (DIPA) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Tahun Anggaran 2012 Nomor : 0427/018-10.2.01/12/2011 tanggal 9 Desember 2011.

D. PENGERTIAN

Dalam petunjuk pelaksanaan pelatihan teknis agribinis ini, yang dimaksud dengan:

1. Pelatihan adalah diklat yang diselenggarakan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan kemampuan peserta pelatihan; 2. Pelatihan Teknis adalah diklat yang dilaksanakan

(5)

yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas peserta pelatihan;

3. Pelatihan Teknis Agribisnis adalah diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis bidang agribisnis komoditas tertentu, yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas Penyuluh Pertanian dan petugas pertanian lainnya;

4. Widyaiswaraadalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah;

5. Narasumber adalah pejabat atau seseorang yang karena kemampuan, keahlian atau kedudukannya dapat meningkatkan pencapaian tujuan pelatihan;

6. Praktisi adalah seseorang yang mengabdikan dirinya di bidang usaha/kegiatan tertentu sesuai dengan keahliannya dalam membantu pencapaian tujuan pelatihan;

7. Agribisnis adalah rangkaian usaha pertanian yang terdiri dari empat subsistem pertanian yaitu a) sub-sistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian; b) sub-sistem pertanian primer, yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan sistem hulu; c) sub-sistem agribinis hilir, yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian; dan d)

(6)

sub-sistem penunjang, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain: permodalan, teknologi, dll;

8. Materi Pelatihan adalah bahan ajar yang akan disampaikan widyaiswara/narasumber kepada peserta diklat dalam bentuk modul dan naskah yang berkaitan dengan tujuan pelatihan.

9. Mata Pelatihan adalah kumpulan dari materi-materi pelatihan yang berasal dari satu rumpun kompetensi kerja;

10. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan .

11. Penyuluh Pertanian PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian;

12. Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh

Pertanian (THL-TBPP) selanjutnya disebut THL

Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian;

13. Monitoring adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memastikan ketepatan pendayagunaan sumberdaya pelatihan serta pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian sesuai

(7)

dengan jadwal kerja dan hasil yang akan dicapai (target) serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila terjadi penyimpangan dalam proses pelaksanaan pelatihan yang sedang berjalan;

14. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan dampak dari suatu kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi dilakukan secara sistematik dan objektif dengan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas untuk menilai, merumuskan perbaikan dalam rangka pengembangan program pelatihan, baik sebelum, sedang, dan sesudah pelatihan pertanian berlangsung;

15. Evaluasi Pasca pelatihan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat manfaat pelatihan dan perubahan kinerja purnawidya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya;

16. Praktik Lapangan adalah kegiatan nyata di lapangan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan tentang teknonologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi dan kelestarian lingkungan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pelatihan;

(8)

BAB II

PENYELENGGARAAN DIKLAT

A. PERSIAPAN

Untuk menjamin kualitas pelatihan, maka penyelenggaraan melakukan persiapan pelatihan yang meliputi :

1. Panduan Penyelenggaraan (dilengkapi dengan pola, RPD/GBPP/SAP);

2. Penetapan pengelola diklat, fasilitator dan peserta;

3. Penyusunan bahan ajar; 4. Penetapan jadwal pelatihan; 5. Penetapan sistem evaluasi; 6. Penyiapan blanko STTPP.

Pelatihan Teknis Diklat Teknis Agribsinis Jamur dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

B. PERSIAPAN

1. WAKTU DAN TEMPAT

Diklat dilaksanakan selama 7 hari efektif sebanyak 56 jam pelajaran @ 45 menit. Adapun tempat pelaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jl. Kayuambon No. 82 Telp. / Fax. (022) 2786234, 2789783 Lembang

(9)

2. MATERI, METODE DAN POLA A. MATERI DIKLAT

Mata Pelatihan terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok penunjang

No. Mata Latihan JP

T P

I. KELOMPOK DASAR ( 2 ) -

1. Kebijakan Program Pengembangan Jamur

2 -

II. KELOMPOK INTI (42) (8)

2.1 Persiapan Sarana Produksi a. Mengidentifikasi lokasi jamur b. Menyiapkan Kumbung c. Menyiapkan alat pasteurisasi

2 2

2.2 Budidaya Jamur

a. Mengidentifikasi bahan-bahan media jamur

b. Mengayak/menyeleksi media jamur. c. Memformulasikan bahan media

jamur.

