• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR 8 TAHUN 2000 SERI D NO. 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR 8 TAHUN 2000 SERI D NO. 7"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LE MB A RA N DA E RA H K A B UP A TEN B A TA N G NOMOR 8 TAHUN 2000 SERI D NO. 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2000

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memantapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Otonomi Desa dipandang perlu lebih mengutamakan prinsip-prinsip demokrasi yang mencerminkan peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi keanekaragaman masyarakat Desa;

b. bahwa Kepala Desa merupakan pemimpin Pemerintah Desa yang dipilih oleh penduduk Desa secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta demokratis, maka dipandang perlu adanya ketentuan tentang Tata Cara Pencalonan, Pemil ihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2757) ;

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negaia Nomor 3839) ;

(2)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3381) ;

4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden ;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalarm Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-undangan Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peratilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan ;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMIILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Batang ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang ; c. Bupati adalah Bupati Batang ;

(3)

e. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa di Wilayah Kabupaten Batang ; f. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan

oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa ;

g. Kepala Desa adalah Pemimpin Pemerintah Desa di Kabupaten Batang ; h. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Badan

Perwakilan Desa di Wilayah Kabupaten Batang yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pemgarahan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;

i. Panitia Desa adalah Panitia Pencalonan dan Pemilihan Kepala Desa; j. Tim Supervisi adalah Tim Pengawas di Tingkat Kecamatan dan Tim

Pemantau di Tingkat Kabupaten;

k. Bakal Calon Kepala Desa adalah warga masyarakat Desa setempat yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa, dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Panitia Tingkat Desa;

l. Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah Calon Kepala Desa yang telah lulus penyaringan dan ditetapkan oleh Panitia Tingkat Desa;

BAB II HAK PILIH Pasal 2

(1) Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat - syarat :

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang - undang Dasar 1945; c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan

yang mengkhianati Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, G 30 S/PICI dan/atau kegiatan-kegiatan organisasi terlarang lainnya; d. berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

dan/atau berpengetahuan sederajat;

e. berumur paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 56 tahun; f. sehat jasmani dan rohani;

g. nyata-nyata tidak terganggu jiwa atau ingatannya; h. berkelakuan baik, jujur dan adil;

i. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana;

j. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

k. mengenal Daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat dan bertempat tinggal tetap selama 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut;

(4)

l. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

m. memenuhi syarat - syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat setempat yang ditetapkan oleh panitia;

(2) Bagi Calon Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus memiliki Surat Keterangan Persetujuan dari Atasan atau Pejabat yang berwenang.

Pasal 3

Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang:

a. terdaftar sebagai penduduk Desa yang bersangkutan secara sah paling sedikit 6 (enam) bulan dengan tidak terputus - putus;

b. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin;

c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

d. telah terdaftar dalam daftar pemilih yang telah disahkan. BAB III BADAN - BADAN PENYELENGGARA

Pasal 4

Di tingkat Kabupaten, Bupati membentuk Tim Pemantau yang anggotanya terdiri dari :

a. Sekretaris Daerah sebagai Pembina;

b. Asisten I Sekretaris Daerah sebagai Penasehat;

c. Kepala Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah sebagai Ketua; d. Kepala Sub Bagian Perangkat dan Administrasi Desa sebagai Sekretaris e. Bagian Hukum Sekretariat Daerah sebagai anggota;

f. Kantor Sosial Politik sebagai anggota;

g. Kantor Pembangunan Masyarakat Desa sebagai anggota;

h. Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah sebagai anggota; i. Bagian Ketertiban sebagai anggota.

(5)

Pasal 5

Ditingkat Kecamatan, Bupati membentuk Tim Pengawas yang anggotanya terdiri dari :

a. Camat sebagai Ketua;

b. satu orang Pejabat dari Polsek sebagai anggota; c. satu orang Pejabat dari Koramil sebagai anggota;

Pasal 6

(1) Ditingkat Desa BPD membentuk Panitia Desa yang terdiri dari anggota BPD dan Perangkat Desa.

(2) Ketua Panitia merangkap anggota dijabat unsur Pimpinan BPD, Sekretaris Panitia merangkap anggota dijabat Sekretaris BPD atau Sekretaris Desa dan Anggota Panitia dijabat para Anggota BPD dan Perangkat Desa.

(3) Dalam hal Pimpinan BPD/Sekretaris Desa ikut mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa, maka Ketua dan Sekretaris Panitia ditetapkan oleh Bupati atas usul BPD.

(4) Panitia Desa tidak boleh mempunyai hubungan keluarga dengan Bakal Calon Kepala Desa sampai dengan derajat pertama.

Pasal 7

(1) Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, dilaksanakan dalam suatu rapat BPD yang diadakan untuk itu, dipimpin oleh Ketua atau Pimpinan BPD.

(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melaksanakan tugasnya setelah mendapat pengesahan Bupati.

(3) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihadiri oleh Tim Pengawas Kecamatan.

Pasal 8

Panitia Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 mempunyai tugas : a. mengadakan pendaftaran pemilih;

(6)

b. meneliti dan mengajukan daftar pemilih kepada BPD untuk mendapat pengesahan;

c. menerima dan meneliti persyaratan administratif Bakal Calon Kepala Desa;

d. menyiapkan kartu suara atau yang sejenis sesuai dengan daftar pemilih yang telah disahkan;

e. mengajukan rencana tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara kepada BPD;

f. mengumumkan secara terbuka nama-nama calon dan daftar pemilih yang telah disahkan;

g. mengadakan persiapan supaya pelaksanaan pemiIihan Kepala Desa berjalan dengan tertib, lancar, aman.

h. melaksanakan pemungutan suara;

i. membuat Berita Acara jalannya pemilihan dan Berita Acara Penghitungan Suara serta mengirimkan Berita Acara dimaksud kepada Bupati melalui Camat setelah diketahui BPD;

j. membuat Iaporan pelaksanaan pemilihan dan pertanggung jawaban biaya pemilihan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat setelah diketahui BPD.

Pasal 9

Tim Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 mempunyai tugas : a. mengawasi proses pelaksanaan pencalonan Kepala Desa beserta

persyaratannya dan hasilnya dikirim kepada Tim Pemantau;

b. mengawasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan mengambil langkah-langkah pengawasan yang diperlukan;

c. memeriksa semua kegiatan Panitia Desa;

d. memberikan petunjuk-petunjuk teknis pelaksanaan pemilihan Kepala Desa;

e. mengkoordinir rapat-rapat Panitia Desa;

(7)

Pasal 10

Tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 mempunyai tugas : a. memantau pelaksanaan ujian penyaringan Bakal Calon Kepala Desa

dan melaporkan hasilnya kepada Bupati, selanjutnya disampaikan kepada BPD guna ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak mengikuti pemilihan

b. menghadiri pelaksanaan pemilihan Kepala Desa;

c. memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati terhadap laporan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang disampaikan oleh Panitia Desa.

BAB VI PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DFSA Pasal 11

(1) Pemilihan Kepala Desa diselenggarakan paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) bulan, sejak lowongan jabatan Kepala Desa.

(2) Jika dalam waktu 2 (dua) bulan tidak dapat dilaksanakan pemilihan Kepala Desa BPD dapat minta perpanjangan waktu pemilihan Kepaia Desa kepada Bupati.

(3) Apabila situasi dan kondisi belum memungkinkan, pemilihan Kepala Desa dapat ditangguhkan paling lama 6 (enam) bulan.

(4) Kepala Desa dipilih langsung oleh Penduduk Desa dari calon yang memenuhi syarat.

(5) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan pemilihan.

Pasal 12

(1) Biaya pemilihan Kepala Desa ditentukan oleh Panitia atas persetujuan BPD.

(2) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Desa.

Pasal 13

(1) Panitia Desa melaksanakan penjaringan dan seleksi Bakal Calon Kepala Desa sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal (2)

(2) Pencalonan Kepala Desa diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui Panitia Desa dengan dilengkapi persyaratan yang telah ditentukan.

(3) Panitia Desa menyerahkan daftar Bakal Calon Kepala Desa beserta persyaratannya kepada Tim Pemantau melalui Tim Pengawas.

(8)

Pasal 14

(1) Panitia Desa melaksanakan ujian penyaringan terhadap semua Bakal Calon.

(2) Calon Kepala Desa Paling banyak 5 (lima) orang Dalam hal Bakal Calon lebih dari 5 (lima) orang Panitia Desa berhak mengadakan penyaringan tahap berikutnya.

(3) Dalam hal Bakal Calon lebih dari 5 orang BPD berhak mengadakan penyaringan dan atau pilihan.

(4) Bakal Calon Kepala Desa yang telah lolos dalam penjaringan dan penyaringan, ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa oleh BPD untuk selanjutnya diumumkan oleh Panitia Desa.

