• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PRINSIP DAKTAIL PENUH BERDASARKAN PETA GEMPA ACEH PADA PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT TYPE-C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PRINSIP DAKTAIL PENUH BERDASARKAN PETA GEMPA ACEH PADA PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT TYPE-C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

80

PENERAPAN PRINSIP DAKTAIL PENUH BERDASARKAN PETA GEMPA ACEH PADA PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT TYPE-C

Gabe Rambe, Sutrisno

Jurusan Tehnik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan Jl. Gedung Arca No. 52 Medan

gaberambe@gmail.com

ABSTRAK

Gedung rumah sakit type-C Medan Labuhan termasuk dalam kategori zona aman direncanakan ulang terhadap zona wilayah gempa Aceh yang termasuk rawan terhadap gempa dengan menggunakan prinsip daktail penuh, upaya untuk mengetahui apakah masih relevan jika gedung rumah sakit type-C Medan Labuhan yang termasuk dalam kategori zona aman direncanakan ulang terhadap zona wilayah gempa aceh yang rawan terhadap gempa, dengan tujuan untuk mendapatkan kebutuhan luas tulangan utama dan luas tulangan sengkang pada kolom gedung tersebut. Tahap pertama yang dilakukan adalah menghitung beban mati, beban hidup, beban gempa statik ekivalen standar SNI 03-1726-2002, tahap kedua perhitungan gaya-gaya dalam menggunakan software ETABS, tahap ketiga perhitungan luasan tulangan utama dan luas tulangan sengkang dan membandingkannya dengan data lapangan. Hasil analisa perhitungan luas tulangan utama pada kolom 500 mm2 x 500 mm2 mengalami penurunan sebesar 2551,24 mm2 dari data lapangan, dengan nilai hasil perhitungan = 4250.00 mm2 sedangkan data lapangan sebesar = 6801,24 mm2.

Kata Kunci : Daktail Penuh, Zona Gempa, Struktur Kolom.

ABSTRACT

The Medan Labuhan type-C hospital building is included in the safe zone category to be redesigned against the earthquake zone in Aceh which is prone to earthquakes using the full ductility principle. an effort to find out whether it is still relevant if the Medan Labuhan type-C hospital building which is included in the safe zone category is re-planned for the earthquake-prone Aceh earthquake zone, with the aim of obtaining the area requirements of the main reinforcement and the width of the stirrups in the column of the building. The first step is to calculate the dead load, live load, static earthquake load equivalent to the SNI 03-1726-2002 standard, the second stage of calculating the forces using the ETABS software, the third stage of calculating the area of the main reinforcement and the area of stirrups and comparing them with field data, The results of the analysis of the calculation of the main reinforcement area in the 500 mm2 x 500 mm2 column decreased by 2551.24 mm2 from the field data, with the calculated value = 4250.00 mm2 while the field data was = 6801.24 mm2.

Keywords: Full Ductile, Earthquake Zone, Column Structure.

PENDAHULUAN

Sistem perencanaan gedung dengan prinsip daktail penuh, yaitu suatu tingkatan daktilitas struktur gedung yang strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastik pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan yang paling besar, yaitu dengan mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 5,3 (μ=5,3) atau R= 85.

Rumah sakit type-C merupakan sarana pelayanan kesehatan umum tingkat kabupaten atau kota yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4 spesialistik dasar dan 4 spesialistik

penunjang. Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan medis pada rumah sakit type-C ini, rumah sakit harus memenuhi persyaratan teknissarana rumah sakit meliputi persyaratan atap, langit-langit, dinding, lantai, struktur dan konstruksi

Aceh merupakan suatu provinsi yang berada di ujung pulau Sumatera. Mengingat letaknya yang strategis dan mempunyai resiko gempa tinggi, seperti pada akhir tahun 2004 yang terjadi gempa yang super dahsyat dengan kekuatan 8,9 skala richter yang menyebabkan gelombang sunami di Aceh yang mengakibatkan kerugian cukup besar

(2)

81 dan menelan banyaknya korban yang

meninggal dunia.maka dengan kondisizona wilayah aceh termasuk rawan terhadap bencana gempa (wilayah 4), maka perlu adanya upaya untuk mengetahui apakah masih relevan jika gedung rumah sakit type-C Medan Labuhan yang termasuk dalam kategori zona aman (wilayah 3) direncanakan ulang terhadap zona wilayah gempa Aceh (wilayah 4) dengan prinsip daktail penuh dengan tujuan untuk mendapatkan kebutuhan luas tulangan utama dan luas tulangan sengkang pada kolom gedung rumah sakit type-C. Untuk pemodelan gedung rumah sakit type-C medan labuhan dengan menggunakan aplikasi bantu yaitu Extended Three Dimensional Analysis Of Building System

(ETABS) guna mempermudah dan membantu proses pengerjaan artikel.

