Rosimiati1, Helma2,Yasrial Chandra2 1
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
rosimiatiilyas@yahoo.com
ABSTRACT
The Backround of this research were students who don’t have good emotional intelligence. Purpose of this research for to described: (1) Profile students emotional intelligence from aspect of recognizing the emotions self, (2) Profile students emotional intelligence from aspect of managing emotions, (3) Profile students emotional intelligence from aspect of motivate self, (4) Profile students emotional intelligence from aspect recognize of other people emotion, (5) Profile students emotional intelligence from aspect of build relationship. Type of the research is descriptive quantitative. Population of the research is students grade XI SMAN 3 Pariaman with amount 299 students. Removal of the sample make use technique proposional random sampling with amount 172 students to collected the date used questionnaire, and was analyzed persentage technique. The result of the research by means of general emotional quetient students are in pretty smart category. The result of the research according subvariable: (1) Profile emotional intelligence students from aspect of regognizing the emotions self are in pretty smart category, (2) Profile emotional intelligence students from aspect of managing emotions are in pretty smart category, (3) Profile intelligence emotional students from aspect of motivate of self are in smart category, (4) Profile emotional intelligence students from aspect recognize other people emotion are in smart category, (5) Profile intelligence emotional students from aspect build relationship are in pretty smart category. Recomendation of the research to students able to understand and improve of the emotional quetient.
Keywords: Emotional Intelligence, Student.
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup akan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan. Fase pertumbuhan dan perkembangan pada manusia akan dimulai dari masa dalam kandungan hingga masa akan kembali kekehidupan yang paling kekal dan abadi. Salah satu fase pertumbuhan
dan perkembangan yang akan manusia lalui yaitu masa remaja, sebagian orang berpendapat bahwa masa remaja adalah masa pubertas dimana segala keberhasilan menjalankan kehidupan ditentukan oleh masa remaja karena masa remaja
merupakan proses pencarian identitas diri.
Pada masa remaja ada beberapa tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui dengan baik oleh setiap remaja. Hurlock (Ali dan Asrori, 2011:10) adapun tugas-tugas perkembangan pada masa remaja adalah berusaha:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis 4. Mencapai kemandirian emosi 5. Mencapai kemandirian
ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orangtua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki usia dewasa
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan para remaja. Rendahnya tingkat intelegensi menyebabkan remaja tidak mampu melihat dan memperkirakan akibat dari perbuatannya. Menurut Goleman (2007:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerjasama.
Dalam aspek kecerdasan emosional menyangkut banyak aspek penting. Menurut Salovey (Goleman, 2007:57) ada lima kemampuan utama dalam kecerdasan emosional yaitu:
1. Mengenali emosi diri. Kesadaran diri-mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri, ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.
2. Mengelola emosi. Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan, atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini.
3. Memotivasi diri sendiri. Menata emosi sebagai alat mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
4. Mengenali emosi orang lain. Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan “keterampilan bergaul”. Upaya untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain untuk mewujudkan hubungan baik dengan setiap strata masyarakat.
5. Membina hubungan. Seni membina hubungan, sebagian
besar, merupakan
keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan
pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan. Berdasarkan observasi dilapangan yang penulis lakukan saat Praktek Lapangan di SMA Negeri 3 Pariaman yang dimulai dari tanggal 26 Juli sampai 17 Desember terdapat peserta didik yang belum mencerminkan adanya kecerdasan emosional dalam diri peserta didik tersebut, hal ini ditandai oleh peserta didik yang suka marah tanpa ada penyebabnya, ada yang merasa cemas tanpa ada penyebabnya tidak dapat mengontrol emosinya atau bersikap agresif, seperti kasar terhadap orang lain, berbicara dengan nada tinggi kepada teman, berbicara tidak sopan kepada guru, sering bertengkar, sering mengolok-ngolok teman dan guru, dan bertempramen tinggi, mudah tersinggung, merasa tidak dicintai oleh lingkungan sekitar.
Hal ini juga disampaikan oleh guru BK saat penulis melakukan wawancara pada tanggal 11 Januari 2017 adanya peserta didik yang menarik diri dari pergaulan sosial, seperti lebih suka menyendiri. Permasalahan lain dalam hal
perhatian dan berfikir yaitu banyak diantara siswa yang tidak mampu memusatkan perhatian dengan baik atau duduk tenang, tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, sering mendapatkan nilai buruk, suka mengganggu teman, pesimis terhadap diri sendiri, tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan bahkan ada beberapa peserta didik yang tidak bersapaan dengan kedua orangtua di rumah akibat dari tidak mampu mengendalikan emosinya.
Melihat kenyataan dan fenomena diatas, menunjukan banyaknya peserta didik yang belum mencerminkan adanya pengendalian emosi secara baik dan belum mampu memandirikan emosionalnya secara baik. Dengan demikian maka penulis tertarik untuk meneliti terkait dengan kecerdasan emosional peserta didik dengan judul: “Profil Kecerdasan Emosional Peserta Didik Di SMAN 3 Pariaman”.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah, rumusan dan tujuan dalam penelitian ini adalah: Profil kecerdasan
emosional peserta didik di SMA Negeri 3 Pariaman dilihat dari aspek :
1. Mengenali Emosi Diri. 2. Mengelola Emosi. 3. Memotivasi Diri Sendiri. 4. Mengenali Emosi Orang
Lain.
5. Membina Hubungan. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Yusuf (2005:83), mengemukakan bahwa “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dam akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan emosional peserta didik. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMAN 3 Pariaman yang berjumlah 299 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik propotional random sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 172 peserta didik.
Teknik analisis data yang digunakan adalah presentase untuk mengungkapkan aspek yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah teknik analisis presentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:89) sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, gambaran secara umum dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 116 orang peserta didik (67,44%) berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 55 orang peserta didik (31,98%) berada pada kategori cerdas, terdapat 1 orang peserta didik (0,58%) berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori kurang cerdas dan sangat kurang cerdas.
Goleman (2007:48) mengatakan banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap, yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain
dengan efektif, memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan atau dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.
Gambaran kecerdasan emosional peserta didik dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut: a. Mengenali Emosi Diri
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi diri diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 110 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 48 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 12 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, terdapat 2 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil
kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi diri termasuk ke dalam kategori cukup cerdas.
Menurut Salovey (Goleman, 2007:58) mengenali emosi diri adalah kesadaran diri-mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri, ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang andal bagi kehidupan mereka, karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan yang akan diambil. b. Mengelola Emosi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui profil kecerdasan emosional serta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengelola emosi dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 95 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 72 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 3 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, terdapat 2 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan, bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengelola emosi termasuk ke dalam kategori cukup cerdas.
Menurut Salovey (Goleman, 2007:58) mengelola emosi merupaka kemampuan menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan, atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.
c. Memotivasi diri
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek memotivasi diri dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 93 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 46 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, terdapat 33 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori kurang cerdas dan sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa
profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek memotivasi diri termasuk ke dalam kategori cerdas. Sesuai dengan pendapat Salovey, 1990 (Goleman, 2007:58) Menata emosi sebagai alat mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
d. Mengenali Emosi Orang lain Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi orang lain dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 95 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 53 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 23 orang
peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, terdapat 1 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik pada masa pubertas di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi orang lain termasuk ke dalam kategori cerdas. Dalam hal ini Salovey (Goleman, 2007:58) berpendapat mengenali emosi orang lain-empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri
emosional, merupakan
“keterampilan bergaul”. orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
e. Membina Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek
membina hubungan dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional peserta didik dari 172 orang peserta didik, terdapat 71 orang peserta didik berada pada kategori cukup cerdas, terdapat 60 orang peserta didik berada pada kategori cerdas, terdapat 33 orang peserta didik berada pada kategori sangat cerdas, terdapat 8 orang peserta didik berada pada kategori kurang cerdas, tidak ada satu orang pun yang berada pada kategori sangat kurang cerdas. Jadi dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek membina hubungan termasuk ke dalam kategori cukup cerdas.
Sesuai pendapat Salovey (Goleman, 2007:59) Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman sebagai berikut:
1. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi diri berada pada kategori cukup cerdas.
2. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengelola emosi berada pada kategori cukup cerdas.
3. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek memotivasi diri berada pada kategori cerdas.
4. Profil kecerdasan emosional peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek mengenali emosi orang lain berada pada kategori cerdas. 5. Profil kecerdasan emosional
peserta didik di SMAN 3 Pariaman dilihat dari aspek membina hubungan berada pada kategori cukup cerdas.
KEPUSTAKAAN
Ali, Mohammad dan Mohammad, Asrori. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bradberry dan Graves. 2009. Ayo
Taklukkan Emosimu.
Yogyakarta: Garailmu.
Bukit, Sriwati dan Istarani. 2015. Kecerdasan dan Gaya Belajar. Medan: Larispa.
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fitriyah, Lailatul dan Moh, Jauhar. 2014. Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Ginanjar, Ary. 2009. Emotional Spiritual Quetient. Jakarta: Arga. Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Utama.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada.
Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Uno, B Hamzah . 2006. Orientasi
Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Zulkifli L. 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: