1
BAB I
2
DAFTAR ISI
KAT A PENGANTAR ... IKHTISAR EXECUTIF ... DAFT AR ISI ... DAFT AR TABEL ... DAFT AR GRAFIK ... i iii v vi vii BAB I : PENDAHULUAN A Latar Belakang ……...…………..………...………...…….. 1B Maksud dan Tujuan ... 2
C Tugas Pokok dan Fungsi RSJPDHK ... 2
D Sistematika Penulisan ... 5
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RSJPDHK A Rencana Kerja Tahunan …... 6
B Penetapan Kinerja …... 9
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja ..………... I. Peningkatan Kinerja Keuangan ... II. Peningkatan Kinerja Cakupan Pelayanan ..…... III. Peningkatan Pertumbuhan Pembelajaran ……… IV. Peningkatan Mutu….………. 12 14 19 49 B Sumber Daya …... 52 BAB IV : KESIMPULAN .. ... 59 LAMPIRAN :
1) Form RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2014 2) Pernyataan Penetapan Kinerja TA 2014
3
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) merupakan rumah sakit khusus yang menjadi Pusat Rujukan Nasional untuk pelayanan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Rumah sakit ini didirikan oleh Yayasan Harapan Kita di atas tanah seluas 22.389 m2 di Jl. S Parman Kaveling 87 Slipi, Jakarta Barat dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985.
Pada tanggal 27 Maret 1985 Yayasan Harapan Kita melalui Surat Keputusan nomor 02/1985 menyerahkan kepemilikan rumah sakit ini kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Harapan Kita berdasarkan SK. No. 57/Menkes/ SK/II/1985.
Pada tanggal 31 Juli 1997 Yayasan Harapan Kita menyerahkan kembali pengelolaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah nomor 126 tahun 2000, status Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pun berubah menjadi Perusahaan Jawatan di bawah naungan Kementerian BUMN.
Pada tanggal 13 Juni 2005, ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang menyebutkan perubahan status rumah sakit yang semula berstatus Perusahaan Jawatan (Badan Usaha Milik Negara) menjadi Badan Layanan Umum (pasal 37 ayat 2). Dengan demikian, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pun berubah statusnya menjadi BLU-RSJPD Harapan Kita, dan berada di bawah Kementerian Kesehatan RI sebagai Unit Pelaksana Teknis .
RSJPD Harapan Kita sebagai Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, perlu menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dalam upaya mewujudkan Good Clinical
4 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis dan indikator kinerja lainnya yang sudah ditetapkan, dan PERMENKES RI No 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJPD Harapan Kita Tahun 2014 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas RSJPDHK sebagai UPT di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI dalam kurun waktu tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJPD Harapan Kita merupakan rangkuman dari suatu proses di mana setiap Unit Kerja per Direktorat melakukan evaluasi kinerjanya masing-masing yang memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama melaksanakan kegiatan tahun anggaran 2014 yang wajib dipertanggung jawabkan.
C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 1. Tugas Pokok
Berdasarkan Permenkes RI No. 1682/MENKES/PER/XII/2005, RSJPD
Harapan Kita mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan serta upaya rujukan.
Berdasarkan SK Men-Kes No.1102/Men-Kes/SK/IX/2007 Tanggal 26 September 2007 RSJPDHK ditetapkan sebagai Pusat Jantung Nasional
5 yang mempunyai tugas menjadi World Class Hospital dan menerapkan layanan Kardiovaskuler berjenjang di seluruh Indonesia.
Berdasarkan SK Men-Kes No.333/MenKes/SK/V/2011, pada Tanggal 7
Mei 2011 RSJPDHK ditetapkan sebagai RS khusus type A.
2. Fungsi RSJPDHK
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, RS jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menyelenggarakan fungsi :
a. Upaya pencegahan terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah; b. Upaya pelayanan dan penyembuhan bagi pasien penyakit jantung dan
pembuluh darah
c. Upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit jantung dan pembuluh darah;
d. Upaya menjalankan pelayanan berjenjang melalui rujukan yang efektif e. Pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia
f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dalam bidang ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
g. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
6 Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2014
7
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan selama Tahun 2014, capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja (penetapan kinerja) yang ditetapkan pada awal tahun 2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita disusun sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita, serta sistematika penyajian laporan.
b. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang program/kegiatan, indikator dan target yang akan dicapai Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita beserta anggaran yang direncanakan tahun 2014.
c. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2014, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita selama Tahun 2014.
d. Bab IV Simpulan, berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2014.
8
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. A. RENCANA KERJA TAHUNAN
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan proses penetapan target capaian indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Rencana Kerja Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 2014 ini merupakan rencana kerja tahun kelima (terakhir) dalam pencapaian sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis RSJPDHK 2010-2014 yang bervisi ”Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian kardiovaskular secara profesional dan ditopang oleh tatakelola korporasi yang baik”.
B. Dalam Rencana Kerja Tahunan 2014 dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program / kegiatan yang ingin dicapai selama tahun 2014. yang secara garis besar memuat indikator yang meliputi aspek-aspek sesuai dengan visi dan tujuannya dalam Renstra RSJPDHK.
C. RKT yang dituangkan sebagai berikut :
Tabel 2.2. Rencana Kerja Tahunan
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
(1) (2) (3)
I Peningkatan Kinerja
Keuangan
a. Tercapainya Rasio Kas (Cash Ratio) b. Tercapainya Rasio Lancar (Current Ratio) c. Tercapainya Periode Panagihan Piutang
(Collection Period)
d. Tercapainya Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)
e. Tercapainya Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Asset)
f. Tercapainya Imbalan Ekuitas (Return on Equity)
g. Tercapainya Perputaran Persediaan
9
h. Tercapainya Rasio Pendapatan PNBP
terhadap Biaya Operasional
II Peningkatan Kinerja Cakupan Pelayanan
2.1. Pertumbuhan
Produktivitas
a. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum
b. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat
Jalan Executive
c. Tercapainya jumlah kunjungan MCU
d. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat
Darurat
e. Tercapainya jumlah pemeriksaaan
Radiologi pertahun
f. Peningkatan jumlah pemeriksaan
laboratorium
g. Tercapainya Pertumbuhan Cakupan
Layanan Pemeriksaan Diagnostik (ECHO, Nuklir, vaskuler, MSCT. MRI) h. Tercapainya Jumlah operasi Jantung
Dewasa
i. Tercapainya Jumlah operasi Jantung Anak j. Tercapainya Jumlah tindakan DI & INB k. Tercapainya Jumlah kunjungan Rehabilitasi
Jantung
2.2. Meningkatkan
publikasi hasil
penelitian baik di tingkat Nasional maupun
Internasional
Terlaksananya publikasi hasil penelitian
2.3. Peningkatan
Efektifitas Pelayanan
a. Kelengkapan Rekam Medik setelah selesai pelayanan < 24 jam
b. Tercapainya pengembalian Rekam Medik
yang baik < 24 jam
c. Angka kegagalan hasil radiologi
d. Angka Pengulangan Pemeriksaan
laboratorium
e. Tercapainya Prosentase pencapaian angka hunian (BOR) III Peningkatan Kinerja Pendidikan Kardiovaskuler / Pertumbuhan Pembelajaran
a. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat internal RSJPDHK
b. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat Eksternal RSJPDHK
IV 4.1. Peningkatan
Peningkatan Mutu Pelayanan
10 b. Door to ballon time pada PPCI di IGD
c. Tercapainya waktu tunggu di poliklinik maksimal
d. Tercapainya Jumlah angka hari rata2 perawatan pasein AvLOS (hari)
e. Pelayanan resep obat jadi
f. Waktu tunggu operasi
g. Waktu tunggu Laboratorium
h. Waktu tunggu hasil radiologi
4.2. Peningkatan Mutu
Klinik
a. Angka Kematian UGD
b. Angka Kematian Rawat Inap > 48 Jam
c. Post Operative Death Rate
d. Menurunnya angka ILO
e. Menurunnya angka ISK
f. Angka pasien jatuh
4.3. Kepedulian
terhadap Masyarakat
Ratio Tempat Tidur kelas III
4.4. Peningkatan
Kepuasan Pelanggan
a. Kepuasan Pasien rawat jalan
b. Kepuasan Pasien rawat inap
11
B. PENETAPAN KINERJA
Unit Eselon II : RS. JANTUNG HARAPAN KITA JAKARTA
Tahun Anggaran : 2014
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 14
(1) (2) (3) (4)
I Peningkatan Kinerja
Keuangan
a. Tercapainya Rasio Kas (Cash
Ratio) 245,00 %
b. Tercapainya Rasio Lancar
(Current Ratio) 602,00 %
c. Tercapainya Periode Panagihan
Piutang (Collection Period) 27,00 hari
d. Tercapainya Perputaran Aset
Tetap (Fixed Asset Turnover) 59,46 % e. Tercapainya Imbalan atas Aktiva
Tetap (Return on Asset) 6,50 %
f. Tercapainya Imbalan Ekuitas
(Return on Equity) 8,50 %
g. Tercapainya Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover) 36,00 hari
h. Tercapainya Rasio Pendapatan
PNBP terhadap Biaya Operasional 94,81 % II Peningkatan Kinerja Cakupan Pelayanan 2.1. Pertumbuhan Produktivitas
a. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum
127.455
pasien
b. Tercapainya jumlah Kunjungan
Rawat Jalan Executive
38.000
pasien
c. Tercapainya jumlah kunjungan
MCU
400 pasien
d. Tercapainya jumlah Kunjungan
Rawat Darurat 11.899 pasien e. Tercapainya jumlah pemeriksaaan Radiologi pertahun 34.502 tindakan f. Peningkatan jumlah pemeriksaan laboratorium 5 % g. Tercapainya Pertumbuhan
Cakupan Layanan Pemeriksaan Diagnostik (ECHO, Nuklir, vaskuler, MSCT. MRI)
37.174 tind
h. Tercapainya Jumlah operasi
Jantung Dewasa
12
i. Tercapainya Jumlah operasi
Jantung Anak
900 tind j. Tercapainya Jumlah tindakan DI
& INB
9.000 tind
k. Tercapainya Jumlah kunjungan
Rehabilitasi Jantung
42.000 pasien
2.2. Meningkatkan
publikasi hasil
penelitian baik di tingkat Nasional maupun
Internasional
Terlaksananya publikasi hasil penelitian
2 kali
2.3. Peningkatan
Efektifitas Pelayanan
a. Kelengkapan Rekam Medik setelah selesai pelayanan < 24 jam
95 %
b. Tercapainya pengembalian
Rekam Medik yang baik < 24 jam
98 %
c. Angka kegagalan hasil radiologi 0,5 %
d. Angka Pengulangan
Pemeriksaan laboratorium
2 %
e. Tercapainya Prosentase
pencapaian angka hunian (BOR)
68 %
III Peningkatan Kinerja
Pendidikan Kardiovaskuler / Pertumbuhan Pembelajaran
a. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat internal RSJPDHK
619 orang
b. Tercapainya Jumlah Peserta
Diklat Eksternal RSJPDHK 186 orang IV 4.1. Peningkatan Peningkatan Mutu Pelayanan a. Emergency ResponsceTime Rate 5 menit
b. Door to ballon time pada PPCI
di IGD
90 menit
c. Tercapainya waktu tunggu di
poliklinik maksimal
30 menit
d. Tercapainya Jumlah angka hari
rata2 perawatan pasein AvLOS (hari)
7 hari
e. Pelayanan resep obat jadi 7;30 menit
f. Waktu tunggu operasi 1 hari
g. Waktu tunggu Laboratorium 2 jam
h. Waktu tunggu hasil radiologi 3 jam
4.2. Peningkatan Mutu
Klinik
a. Angka Kematian UGD 1% %
13 >48 Jam
c. Post Operative Death Rate 3 %
d. Menurunnya angka ILO 1,79 %
e. Menurunnya angka ISK 0.39 %
f. Angka pasien jatuh 1 %
4.3. Kepedulian
terhadap Masyarakat
Ratio Tempat Tidur kelas III 34 %
4.4. Peningkatan
Kepuasan Pelanggan
a. Kepuasan Pasien rawat jalan 85 %
b. Kepuasan Pasien rawat inap 85 %
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014: Rp. Rp. 704.802.282.000,-
(Tujuh ratus empat milyar delapan ratus dua juta dua ratus delapan puluh dua ribu rupiah)
14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
I. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam kurun waktu Januari – Desember 2014.
Tahun 2014 merupakan tahun kelima pelaksanaan dari Rencana Strategis Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2010–2014. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator kegiatan di dalam Rencana Strategis, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan khususnya dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dan sudah ditetapkan di awal tahun. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang
15 telah ditetapkan dalam Renstra Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dan Penetapan Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran pada tahun 2014 maka Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita telah bekerja untuk memenuhi target-target yang ditetapkan dan tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan 2014. Sasaran Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada RKT 2014 masih mengacu pada Pedoman Indikator Kinerja BLU di Lingkungan Direktorat Jenderal BUK Kementerian Kesehatan dan dari PPK BLU Kementerian Kesehatan RI yang mencakup :
1. Peningkatan Kinerja Keuangan. 2. Peningkatan Produktifitas.
3. Peningkatan Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi Masyarakat.
Uraian pengukuran kinerja utama berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2014 yang kemudian dituangkan kedalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut :
16
A. Peningkatan Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan di RSJPD Harapan Kita dituangkan kedalam beberapa indikator, diuraikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 3.1. Indikator Kinerja Keuangan
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN I Peningkata n Kinerja Keuangan 1 Tercapainya Rasio Kas (Cash Ratio) % 245,00 410,47 1146,08% tercapai 2 Tercapainya Rasio Lancar (Current Ratio) % 602,00 771,51 1349,44% tercapai 3 Tercapainya Periode Panagihan Piutang (Collection Period) hari 27,00 34,76 6,71 tercapai 4 Tercapainya Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) % 59,46 123,97 65,09% tercapai 5 Tercapainya Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Asset) % 6,50 4,46 9,88% tercapai 6 Tercapainya Imbalan Ekuitas (Return on Equity) % 8,50 3,34 11,62% tercapai 7 Tercapainya Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) hari 36,00 14,43 13,25 8 Tercapainya Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional % 94.81 91.03 93,73%
17
Sasaran Indikator
Meningkatnya kinerja keuangan
Kondisi yang dicapai :
1. Rasio Kas (Cash Ratio) RSJPDHK pada tahun 2014 adalah 1146,08%. Rasio ini mengukur kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas yang tersedia. Perhitungannya yaitu melalui perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan (RSJPDHK) dengan jumlah kewajiban yang segera dapat ditagih, rasio ini digunakan untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan; sin. nisbah kas. Semakin tinggi rasio semakin bagus sampai kondisi ideal. Rasio kas yang terealisasi di RSJPDHK adalah sebesar 1349.08% yang berarti RSJPDHK memiliki kemampuan tinggi dalam membayar hutang jangka pendeknya dan lebih bagus dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
2. Rasio lancar (current ratio) adalah kemampuan rumah sakit menutupi kewajiban jangka pendeknya melalui seluruh aktiva lancar. Rasio ini adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu perusahaan. Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan (margin of safety) perusahaan terhadap kreditor jangka pendek. Semakin tinggi current ratio berarti semakin bagus. Persentase rasio lancar yang terealisasi tahun 2014 adalah 1349,44 yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (tahun 2013 adalah 771%). Menurut Van Home, rasio lancar yang baik bila berada pada 200%. RS memiliki kemampuan 5 kali putaran untuk memenuhi kewajibannya. Dalam perhitungan tahun 2014 RSJPDHK memiliki current ratio yang sangat tinggi sampai 1349,44% dan jauh diatas nilai ideal maka perlu dilakukan kajian lebih mendalam.
18 6,71 hari, membaik dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2013 angka collection periodenya sebesar34,76 hari
4. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) , Rasio ini merupakan perbandingan antara pendapatan operasional BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat. dengan aktiva tetap.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada tahun 2014, Nilai perputaran asset tetap di RSJPD Harapan Kita adalah 65,09%, nilai standar yang baik sesuai adalah < 20.
5. Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Asset) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Angka Return On Asset (ROA) pada tahun 2014 di RSJPD Harapan Kita adalah 9,88%, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
6. Imbalan Ekuitas (Return On Equity) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, sekaligus menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut semakin baik karena posisi perusahaan semakin kuat. Angka Return On Equtiy (ROE) pada tahun 2014 di RSJPD Harapan Kita adalah 11,62%. Data tersebut menunjukan bahwa jumlah modal yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 11,62 % dari total modal yang dimiliki.
19 7. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Perputaran persediaan (inventory turnover). Rasio ini mengukur berapa kali rata-rata persediaan berputar atau terjual dalam satu periode waktu (biasanya satu tahun). Semakin tinggi perputaran persediaan adalah semakin bagus sehingga tidak perlu menumpuk banyak persediaan di gudang yang dapat menyebabkan tingginya sewa gudang, resiko barang rusak, kadaluarsa, dsb nya. Rumus : PP= Persediaan x 365 / beban pokok penjualan.
Perputaran persediaan RSJPDHK tahun 2014 terlaksana 13,25 kali, Angka ini belum mencapai target dan angka ideal sesuai Peraturan Menteri Keuangan No.PMK.05/2013 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Kerja BLU Bidang Layanan Kesehatan.
8. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional,
Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama, sewa, jasa lembaga keuanga, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai, barang dll. Sumber dananya berasal dari penerimaan APBN dan pendapatan PNBP Satker BLU.
Rasio ini mengukur kemampuan pendapatan PNBP dalam menutup biaya operasional, semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
20 Rasio yang dicapai RSJPD Harapan Kita pada tahun 2014 adalah 93,73%, Angka Rasio tersebut belam mencapai target yang ditetapakan tapi termasuk kedalam standar ideal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK.05/2013 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Kerja BLU Bidang Layanan Kesehatan. Rasio juga mengalami peningkatan 2,70% dari tahun 2013.
ULASAN :
Secara umum, rasio Likuiditas (Liquidity ratio) menunjukkan tingkat kesehatan yang tinggi, namun terlihat dana banyak yang idle karena seluruh current rasionya tinggi. Manajemen perlu mengatur cashflownya dengan mengidentifikasi seluruh kewajiban berdasarkan jangka waktu jatuh tempo, dana yang free untuk lebih dari 3 bulan harus ditempatkan pada instrument yang memberikan yield (hasil) yang lebih tinggi.
Kendala :
Pengumpulan Data di RSJPDHK, khususnya di Direktorat Keuangan relatif lambat karena data yang tersedia dalam bentuk berkas-berkas, sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan dan rasio keuangan dibutuhkan ekstra waktu dan dilakukan secara manual.
Belum adanya system informasi yang terintegrasi secara keseluruhan dalampengelolaan data keuangan
Usulan Perbaikan :
1. Pengelolaan keuangan RS diharapkan bisa lebih terintegrasi dengan menggunakan IT sehingga lebih cepat, tepat dan akurat serta lengkap sehingga menghasilkan pengelolaan keuangan yang transparan akuntabel. Diperlukan segera pengembangan aplikasi / sistem informasi keuangan.
2. Penetapan target harus dikaji karena pada beberapa indikator targetnya terlalu tinggi, Target diharapkan mengacu pada standar Peraturan Menteri Keuangan No.PMK.05/2013 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Kerja BLU Bidang Layanan Kesehatan.
21
B. Peningkatan Kinerja Cakupan Pelayanan
1. Pertumbuhan Produktifitas
a. Pertumbuhan Cakupan Layanan Rawat Jalan Umum
Tabel 3.2. Indikator Pertumbuhan Layanan Rawat Jalan Umum
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN
Pertumbuhan Cakupan Layanan Rawat Jalan Umum Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum pasien 127.455 109.807 103.402 81,13%
Instalasi Rawat Jalan adalah unit pelayanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan. Tugas dan fungsi menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan Poliklinik Rawat Jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik.
Sasaran Indikator
1. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum.
Kondisi yang dicapai :
Jumlah kunjungan rawat jalan pada tahun 2014 sebanyak 103.402 orang, capaian targetnya sebesar 92 %. Dengan rata-rata kunjungan 424 pasien per hari.
Kendala :
1. Target tidak tercapai antara lain dapat disebabkan adanya program rujuk balik.
2. Sistim penyediaan file belum terkoordinasi secara optimal karena masih menggunakan sistem manual (sistem IT belum terintegrasi penuh).
22
Usulan Perbaikan :
1. Meningkatkan koordinasi dangan BPJS mengenai persediaan obat dan fasilitas di RSUD untuk pasien rujuk balik.
2. Koordinasi dengan Medical Record untuk memperbaiki sistem perjanjian berdasarkan slot waktu.
3. Meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan menyeluruh.
b. Tercapainya Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Executive
Tabel 3.3. Indikator Pertumbuhan Layanan Rawat Jalan Executive
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Executive pasien 38.000 36.878 36.059 95% Sasaran Indikator :
Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Jalan Executive.
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2014 jumlah kunjungan rawat jalan eksekutif sebanyak 36.059 pasien, dengan capaian targetnya 99%,
Rata-rata kunjungan per hari sebanyak 122 pasien, menurun rata-rata 1 pasien dari tahun sebelumnya.
Kendala :
Pasien masih terlalu ramai pada saat yang bersamaan & bercampur antara pasien anak dengan dewasa di Poli Eksekutif, sehingga terkesan kumuh
Pemeliharaan Sarana dan prasarana perlu ditingkatkan sehingga kenyamanan pasien dapat optimal.
Sarana informasi/promosi seperti leaflet profil sering tidak tersedia.
23 Tidak ada perbedaan antrian antara pasien perjanjian dengan
tidak perjanjian
Usulan Perbaikan :
Pembuatan pengaturan sistem antrian pasien dengan
perjanjian yang disesuaikan dengan lamanya (waktu) dokter periksa pasien (15 menit setiap pasien).
Perlu pemeliharaan yang bersifat kontinyuitas dalam hal sarana dan prasarana.
Berkoordinasi dengan Instalasi Promsar
Perlu pengembangan sistem IT yang lebih terintegrasi. Gambar 3.1. Pelayanan / pendaftaran di Poliklinik Eksektif
c. Tercapainya Jumlah Kunjungan MCU
Tabel 3.4. Pertumbuhan Kunjungan MCU
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya jumlah Kunjungan MCU pasien 400 565 808 201% Sasaran Indikator :
Tercapainya jumlah kunjungan Medical Check Up.
Kondisi yang dicapai :
Medical Check Up atau Deteksi Dini Kardiovaskular, sebagai salah satu produk pelayanan baru, yang mulai beroperasi pada tahun 2013 menargetkan jumlah kunjungan sebanyak 400 pasien pada tahun 2014,
24 Realisasi kunjungan pada tahun 2014 mencapai 800 pasien, yang berarti menghasilkan capaian target sebesar 200%, dengan kenaikan kunjungan dari tahun 2013 sebesar 43%. Peningkatan disebabkan dengan banyaknya kunjungan pasien-pasien perusahaan hasil dari kegiatan promosi dan pemasaran RSJPD Harapan Kita.
Kendala :
Kurangnya ketenagaan perawat khususnya MCU sehingga perawat yang bertugas sering overtime/ lembur, hal ini dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas pelayanan.
Usulan Perbaikan :
Meningkatkan upaya promosi MCU KV di RSJHK via Website, Leaflet ataupun kerjasama dengan perusahaan-perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan MCU
Kualitas sarana dan prasarana perlu ditingkatkan.
Perlu kajian dan usulan untuk penambahan tenaga perawat khusus MCU.
Gambar 3.2. Foto Kegiatan Pelayanan MCU (Deteksi Dini Kardiovaskular)
25
d. Tercapainya Jumlah Kunjungan Rawat Darurat
Tabel 3.5. Indikator Pertumbuhan Layanan Rawat Darurat
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Darurat pasien 11.899 11.210 11.471 96,40% Sasaran Indikator
1. Tercapainya jumlah Kunjungan Rawat Darurat.
Kondisi yang dicapai :
1) Jumlah kunjungan rawat darurat pada tahun 2014 sebanyak 11471, pencapaian targetnya sebesar 96,40 % dari 11899 pasien yang ditargetkan pada tahun 2014, meskipun mengalami kenaikan dari tahun 2013 sebesar 2,3 %.
2) Rata-rata kunjungan per hari pada tahun 2014 adalah 31 pasien.
Kendala :.
1. Masih sering terjadinya stagnasi kepindahan pasien ke unit lain, terutama ke unit intensive dan intermediate.
2. Belum ada ruangan tersendiri untuk kasus False Emergency dan belum adanya ruangan triage khusus kardiovaskuler. 3. Belum optimalnya pemanfaatan ruang mini cathlab di IGD.
Usulan Perbaikan :
1) Melakukan koordinasi harian dengan masing-masing unit untuk memperlancar alur pasien di UGD.
2) Koordinasi Team Work Service yang lebih baik agar Triage dapat dilakukan lebih cepat (penentuan jenis dan berat ringannya kasus).
26 4) Perlu adanya kebijakan untuk kasus kasus yang seharusnya
bisa dilakukan intervensi di ruang minicathlab. e. Tercapainya Jumlah Pemeriksaan Radiologi
Tabel 3.6. Indikator Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi
Sasaran Indikator
Tercapainya jumlah pemeriksaan radiologi tahun 2014
Kondisi yang dicapai :
Kinerja pelayanan radiologi pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,3 % dibandingkan tahun 2013. Target yang ditetapkan pun tercapai, dengan pencapaian sebesar 103,47%.
Total jumlah pemeriksaan sebanyak 35.700 meliputi pemeriksaan rontgen, radiologi MSCT, Radiologi USG dan MRI.
Kendala :
1) Ketenagakerjaan khususnya untuk SMF Radiologi masih kurang, mengingat pelayanan radiologi diperlukan selama 24 jam. Selain masih memerlukan tenaga pendukung lainnya. 2) Sarana dan prasarana yang belum optimal.
Usulan Perbaikan :
1) Mengusulkan penambahan tenaga kerja, baik SMF atau tenaga pendukung lainnya.
2) Berkordinasi dengan bagian sarana dan prasarana terkait sarana yang belum memadai.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya hari 34.502 34.084 35.700 107,59 %
27
f. Peningkatan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.7. Indikator Pertumbuhan Layanan Pemeriksaan Laboratorium S a s a Sasaran Indikator
Tercapainya target peningkatan pemeriksaan laboratorium.
Kondisi yang dicapai :
Jumlah pemeriksaan lab pada tahun 2014 adalah 1.113.651, meningkat 7,74% dari jumlah pemeriksaan tahun 2013, dimana pemeriksaan pada tahun 2013 sebanyak 1.033.661.
Target yang ditetapkan untuk pemeriksaan lab pada tahun 2014 adalah: kenaikan pemeriksaan sebesar 5 % dari tahun 2013. Pencapaian targetnya adalah 154,7%.
Rata-rata pemeriksaan per hari sebanyak 3051 pemeriksaan.
Kendala :.
Sarana dan prasarana, khususnya mengenai penampilan fisik ruang laboratorium yang terlihat sempit dan kurang representatif.
Usulan Perbaikan :
Dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap pasien, Instalasi Patologi Klinik telah melaksanakan beberapa upaya perbaikan, yaitu dengan memperbaiki serta meningkatkan sistem layanan, antara lain :
1) Memperbaiki sistem pelayanan pasien
2) Mempercepat penggunakan Laboratory information system
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Peningkatan jumlah pemeriksaan laboratorium % 5 1.033.661 1.113.651 Naik 7,74% 154,7 %
28 3) Meningkatkan pelayanan analisa gas darah
4) Perbaikan mutu pemeriksaan laboratorium
g. Tercapainya Pertumbuhan Cakupan Layanan Pemeriksaan Diagnostik (DNI,Vaskuler,Radiologi,Kardiologi Nuklir).
Tabel 3.8. Indikator Pertumbuhan Cakupan Layanan Pemeriksaan Diagnostik
Sasaran Indikator
Tercapainya jumlah Pemeriksaan Cakupan Layanan Pemeriksaan Diagnostik, meliputi : Echo, Nuklir, Vaskuler, MSCT, MRI)
Kondisi yang dicapai :
Cakupan layanan pemeriksaan diagnostik tahun 2014 berjumlah 35.700 pemeriksaan, dengan realisasi meliputi :
Echo:28.578; Nuklir:2761; Vaskular:4936; MSCT:2991; MRI: 731. Semua pelayanan pada cakupan pemeriksaan diagnostik mengalami peningkatan kecuali layanan MSCT, dikarenakan menurunnya rujukan pelayanan dan kompetitifnya persaingan eksternal untuk jenis layanan ini di sekitar Jabodetabek.
Kendala :
Pelaksanaan sering terkendala pada persediaan & kerusakan alat.
Usulan Perbaikan :
1) Peningkatan koordinasi dengan SMF internal rumah sakit.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN
Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya Jumlah Pemeriksaa n Diagnostik pemerik saan 34.502 37.960 * echo =28203 * nuklir =1573 * vask =4337 * msct =3260 * mri =587 39.997 * echo =28578; * nuklir =2761; * vask =4936; * msct =2991; * mri =731 107,59%
29 2) Maintenace alat perlu ditingkatkan dan koordinasi dengan
pihak ke-3 lebih intens.
3) Promosi pelayanan di rumah sakit perlu ditingkatkan.
h. Tercapainya Jumlah Operasi Jantung Dewasa
Tabel 3.9. Pertumbuhan Layanan Operasi Jantung Dewasa
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya Jumlah tindakan operasi jantung dewasa tindakan 1.150 1.284 1.435 124,78 % Sasaran Indikator
Tercapainya target jumlah tindakan operasi jantung dewasa
Kondisi yang dicapai :
Jumlah tindakan operasi jantung dewasa pada tahun 2014 sebanyak 1.435, meningkat 151 pasien dari tahun 2013.
Capaian targetnya 107,59% dari 1.150 tindakan yang ditargetkan di tahun 2014.
Rata-rata operasi jantung dewasa per hari pada tahun 2014 sebanyak 6 pasien.
Kendala :
Ketersedian alat pada periode semester 1 ( sarana & prasarana)
Usulan Perbaikan :
a) Menurunkan angka penundaan operasi dengan meningkatkan kualitas perawatan pasca tindakan bedah dan non bedah.
b) Pemilihan kasus yang lebih selektif agar pasien pasca operasi sesuai dengan cliinical pathway.
c) Maintenace alat perlu ditingkatkan dan koordinasi dengan pihak ke-3 lebih perlu lebih intens.
30 Gambar 3.3. Tindakan Operasi Jantung Dewasa
i. Tercapainya Jumlah Operasi Jantung Anak (Bedah Pediatrik)
Tabel 3.10. Pertumbuhan Layanan Operasi Jantung Anak
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya Jumlah tindakan operasi jantung anak. tindakan 900 1017 979 108,78% Sasaran Indikator
Tercapainya target jumlah tindakan operasi jantung anak.
Kondisi yang dicapai :
Jumlah tindakan operasi jantung anak pada tahun 2014 sebanyak 979, Capaian targetnya 108,78% dari 900 tindakan yang ditargetkan di tahun 2014, dengan rata-rata tindakan per hari sebanyak 4 pasien.
Kendala :
1) Dalam hal sarana dan prasarana, terkadang masih terjadi kerusakan alat-alat pendukung.
31
Usulan Perbaikan :
a) Maintenace alat perlu ditingkatkan (koordinasi dengan bidang sarana medik)
b) Mengusulkan penambahan Ruang OK Anak.
Gambar 3.4. Tindakan Operasi Jantung Anak
j. Tercapainya Jumlah Tindakan DI & INB
Tabel 3.11. Pertumbuhan Layanan DI dan INB
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya target jumlah tindakan DI & INB tindakan 9000 8849 9054 100,60 % Sasaran Indikator
Tercapainya target jumlah tindakan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah.
Kondisi yang dicapai :
Jumlah tindakan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah pada tahun 2014 adalah 9054, mengalami peningkatan sebanyak 205 pasien dibandingkan tahun 2013, Pencapaian targetnya sebesar 100,6% dari 9000 tindakan yang ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 9000 pasien.
32 1) Dalam hal sarana dan prasarana : masih ditemukan beberapa
alat terkendala masalah teknis.
2) Ruangan perawatan (One Day Care) kurang refresentatif.
Usulan Perbaikan :
1) Meningkatkan koordinasi dengan bagian Sarana Medik / Non Medik dan bagian SIRS.
Gambar 3.5. Ruang Tindakan DI dan INB
k. Tercapainya Jumlah Kunjungan Layanan Rehabilitasi Medik
Tabel 3.12. Indikator Pertumbuhan Layanan Rehabilitasi Medik
Sasaran Indikator
Tercapainya target kunjungan Rehabilitasi Medik tahun 2014.
Kondisi yang dicapai :
1) Target yang ditetapkan pada tahun 2014 sebanyak 42.000 pasien hampir tercapai, dengan realisasi sebanyak 41.990 pasien, atau secara prosentase pencapaiannya sebesar 99,98%.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Pertumbuhan Produktifitas Tercapainya Jumlah pasien Rehabilitasi Medik pasien 42.000 40.280 41.990 99,98%
33 2) Secara produktifitas pada tahun 2014 mengalami peningkatan
sebanyak 1710 pasien atau meningkat 4,25% jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Kendala :.
1) Kurangnya ketenagaan yang dikhawatirkan menurunkan kualitas pelayanan.
2) Terdapat beberapa sarana dan prasarana yang belum optimal (alat rusak, ruang PKRS belum terealisasi),
3) Beberapa program rehab belum berjalan optimal atau kurang banyak dimanfaatkan
4) Program pelaksanaan kerjasama dengan Dinkes belum berjalan optimal.
Usulan Perbaikan :
1. Mengusulkan penambahan tenaga, sekaligus sebagai proses regenerasi.
2. Pengkajian kompetensi staf non keperawatan (fisioterapi, psikologi, penyuluh kesehatan)
3. Koordinasi dengan SMF terkait program-program yang belum banyak dimanfaatkan
4. Meningkatkan promosi ke masyarakat dan puskes-puskes..
2. Peningkatan Publikasi Hasil Penelitian
Tabel 3.13. Indikator Peningkatan Publikasi Hasil Penelitian
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Meningkatkan publikasi hasil penelitian baik di tingkat Nasional maupun Internasional Tercapainya target publikasi hasil penilitian kali 2 3 12 * nas :10 * int’l : 2 600%
34
Sasaran Indikator
Tercapainya target publikasi hasil penelitian baik nasional maupun internasional.
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2014, terlaksana 12 kali publikasi hasil penelitian dari 2 kali target publikasi yang ditetapkan,
Untuk publikasi hasil penelitian tingkat internasional terlaksana 2 kali, dan untuk tingkat nasional terlaksana 10 kali.
Kendala :.
1) Masalah Ketenagaan :
- Belum memiliki tenaga khusus Medical Writing, yang dikhawatirkan bisa membuat waktu penelitian jadi memanjang dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tulisan hasil penelitian.
- Belum memiliki tenaga yang cukup dalam pengambilan dan pemantauan data klinik.
2) Masalah sarana dan prasarana :
- Ruang lab yang tersedia sebagai sarana penelitian di Gedung Litbang belum ideal.
Usulan Perbaikan :
- Perlu pengkajian untuk kebutuhan tenaga dan mengusulkannya.
- Sudah diajukan dalam RBA 2015 untuk pembangunan ruang lab yang digunakan untuk penelitian.
35
3. Peningkatan Efektifitas Pelayanan
Tabel 3.14. Peningkatan Efektifitas Pelayanan
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN Peningkatan Efektifitas Pelayanan a. Kelengkapan Rekam Medik setelah selesai pelayanan <24 jam % 95 98 98,9 % b. Tercapainya pengembalian Rekam Medik yang baik <24 jam % 98 98 98,02 100% Sasaran Indikator
a. Tercapainya target kelengkapan Rekam Medik setelah selesai pelayanan < 24 jam
b. Tercapainya target pengembalian Rekam Medik yang baik < 24 jam
Kondisi yang dicapai :
a. Pencapaian target kelengkapan rekam medis setelah selesai pelayanan dalam waktu < 24 jam adalah 98,9 %. Pelayanan hanya meliputi pasien rawat jalan ( poli umum dan eksekutif). b. Jumlah pasien keluar rawat inap periode tahun 2014 sejumlah
14.231 dengan kelengkapan sejumlah 14.231 Rekam Medis, dengan angka pengembalian rekam medis dalam waktu <24jam mencapai sebesar 98% (sejumlah 13.946 rekam medis)
36 Jumlah pasien keluar perawatan emergensi periode tahun 2014 sejumlah 5.793 dengan pengembalian rekam medis dalam waktu <24jam mencapai sebesar 98% (sejumlah 5.677 rekam medis).
Kendala :.
1) Form assesmen perawat ada yang menggunakan formulir baru dan ada menggunakan formulir lama, sehingga tidak seluruhnya mengakomodir skrining gizi, pengkajian nyeri & kebutuhan edukasi
2) Form catatan perkembangan pengkajian ulang untuk pasien setiap hari tidak seluruhnya dilengkapi oleh DPJP, masih ada yang ditulis oleh PPDS
3) Form laporan operasi tidak ada catatan komplikasi, spesimen yang dikirim & waktu/jam operasi
4) Pada formulir anesthesi tidak ada kriteria pemulihan
Usulan Perbaikan :
- Perlu pengkajian ulang untuk mendesign formulir rekam medis yang lebih komperhensif.
- Penetapan pemberlakuan formulir rekam medis yang baru
Tabel 3.15. Peningkatan Efektifitas Pelayanan (lanjutan)
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET REAL 2013 REAL 2014 CAPAIAN
Peningkatan Efektifitas Pelayanan c. Angka kegagalan hasil radiologi % 0,5 0,06 % > 100% d. Tercapainya Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium % 2 1,16 % 172,41% e. Tercapainya target angka hunian (BOR) % 68 64,80 95,29%
37
c. Angka Kegagalan Hasil Radiologi Sasaran Indikator
Tercapainya target angka kegagalan hasil radiologi.
Kondisi yang dicapai :
Total pemeriksaan radiologi yang terealisasi pada tahun 2014 sebanyak 35700 dengan kegagalan pemeriksaan sebanyak 23 pemeriksaan, secara prosentase kegagalan hasil radiologi dicapai angka 0,06% dari 0,5% target yang ditetapkan.
Kegagalan lebih dikarenakan faktor human error, seperti kesalahan pencatatan keterangan nama, nomor MR dan lain-lain. Target untuk indikator ini tercapai dengan capaian kinerja > 100%
Kendala :.
Kegagalan lebih dikarenakan faktor human error, seperti kesalahan pencatatan keterangan nama, nomor MR dan lain-lain.
Usulan Perbaikan :
1) Meningkatkan ketelitian dan kecermatan dalam pencatatan data-data / keterangan.
2) Melaksanakan pekerjaan/pelayanan sesuai SOP
d. Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium Sasaran Indikator
Tercapainya angka pengulangan pemeriksaan laboratorium.
Kondisi yang dicapai :
Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium pada tahun 2014 sebesar 1,16 % dari target yang ditetapkan sebesar 2 %.
Prosentase / angka pengulangan diperoleh dari jumlah pengulangan pemeriksaan sebanyak 12.924 dibandingkan dengan total pemeriksaan sebanyak 1113644.
38
Kendala :.
Terjadinya pengulangan biasanya disebabkan karena beberapa faktor :
- Pada pemeriksaan tertentu dimana SOPnya mengharuskan dilaksanakan pemeriksaan ulang.
- Pengulangan untuk memvalidasi hasil yang bernilai kritis, sehingga hasil yang didapat benar-benar valid dan meyakinkan.
Usulan Perbaikan :
-
e. Tercapainya Prosentase Angka Hunian (BOR) Sasaran Indikator
Tercapainya target angka hunian (BOR) sebesar 68%
Kondisi yang dicapai :
BOR rawat inap di RSJPD Harapan Kita yang terealisasi pada tahun 2014 sebesar 64,80, yang berarti target belum tercapai. Meskipun pada beberapa unit pelayanan atau perawatan terdapat BOR yang realisasinya diatas target.
Kendala :.
Kurang meratanya BOR atau tingkat hunian pada unit-unit pelayanan atau perawatan.
Usulan Perbaikan :
Perlu pengkajian untuk menghitung ulang bed yang dibutuhkan, dimana ada ruangan pelayanan/perawtan yang memerlukan penambahan bed atau sebaliknya.
39
C. Peningkatan Kinerja Pendidikan Kardiovaskular / Pertumbuhan Pembelajaran
Tabel 3.16. Peningkatan Kinerja Pendidikan Kardiovaskular / Pertumbuhan Pembelajaran
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REALI SASI CAPAIAN Peningkatan Kinerja Pendidikan Kardiovaskuler / Pertumbuhan Pembelajaran 1. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat internal RSJPDHK orang 619 3231 > 100% 2. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat eksternal RSJPDHK orang 186 1466 >100% Sasaran Indikator
1. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat internal RSJPDHK 2. Tercapainya Jumlah Peserta Diklat eksternal RSJPDHK
Kondisi yang dicapai :
Peserta Diklat pada tahun 2014 baik internal maupun eksternal melebihi target yang ditetapkan. Program Diklat di RSJPD Harapan Kita meliputi : Program Medis, Program Keperawatan, Program Non Medis dan Kunjungan/ Studi Banding.
Lonjakan kenaikan terjadi pada Program Pelatihan Medis yaitu pada Pelatihan Basic Cardiac Life Support (BCLS), dimana sebanyak 850 orang peserta untuk internal RSJPDHK dari yang direncanakan dalam RBA sebanyak 50 orang karyawan dan sebanyak 257 orang
40 peserta eksternal yang diakomodir. Total peserta BCLS yang direalisasi adalah 1107 peserta.
Lonjakan kenaikan juga terjadi pada program non medis, dimana diakomodirnya program K3L yaitu pelatihan APAR (Alat Pemadaman Api Ringan) yang melibatkan hampir seluruh pegawai RSJPD Harapan Kita.
Kendala :.
1. Padatnya penyelenggaraan program, sehingga beberapa program medis yang direncanakan menjadi tertunda seperti Program pengkajian kardiovaskular untuk dokter umum.
2. Keterampilan yang kurang maksimal dalam pemeliharaan alat-alat pelatihan.
3. Terdapat beberapa alat bantu pembelajaran yang kurang memadai, khususnya yang digunakan untuk peragaan dan praktik sehingga dikhawatirkan dapat menghambat proses pembelajaran ( seperti alat bantu pernapasan (resuscitator bag)). 4. Penempatan ketenagaan yang kompetensinya tidak sesuai
dengan kebutuhan Divisi Diklat, menghambat kelancaran pelaksanaan program-program diklat.
Usulan Perbaikan :
1. Meningkatkan koordinasi antara Divisi Diklat dengan Bagian Pelatihan dan Pengembangan SDM, serta unit-unit lain.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian pemeliharaan sarana RS. 3. Pengkajian kebutuhan ketenagaan dan kompetensinya.
Gambar 3.7. Foto Kegiatan Diklat di RSJPD Harapan Kita
41
Peningkatan Mutu
1. Peningkatan Mutu Pelayanan
Tabel 3.17. Peningkatan Mutu Pelayanan
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REALIS ASI CAPAIA N 1. Peningkatan Mutu Pelayanan a. Emergency ResponsceTime Rate menit 5 1,22 409%
b. Door to ballon time
pada PPCI di IGD menit 90 87 103% c. Tercapainya waktu
tunggu di poliklinik maksimal
menit 30 27 111%
d. Tercapainya angka rata-rata lama rawat pasien AvLOS (hari)
hari 7 5,5 127%
e. Pelayanan resep
obat jadi menit 7,5 16 47%
f. Waktu tunggu operasi hari 1 1 100% g. Waktu tunggu Laboratorium jam 2 2 jam 1 menit 99,2% h. Waktu tunggu hasil
radiologi jam 3 3 100%
a. Emergency Responsce Time Rate Sasaran Indikator
Tercapainya target rata-rata waktu respon pelayanan di IGD (Emergency ResponsceTime Rate).
42 Sebagai upaya penanganan terhadap pasien gawat darurat, maka pada tahun 2014 dicapai angka rata-rata respon time sebesar 1,22 menit, dari target yang ditetapkan sebesar 5 menit.
Kendala :.
1) Pencatatan masih bersifat manual, melalui lembar survey DTBT yang disimpan di UGD, dikhawatirkan terjadi faktor
human error dalam proses pencatatan dan penyimpannya,
seperti tercecer atau lupa tercatat.
Usulan Perbaikan :
Melaksanaan pekerjaan / pelayanan sesuai SOP melalui penyelenggaraan system pelayanan kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien.
b. Door to Ballon Time pada PPCI di IGD Sasaran Indikator
Tercapainya target rata-rata waktu pasien mendapatkan tindakan intervensi (Door to ballon time) di IGD
Kondisi yang dicapai :
Door to balon time atau door to device time adalah waktu yang
diperlukan saat pasien masuk ke pintu UGD dengan Sindroma Koroner Akut yang terindikasi dilakukan angioplasti koroner hingga dilakukan dilatasi balon koroner yang pertama kali, atau upaya penyedotan trombus pertama kali.
Indikator digunakan dengan tujuan agar terlaksananya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat, responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat.
Pada tahun 2014 didapat waktu rata-rata untuk pelaksanaan
door to balon time sebesar 87 menit, dari target yang ditetapkan
sebesar 90 menit.
43 1) Pencatatan masih bersifat manual, melalui lembar survey
DTBT yang disimpan di UGD, dikhawatirkan terjadi faktor
human error dalam proses pencatatan dan penyimpannya,
seperti tercecer atau lupa tercatat.
2) SDM : Masih banyak yang belum menuliskan kolom keterangan (keterangan lama di UGD karena edukasi pasien atau menunggu keputusan pasien)
3) Sarana : Perbedaan waktu yang ada di SIRS (jam masuk pasien), EMG dan Ruang Cath
4) Prasarana : belum terealisasikannya jam digital yang waktunya di setting sama antara SIRS, EMG dan Ruang Cath
Usulan Perbaikan :
1) Perlunya sosialisasi mengenai tatacara pengisian lembar survey DTBT kepada Perawat di EMG dan Ruang Cath
2) Perlunya pengusulan ulang jam digital yang waktunya disetting sama untuk di EMG dan Ruang Cath, sehingga pengukuran bias lebih akurat.
3) Pembuatan media informasi mengenai tindakan PPCI ( door to ballon time) seperti lembar balik untuk mempermudah edukasi pasien dan mempercepat waktu door to balon time. 4) Melaksanaan pekerjaan / pelayanan sesuai SOP melalui
penyelenggaraan system pelayanan kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien.
c. Tercapainya target waktu tunggu di poliklinik maksimal. Sasaran Indikator
Terwujudnya ketepatan waktu pelayanan di poliklinik (waktu tunggu rawat jalan umum)
44 Rata-rata waktu tunggu di poliklinik rawat jalan selama tahun 2014 adalah 27 menit, dengan target 30 menit maka target untuk indikator ini dapat tercapai.
Penghitungan dilakukan dengan mengeksklusi pelayanan poli yang disertai dengan pemeriksaan diagnostik.
Kendala :.
1) Belum adanya sistem yang komperhensif.
2) Pencatatan masih bersifat manual, dikhawatirkan terjadi faktor human error dalam proses pencatatan dan, seperti tidak atau lupa tercatat.
Usulan Perbaikan :
1) Dibuatkan sistem yang lebih komperhensif mengenai alur perjanjian pasien rawat jalan.
d. Tercapainya angka rata-rata lama rawat pasien AvLOS (hari) Sasaran Indikator
Tercapainya angka rata-rata lama pasien dirawat dengan target maksimal 7 hari
Kondisi yang dicapai :
AvLOS (Average Length Of Stay) pasien rawat inap Rumah Sakit selama tahun 2014 adalah 5,5 hari, target LOS maksimal 7 hari dapat tercapai.
Kendala :.
LOS memanjang biasanya terjadi pada pasien dengan kompleksitas tinggi.
Usulan Perbaikan :
Melaksanakan pekerjaan / pelayanan sesuai dengan SOP dan Clinical Pathway.
45
Sasaran Indikator
Terwujudnya ketepatan waktu pelayanan resep obat jadi, dengan definisi waktu yang dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket apotek sampai dengan menerima obat jadi.
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2014 rata-rata waktu pelayanan obat jadi terealisasi sebesar 16 menit. Target yang ditetapkan selama 7,5 menit belum tercapai.
Kendala :.
Peningkatan jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang tersedia, sehingga menyebabkan memanjangnya waktu pelayanan.
Usulan Perbaikan :
1) Mengkaji ulang dalam penetapan target waktu pelayanan. 2) Mengkaji dan mengusulkan penambahan tenaga.
f. Waktu tunggu operasi Sasaran Indikator
Terwujudnya ketepatan waktu pelayanan untuk dilaksanakan operasi.
Kondisi yang dicapai :
Rata-rata waktu tunggu operasi pada tahun 2014 yaitu 1 hari (24 jam), sesuai dengan target yang ditetapkan selama 1 hari.
Kendala :.
Faktor pasien dalam hal ini yaitu kondisi tidak stabil Faktor pemeriksaan penunjang
46 Perlu kajian mengenai panduan pemeriksaan penunjang apa saja yang harus segera dilakukan.
Perlu kajian mengenai panduan konsultasi wajib yang harus dilalui oleh seorang pasien yang akan di operasi sehingga pada awal masuk rumah sakit, agar kegiatan konsultasi dapat segera dilaksanakan. Perbaikan sistim administrasi berupa penyederhanaan prosedur pengurusan maupun kemudahan pengisian format laporan sehingga petugas tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
g. Waktu tunggu Laboratorium Sasaran Indikator
Tercapainya ketepatan waktu pelayanan laboratorium,
Kondisi yang dicapai :
Waktu tunggu pelayanan laboratorium pada tahun 2014 menghasilkan angka rata-rata selama 2 jam 1 menit, target 2 jam hampir tercapai dengan capaian sebesar 99,2%
Kendala :.
Ruang atau infrastruktur kurang representatif, mengingat Instalasi PKBD merupakan salah satu profit center RSJPDHK
Usulan Perbaikan :
1) Memperbaiki sistem pelayanan pasien
2) Pengembangan Laboratory information system
h. Waktu tunggu hasil radiologi Sasaran Indikator
Tercapainya ketepatan waktu pelayanan untuk waktu tunggu radiologi.
47 Realisasi untuk rata-rata waktu tunggu hasil radiologi pada tahun 2014 adalah 3 jam, sesuai target yang ditetapkan selam 3 jam
Kendala :.
Ketenagakerjaan khususnya untuk SMF Radiologi masih kurang, mengingat pelayanan radiologi diperlukan selama 24 jam.
Usulan Perbaikan :
Mengusulkan penambahan tenaga kerja, baik SMF atau tenaga pendukung lainnya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan.
2. Peningkatan Mutu Klinik
Tabel 3.18. Peningkatan Mutu Klinik
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET
REALIS ASI CAPAIA N 1. Peningkatan Mutu Pelayanan a. Angka Kematian UGD % 1 0,61 164% b. Angka Kematian Rawat Inap >48 Jam
% 3 2,70 111% c. Menurunnya angka ILO % 1,79 1,85 97% d. Menurunnya angka ISK % 0,39 0,15 260%
e. Angka pasien jatuh % 1 0,028% 100%
a. Angka Kematian UGD Sasaran Indikator
Menurunnya angka kematian di UGD dengan target 1 %
Kondisi yang dicapai :
Angka kematian di UGD berjumlah 65 pasien dari total kunjungan sebanyak 10584 pasien. Dengan ratio kematian 0,61%.
48 Dari target yang ditetapkan sebesar 1 %, maka target untuk untuk indikator ini dapat tercapai dengan capaian targetnya sebesar 164%.
Usulan Perbaikan :
Melaksanaan pekerjaan / pelayanan sesuai SOP melalui penyelenggaraan system pelayanan kegawat daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien.
b. Angka Kematian Rawat Inap > 48 jam Sasaran Indikator
Menurunnya angka kematian pasien rawat inap dengan target 3%
Kondisi yang dicapai :
Total pasien keluar pada tahun 2014 berjumlah 14.231 pasien, dengan angka pasien meninggal >48 jam sebanyak 384 pasien. Dari data tersebut dihasilkan prosentase sebesar 2,70%, dengan prosentase tersebut mnaka target untuk angka kematian >48 jam di tahun 2014 dapat tercapai.
c. Menurunnya angka ILO Sasaran Indikator
Menurunnya angka kejadian Infeksi Luka Operasi dengan target 1,79%
Kondisi yang dicapai :
Dengan target 2% maka angka ILO pada tahun 2014 sebesar 1,8% mencapai target yang ditetapkan.
Gambar 3.8. Incidence Rate Infeksi Luka Operasi Tahun 2010-2014 di RSJPD Harapan Kita
49 Tabel 3.19. Data Incidence Rate ILO Bulanan Tahun 2014
RUANG JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES RATE
R. DEWASA 1,9 2,7 2,8 3 1,6 2,5 1,8 2,3 2,7 2,9 2,3 0,9 2,3
R. ANAK 1,4 1,4 1,4 1,4 0 2,7 1,5 0 2,7 2,7 2,5 0 1,3
RATE 1,6 2,0 2,1 2 1 2,6 1,6 1,1 3 2,8 2,4 0,4 1,8
Gambar 3.9. Angka Kejadian (Incidence Rate) ILO Tahun 2014
d. Menurunnya angka ISK Sasaran Indikator
Menurunnya angka ISK dengan target 0,39‰.
Kondisi yang dicapai :
Angka ISK pada tahun 2014 sebesar 1,5 ‰, maka dengan target sebesar 1,5‰, indikator ini berhasil mencapai target.
50 Gambar 3.10. Incidence Rate Infeksi Saluran Kemih Tahun
2010-2014 di RSJPD Harapan Kita
Tabel 3.20. Data Incidence Rate ISK Bulanan Tahun 2014
RUANG JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES RATE
ICU D 0 0 3,4 0 0 4,6 3,6 0 0 3,2 3,1 3,2 1,7 ICU A 4,2 0 9,4 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1,5 CVCU 0 4,3 0 0 0 5,2 0 4,8 0 4,1 4,3 0 1,9 IWM 3,5 0 0 0 0 0 7,2 0 0 4,1 0 0 1,2 IWB 4,1 0 0 1,3 RATE 1,9 1,1 3,2 0 0 2,4 2,7 1,2 0 3,1 1,4 1,5 1,5
Gambar 3.11. Angka Kejadian (Incidence Rate) Tahun 2014
Kendala :.
1) Ruang laboratorium mikrobiologi belum sesuai standar. 2) Pada beberapa kejadian terkadang ditemukan lonjakan
kenaikan yang tidak diketahui penyebabnya.
51 1) Sarana dan prasarana dalam upaya pengendalian infeksi
nosokomial perlu lebih diperhatikan, mengingat penilaian pengendalian infeksi nosokomial termasuk kedalam elemen penilaian kinerja dan tingkat kesehatan RS.
2) Belum tersedia kamar isolasi yang sesuai dengan transmisi kuman (transmisi airborne).
3) Meningkatkan pemahaman dan kerjasama seluruh pihak di RS, dimulai dari Direksi, Manajamen, Tenaga Medis dan Non Medis dalam upaya penanggulangan infeksi nosokomial.
4) Dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit, ada tiga hal yang perlu ada dalam program pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit, antara lain:
a) Adanya Sistem Surveilan yang baik
b) Adanya peraturan yang jelas dan tegas serta dapat dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi
c) Adanya program pendidikan yang terus menerus bagi petugas rumah sakit dengan tujuan mengembalikan sikap mental yang benar dalam merawat penderita
e. Angka Pasien Jatuh Sasaran Indikator
Terwujudnya sistem pelayanan berbasis mutu dan keselamatan pasien, dengan menurun atau tidak terjadinya pasien jatuh.
Kondisi yang dicapai :
Angka kejadian pasien jatuh pada tahun 2014 di RSJPD Harapan Kita adalah 0028%,
Data pasien jatuh selama tahun 2014 adalah 4 kejadian, rasio yang dihasilkan dengan membandingkan angka kejadian dengan total pasien rawat inap di tahun 2014. Dengan realisasi tersebut berarti target untuk indikator ini dapat tercapai.
52
Kendala :.
Beberapa kejadian pasien jatuh disebabkan :
1. Kurangnya kepedulian keluarga pasien dalam mengawasi pasien (untuk kasus pada pasien anak)
2. Kuraangnya kehati-hatian dikarenakan kondisi kamar mandi yang licin pada saat kejadian menyebabkan pasien terpeleset.
Usulan Perbaikan :
1. Melaksanakan kegiatan sesuai SOP dengan demi terwujudnya system pelayanan keperawatan yang berbasis mutu dan keselamatan pasien.
2. Menganjurkan pasien untuk ditemani perawat/keluarga jika ke kamar mandi
3. Melakukan koordinasi dengan Bidang Sarana Non Medis untuk mengevaluasi sarana yang tersdia (kamar mandi) 4. Menganjurkan pemasangan karet anti slip di kamar mandi
pasien.
3. Kepedulian terhadap Masyarakat
Tabel 3.21. Ratio Tempat Tidur Kelas III
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
Kepedulian terhadap Masyarakat
Tercapainya ratio tempat tidur kelas III
% 34 35,39 104%
Sasaran Indikator
Tercapainya ratio tempat tidur kelas III sebanyak 34%.