• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA USTADZ DALAM MENGAJARKAN RUKUN IMAN KEPADA MALAIKAT BAGI KELAS I KMI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA USTADZ DALAM MENGAJARKAN RUKUN IMAN KEPADA MALAIKAT BAGI KELAS I KMI PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA USTADZ DALAM MENGAJARKAN RUKUN IMAN

KEPADA MALAIKAT BAGI KELAS I KMI PONDOK

PESANTREN TA’MIRUL ISLAM TAHUN PELAJARAN

2014/2015

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Ridho Faridh Anshori NIM: G000100173 NIRM: 10/X/02.2.1/6486

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

(2)
(3)

ABSTRAK

Rukun Iman yang kedua dalam Islam ialah iman kepada Malaikat. Baik al-Qur‟an, as-Sunah, maupun ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin telah menunjukkan wajibnya beriman kepada para Malaikat. Mengingkari keberadaan para Malaikat sama artinya dengan mengingkari Allah SWT. Para Malaikat berada di alam ghaib yang tidak bersifat materi, tetapi sebagai tabiatnya dia dapat menjelma ke alam materi. Pengetahuan tentang Malaikat hanya berdasarkan al-Qur‟an dan keterangan-keterangan Nabi SAW. Pada umumnya yang kita ketahui adalah Malaikat diciptakan Allah dari nur atau cahaya.

Upaya Ustadz agama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya rukun iman dalam bab Malaikat sering kali tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan karena materi yang diajarkan adalah suatu hal yang abstrak atau ghaib, sehingga pemahaman terhadap materi tentang iman terhadap mailaikat tidak dapat diukur dengan perangkat pembelajaran tertentu.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya dan kendala Ustadz aqidah dalam mengajarkan rukun iman kepada Malaikat bagi santri kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa teknik analisis deskriptif kualitatif dengan metode induktif yang berangkat dari fakta-fakta lapangan kemudian ditarik kesimpulan kedalam data yang bersifat umum .

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa upaya Ustadz dalam mengajarkan rukun iman kepada Malaikat bagi siswa kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi yang sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kendala bagi para santri tentang materi rukun iman kepada malaikat yaitu para santri masih belum sepenuhnya lancar melafalkan dalil-dalil naqliy tentang Malaikat.

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rukun Iman yang kedua dalam Islam ialah iman kepada Malaikat. Baik al-Qur‟an, as-Sunah, maupun ijma‟ (kesepakatan) kaum muslimin telah menunjukkan wajibnya beriman kepada para Malaikat. Mengingkari keberadaan para Malaikat sama artinya dengan mengingkari Allah SWT. Para Malaikat berada di alam ghaib yang tidak bersifat materi, tetapi sebagai tabiatnya dia dapat menjelma ke alam materi. Pengetahuan tentang Malaikat hanya berdasarkan al-Qur‟an dan keterangan-keterangan Nabi Saw. Pada umumnya yang kita ketahui adalah Malaikat diciptakan Allah dari nur (cahaya). Sebagaimana ditegaskan dalam Shahiih Muslim. Diriwayatkan dari „Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

َقِلُخَو ٍروًُ ْيِه ُةَكِئ َلََوْلا ْتَقِلُخ

ٍراًَ ْيِه ٍجِراَه ْيِه ُّىاَجْلا

نُكَل َفِصُو اَّوِه ُمَدآ َقِلُخَو

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada mu semua.” (H.R. Muslim, Ahmad,

Tirmidzi dan Ibnu Majah).1

Upaya Guru agama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya rukun iman dalam bab Malaikat sering kali tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan karena materi yang diajarkan adalah suatu hal yang abstrak atau ghaib, sehingga pemahaman terhadap materi tentang iman terhadap malaikat tidak dapat diukur dengan perangkat pembelajaran tertentu.

Berdasarkan observasi tentang pembelajaran tentang rukun iman terhadap Malaikat di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ditemukan bahwa pembelajaran rukun iman terhadap Malaikat masih didapatinya para siswa yang tidak menaruh perhatian terhadap hal-hal seputar beriman kepada Malaikat-Malaikat

1

Shahiih Muslim (IV/2294), Kitab “az-Zud wa ar-Raqaa-iq”

(5)

tersebut karena keabstrakan objek pembelajaran. Di samping itu, proses pembelajaran menggunakan pola interaksi satu arah sehingga pembelajaran terasa sangat membosankan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan informasi lebih tentang “Upaya Ustadz Mengajarkan Rukun Iman kepada Malaikat di KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Tahun Pelajaran 2014/2015.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya ustadz mengajarkan rukun iman kepada Malaikat bagi santri kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam?

Apa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran rukun iman kepada Malaikat bagi santri kelas

I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam?

LANDASAN TEORI C. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan masalah sejenis sehingga dapat diketahui secara jelas posisi dan kontribusi penelitian, selain itu juga untuk buku yang diterbitkan.

1. Ita Rosita (STAIN Ponorogo, 2009) dalam skripsinya

Relevansi nilai-nilai

pendidikan yang terkandung dalam iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT dalam menghadapi era globalisasi

menyimpulkan bahwa posisi nilai edukatif beriman kepada malaikat Allah SWT menurut „Abd al-Rahman al-Nahlawi

(6)

dalam nilai pendidikan secara umum adalah termasuk dalam nilai agama (keimanan kepada malaikat sebagai bentuk pengakuan ilahiyyah), nilai agama (berupa kontrol diri dari perilaku negatif/muqorobah), dan nilai sosial (berupa loyal dan tanggung jawab). Relevansi nilai edukatif beriman kepada malaikat Allah SWT. menurut „Abd al-Rahman al-Nahlawi dalam menghadapi era globalisasi bahwa nilai-nilai tersebut dapat dijadikan bekal dalam menghadapi arus globalisasi, terutama dampak negatifnya, dan sebagai dasar dalam proses pembentukan pribadi yang sholeh dan berdaya saing. Karena nilai-nilai in berperan sebagai motivator sekaligus

pengontrol diri dalam kehidupan sehari-hari.

2. Irfan Abdurrahmat (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

dalam skripsinya

Penggambaran malaikat dalam Al-Quran yang mengatakan

ada tiga hal yang penulis bandingkan mengenai penggambaran malaikat dalam Al-Quran antara lain hakikat malaikat, tugas malaikat, dan sifat malaikat yang perlu digaris bawahi sebagai kesimpulan hakikat malaikat menurut penafsiran ibnu katsir: Malaikat adalah hamba allah yang sangat dimuliakan di sisiNya yang menempati kedudukan yang tinggi serta memiliki tingkat kemuliaan yang luhur. Hakikat malaikat menurut penafsiran hamka:

(7)

Malaikat adalah hamba-hamba allah yang bertambah tinggi perhambaanya, bertambah pula kemuliaannya, dan selalu setia melaksanakan perintah. Kemuliaan ini dilihat dari penugasan malaikat oleh Allah sebagai duta-duta istimewa dalam memelihara dan mengatur wahyu.

Khoiru Nasikhin (IAIN Walisongo Semarang, 2008) dalam skripsinya Malaikat dalam

perspektif Al-Quran mengatakan

bahwa dunia para malaikat adalah dunia dimana mereka berbaris bershaf-saf sebagai tradisinya dan menanti datangnya perintah dari Sang Khaliq sebagai penciptanya. Malaikat tidak akan mengurangi tidak pula menambahi dengan apa yang diperintahkanNya. Esensi malaikat adalah nur begitu menurut Thabathaba‟i meskipun mereka tetap menjadi satu ciptaan yang memiliki fungsi dan tugas sebagai perantara Allah dalam hal takwiniyah. Fungsi tersebut pada

hakikatnya yang memunculkan alam semesta karena menurut Thabathaba‟i bahwa proses itulah yang menjadi satu proses yang mengakibatkan kepada proses berikutnya yaitu tertatanya manusia yang berkeadaban dan hidup dalam bayang-bayang hukum Tuhan (syariat). Hanya Allah yang tahu bagimana mereka berbentuk dan orang-orang yang memiliki ilmu hikmah. Mereka satu makhluk yang wajib diimani meskipun hal tersebut bertentangan dengan akal, karena mereka bukan termasuk hal-hal yang masuk dalam wilayah akal, tetapi mereka masuk dalam wilayah hati, untuk menjadi satu keimanan yang utuh.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field

Research) dengan pendekatan

kualitatif. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

(8)

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penilitian.2

Peneliti menggunakan metode penulisan kualitatif karena menginginkan informasi lebih mendalam tentang upaya dan kendala Ustadz aqidah kelas I KMI dalam mengajarkan rukun iman kepada Malaikat di KMI Pon-Pes Ta‟mirul Islam.

B. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam. Subjek penelitian dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ustadz Aqidah dan seluruh kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam. Sedangkan objek penelitian ini adalah upaya dan kendala ustadz dalam mengajarkan rukun iman bidang Malaikat di KMI Pon-Pes Ta‟mirul Islam.

2 Moleong, Metodologi Pendidikan

Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.4.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan yang telah penulis paparkan pada bab IV, maka pada bab V ini akan dilakukan analisis data. Adapun data-data yang dianalisis adalah tentang upaya guru dalam mengajarkan rukun iman kepada malaikat bagi siswa kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam. Selanjutnya penulis akan menganalisis dengan menggunakan teori-teori yang telah dibahas pada bab II. Analisis data ini didasarkan pada data-data bab IV sebagai hasil dari penelitian yang merupakan bukti, fakta, dan kenyataan yang ditemukan di KMI

(9)

Pondok Pesantren ta‟mirul Islam.

