• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 1 dari 7

Modul E-Learning 2

PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA DAN PELAPORAN

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA

Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

2.3 Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

2.3.1 Identifikasi Pengguna Jasa

Penerimaan Pengguna Jasa

Pada saat melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa, Pihak Pelapor wajib meminta informasi dan

dokumen pendukung kepada Pengguna Jasa (profil Pengguna Jasa), dengan memberikan formulir yang

memuat isian sekurang-kurangnya mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pengguna jasa

Apabila transaksi dilakukan untuk kepentingan pihak lain, maka Pengguna Jasa harus menyertakan informasi

mengenai identitas diri, sumber dana, dan tujuan transaksi pihak lain tersebut.

Permintaan Informasi Dan Dokumen

Beberapa tahapan dalam permintaan informasi dan dokumen oleh Pihak Pelapor:

a. Pihak pelapor mengidentifikasi dan mengklasifikasikan pengguna jasa dalam kelompok perorangan atau perusahaan

b. Memastikan pengguna jasa yang membuka hubungan usaha atau melakukan transaksi bertindak untuk diri sendiri atau untuk kepentingan Beneficial Owner

c. Identitas Calon Pengguna Jasa harus dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen pendukung

Check List Jenis Informasi Dan Dokumen

(2)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 2 dari 7

Perorangan Perusahaan

1. Identitas (KTP,SIM,Paspor, KIMS/KITAP) 1. Identitas (AD, SITU, TDP, SIUP, Identitas pengurus, dan BO - Nama lengkap termasuk alias

- Nomor dokumen identitas

- Alamat tempat tinggal sesuai dokumen identitas dan alamat tempat tinggal lain apabila ada

- Tempat tanggal lahir - Kewarganegaraan

- Pekerjaan (surat pengangkatan, jika perlu) - Jenis kelamin

- Status perkawinan (surat nikah, jika perlu)

- Nama perusahaan

- Nomor izin usaha dari instansi berwenang - Bidang usaha

- Alamat kedudukan perusahaan

- Tempat dan tanggal pendirian perusahaan - Bentuk badan hukum perusahaan

- Identitas Beneficial Owner apabila calon pengguna jasa memiliki Beneficial Owner

- Identitas dan dokumen pengendali akhir (diluar perusahaan go public)

Identitas BO, jika pengguna jasa mewakili BO (KTP,SIM,Paspor, KIMS/KITAP)

2. Sumber dana (slip gaji, jika ada) 2. Sumber dana

3. Perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun 3. Perkiraan nilai transaksi dalam 1 (satu) tahun (laporan keuangan atau deskripsi kegiatan usaha)

4. Maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan Calon Pengguna Jasa

4. Maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan Calon pengguna Jasa

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

6. Informasi lain 2.3.3 Informasi lain (struktur manajemen, dokumen identitas anggota direksi)

2.3.2 Verifikasi Pengguna Jasa

Verifikasi terhadap calon Pengguna Jasa, antara lain dengan:

1. Meneliti kebenaran informasi dan dokumen

2. Jika ragu, wajib memastikan kebenaran identitas, informasi, dan dokumen calon Pengguna Jasa, dengan cara antara lain:

a. Wawancara dengan calon Pengguna Jasa untuk meneliti dan meyakini keabsahan dan kebenaran dokumen b. Meminta dokumen identitas sah atau resmi lainnya

c. Mengkonfirmasi kebenaran beneficial owner, jika calon Pengguna Jasa bertindak untuk pihak lain (beneficial owner)

3. Melakukan pemeriksaan silang untuk meyakini konsistensi informasi yang disampaikan

4. Verifikasi lebih ketat (enhanced due diligence) dilakukan jika calon Pengguna Jasa dan/atau Beneficial Owner

(3)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 3 dari 7

Tingkat risiko tersebut dapat dilihat dari:

a. Latar belakang atau profil calon Pengguna Jasa dan pengendali calon Pengguna Jasa yang termasuk orang yang popular secara politis (politically exposed person) atau Pengguna Jasa yang berisiko tinggi (high risk customer)

b. Bidang usaha calon Pengguna Jasa yang termasuk usaha yang berisiko tinggi (high risk business)

c. Negara atau teritori asal calon Pengguna Jasa, domisili calon Pengguna Jasa, atau dilakukannya transaksi yang termasuk Negara yang berisiko tinggi (high risk countries)

d. Pihak-pihak yang tercantum dalam daftar nama-nama teroris

2.3.3 Penutupan Hubungan Usaha Atau Penolakan Transaksi

a. Pihak pelapor wajib menolak melakukan hubungan usaha atau melaksanakan transaksi dengan Calon Pengguna Jasa dalam hal:

