ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(PERSERO) UNIT USAHA AJAMU
Hendar Fahmi Ananda1, Yetti Meuthia Hasibuan2, Vindie Riztya Lubis 3 Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan
Email : [email protected]
ABSTRAK
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Ajamu adalah perusahaan agroindustri yang mengelola perkebunan kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil pengolahan bagian serabut (endocarp) dengan cara ekstraksi. CPO merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Perusahaan senantiasa melakukan perbaikan disetiap lini perusahaan untuk menghasilkan CPO berkualitas tinggi. Karyawan adalah elemen penting perusahaan sekaligus menjadi aset penting perusahaan. Kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) harus dievaluasi dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Setiap kegiatan pekerjaan yang ada di PTPN IV Unit Usaha Ajamu memiliki tingkat beban kerja yang berbeda-beda baik beban kerja fisik maupun mental. Banyak ditemui beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisa beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis pada karyawan bagian sortasi TBS. Pengukuran beban kerja fisiologis dilakukan dengan menghitung kebutuhan kalori, %CVL, metode Brouha dan konsumsi masing-masing operator dengan melakukan pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran beban kerja psikologis dilakukan dengan metode NASA-TLX.
Kata Kunci : Beban Kerja, Fisiologis, Psikologis, NASA-TLX ABSTRACT
PT. Perkebunan Nusantara IV Business Unit Ajamu agroindustrial company that manages oil palm plantations. Crude Palm Oil (CPO) is the result of processing of fibers (endocarp) by extraction. CPO is an important agricultural commodity in Indonesia. Companies continually make improvements in every line of the company to produce high-quality CPO. Employees are an important element of the company as well as a critical corporate asset. Activities related to the receipt and processing of fresh fruit bunches (FFB) should be evaluated and developed towards the better. Each activity jobs in PTPN IV Ajamu Business Unit has a level of workload vary both physical and mental workload. Many encountered workloads that are not in accordance with the capability and capacity of employees. This study aims to measure and analyze the workload of physiological and psychological workload on the employees part sorting TBS. Measurements of physiological workload performed by calculating calorie needs,% CVL, Brouha methods and consumption of each operator to perform pulse measurement while the measurement of psychological work load was done by NASA-TLX.
Keywords: Workload, Physiological, Psychological, NASA-TLX
1. PENDAHULUAN
Para pelaku dunia industri sekarang di tuntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain secara global. Perusahaan harus memiliki strategi yang efektif dalam menjalankan perusahaanya, seperti perencanaan aktivitas produksi yang efisien sehingga menghasilkan produk sesuai dengan yang direncanakan. Elemen - elemen penting yang ada dalam sistem produksi adalah Man, Machines, Material, Money,and Method. Manusia adalah faktor terpenting dalam suatu proses produksi maupun dalam
Perusahaan. Manusia bertindak sebagai pekerja atau operator, dimana pekerja merupakan aset penting bagi suatu perusahaan. Perusahaan sepatutnya selalu mengevaluasi kinerja para pekerja serta mengetahui bagaimana beban kerja fisik (fisiologis) dan mental (psikologis) pekerja. Hal ini penting untuk menjamin hasil sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beban kerja fisiologis maupun psikologis erat kaitannya dengan kinerja pekerja. Beban kerja yang melebihi batas kemampuan pekerja dapat
menyebabkan kelelahan (fatigue) maupun cedera, sedangkan beban kerja yang terlalu ringan dapat menimbulkan efek kebosanan atau kejenuhan pekerja terhadap pekerjaannya. Beban kerja yang diberikan kepada pekerja sebaiknya adalah beban kerja yang seimbang dengan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Bila beban kerja yang diberikan tidak seimbang maka dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi pekerja maupun kepada perusahaan. [1]
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Ajamu (selanjutnya disingkat PTPN IV Ajamu) yaitu perseroan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV Ajamu mengusahakan budidaya perkebunan kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil pengolahan bagian serabut (endocarp) dengan cara ekstraksi. CPO merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Untuk mendapatkan kualitas CPO yang baik, perlu diperhatikan manajemen pasca panen dan teknologi proses mulai dari tahap penimbangan Tandan Buah Segar (TBS) hingga pemutuan produk CPO yang dihasilkan. Loading ramp adalah tempat yang berfungsi untuk menampung TBS dari kebun sebelum di proses, mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, dan mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada TBS. Sebelum TBS dimasukkan kedalam loading ramp, TBS yang telah ditimbang dilakukan proses sortasi terlebih dahulu. Sortasi dilakukan dilantai/peron loading ramp. Proses sortasi TBS dilakukan untuk mengetahui jumlah TBS mentah, TBS gagang panjang, TBS matang, dan TBS yang sudah busuk yang sangat berpengaruh terhadap mutu dan produktivitas CPO yang akan dihasilkan. Target produksi yang besar memberikan tekanan berat pada karyawan bagian sortasi. Karyawan bagian sortasi harus teliti dalam pemilihan TBS agar menghasilkan CPO yang bermutu baik. Karyawan bagian sortasi bekerja dibawah pengawasan asisten pabrik yang sering kali menegur bila terjadi kesalahan dalam proses sortasi TBS. Mereka juga mempunyai tanggung jawab besar perusahaan karena menyangkut kepada baik tidaknya mutu CPO yang dihasilkan. Jenis beban kerja seperti ini memberikan tekanan secara psikologis pada karyawan bagian sortasi. Pengukuran beban kerja psikologis ini dapat dilakukan dengan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration-Task Load Indeks) dimana metode ini dapat menganalisa beban mental dari karyawan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengukur beban kerja fisiologis karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu.
2. Mengukur beban kerja psikologis karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu dengan metode NASA-TLX.
3. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil dan nilai yang diperoleh pada penyelesaian kasus pengukuran beban kerja fisiologis dan psikologis pada karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu.
1.1 Proses Metabolisme
Fisiologi kerja adalah ilmu yang mempelajari fungsi/faal tubuh manusia pada saat bekerja. Dapat dikatakan juga fisiologi kerja adalah fokus dengan respon tubuh terhadap kebutuhan metabolisme pada saat kerja dengan mengukur aktivitas dari cardiovascular respiratory dan sistem otot pada saat kerja kita bisa memperoleh informasi untuk mencegah kelelahan.
Lehmann (1995) mendefenisikan kerja sebagai semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan.
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Pada kerja mental pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan dengan fisik kerja dimana pada kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh.
1.2 Standar untuk Energi Kerja
Studi ergonomi dalam kaitannya dengan kerja manusia dalam hal ini ditujukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara yang harus diaplikasikan agar memberikan peningkatan aktivitas dan efisien, selain juga kenyamanan atau pun keamanan bagi manusia. Salah satu acuan yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara kerja sudah dirancang dengan baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan oleh seorang pekerja dapat ditentukan oleh seorang pekerja yang ditentukan oleh gejala perubahan yang tampak dan bisa diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain: [2]
1. Laju detak jantung (heart rate) 2. Tekanan darah (blood pressure) 3. Temperatur badan (body temperature) 4. Laju pengeluaran keringat (sweating rate)
5. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)
6. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content)
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya ditentukan dengana cara tidak langsung, yaitu dengan pengukurn:
1. Kecepatan denyut jantung 2. Konsumsi oksigen
Untuk merumuskan hubungan antara energi expenditure dengan kecepatan denyut jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energi ekspenditure dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisis regresi. Bentuk agresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71711.10-4 X2 Dimana :
Y = Energi (kkal per menit)
X = Kecepatan denyut jantung (denyut per menit) Usaha untuk mengetahui besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang operator (pekerja) untuk melaksanakan pekerjaannya dapat dilakukan dengan mengukur aktivitas kerjanya. Tenaga yang dikeluarkan diukur dalam satuan kilokalori.Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja, atas dasar persamaan bahwa 1 liter oksigen menghasilkan energi rata-rata 4,8 kkal-5,0 kkal yang disebut dengan nilai kalori dari oksigen. 1.3 Beban Kerja
Analisis beban kerja banyak digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning), analisis ergonomi, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga ke perencanaan penggajian. Perhitungan beban kerja setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu [3] :
1. Fisik, Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria – kriteria fisik manusia
2. .Mental, Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan pertimbangan aspek mental manusia
3. Penggunaan waktu, Pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.
1.4 Jenis Beban Kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah merupakan beban bagi pelakunya. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing - masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan bebab kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi ada orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial.
