DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMANHALAMAN JUDUL ...JUDUL ... LEMBAR
LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN ... PERNYATAAN ORISINALITAS
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN ... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...PENELITIAN ... SURAT
SURAT KETERANGAN TUGAS KETERANGAN TUGAS AKHIR ...AKHIR ... SURAT KETERANGAN SELESAI
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ...TUGAS AKHIR ... KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ABSTRAK
ABSTRAK ... ABSTRACT
ABSTRACT ... DAFTAR
DAFTAR ISI ISI ... DAFTAR
DAFTAR GAMBAR GAMBAR ... DAFTAR
DAFTAR TABEL TABEL ... DAFTAR
DAFTAR NOTASI NOTASI ... DAFTAR
DAFTAR LAMPIRAN ...LAMPIRAN ... BAB
BAB I I PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... 1. 1 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... . 11 1.2
1.2 Tujuan Tujuan Penelitian ...Penelitian ... ... 22 1.3
1.3 Ruang Ruang Lingkup Lingkup Penelitian ...Penelitian ... ... 22 1.4
1.4 Sistematika Sistematika Penulisan ...Penulisan ... ... 22 BAB
BAB II II STUDI STUDI LITERATUR LITERATUR ... 2.1
2.1 Moda Moda Transportasi ....Transportasi ... 2.2
2.2 Perkembangan Perkembangan Moda Moda Transportasi Transportasi ... 2.3
2.3 Pemilihan Pemilihan Moda ...Moda ... BAB
BAB III III METODE METODE PENELITIAN...PENELITIAN... 3.1 Diagram
3.1 Diagram Alir Alir Penelitian Penelitian ... 3.2
3.2 Pengumpulan Pengumpulan Data Data ... 3.3
3.3 Metode Metode Analisis Analisis Data ...Data ... BAB
BAB IV IV ANALISIS ANALISIS DATA ...DATA ... 4.1
4.1 Data Data Survei ...Survei ... 4.2 Analisi
4.2 Analisis s Pemilihan Pemilihan Moda ...Moda ... BAB
BAB V V SIMPULAN SIMPULAN DAN DAN SARAN SARAN ... 5.1 5.1 Kesimpulan ...Kesimpulan ... 5.2 5.2 Saran Saran ... DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 sebesar 237,641,326 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Sebagian besar penduduk Indonesia sedang menempuh pendidikan pada tingkat perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 53 Universitas Negeri dan 625 Universitas Swasta. Oleh karena itu untuk mempermudah perjalanan menuju kampus dibutuhkan moda transportasi yang memadai. Moda transportasi di era modern ini membutuhkan pengembangan moda transportasi dengan tujuan agar tersedianya transportasi yang lancar, aman, murah, nyaman, cepat, handal, tepat guna, terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan berkesinambungan serta mendukung konsepsi pembangunan sosial dan ekonomi
wilayah (Primasari, D.A., et al, 2013).
Karakteristik pemilihan moda transportasi di sekitar kampus perlu dievaluasi untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi. Studi terdahulu yang telah dilakukan adalah Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus (Primasari, D.A.,et al, 2013). Hasil penelitian menyatakan bahwa mahasiswa responden berjalan kaki (17,7%), menggunakan sepeda (0,5%), sepeda motor (53,1%), mobil (5,7%), dan angkutan umum (22,9%). Simpulan penelitian ini menjelaskan bahwa variabel waktu tempuh, biaya tempuh, jarak
tempuh, dan intensitas pergantian moda transportasi merupakan variabel yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan pemilihan moda transportasi menuju kampus Universitas Brawijaya.
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda transportasi yang digunakan oleh mahasiswa Universitas Kristen Maranatha menuju kampus dengan menggunakan metode analisis deskriptif terhadap karakteristik pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa dan metode evaluatif berupa analisa korelasi variabel yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi serta analisa pemodelan pemilihan moda transportasi oleh mahasiswa Universitas
Kristen Maranatha. Macam-macam transportasi menjadikan mahasiswa dapat memilih moda transportasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik pemilihan moda transportasi yang digunakan oleh mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Karakteristik mahasiswa (responden) dan karakteristik pergerakan; 2. Responden adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, Bandung;
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir dapat dijabarkan sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, berisi penjelasan singkat mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistemati ka penulisan. Bab II, Studi literatur, menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian. Bab III, Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis. Bab IV, Analisis Data, berisi penyajian data dan analisis data. Bab V, Simpulan dan saran, berisi simpulan dan saran yang didapat berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak ter pisahkan dari perencanaan kota atau perencanaan daerah. Rencana kota atau rencana daerah tanpa
mempertimbangkan keadaan dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat rencana itu sendiri akan menghasilkan kesemrawutan lalulintas di kemudian hari. Keadaan ini akan membawa akibat berantai cukup panjang dengan meningkatnya
jumlah kecelakaan, pelanggaran lalulintas, menurunnya sopan santun berlalulintas, dan lain-lain.
Dalam kaitan antara perencanaan transportasi dan perencanaan kota, maka
menetapkan suatu bagian kawasan kota menjadi tempat kegiatan tertentu (misalnya kawasan perumahan mewah Pondok Indah atau kawasan Industru Pulo Gadung di DKI-Jakarta) bukanlah sekedar memilih lokasi. Pada akhirnya, dalam perencanaan tata guna lahan untuk perkotaan harus diperhitungkan lalulintas yang bakal terjadi akibat
penetapan lokasi itu sendiri, lalulintas di kawasan itu sendiri, serta lalulintas antara kawasan itu dengan kawasan lain yang sudah ada lebih dahulu.
Perencanaan transportasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah (Pignataro, 1973). Selain itu, sebenarnya masih ada unsur ‘cepat’; jadi, selain aman dan muran,
transportasi juga harus cepat. Bahkan untuk memindahkan manusia, selain cepat, aman, dan murah, sistem transportasi harus pula nyaman.
Perencanaan transportasi ini merupakan proses yang dinamis dan harus tanggap
terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalulintas. Modal yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem transportasi sangat besar sehingga mungkin saja terjadi perubahan yang radikal atas tata guna lahan tempat sistem prasarana
transportasi dibangun karena pemakai lahan mengharapkan mendapatkan keuntungan atas pembangunan prasarana tesebut.
Perlu dicatat bahwa proses perencaan transportasi dipengaruhi secara langsung oleh ada tidaknya pengawas atas pola dan sistem kegiatan manusia, yang biasanya
dicerminkan dengan pola tata guna lahan. Misalnya, pada keadaan tanpa pengawasan tata guna lahan, maka jaringan transportasi dengan sendirinya akan menjadi penentu yang kuat bagi peruntukan tata guna lahan tersebut. Jadi, harus direncanakan dengan memperhatikan dampaknya. Hal seperti ini akan terjadi di negara sedang berkembang yang pertumbuhannya berjalan cepat dan tidak terpengaruh oleh kurangnya sarana pelayanan umum yang lain.
2.2 Moda Transportasi
Moda transportasi secara sederhana adalah kelompok jenis prasarana, sarana, dan atau media transportasi yang sama, misalnya seperti :
1. Moda darat terdiri dari sub moda jalan rel dan sub moda jalan yang juga terdiri dari transportasi mobil, truk, bis, sepeda, dan jalan kaki.
2. Moda air yang terdiri dari sub moda jalan air pedalaman dan (sub) moda laut. Sub moda jalan air pedalaman digunakan untuk pelayaran sungai, pelayanan danau, dan penyeberangan (ferry). Penyeberangan ini dapat dianggap sebagai bagian dari moda darat karena berfungsi sebagai je mbatan apung (Floating bridge) antara tepian sungai, selat atau laut dari dua buah kota yang dihubungkan secara tetap dan teratur. Moda laut terdiri dari transportasi pelayanan samudra, pelayanan antarpulau, pelayanan antarpantai.
3. Moda udara terdiri dari transportasi udara domestik dan penerbangan luar negeri serta kombinasinya.
4. Moda menerus yang terdiri dari transportasi aliran dalam pipa, pita berjalan, dan kabel.
Untuk fungsi dari tiap moda pada umumnya dapat berbeda, dapat bersama-sama sesuai dengan jenis yang diangkut barang atau orang dan jarak yang ditempuh serta waktu tempuh yang diharapkan.
2.3 Perkembangan Moda Transportasi
Sejarah Perkembangan transportasi sejalan dengan perubahan peradaban manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain dari abad ke abad. Pada era sebelum abad ke-18, “banyak jalan menuju ke Roma” meruapakan salah satu motto pemberi semangat. Memang pada zaman keemasan kekaisaran Romawi Kuno telah dibuat jalan menuju ke Roma sebanyak 23 buah yang dapat didekati dari laut, dari pegunungan, dari daratan utara atau selatan, dan dari mana-mana dengan konstruksi pasangan batu dan adukan kapur. Sementara itu jauh sebelumnya di Asia telah berkembang jalan sutera yang menghubungkan Cina, Persia sampai ke Mesir dan
Eropa.
Kemudian Tresequet, Telford, dan Mac Adam pada akhir 17 mengembangkan struktur perkerasan jalan dengan batu-batu pecah yang disusun dan dilabur aspal serta memperhatikan drainasenya. Pada era abad 18-19 tahun 1800 merupakan tahun-tahun penemuan mesin-mesin mulai dari mesin uap lokomotif oleh George Stephenson dan motor bensin yang dikembangkan pada akhir abad ke-18 termasuk radio dan telepon. Masa otomotif mulai mencapai puncaknya setelah jaringan jalan raya dibangun di mana-mana terutama di negara-negara maju.