Pasal 15

Paling sedikit 7 (tujuh) hari sebelum pemilihan dilaksanakan, Panitia Desa memberitahukan kepada penduduk Desa yang berhak memilih dan mengumumkan ditempat terbuka tentang akan diadakannya pemilihan Kepala Desa.

Pasal 16

Pelaksanaan kampanye pemilihan Kepala Desa dilakukan secara tertutup. Jika pelaksanaan kampanye pemilihan Kepala Desa dikehendaki lain diatur dengan keputusan Desa setempat.

Tata Cara kampanye pemilihan Kepala Desa ditentukan lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 17

(1) Pemilihan bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan demokratis.

(2) Setiap pemilih hanya mempunyai 1 (satu) suara dan tidak boleh diwakilkan.

(3) Pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila pemilihan yang hadir paling sedikit dua pertiga dari jumlah pemilih terdaftar.

Pasal 18

(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Desa berkewajiban untuk menjamin agar Pemilihan Kepala Desa berjalan dengan lancar, tertib, aman dan teratur.

(2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan para Calon Kepala Desa harus berada di tempat yang telah ditentukan untuk mengikuti pelaksanaan pemungutan suara.

(9)

Pasal 19

(1) Setelah pemungutan suara selesai maka ketua Panitia Desa pada hari dan tanggal itu juga, segera :

a. menandatangani Berita Acara jalannya pemungutan suara dan bersama-sama dengan calon Kepala Desa;

b. membuka kotak suara, meneliti dan menghitung jumlah suara yang masuk disaksikan oleh saksi dan para Calon Kepala Desa;

c. mengumumkan hasil jumlah penghitungan suara dan menandatangani Berita Acara Penghitungan Suara bersama-sama dengan para Calon Kepala Desa;

d. menetapkan Calon Kepala Desa terpilih berdasarkan Berita Acara penghitungan Suara.

(2) Sahnya hasil pemungutan suara tidak dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya tanda tangan calon/saksi.

Pasal 20

(1) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah Calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak, paling sedikit satu perlima dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihny a.

(2) Dalam hal Calon Kepala Desa hanya terdapat 1 (satu) orang maka calon Kepala Desa tersebut baru dinyatakan terpilih apabila mendapatkandukungan suara paling sedikit setengah ditambah satu dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.

Pasal 21

(1) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ditetapkan dengan keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia Desa.

(2) Paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal penetapan Calon Kepala Desa terpilih, Panitia Desa segera mengirimkan Keputusan BPD kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.

(3) Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Calon Kepala Desa terpilih.

(4) Calon Kepala Desa terpilih yang disahkan menjadi Kepala Desa diberi Petikan Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pasal 22

(1) Apabila Calon yang mendapat dukungan suara terbanyak tidak mencapai satu perlima sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1), atau terdapat lebih dari 1 (satu) orang dengan jumlah suara terbanyak yang sama atau Calon Kepala Desa tunggal dengan dukungan suara sama dengan kotak kosong, maka untuk menentukan Calon yang berhak menjadi Kepala Desa diadakan pemilihan ulang.

(10)

(2) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan hanya untuk calon - calon yang mendapat jumlah suara terbanyak urutan 1 (satu) dan 2 (dua) bagi yang memperoleh suara kurang dari satu perlima dan yang memperoleh jumlah suara terbanyak yang sama serta Calon Kepala Desa tunggal dengan dukungan suara sama dengan kotak kosong, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan Berita Acara Pemilihan.

(3) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hasilnya tetap sama, maka untuk menetapkan Caton terpilih keputusannya diserahkan kepada BPD kecuali bagi Calon Kepala Desa Tunggal. Khusus bagi Calon Kepala Desa tunggal sebagaimana dimaksud ayat (3) maka Calon dimaksud ditetapkan sebagai calon terpilih.

Pasal 23

BPD menetapkan tempat dan waktu diadakannya pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e, serta tempat dan waktu diadanannya pemilihan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Pasal 24

Panitia Desa memberikan pertanggungjawaban biaya pemilihan Kepala Desa kepada Bupati paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pemilihan.

Pasal 25

Calon Kepala Desa yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa harus bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan.