d. Melakukan pasteurisasi media jamur.

e. Menginokulasi f. Menginkubasi g. Pemeliharaan

14 6

2.3 Panen dan Pasca Panen a. Waktu Panen b. Ciri-ciri Panen c. Pemanenan d. Penyimpanan

(10)

e. Pengawetan

2.4 Pengolahan Hasil 6 -

2.5. Pembukuan Usaha Agribisnis 4 -

2.6. Pemasaran Hasil 4 -

2.7. Analisa Usaha Tani 4 -

2.8. Permodalan 2 -

III KELOMPOK PENUNJANG (4) 1. Dinamika Proses Belejar 2 2. Profil Wirausahawan Jamur 2

TOTAL 56

B. METODE PELATIHAN

Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi), semua proses berlatih melatih dilakukan secara partisipatif dengan menggabungkan berbagai metode, antara lain:

 Ceramah  Diskusi  Tanya jawab  Pemaparan  Penugasan  Studikasus  Simulasi  Observasi lapangan

(11)

Sedangkan pola pelaksanaan adalah HARI KE 0 1 – 4 5 6-7 Registrasi Peserta Pembukaan Klasikal Kunjungan Lapang Klasikal RTL Evaluasi Penutupan C. PERSYARATAN A. FASILITATOR

Fasilitator berasal dari : 1. Widyaiswara BBPP Lembang. 2. Praktisi

3. Dirjen Horti

B. PESERTA a. ASAL

Peserta Diklat Teknis Agribisnis Jamur berasal dari Jawa Barat, DKI Jamur, Banten, Jawa Tengah.

b. PERSYARATAN

Persyaratan Peserta untuk Aparatur, adalah :

a. Peserta Penyuluh Pertanian yang membina petani tanaman Jamur di daerah sentra pengembangan Jamur.

(12)

b. Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir;

c. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 X 6 cm serta 3 X 4 cm masing-masing 1 lembar

d. Ditugaskan/diusulkan oleh pimpinan Dinas/Badan Intansi lingkup Pertanian dan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang; e. Sehat jasmani dan rohani;

f. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan Tata Tertib yang berlaku;

g. Sanggup mengikuti diklat dari awal hingga akhir.

Persyaratan Peserta untuk Non Aparatur,adalah :

a. Petani Jamur di daerah sentra pengembangan Jamur;

b. Belum pernah mengikuti diklat sejenis;

c. Diusulkan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian/Dinas Pertanian dengan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang;

(13)

d. Sanggup mengikuti Diklat dari awal hingga akhir ;

e. Sehat jasmani dan rohani (membawa surat keterangan sehat dari dokter), untuk peserta wanita tidak dalam keadaan hamil tua; f. Selama kegiatan berlangsung

peserta diwajibkan menggunakan pakaian rapih dan menggunakan pakaian batik pada acara pembukaan dan penutupan diklat. g. Membawa pas photo terbaru

berlatar belakang merah, ukuran 4 x 6 cm serta 3 x 4 cm masing-masing 1 lembar;

h. Peserta sudah hadir tepat pada waktunya;

i. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan tata tertib yang berlaku;

D. PEMBINAAN

Pembinaan terhadap penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Jamur secara fungsional dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, c.q Pusat Pelatihan Pertanian. Pembinaan dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan diklat.

(14)

E. PEMBIAYAAN

Biaya penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Jamur, dibebankan kepada DIPA BBPP Lembang TA. 2012.

(15)

BAB III

MONOTORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. MONITORING

Kegiatan monitoring pelatihan dilaksanakan secara periodic dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pelatihan oleh Balai Besar Pelatihan (BBPP) Lembang.

1. Daily Mood

Evaluasi Daily Mood dilaksanakan setiap hari, dimana setiap peserta wajib memasukan satu koin kedalam kotak daily mood yang telah disediakan sesuai dengan suasana hati sebelum proses pembelajaran (Gembira/Biasa/Sedih).

2. KesesuaianTempatPraktek

Monitoring kesesuaian tempat praktek lapang dilaksanakan setelah kegiatan praktek lapang berlangsung, setiap peserta mengisi blanko yang telah disediakan.

B. EVALUASI PESERTA 1. Penguasaan Materi

Pada evaluasi penguasaan materi, peserta akan memperoleh lembar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran (kurikulum) Diklat. Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah materi pembelajaran disampaikan, yang dimaksudkan untuk

(16)

mengetahui tingkat penguasaan materi setiap peserta sebelum dan sesudah mengikuti Diklat.