METODE PENELITIAN

Secara umum metodologi yang digunakan dalam pembahasan pada artikel ini adalah sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

merupakan suatu cara atau prosedur yang sistematik dalam merencanakan struktur gedung. Berikut data yang digunakan sebagai bahan acuan perencanaan pada studi ini dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu data primer dan data skunder.

1. Data primer merupakan data yang diproleh dari lokasi pembangunan maupun hasil survey yang dapat langsung dipergunakan sebagai sumber dalam perencanaan gedung. Adapun data yang diperoleh sebagai bahan acuan ialah sebagai berikut, gambar detail

Engginering desing (DED) yang

diperoleh dari pihak kontraktor pihak pelaksana pembangunan rumah sakit type c medan labuhan.

2. Data skunder adalah data yang Data skunder adalah data yang berasal dari peraturan-peraturan atau

ketentuan-ketentuan yang berlaku yang digunakan dalam perencanaan gedung sebagai data penunjang yang diperlukan dalam penyelesaian studi ini. Adapun data skunder yang digunakan adalah peraturan pembebanan indonesia untuk rumah dan gedung 1987, peta zonasi gempa indonesia, dan tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk gedung dan non gedung SNI-03-1726-2002.

Data Umum Gedung

Adapun data umum gedung yang digunakan dalam perencanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Gedung: Rumah Sakit 2. Lokasi: Aceh

3. Jenis Struktur: Beton Bertulang 4. Jumlah Lantai Gedung: 9 Lantai 5. Tinggi Lantai 1: 3,5 m

6. Tinggi lantai 2: 4,5 m

7. Tinggi Lantai 3 – Lantai 8: 4 m 8. Tinggi Lantai 8 – lantai 9:3 m 9. Tinggi Maksimujm Gedung:35 m 10. Jenis Tanah : Tanah Sedang

11. Luas Bangunan Gedung:28 Meter x 68 Meter.

Parameter Data Struktur

Parameter dalam data struktur gedung yang ada dalam penulisan Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut:

a. Dimensi pada struktur

1. Tebal Plat Lantai: 120 mm 2. Tebal Plat Atap: 120 mm

3. Kolom: 700 mm x 700 mm (semua lantai ada) 4. Kolom: 600 mm x 600 mm (lantai 5 sampai 7) 5. Kolom: 500 mm x 500 mm (semua lantai ada) 6. Kolom: 400 mm x 400 mm (semua lantai ada) 7. Balok: 350 mm x 600 mm (semua lantai ada) 8. Balok: 300 mm x 500 mm (semua lantai ada)

(3)

82 9. Balok: 250 mm x 400 mm (semua

lantai ada)

b. Material pada struktur

1. Mutu Beton, F’c K-300 x 0,083 = 24,9 MPa

2. Modulus Elastisitas Beton (E) = 4700

x = 23.452,95291 MPa

3. Kuat tarik baja (fys)= 240 MPa (polos).

4. Kuat tarik baja (fy) = 400 MPa (Ulir)

Denah Gedung Tiap Lantai

Dalam penggambaran denah gedung rumah sakit type-C medan labuhan yang akan direncanakan ulang dengan menggunakan prinsip daktail penuh tiap lantainy digunakan pemodelan 2D, dengan menggunkan software Aoutocad. Adapun denah gedung tiap lantai yang direncanakan dengan menggunakan Software Aoutocad dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Denah Gedung

Gambar 2. Tampak Gedung

Diagram Alur Penelitian

Tahapan proses yang akan dilakukan dalam perencanaan ini digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alir

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melakukan analisa suatu struktur bengunan, perlu adanya gambaran yang jelas mengenai besaran beban dan perilaku yang bekerja pada struktur, berikut tipe-tipe pembebanan yang diperhitungkan ialah meliputi beban mati dan beban hidup yang berpedoman pada peraturan pembebanan SNI 1987.

(4)

83 Tabel 1. Berat total gedung

Tinggi Berat Lantai Wxhx Lantai Hx Wx (kN-m) (m) (kN) Atap Lift 35 411,92 14417,2 Atap 32 1975,75 63223,87 7 28 5536,55 155023,47 6 24 6204,76 148914,30 5 20 6837,03 136740,52 4 16 7647,22 122355,54 3 12 7904,48 94853,77 2 8 8024,25 64193,98 1 3,5 8529,52 29853,32 wi hi 53071,48 829575,97

Perhitungan Beban Gempa

A . Analisa gaya lateral yang bekerja pada lantai 1 – lantai atap lift.

Tabel 2. Gaya Lateral Equivalent dan gaya geser per story Lant ai Ting gi Hx (m) Berat Lantai Wx (Kn) WxHx (kN-m) F Later al Fx (kN) V Story Vx (kN) Atap Lift 35 411,92 14417, 2 93,93 93,93 Atap 32 1975,7 5 63223, 9 422,92 516,8 5 7 28 5536,5 5 15502 3 980,08 1496, 9 6 24 6204,7 6 14891 4 941,46 2438, 4 5 20 6837,0 3 13674 1 864,5 3302, 9 4 16 7647,2 2 12235 6 773,55 4076, 4 3 12 7904,4 8 94853, 8 599,68 4676, 1 2 8 8024,2 5 64194 405,84 5082 1 3,5 8529,5 2 29853, 3 188,74 5270, 7 Wihi 53071, 5 82957 6

Output Hasil Analisa

Tabel 3. Gaya-gaya dalam (MDN) Column Force Lantai Dimensi Kolom Gaya Normal (P) Geser (V) Momen (M) 1 500 mm x 500 mm 1019,03 35,73 73,76 700 mm x 700 mm 1265,54 89,91 230,23 2 500 mm x 500 mm 814,43 44,07 59,06 700 mm x 700 mm 1072,58 117,88 122,92 3 500 mm x 500 mm 660,19 39,48 78,02 700 mm x 700 mm 956,79 84,72 171,17 4 500 mm x 500 mm 495,22 34,43 68,33 700 mm x 700 mm 795,67 73,79 137,39 5 500 mm x 500 mm 355,24 35,79 68 600 mm x 600 mm 551,60 54,38 100,8 700 mm x 700 mm 636,29 66,87 131,36 6 500 mm x 500 mm 236,89 15,94 44,39 600 mm x 600 mm 400,99 45,11 8274 700 mm x 700 mm 476,06 34,74 81,00 7 500 mm x 500 mm 247,08 24,76 46,16 700 mm x 700 mm 316,95 40,41 40,41 8 500 mm x 500 mm 112,65 24,81 46,21 700 mm x 700 mm 186,11 28,15 44,48 9 500 mm x 500 mm 25,2 1,95 5,9 700 mm x 700 mm 72,02 16,08 11,72 Perhitungan Kolom 500 mm x 500 mm

Data perhitungan kolom : Gaya aksial

Pu = 1019,03 kN

Gaya momen Mu = 73,76 kN-m Gaya geserVu = 35,73 kN

(5)

84 Tinggi kolom h = 500 mmMutu betonf’c =

25 Mpa

Mutu baja fy = 400 Mpa Mutu baja fys = 240 Mpa Tebal selimut beton ts = 40 mm Lebar badanbw = 500 mm Perhitungan tulangan utama

Pu = 1019,03kN = 101903 N Mu = 73,76kN-m Agr = 500 x 500 = 250000 mm Et = = = 0.0724 m = 72,4 mm = = 0,1448 mm = = = 0,239= . = 0,239 x 0,1448= 0,0346

d1 = tebal selimun + ½ D total +  = 40 + ((0.5 x 19) + 10)) = 59,5

d = h - d1

= 500 – 59,5 = 440,5 mm

Dari grafik struktur beton bertulang didapatkan nilai : r = 0,017 ; β = 1,0 ; = 0,017 AS = x Agr = 0,017 x 250000 = 4250 mm2 Perhitungan sengkang/geser Vu = 35,73 kN Nu = 101903 N = 0,75 Λ = 1 bw = 500 mm

Mutu baja (fy) = 400 Mpa

Penyelesaian :Vn = = = 47640 NVc

=0,17 λ . bw. d

Vc =0,17 1 x

x 500 x 440,5= 5450,77 N = 5,45077 Kn

Gaya geser maksimum sengkang :

Vs = . . b. d = . . 500. 440,5 = 734166,7 Vn + Vc= 47640 - 5450,77 = 42189,23 N 0,5 . . Vc = 72,248 kN Karena 0,5 . . Vc = 0,4633 kN Vu = 35,73 kN, maka dibutukan tulangan sengkang. Vs maks = 0,66 . . bw . d = 0,66 x x 500 x 440,5 = 726825 N = 726,825 kN Vc + Vs maks = 5,45077 + 726,825 = 732,276 kN . (Vc + Vs maks) = 0,75 x 732,276 = 549,207 kN Karena . (Vc + Vs maks) = 549,207 kN Vu = 35,73 kN, maka kekuatan geser nominal dari sengkang mampu menahan gaya geser.

Dengan menggunakan batang tulangan sengkang 10 mm jarak spasi sengkang ditentukan berdasarkan SNI pasal 21.5.3.2 spasi sengkang tidak boleh melebihi yang terkecil dari.

a. = x d

= x 440,5 = 110 mm b. = 6 x dl

= 6 x 19 = 114 dianggap 120 mm c. = 150 mm

Maka, jarak tulangan sengkang yang digunakan adalah 10 – 100 mm, jumlah tulangan geser 4000 mm / 110 mm = 36,36 batang, sehingga luas tulangan sengkang 33,33 batang x luas tulangan sengkang (As) 78,5 = 2854,26 mm.

(6)

85

KESIMPULAN

1. Hasil analisa perhitungan luas tulanganutama pada kolom 500 mm2 x 500 mm2mengalami penurunansebesar

2551,24 mm2dari data lapangan, dengan nilai hasil perhitungan= 4250.00 mm2sedangkan data lapangan sebesar = 6801,24 mm2. Dan untuk tulangan sengkang mengalami kenaikan sebesar 734,76dari data lapangan, dengan hasil perhitungan sebesar = mm2, sedangkan data lapangan sebesar 2119,50 mm2.

2. Terjadinya penurunan luasan tulangan utamapada kolom 700 mm x 700 mm sebesar =1718,79mm2 dari data lapangan, dengan nilai hasil perhitungan ialah = 7350,00 mm2 sedangkan data lapangan

ialah = 9068,32mm2. Sedangkan pada luas tulangan sengkang mengalami kenaikan sebesar 497,16 mm2dari data

lapangan, dengan hasil perhitungan sebesar = 2616,66 mm2 sedangkan data lapangan sebesar = 2119,50 mm2.

DAFTAR PUSTAKA

Agus & Wardi, S. (2011). Rekayasa gempa. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 03-1726-2002. Jakarta

(ID):BSN.

Badan Standardisasi Nasional. (2013).

Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2013.

Jakarta (ID):BSN

Hamdi, F. (2016). Analisis Dan Evaluasi

Kekuatan Struktur Atas Gedung

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

IPB Terhadap Faktor Gempa

Berdasarkan SNI 1727-2013. Bogor.,

Institut Pertanian Bogor.

Khafis, M. (2009). “Perencanaan Struktur

Baja Pada Bangunan Tujuh Lantai Sebagai Hotel”, Universitas Sebelas

Maret, Jurusan Tehnik Sipil, Fakultas Tehnik.

Vis, W.C.,& Kusuma, Gideon. (1993).

Dasar-Dasar perencanaan Beton

Bertulang. Seri Beton 1, Erlangga,

Jakarta, Indonesia.

Vis, W.C., & Kusuma, Gideon. (1993).

Grafik dan Tabel Perhitungan

BetonBertulang. Seri Beton 4,

Erlangga, Jakarta, Indonesia.

Wikana, I & Wijayanto. (2011). Analisis

Penentuan Tulangan Pelat, Balok, Dan Kolom Pada Proyek Pengembangan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Yogyakarta., Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta.

Wigoho, Y. H. (2006). Analisis Dan Desain

Struktur Menggunakan ETABS Versi 8,4. Yogyakarta: Universitas Atma

Jaya Yogyakarta Charitas

Palembang”, Palembang: Universitas

Sriwijaya Fakultas Tehnik, Jurusan Tehnik Sipil, 2014.

Gambar

Diagram Alur Penelitian
Tabel 2. Gaya Lateral Equivalent dan gaya geser per  story   Lant ai  Ting gi Hx  (m)  Berat  Lantai Wx  (Kn)  WxHx (kN-m)  F  Later al Fx (kN)  V  Story Vx (kN)  Atap  Lift  35  411,92  14417,2  93,93  93,93  Atap   32  1975,75  63223,9  422,92  516,85  7

Referensi

Dokumen terkait

Peran konsultasi yang dilaksanakan penyuluh sudah cukup berperan dalam memberdayakan petani swadaya, Banyak permasalahan yang dimiliki petani dalam menjalankan

Hubungan Gerakan Berulang dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Pemetik Daun Teh di Perkebunan Teh Kemuning Karanganyar, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR PESERTA & PENGUJI UJIAN SIDANG KOMPREHENSIF PRODI ILMU KOMUNIKASI FISIP UNTIRTA. No Nama NIM Tempat Tgl Lahir Judul Skripsi Pembimbing

Al-Qur‟an sebagai pedoman serta petunjuk manusia dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang mengandung ajaran dan petunjuk kehidupan

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) di SMP Negeri 2 Ngaglik maka secara umum dapat diperoleh kesimpulan, yaitu kegiatan PPL telah terencana

Secara morfologi, anggota dari anak suku Caesalpinioideae memiliki ciri yang khas, yaitu bunga bersimetri bilateral, daun kelopak saling berlepasan atau berlekatan,

dengan team editing bersama sutradara kembali mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan berhubungan dengan penulisan naskah sebagai panduan dalam.. melakukan