• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR Beri Apresiasi Hasil Riset Dosen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR Beri Apresiasi Hasil Riset Dosen"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR Beri Apresiasi Hasil

Riset Dosen

UNAIR NEWS – Penelitian menjadi salah satu indikator dari maju tidaknya sebuah institusi pendidikan tinggi. Sebagai bagian dari pelaksana pendidikan tinggi, UNAIR terus mencari terobosan dalam mendorong seluruh civitas akademikanya untuk terus memperbanyak hasil penelitian, terlebih jika penelitian tersebut bisa terindeks scopus. Salah satu langkah yang kini dilakukan yakni dengan memberikan insentif publikasi karya ilmiah kepada staf pengajar di lingkungan UNAIR. Sebanyak 451 staf pengajar yang memiliki H-Index Scopus mendapatkan insentif, 15 diantaranya merupakan peneliti yang memiliki H-Index Scopus terbaik. Pemberian insentif tersebut dilakukan dalam sebuah acara Penyerahan Apresiasi Dosen UNAIR yang dibarengkan dengan kuliah tamu dari Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA.

Pada acara dilakasanakan di Aula Garuda Mukti, rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., menyampaikan beberapa hal seputar iklim penelitian di UNAIR. Selain ingin terus meningkatkan riset unggulan dibidang kesehatan dengan tidak menafikan bidang lainya, guru besar FEB UNAIR tersebut juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi sebab rendahnya hasil penelitian UNAIR yang masuk dalam scopus.

“Penyebab masih cukup rendahnya penelitian yang terindeks scopus ini, salah satunya pada penggunaan nama yang tidak konsisten, selain itu ada sebagian nama yang afilisiasinya tidak di UNAIR, nah hal-hal inilah yang nantinya akan terus kami benahi,” jelasnya.

Nasih juga menekankan bahwa citation bukan menjadi alasan utama untuk meningkatkan jumlah penelitaian, namun dengan citation ini kebermanfaatan hasil riset bisa terukur.

(2)

“Sejauh mana hasil penelitian kita bisa dimanfaatkan dan diakses oleh masyarakat luas, salah satunya ya dengan melihat berapa banya citationnya,” imbuhnya.

Senada dengan Nasih, Badri Munir Sukoco, SE, MBA, PhD. Selaku ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR menambahkan, bahwa adanya apresiasi ini sebagai bentuk dan upaya untuk memacu agar para dosen peneliti bisa memberikan hal terbaik bagi masyarakat dan utamanya bagi mahasiswa.

“Sebenarnya semakin banyak dosen yang meneliti ini juga bermanfaat bagi dosen itu sendiri, selain bisa mengembangkan keilmuannya, nantinya hasil penelitiannya juga bisa diterapkan ketika mengajar,” jelasnya.

Diwawancari di tempat berbeda, Prof. Soetjipto, dr., MS., PhD., salah satu dari 15 staf pengajar UNAIR yang memiliki H-Index di Scopus tertinggi menuturkan, bahwa langkah yang diambil oleh pimpinan UNAIR ini merupakan awal yang positif. Guru besar FK UNAIR tersebut juga menambahkan, bahwa hal ini nantinya mampu mendorong lahirnya peneliti-peneliti muda di lingkungan UNAIR.

“Dengan adanya apresiasi ini, saya yakin nama UNAIR akan semain baik, apalagi yang diapresiasi adalah penelitian-penelitian yang memiliki kualitas,” pungkasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan

Belajar Perpajakan Langsung

di Pengadilan Pajak Surabaya

UNAIR NEWS – Materi pembelajaran mahasiswa Program Studi

(3)

Perpajakan, Departemen Bisnis pada Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mulai tahun 2016 ini dipastikan bertambah. Hal itu berkat program “Visit Tax Court 2016” sebagai bagian internship dari mata kuliah Hukum Dagang, Perdata, dan Peradilan Pajak. Aplikasinya, mahasiswa diberi kesempatan melihat proses peradilan pajak di Pengadilan Pajak Surabaya yang tempatnya di Gedung Keuangan Negara Jl. Indrapura Surabaya.