2.3.1 Mobil
Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minya (bensin atau
berasal dari bahasa Yunani ‘autos’ (sendiri) dan Latin ‘movere’ (bergerak). Kendaraan pertama yang bekerja dengan uap mungkip pertama kali didesain oleh Ferdinand Verbiest, sekitar tahun 1672. Ia mendesain mainan kendaraan berukuran 65 cm untuk kerajaan Cina, yang tidak bisa membawa penumpang. Tidak diketahui apakah model kendaraan yang dibuat Verbiest pernah di produksi atau tidak.
Tahun 1752, Leonty Shamshurenkov, seorang berkebangsaan Rusia, membuat konstruksi sebuah kendaraan bertenaga manusia. Ia juga melengkapi kendaraan buatannya dengan odometer. Kendaraan yang ia buat mirip dengan sebuah kereta salju. Kendaraan tenaga uap pertama dibuat pada akhir abad 18. Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses mendemonstrasikan kendaraan roda tiga itu pada tahun 17699. Kendaraan pertama menggunakan tenaga mesin uap, mungkin peningkatan mesin uap yang paling dikenal, dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin pertama kal dibuat di Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga mematenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai sumber tenaga di amerika serikat.
Garis produksi skala besar pembuatan mobil harga terjangkau dilakukan oleh Oldsmobile pada 1902, dan kemudian dikembangkan besar-besaran oleh Henry Ford pada 1910-an. Dalam periode dari 1900 ke pertengahan 1920-an perkembangan teknologi otomotif sangat cepat, disebabkan oleh jumlah besar
(ratusan) pembuatan mobil kecil yang semuanya bersaing untuk meraih perhatian dunia. Pada tahun 1930-an, kebanyakan teknologi dalam permobilan sudah diciptakan, walaupun sering diciptakan kembali di kemudian hari dan diberikan kredit ke orang lain. Misalnya, pengemudian roda depan diciptakan kembali oleh Andre Citroen dalam peluncuran Traction Avant pada 1934, meskipun teknologi ini sudah muncul beberapa tahun sebelumnya dalam mobil yang dibuat oleh Alvis dan Cord, dan di dalam mobil balap oleh Miller.
Setelah 1930, jumlah produsen mobil berkurang drastis berpasan denga industri saling bergabung dan matang. Sejak 1960, jumlah produsen hampir tetap dan inovasi berkurang. Dalam banyak hal, teknologi baru hanya perbaikan dari teknologi sebelumnya. Dengan pengecualian dalam penemuan manajemen mesin, yang masuk pasaran pada 1960-an, ketika barang-barang elektronik menjadi cukup murah untuk produksi massal dan cukup kuat untuk menangani lingkungan yang klasar pada mobil. Dikembangkan oleh Bosch, alat elektronik ini dapat membuat buangan mobil berkurang secara drastis sambil meningkatkan efisiensi dan tenaga.
2.4 Pemilihan Moda
Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau pos) karena hal ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi, sering interaksi
mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda. Secara sederhana moda berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan. Pilihan pertama biasanya berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika menggunakan kendaraan, pilihannya adalah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil) atau angkutan umum (bus, becak dan lain-lain). Jika angkutan umum yang digunakan. Jenisnya bermacam-macam (oplet, kereta api, becak, dan lain-lain)
Dalam beberapa kasus, mungkin terdapat sedikit pilihan atau tidak ada pilihan sama sekali. Orang miskin mungkin tidak mampu membeli sepeda atau membayar biaya transportasi sehingga mereka biasanya berjalan kaki. Sementara itu, keluarga berpenghasilan kecil yang tidak mempunyai mobil atau sepeda motor biasanya menggunakan angkutan umum. Selanjutnya, seandainya keluarga tersebut mempunyai sepeda, jika harus berpergian jauh tentu menggunakan angkutan umum.
Orang yang hanya mempunya satu pilihan moda saja disebut denan captive terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih dari satu moda, modat yang dipilih biasanya mempunya rute terpendek, tercepat, atau termurah, atau kombinasi dari
ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan keselamatan. Hal seperti ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hasam, M Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasi , Ghalia Indonesia, Jakarta
[2] Morlok, E.K., 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi , Erlangga, Jakarta.
[3] Nasution, M., 2003, Manajemen Transportasi , Ghalia Indonesia, Jakarta. [4] Primasari, W.D., Ernawati, J., dan Dwi, A., 2013, Pemilihan Moda Transportasi ke
Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya, Universitas Brawijaya, Malang. [5] Santoso, Singgih, 2005, Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS 12,
Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
[6] Tamin, Ofyar Z, 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi , Penerbit ITB, Bandung.