Upaya adalah usaha maksudnya adalah suatu usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. Upaya ustadz dalam mengajarkan rukun iman kepada malaikat bagi siswa kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Setelah mempelajari data pada bab IV tentang upaya ustadz dalam mengajarkan rukun iman kepada malaikat bagi santri kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul

Islam, penulis

mendeskripsikan bahwa upaya Ustadz dalam

mengajarkan pelajaran aqidah bab rukun iman kepada malaikat sesuai dengan kurikulum yang ada. Hal itu terbukti dari hasil wawancara terhadap guru aqidah kelas I KMI bahwa penggunaan metode dalam mengajarkan rukun iman

kepada malaikat

menggunakan metode diskusi, ceramah, dan interaksi yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang setara.

Dengan demikian apabila dicermati lebih seksama data yang penulis peroleh, hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pada bab II.

(10)

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Upaya ustadz dalam mengajarkan rukun iman kepada malaikat bagi siswa kelas I KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Sebelum dimulainya pembelajaran ustadz menciptakan suasana yang kondusif dengan cara mengajak para santri untuk berdoa bersama-sama dan dilanjutkan dengan pre test atau mengingat kembali materi yang sudah disampaikan yang bertujuan agar santri tidak melupakan materi yang sudah diajarkan.

Pada proses pembelajaran aqidah bab rukun iman kepada malaikat ustadz menyampaikan materi dengan menggunakan metode cerita dan metode situasional. Sedangkan evaluasi yang dilakukan ustadz berupa latihan didalam kelas dan diluar kelas.

2. Kendala bagi para santri tentang materi rukun iman kepada malaikat yaitu para santri masih belum sepenuhnya lancar melafalkan dalil-dalil naqliy tentang Malaikat. Karena para santri kelas I KMI masih baru dalam memahami dan membaca ayat-ayat dan hadits. Mereka banyak yang dari sekolah dasar negeri, sehingga membaca huruf arab belum lancar dan masih terpengaruh dari budaya dan lingkungan dari luar yang masih

(11)

melekat didalam diri para santri. Pelafalan dalil-dalil tentang malaikat tidak ditemukan media pembelajaran yang tepat untuk menggambarkan hal yang ghaib. Karena malaikat adalah makhluk ghaib yang tidak kasat mata, sehingga menjadikan tingkat keimanan tidak bisa diukur karena materi yang disampaikan bersifat mendasar.

DAFTAR PUSTAKA 1. Abdurrahmat, Irfan. 2011.

Penggambaran malaikat dalam Al-Quran Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

2. Danim, Suwardan.2010.

Profesionalitas dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

3. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi

Research I. Yogyakarta: Andi Ofseet.

4. http://racanaunwahas.blogspot.com /2014/02/pengertian-rukun-iman-dan-dalilnya.html 5. http://wajahpengetahuan.blogspot. com/2013/10/teori-belajar-dan-teori-mengajar.html 6. Margono, S. 2010. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT

Rhineka Cipta.

7. Margono. 2007. Metologi

Penelitian Pendidikan Komponen.

Jakarta: Rineka Cipta. 8. Moleong. 2007. Metodologi

Pendidikan Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

9. Nasikhin, Khoirun. 2008. Malaikat

dalam perspektif Al-Quran.

Semarang: IAIN Walisongo.

10. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

3. Rosita, Ita. 2009. Relevansi

nilai-nilai pendidikan yang

terkandung dalam iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT dalam menghadapi era globalisasi. STAIN: Ponorogo.

4. Sabiq, Sayid. 1999. Aqidah

Islam. Bandung: Diponegoro.

5. Shahiih Muslim (IV/2294), Kitab “az-Zud wa ar-Raqaa-iq” 6. Sugiyono. 2010. Metode

Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung:

Alfabeta.

7. Sukmadinata.2010. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

8. Wahhab al ‘qil Muhammad bin

‘Abdul. 2010. Menyelisik Alam

Referensi

Dokumen terkait

Akta Perusahaan berikut perubahannya (apabila pernah mengalami perubahan) 2.. Bukti Ijazah, SKA dan SKT sesuai yang dipersyaratkan

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE Kota Medan; 2.. Berkas asli Dokumen Kualifikasi dan fotokopinya sebanyak 1

Pada pertemuan ketiga di kelompok A dengan tema lingkunganku dan subtema keluarga sakinah, guru menganalisis hasil yang didapatkan adalah untuk Nilai Agama

- Guru mengatur waktu dalam memberi penjelasan, member kesempatan untuk mengisi lembar kerja, dan mempresentasikan kemampuan mendeskripsikan hasil

SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh enttas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan

bahwa dalam rangka kegiatan penilaian warisan budaya dan cagar budaya di Kabupaten Bantul sebagai pelestarian budaya milik Kabupaten Bantul serta sebagai pelaksanaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh dari pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan di RSU Wahidin Sudiro Husodo mengalami harga diri rendah, hal ini

Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden yaitu 57 responden (34,2%) menggunakan penanganan masase frirage untuk mengurangi nyeri sendi yang mereka alami sehingga