• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN

KINERJA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGANALISIS KONSEP DAN HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN MATEMATIKA TEMA

CITA-CITAKU SISWA KELAS IVA

SD NEGERI 2 PEMECUTAN

Ni Made Sukarti Ari Putri

1

, I Wayan Wiarta

2

, Ida Bagus Surya

Manuaba

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

Email: Sukartiari93@gmail.com

1

, wiartawayan@yahoo.co.id

2

,

manuabasurya@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan menganalisis konsep matematika dan (2) meningkatkan hasil belajar keterampilan matematika tema cita-citaku melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian kinerja. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan tahun ajaran 2014/2015, sebanyak 39 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) tes dan (2) observasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan menganalisis konsep matematika. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan menganalisis konsep berupa soal uraian. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar keterampilan matematika dengan instrumennya berupa rubrik. Data yang didapatkan dari metode tes dan metode observasi dianalisis dengan metode analisis deskritif kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menganalisis konsep

matematika setelah penerapan pendekatan Saintifik dengan persentase rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I 65,38% berada pada kriteria sedang dengan ketuntasan klasikal 61,54% dan pada siklus II persentase rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika menjadi 81,54% berada pada kriteria tinggi dengan ketuntasan klasikal 82,05%. Untuk hasil belajar keterampilan matematika mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata nilai hasil belajar keterampilan matematika pada siklus I 73,46% berada pada kriteria sedang, dan pada siklus II persentase rata-rata nilai hasil belajar keterampilan matematika menjadi 80,51% berada pada kriteria tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Kinerja dapat Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Konsep dan Hasil Belajar Keterampilan Matematika Tema Cita-citaku Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan.

Kata-kata kunci: pendekatan Saintifik, kemampuan menganalisis, konsep matematika, hasil belajar, keterampilan matematika.

(2)

Abstract

This research aimed to (1) increase the ability of analyzing the mathematical concept theme cita-citaku through the application of scientific approach with the assessment of student performance class IVA of SD Negeri 2 Pemecutan, and (2) improve learning outcomes math skills theme cita-citaku through the application of scientific approach with the assessment of student performance class IVA of SD Negeri 2 Pemecutan. This research includes classroom action research implemented in two cycles. The subjects were students class IVA of

SD Negeri 2 Pemecutan academic year 2014/2015, as much 39 students.

Collecting data in this research carried out by the method (1) test and (2) observation. The test method used to obtain data on the ability to analyze mathematical concepts. Observational methods used to obtain data on the results of learning math skills. The data obtained from the test method and the method of observation was analyzed by quantitative descriptive analysis method. The results showed an increase in the ability to analyze the concept of mathematics after the application of Scientific approach to the average percentage of the ability to analyze the concept of mathematics in the first cycle of 65.38% in the medium criteria with classical completeness is 61.54% and in the second cycle the average percentage capability analyzing the mathematical concepts into 81.54% are at high criteria with classical completeness 82.05%. For learning outcomes of math skills increased with the average percentage of the value of the skills learned mathematics in the first cycle of 73.46% in the medium criteria, and the second cycle the average percentage of the value of learning outcomes math skills be 80.51% are at high criteria. From this research through that the application of scientific approach with performance asessment can increase analyzed mathematical concept and learning outcomes math skill theme cita-citaku class IVA of SD Negeri 2 Pemecutan

Key words: Scientific approach, the ability to analyze, the concept of mathematics, learning outcomes, mathematical skills.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagi peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di

Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik ( mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi) dalam kegiatan belajar harus diarahkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai tujuan pendidikan nasional [Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional]. Jadi, ketika mengajarkan

tentang suatu materi pembelajaran, guru harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa menjadi santun, bertanggung jawab, jujur, dan memiliki karakteristik akhlak mulia lainnya (Sani,2014:6).