1.4.1 Beban Kerja Fisiologis
Secara umum yang berhubungan dengan beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal dan internal. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental. Penilaianbeban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara obyektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung .[4]
1.4.2 Beban Kerja Mental / Psikologis
Kerja mental adalah kondisi kerja dimana informasi yang masih harus diproses di dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak dalam pengertian sempit dan pemrosesan informasi (Grandjean,1988). Kerja otak dalam pengertian sempit adalah proses berfikir yang memerlukan kreatifitas, misalnya membuat mesin, membuat rencana produksi, mempelajari file dan menulis laporan. Beban kerja mental yaitu selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Aspek psikologis dalam suatu pekerjaan berubah setiap saat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan aspek psikologis dapat berasal dari dalam diri sendiri (internal) atau dari luar diri sendiri seperti pekerjaan dan lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun eksternal sulit dilihat dari kasat mata sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukursecara obyektif ataupun dari tingkah laku dan penuturan pekerja yang dapat diidentifikasi. [5]
2. METODE PENELITIAN 2.1 Tahapan Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang terkait dan tersusun secara sistematis. Rangkaian tersebut tersusun dalam sebuah prosedur penelitian yang berisi tahapan. Setiap tahapan merupakan bagian yang menentukan untuk tahapan berikut.
Gambar 1 Flowchart Metode Penelitian
2.2 Tinjauan Perusahaan
Studi literatur dilakukan untuk mengenal kondisi perusahaan dan mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh pihak perusahaan yang memerlukan penanganan dengan tepat, terutama bagian pengolahan. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada pihak perusahaan terutama bagian pengolahan mengenai beban kerja karyawan dalam pencapaian target produksi.
2.3 Identifikasi Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian
Merupakan studi yang dilakukan mahasiswa untuk mengidentifikasi perumusan masalah dalam perusahaan, sehingga dari studi tersebut mahasiswa dapat menetapkan tujuan penelitian yang akan di riset. 2.4 Studi Literatur dan Observasi
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang mendukung dan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dilapangan. Studi literatur ini juga bermanfaat sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah.
2.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data mencakup semua data yang dikumpulkan pada penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan, wawancara, atau eksperimen, data yang dibutuhkan dalam pengukuran beban kerja fisiologis adalah :
a. Data denyut nadi karyawan pada fase istirahat (sebelum bekerja), bekerja, dan istirahat atau pemulihan pada 30 detik pertama, kedua, ketiga, denyut nadi maksimum, umur dari masing – masing karyawan sortasi yang dihitung dengan metode langsung dan tidak langsung (%CVL dan Metode Brouha)
b. Suhu tubuh awal dan akhir karyawan diukur dengan menggunakan termometer.
Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penentuan nilai beban kerja psikologis dengan menggunakan metode NASA-TLX sebagai berikut :
a. Rating indikator beban kerja psikologis diperoleh dari kuesioner NASA-TLX yang diisi oleh karyawan.
b. Perbandingan berpasangan indikator beban kerja psikologis diperoleh dari kuesioner NASA-TLX yang diisi oleh karyawan. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan data yang diperoleh dari perusahaan.
2.6 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menentukan nilai beban kerja fisiologis dan nilai beban psikologis untuk setiap karyawan bagian sortasi.
mulai
Identifikasi perumusan masalah dan penetapan
tujuan penelitian
Studi Literatur : Mencari referensi yang
berhubungan dengan pengukuran Beban kerja fisiologis dan beban kerja
psikologis
Observasi : Melakukan pengamatan di
PTPN IV Ajamu tentang keadaan beban kerja yang
dialami karyawan sortasi stasiun loading ramp
Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Pengolahan data :
1. Perhitungan beban kerja fisiologis dengan perhitungan konsumsi energi dan %CVL pada karyawan sortasi
loading ramp
2. Perhitungan beban kerja psikologis dengan perhitungan WWL pada karyawan sortasi loading ramp
Analisis dan Evaluasi
Kesimpulan dan Saran
2.6.1 Penilaian Beban Kerja Fisik Secara Langsung
Pengolahan data dengan menggunakan metode penilaian secara langsung, bertujuan untuk menentukan jumlah energi yang dikonsumsi selama bekerja. Jumlah energi yang dikonsumsi selama aktivitas berlangsung dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71733 . 10-4
X2 Dimana:
Y = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung (denyut/menit) 2.6.2 Metode Penilaian Secara Tidak Langsung a. Perhitungan Nilai % CVL
CardiovasculairLoad (%CVL) akan sangat dipengaruhi oleh denyut nadi disaat sebelum bekerja, bekerja, dan istirahat. CardiovasculairLoad (%CVL) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% CVL
= 100 x (Denyut nadi kerja − Denyut nadi istirahat) Denyut nadi maksimum − Denyut nadi istirahat Dimana denyut nadi maksimum adalah (220 - umur) untuk laki-laki dan (200 - umur) untuk wanita. b. Perhitungan Brouha
Metode Brouha digunakan untuk mengestimasi cardio vasculairstrain dengan
menggunakan denyut nadi pemulihan (P). Denyut nadi pemulihan dihitung pada 30 detik kedua, keempat, dan 30 detik terakhir. Dari nilai P1, P2, dan P3 jika
dihubungkan dengan total cardiaccost, diperoleh ketentuan sebagai berikut:
1. Jika P1 – P3> 10 atau P1, P2, dan P3 seluruhnya<
90, maka nadi pemulihan normal. 2. Jika rata-rata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3>
10, maka beban kerja tidak berlebihan.
3. Jika P1 – P3< 10, dan jika P3> 90, perlu ada
perbaikan.
2.7 Penilaian Beban Mental Metode NASA-TLX Metode NASA-TLX merupakan prosedur rating multi dimensional, yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu Mental Demand, Physical Demand, Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation. NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu perbandingan tiap skala (Paired Comparison) dan pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring).
Menghitung nilai produk : Produk = rating x bobot factor
Menghitung Weighted Workload (WWL) :
Menghitung rata-rata WWL :
3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Prosedur Pengumpulan Data Beban Kerja Fisiologis
Dalam menjalankan kegiatan penelitian ini, terdapat beberapa prosedur berikut:
1. Sebelum memulai aktivitas yang dilakukan, semua karyawan bagian sortasi dihitung denyut nadi istirahat selama 60 detik, dicatat sebagai DNI 2. Setelah selesai melakukan aktivitas,
kemudian dihitung denyut nadi kerja 3. selama 30 detik. Setelah dikalikan 2,
dicatat sebagai DNK.
4. Penghitungan denyut langsung dilakukan selama 30 detik lagi. Setelah dikalikan 2, dicatat sebagai Pl.
5. Setelah 30 detik lagi berlalu, kemudian dihitung lagi denyut jantung selama 30 detik. Setelah dikalikan 2, di catat sebagai P2.
6. Setelah 30 detik lagi berlalu, kemudian dihitung lagi denyut jantung selama 30 detik. Setelah dikalikan 2, di catat
sebagai P3.
Proses Sortasi
DNI
DNK P1
P2
P3
0 30 60 90 120 150 180
detik
Gambar 2 MekanismePengumpulan Data Denyut Jantung Keterangan:
DNI = Denyut nadi istirahat
DNK = Denyut nadi kerja
3.2 Pengumpulan Data Denyut Nadi
Adapun data denyut nadi aktivitas proses sortasi diambil dari karyawan bagian sortasi, dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2
Tabel 1 Data Aktivitas Denyut Nadi Karyawan Sortasi Shift I
Tabel 2 Data Aktivitas Denyut Nadi Karyawan Sortasi Shift II
3.4 Pengolahan Data
3.4.1 Pengukuran Beban Kerja Fisiologis a. Metode Penilaian Secara Langsung
Pengolahan data dengan menggunakan metode penilaian secara langsung, bertujuan untuk menentukan jumlah energi yang dikonsumsi selama bekerja. Jumlah energi yang dikonsumsi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Y = 1,80411 0,0229038 X + 4,71733 . 10-4
X2 Dimana:
Y = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung (denyut/menit) Berdasarkan jumlah kebutuhan kalori yang dipakai dalam melakukan suatu kegiatan, maka ada beberapa kategori dari beban kerja, yaitu :
Beban kerja ringan : 100200 kkal/jam Beban kerja sedang : >200350 kkal/jam Beban kerja berat : >350500 kkal/jam
Berikut ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan secara langsung, yaitu dengan pengukuran energi yang di konsumsi untuk karyawan Shift I Anwar Idrus. Denyut nadi kerja (X) = 140
(Y) = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733.10-4 X2 = 1,80411 – 0,0229038 (140) + 4,71733.10-4 (140)2 = 7,843kkal/menit = 470,580 kkal/jam
Untuk karyawan Anwar Idrus beban kerja termasuk dalam kategori beban kerja berat. Hasil perhitungan konsumsi energi dan kategori beban kerja berdasarkan konsumsi energi untuk masing-masing karyawan pada aktivitassortasidapat dilihat pada Tabel 3 dan 4
Tabel 3 Hasil Perhitungan Konsumsi Energi dan Kategori Beban Saat Bekerja pada
AktivitasSortasi Karyawan Shift I
Tabel 4 Hasil Perhitungan Konsumsi Energi dan Kategori Beban Saat Bekerja pada Aktivitas
Sortasi Karyawan Shift I
No Nama Umur DNI DNK DN
Maks Metode Brouha k t P1 P2 P3 1 Anwar 48 92 140 172 124 112 108 60 5 2 Daud 48 81 165 172 165 134 122 60 5 3 Musangit 44 74 156 176 124 108 102 60 5 4 Dedi 37 75 160 183 165 120 118 60 5
No Nama Umur DNI DNK DN
Maks Metode Brouha k t P1 P2 P3 1 Yoyon 45 80 118 175 100 92 70 60 5 2 Supriyadi 46 78 112 174 90 80 70 60 5 3 Arif 44 84 134 176 100 90 84 60 5 4 Landong 40 72 106 180 86 80 74 60 5
No Nama DNK YMenit) Y (Jam) Kategori
1 Yoyon 118 5,669 340,19 Berat
2 Supriyadi 112 5,156 309,36 Sedang
3 Arif 134 7,205 432,32 Berat
4 Landong 106 4,676 280,60 Sedang
Rata-rata 340,61 Sedang
No Nama DNK Y(Menit) Y (Jam) Kategori
1 Anwar 140 7,843 470,58 Berat
2 Daud 165 10,867 652,02 Berat
3 Musangit 156 9,711 582,66 Berat
4 Dedi 160 10,215 612,90 Berat
b. Metode Penilaian Secara Tidak Langsung Perhitungan Nilai % CVL
CardiovasculairLoad (%CVL) akan sangat dipengaruhi oleh denyut nadi disaat sebelum bekerja, bekerja, dan istirahat. CardiovasculairLoad (%CVL) dapatdihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% CVL
= 100 x (Denyut nadi kerja − Denyut nadi istirahat) Denyut nadi maksimum − Denyut nadi istirahat
Dimana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
< 30% = Tidak terjadi kelelahan 30-<60% = Diperlukan perbaikan 60-<80 = Kerjadalam waktu singkat 80-<100% = Diperlukan tindakan segera >100% = Tidakdiperbolehkan beraktivitas
Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan % CVL untuk karyawan Shift I Anwar Idrus.
DNK = 140
DNI = 92
DN max = 172 % CVL
= 100 x Denyut nadi kerja − Denyut nadi istirahat Denyut nadi maksimum − Denyut nadi istirahat
=100 x (140 −92)
(172 −92) = 52,17
Dari % CVL yang diperoleh maka diperoleh klasifikasi beban kerjauntuk karyawan Anwar Idrus yaitu diperlukan perbaikan.Hasil perhitungan %CVL dan klasifikasi beban kerja pada aktivitas kegiatan proses sortasi untuk masing-masing karyawan dapat dilihat padaTabel 5 dan 6
Tabel 5 Perhitungan % CVL Aktivitas Sortasi Shift I
Tabel 6 Perhitungan % CVL Aktivitas Sortasi Shift II
3.5 Perhitungan Brouha
Hasil penilaian aktivitas sortasi seluruh karyawan sortasi stasiun loading ramp dengan metode Brouha dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8 berikut.
No Nama DNI DNK DN Max % CVL Keterangan 1 Anwar 92 140 172 52,17 Diperlukan perbaikan 2 Daud 85 165 172 91,95 Diperlukan tindakan segera 3 Musangit 74 156 176 80,39 Diperlukan tindakan segera 4 Dedi 75 160 183 78,70 Kerja dalam waktu singkat No Nama DNK Y(Menit) Y (Jam) Kategori 1 Anwar 140 7,843 470,58 Berat 2 Daud 165 10,867 652,02 Berat 3 Musangit 156 9,711 582,66 Berat 4 Dedi 160 10,215 612,90 Berat Rata-rata 576,54 Berat
Tabel 7 Hasil Penilaian dengan Metode Brouha pada Aktivitas Sortasi Shift I
No Nama P1 P2 P3 P1- P3 Keterangan 1 Anwar Idrus 124 112 108 16 Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
2 Daud 165 134 122 43
Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan. 3 Musan git 124 108 102 22 Nadipemulihannor mal, beban kerjaberlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
4 Dedi 150 120 118 32
Nadipemulihannor mal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
Tabel 8 Hasil Penilaian dengan Metode Brouha pada Aktivitas Sortasi Shift I
No Nama P1 P2 P3 P1 - P3 Keterangan 1 Anwar Idrus 124 112 108 16 Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
2 Daud 165 134 122 43
Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
3 Musan
git 124 108 102 22
Nadipemulihannorma l, beban
kerjaberlebihan, dan tidak perlu ada perbaikan.
4 Dedi 150 120 118 32
3.6 Pengukuran Beban Kerja Psikologis
Penentuan beban kerja psikologis dengan menggunakan metode NASA-TLX didapatkan dengan menghitung rata-rata WWL (Weighted Workload). Nilai WWL didapatkan dengan mengalikan rating dan bobot pada kuesioner NASA – TLX yang telah diisi oleh masing-masing karyawan.
Berikut merupakan contoh pengukuran WWL (Weighted Workload) dengan metode NASA TLX terhadap karyawan sortasi Anwar Idrus.
Contoh Perhitungan : Mental Demand(MD) Nilai = Rating x Bobot = 80 x 3 = 240 rata − rata WWL =WWL 15 = 1.260 15 = 84,00 Tabel 9 Perhitungan Weighted Workload(WWL)
No Kategori Rating Bobot Nilai
1 Mental Demand (MD) 80 3 240 2 Physical Demand (PD) 80 2 160 3 Temporal Demand (TD) 85 3 255 4 Performance (OP) 90 5 450 5 Effort (EF) 75 1 75 6 Frustation Level (FR) 80 1 80 WWL 1.260 Rata – rata WWL 84,00 No Nama DNI DNK DN Max % CVL Keterangan 1 Yoyon 80 118 175 40 Diperlukan perbaikan 2 Supriyadi 78 112 174 35,41 Diperlukan perbaikan 3 Arif 84 134 176 54,34 Diperlukan perbaikan 4 Landong 72 106 180 33,33 Diperlukan perbaikan
Tabel 10 Kategori Beban Kerja Karyawan Stasiun Loading Ramp No Range Jumlah Karyawan Beban Kerja 1 < 50 - Ringan 2 50 – 80 2 Sedang 3 > 80 6 Berat 3.5 Analisis
3.5.1 Analisis Beban Kerja Fisiologis a. Analisis Metode Langsung
Penilaian secara langsung dilakukan dengan menghitung besarnya energi yang dikonsumsioleh seorang karyawan berdasarkan denyut nadi kerja karyawan tersebut. Perhitungan besarnya konsumsi energi dan kategori beban kerja dari semua karyawan stasiun loading ramp pada aktivitas Sortasi TBS dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4
Rata-rata konsumsi energi untuk karyawan pada kegiatan Sortasi TBS ini adalah 9,659Kkal/menit atau 576,54Kkal/jam pada shift I dan 5,676 Kkal/menit atau 340,61 Kkal/jam pada shift II. Hal ini akan menggambarkan bahwa beban kerja untuk aktivitas sortasi termasuk dalam kategori beban kerja yang berat. Artinya, untuk melakukan aktivitas sortasi TBS ini, jumlah energi yang dibutuhkan cukup besar. b. Analisis Metode Tidak Langsung
Metode penilaian secara tidak langsung dapat dihitung dengan duacara yaitu berdasarkan perhitungan CardiovasculairLoad (% CVL) dan metode Brouha yaitu estimasi dengan menggunakan denyut nadi pemulihan.
1. CardiovasculairLoad (%CVL)
Dari hasil pengolahan data pada Tabel 5 dan 6 dapat dilihat dari 8 orang karyawan stasiun loading ramp yang melakukan kegiatan proses sortasi terdapat tidak semua karyawan bagian sortasi dengan kriteria memerlukan tindakan segera. Kriteria kelelahan aktivitas proses sortasi ini dipengaruhi oleh besar denyut nadi sebelum melakukan pekerjaan, denyut nadi saat melakukan pekerjaan, dan denyut nadi maksimum karyawan. Selain itu juga dipengaruhi dari intensitas dan frekuensi dari pekerjaan itu.Secara umum berdasarkan metode perhitungan % CVL, para karyawan memerlukan perbaikan dalam sistem kerja. Hal ini menandakan bahwa karyawan mengalami kerja berat dan butuh perbaikan kerja.
2. Metode Brouha
Metode Brouha dilakukan dengan mengestimasi cardiovasculairstrain dengan menggunakan denyut nadi pemulihan. Dari penilaian dengan metode Brouha pada kegiatan proses sortasi yang terdapat pada Tabel 7 dan 8 dapat dilihat 4 orang karyawan dengan beban kerja berlebihan, nadi kerja termasuk normal, dan tidak perlu ada perbaikan pada shift I. Serta 4 orang karyawan dengan beban kerja tidak berlebihan, nadi pemulihan normal, dan tidak perlu ada perbaikan pada shift II, menunjukkan sebagian karyawan merasa bahwa beban kerja yang diterima oleh karyawan sesuai atau seimbang dengan kemampuan fisiknya.
3.5.2 Analisis Beban Kerja Psikologis
Hasil kuesioner beban kerja dengan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index) menunjukkan bahwa faktor Mental Demand (MD) yang dominan mempengaruhi beban kerja karyawan stasiun loading ramp, dimana berkaitan dengan usaha mental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas sortasi. Dari hasil pengolahan data menggunakan metode NASA-TLX pada Tabel 10 dapat dilihat dari 6 orang karyawan sortasi dengan beban kerja berat dan 2 orang beban keja sedang. Dapat disimpulkan bahwa karyawan bagian sortasi merasa beban kerja mental (psikologis) pada aktivitas sortasi cukup tinggi. Hal tersebut merupakan pemicu stress dan kelelahan yang terjadi pada karyawan sortasi.
3.6 Evaluasi
3.6.1 Penentuan Waktu Istirahat
Setelah data diperoleh, dapat dilakukan perhitungan waktu istirahat pada aktivitas proses sortasi. Jika denyut nadi selama istirahat, kerja, dan pemulihan, maka waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Penentuan waktu istirahat dipengaruhi oleh rata-rata konsumsi energi selama bekerja (K), dimana:
K = Et - Ei
Et = 1.80411 – 0.0229038 (DNK) + 4.71711.10-4 (DNK) 2
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (DNI) + 4.71711.10-4 (DNI) 2
Penentuan waktu istirahat dapat dilakukan dengan rumus: Rt = 0 ; untuk K<S
2
)
(
)
(
100
).
1
(
Rt
K
BM
S
K
T
s
k
; S < K ≤ 2S1.5)
-(K
S)
-(K
T
Rt
; K≥2S Dimana:Rt = Waktu istirahat yang diperlukan (menit) T = Total waktu yang dipergunakan untuk kerja K = Rata-rata energi yang dikonsumsikan untuk kerja (Kkal/menit)
S =Standar beban kerja normal yang diaplikasikan (Kkal/menit),biasanya 4 Kkal untuk wanita dan 5 kkal/menit untuk pria. Rekapitulasi hasil penentuan waktu istirahat karyawan pada aktivitas sortasi dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12 sebagai berikut.
Tabel 11 Penentuan Waktu Istirahat Setiap Karyawan Bagian Sortasi Shift I
Tabel 12 Penentuan Waktu Istirahat Setiap Karyawan Bagian Sortasi Shift II
5. KESIMPULAN
1. Beban kerja karyawan stasiun loading ramp pada aktivitas sortasi berbeda-beda untuk setiap karyawan, dan konsumsi energi yang tertinggi pada aktivitas sortasi dialami pada waktu kerja
shift I yaitu karyawan Daud sebesar 652,02 kkal/jam dan masuk ke dalam kategori beban kerja yang berat. Perusahaan perlu melakukan perbaikan shift kerja, sistem rotasi kerja agar karyawan tersebut tidak mengalami beban kerja yang terlalu tinggi.
2. Dalam perhitungan % CVL pada aktivitas sortasi terdapat karyawan yang memiliki % CVL terbesar dialami pada waktu kerja shift I yaitu karyawan Daud dengan % CVL sebesar 91,95 % dan masuk ke dalam kategori kerja diperlukan tindakan segera. Perusahaan perlu melakukan perbaikan shift kerja, sistem rotasi kerja agar karyawan tersebut tidak mengalami beban kerja yang terlalu tinggi.
3. Pada perhitungan menggunakan metode Brouha aktivitas sortasi sebagian besar karyawan memiliki nadi pemulihan normal, beban kerja berat dan tidak diperlukan perbaikan waktu kerja. DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Grandjean. 1988. Fitting The Task to The Man,4 thedt.London: Taylor & Francis.
2 E. Nurmianto. 1996. Ergonomi, Konsep dasar dan Aplikasinya.Surabaya: PT. Guna Widya. [3] S.W. Utami. 2012. Pengukuran Beban kerja
Fisiologis dan Psikologis operator pada Produk Cup PT. Indomex Dwijaya Lestari. Padang : FT. Univ. Andalas
[4] S.H. Tarwaka, A. Bakri dan L. Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA press.
[5] F. Rauf. 2012. Analisis beban mental menggunakan metode NASA-TLX di departemen teknik mesin Bandung.Bandung: Unikom Indonesia. No Nama DNK Et (Kkal/ menit) Ei (Kkal/ menit) K (Kkal/ menit) Rt akhir (menit) 1 Anwar Idrus 140 7,843 3,690 4,154 0 2 Daud 165 10,867 3,265 7,602 39,246 3 Musangit 156 9,711 2,692 7,018 31,563 4 Dedi 160 10,215 2,740 7,476 37,620 No Nama DNK Et (Kkal/ menit) Ei (Kkal/ menit) K (Kkal/ menit) Rt akhir (menit) 1 Yoyon 118 5,669 3,162 2,507 0 2 Supriyadi 112 5,156 2,912 2,244 0 3 Arif 134 7,205 3,467 3,738 0 4 Landong 108 4,676 2,452 2,224 0