Seperti yang dijalani oleh sembilan mahasiswa semester V Prodi Perpajakan Fakultas Vokasi UNAIR, Jumat (11/3) lalu, mereka menyaksikan sidang dari sepuluh pemohon peradilan, baik itu banding dari beberapa perusahaan (Perseroan Terbatas), juga gugatan Kantor Pajak (Fiskus) terhadap beberapa perusahaan. Materi yang disidangkan antara lain tentang PPN, PPh, Pph Pasal 23, PPh Pasal 21, dan PPh banding. Kuliah internship Jumat kemarin merupakan yang ketiga. Sebelumnya sudah dilaksanakan hal serupa di tempat sama pada Kamis dan Jumat (3 dan 4/3) dengan masing-masing diikuti 15 mahasiswa.

“Pembatasan jumlah peserta ini semata karena kapasitas ruang sidang yang terbatas, sehingga dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah perpajakan harus dibagi sesuai kapasitas, yaitu maksimal 15 orang,” kata Okta Sindhu Hartadinata, SE., MA., dosen Fak. Vokasi yang mendampingi mahasiswa.

Tujuannya antara lain memberi pembelajaran secara praktik kepada mahasiswa yang ambil mata kuliah Peradilan Pajak agar tidak hanya mengenal secara teori tetapi juga mendapat gambaran riilnya. Misalnya bagaimana pengajuan formal, gugatan dan banding itu seperti apa. Dengan mengetahui secara riil diharapkan mereka nanti setelah lulus bisa menjalankan peran baik sebagai wajib pajak yang menuntut keadilan, atau sebagai pejabat Kantor Pajak (penggugat).

“Dalam internship ini kami menekankan belajar semuanya, baik itu materi perkara (mayoritas banding) walau sebenarnya fiskus (pejabat Pajak yang berwenang) bisa mengajukan hal yang sama.

(4)

Apalagi di Pengadilan Pajak itu majelis hakimnya independen,” tambah Okta SH.

Akhir dari internship diharapkan mahasiswa mendapat pengalaman, bahan diskusi, dan gambaran antara teori dan praktiknya. Kebetulan juga pengampu mata kuliah ini dari praktisi yang biasa bersidang, sehingga mengajari bagaimana proses peradilan, bertata-sidang, dsb.

”Kedepan kita dari Fakultas Vokasi UNAIR akan menjalin MoU dengan Pengadilan Pajak, sehingga hal-hal seperti ini sebagai penjajagan. Pihak pengadilan juga akan memberitahu jika ada agenda sidang, baik kasus pajak dan atau kasus bea cukai,” tambah Okta.

Sementara perwakilan dari Himpunan Mahasiswa (Hima) Perpajakan, Gannys Widyaningtyas, mengakui kuliah internship ini sangat-sangat membantu pembelajaran secara riil bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah pengadilan pajak atau Lab Administrasi perpajakan.

“Dulunya belum pernah ada, jadi ini sangat membantu, terutama bagi mahasiswa semester V atau semester IV tapi sudah mengambil matkul Lab AP dan membahas perpajakan secara riil,” kata Gannys kepada UNAIR NEWS. Ia dan kawan-kawannya mengaku bisa mengikuti materi persidangan, apalagi sudah ada juknis maka bisa membantu memahami materinya. Hanya saja saat itu banyak agenda sidang yang ditunda karena berbagai hal, tidak hadir, materi tidak lengkap, dsb.