1) Diketahui dan/atau patut diduga menggunakan dokumen palsu 2) Menyampaikan informasi yang diragukan kebenarannya, dan/atau

b. Pihak Pelapor wajib menolak transaksi, membatalkan transaksi, dan/atau menutup hubungan usaha dengan Pengguna Jasa dalam hal:

1) Diketahui dan/atau patut diduga menggunakan dokumen palsu 2) Menyampaikan informasi yang diragukan kebenarannya, dan/atau

3) Memiliki sumber dana transaksi yang diketahui dan/atau patut diduga berasal dari hasil tindak pidana c. Kewajiban Pihak Pelapor atas penutupan hubungan usaha atau penolakan transaksi Calon Pengguna Jasa,

Pengguna Jasa atau WIC: 1) Mendokumentasikan

2) Melaporkan sebagai TKM apabila transaksinya mencurigakan

3) Ketentuan untuk menolak, membatalkan dan/atau menutup hubungan usaha dengan Pengguna Jasa dicantumkan dalam perjanjian hubungan usaha dan diberitahukan kepada Pengguna Jasa

4) Memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa mengenai penutupan hubungan usaha.

2.3.4 Penanganan PEP

Ketentuan umum

 Pihak Pelapor melakukan verifikasi yang lebih ketat

(extensive due dilligence) terhadap calon Pengguna Jasa yang diklaksifikasikan sebagai high risk countries,

(4)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 4 dari 7  Pihak Pelapor membuat daftar high risk countries,

high risk business dan high risk customer sesuai dengan

policy internal Pihak Pelapor Gambar 1 Penanganan PEP

Kewajiban Pihak Pelapor

1. Memastikan adanya Pengguna Jasa dan Beneficial Owner yang memenuhi kriteria berisiko tinggi atau PEP. 2. Pengguna Jasa dan Beneficial Owner yang memenuhi kriteria berisiko tinggi atau PEP dibuat dalam daftar

tersendiri.

3. Bagi Pengguna Jasa, Beneficial Owner, dan WIC yang memenuhi kriteria:

 Menggunakan produk Pihak Pelapor yang berisiko tinggi untuk digunakan sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan teroris;

 Melakukan transaksi dengan pihak yang berasal dari negara berisiko tinggi;

 Melakukan transaksi tidak sesuai dengan profil; atau

 Merupakan pihak yang terkait dengan PEP;

Wajib dilakukan:

a. EDD secara berkala paling kurang berupa analisis terhadap informasi sumber dana, tujuan transaksi, dan hubungan usaha dengan pihak- pihak yang terkait; dan

b. Pemantauan yang lebih ketat. 4. Penanganan calon Pengguna Jasa PEP:

a. Pihak Pelapor wajib menunjuk pejabat senior yang bertanggung jawab atas hubungan usaha dengan Calon Pengguna Jasa tersebut.

b. Pejabat senior berwenang untuk:

1) Memberikan persetujuan atau penolakan

2) Membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa atau Beneficial Owner yang tergolong PEP.

2.3.5 Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

Pengkinian Data

1. Mengkinikan data terhadap informasi dan dokumen serta menatausahakannya 2. Melakukan pemantauan terhadap informasi dan dokumen pengguna jasa

3. Menyusun laporan rencana dan realisasi pengkinian data yang disetujui pengurus/direksi 4. Memelihara database Daftar Teroris

(5)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 5 dari 7

Pemantauan oleh PJK

1. PJK wajib memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau, dan menyediakan laporan secara efektif mengenai transaksi Pengguna Jasa

2. Sistem informasi yang ada, dapat digunakan untuk menelusuri setiap transaksi dan data Pengguna Jasa

3. Memantau secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi kesesuaian antara transaksi Pengguna Jasa dengan profil Pengguna Jasa dan menatausahakan pemantauannya

4. Melakukan analisis terhadap seluruh transaksi yang tidak sesuai dengan profil Pengguna Jasa

5. Jika meminta informasi tentang latar belakang dan tujuan transaksi terhadap transaksi yang tidak sesuai dengan profil Pengguna Jasa, harus memperhatikan ketentuan anti tipping-off

6. Melakukan pemantauan yang berkesinambungan terhadap hubungan usaha/transaksi dengan Pengguna Jasa yang berasal dari Negara yang berisiko tinggi dan/atau Pihak Pelapor yang berkedudukan di Negara yang berisiko tinggi

7. Melakukan CDD terhadap Pengguna Jasa sesuai dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk Based Approach)

apabila:

a. Terdapat peningkatan nilai transaksi yang signifikan

b. Terdapat perubahan profil pengguna jasa yang bersifat signifikan

c. Informasi pada profil Pengguna Jasa yang tersedia dalam Customer Identification File belum dilengkapi dengan dokumen pendukung

Pemantauan oleh PBJ

1. Memperhatikan tata cara pembayaran transaksi misalnya pembayaran tunai atau non tunai, pelaku transaksi, nominal Transaksi dan/atau tanggal transaksi.

2. Pemantauan terhadap pelunasan transaksi Pengguna Jasa, apakah dilakukan oleh Pengguna Jasa yang bersangkutan atau pihak lain.

2.3.6 Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri/IFTI

UU TPPU mengatur pula mengenai pelaporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri.

Dalam hal ini, Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan Transaksi transfer dana tersebut paling lama 14

(empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. Adapun Pelaksanaan kewajiban

pelaporan transfer dana dari dan ke luar negeri dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun setelah UU TPPU

diundangkan tanggal 22 Oktober 2010.

(6)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 6 dari 7

Pengertian transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang

bertujuan untuk memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer

Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima Dana.

2.3.7 Laporan Transaksi oleh PBJ

Kewajiban PBJ

PBJ wajib menyampaikan:

1. Laporan Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah dan/atau mata uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) kepada PPATK.

2. Laporan TKM berdasarkan permintaan PPATK

Tata Cara Pelaporan (Peraturan Kepala PPATK No.: PER-12/1.02.1/PPATK/09/11 tentang Tata Cara

Pelaporan Transaksi Bagi Penyedia Barang dan/atau Jasa Lainnya)

Tata Cara Pelaporan

1. PBJ melakukan registrasi dengan mengisi registrasi, bisa dengan web registrasi atau sistem manual.

2. PBJ wajib mengisi laporan Transaksi dengan benar dan lengkap sesuai dengan petunjuk tata cara pengisian laporan.

3. PBJ dapat menyampaikan laporan secara elektronis atau manual.

4. Penyampaian laporan Transaksi wajib dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal Transaksi dilakukan.

5. Penyampaian laporan transaksi keuangan mencurigakan dilakukan paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat permintaan dari PPATK.

2.3.8 Ringkasan

Pihak Pelapor terdiri dari Penyedia Jasa keuangan (PJK) dan Penyedia Barang dan/atau Jasa lain (PBJ).

PJK wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM);

Transaksi Keuangan Tunai (TKT); dan Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri (TKTD).

Sedangkan PBJ wajib menyampaikan laporan kepada PPATK berupa laporan Transaksi Pengguna Jasa senilai

Rp500 juta atau lebih.

Untuk bisa menyampaikan laporan TKM, Pihak Pelapor harus menerapkan PMPJ secara efektif. Apakah suatu

transaksi memenuhi unsur TKM, didasarkan pada profesional

judgement Pihak Pelapor. Tanpa pemahaman

(7)

PPATK - Pusat Pelaporan Analisis & Transaksi Keuangan Jl.Ir.H.Djuanda No.35, Jakarta 10120, Indonesia

Telepon +6221-3850455, +6221-3853922, Faksimili +6221-3856809, +6221-3856826 Email: contact-us@ppatk.go.id, website: http://elearning.ppatk.go.id

Hal 7 dari 7

atau keahlian yang cukup, laporan TKM yang disampaikan kepada PPATK kualitasnya rendah. Keseluruhan

laporan tersebut disampaikan kepada PPATK sesuai ketentuan tata cara pelaporan.

Disamping laporan yang disampaikan oleh Pihak Pelapor, PPATK juga menerima laporan dari Ditjen Bea dan

Cukai mengenai laporan pembawaan uang senilai Rp. 100 juta atau lebih yang keluar atau masuk wilayah RI.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus II adalah guru memberikan tugas-tugas belajar terlebih dahulu materi yang akan dibahas sehingga saat di kelas mereka

Berdasarkan hasil survei dapat dilihat pada Tabel 22 bahwa rataan skor pada tanggung jawab menunjukkan hasil yang baik dimana karyawan merasa termotivasi dengan

(1) Persyaratan ruang sempadan depan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf b harus mengindahkan keserasian lansekap pada ruas jalan yang

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN PASKA OPERASI BATU EMPEDU (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya) untuk dipublikasikan atau

Penelitian ini mengevaluasi jembatan penyeberangan orang Pasar Kartosuro, Sukoharjo, dari segi hubungan variabel pergerakan pejalan kaki (arus, kecepatan, kepadatan,

mengambil sikap yang jelek dan hal ini menghalangi perbaikan fungsi seluruh otot untuk jangka waktu yang panjang. Kemampuan otot untuk mengadakan kontraksi meningkat, yang

Sesuai dengan teori yang ada dimana ukuran kernel semakin besar akan semakin mengurangi noise yang masuk kedalam citra, dapat dilihat bahwa konfigurasi optimal