(3)

Pendekatan Saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dianjurkan dalam penerapan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu Pendekatan Saintifik ini perlu dikembangkan. Melalui pendekatan ini pembelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran lain yang terkait pada tema yang akan di ajarkan sehingga siswa lebih mudah memahami isi pelajaran. Mengkaitkan isi pelajaran dengan mata pelajaran lain menggunakan Pendekatan Saintifik maka pembelajaran lebih bermakna, karena siswa mengetahui pelajaran yang diperoleh di kelas akan bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. Pendekatan Saintifik dengan berbagai kegiatannya membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Dalam penerapan pendekatan saintifik guru dapat menggunakan penilaian kinerja. Melalui Pendekatan Saintifik siswa dapat berlatih menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin akademik, berlatih mengumpulkan, menganalisis, mensintesis informasi dan data dari berbagai sumber, dan dari berbagai sudut pandang. Selain itu Pendekatan Saintifik membantu pendidik dan peserta didik mengkaitkan konten (isi) mata pelajaran Matematika dengan kehidupan sehari-hari siswa, hal ini tentunya akan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang didapatkan dalam kelas dan kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat, sehingga menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu pelajaran matematika di sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain.

Pelajaran Matematika dalam

pelaksanaannya diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, bahkan pada jenjang perguruan tinggi juga masih diberikan pelajaran Matematika. Mata Pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan kerjasama (Aisyah,dkk, 2007 :1-3).

Matematika yang disajikan dalam bentuk masalah akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari matematika lebih dalam. Dihadapkan suatu masalah matematika, siswa akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah matematika. Tampak jelas bahwa pemecahan masalah matematika mempunyai kedudukan yang penting dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Perkembangan dalam pengajaran Matematika dewasa ini mengalami pergeseran dari pembelajaran berpusat pada guru ( teacher’s centered) ke arah pembelajaran berpusat pada murid (student’s centered). Dalam pembelajaran berpusat pada guru, semua aktifitas dilaksanakan oleh guru. Guru cenderung mendominasi kelas dengan memberikan ceramah, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia, sambil mencatat apa yang di ucapkan oleh guru.

Pembelajaran di SD pada umumnya sangat bervariasi. Dari beberapa hasil observasi di temukan guru yang aktif berceramah sementara murid mendengar atau mencatat dari papan tulis. Guru menggunakan media, namun tampaknya waktu belajar belum dimanfaatkan secara maksimal karena sepanjang waktu belajar guru lebih banyak mendominasi kelas dengan pembicarannya. Proses pembelajaran dalam kelas merupakan faktor yang sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal guru diharapkan mampu menerapkan strategi yang tepat, yakni dengan menerapkan metode dan media yang sesuai dengan materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika menggunakan tes yang diberikan pada siswa. Berdasarkan penjajakan awal di SD Negeri 2 Pemecutan pada tanggal 12 Desember 2014 khususnya dalam

(4)

pelaksanaan pelajaran Matematika di kelas IVA tahun pelajaran 2014/2015 dengan teknik wawancara diperoleh informasi dari salah satu guru yang mengasuh mata pelajaran Matematika, bahwa Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70. Dari 39 orang siswa, 23 siswa memiliki nilai yang masih berada dibawah KKM yaitu berkisar dari 20,00-60,00. Ini memperlihatkan bahwa 58,97% siswa masih memiliki hasil belajar matematika berada dibawah KKM yang telah ditentukan sekolah. Hasil belajar dikatakan tuntas apabila berada pada skor 70 sesuai dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selanjutnya dilakukan wawancara pada saat jam istirahat dengan guru kelas IVA, dalam pelaksanaan pembelajaran ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Matematika yaitu: (1) Kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat pada saat guru memberi pertanyaan, (2) masih banyak siswa yang bermain pada saat guru menjelaskan didepan kelas, (3) Guru masih mempergunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, hal tersebut meyebabkan proses pembelajaran bersifat monoton yang hanya memberi materi semata tanpa ada interakasi siswa. (4) Pembelajaran didominasi oleh guru atau dengan kata lain pembelajaran bersifat teacher centred. interaksi yang terjadi guru-siswa hanya terjadi komunikasi satu arah sehingga siswa menjadi pasif, (5) guru jarang

mempergunakan media dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga siswa sering merasa bosan selama mengikuti proses pembelajaran. METODE

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis konsep matematika tema Cita-Citaku melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian kinerja siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan dan meningkatkan hasil belajar keterampilan matematika tema Cita-Citaku melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian kinerja siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Tempat pelaksanaan penelitian ini di SD Negeri 2 Pemecutan, yang beralamat di Jalan Iman Bonjol, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan tahun ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 39, yakni 19 laki-laki dan 20 perempuan dan objek penelitian ini adalah kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus, dalam setiap siklus terdiri dari 4 langkah/tahapan, yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi atau evaluasi, dan 4) refleksi. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Model PTK (Dimodifikasi dari Agung, 2005:91)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode observasi. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan menganalisis konsep matematika dan lembar observasi hasil belajar keterampilan matematika. Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan metode analisis deskritif kuantitatif.

Jangka waktu pelaksanaan pembelajaran untuk satu siklus sifatnya relatif tergantung dari materi yang dilaksanakan dengan cara tertentu (Arikunto, dkk, 2011:21). Berdasarkan kurikulum 2013 Tema Cita-citaku, serta berdiskusi bersama guru kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan, diperoleh pelaksanaan siklus I dan Siklus II pada

(5)

Penelitian ini terdiri 6 pertemuan, yaitu 4 kali pertemuan proses pembelajaran dan 2 kali pertemuan untuk evaluasi.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Analisis data kemampuan menganalisis konsep matematika

a. Untuk mendapatkan skor kemampuan menganalisis konsep matematika secara individu digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai individu = X 100 (Kunandar,2013:280-281)

b. Menghitung Rata-rata Mean (M) digunakan rumus sebagai berikut :

M = (Agung, 2005:95) Keterangan :

M = rata-rata

X = jumlah Skor yang diperoleh siswa

N = banyaknya siswa

c. Menentukan persentase tingkat kemampuan menganalisis konsep matematika digunakan rumus sebagai berikut : 100% SMI M M%  (Agung, 2005: 96) Keterangan: M (%) = Rata-rata persen M =Rata-rata skor SMI = Skor Maksimal Ideal

Standar penilaian yang digunakan mengacu pada pedoman penilaian acun atau PAP skala lima dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 1. Tingkat Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika Berdasarkan PAP Skala 5

Persentase (%) Kategori 90 - 100 80 - 89 65 - 79 55 - 64 0 – 54 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber (Agung, 2005: 97)

d. Menentukan persentase ketuntasan klasikal dengan rumus :

2. Analisis data hasil belajar keterampilan Matematika

a. Untuk mendapatkan skor hasil belajar keterampilan Matematika secara individu digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai individu = X 100

(Kunandar,2013:280-281) b. Menghitung Rata-rata Mean (M)

digunakan rumus sebagai berikut :

M = (Agung, 2005:95) Keterangan :

M = rata-rata

X = jumlah Skor yang diperoleh siswa

N = banyaknya siswa

c. Menentukan persentase tingkat hasil belajar keterampilan Matematika digunakan rumus sebagai berikut :

100% SMI M M%  (Agung, 2005: 96) Keterangan: M (%) = Rata-rata persen M =Rata-rata skor SMI = Skor Maksimal Ideal

(6)

Standar penilaian yang digunakan mengacu pada pedoman penilaian acun atau PAP skala lima dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 2. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Data Hasil Belajar Keterampilan Matematika Persentase (%) Kategori 90 - 100 80 - 89 65 - 79 55 - 64 0 - 54 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber (Agung, 2005: 97) d. Menentukan persentase ketuntasan

klasikal dengan rumus :

Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah (1) presentase rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika minimal 80%, berada pada kriteria tinggi, (2) presentase rata-rata hasil belajar keterampilan matematika siswa minimal 80%, berada pada kriteria tinggi, (3) ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80% siswa mencapai KKM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilaksanakan penelitian dengan menerapkan pendekatan Saintifik, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data-data, serta informasi-informasi tentang situasi yang relevan di lokasi penelitian agar nantinya dapat dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian adalah data kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika.

Data kemampuan menganalisis konsep matematika diperoleh dari pencatatan nilai ulangan semester I tahun ajaran 2014/2015. Dari data kemampuan menganalisis konsep matematika sebelum penelitian, diperoleh hasil analisis sebagai berikut.

Persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika sebelum penelitian adalah 58,64%. Setelah,

dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria kemampuan menganalisis konsep matematika, persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika sebelum penelitian berada pada interval 55 – 64, atau berada pada kategori rendah.

Dari 39 siswa, 21 siswa memiliki nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 70,00. Ini berarti ketuntasan klasikal siswa sebelum penelitian adalah 53,85% dari keseluruhan jumlah siswa.

