• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHUN 2014 NIM B11016 PROGRAM. Disusun oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAHUN 2014 NIM B11016 PROGRAM. Disusun oleh :"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PR

SEKOLA

Diajukan un

EST

ROGRAM

AH TINGG

TA

KARYA

ntuk memen Pendidikan D

THI PUTR

NI

M STUDI D

GI ILMU

SUR

AHUN 201

TULIS IL

nuhi salah sa Diploma III        Disusun ol

RI KUSUM

IM B1101

DIPLOMA

KESEHA

RAKART

2014

14

LMIAH

atu syarat Tu kebidanan leh :

MA MUR

6

A III KEB

ATAN KU

TA

ugas Akhir

RTI

BIDANAN

USUMA HU

N

USADA

(2)
(3)
(4)

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis llmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny A dengan Ikterus Derajat I di RSUD Dr Moewardi”.

Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari SST, Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Bambang Sugeng Wijonarko, selaku Direktur di RSUD Dr. Moewardi yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penelitian ini.

7. Keluarga Ny. A yang telah bersedia menjadi subyek pengambilan kasus dalam penyususunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Bapak dan ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material dan spiritual.

(5)

penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2014

(6)

BAYI NY. A DENGAN IKTERUS DERAJAT I DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

TAHUN 2014

xiii + 67 halaman + 10 lampiran + 3 tabel + 1 gambar

INTISARI

Latar Belakang : Berdasarkan penelitian, Angka Kematian Bayi masih sangat

tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2010). Masalah utama yang sering terjadi pada bayi baru lahir salah satunya adalah ikterus (Dinkes, 2011). Ikterus apabila tidak dikelola dengan baik menyebabkan kerusakan pada otak bayi (Sarwono, 2005). Angka kejadian ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi bulan Desember 2013 sampai Maret 2014 sebanyak 6 kasus (0,8%).

Tujuan : Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan

ikterus derajat I secara komprehensif dengan menerapkan manajemen asuhan kebidanan menurut Hellen Varney. Penulis mampu melakukan Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi Segera, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Menganalisa antara kesenjangan teori dan praktek lahan dan Memberikan alternatif pemecahan masalah.

Metodologi : Bentuk laporan studi kasus dengan menggunakan metode deskripsi,

pengambilan kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan Subyek studi kasus By. Ny. A, dilaksanakan tanggal 17-20 Maret 2014, instrumen studi kasus dengan format asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney. Teknik pengumpulan data yaitu Data Primer : Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi) wawancara, Observasi, Data Sekunder (Studi Dokumentasi, Studi Kepustakaan).

Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari dengan melakukan

jemur bayi setiap pagi jam 7-8 selama ±30 menit, Dirawat dalam inkubator dengan suhu 32ºC, Pemantauan TTV, Kolaborasi dengan dokter spesialis anak. Hasil keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, cairan terpenuhi, bilirubin dalam darah turun menjadi 0, 71 mg%. Ibu bersedia menjemur bayinya waktu pagi hari dirumah, ibu bersedia menyusui bayinya tidak dijadwal.

Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan menurut 7 langkah Varney tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek lahan.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi baru Lahir, Ikterus Derajat I Kepustakaan : 35 buku (tahun 2004-2014)

(7)

2. Belajar dari kesalahan di masa lalu, mencoba dengan cara yang berbeda dan selalu berharap untuk sebuah kesuksesan di masa depan.

3. Hidup ini seperti roda, kadang berada di atas, kadang berada di bagian bawah. Tidak penting ketika menjadi di atas atau di bagian bawah. Tapi yang paling penting adalah bersyukur ketika sukses dan sabar ketika gagal.

PERSEMBAHAN :

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Allah SWT yang telah banyak memberikan Rahmat dan Hidayah.

2. Ayah dan ibu tercinta yang tidak henti selalu memberikan doa restunya serta selalu memberikan semangat dan dukungan mental maupun material.

3. Kedua kakakku tersayang Rifkhi Yudriatmoko dan Pravenda Dwi Ardianto yang telah

memberikan inspirasi dan semangat. 4. Sahabat terbaikku Kartika Eka Sakti, Nur

Rohmah Handayani dan Tia Anggi Dewanti yang selalu memberikan bantuan. I love you guys.

5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 di STIKES Kusuma Husada Surakarta.

6. Almamater STIKES Kusuma Husada Surakarta tercinta.

(8)
(9)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

D. Manfaat Studi Kasus ... 5

E. Keaslian Studi Kasus... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8

A. Bayi baru lahir ... 8

(10)

A. Jenis Studi Kasus ... 34

B. Lokasi Studi Kasus ... 34

C. Subyek Studi Kasus ... 34

D. Waktu Studi Kasus ... 35

E. Instrumen Studi Kasus ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Alat dan Bahan ... 38

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan kasus ... 40 B. Pembahasan ... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 

(11)

Tabel 4.1 Sistem Apgar Score Bayi Ny. A ... ... 44 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium ... 47

(12)
(13)

Lampiran 2 Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5 Surat Balasan Penggunaan Lahan Lampiran 6 Surat Permohonan Responden Lampiran 7 Surat Persetujuan Pasien

Lampiran 8 Format Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan ASI Eksklusif Lampiran 10 Lembar Observasi

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2010). Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia sebesar 359 kematian/ 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 19 kematian/ 1000 kelahiran hidup, Angka kematian bayi (AKB) sebesar 32/ 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian balita (AKABA) sebesar 40/ 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi balita adalah gangguan pernafasan, prematur, Berat Bayi Lahir Rendah, hipotermi, ikterus, kelainan kongenital, diare, meningitis, tetanus, malnutrisi, pneumonia, kelainan saluran pencernaan (Dinkes, 2011).

Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 10,75/1000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 10,34/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Surakarta sebesar 5,33/1.000 kelahiran hidup. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi : tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat

(15)

kebersihan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).

Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus kualitas pengawasan antenal, penanganan dan perawatan setelah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaan apa dia normal atau tidak. Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan medik seperti BBL dengan asfiksia, perdarahan, ikterus (Wiknjosastro, 2006).

Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai

oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih (Wong, 2007). Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah (Dewi, 2011).

Ikterus apabila tidak dikelola dengan baik menyebabkan kerusakan

pada otak bayi. Tanda kerusakan otak diawali dengan letargi, layuh dan malas minum dan dapat menyebabkan kematian bayi. Setelah beberapa hari akan menjadi opistotonus, tangisan melengking dan dapat terjadi kejang (Sarwono, 2005).

Studi pendahuluan dari rekam medik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan januari sampai Studi pendahuluan dilakukan pada 31 Oktober 2013 dari rekam medik di RSUD Dr Moewardi Surakarta pada bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2013 ada jumlah bayi baru lahir sebanyak 1177 bayi lahir yang terdiri dari 32 (2,72 %) bayi lahir normal, 1145 (97,28 %) bayi lahir patologis yang terdiri dari 639 (55,80 %) bayi berat

(16)

lahir rendah (BBLR), 246 (21,48%) bayi dengan ikterus, 260 (22,70%) bayi dengan asfiksia. Dari data diatas maka bayi dengan ikterus perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif agar angka kesakitan dan kematiannya dapat menurun.

Berdasarkan latar belakang tersebut angka kejadian bayi baru lahir dengan ikterus masih tinggi dan merupakan salah satu penyebab kematian bayi sehingga diperlukan penanganan yang lebih optimal untuk menurunkan kejadian ikterus, karena itu penulis tertarik melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. A dengan Ikterus Derajat I di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. A dengan Ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney ?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi melalui pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney.

(17)

2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian data baik data subjektif maupun data objektif pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

2) Menginterprestasikan data dan merumuskan diagnosa, masalah, kebutuhan pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

3) Mengidentifikasikan diagnosa potensial pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi.

4) Mengidentifikasikan tindakan segera pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

6) Melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

7) Melakukan evaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I RSUD Dr. Moewardi.

b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I.

(18)

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada bayi baru lahir Ny. A dengan ikterus derajat I.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis dalam mengatasi dan malaksanakan asuhan kebidanan pada bayi A dengan ikterus derajat I serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam

penanganan kasus pada bayi baru lahir dengan ikterus derajat I. 2. Bagi Profesi

Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan bayi dengan ikterus. 3. Bagi Institusi

a. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi rumah sakit dan dapat meningkatkan mutu pelayanan Asuhan Kebidanan pada khususnya dengan ikterus.

b. Bagi Pendidikan

Dapat menambah Referensi tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus.

(19)

E. Keaslian Penelitian

1. Yesika (2009) “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. I dengan Hiperbilirubinemia di keluarga sehat Hospital Pati”. Penanganan Infus

D5 ¼ NS (mikrodrip) 15 tpm, fototerapi, injeksi cefotaxim 180 mg/12 jam, injeksi dexa 3x ¼ ampul/12 jam. Hasil dari asuhan kebidanan setelah dilakukan perawatan selama 5 hari yaitu warna kuning pada muka, badan, paha sampai lutut tidak terlihat dan bayi sudah dalam keadaan sehat.

Perbedaan pada laporan studi kasus ini terletak pada judul, subyek, tempat dan waktu penelitian.

2. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, Manfaat studi kusus, keaslian data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori medis bayi baru lahir, pengertian, klasifikasi bayi baru lahir, komplikasi pada bayi baru lahir, ikterus (pengertian, penyebab, patofisiologi, jenis- jenis ikterus, derajat dan daerah ikterus, penanganan ikterus) dan Proses Manajemen Kebidanan Varney yang terdiri dari 7

(20)

langkah yaitu : Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Data Perkembangan, Landasan hukum dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengambilan data, dan alat yang dibutuhkan dalam pengambilan kasus.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Tinjauan kasus ini berisi tentang pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dan praktek yang ditemukan dilahan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus bayi Ny. A dengan ikterus derajat I, sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Bayi Baru Lahir a. Pengertian

Bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir normal 2500 gram sampai 4000 gram (Arief dan Weni, 2009).

b. Ciri-ciri bayi normal

Menurut Stright (2005), ciri bayi normal adalah : 1) Berat badan 2500-4000 gram

2) Panjang badan lahir 48-52 cm 3) Lingkar dada 30 – 38 cm 4) Lingkar kepala 33 – 35 cm

5) Genetalia pada laki-laki testis sudah turun, sedangkan pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

6) Kriteria neurologik neonatus normal.

7) Eliminasi baik urine dan mekonium yang keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan seperti pasta.

c. Klasifikasi bayi baru lahir

Menurut Wiknjosastro (2005), klasifikasi bayi baru lahir menurut usia gestasi, yaitu :

(22)

1) Pre term : kurang dari 37 lengkap (kurang dari 259 hari). 2) Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42

minggu lengkap (259-293 hari). 3) Post term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari). d. Komplikasi pada Bayi Baru lahir

1) Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Penyebab umum karena adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir (Wiknjosastro, 2005).

2) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).

3) Tetanus Neonatorum

Penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir (neonatus) yang disebabkan oleh basil klostridium tetani. Basil ini mempunyai sifat anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan toksin yang bersifat neurotopik yang dapat menyebabkan kekakuan otot dan gangguan kesadaran (Arief dan Weni, 2009).

(23)

4) Ikterus

Ikterus adalah perubahan warna kulit yang sering

ditemukan pada bayi baru lahir (Paulette, 2007). 5) Prematur

Bayi prematur lahir sebelum gestasi 37 minggu cenderung mengalami banyak masalah dibandingkan bayi cukup bulan yang kecil kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Karyuni, 2008). 6) Suhu tubuh yang rendah (hipotermi) disebabkan oleh lingkungan

yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan dingin atau aliran udara) atau bayi yang mungkin basah atau diberi baju yang tidak sesuai dengan usia dan ukurannya. Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh lingkungan yang hangat misal, suhu lingkungan tinggi, terkena sinar matahari atau pemanas yang berlebihan karena incubator atau pemanas radian. Masalah jika suhu aksila bayi kurang dari 36,5ºC atau lebih dari 37,5ºC (Karyuni, 2008).

7) Meningitis

Meningitis adalah radang pada selaput otak (Arif, 2008). 8) Diare

Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Marelli, 2008).

(24)

9) Malnutrisi

Malnutrisi adalah kekurangan gizi akibat jumlah kandungan mikro atau makronutriens yang tidak mencukupi (Brooker, 2009). 2. Ikterus

a. Pengertian

Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan

mukosa karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah (WHO, 2012).

Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat sklera mata,

mukosa, dan kulit atau organ lain. Ini menunjukkan adanya peningkatan kadar biliribun dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal (Suriadi & Rita, 2010).

b. Pembagian ikterus

Menurut Dewi (2011), pembagian ikterus ada 2 yaitu : 1) Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami

oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus.

Ikterus fisiologis ini memiliki tanda-tanda sebagai berikut :

a) Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir b) Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10 mg% pada

neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan

(25)

c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari

d) Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg% e) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama

f) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis

2) Patologis

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai

dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :

a) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama

b) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan

c) Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari d) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama e) Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%

f) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik c. Penyebab

Menurut Nursalam (2005), penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

(26)

1) Kekurangan protein yang tidak mencukupi jumlah enzim sehingga kemampuan hati untuk melakukan konjugasi dan ekskresi bilirubin berkurang.

2) Peningkatan kadar bilirubin berlebihan.

3) Pemberian minum ASI yang belum mencukupi. d. Penegakan Diagnosis

Menurut Rohman (2011), penegakan ikterus pada bayi baru lahir dengan ikterus adalah :

1) Visual

Metode visual memiliki angka kesalahan yang tinggi, namun masih dapat digunakan apabila tidak ada alat. Pemeriksaan ini sulit diterapkan pada neonatus kulit berwarna, karena besarnya bias penilaian. Secara evidence pemeriksaan metode visual tidak direkomendasikan, namun apabila terdapat keterbatasan alat masih boleh digunakan untuk tujuan skrining dan bayi dengan skrining positif segera dirujuk untuk diagnostik dan tata laksana lebih lanjut.

Cara menentukan ikterus secara visual, sebagai berikut:

a) Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang.

(27)

b) Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan. c) Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan

bagian tubuh yang tampak kuning. 2) Bilirubin Serum

Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya intervensi lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan serum bilirubin adalah tindakan ini merupakan tindakan invasif yang dianggap dapat meningkatkan morbiditas neonatus. Umumnya yang diperiksa adalah bilirubin total.

e. Tanda dan Gejala ikterus

Menurut Alimul (2009), tanda dan gejala ikterus meliputi : 1) Pucat

2) Penurunan kesadaran

3) Kekakuan seluruh tubuh tanpa adanya rangsangan 4) Malas minum atau tidak bisa minum

5) Kulit tampak kuning dan teraba dingin f. Jenis-jenis Ikterus

(28)

1) Ikterus Hemolitik

ikterus yang timbul karena meningkatnya penghancuran

sel darah merah. Misal pada keadaan infeksi (sepsis), ketidak cocokan gol darah ibu dengan golongan darah bayi, bayi yang baru lahir (ikterus fisiologik).

2) Ikterus Obstruktif

Ikterus yang terjadi penyumbatan saluran empedu baik di

dalam hati maupun di luar hati. Akibat sumbatan ini terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung.

3) Kern Ikterus

Kern ikterus adalah kerusakan otak akibat perlengketan

bilirubin indirek pada otak.

g. Patofisiologi

Menurut Sihombing (2010), pada dasarnya warna kekuningan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

1) Proses pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan. 2) Gangguan proses transportasi pigmen empedu (bilirubin). 3) Gangguan proses penggabungan (konjugasi) pigmen empedu

(bilirubin) dengan protein.

4) Gangguan proses pengeluaran pigmen empedu (bilirubin) bersama air.

(29)

Gangguan pada proses di atas dan proses lain yang lebih rumit menyebabkan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam darah meningkat, akibatnya kulit bayi nampak kekuningan.

h. Penilaian kadar bilirubin

Prawirohardjo (2006), penilaian kadar bilirubin adalah :

Pengamatan ikterik kadang-kadang agak sulit apalagi dalam cahaya buatan. Paling baik pengamatan dilakukan dalam cahaya matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.

Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus yang merupakan resiko terjadinya kern ikterus, misalnya kadar bilirubin bebas, kadar bilirubin 1 dan 2 atau secara klinis dilakukan dibawah sinar biaya (day light).

Sebaliknya penilaian ikterus dilakukan secara laboratories, apabila fasilitas tidak memungkinkan dapat dilakukan secara klinis. Dibawah ini dapat dilihat gambar pembagian derajat dan daerah ikterus.

a) Derajat I : kepala sampai leher

b) Derajat II : kepala, badan sampai umbilicus c) Derajat III : kepala, badan sampai paha

d) Derajat IV : kepala, badan, paha sampai dengan lutut e) Derajat V : kepala, badan, semua ekstermitas sampai ujung

(30)

Gambar 2.1

Pembagian derajat ikterus dan daerah kulit bayi yang berwarna kuning untuk penerapan rumus Kramer (Prawirohardjo, 2005).

Tabel 2.1 Rumus Kramer

Sumber : (Prawiroharjo, 2005)

h. Penatalaksanaan

Menurut Dewi (2011), penatalaksanaan ikterus neonatus derajat 1 adalah :

a) Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya. b) Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti memandikan,

melakukan perawatan tali pusat, membersihkan jalan nafas, Daerah Luas Hiperbilirubin Kadar bilirubin (mg %)

1 Kepala dan leher

Daerah 1 (+)

5

2 Badan bagian atas

Daerah 1, 2 (+)

9 3 Badan bagian bawah dan tungkai

Daerah 1, 2, 3 (+)

11 4 Lengan dan kaki dibawah dengkul

Daerah 1, 2, 3, 4 (+)

12

(31)

menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit.

c) Ajarkan ibu cara memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat, menjaga agar bayi tidak hipotermi, menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit.

d) Jelaskan pentingnya hal-hal seperti memberikan ASI sedini mungkin,

e) Jemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap.

f) Periksa kadar bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan laboratorium.

B. Teori Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2005).

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang akan dilakukan, studi kasus ini penulis menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney

(32)

karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. 2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen asuhan kebidanan menurut Hellen Varney ada 7 langkah mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi.

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2007).

1) Data Subyektif

Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subyektif mencakup data yang didapat dari suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2002).

(33)

(1) Nama bayi : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.

(2) Umur bayi :Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya disesuaikan dengan

tindakan yang akan dilakukan. (3) Tanggal/jam/lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir

yang nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan. (4) Berat badan : Untuk mengetahui kesesuaian

antara berat badan umur kehamilan.

(5) Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan dengan umur kahamilan.

(6) Nama Orang Tua : Untuk mengetahui nama terang bayi dari penanggung jawab. (7) Umur Orang Tua : Untuk mengetahui berapa umur

orang tua.

(8) Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien.

(9) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.

(34)

(10) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual.

(11) Pekerjaan : Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap masalah pasien. (12) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal

Pasien dan lingkungannya. b) Anamnesa dengan orang tua

(1) Keluhan Utama

Keluhan utama adalah proses pengkajian kondisi pasien pada saat datang yaitu dengan keluhan bayi baru lahir terlihat kuning, sulit menghisap, penurunan kesadaran, terlihat pucat sehingga timbul kecemasan pada orang tuanya (Wiknjosastro, 2006).

(2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya lahir, tempat persalinan, umur kelahiran, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong persalinan, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas lalu, keadaan anak sekarang (Prawirohardjo, 2005).

(3) Riwayat kesehatan sekarang

Mengkaji kondisi bayi untuk menentukan pemeriksaan disamping alasan datang (Nursalam,2003).

(35)

4) Riwayat penyakit sistemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu hamil diantaranya jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi dan epilepsi yang dapat mempengaruhi kehamilan (Wiknjosastro, 2005). 5) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam keluarga ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi kehamilan (Prawirohardjo, 2005). 6) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar (Saifuddin, 2002).

7) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses kehamilan (Prawirohardjo, 2006).

2) Data Obyektif

Menurut Priharjo (2010), pemeriksaan fisik bayi melalui data objektif. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari

(36)

pengkajian dan pemeriksaan fisik pasien guna menegakkan diagnosa. Pada pemeriksaan bayi meliputi pemeriksaan sebagai berikut :

a) Pemeriksaan khusus riwayat (apgar score), yang dinilai antara lain:

Tabel 2.2 Riwayat Pemeriksaan Khusus (Apgar Score) ASPEK YANG DINILAI NILAI JUMLAH 0 1 2 Menit 1 5 mnt I 5 mnt II Appearance (warna kulit) Pulse (denyut jantung) Grimace (tonus otot) Activity (aktivitas) Respiratory (pernapasan) Biru/pucat Tidak teraba Tidak ada Lemas/ lumpuh Tidak ada Badan merah muda, ekstermitas biru <100 Lambat Gerakan sedikit Lambat, tidak teratur Badan dan ekstermitas merah muda >100 Menangis kuat Aktif Baik, menangis kuat JUMLAH b) Pemeriksaan umum yang dikaji adalah :

(1) Suhu untuk mengetahui apakah bayi hipotermi atau tidak, dengan nilai batas normal adalah 36Ԩ-37Ԩ

(2) Nadi untuk mengetahui nadi lebih cepat atau tidak, dengan batas normal adalah 120-160 kali/menit

(37)

(3) Pernafasan untuk mengetahui frekuensi, irama atau keteraturan dan kedalaman, dengan batas normal adalah 30-60 kali/menit

(4) Keaktifan untuk mengetahui apakah bayi bergerak aktif atau tidak, dengan batas normal adalah bayi aktif bergerak (Priharjo, 2010).

c) Menurut Alimul (2006), pemeriksaan fisik secara inspeksi yang dimulai dari kepala sampai kaki (head to toe)

Pemeriksaan fisik sistematis, menurut Alimul (2006) antara lain :

(1) Kepala : Ada atau tidak caput atau chepal, pada bayi dengan ikterus derajat I baik

(2) Muka : Simetris atau tidak simetris atau nampak kekuningan

(3) Mata : Sclera dan konjungtiva normal, nampak kekuningan

(4) Telinga : Simetris atau tidak bagian kanan atau kiri (5) Mulut : Ada atau tidak ada labiopalatoskisis (6) Hidung : Ada atau tidak ada benjolan, pada bayi

dengan ikterus derajat I nampak kekuningan

(7) Leher : Ada atau tidak ada pembesaran, pada bayi dengan ikterus derajat I nampak

(38)

kekuningan

(8) Dada : Simetris atau tidak bagian kanan dan kiri (9) Perut : Kembung atau tidak kembung

(10) Tali pusat : Terbungkus kassa steril atau tidak (11) Punggung : Ada atau tidak spina bifida atau tidak (12) Ekstermitas : Lengkap atau tidak

(13) Genetalia : laki-laki : testis sudah turun atau belum Perempuan : Labia mayor sudah menutupi labia minor atau belum

(14) Anus : Atresia ani atau tidak ada d) Pemeriksaan reflek

(1) Reflek moro

Reflek ini dijumpai selama beberapa minggu setelah dilahirkan dan terdiri atas gerakan melontar kedua lengan serta kemudian menariknya kembali dalam bentuk gerakan “Memeluk”. Pada bayi dengan ikterus masih lemah (Stright, 2004).

(2) Reflek Menggenggam atau reflek grasping

Reflek menggenggam kuat sekali dan kadang-kadang dapat diangkat dari permukaan meja atau tempat tidurnya sementara I berbaring terlentang dan menggenggam jari tangan si pemeriksa. Pada bayi dengan ikterus reflek ini masih lemah (Farrer, 2002).

(39)

(3) Reflek menghisap atau reflek suching

Bayi normal yang cukup bulan akan berupaya untuk menghisap setiap benda yang menyentuh bibirnya. Reflek menghisap pada bayi ikterus masih lemah (Hidayat, 2008).

(4) Reflek mencari atau Rooting

Kalau pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh untuk mencari puting susu. Pada bayi dengan ikterus reflek ini masih lemah (Hidayat, 2008).

(5) Reflek melangkah atau reflek plantar

Jika bayi didirikan dengan memegang badannya dibawah kedua lengannya sedemikian rupa sehingga kedua kakinya menyentuh suatu permukaan yang keras, maka ia akan mengangkat malu-malu tungkai yang satu dan kemudian tungkai yang lainnya seperti mencoba berjalan atau melangkah (Hidayat, 2008).

e) Pemeriksaan antropometri

(1) Lingkar kepala : Variasi normal antara 33 sampai 37 cm (Matondang, 2003)

(2) Lingkar dada : Lingkar dada biasanya 2 cm lebih kecil dari pada lingkar kepala (Matondang, 2003)

(40)

(3) Berat badan : Berat badan bayi normal antara 2500 sampai 4000 gram (Pusponegoro, 2005)

(4) Panjang badan : Variasi normal antara 45 sampai 59 cm (Matondang, 2003)

f) Pemeriksaan eliminasi

Pada pemeriksaan ini yang dikaji antara lain : eliminasi urine, dan mekonium terutama pada 24 jam pertama. Baik frekuensi, warna, dan kondisi eliminasinya. Pada keadaan normal urine dan mekonium sudah keluar pada 24 jam pertama (Mufdillah, 2008).

g) Data penunjang

Data penunjang ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium antara lain : pemeriksaan Hb dan golongan darah, serta kadar bilirubin dalam darah pada bayi dengan ikterus mencapai > 5 mg% (Depkes RI, 2007).

b. Interpretasi Data

Interpretasi data yang telah dikumpulkan pada pengkajian mengacu pada :

1) Diagnosa

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2005).

(41)

Diagnosa kebidanan : Bayi baru lahir ny. X lahir normal cukup bulan umur... jam dengan ikterus derajat I.

Dasar :

Data Subyektif menurut Marmi dan Rahardjo (2012) : a. Ibu mengatakan bayinya kuning

b. Ibu mengatakan bayinya malas minum Data Obyektif :

a) Pemeriksaan inspeksi meliputi pemeriksaan : reflek menghisap dan menelan masih lemah, kepala sampai leher berwarna kuning (Wiknjosastro, 2007).

b) Pemeriksaan laboratorium meliputi : Hb, golongan darah serta kadar bilirubin > 5 mg% dalam darah (Prawirohardjo, 2005).

2) Masalah

Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pernyataan pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian dan diagnosa (Varney, 2004). Masalah – masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir dengan ikterus adalah gangguan system pernafasan, reflek hisap dan menelan minuman, rewel dan kenaikan suhu tubuh (Manuaba, 2007).

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah didapatkan dengan

(42)

analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan-kebutuhan yang harus diberikan pada bayi baru lahir dengan ikterus adalah oksigen sesuai terapi, pemberian cairan yang cukup, mengobservasi keadaan umum bayi secara intensif menjaga supaya lingkungan sekitar tetap nyaman dan hangat (Ngastiyah, 2005). c. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan kritis tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah (Varney, 2004). Masalah potensial pada bayi baru lahir dengan ikterus akan muncul apabila kadar bilirubin semakin meningkat dan potensial terjadinya ikterus derajat II (Wiknjosastro, 2007).

d. Antisipasi

Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera dan tindakan kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk menghindari terjadi kegawat daruratan (Wiknjosastro, 2007). Antisipasi menurut Prawirohardjo (2006), untuk tanda ikterus derajat II pada kasus ini antara lain :

1) Penurunan kadar bilirubin dengan cara mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin dengan pemberian agar-agar dan early feeding.

(43)

3) Jemur bayi pada sinar matahari pagi, jam 7-8 pagi selama 15 sampai 30 menit.

4) Periksa kadar bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan laboratorium setiap 3-5 hari sekali.

e. Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang diidentifikasikan atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).

Perencanaan pada bayi baru lahir dengan ikterus yaitu : 1) Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya. 2) Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti memandikan,

melakukan perawatan tali pusat, membersihkan jalan napas dan menjaga bayi agar tidak hipotermi (Dewi, 2011).

3) Berikan kebutuhan cairan yaitu ASI sesegera mungkin.

4) Jemur di matahari pagi jam 7-9 selama 10 menit. Badan bayi telanjang dan mata ditutup.

5) Periksa kadar bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan laboratorium.

(44)

6) Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk melakukan terapi selanjutnya (Prawirohardjo, 2008).

f. Pelaksanaan

Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilakukan secara efisien dan aman.

1) Melakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya. 2) melakukan perawatan bayi sehari-hari seperti memandikan,

melakukan perawatan tali pusat, membersihkan jalan napas dan menjaga bayi agar tidak hipotermi (Dewi, 2011).

3) memberikan kebutuhan cairan yaitu ASI sesegera mungkin. 4) Menjemur di matahari pagi jam 7-9 selama 10 menit. Badan

bayi telanjang dan mata ditutup.

5) memeriksa kadar bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan laboratorium.

6) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk melakukan terapi selanjutnya (Prawirohardjo, 2008).

g. Evaluasi

Langkah ketujuh adalah evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan terpenuhi, kadar bilirubin atau derajat ikterus menurun dan sampai tidak terjadi ikterus, bayi tidak kesulitan dalam menyusu (Varney, 2004).

(45)

3. Data Perkembangan

Pendokumentasian data perkembangan menggunakan “SOAP” (Varney, 2004).

S : Subyek

Menggunakan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Obyektif

Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, tes diagnostik dalam data fokus untuk mendukung assesment.

A : Assesment / analisa

Pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.

1) Diagnosa atau masalah.

2) Antisipasi diagnosa / masalah potensial.

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan, dokter, konsultasi, kolaborasi atau rujukan.

P : Planning

Pendokumentasian dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

C. Landasan Hukum

Menurut Kepmenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007, tentang standar profesi bidan menyebutkan bahwa pada asuhan Bayi Baru Lahir

(46)

(kompetensi-16) bidan mempunyai wewenang dalam memberitahu asuhan yakni memantau pertumbuhan dan pemantauan bayi.

Berdasarkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes : 369/SK/III/2007 mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai patner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, sosial budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Menkes RI, 2007).

(47)

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah merupakan bentuk laporan studi kasus dengan mengunakan metode deskripsi yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005).

Studi kasus merupakan laporan yang digunakan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).

Pada studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat yang digunakan untuk mengambil laporan kasus (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

C. Subjek Studi Kasus

Subyek studi kasus adalah seseorang yang akan dikenai kegiatan kasus (Notoatmodjo, 2005). Subjek dari studi kasus ini adalah bayi Ny. A dengan ikterus derajat I di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

(48)

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan waktu yang digunakan untuk pelaksanaan studi kasus (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 17 – 20 Maret 2014.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini instrumen yang digunakan penulis adalah format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney dan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada studi kasus ini dengan cara pengambilan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo,2007). a. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Inspeksi merupakan peroses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2008).

(49)

Inspeksi juga dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Notoatmodjo, 2003). Pada kasus bayi dengan ikterus yaitu melihat warna kulit secara berurutan mulai dari kepala sampai bagian bawah atau kaki (Willms, 2005). Pada kasus ikterus terdapat inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki. Pada bayi dengan ikterus derajat I ini kepala relatif lebih besar, pergelangan kaki dalam fleksi/ lurus dan kepala mengarah ke satu sisi.

2) Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2008). Pada kasus bayi dengan ikterus dilakukan palpasi untuk memeriksa reflek dan turgor kulit (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus bayi baru lahir dengan ikterus palpasi dilakukan pada turgor kulit.

3) Perkusi

Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian kiri dan kanan (Nursalam, 2008). Pada kasus bayi dengan ikterus untuk memeriksa perut kembung atau tidak (Alimul, 2008). Pada kasus bayi baru lahir dengan ikterus derajat I dilakukan pada abdomen.

(50)

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2008). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi denyut jantung bayi dan untuk mengetahui kegawatdaruratan (Saifuddin, 2002). Pada kasus bayi baru lahir dengan ikterus derajat I dilakukan untuk mendeteksi frekuensi jantung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari sasaran peneliti atau berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan keluarga klien, bidan dan perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

c. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data meliputi : melihat, mencatat jumlah dan tarif aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini yang akan diobservasi yaitu kadar bilirubin, output meliputi buang air kecil, buang air besar dan input melalui pemberian nutrisi cairan (Graber, 2006).

(51)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2003). Cara mendapatkan data sekunder yaitu dengan :

a. Studi dokumentasi

Sumber informasi yang berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan kasus bayi Ny. A dengan ikterus derajat I diambil dari catatan rekam medik yang menjadikan informasi tentang berbagai hal yang diperoleh di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

b. Studi kepustakaan

Bahan – Bahan pustaka yang sangat penting dalam menuju latar belakang suatu penelitian (Notoatmodjo, 2005). Studi kepustakaan ini diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan ikterus yaitu buku referensi tahun 2003 - 2014.

G. Alat – alat yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:

1. Untuk wawancara

a. Format Asuhan kebidanan pada bayi b. Buku tulis

(52)

2. Untuk pemeriksaan a. Termometer b. Stetoskop c. Jam Tangan

d. Alat ukur tinggi badan e. Timbangan berat badan f. Semprit dan jarum g. Tourniquette h. Botol penampung i. Kapas alkohol j. Plester 3. Untuk dokumen a. Buku referensi b. Komputer c. Alat tulis

(53)

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : HCU

Tanggal masuk : 16 Maret 2014 No Register :01246313

A. Tinjauan Kasus

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09.00 WIB

a. IDENTITAS BAYI

1. Nama Bayi : By. Ny. A

2. Umur : 12 jam

3. Tgl / Jam Lahir : 16 Maret 2014/ 21.25 WIB 4. Jenis Kelamin : laki- laki

5. BB / PB : 3200 gram / 49 cm

IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH 1. Nama : Ny. A Nama : Tn. H 2. Umur : 33 tahun Umur : 35 tahun 3. Agama : islam Agama : islam

4. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia 5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta 7. Alamat : Kwarasan RT 04 RW 07 grogol, Sukoharjo

(54)

b. ANAMNESA ( DATA SUBYEKTIF) PADA IBU

1. Riwayat Kehamilan Sekarang a. HPHT : 2 Juni 2013 b. HPL : 9 Maret 2014 c. Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan pusing dan mual-mual Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan d. ANC : 6 kali teratur di bidan

TM I : 1x saat usia kehamilan 8 minggu

TM II : 2x saat usia kehamilan 20 minggu dan 24 minggu TM III : 3x saat usia kehamilan 28 minngu, 30 minggu dan

32 minggu

e. Penyuluhan yang pernah didapat :

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet besi dan gizi ibu hamil di bidan

f. Imunisasi TT :

Ibu mengatakan sudah dapat imunisasi capeng saat mau menikah dan TT 1 kali saat umur kehamilan 4 bulan

2. Riwayat persalinan ini

a. Tempat persalinan : RSUD Dr. Moewardi, penolong bidan

(55)

b. Jenis persalinan : Spontan

c. Komplikasi / Kelainan dalam persalinan : tidak ada komplikasi

d. Plasenta

- Berat : ± 500 gram

- panjang tali pusat : ± 50 cm - Insersi Tali Pusat : sentralis - Cairan Ketuban : ± 100 cc - Kelainan : tidak ada

Sumber : Data RM RSUD Dr. Moewardi tanggal 16 Maret 2014 pukul 21.30 WIB.

e. Lama Persalinan :

Kala I : 4 jam 20 menit Kala II : - jam 15 menit Kala III : - jam 5 menit Kala IV : 2 jam - menit 3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit saat hamil :

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit apapun seperti batuk, pilek dan demam

b. Riwayat penyakit sistemik a. Jantung

(56)

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantung berdebar-debar, cepat lelah bila beraktivitas ringan, tidak keluar keringat dingin.

b. Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri bawah perut, tidak nyeri pinggang dan sakit saat BAK.

c. Asma

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak napas. d. TBC

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan batuk yang berkepanjangan yang disertai dengan berat badan turun selama 3 bulan dan tidak keluar keringat dingin pada malam hari.

e. Hepatitis

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning, pada mata kuku dan kulit tidak pernah berwarna kuning. f. DM

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dengan gejala sering minum, lapar dan BAK pada malam hari lebih dari 5 kali.

g. Hipertensi

Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

(57)

h. Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai keluar busa dari mulut.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti (DM, jantung, hipertensi) dan menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS).

d. Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai keturunan kembar. e. Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun. c. PEMERIKSAAN FISIK BAYI

1. Riwayat Pemeriksaan Khusus (Agar score)

Aspek yang dinilai Nilai Jumlah 0 1 2 menit 1 5 menit ke-1 5 menit ke-2 Denyut

jantung Tak teraba <100/ menit >100/menit 2 2 2

Pernafasan Tak bernafas Lambat, tak teratur Teratur, menangis kuat 2 2 2

Tonus otot Terkulai Sikap anggota tubuh ditekuk Menggerakkan anggota tubuh 2 2 2 Reaksi pernafasan Takada Muka

menyeringai Batuk dan bersin 1 2 2

Warna kulit Badan pucat Anggota badan

biru Merah jambu 1 1 2

Jumlah 8 9 10

Sumber : Data RM RSUD Dr. Moewardi tanggal 16 Maret 2014 pukul 21.35 WIB.

(58)

2. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum :sedang b. Suhu : 36,8ºC c. Pernafasan : 48 x/menit d. Nadi : 144 x/menit e. Keaktifan : kurang aktif 3. Pemeriksaan Fisik Sistematis

a. Kepala : Tidak ada caput succedenum, tidak ada chepal hematoma, rambut hitam b. Ubun-ubun : Berdenyut

c. Muka : Simetris, tidak oedema tampak kuning d. Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera

kuning

e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tampak kuning

f. Hidung : Simetris, tidak ada benjolan, tampak kuning

g. Mulut : Tidak ada labiopalatoskisis, kering h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

tampak kuning

i. Dada : Simetris, tidak ada retraksi

j. Perut : Kembung

(59)

terbungkus kassa steril

l. Punggung : Tidak ada kelainan, tidak ada spina bifida m. Ekstremitas : Simetris, jari tangan dan kaki lengkap n. Genetalia : Testis sudah turun dalam skortum, penis

berlubang o. Anus : Berlubang 4. Reflek

a. Reflek Moro : Positif, dikagetkan lengan dan kaki terangkat

b. Reflek Rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pipi, kepala bayi sedikit menoleh kearah sentuhan

c. Reflek Walking : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas dan ke bawah saat disentuhkan kepermukaan yang keras

d. Reflek Grasping : Positif, bayi menggenggam kuat saat telapak tangan disentuh

e. Reflek Suching : Lemah, saat diberi rangsangan pada bibir bayi, bayi menghisap dengan lemah

f. Reflek Tonick neck : Lemah, saat bayi ditengkurapkan maka kepala akan menengadah ke

(60)

atas dan berputar 5. Antropometri a. Lingkar Kepala : 34 cm b. Lingkar Dada : 33 cm c. LLA : 10 cm d. BB / PB : 3200 gram/ 49 cm 6. Eliminasi

a. Urine : Sehari BAK 8-10 kali, warna kuning jernih b. Meconium : Sehari BAB 2-3 kali, warna hijau

kehitaman konsistensi lembek d. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Tabel 4.2 Hasil Pemeriksan Laboratorium

No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

1. Hemoglobin 13,6 12-16 Gr% 2. Hematokrit 45 35-45 % 3. Leukosit 21,2 5000-10.000 4. Bilirubin direk 0,51 0-0,25 Mg% 5. Bilirubin indirek 5,02 0-0,75 Mg% 6. Bilirubin total 5,53 0-1 Mg% Golongan darah O

Sumber : Hasil Pemeriksan Laboratorium Tanggal 17 Maret 2014, Pukul 07.55 WIB.

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09.00 WIB A. Diagnosa Kebidanan

Bayi Ny. A lahir normal cukup bulan, umur 12 jam dengan ikterus derajat I.

(61)

Data Dasar : Data Subyektif

1) Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 16 Maret 2014 pukul 21.25 WIB.

2) Ibu mengatakan bayi malas minum, bayi terlihat kuning jam 08.00 WIB dan bayi menyusu ± sudah 5 kali.

Data Obyektif

1) Keadaan umum : Sedang 2) Kesadaran : Composmentis 3) Pernafasan : 48 x/menit 4) Frekuensi nadi : 144 x/menit

5) Suhu : 36,8ºC

6) BB : 3200 gram

7) PB : 49 cm

8) LK : 34 cm

9) LD : 33 cm

10) Dirawat dalam inkubator dengan suhu 32ºC 11) Apgar score : 8-9-10

12) Kulit terlihat kuning pada daerah muka sampai leher.

13) Reflek rooting, reflek walking, reflek suching dan reflek tonick neck lemah

14) Hasil Pemeriksaan Laboratorium

(62)

Bilirubin indirek 5,02 0-0,75 mg% Bilirubin total 5,53 0-1 mg% B. Masalah

1) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. 2) Peningkatan kadar bilirubin dalam darah. C. Kebutuhan

1) Pemenuhan cairan dan nutrisi yang adekuat.

2) Mengobservasi keadaan umum bayi dan keadaan ikterus.

III. DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada.

IV. ANTISIPASI Tidak dilakukan.

V. PERENCANAAN

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09.15 WIB 1. Beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi. 2. Observasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 4 jam

sekali.

3. Observasi keadaan ikterus setiap hari. 4. Kaji reflek menghisap dan menelan.

(63)

5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium.

6. Beri selimut pada bayi dan dibedong. 7. Timbang berat badan bayi setiap hari. 8. Beri ASI secara on demand.

9. Observasi BAB dan BAK 8 jam sekali. 10. Jemur bayi setiap pagi jam 7-8 ±30 menit.

11. Jaga lingkungan disekitar bayi agar tetap bersih dan hangat. 12. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09. 25 WIB 1. Pukul 09.25 WIB memberi informasi kepada ibu dan keluarga

bahwa bayinya berwarna kuning dan bayi akan diletakkan dalam incubator 32ºC.

2. Pukul 09.35 WIB Mengobservasi keadaan ikterus pada bayi. 3. Pukul 09. 40 WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan

dengan memasukkan jari kelingking ke dalam mulut bayi, mengkaji bayi tersedak atau tidak jika bayi diberi minum.

4. Pukul 09.45 WIB Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan kadar bilirubin.

(64)

6. Pukul 09.53 WIB Memberi ASI secara on demand atau tidak dijadwal pada bayinya dengan cara disusui oleh ibunya.

7. Pukul 09.55 WIB Mengobservasi BAK dan BAB setiap 8 jam sekali.

8. Pukul 07.00 WIB Menjemur bayi pagi hari jam 7-8 ±30 menit. 9. Pukul 10.05 WIB Menjaga lingkungan disekitar bayi agar tetap

bersih dan hangat.

10. Pukul 10.10 WIB kolaborasi dengan dokter Sp. A untuk dilakukan pemeriksaan pada bayi.

VII. EVALUASI

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 10.30 WIB 1. Ibu dan keluarga sudah tahu tentang keadaan bayinya.

2. Kepala sampai leher tampak kuning.

3. Reflek menghisap dan menelan lemah, ditandai dengan tesedak bila sedang menyusu.

4. Pemeriksaan kadar bilirubin sudah dilaksanakan oleh petugas laboratorium dan hasilnya akan keluar tanggal 18 Maret 2014. 5. Bayi sudah diberikan selimut dan dibedong.

6. Berat badan bayi 3200 gram.

7. Bayi sudah diberikan ASI secara on demand atau tidak dijadwal dengan cara disusui oleh ibunya.

(65)

8. Lingkungan disekitar bayi sudah bersih dan sudah terjaga kehangatannya.

9. Sudah dilakukan pemeriksaan oleh dokter Sp. A. 10. Hasil observasi

Tanggal Jam Keadaan Umum TTV Kadar Bilirubin (mg%) BAB BAK S (ºC) N x/mnt R x/mnt 17 Maret 2014 09.00 Sedang 36,8 144 48 5,53 3x/8 jam 5x/8 jam DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul : 10.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan bayinya sudah diberi ASI tidak dijadwal, ± sudah 7 kali dan lamanya sekitar 10 menit.

2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan pukul 06.00 WIB.

3. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB 1 kali dengan warna hitam kecoklatan konsistensi lembek dan BAK 4 kali.

4. Ibu mengatakan bayinya sudah dijemur pukul 07.00 WIB selama ±30 menit.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Sedang 2. Kesadaran : Composmentis

(66)

4. Nadi : 128 x/menit 5. Pernafasan : 44 x/menit

6. BB : 3200 gram

7. Reflek menghisap dan menelan masih lemah. 8. Dirawat dalam inkubator dengan suhu 32ºC 9. Kepala dan leher tampak kuning.

10. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Maret 2014 Bilirubin direk : 0,45 mg% (0-0,25 mg%) Bilirubin indirek : 2,75 mg% (0-0,75 mg%) Bilirubin total : 3,20 mg% (0-1 mg%)

A : Assesment

Bayi Ny. A lahir normal, cukup bulan umur 2 hari dengan ikterus derajat I.

P : Planning

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul : 10.15 WIB

1. Pukul 10.10 WIB Mengobservasi keadaan umum. 2. Pukul 10.20 WIB Mengobservasi keadaan ikterus.

3. Pukul 10.25 WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan. 4. Pukul 10.30 WIB Mengobservasi BAK dan BAB.

5. Pukul 10.35 WIB Memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi dengan cara disusui oleh ibunya.

(67)

EVALUASI

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul : 11.00 WIB

1. Reflek menghisap dan menelan masih lemah. 2. ASI telah diberikan sesuai kebutuhan. 3. Suhu inkubator sudah diatur yaitu 32ºC. 4. Hasil observasi

Tanggal Jam Keadaan umum TTV Kadar bilirubin (mg%) BAB BAK S (ºC) N x/mnt R x/mnt 18 Maret 2014 10.00 Sedang 37 128 44 3,20 3x/8 jam 6x/8 jam DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 08.30 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan bayi sudah diberi ASI tidak dijadwal, ± sudah 8 kali dan lamanya sekitar 10 menit.

2. Ibu mengatakan bayi sudah dimandikan pukul 06.00 WIB.

3. Ibu mengatakan bayi sudah dijemur pukul 07.00 WIB selama ±30 menit. 4. Ibu mengatakan bayi belum BAB dan sudah BAK 3 kali warna kuning

jernih.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

(68)

3. Suhu : 37ºC 4. Nadi : 132 x/menit 5. Pernafasan : 44 x/menit

6. BB : 3200 gram

7. Reflek menghisap dan menelan cukup. 8. Dirawat dalam incubator dengan suhu 32ºC.

9. Keadaan warna kuning pada muka dan leher sudah berkurang. 10. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Maret 2014

Bilirubin direk : 0,26 mg% (0-0,25 mg%) Bilirubin indirek : 0,93 mg% (0-0,75 mg%) Bilirubin total : 1,19 mg% (0-1 mg%)

A : Assesment

Bayi Ny. A lahir normal, cukup bulan umur 3 hari dengan ikterus deajat I.

P : Planning

Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 08.45 WIB

1. Pukul 08.30 WIB Mengobservasi keadaan umum. 2. Pukul 08.50 WIB Mengobservasi keadaan ikterus.

3. Pukul 08.55 WIB Mengkaji reflek menghisap dan menelan. 4. Pukul 09.00 WIB Mengobservasi BAK dan BAB.

5. Pukul 09.05 WIB Memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.

EVALUASI

Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 09.40 WIB

(69)

2. Bayi sudah disusui secara on deman atau tidak dijadwal. 3. Hasil observasi

Tanggal Jam Keadaan umum TTV Kadar bilirubin (mg%) BAB BAK S (ºC) N x/mnt R x/mnt 19 Maret 2014 08.30 Baik 37 132 44 1,19 3x/8 jam 5x/8 jam

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 20 Maret 2014 Pukul : 10.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan bayi sudah diberi ASI tidak dijadwal, ± sudah 8 kali dan lamanya sekitar 10 menit.

2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan dan ditimbang berat badannya.

3. Ibu mengatakan bayi sudah dijemur pagi pukul 07.00 WIB selama ±30 menit.

4. Ibu mengatakan bayi sudah BAB 1 kali warna hitam kecoklatan konsistensi lembek dan BAK 4 kali warna kuning jernih.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Suhu : 37,2 ºC

4. Nadi : 128 x/menit 5. Pernafasan : 44 x/menit

(70)

6. BB : 3250 gram 7. Reflek menghisap dan menelan kuat.

8. Keadaan warna kuning pada muka dan leher sudah tidak terlihat 9. Bayi nampak aktif dan sehat

10. Hasil laboratorium tanggal 20 Maret 2014

Bilirubin direk : 0,21 mg% (0-0,25 mg%) Bilirubin indirek : 0,50 mg% (0-0,75 mg%) Bilirubin total : 0,71 mg% (0-1 mg%)

A : Assesment

Bayi Ny. A lahir normal cukup bulan, umur 4 hari dengan riwayat ikterus derajat I.

P : Planning

Tanggal 20 Maret 2014 Pukul : 10.15 WIB

1. Pukul 10.10 WIB Mengobservasi keadaan umum.

2. Pukul 10.20 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong dan diselimuti.

3. Pukul 10.25 WIB Menganjurkan ibu memberi ASI secara on demand. 4. Pukul 10.30 WIB Memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI

eksklusif.

5. Pukul 10.40 WIB Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dirumah setiap pagi jam 7-8 selama ±15-30 menit.

6. Pukul 10.45 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan laboratorium, hasilnya kadar bilirubin sudah menurun yaitu 0, 71 mg% dalam batas normal.

(71)

7. Pukul 10.50 WIB Menganjurkan ibu untuk datang ke rumah sakit atau bidan agar bayinya mendapat imunisasi BCG 1 minggu lagi.

8. Pukul 10.55 WIB Menyiapkan bayi untuk pulang sesuai advis dokter. 9. Pukul 11.00 WIB Memberitahu ibu agar kontrol ulang bayinya 1 minggu

lagi.

EVALUASI

Tanggal : 20 Maret 2014 Pukul : 11.15 WIB

1. Bayi tampak bersih dan nyaman serta tali pusat telah dibungkus kassa steril.

2. Bayi telah dibedong dan diselimuti.

3. Ibu bersedia memberikan ASI secara on demand. 4. Ibu sudah mengerti manfaat ASI Eksklusif.

5. Ibu bersedia menjemur bayinya waktu pagi hari saat dirumah.

6. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk mengimunisasikan bayinya.

7. Bayi pulang pukul 12.00 WIB setelah visit dokter dan dianjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi yaitu tanggal 27 Maret 2014.

8. Hasil observasi

Tanggal Jam Keadaan umum TTV Kadar bilirubin (mg%) BAB BAK S (ºC) N x/mnt R x/mnt 20 Maret 2014 10.00 Baik 37,2 128 44 0,71 3x/8 jam 5x/8 jam

Gambar

Tabel 2.1 Rumus Kramer
Tabel 2.2 Riwayat Pemeriksaan Khusus (Apgar Score) ASPEK  YANG  DINILAI                           NILAI                                   JUMLAH        0                1                     2 Menit 15mnt  I 5 mnt II  Appearance  (warna kulit)  Pulse  (den

Referensi

Dokumen terkait

• Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari

– keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan , kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan

Dari kedua pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa media promosi cetak merupakan media yang digunakan oleh produsen, yang mana dalam media tersebut

dalam pembuatan tugas akhir karya seni tersebut, merupakan pengembangan dari bentuk geometris yang digabung menjadi satu karya yang memiliki nilai estetis, motif yang terdapat

sirih+jawerkotok+beluntas memberikan aktivitas antijamur yang kurang baik dibandingkan ekstrak tunggal sirih (nilai Sig 0,000) tetapi lebih baik dibandingkan dengan

keamanan, penuh kreatif, dan kreasi yang ditunjukkan oleh suporter sepak bola dalam mendukung kesebelasannya yang kemudian dilarang dengan cara yang kasar serta main pukul

Skripsi yang berjudul : INOVASI PELAYANAN PENCATATAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA (Studi kasus: Program Bela Sungkawa Kirim Aktra

Dari alasan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang sirup obat yang mengandung alkohol dengan judul skripsi “Pandangan Majelis Ulama’ Indonesia