BAB V PELANTIKAN KEPALA DESA Pasal 26

(1) Sebelum memangku jabatan, Kepala Desa diambil sumpahnya dan dilantik oleh Bupati atau Pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Susunan kata-kata Sumpah/Janji dimaksud adalah sebagai berikut : " Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur jujurnya dan seadil-adilnya; .

bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara;

dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang - Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala Peraturan Perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(11)

Pengucapan Sumpah/Janji dan pelantikan Kepala Desa diselenggarakan di Pusat Pemerintahan Desa atau tempat lain yang ditunjuk dalam suatu upacara yang dihadiri oleh anggota BPD.

BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA Pasal 27

(1) Kepala Desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditentukan bersama BPD.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Kepala Desa bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya pada Bupati dengan tembusan Camat.

(3) Pertanggungjawaban dan laporan pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir Tahun Anggaran.

Pasal 28

Pertanggungjawaban Kepala Desa yang ditolak oleh BPD termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus dilengkapi atau disempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari disampaikan kepada BPD.

Dalam hal pertanggungjawaban Kepala Desa yang telah diIengkapi ditolak kedua kalinya, BPD dapat mengusulkan pemberhentian Kepala Desa kepada Bupati.

BAB VII MASA JABATAN KEPALA DESA Pasal 29

Masa jabatan Kepala Desa 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pelaksanaan pelantikan Apabila masa jabatan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir yang bersangkutan dapat dicalonkan kembali satu kali untuk masa jabatan berikutnya.

Pasal 30

(1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan hepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum bcrakhir masa jabatan.

(2) 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatan, Kepala Desa menvamraiknn pertanggungjawaban akhir masa jabatan Kepada BPD.

(12)

(3) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa, BPD segera memproses pemilihan Kepala Desa yang baru.

BAB VIII

TUGAS DAN KEWAJIBAN KEPALA DESA Pasal 31

(1) Tugas dan kewajiban Kepala Desa adalah : a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. membina kehidupan masyarakat Desa;

c. membina Perekonomian Desa;

d. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa; e. mendamaikan perselisihan masyarakat di Desa;

f. mewakili Desanya didalam dan di Iuar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya;

g. mengajukan Rancangan Peraturan Desa dan bersama BPD menetapkannya sebagai Peraturan Desa;

h. menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa yang bersangkutan.

(2) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai dimaksud pada ayat (1) huruf a termasuk juga pelaksanaan pendataan penduduk untuk kepentingan Nasional dan melaporkannya kepada Pemerintah melalui Bupati dengan tembusan Camat.

(3) Untuk mendamaikan perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, Kepala Desa dapat dibantu oleh lembaga yang ada di Desa.

(4) Segala Perselisihan yang telah didamaikan oleh Kepala Desa bersifat mengikat pihak-pihak yang berselisih.

BAB IX PEMBERHENTIAN KEPALA DESA Pasal 32

Kepala Desa dilarang :

a. melakukan kegiatan atau tindakan yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa;

b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan atau bertentangan dengan norma-norma hidup yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, serta melakukan perbuatan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap tugasnya sebagai Kepala Desa.

(13)

Pasal 33

Kepala Desa yang melakukan kegiatan yang ditarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dikenai tindakan administratif berupa teguran, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 34

(1) Kepala Desa yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan Perundang - undangan yang berlaku dapat dilakukan teguran/ peringatan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

(2) Teguran Kepala Desa pertama dan kedua dilakukan oleh BPD.

(3) Dalam hal Kepala Desa tidak mengindahkan teguran/peringatan sampai 3 (tiga) kali dalam hal yang sama, Kepala Desa dapat langsung diberhentikan.

Pasal 35

(1) Atas Usul BPD Kepala Desa yang melakukan tindakan penyalahgunaan kewenangan dan atau jabatannya dapat diberhentikan setelah melalui teguran / peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.

(2) Pemberhentian Kepala Desa dilakukan oleh Bupati atas usul BPD. BAB X PENJABAT KEPALA DESA

Pasal 36

(1) Kepala Desa yang berhalangan karena alasan penting, sakit dan hal-hal lain yang dibenarkan oleh ketentuan yang berlaku akan diberikan cuti.

(2) Pemberhentian cuti Kepala Desa dilakukan oleh Bupati atas pertimbangan BPD disertai usul penunjukan Penjabat yang menjalankan tugas yang diambil dari Perangkat Desa yang dipandang mampu.

(3) Dalam hal Bupati memberikan cuti, disertai penetapan penjabat yang menjalankan tugas.

Pasal 37

(1) Selama Kepala Desa dikenakan pemberhentian sementara, maka pekerjaan sehari - hari dilakukan oleh seorang Penjabat Kepala Desa yang diangkat oleh Bupati atas usul BPD.

(2) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul BPD dari Perangkat Desa yang dipandang mampu.

(14)

(3) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan

(4) Penjabat Kepala Desa menerima paling banyak 50 % (lima puluh perseratus) dari penghasilan Kepala Desa.

Pasal 38

Dalam hal Kepala Desa berhalangan paling lama 7 (tujuh) hari, maka Sekretaris Desa menjalankan fungsi, wewenang, tugas dan kewajiban Kepala Desa.

BAB XI TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP KEPALA DESA Pasal 39

(1) Tindakan penyidikan terhadap Kepala Desa dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati.

(2) Hal - hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana ketentuan dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara;

b. di tuduh telah melakukan tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman mati.

(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati paling lambat dua kali dua puluh empat jam.

Pasal 40

Kepala Desa yang dituduh atau tersangkut dalam suatu tindak pidana atas usul BPD dapat diberhentikan sementara dengan ditetapkan Keputusan Bupati. Atas usul BPD dengan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah nnempunyai kekuatan pasti maka Bupati mencabut Keputusan pemberhentian sementara Kepala Desa yang bersangkutan untuk dikukuhkan kembali dalam hal yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah atau diberhentikan dalam hal yang bersangkutan dinyatakan bersalah.

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 40

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Kepala Desa yang adapada saat ini masih tetap menjalankan tugas sampai berakhir masa jabatannya sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku sebelumnya.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah yangbertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

(15)

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 41

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 42

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batang.

Disahkan di Batang

pada tanggal 11 Maret 2000

BUPATI BATANG, dto

DJOKO POERNOMO

Diundangkan di Batang pada tanggal 20 Maret 2000

SEKRETARIS KABUPATEN BATANG dto

M. SUSIGIT KUSBANDRIJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 8 SERI D NO. 7

(16)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUFATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2000

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

UMUM

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan serta Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka perlu disahkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan Pemberhentian Kepala Desa sebagai salah satu Peraturan Daerah yang merupakan penjabaran dan pelaksanaan Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

PASAL DEMI PASAL :

Pasal 1 s/d Pasa12 huruf c : Cukup jelas

Pasal 2 huruf d, : yang dimaksud dengan

berpengetahuan yang sederajat adalah penge tahuan berdasarkan pendidikan,

pengalaman, bakat, atau keahlian yang sederajat dengan orang berpendidikan SUP.

Pasal 2 huruf e s/d huruf j : Cukup jelas

Pasal 2 huruf k, : yang dimaksud dengan tempat tinggal tetap adalah bertempat tinggal minimal 2 tahun terakhir berturut- turut tidak terputus.

Pasal 2 huruf 1 s/d pasal 5 : Cukup jelas.

Pasal 6 ayat (4) : yang dimaksud sampai dengan derajat pertama adalah anak, Istri/suami, Ayah/Ibu, Kakak/ adik yang tidak boleh menjadi panitia.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Bank BNI menerbitkan saham dengan harga perdana Rp 850,- Hari pertama diperdagangkan di bursa efek Jakarta ditutup dengan harga Rp 1.250,- Berapa nilai indeks individual saham

prosiding maupun jurnal sebelumnya. Dengan surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana

ternak yang paling banyak 2000 ekor burung puyuh menghasilkan telur sebanyak 80 kardus dalam satu kali panen, harga telur yang dibeli bakul Rp. Sedangkan ternak yang

Dengan kata lain, kelompok murji’ah memandang bahwa perbuatan atau amal tidaklah sepenting iman, yang kemudian menngkat pada pengertian bahwa, hanyalah imanlah yang penting dan

Keuntungan utama thin client adalah : kemudahan pemeliharaan dengan administrasi tunggal yang hanya dilakukan melalui server, seperti instalasi / update aplikasi, penentuan

Simulasi dan pengukuran yang dibandingkan adalah situasi dari jam 09.00 s/d 15.00, dimana periode ini pada umumnya dilakukan sebagai pedoman untuk perhitungan total

Sebelum pulang sekolah terdakwa sudah menunggu korban di sekolahnya dan selanjutnya terdakwa dan korban pergi ke bahapal dan tidak berapa lama kemudian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa job expectation dan referents berpengaruh terhadap niat mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik, sedangkan