“Kedepan kami berharap praktik praktis seperti ini terus ditingkatkan dan fakultas memfasilitasi, serta mahasiswa juga harus lebih aware, sehingga tujuan yang hendak dicapai oleh dekanat, dosen, dan mahasiswa bisa dicapai. Teman-teman jangan mbolos kalau pas ada pemberitahuan sidang, sebab kalau hanya mengetahui teorinya saja, itu kurang lengkap, kosong,” kata Gannys. (*)

(5)

Profesor

Tahir

Bicara

Filantropi dan Riset di UNAIR

UNAIR NEWS – Pengusaha yang juga filantropis Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir, MBA memberikan studium generale bertajuk

‘Strengthening Industry-Academia Linkage for the Better World’, Senin (14/3) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen

Universitas Airlangga (UNAIR). Ia mengawali studium generale dengan menceritakan awal mula ia terlibat di dunia filantropi. “Menjadi orang kaya atau pengusaha besar hanyalah proses bukan tujuan. Menjadi kacau ketika kita mencampuradukkan antara tujuan dan proses. Tujuan hidup saya adalah menciptakan nilai tambah bagi orang banyak,” ujarnya. Prinsip Tahir, manusia harus menjadi benar terlebih dahulu untuk bisa melakukan hal-hal yang benar.

Lahir dari orang tua yang memiliki usaha penyewaan becak di Surabaya, masa kecil Tahir memang dilalui dengan penuh perjuangan. Di satu kesempatan kemudian, ia mengaku menyaksikan sebuah tayangan televisi yang menggambarkan seorang anak busung lapar yang mengusik hatinya.

“Saat itu saya bilang kepada diri saya, kalau suatu saat saya mampu, saya akan perbaiki ini. Ternyata Tuhan mendengar doa saya,”

Ketika mulai terlibat di dunia filantropi, pria yang mendapat gelar kehormatan Dato’ Sri dari Kesultanan Pahang, Malaysia ini kemudian memilih dunia pendidikan dan kesehatan untuk memulai kegiatan-kegiatan filantropinya.

“Tidak ada negara yang mengklaim dirinya sebagai bangsa besar jika pendidikannya tidak baik,” tambahnya. Melalui Tahir

(6)

Foundation-nya, ia juga dikenal aktif memberikan bantuan untuk

meningkatkan kualitas dunia kesehatan di tanah air.

“Saya bersuka cita ketika uang yang saya berikan dipakai untuk memperbarui healthcare,” ujar pria yang juga anggota Board of Trustees University of California, Berkeley ini.

Menurutnya, ia memang tidak bisa memilih lahir dari orang tua atau keluarga mana, namun ia meyakini bahwa ia bisa memilih untuk menjadi orang yang baik atau orang yang jahat. Lahir menjadi orang Indonesia, ia ingin kehadirannya bisa memberikan sumbangsih bagi negeri ini.

“Sebelum Tuhan menghentikannya saya, saya akan terus berjuang,” ujarnya.

Skema Professorship

Tahir mengaku gemas dengan universitas-universitas di Indonesia yang masih belum mampu menunjukkan tajinya. Peringkat universitas di Indonesia yang masih belum bisa menembus lima ratus besar dunia menjadi buktinya.

“Di Indonesia ini, kampus tidak punya endowment. Bagaimana mau bisa berkembang?” ujarnya. Ia pun menyarankan UNAIR untuk mulai terbuka dan menjalin banyak kerjasama dengan kalangan pengusaha.

Ia juga mendorong UNAIR untuk mulai mengembangkan skema

professorship sehingga para guru besar yang dimiliki UNAIR

bisa memperoleh bantuan dari para pengusaha dalam berbagai kegiatan risetnya. Menurutnya, sebuah universitas bisa baik ketika risetnya juga baik.

Di akhir stadium generale tersebut, Tahir yang sempat terlibat di IKOMA UNAIR mengatakan bahwa dulu dirinya sempat mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran UNAIR, namun ia justru diterima di Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Ia selanjutnya batal menjadi mahasiswa UNAIR

(7)

ketika kemudian diterima menjadi mahasiswa di Nanyang Technological University, Singapura.

“Semoga UNAIR semakin baik ke depannya,” pungkasnya. (*) Penulis : Yeano Andhika

Mahasiswa Komunikasi Ajak

Siswa SD Mendongeng

UNAIR NEWS – Salah satu cara untuk membangkitkan imajinasi seorang anak adalah dengan membacakan dongeng. Dengan dongeng, anak diajak untuk menikmati gambar-gambar dan gerakan lucu, mendengarkan pengisi suara yang menirukan karakter suara si tokoh, tertawa, dan mendapat amanah dari cerita yang disampaikan.

Hari Ulang Tahun ke-28 Departemen Komunikasi (HUTKOM), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, memiliki banyak rangkaian acara. Salah satu rangkaian acara yang melibatkan partisipasi masyarakat, dalam hal ini adalah pelajar sekolah dasar, ialah Communication Social Responsibility atau Commcar. Pelaksanaan Commcar tahun ini mengusung tema ‘Berbagi Ilmu melalui Dongeng untuk Anak Negeri’.

“Dalam acara ini, kami selaku panitia menyajikan tiga dongeng kepada anak-anak SD. Dari dongeng yang kami tampilkan, kami berharap nantinya mereka bisa membuat dongeng sendiri. Kami juga akan ajarkan kepada mereka caranya membuat dongeng,” tutur Dwinita Ayuni Larasati, penanggung jawab acara Commcar. Dalam rentang waktu satu pekan, pelaksanaan Commcar diadakan

(8)

di dua sekolah dasar di Surabaya. Kedua sekolah dasar yang beruntung itu adalah SD Al Falah pada tanggal 15 dan 24 Maret 2016, serta Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 pada tanggal 18 dan 24 Maret 2016. Mereka menyasar pelajar kelas V SD sebagai target pembelajaran dongeng.

Rencananya, tim Commcar akan mementaskan tiga dongeng di masing-masing sekolah. Untuk mementaskan itu, mereka berlatih secara rutin, mulai hafalan naskah hingga olah vokal. Saat ini mereka juga tengah mempersiapkan properti yang akan mereka gunakan saat pentas di hadapan murid-murid sekolah dasar. Bahkan, demi memberikan hasil yang maksimal, mereka juga dilatih oleh komunitas Future Leader for Anti-Corruption (FLAC) Indonesia.

Nantinya, panitia akan menerbitkan dua buku dongeng yang telah ditulis sendiri oleh pelajar di dua SD yang telah mendapatkan pelatihan. “Karya mereka akan dikumpulkan, di-scan, dan kami

upload. Agar karya mereka bisa dinikmati oleh anak-anak

Indonesia. Jadi, anak-anak tak hanya mengenal dongeng Cinderella saja. Kita juga kepengin membawakan karya anak-anak dari Surabaya. Ini lho dongengnya anak SD Al Falah dan Muhammadiyah. Dongeng juga bisa diunduh secara gratis,” tutur Atikah Ayu Taqiyyah selaku panitia acara Commcar. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Rio F. Rachman

(9)
(10)

Inilah Ketua dan Wakil Ketua

BEM UNAIR Periode 2016

UNAIR NEWS – Pertanyaan tentang siapa yang akan memegang tanggung jawab kepemimpinan BEM Keluarga Mahasiswa (KM) UNAIR periode 2016 terjawab sudah. Mereka adalah Muhammad Rizky Fadilah (Ilmu Sejarah 2012, sebagai Ketua) dan Ihwanun Mudhofir Hariri (Ilmu Hukum 2013, sebagai Wakil Ketua). Pasangan yang mengusung slogan SUPER (Semangat Untuk Pembaruan Progresif) itu “mengalahkan” pasangan Independent Moh. Hadi Subarkah (Budidaya Perikanan 2012) dan Kesa Camelya (Teknobiomdik 2013).

Keputusan itu dicetuskan secara musyawarah mufakat melalui sidang yang berlangsung sejak Selasa (8/3) hingga Rabu pagi (9/3). Hadir sebanyak 45 perwakilan eksponen mahasiswa. Antara lain, dari BEM, BLM, dan FORKOM, yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM).

“Alhamdulillah sidang berlangsung lancar. Memang, ada perbedaan pendapat. Namun, tidak sampai memanas sehingga akhirnya tetap berhasil mancapai mufakat” ungkap Arum Kusumaningtyas ketua pelaksana Pantia Pemilihan Kampus (PPK) 2016.

Sebelum sidang penentuan, diadakan pemaparan visi misi masing-masing pasangan dalam Fit and Proper Test. Pada acara tersebut, masing-masing pasangan menyampaikan Grand Design kepemimpinan. Itu merupakan salah satu kesempatan untuk meyakinkan anggota MPM sebelum sidang.

(11)

Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam sidang penentuan adalah penilaian panelis yang didapatkan ketika Uji Masyarakat Kampus (UMK). Kemudian, masing-masing perwakilan fakultas menyampaikan pertanyaan secara bergantian dan menyampaikan aspirasi kreteria Ketua dan Wakil Ketua BEM KM UNAIR 2016. Minta Dukungan Biar Konsisten

Setelah hasil musyawarah disepakati, pasangan yang terpilih didatangkan ke tempat sidang, ”Saya mendapat kabar ini ketika berada di Waru Sidoarjo,” ungkap Ketua BEM terpilih 2016 Muhammad Rizky Fadilah. “Saya mendapat berita ini ketika berada di Asrama setelah melaksanakan Sholat Gerhana Matahari” papar Ihwanun Mudhofir Hariri, wakil ketua BEM terpilih.

Mereka bercerita, sebenarnya sudah pasrah dengan hasil yang akan dicapai. Namun, di dalam hati masing-masing, mempunyai rasa keyakinan bahwa akan terpilih memimpin BEM KM UNAIR 2016. “Setelah pelantikan nantinya kami akan langsung bekerja. Yaitu, mengadakan Forum Besar yang diikuti oleh semua eksponen mahasiswa, termasuk BEM, se-UNAIR untuk pembicaraan arah pembentukan kabinet dan keberlangsungannya” kata Ace, sapaan akrab Rizky Fadilah. “Terima Kasih kepada semua yang telah mendukung. Semoga kami dapat mengemban tanggung jawab ini untuk UNAIR yang lebih baik. Mohon doa dan dukungan agar ami konsisten” tuturnya. (*)

Penulis: Ahmad Janni Editor: Rio F. Rachman

Referensi

Dokumen terkait

Area toko buku 1 ini berada di lantai dasar disini terdapat berbagai furniture yang di transformasi dari logo Uranus dan juga di dominasi oleh warna dari Uranus

Dengan mengamati teks siswa dapat menuliskan masalah dan penyelesaian masalah (sederhana) berkaitan dengan tubuh yang sehat dengan tepat4. Dengan mengamati cerita, siswa

PT MUTUAGUNG LESTARI Halaman 4 dari 10 MUTU-4134F 3.1 21/01/2015 Kriteria/Indikator/Verifier  Memenuhi/Tidak  Memenuhi/Non  Aplicable  Ringkasan Justifikasi 

[r]

Pada bab terakhir ini diuraikan mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari pengerjaan Tugas Akhir ini. Selain itu juga diuraikan mengenai saran-saran yang dapat diperhatikan untuk

Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan bahan ajar digital flipbook berbasis inkuiri terbimbing pada materi sel volta yang dapat digunakan untuk memperbaiki

Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan  perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang

Dalam produksi gula sangat perlu ditingkatkan kinerjanya untuk memperoleh biaya operasi yang makin kecil, sehingga dapat diperoleh nilai ekonomis yang makin