21
Analisa Persepsi Siswa/i SMK terkait Penerapan IPA (Fisika)
dalam Bidang Kemaritiman
Lusiani1
1Akademi Maritim Nusantara Cilacap, Cilacap
anilusi0287@gmail.com
Diterima 30 September 2020, direvisi 01 Oktober 2020, diterbitkan 15 Oktober 2020
Abstrak
Tujuan yang akan dicapai dalam kajian ini yaitu menganalisis persepsi pada siswi SMK terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan Teknologi. Metode dalam penelitian ini berupa gabungan antara survei dan kajian literatur. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMK Bina Bhakti Cilacap. Hasil belajar pada ranah afektif diperoleh dengan menggunakan angket studi kemaritiman. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan angket studi kemaritiman dalam ranah afektif. Secara garis besar diperoleh data tingkat persepsi terkait penerapan IPA Fisika dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi yaitu sebesar 91% dari total keseluruhan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa hampir sebagian siswa memiliki persepsi positif terkait penerapan IPA Fisika dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi. Analisis yang digunakan yaitu Descriptive Statistics Frequencies. Perbandingan deviasi standard. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa standar deviasi empiric (s=1.982) lebih rendah daripada standar deviasi hipotetik (σ=5). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswi SMK terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi memiliki variasi yang rendah. Dengan kata lain persepsi subjek antara satu dengan lainnya memiliki kemiripan atau seragam. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa SMK terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang Kemaritiman, Kedokteran, dan Teknologi memiliki kemiripan atau seragam. Hal ini berarti siswa SMK secara umum memiliki persepsi yang sama terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang Kemaritiman, Kedokteran, dan Teknologi.
Kata kunci : IPA (fisika), Kemaritiman, Persepsi
Abstract
The objective to be achieved in this study is to analyze the perceptions of vocational high school students regarding the application of science (physics) in the fields of maritime, medicine, and technology. The method in this research is a combination of survey and literature review. In this study the authors took the location at SMK Bina Bhakti Cilacap. Learning outcomes in the affective domain were obtained using a maritime study questionnaire. The instrument used was a maritime study questionnaire in the affective domain. Broadly speaking, data on the level of perception related to the application of Physics Science in the fields of maritime, medicine, and technology is obtained, which is 91% of the total. So it can be stated that almost some students have positive perceptions regarding the application of Physics Science in the fields of maritime, medicine, and technology. The analysis used is Descriptive Statistics Frequencies. Standard deviation comparison. The comparison results show that the empiric standard deviation (s = 1.982) is lower than the hypothetical standard deviation (σ = 5). This shows that the perception of vocational high school students regarding the application of science (physics) in the fields of maritime, medicine, and technology has a low variation. In other words, the perceptions of the subjects with one another are similar or uniform. Based on the analysis and discussion that has been carried out, it can be concluded that the perceptions of SMK students regarding the application of Science (physics) in the fields of Maritime, Medicine and Technology are similar or uniform. This means that vocational students generally have the same perception regarding the application of Science (physics) in the fields of Maritime, Medicine, and Technology.
22
Pendahuluan
Menurut [4] (2013) dalam Aini (2012) kemandirian belajar diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Kemandirian belajar dapat terlihat pada kebiasaan-kebiasaan belajar mahasiswa sehari-hari seperti cara mahasiswa merencanakan dan melakukan belajar. Kemandirian belajar yang tinggi dari mahasiswa sangat diperlukan dalam peningkatan penguasaan konsep tertentu karena akan berpengaruh terhadap terciptanya semangat diri untuk belajar. Persepsi saintis mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari sains. Sebagai solusinya agar persepsi tentang saintis dan sikap ilmiah siswa dapat berubah menjadi positif guru harus mampu membangkitkan minat siswa untuk mempelajari sains dan menciptakan situasi pembelajaran yang menarik juga menyenangkan. [4]. Pareek (1996) dalam [1] (2016) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberi reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Persepsi terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan mengorganisasi serta menginterpretasikannya sehingga timbul persepsi.
Menurut Saptorini (1989) dalam [5] (2008), persepsi adalah suatu proses mental yang rumit dan melibatkan berbagai kegiatan untuk menggolongkan stimulus yang masuk sehingga menghasilkan tanggapan untuk memahami stimulus tersebut. persepsi dapat terbentuk setelah melalui berbagai kegiatan, yakni proses fisik (penginderaan), fisiologis (pengiriman hasil penginderaan ke otak melalui saraf sensoris) dan psikologis (ingatan, perhatian, pemrosesan informasi di otak).
Berdasarkan beberapa studi literatur tersebut, dan telah dilakukan studi awal pada siswa SMA terkait penguasaan konsep termodinamika terhadap keterkaitannya dengan meteorologi maritim, maka penulis tertarik untuk menganalisis persepsi siswa SMK terkait Penerapan IPA (Fisika) dalam bidang Kemaritiman, Kedokteran, Teknologi. Penulis tertarik karena analisis persepsi siswa saat mempelajari IPA (fisika) di jenjang Menengah
Kejuruan dapat memberikan gambaran dalam penerapan IPA (fisika) dalam kaitannya dengan beberapa bidang yaitu kemaritiman, kedokteran dan teknologi, sehingga diharapkan adanya keberlanjutan pola pikir serta aplikasi yang lebih tinggi pada jenjang selanjutnya.
Materi dan Metode
Menurut Robins (1996) dalam [5] (2008), Beberapa hal yang mempengaruhi persepsi: 1. pelaku persepsi, bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik karakteristik pribadi dari pelaku persepsi, antara lain sikap, motif/kebutuhan individu, suasana hati, pengalaman masa lalu, prestasi belajar sebelumnya dan pengharapan; 2. target yang akan diamati, karakteristiknya dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan; 3. Situasi, yaitu unsur-unsur dalam lingkungan sekitar dapat mempengaruhi persepsi.
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientiayang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata scienceyang berarti “pengetahuan”. Sciencekemudian berkembang menjadi social scienceyang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan natural Science dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagaisekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang menlibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. [2]
23 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pembelajaran IPA bukan hanya hafalan, pemahaman konsep, maupun fakta-fakta yang terjadi pada alam, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Tujuan utama dari pembelajaran IPA adalah menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara merangsang siswa agar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran IPA. Pada proses pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif bukan konvensional, karena dalam proses pembelajaran konvensional hanya satu pihak yang berperan aktif yaitu guru. Siswa pada umumnya pasif dalam menerima materi pelajaran sehingga menyebabkan siswa mengalami kejenuhan dan kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. [3]
Metode dalam penelitian ini berupa gabungan antara survei dan kajian literatur. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMK Bina Bhakti Cilacap. Pengambilan sampel di lingkup Sekolah Menengah Kejuruan dikarenakan materi IPA (fisika) terdapat dalam kurikulum SMK. Dalam studi penelitian ini, data yang digunakan adalah data hasil belajar ranah afektif siswa. Hasil belajar pada ranah afektif diperoleh dengan menggunakan angket studi kemaritiman. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan angket studi kemaritiman dalam ranah afektif.
Hasil dan Pembahasan
Secara garis besar diperoleh data tingkat persepsi terkait penerapan IPA Fisika dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi yaitu sebesar 91% dari total keseluruhan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa hampir sebagian siswa memiliki persepsi positif terkait penerapan IPA Fisika dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif sehingga dapat dianalisis menggunakan software SPSS. SPSS (Statistical Product and Service Solution) yang digunakan yaitu versi 16.0. Analisis yang digunakan yaitu Descriptive Statistics Frequencies.
Statistics responden totalskor N Valid 38 38 Missing 0 0 Mean 19.50 18.26 Std. Deviation 11.113 1.982 responden Freque ncy Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 1 2.6 2.6 2.6 2 1 2.6 2.6 5.3 3 1 2.6 2.6 7.9 4 1 2.6 2.6 10.5 5 1 2.6 2.6 13.2 6 1 2.6 2.6 15.8 7 1 2.6 2.6 18.4 8 1 2.6 2.6 21.1 9 1 2.6 2.6 23.7 10 1 2.6 2.6 26.3 11 1 2.6 2.6 28.9 12 1 2.6 2.6 31.6 13 1 2.6 2.6 34.2 14 1 2.6 2.6 36.8 15 1 2.6 2.6 39.5 16 1 2.6 2.6 42.1 17 1 2.6 2.6 44.7 18 1 2.6 2.6 47.4 19 1 2.6 2.6 50.0 20 1 2.6 2.6 52.6 21 1 2.6 2.6 55.3 22 1 2.6 2.6 57.9 23 1 2.6 2.6 60.5
24 24 1 2.6 2.6 63.2 25 1 2.6 2.6 65.8 26 1 2.6 2.6 68.4 27 1 2.6 2.6 71.1 28 1 2.6 2.6 73.7 29 1 2.6 2.6 76.3 30 1 2.6 2.6 78.9 31 1 2.6 2.6 81.6 32 1 2.6 2.6 84.2 33 1 2.6 2.6 86.8 34 1 2.6 2.6 89.5 35 1 2.6 2.6 92.1 36 1 2.6 2.6 94.7 37 1 2.6 2.6 97.4 38 1 2.6 2.6 100.0 Tot al 38 100.0 100.0 totalskor
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 15 1 2.6 2.6 2.6 16 14 36.8 36.8 39.5 17 1 2.6 2.6 42.1 19 2 5.3 5.3 47.4 20 20 52.6 52.6 100.0 Total 38 100.0 100.0
Perbandingan deviasi standard. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa standar deviasi empiric (s=1.982) lebih rendah daripada standar deviasi hipotetik (σ=5). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswi SMK terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang kemaritiman, kedokteran, dan teknologi memiliki variasi yang rendah. Dengan kata lain persepsi subjek antara satu dengan lainnya memiliki kemiripan atau seragam.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa SMK terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang Kemaritiman, Kedokteran, dan Teknologi memiliki kemiripan atau seragam. Hal ini berarti siswa SMK secara umum memiliki persepsi yang sama terkait penerapan IPA (fisika) dalam bidang Kemaritiman, Kedokteran, dan Teknologi.
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih atas Akademi Maritim Nusantara atas dukungan finansialnya pada penelitian ini dan SMK Bina Bhakti atas kesediaannya sebagai obyek penelitian ini. atau dukungannya Penulis juga berterima kasih kepada beberapa guru di SMK Bina Bhakti atas dikusinya yang bermanfaat.
Daftar Pustaka
[1] Evi, dkk. 2016. Hubungan Persepsi Siswa tentang Proses Pembelajaran dengan Hasil Belajar Geografi di Homeschooling Sekolah Dolan Kota Malang. Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 4, Bln April, Thn 2016, Hal 662—667.
[2] Fatimah. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Inkuiri di Kelas II SDN 15 Segedong. Artikel Penelitian. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
[3] Kurniasih, Devi. 2018. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Increase Interest and Science Learning Outcomes trought of cooperative learning model thin pair share). NATURAL: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Volume 5 No 1 bulan Maret 2018. p-ISSN. 2355-0813e-ISSN. 2579-4078.
25 [4] Lidya Fransiska, dkk. Pengaruh Persepsi
Siswa tentang Saintis dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unila : Lampung. [5] Mardijono. 2008. Persepsi dan Partisipasi
Nelayan Terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kota Batam. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.