• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VARIANS BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG. (Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS VARIANS BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG. (Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru) SKRIPSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS VARIANS BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Elizabeth Novita Permana Sari NIM : 112114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

(Matius 21 : 22)

Serahkan segala kuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu

( 1 Petrus 5 : 7)

Skripsi ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak Ibu Yohanes Warsono Adikku Angga Antonius Pamungkas Sahabat-sahabatku yang mendukung aku senantiasa dalam pergumulanku membuat skripsi ini.

(5)
(6)
(7)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjanan pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menuntun penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan kepribadian.

3. Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Akt., QIA.,C.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. YP.Supardiyono,M.Si.,Ak.,QIA, selaku Dosen Pendamping Akademik

yang selalu membantu dalam masa – masa perkulihan saya.

5. Bu Yanti, Pak Tommy, Pak Hapsoro, Pak Hari,Pak Yudha, Pak Mulyadi serta seluruh staf dan karyawan Pabrik Gula Gondang Baru Klaten yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian dan berkenan mendampingi selama penelitian

(8)
(9)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv ABSTRACT ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 3 E. Sistematika Penulisan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Anggaran ... 6 1. Pengertian Anggaran ... 6 2. Tujuan Anggaran ... 6 3. Fungsi Anggaran ... 8 4. Ciri-ciri Anggaran ... 10 5. Keuntungan Anggaran ... 11 6. Keterbatasan Anggaran ... 12 7. Jenis-jenis Anggaran ... 13 B. Penyusunan Anggaran ... 15

1. Menyusun Anggaran Penjualan... 17

2. Menyusun Anggaran Produksi ... 18

3. Kegunaan Anggaran Produksi ... 19

4. Penyusunan Anggaran Produksi ... 19

C. Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung ... 20

D. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 21

E. Biaya ... 22

1. Pengertian Biaya... 22

2. Pengolongan Biaya ... 23

3. Biaya Standar ... 26

4. Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 27

F. Peramalan Penjualan ... 27

1. Pengertian Peramalan Penjualan ... 27

2. Kegunaan Peramalan Penjualan ... 28

(10)

xi

G. Efisiensi ... 30

1. Pengertian Efisiensi ... 30

2. Tujuan Pengukuran Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 30

H. Analisis Varians Upah Tenaga Kerja Langsung ... 31

1. Analisis Varians Upah ... 31

2. Faktor Penyebab Terjadinya Varians ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Data yang Diperlukan ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

A. Sejarah Berdirinya ... 37

B. Status dan Landasan Hukum ... 39

C. Lokasi Perusahan ... 40

D. Tujuan, Visi dan Misi Perusahaan ... 41

E. Struktur Organisasi ... 42

F. Personalia ... 45

G. Produksi ... 46

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 50

A. Deskripsi Data ... 50 B. Analisis Data ... 55 C. Pembahasan ... 76 BAB VI PENUTUP ... 79 A. Kesimpulan ... 79 B. Keterbatasan Penelitian ... 80 C. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN ... 82

(11)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penjualan Gula Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2011 – 2013

(dalam kilogram) ... 51

Tabel 2. Persediaan Awal dan Persediaan Akhir Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2014 ( dalam kilogram) ... 51

Tabel 3. Waktu Standar PerKg Produk Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2014 ... 52

Tabel 4. Tarif Upah Pabrik Gula Gondang Baru tahun 2014 ( dalam rupiah )... 53

Tabel 5. Perbandingan Prosedur penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Pabrik Gula Gondang Baru ... 58

Tabel 6. Realisasi Penjualan Gula Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2011-2013 (dalam kilogram ) ... 61

Tabel 7. Perhitungan Ramalan Penjulan Pabrik Gondang Baru Tahun 2014 (dalam kilogram) ... 61

Tabel 8. Perhitungan Ratio To Trend ... 63

Tabel 9. Perhitungan Indeks Musim ... 64

Tabel 10. Perhitungan Forcast Penjualan Tahun 2014 ... 65

Tabel 11. Perhitungan Anggaran Produksi Tahun 2014 Pabrik Gula Gondang Baru (dalam kilogram) ... 66

Tabel 12. Realisasi Waktu Per kg Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2014 .. 67

Tabel 13. Perbandingan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dengan Realisasi (dalam rupiah ) ... 68

Tabel 14. Laporan Pelakanaan Pemakaian Jam dan Biaya TKL Proses 1 Pemerahan Tebu Tahun 2014 ... 73

Tabel 15. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya TKL Proses 2 Pemurniaan Nira Tahun 2014 ... 74

Tabel 16. Laporan Pelaksanaan Pemakaain Jam dan Biaya TKL Proses 3 Penguapan Nira Tahun 2014 ... 74

(12)

xiii

Tabel 17. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya

TKL Proses 4 Kristalisasi Tahun 2014 ... 74 Tabel 18. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya TKL

Proses 5 Puteran Gula Tahun 2014 ... 75 Tabel 19. Laporan Pelaksanaan Pemkaian Jam dan Biaya

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(14)

xv ABSTRAK

ANALISIS VARIANS BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

(Studi Kasus di Pabrik Gula Gondang Baru)

Elizabeth Novita Permana Sari NIM : 112114043 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana varians biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di Pabrik Gula Gondang Baru menguntungkan atau tidak menguntungkan. Latar belakang penelitian ini adalah melakukan perbandingan anggaran dan realisasi suatu perusahaan sehingga perusahaan mengetahui yang terjadi dan mengetahui penyebab dari penyimpangan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan membandingkan anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasi biaya tenaga kerja langsung.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa realisasi biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh Pabrik Gula Gondang Baru menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil varians antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dan realisasi biaya tenaga kerja langsung yang menunjukkan varians menguntungkan sebesar 28.361.368,06. Varians menguntungkan berarti realisasi biaya tenaga kerja langsung lebih kecil daripada anggran biaya tenaga kerja langsung. Maka biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh Pabrik Gula Gondang Baru menguntungkan.

(15)

xvi ABSTRACT

ANALYSIS OF THE VARIANCE OF DIRECT LABOR COST A Case Study at Pabrik Gula Gondang Baru

Elizabeth Novita Pemana Sari Yogyakarta

2017

The aim of this research was to find out how the variance of direct labor costs that occurred in Gondang Baru Sugar Factory favorable or unfavorable. The background of this research was to do budget comparison and realization of a company so that company know variance that happened and know cause of deviation.

The type of research used was case study. Data obtained by conducting interviews, observation and documentation. Data analysis technique used was to compare direct labor cost budget with realization of direct labor cost

Based on the results of the analysis can be seen that the realization of direct labor costs undertaken by Gondang Baru Sugar Factory were favorable. This can be seen from the result of the difference between the direct labor cost budget and the realization of direct labor costs which showed a favorable difference of 28,361,368.06. A lucrative difference means that the realization of direct labor costs was less than that of direct labor costs. So the direct labor costs incurred by Gondang Baru Sugar were favorable.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, salah satu tujuan perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan yang optimal dari hasil produksi baik barang maupun jasa. Hal itu dilakukan agar perusahaan tetap berjalan dan berkembang sejak perusahaan itu didirikan. Dalam hal ini, perencanaan dan pengendalian mempunyai peran penting untuk perusahaan pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan yang ada agar tercapai maka suatu perusahaan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliknya secara efektif dan efisien.

Perencanaan dan pengendalian yang bisa dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan penyusunan anggaran. Anggaran merupakan suatu perencanaan keuangan dan sekaligus sebagai pengendalian sistem keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang. Ini semua dilakukan agar perusahaan tidak salah prosedur dalam penggunaan dana yang berlebih untuk kegiatan yang tidak sesuai dari apa yang akan tercapai.

Pada umumnya, penyusunan anggaran dimulai dari penyusunan anggaran penjualan. Dari anggaran penjualan tersebut maka disusunlah anggaran produksi yangmerupakan penjabaran dari rencana penjualan dan akhirnya menjadi rencana produksi. Anggaran produksi terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung.

(17)

Dari ketiga jenis anggaran produksi, anggaran biaya tenaga kerja langsung jumlahnya relative cukup besar. Hal ini disebabkan karena biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang selalu dikeluarkan oleh perusahaan walaupun dalam perusahaan menggunakan mesin-mesin dalam kegiatan produksinya.

Dalam perusahaan manufaktur, faktor pengendalian biaya sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan berusaha menciptakan suatu proses produksi yang efisien. Efisiensi dalam proses produksi akan memberikan kontribusi menekan biaya produksi dari produk yang dihasilkan perusahaan. Melalui anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat membantu manajer untuk mengatur efisiensi penggunaan biaya tenaga kerja langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung disusun untuk digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung dilakukan dengan cara membandingkan biaya tenaga kerja langsung realisasi yang dikeluarkan setelah proses produksi dengan biaya tenaga kerja langsung yang telah dianggarkan. Dari hasil perbandingan tersebut diketahui varians yang terjadi. Terdapat dua varians yang terjadi melalui perhitungan varians, yaitu varians menguntungkan dan varians tidak menguntungkan. Apabila setelah dibandingkan terdapat perbedaan maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana varians biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di Pabrik Gula Gondang Baru?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana varians biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di Pabrik Gula Gondang Baru menguntungkan atau tidak menguntungkan?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mampu berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan yaitu antara lain

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan serta memberi masukan bagi bagian manajemen dalam pengendalian anggaran biaya tenaga kerja langsung.

2. Bagi Universitas

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan bagi Universitas Sanata Dharma.

(19)

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan penelitian ini dapat diperoleh pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan tentang pengendalian anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan melihat kenyataan yang ada dalam perusahaan.

E. Sistematika Penulisan Bab I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dari hasil studi pustaka. Uraian dalam bab ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi penulis dalam mengelolah data.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : GAMBARAN PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, personalia, produksi, administrasi dan pemasaran perusahaan data- data yang relevan dan mendukung dalam penelitian ini.

(20)

Bab V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang analissi data yang diperoleh dari perusahaan dengan mendasar pada teknik analisis data yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan teori yang ada.

Bab VI : PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Anggaran dapat digunakan baik untuk perencanaan maupun pengendalian. Ada beberapa pendapat tokoh-tokoh mengenai pengertian anggaran yaitu diantaranya

a. Menurut Munandar (2007: 1)

“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu atau periode tertentu yang akan datang”.

b. Menurut Supriyono (2000: 15)

“Anggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai dasar sistem pengendalian atau pengawasan keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang”.

c. Menurut Nafarin (2007: 11)

“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa”.

2. Tujuan Anggaran

Setiap perusahaan memerlukan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian didalam melaksanakan fungsi – fungsi organisasi. Anggaran berfungsi bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

(22)

Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 8) menyebutkan tujuan anggaran sebagai berikut :

a. Memaksa para manajer untuk membuat rencana kerja.

Hal ini manajer harus selalu berpikir proaktif tentang perubahan yang akan terjadi di masa depan. Kemampuan memprediksi masa depan itu dituangkan dalam bentuk angka-angka satuan fisik dan satuan fisik dan satuan uang yang berorientasi pada kelangsungan hidup perusahaan. b. Tolak ukur mengevaluasi kinerja

Tolak ukur mengevaluasi kinerja berarti kinerja manajemen harus dibandingkan dengan anggaran. Hasilnya adalah varian, varian dihitung dan dianalisis untuk koreksi rencana, anggaran, dan pelaksanaan kerja. Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikian akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan.

c. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu menilai dan mengetahui kinerja setiap bagian-bagian yang ada pada perusahaan tersebut. Adanya anggaran dapat mengkomunikasikan rencana organisasi kepada semua level manajemen. Selanjutnya manajer mengadakan koordinasi untuk merealisasikan rencana tersebut.

d. Membantu pengambilan keputusan

Hal ini berarti anggaran mengarahkan perhatian manajer untuk pengambilan keputusan.

(23)

3. Fungsi Anggaran

Adanya anggaran yang disusun pada suatu perusahaan ataupun organisasi diharapkan dapat membuat keuntungan atau laba yang diperoleh akan menjadi semakin besar dan mengetahui kondisi keuangan dari perusahaan ataupun organisasi tersebut.

Menurut Rudianto (2009: 6), terdapat dua fungsi dari anggaran antara lain adalah :

a. Alat Perencanaan

Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pendoman bagi anggota organisasi untuk bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran dan arah yang harus dicapai setiap bagian organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Tanpa memiliki anggaran, perusahaan tidak memiliki arah dan sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Karena itu dalam fungsi perencanaan, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait suatu sama lainnya, yaitu:

1) Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada seluruh anggota organisasi.

2) Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan umum, yaitu pencapaian laba usaha.

3) Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen mencapai sasran yang telah ditetapkan.

(24)

4) Mengarahkan penggunakan seluruh sumber adaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

5) Mendorong pencapaian standar presentasi yang tinggi bagi seluruh anggota organisasi

b. Alat Pengendalian

Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (Controlling) anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai suatu standar, anggaran digunakan untuk menilai kegiatan yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan.

Karena itu dalam fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yaitu:

1) Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi kegiataan organisasi. 2) Memberikan kesempatan untuk menilai dan mengevaluasi secara

sistematis setiap aspek organisasi.

3) Mendorong pihak manajemen secara dini mengadakan penelahaan terhadap masalah yang dihadapi.

(25)

4. Ciri-ciri Anggaran

Anggaran sebagai alat perencanaan memiliki ciri-ciri sehingga bisa dikenali dengan mudah dan dapat dipahami. Menurut Rudianto (2009: 4) terdapat beberapa ciri-ciri khusus dari anggaran antara lain:

a. Ditanyakan dalam satuan monoter. Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh satuan kuantitatif lain, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam satuan moneter, bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha untuk memahami rencana tersebut. b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Hal ini bukan berarti

bahwa anggaran tidak dapat disusun untuk waktu lebih pendek, tiga bulan ataupun lebih panjang lima tahunan. Batasan waku dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan rencana kerja tersebut.

c. Mengandung komitmen manajemen. Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen adan seluruh anggota organisasi untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Tanpa usaha serius dari pihak manajemen untuk mencapainya, maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya bagi perusahaan. Hal ini karena dalam penyusunan anggaran, perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realitis.

d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang telah lebih tinggi dari pelakasaan anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.

(26)

e. Setelah disetujui, anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi tidak setiap dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena jika dipertahankan akan membuat anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.

f. Harus dianalisis penyebab jika terjadi penyimpangan tersebut, maka potensi untuk terulang lagi dimasa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab penyimpangan, agar tidak terulang lagi dimasa mendatang dan agar penyusunan anggaran di kemudian hari menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.

5. Keuntungan Anggaran

Adapun pemakaian anggaran dalam perusahaan memberi keuntungan sebagai berikut (Supriyono 2000: 18)

a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun perencanaan untuk menentukan tujuan perusahaan yang diukur dalam ukuran finansial.

b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi antara kegiatan perusahaan. c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan

(27)

d. Berdasarkan teknik yang digunakan di dalam anggaran manajemen dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan.

e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang bersemangat untuk memperoleh laba.

f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat pengukuran prestasi suatu perusahaan.

g. Dengan anggaran dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin akan dilakukan.

6. Keterbatasan Anggaran

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam menyusun anggaran, namun disisi lain anggaran mempunyai keterbatasan, diantaranya adalah (Supriyono 2000: 18)

a. Anggaran didasarkan pada estimasi atas kegiatan yang akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada pengalaman dan kemampuan dari estimator, ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dapat dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengawasan dengan baik.

b. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi tertentu, oleh karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi anggaran tertentu dapat digunakan sebagai alat manajemen.

(28)

c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila semua pihak secara terus menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan.

d. Anggaran adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat menggantikan fungsi manajemen atas dasar pengetahuan dan pengalaman.

7. Jenis-jenis Anggaran

Dari beberapa segi anggaran yang ada dapat dikelompokkan menjadi (Nafarin 2007: 31)

a. Segi dasar penyusunan

1) Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan yang berbeda). Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.

2) Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

b. Segi cara penyusunan

1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

(29)

2) Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.

c. Segi jangka waktu

1) Anggaran jangka pendek merupakan anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

2) Anggaran jangka panjang merupakan anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

d. Segi bidang

1) Anggaran operasional adalah anggaran yang dibuat untuk menyusun anggaran laba rugi.

2) Anggaran keuangan adalah anggaran yang dibuat untuk menyusun anggaran neraca.

e. Kemampuan menyusun

1) Anggaran komprehensif merupakan perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. 2) Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun secara tidak

lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

f. Segi fungsi

1) Anggaran tertentu adalah anggaran yang diperuntukkan untuk tujuan tertentu dan tidak boleh untuk kepentingan yang lainnya.

(30)

2) Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi tersebut.

g. Segi metode penentuan harga pokok produksi

1) Anggaran tradisional terdiri dari anggaran berdasar fungsional (anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode harga pokok penuh dan berfungsi untuk menyusun anggaran tetap) dan anggaran berdasarkan sifat (anggaran yang dibuat dengan metode harga pokok variabel dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel).

2) Anggaran berdasarkan kegiatan adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode pengharga pokokan berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induvidu.

B. Penyusunan Anggaran

Dalam suatu perusahaan, dengan adanya anggaran diharapkan rencana produksi dapat berjalan dengan baik serta diharapkan dapat mengendalikan biaya yang ada. Anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan saling berkaitan antara anggaran yang satu dengan anggaran yang lainnya. Anggaran produksi dengan anggaran penjualan mempunyai hubungan timbal-balik yang sangat erat. Di satu sisi, besar kecilnya penjualan dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Tetapi di sisi lain, besar kecilnya produksi justru akan dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan.

(31)

Ada dua alternatif kemungkinan tentang hubungan timbal-balik antara produksi dengan penjualan tersebut (Munandar 2007: 33) yaitu:

1. Besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi.

Ini berarti bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksi perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian, jika selama periode yang akan datang perusahaan mampu memproduksi barang dalam jumlah yang besar, maka sebesar itu pulalah jumlah penjualan yang akan dilakukan perusahaan dalam periode tersebut. Sebaliknya jika selama periode yang akan datang perusahaan hanya mampu memproduksi barang dalam jumlah yang sedikit, maka sejumlah sedikit itu pulalah penjualan yang akan dilakukan perusahaan selama periode tersebut.

2. Besarnya produksi ditentukan oleh besarnya penjualan.

Ini berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksi perusahaan selama periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual oleh perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian, jika selama periode yang akan datang perusahaan mampu menjual barang dalam jumlah yang besar, maka sebesar itu pulalah produksi yang akan dilakukan perusahaan dalam periode tersebut.

Sebaliknya jika selama periode yang akan datang perusahaan hanya mampu menjual barang dalam jumlah yang sedikit, maka sedikit pulalah produksi yang akan dilakukan perusahaan dalam periode yang akan datang.

(32)

Menurut Munandar (2007: 34-35), penyusunan anggaran pada perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 model, yaitu:

a. Bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang tidak bersaing, dalam arti bahwa penawaran produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih kecil daripada permintaan terhadap produk itu di pasar, maka masalah pemasaran barang yang diproduksi oleh perusahaan bukanlah merupakan masalah yang sulit. Berapapun jumlah yang mampu diproduksi oleh perusahaan, maka akan dapat dijual habis. Jadi bagi perusahaan yang tidak bersaing, anggaran unit yang akan diproduksi harus disusun lebih awal daripada anggaran penjualan.

b. Bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, dalam arti bahwa penawaran produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih besar daripada permintaan terhadap produk itu di pasar, maka masalah pemasaran barang yang diproduksi oleh perusahaan merupakan masalah utama, yaitu masalah bagaimana usaha perusahaan agar dapat unggul dalam bersaing merebut pasar, sehingga perusahaan dapat menjual barang hasil produksinya sebanyak mungkin. Jadi bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun lebih awal daripada anggaran unit yang akan diproduksi. 1) Menyusun anggaran penjualan

Untuk menyusun anggaran penjualan diperlukan bantuan peramalan penjualan. Peramalan penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen potensial pada

(33)

suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu, yaitu sesuatu berjalan seperti masa lalu.

Penyusun ramalan menurut Adisaptro dan Anggrini (2011: 134) : a) Forcating berdasarkan pendapat (Judgemental Method) yaitu

metode memproyeksikan penjulan yang berdasarkan pada pendapat salesman, manager area, konsultan dan survei konsumen.

b) Forcasting dengan perhitungan secara stastika meliputi : (1) Analisis Trend, yang terdiri dari :

(a) Trend secara bebas (b) Trend setengah rata-rata

(c) Trend Matematis (Moment&least Square) (d) Analisis Growth

(e) Analisis Regresi Korelasi

(f) Analisis dengan teknik-teknik khusus 2) Menyusun anggaran produksi

Menurut Supriyatno (2009: 84),” Anggaran produksi menentukan jumlah yang direncanakan untuk memproduksi selama periode anggaran”. Anggaran produksi menjelaskan banyaknya unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir. Untuk menyusun anggaran produksi prosedur pertama adalah menetapkan kebijakan-kebijakan tingkat persedian. Prosedur kedua adalah merencanakan jumlah

(34)

produksi setiap jenis produk selama periode anggaran. Anggaran produksi dibuat berdasarkan dari anggaran penjulan.

Adapun tujuan disusunnya anggaran produksi diantaranya adalah: a) Menunjang penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai

yang telah direncanakan.

b) Menjaga tingkat persediaan yang memadai.

c) Mengatur produksi sedemikian rupa, sehingga biaya-biaya produksi yang ditanggung akan seminimal mungkin.

3) Kegunaan Anggaran produksi

Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut.

Tujuan penyusun anggaran produksi menurut Darsono dan Purwanti (2008: 32) adalah:

a) Menunjang kegiatan penjualan.

b) Menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu diminta oleh konsumen.

c) Mengendalikan kegitan produksi agar dapat menciptakan harga pokok produksi yang serendah-rendahnya.

4) Penyusunan Anggaran Produksi

Menurut Adisaptro dan Anggarini (2011: 162), “Rencana produksi adalah merupakan penjabaran rencana pemasaran ke dalam program produksi yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai batasan yang berlaku.”

(35)

Anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Volume Penjualan xxx

Tingkat persediaan akhir barang jadi xxx +

Jumlah xxx

Tingkat perdiaan awal barang jadi xxx -

Tingkat produksi xxx

C. Anggaran Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung

Untuk memperhitungkan besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam perusahaan, tentunya harus diketahui terlebih dahulu berapa besarnya jumlah jam kerja tenaga kerja langsung tersebut. Tanpa mengetahui besarnya jam tenaga kerja langsung yang direncanakan dalam suatu perusahaan, maka manajemen perusahaan tidak akan dapat menghitung biaya tenaga kerja langsung yang akan diperhitungkan dalam suatu tahun anggaran. Jumlah jam tenaga kerja langsung ini akan dijadikan salah satu dasar utama perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi produk yang dihasilkan perusahaan. Menurut Adisaptro dan Anggarini (2011: 221) untuk menyusun anggaran jam tenaga kerja langsung diperlukan data tentang anggaran produksi dan standar waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan suatu unit produk. Jumlah unit yang akan diproduksi pada suatu tahun anggaran ini dapat diperoleh dari anggaran produksi yang telah disusun, sementara standar waktu penyelesaian produk akan ditetapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan berdasarkan pertimbanga-pertimbangan yang sudah ditetapkan.

(36)

D. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung disusun dari anggaran produksi. Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 67),“anggaran biaya tenaga kerja langsung mencangkup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis kuantitas keluaran yang direncanakan dalam anggaran produksi.” Anggaran ini meliputi taksiran kebutuhan tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan jumlah produk yang direncanakan dalam anggaran produksi tersebut. Untuk dapat melakukan penaksiran secara baik dan akurat diperlukan data, informasi, dan pengalaman yang ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja langsung dan output.

Sebelum menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung perlu terlebih dahulu dasar satuan yang digunakan untuk menghitungnya. Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 218) perlu dilakukan persiapan-persiapan sebelum menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung. Persiapan-persiapan tersebut adalah menentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya yaitu berdasarkan jam buruh langsung (direct labor hour) atau biaya buruh langsung (direct labor cost).

Jika tahap persiapan itu sudah selesai maka membuat daftar kebutuhan tenaga kerja dan menentukan tingkat upah tenaga kerja.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 221) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah data jumlah jam tenaga kerja langsung dan standar tarif upah tenaga kerja langsung per jam.

(37)

1. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rumus untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung yaitu dengan cara :

Produksi yang dianggarkan (unit) xxx

Jam kerja langsung (unit) xxxx

Total jam kerja langsung yang diperlukan xxx Tarif upah per Jam kerja langsung xxxx Anggaran total biaya tenaga kerja langsung xxx

2. Manfaat Penyusunan anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Adisaputro dan anggarini (2011: 225), manfaat dari penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah:

a. Pemakaian tenaga kerja bisa lebih efisien karena perencanaan dan standar telah ditentukan dengan matang.

b. Pengeluaran atau biaya tenaga kerja langsung dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.

c. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.

E. Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Hansen dan Mowen ( 2005: 16), “ Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi oraganisasi.”

(38)

Menurut Thomas (2013: 103), “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok yang dikorbankan didalam usaha untuk memperoleh penghasilan.”

2. Penggolongan Biaya

Penggolangan biaya menurut Mulyadi (2005: 13)

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan atau aktifitas perusahaan.

1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku tersebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead parik disebut dengan istilah biaya konversi yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

(39)

2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi dan biaya dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya photocopy.

b. Penggolongan biaya menurut biaya dengan sesuatu yang dibiayai: 1) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diindentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.

2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

(40)

c. Penggolangan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

1) Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tetap yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya kegiatan tertentu. Contohnya biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

3) Biaya semi variabel yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

4) Biaya semifixed yaitu biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume tertentu.

d. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktunya.

1) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, amortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran untuk modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap untuk reparasi besar terhadap aktiva

(41)

tetap untuk promosi besar-besaran dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.

2) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluran tersebut.

3. Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan dapat diantisipasi.

Sistem biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi serta memberi gambaran yang lebih jelas mengenai dampak dari berbagai keputusan manajerial terhadap tingkat biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk:

a. Menetapkan anggaran

b. Mengendalikan biaya dan memotivasi serta mengukur efisiensi c. Memperbesar kemungkinan pengurangan biaya

d. Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat penyajian laporan biaya

e. Membebankan biaya ke persediaan bahan, barang dalam proses dan barang jadi

(42)

f. Memberikan dasar bagi penetapan tender dan kontrak serta untuk menetapkan harga jual

4. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya produk

Beberapa definisi biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: a. Menurut Rudianto (2009: 15)

“Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dikeluarkan untuk membayar pekerja yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung.”

b. Menurut Supriyono (2000:20)

“Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada para karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.”

Dari pengertian diatas maka tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi, sedang tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi.

F. Peramalan Penjulan

1. Pengertian Peramalan Penjulan

Menurut Nafarin (2007: 96), “ramalan penjulan merupakan proses aktivitas memperkirkan produk yang akan dijual dimasa mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data yang pernah terjadi dan atau mungkin terjadi.”

(43)

Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 18) ramalan penjualan adalah proyeksi jumlah komoditi yang diminta oleh konsumen dan proyeksi harga yang mampu dijangkau oleh konsumen.

Dari definisi diatas disimpulkan ramalan penjualan merupakan perkiraan untuk rencana produksi yang akan dicapai perusahaan dengan menggunakan sebagai asumsi-asumsi. Ramalan penjualan harus dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijaksanaan penyusunan anggaran, pengawasan persediaan memperbaiki semangat kerja karyawan dan pengawasan pembelajaan.

2. Kegunaan Peramalan Penjualan

Peramalan penjualan merupakan strategi yang nantinya akan diambil dari semua kegiatan perusahaan. Peramalan penjulan dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijaksanaan penyusunan anggaran, pengawasan persediaan dan pengawasan pembelanjaan. Selain itu peramalan penjualan dapat digunakan sebagai dasar membuat taksiran mengenai besarnya keuangan dan kebutuhan akan modal.

3. Metode Peramalan Penjualan

Peramalan penjualan harus dapat memberikan gambaran kemampuan perusahaan menjual produknya pada waktu yang akan datang. Salah satu metode peramalan penjualan menurut Adisaptro dan Anggarini (20011:84) adalah metode least square, ratio to trend dan indeks musim.

(44)

1) Metode least square adalah : Dimana : Y = a + bX Dimana : ∑ ∑ ∑ Keterangan : Y = Variabel Dependen

X = Variabel Independen (periode) Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi n = jumlah data (periode)

2) Ratio to trend

Ratio to trend = (Y/Trend) x 100%

3) Indeksmusim

(45)

G. Efisiensi

1. Pengertian Efisiensi

Pengertaian efesiensi menurut para ahli:

Menurut Thomas (2010: 83), “Efisiensi adalah rasio keluaran dengan masukan atau jumlah keluaran yang dihasilkan satu unit input yang diperlukan.”

Menurut Supriyono (2000: 329-330),” efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan atau jumlah keluaran per unit masukan.”

2. Tujuan Pengukuran Efesiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Efisiensi biaya tenaga kerja langsung mengakibatkan penekanan-penekanan pada biaya yang merupakan salah satu unsur dari harga pokok barang. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan efesiensi biaya tenaga kerja langsung adalah agar dalam penggunaan dan pengeluaran biaya tenaga kerja langsung lebih efisien. Sehingga harga pokok barang dapat ditekan dan dalam persaingan bebas diperdagangan dapat memenangkan persaingan pasar.

(46)

H. Analisis Varians Upah Tenaga Kerja Langsung 1. Analisis Varians Upah

Untuk mengetahui berbagai macam penyebab-penyebab dan pertanggungjawaban timbulnya varians, maka perlu dilakukan analisis varians. Analisis varians biaya tenaga kerja langsung terdiri dari (Adisaptro dan Anggarani 2011: 224)

a. Varians Efesiensi

Varians ini terjadi karena adanya perbedaan antara jam rencana dengan jam rill.

Rumusnya : Varians Efesiensi

= (jam Kerja Rencana – Jam Kerja Rill) x Tarif Upah Rencana

Apabila, jam kerja rencana > jam kerja rill, maka varians yang terjadi menguntungkan (favortable)

Apabila, jam kerja rencana < jam kerja rill, maka varians yang terjadi tidak menguntungkan (unfavorable)

b. Varians Tarif Upah

Varians ini terjadi karena adanya perbedaan antara tarif upah rencana dengan tarif upah rill.

Rumusnya :

Varians Tarif Upah

(47)

Apabila, tarif upah rencana > tarif upah rill, maka varians yang terjadi menguntungkan (favorable)

Apabiala, tarif upah rencana < tarif upah rill, maka varians yang terjadi tidak menguntungkan (unfavorable).

c. Total Varians

Setelah melakukan perhitungan varians efesiensi dan varians tarif upah selanjutnya melakukan perhitungan total varians dengan rumus:

Varians Efesiensi xxx Varians Tarif Upah xxx +

Total Varians xxx

2. Faktor Penyebab Terjadinya Varians

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya varians tenaga kerja langsung

a. Varians tarif upah langsung, varians ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Penggunaan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif upah yang berbeda dengan standar

2) Adanya kenaikan atau penurunan yang menyebabkan perbedaan tarif upah

3) Adanya perubahan peraturan upah minimum yang dikeluarkan oleh perusahaan

(48)

4) Adanya karyawan baru tarif upah yang tidak sesuai dengan tarif upah standar

b. Varians efisiensi upah langsung, varians ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Efisiensi tidaknya perusahaan dalam bekerja yang dipengaruhi oleh baik tidaknya pengawasan terhadap tenaga kerja.

2) Baik buruknya kualitas bahan baku yang mempengaruhi lama tidaknya waktu pengerjaan suatu produk

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah berupa studi kasus pada perusahaan, yaitu penelitian terhadap data-data perusahaan. Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : Pabrik Gula Gondang Baru 2. Waktu penelitian : Desember 2015

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

a. Pimpinan Perusahaan b. Kepala Bagian Produksi c. Kepala Bagian Penjualan d. Kepala Bagian Akuntansi 2. Objek Penelitian

Penyusunan anggaran, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan realisasi biaya tenaga kerja langsung.

(50)

D. Data Yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan

2. Prosedur-prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung 3. Anggaran biaya tenaga kerja langsung dan realisasinya

4. Data-data lain yang mendukung diantaranya: a. Jumlah tenaga kerja bagian produksi b. Persediaan awal barang jadi

c. Persediaan akhir barang jadi d. Volume produksi

e. Waktu kerja standar per unit produksi f. Waktu sesungguhnya per unit produksi g. Tarif upah standar

h. Jumlah dan tarif upah sesungguhnya

E. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dengan masalah yang diteliti mengenai bagaimana manajemen menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dan mengendalikan biaya tenaga kerja langsung.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan penelitian yang bersumber pada catatan atau data yang sudah ada diperusahaan mengenai gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung.

(51)

F. Teknik Analisis Data

Untuk memecahkan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka teknik yang digunakan adalah:

a. Mendiskripsikan prosedur-prosedur penyusunan anggaran sampai dengan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan

b. Mendiskripsikan prosedur-prosedur penyusunan anggaran sampai dengan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut Adisaputro dan Anggarini (2011 :141)

c. Membandingkan antara prosedur penyusunaan anggran biaya tenga kerja langsung Pabrik Gula Gondang Baru dengan prosedur penyusunan anggran biaya tenaga kerja langsung menurut teori.

d. Menarik kesimpulan untuk mengetahui apakah penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan sudah sesuai dengan kajian teori.

e. Mendeskripsikan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dibuat oleh perusahaan.

f. Membandingkan antara anggaran biaya tenga kerja langsung dengan realisasi biaya tenga kerja langsung yang terjadi di prusahaan.

g. Menganalisisvarians untuk mengetahui varians biaya tenaga kerja langsung. Cara yang dipakai dalah analisis varians yang terdiri dari dua macam, yaitu varians efesiensi dan varians tarif upah

(52)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pabrik Gula Gondang Baru semula bernama Pabrik Gula Gondang Winangoen, didirikan pada tahun 1860 oleh NV.Klatensche Cultuur Maatscahappij yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Pabrik ini dikelola oleh NV.Mirandolle Voute & Co yang berkedudukan di Semarang. Tahun 1930 – 1935 karena krisis ekonomi, pabrik tidak beroperasi dan mulai beroperasi lagi pada tahun 1935 - 1942 di bawah kendali Boerman dan M.F.HBremmers, warga Negara Belanda.

Awalnya pabrik ini menggunakan turbin air sebagai penggerak mesinnya, namun setelah James Watt menemukan mesin uap maka untuk memperbesar kapasitas giling digunakan mesin uap sebagai penggerak utama. Mesin uap tertua di pabrik ini adalah B. Lahaye & Brissoneauf buatan Perancis tahun 1884 yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Mesin-mesin yang lain juga merupakan peninggalan abad 19 yang masih relative baik dan menghasilkan gula bermutu tinggi sehingga menciptakan daya tarik bagi wisatawan.

Pada tahun 1992-1945 Jepang menduduki Indonesia dan menguasai Pabrik Gula Gondang Winangoen dipimpin oleh Niskio dan Inogaki dibantu oleh M.F.H. Gremmers. Pada tahun 1945 setelah revolusi kemerdekaan Indonesia, pabrik gula Gondang Winangoen menjadi milik pemerintah

(53)

Republik Indonesia dan dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPGN) yang dipegang oleh Bapak Doekoest (1945- 1948).

Pada tahun 1948 pabrik tidak beroperasi kembali karena adanya Agresi Militer Belanda dan mulai beroperasi kembali pada tahun 1950. Pada bulan Desember 1957 nama Pabrik Gula Gondang Winangoen diubah menjadi Pabrik Gula Gondang Baru dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dikuasai dan diawasi oleh Unit Semarang dan dipimpin oleh R.Imam Supeno. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 164 tanggal 1 Juli 1964, PT Pabrik Gula Gondang Baru dimasukkan ke dalam Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Jateng V di Solo dan berganti nama menjadi Pabrik Gula Gondang Baru.

Lalu, dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 14 tanggal 13 April1968, PPN Jateng V dibubarkan dan dibentuk Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XVI yang berkedudukan di Solo, Pabrik Gula Gondang Baru masuk ke dalam lingkungan PNP XVI. Namun, pada Peraturan Pemerintah No.11 tanggal 1 April 1981 PNP XVI dibubarkan dan dilebur dalam PTP XV-XVI(Persero) yang berkedudukan di Solo. Akhirnya PT Perkebunan Nusantara XV-XVI dibubarkan dan dimasukkan ke dalam PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 6 s/d 19 tahun 1996 pada tanggal 14 April 1996, dan mulai saat itu Pabrik Gula Gondang Baru menjadi bagian dari PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).

(54)

B. Status dan Landasan Hukum

Dasar hukum PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), akta pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Terbatas “Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX (Persero)” No. 42 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH.

PG Gondang Baru, Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 1996. 1. Legalitas Perusahaan

No. Akta Pendirian : 42/11 Maret 1996

No. Tdp : 283315100011

No. NPWP : 1.061.137.4-526

Referensi Bank : Bank Mandiri & Bank BRI 2. Spesifikasi Pabrik

Desain Kapasitas : 1.600 TCD

Kemampuan Produksi : 136 Ton GKP/hari : 56 Ton Tetes/hari Mutu Produk : Gula Putih GKP I A Sitem Proses : Sulfitasi

Kemampuan Giling : 150 hari Potensi Areal : 2.900 Ha Produktifitas Tebu : 70 Ton/Ha

(55)

C. Lokasi Perusahaan

Pabrik Gula Gondang Baru terletak kurang lebih 5 km dari Kota Klaten kearah Kota Yogyakarta, tepatnya berada di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

Faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan lokasi pabrik adalah : 1. Bahan Baku

Lokasi pabrik sangat strategis karena berdekatan dengan daerah penghasilbahan baku, sehingga bahan baku mudah diperoleh dan kelancaran proses produksi dapat terjaga.

2. Tenaga Kerja

Pabrik Gula Gondang Baru mudah memperoleh tenaga kerja yang berasal dari daerah Klaten dan sekitarnya.

3. Sumber Air

Dalam proses produksi gula, pabrik membutuhkan cukup banyak air. Lokasi pabrik berdekatan dengan sumber air, sehingga kebutuhan air dapat tercukupi.

4. Transportasi

Pabrik Gula Gondang Baru terletak di tepi jalan raya dan ada sarana transportasi yang menunjang seperti rel kereta sehingga dapat memperlancar proses produksi dalam mengangkut bahan baku maupun untuk memasarkan hasil produksi ke konsumen.

(56)

D. Tujuan, Visi danMisi Perusahaan 1. Tujuan

Berdasarkan Tata Nilai Perusahaan berusaha mencapai kemampulabaan tinggi bagi stakeholder dan shareholder dengan kerja tim, dan memperhatikan keseimbangan lingkungan dan masyarakat.

2. Visi

Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Agrobisnis yang berdayasaing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra.

3. Misi

Misi perusahaan, yaitu :

a. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.

b. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan.

c. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama perkebunan, mendorong dinamika pembangunan daerah sekitarnya, ikut menciptakan pemerataan kesempatan kerja serta usaha untuk mencapai pemerataan pendapatan.

(57)

E. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi

Keterangan :

Pabrik Gula Gondang Baru dikepalai oleh seorang Administratur yang bertanggungjawab langsung kepada direksi terhadap semua persoalan yang terjadi di perusahaan. Tugas-tugas administratur tersebut yaitu :

1. Mengadakan kebijakan perusahaan dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab selaku pimpinan pabrik.

2. Melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh direksi.

3. Melaksanakan hubungan kerja vertikal dengan pimpinan maupun karyawan. 4. Membuat program kerja.

5. Memimpin, mengkoordinir, mengarahkan cara kerja bawahannya dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan.

6. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan.

7. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun serta menetapkan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi pada tahun yang akan datang.

ADMINISTRATUR

(58)

Dalam menjalankan tugas-tugasnya tersebut, administratur dibantu oleh 4 kepala bagian, yaitu :

a. Kepala Tanaman

Kepala tanaman bertugas penuh atas tanaman tebu sebagai bahan baku dalam produksi gula. Tugas utamanya adalah :

1) Menentukan program kerja untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

2) Bertanggung jawab atas kualitas tebu, meliputi penyediaan bibit, pengolahan tanah, pemeliharaan tebu, dan penebangan.

3) Merencanakan jumlah hasil panenan tebu dalam setiap musim tanam, merencanakan tingkat rendaman tebu, merencanakan waktu dan lamanya giling.

b. Kepala Administrasi, Keuangan dan Umum (AKU)

Bertugas mengelola dan bertanggung jawab atas arus keuangan perusahaan, dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh beberapa karyawan. Tugas utamanya adalah :

1) Bertanggung jawab kepada administratur di bidang tata usaha dan keuangan perusahaan.

2) Merumuskan rencana keuangan dan pembiayaan, akuntansi, serta administrasi umum dan kepegawaian.

3) Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengolahan di bidang keuangan, anggaran dan biaya produksi.

(59)

4) Melaksanakan, membina, dan mengendalikan unsur keuangan dan akuntansi, serta unsur administrasi maupun kepegawaian.

c. Kepala Instalasi

Kepala instalasi bertanggung jawab atas kesiapan dan kelancaran mesin atau alat proses, baik pabrik dalam keadaan giling maupun dalam keadaaan perawatan mesin.

Tugas utamanya adalah :

1) Mengkoordinir cara kerja pegawai. 2) Meningkatkan keahlian para pegawai.

3) Menjaga agar mesin-mesin dapat melakukan proses secara efektif dan efisien.

4) Memantau jalannya produksi secara keseluruhan, terutama yang berhubungan dengan mesin-mesin pabrik

d. Kepala Pengolahan

Kepala pengolahan bertanggung jawab atas proses pembuatan gula, termasuk memantau kualitas gula yang dihasilkan pabrik. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala pengolahan dibantu oleh chemiker yang bertanggung jawab atas laboratorium dan kelancaran giling.

Tugas utamanya adalah :

1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan teknik operasional dalam bidang pengolahan, baik teknis, administrasi, maupun financial guna menjamin kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan proses produksi atau pengolahan sehingga memperoleh hasil yang memenuhi persyaratan.

(60)

2) Memberikan saran-saran umpan balik dan pendapat mengenai persoalan dalam bidang pabrikasi sebagai bahan pertimbangan administratur dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan usaha pabrik.

F. Personalia

Karyawan yang bekerja di Pabrik Gula Gondang Baru diklasifikasikan menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Karyawan Pimpinan

Karyawan pimpinan adalah karyawan yang melaksanakan kebijakan direksi dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam melaksanakan tugas. Karyawan pimpinan sangat terikat pada jam kerja, tempat kerja dan tidak berhak atas uang lembur.

2. Karyawan Pelaksana

Karyawan pelaksana adalah karyawan yang melakukan tugas-tugas dari karyawan pimpinan. Sifat pekerjaannya mudah diukur, baik dari hasil maupun waktu yang diperlukan, apabila pekerjaannya dilakukan di luar jam kerja maka diberikan uang lembur.

3. PPKWT (Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) Kampanye PPKWT kampanye sama dengan karyawan non staf atau karyawan pelaksana namun hanya bekerja pada musim giling.

4. PPKWT (Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) HL (Harian Lepas) PPKWT HL adalah karyawan yang hubungan kerjanya terbatas untuk jangka waktu tertentu sampai pekerjaan selesai. PPKWT HL terbagi

(61)

menjadi 2, yaitu PPKWT HL di luar masa giling dan PPKWT HL didalam masa giling.

Berdasarkan data realisasi tenaga kerja tahun 2015, PG Gondang Baru mempunyai jumlah tenaga kerja dengan perincian sebagai berikut :

1. Karyawan Pimpinan : 25 orang 2. Karyawan Pelaksana : 200 orang 3. PPKWT Kampanye : 207 orang 4. PPKWT HL : 473 orang Jumlah Karyawan : 905 orang

G. Produksi

1. Bahan Baku dan Penolong

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi gula adalah : a. Batang Tebu

Merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan gula.Tebu yang digunakan sebagai bahan baku ini terdiri dari nira 80% dan ampas yang berupa sabut, air, dan lain-lain sebanyak 20%.

b. Susu Kapur (Ca(OH)2)

Merupakan bahan penolong dalam proses pemurnian untuk menaikkan derajat keasaman (PH) nira.

c. Gas SO2

Merupakan bahan penolong untuk menetralkan nira dan mereduksi zat warna yang diberikan dalam proses pemurnian.

(62)

d. Gas CO2 (Karbondioksida)

Merupakan bahan bakar dalam proses pemasakan dan pemurnian gula putih.

2. Proses Produksi

Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Stasiun Gilingan

Proses awal yang dilakukan adalah pencacahan tebu. Tebu yang telah ditebang dimasukkan ke dalam stasiun gilingan untuk memisahkan antara nira dan ampas menggunakan 5 alat gilingan dibantu dengan air imbibisi sebagai pelarut dalam pemerasan penggilingan. Hasil dari stasiun gilingan adalah nira mentah dan ampas. Nira kemudian dimasukkan ke dalam bak penampungan nira mentah untuk diproses lebih lanjut di stasiun pemurnian, sedangkan ampas digunakan sebagai bahan bakar di ketel uap.

b. Stasiun Pemurnian

Nira mentah hasil dari stasiun gilingan yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam bak penampungan diolah kembali di stasiun pemurnian untuk memisahkan kotoran yang terkandung di dalam nira mentah tersebut. Pabrik Gula Gondang Baru Klaten melakukan pengolahan dengan sistem Sulfitasi, sehingga nira mentah tersebut dipanaskan ke dalam pemanas dengan suhu 700 C, kemudian dimasukkan ke dalam defekator dicampurkan dengan susu kapur untuk menaikkan Ph nira hingga 8,5. Nira tersebut kemudian dimasukkan ke

(63)

dalam alat sulfitasi dan diberi gas SO2 untuk menurunkan Ph hingga7,0 – 7,2 dan dimasukkan kembali di alat pemanas dengan suhu 1050C. Selanjutnya diendapkan dan dipisahkan antara nira jernih dan nirakotor. Nira kotor disaring dengan Rotary Vacum Filter (RVF) untuk memisahkan padatan dengan cairan, padatan yang dihasilkan berupa blotong yang bisa digunakan sebagai pupuk organic, sedangkan cairannya disebut nira tapis. Nira jernih dimasukkan dipengolahan selanjutnya.

c. Stasiun Penguapan

Nira jernih hasil dari stasiun pemurnian dimasukkan ke stasiun penguapan untuk menghilangkan air hingga kepekatan tertentu. Proses ini menggunakan uap sebagai bahan pemanasnya dan air disisakan hingga 35% saja. Hasil dari stasiun penguapan ini adalah nira kental yang berwarna gelap, kemudian diberi gas SO2 untuk pemucatan hingga pHnya 5,4. Nira kental siap untuk dikristalkan.

d. Stasiun Masakan

Stasiun ini biasa disebut sebagai stasiun pengkristalan. Dalam tahap ini nira kental dari stasiun penguapan diuapkan lagi hingga membentuk Kristal-kristal gula. Sistem yang digunakan adalah ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D digunakan sebagai bibit.

Hasil dari stasiun masakan ini adalah gula dan tetes. Gula akan diolah lebih lanjut di stasiun puteran sedangkan tetes yang dihasilkan akan dijual terpisah.

(64)

e. Stasiun Puteran

Di dalam puteran ini akan dipisahkan antara gula dengan larutannya, dimana gula yang berbentuk Kristal merupakan produk utamanya sedangkan klare SHS atau gula cair dimasak lagi di stasiun masakkan. Kristal gula dimasukkan ke dalam sugar dryer untuk memisahkan gula kasar dan gula halus. Gula kasar akan dimasukkan ke dalam remelter, sedangkan gula halus akan dimasukkan ke dalam karung-karung dengan berat netto 50 kg per karung.

3. Hasil Produksi

Pabrik Gula Gondang Baru memiliki hasil produksi utama Superior Hoopdesuiker (SHS) atau dalam istilah bahasa Indonesia adalah Pangkal Utama (GPU). Hasil produksi tersebut berupa gula putih yang besarnya ditentukan atas dasar besar butir 0,9 : 1,1 dan warna gulanya ditunjuk oleh Pusat Penelitian Perusahaan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Produk lain yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Gondang Baru adalah tetes, ampas, dan blotong. Tetes dapat digunakan untuk bahan bakar pembuatan spritus, bumbu masak, dan lainnya. Tetes dijual oleh Pabrik Gula Gondang Baru dengan cara dilelang oleh Direksi. Ampas dibakar untuk menghasilkan steam uap pada builer dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pulp, sedangkan blotong dapat digunakan untuk menimbun tanah atau dijadikan pupuk yang dikembangkan di daerah Ceper.

(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini mengacu dari Pabrik Gula Gondang Baru yang bergerak dibidang usaha pembuatan gula. Dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung. Prosedur pertama yang dilakukan Pabrik Gula Gondang Baru adalah membuat ramalan penjualan dengan menggunakan metode least square setelah itu membuat ratio to trend dan menghitung indeks musim. Data yang digunakan untuk meramalkan penjualan yaitu data realisasi penjualan tahun 2011 – 2013. Ramalan penjualan tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan rencana produksi yang nantinya dipakai sebagai dasar untuk penyusunan anggaran produksi. Untuk menyusun anggaran produksi selain berdasarkan rencana produksi dibutuhkan data yang lain seperti data persediaan awal dan persediaan akhir, kemudian setelah anggaran produksi disusun, perusahaan dapat menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung. Data yang diperlukan yaitu anggaran produksi jam standar tenaga kerja langsung tiap bagian proses produksi dan tarif upah per jam tiap bagian proses produksi.

Gambar

Tabel 17.  Laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya
Gambar 1. Struktur Organisasi ........................................................................
Gambar 1. Struktur Organisasi
Tabel 1. Penjualan  Gula  Pabrik  Gula  Gondang  Baru  Tahun  2011  –  2013  (dalam  kilogram)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk keterangan lebih rinci tentang penyebab dari masing-masing varians pada biaya tenaga kerja tidak langsung tetap dapat dilihat pada analisis varians biaya tenaga kerja

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen yaitu dengan memberikan tiga perlakuan yaitu perlakuan A (500gr kulit pisang kepok tanpa ekstrak nanas), perlakuan

Dana BOK yang merupakan bagian dari Dana Alokasi Khusus Non fisik dialokasikan kepada setiap kabupaten dengan peruntukan bagi puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai fasilitas

Performan tenant IbK dengan Agribisnis Perunggasan adalah aktifitas selama pelatihan rata–rata kehadiran 76 persen, kemampuan membuat rencana bisnis 90 persen, kualitas

Meningkatnya kualitas pegawai Persentase peningkatan jumlah Mengadakan orientasi yang Peningkatan mutu dan - Bagian Kepegawaian dibidang tertib administrasi pegawai

Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode turbidimetri, konsentrasi hambat minimum ekstrak kulit nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi

Nilai sifat kimia yang memenuhi SNI 06-3953-1995 adalah total geraniol pada minyak sereh wangi dengan penyulingan metode rebus pada bahan baku tanpa pengeringan (segar),