Data hasil belajar keterampilan matematika diperoleh dari observasi pada proses pembelajaran matematika pada tanggal 10 Pebruari 2015. Hasil observasi hasil belajar keterampilan matematika sebelum penelitian. Dari data hasil belajar matematika sebelum penelitian, diperoleh hasil analisis sebagai berikut.

Persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika sebelum penelitian adalah 64,87%. Setelah, dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria hasil belajar keterampilan matematika, persentase rerata nilai hasil belajar keterampilan matematika sebelum penelitian berada pada interval 55 – 64, atau berada pada kategori rendah.

Persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis matematika sebelum penelitian 58,64%. atau berada pada kriteria rendah. Dari 39 siswa, 18 orang masih memiliki nilai yang berada di bawah KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 70,00.

(7)

Hal ini memperlihatkan bahwa siswa kelas IVA SD Negari 2 Pemecutan memiliki kemampuan menganalisis konsep matematika rendah. Ini disebabkan pada proses pembelajaran matematika, guru masih menggunakan paradigma di mana mengajar sebagai proses menanamkan pengetahuan kepada siswa. Sehingga siswa diposisikan sebagai objek pengajaran, sedangkan guru sebagai subjek pengajaran yaitu pelaksana utama proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dirancang oleh guru, dunia nyata hanya digunakan untuk menjelaskan konsep dan kurang digunakan dalam memecahkan masalah. Melihat penjelasan tersebut, tentunya ini menjadi masalah yang harus dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

Persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika 64,87%. Ini berarti hasil belajar keterampilan matematika sebelum penelitian berada pada kriteria rendah. Rendah hasil belajar keterampilan matematika proses pembelajaran matematika dikarenakan siswa cenderung menerima saja penjelasan dari guru, tanpa ada respon dari siswa apakah penjelasan tersebut telah dipahami oleh siswa. Serta minimnya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, maupun siswa dengan sumber belajar yang tersedia.

Berdasarkan situasi tersebut, selanjutnya hasil sebelum penelitian dijadikan bahan refleksi awal untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas secara bersiklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Perbaikan pembelajaran pada setiap siklus dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan Saintifik pada proses pembelajaran matematika.

Data kemampuan menganalisis konsep matematika diperoleh dengan melakukan evaluasi terhadap kemampuan menganalisis konsep matematika dengan memberikan tes kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I pertemuan ketiga. Instrumen tes kemampuan menganalisis konsep matematika yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes uraian sebanyak 5 butir, yang disesuaikan dengan kisi-kisi kemampuan menganalisis konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian sebanyak 5 butir, yang disesuaikan dengan kisi-kisi kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I. Hasil tes kemampuan menganalisis konsep matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan pada siklus I.

Persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I adalah 65,38% dengan ketuntasan klasikal siswa 61,54%. Setelah dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria kemampuan menganalisis konsep matematika, persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I berada pada interval 65-79 atau berada pada kategori sedang.

Persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika pada siklus I adalah 73,46%. Setelah dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria hasil belajar keterampilan matematika, persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika pada siklus I berada pada interval 65-79 atau berada pada kategori sedang.

Data kemampuan menganalisis konsep matematika, diperoleh dengan melakukan evaluasi terhadap kemampuan menganalisis konsep matematika dengan memberikan tes kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus II pertemuan ketiga. Instrumen tes kemampuan menganalisis konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian sebanyak 5 butir, yang disesuaikan dengan kisi-kisi kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus II. Hasil tes kemampuan menganalisis konsep matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan pada siklus II.

Persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus II adalah 81,54% dengan ketuntasan klasikal siswa 82,05%.

(8)

Setelah dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria kemampuan menganalisis konsep matematika, persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus II berada pada interval 80-89 atau berada pada kategori tinggi.

Persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika pada siklus II adalah 80,51%. Setelah dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai absolut skala lima kriteria hasil belajar keterampilan matematika, persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan matematika pada siklus II berada pada interval 80 – 89 atau berada pada kategori tinggi.