2. Sikap dan Perilaku

Setiap fasilitator yang memberikan materi pembelajaran, akan menilai sikap dan perilaku peserta melalui beberapa aspek, antara lain; a. Displin,

b. Motivasi, c. Kepemimpinan, d. Kerjasama dan e. prakarsa.

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana peserta dapat mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah disampaikan baik secara klasikal maupun praktek lapangan. Dalam pelaksanaannya, fasilitator akan memberikan nilai secara objektif terhadap setiap peserta sesuai skala yang telah ditentukan dan tercantum pada lembar evaluasi.

C. EVALUASI FASILITATOR

Aspek yang di evaluasiadalah :

a. Penguasaan Materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap);

b. Penguasaan Metode (Kemampuan Menyajikan dan menjawab, komunikasi, nada dan suara, kerjasama);

(17)

c. Kemampuan menggunakan alat bantu (penggunaan sarana pembelajaran);

d. Penegakan disiplin (kehadiran, kerapihan berpakaian, sikap dan prilaku);

e. Pencapaian tujuan pembelajaran (relevansi materi dengan tujuan pembelajaran)

Hasil penilaian disampaikan kepada setiap fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing fasilitator. Lampiran 3.

D. EVALUASI PENYELENGGARAAN

Pelayanan prima merupakan syarat mutlak bagi kesuksesan penyelenggaraan Diklat yang tergambar melalui tungkat kepuasan peserta Diklat terhadap berbagai fasilitasi yang diberikan pihak panitia penyelenggara. Oleh karena itu, berbagai saran dan masukan dari peserta menjadi hal yang mutlak diperoleh panitia dalam upaya peningkatan pelayanan bagi setiap peserta Diklat, melalui penilaian secara objektif terhadap berbagai aspek, antara lain; kepanitiaan, saran prasarana, kualitas pengajaran, akomodasi dan konsumsi dengan memberikan nilai pada kolom yang telah disediakan sesuai skala penilaian yang telah ditentukan.Lampiran 4

(18)

E. PELAPORAN

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selaku penyelenggara wajib mengirimkan laporan pelaksanaan pelatihan kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Pelatihan Pertanian selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah pelatihan berakhir.

F. SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Peserta yang telah mengikuti Diklat Teknis Agribisnis Jamur serta telah menyelesaikan keseluruhan proses belajar mengajar dengan baik, kepada Penyuluh Pertanian PNS dan Petani diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

a. MEKANISME

Satu minggu sebelum pelatihan berakhir, penyelenggara menyampaikan rekapitulasi biodata kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian c.q. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian untuk memperoleh STTPP.

Sehari sebelum pelatihan berakhir bagian penyelenggaraan pelatihan membuat STTPP untuk peserta Non Aparatur (petani).

(19)

b. PENANDATANGANAN

Penandatanganan STTPP Diklat Teknis Agribisnis Jamur, ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertania. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian selaku penanggungjawab program dan oleh Kepala BBPP Lembang selaku penanggung jawab pelatihan.

Penandatanganan Diklat Teknis Agribisnis Jamur bagi Non Aparatur ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui monitoring dan survey yang dilakukan tim YIIM kepada peserta pelatihan, akan dipilih beberapa calon pener- ima bantuan hibah tata rias dengan syarat dan ketentuan yang

pada tahap ini yang dilakukan guru adalah menyampaikan topic materi yang diajarkan pada awal pembelajaran, Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan, Guru

ditemukan pada glabella dan dahi. Phymatous rosasea ditandai dengan orifisium patulosa folikular, penebalan kulit, dan kontur permukaan wajah yang irregular di

(2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan Koperasi, serta

Dengan adanya ketidakkonsistenan yang telah dibahas di atas, hal tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini yang kemudian

Menerapkan dan menganalisis sliding window yang berjalan di sebuah aplikasi client server dalam mengatasi masalah redundancy dan menerapkan konsistensi pertukaran data..

Gedung rumah sakit type-C Medan Labuhan termasuk dalam kategori zona aman direncanakan ulang terhadap zona wilayah gempa Aceh yang termasuk rawan terhadap gempa

Tapi, aku takut membuat mama Nike sedih kalau tahu anaknya jadi pocong penasaran... cerita ini