Pelaksanaan pada siklus II melalui penerapan pendekatan Saintifik pada proses pembelajaran matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan sudah berjalan baik dan sesuai dengan rencana. Pencapaian dan peningkatan kemampuan menganalisis konsep matematika dan ketuntasan klasikal siswa pada pelaksanaan siklus II sudah mencapai indikator kinerja dalam penelitian serta hasil belajar keterampilan matematika. Kemampuan menganalisis konsep matematika kriteria tinggi, hasil belajar keterampilan matematika pada kriteria tinggi dari keseluruhan jumlah siswa pada akhir siklus. Ini berarti penelitian ini berhasil meningkatkan Kemampuan menganalisis konsep matematika, hasil belajar keterampilan matematika dan ketuntasan belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan. Dengan demikian penelitian ini dihentikan pada siklus II. Sehingga pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 2 siklus saja, yaitu siklus I dan siklus II.

Pembahasan berdasarkan hasil penelitian yaitu Persentase kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I masih pada kriteria sedang sedangkan ketuntasan yang diinginkan adalah pada kriteria tinggi. Hal ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran, siswa masih kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru, siswa masih kurang

percaya diri dalam menjawab soal yang diberikan, dan siswa masih pasif dalam pembelajaran, hanya beberapa orang siswa saja yang aktif. Ini membuktikan bahwa guru belum mampu meningkatkan kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika dalam pembelajaran menggunakan penerapan pendekatan Saintifik dengan penilai kinerja. Jika pembelajaran yang dirancang kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan kurang melatih dalam menjawab soal mampu dalam keterampilan yang dilakukan maka siswa akan sulit memahami pelajaran sehingga akan

berdampak pada kemampuan

menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa. Oleh karena itu, bersama dengan guru kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan mengadakan diskusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa. Sehingga pada siklus II, meningkat dengan kriteria tinggi. Ini berarti penelitian dilanjutkan ke di siklus II dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan penyebab yang terjadi pada siklus I untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

Secara umum, pada pelaksanaan tindakan siklus II tidak lagi muncul kendala-kendala seperti pada siklus I. Siswa sudah terbiasa dan telah terlatih belajar dengan mengikuti penerapan pendekatan Saintifik dengan penilaian kinerja. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran seperti siswa sudah aktif bertanya apabila belum mengerti dengan penjelasan materi yang disampaikan, siswa sudah dapat membentuk kelompok yang bersifat heterogen, siswa sudah percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan, siswa sudah serius dan saling membantu dalam diskusi antar anggota kelompok. Sehingga dengan tercapainya kegiatan pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas, tentunya hal ini dapat menyebabkan kemampuan menganalisis

(9)

konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa dapat meningkat dari siklus sebelumnya.

Penerapan pendekatan Saintifik dengan penilai kinerja adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalan penerapan pendekatan Saintifik dengan penilai kinerja ini digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga dapat menciptakan ruang kelas menjadi aktif dan membantu siswa memahami materi dengan cepat. Oleh karena itu, dengan penerapan pendekatan Saintifik dengan penilai kinerja dapat meningkatkan kemampuan menganalisis

konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan.

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian kinerja untuk meningkatkan kemampuan menganalisis konsep dan hasil belajar keterampilan matematika tema cita-citaku siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan tahun ajaran 2014/2015 mendapat respon yang baik dari siswa.

Adapun rekapitulasi data Kemampuan menganalisis konsep matematika dan hasil belajar keterampilan matematika siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan Kota Denpasar sebelum penelitian, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1 Rekapitulasi Data Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika dan Hasil Belajar Keterampilan Matematika Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan Kota Denpasar Sebelum Penelitian, Siklus I dan Siklus II

Data Sebelum

Penelitian

Siklus I Siklus II

Persentase nilai rata-rata kemampuan menganalisis konsep matematika

58,64% 65,38% 81,54%

Persentase nilai rata-rata hasil belajar keterampilan

matematika

64,87% 73,46% 80,51%

Ketuntasan klasikal 53,85% 61,54% 82,05%

Berdasarkan tabel 01 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase rata-rata kemampuan menganalisis konsep dan hasil belajar keterampilan matematika siswa setelah menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian kinerja pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemecutan. Peningkatan persentase rata-rata yang terjadi dari sebelum penelitian ke siklus I pada kemampuan menganalisis konsep matematika 6,74% dengan ketuntasan klasikal meningkat

7,69% dan peningkatan persentase rata-rata hasil belajar keterampilan matematika adalah 8,59%. Sedangkan peningkatan persentase rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II pada kemampuan menganalisis konsep matematika 16,16% dengan ketuntasan klasikal meningkat 20,51% dan peningkatan persentase rata-rata hasil belajar Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

(10)

Gambar 2. Peningkatan Persentase Nilai rata-rata Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika, Persentase Nilai rata-rata Hasil Belajar Keterampilan Matematika, dan Ketuntasan Klasikal Sebelum Penelitian, Siklus I dan Siklus II

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa Penerapan pendekatan Saintifik dengan penilaian kinerja dapat meningkatkan kemampuan menganalisis konsep matematika tema cita-citaku siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata nilai kemampuan menganalisis konsep matematika sebelum penelitian 58,64% yang berada pada kriteria rendah dan ketuntasan klasikal siswa 53,85%. Persentase rata-rata nilai kemampuan menganalisis konsep matematika pada siklus I 65,38% yang berada pada kriteria sedang dan ketuntasan klasikal siswa 61,54%. Sedangkan pada siklus II persentase rata-rata nilai kemampuan menganalisis konsep matematika mencapai 81,54% yang berada pada kriteria tinggi dan ketuntasan klasikal siswa 82,05%, dan Penerapan pendekatan Saintifik dengan penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan matematika tema cita-citaku siswa kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata nilai hasil belajar keterampilan matematika sebelum penelitian 64,87% yang berada pada kriteria rendah. Persentase rata-rata nilai hasil belajar keterampilan matematika pada siklus I

73,46% yang berada pada kriteria sedang dan pada siklus II persentase rata-rata nilai hasil belajar keterampilan matematika mencapai 80,51% yang berada pada kriteria tinggi.

Berdasarkan simpulan tersebut adapun saran yang disampaikan yaitu agar penelitian ini menjadi acuan dalam meningkatkan kinerja guru dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada guru yang mengajar di kelas IVA SD Negeri 2 Pemecutan pada khususnya disarankan untuk mampu berinovasi dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik dan memfasilitasi pembelajaran sebagai bahan pertimbangan dalam mencari alternatif pendekatan pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru yang inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan diri untuk merubah paradigma pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan.

Bagi sekolah disarankan bahwa penelitian ini menunjukan bahwa hasil Hasil penelitian ini hendaknya dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di sekolah dasar. Diharapkan sekolah melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi pembelajaran kepada guru-guru dalam membelajarkan siswa dengan tujuan perubahan paradigma proses pembelajaran di sekolah.

Bagi peneliti lain bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung sebagai calon guru Sekolah Dasar dalam mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan pada mata pelajaran yang berbeda peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran dan pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Sebelum Penelitian Siklus I Siklus II

Persentase Rata-rata Nilai Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika Persentase Rata-rata Nilai Hasil Belajar Keterampilan Matematika Ketuntasan Klasikal

(11)
(12)

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Keilmuan Negeri Singaraja ---2010. Penelitian Tindakan Kelas

(Teori dan Analisis Data dalam PTK). Makalah disajikan dalam workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha, Singaraja 27 september 2010 ---2012. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Rajawali Pers

---. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta:Rajawali Pers

Sani, Ridwan Abullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Grup

Sukayanti. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika ---, dan Agus Suharjana. 2009.

Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam Pembelajaran di

SD. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Gambar

Tabel 1. Tingkat Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika Berdasarkan PAP Skala 5
Tabel 1 Rekapitulasi Data Kemampuan Menganalisis Konsep Matematika dan Hasil Belajar  Keterampilan  Matematika  Siswa  Kelas  IVA  SD  Negeri  2  Pemecutan  Kota  Denpasar Sebelum Penelitian, Siklus I dan Siklus II
Gambar  2.  Peningkatan  Persentase  Nilai  rata-rata  Kemampuan  Menganalisis  Konsep  Matematika,  Persentase  Nilai  rata-rata  Hasil  Belajar  Keterampilan  Matematika,  dan  Ketuntasan  Klasikal  Sebelum  Penelitian,  Siklus  I  dan  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Apabila dalam buku APDN kategori Diwajibkan terdapat barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan KKKS maka KKKS mengikuti ketentuan tahapan Tender sesuai dengan Bab X angka 5.1.1

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa