• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG

TERHADAP PROFITABILITAS

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga kesinambungan perusahaan di masa akan datang. Di era globalisasi saat ini, semakin menambah permasalahan bagi manajemen suatu perusahaan di dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan.

Secara umum, keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya seringkali didasarkan pada tingkat laba yang diperoleh. Akan tetapi, laba yang besar belum tentu menjadi ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efesien. Tingkat efesiensi baru diketahui dengan cara membandingkan laba yang didapat dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut (profitabilitas).

Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan modal kerja perusahaan yang efektif dan efisien. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena modal kerja yang berlebihan atau kekurangan modal kerja sama-sama membawa dampak negatif bagi perusahaan. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas yang tersedia diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Riyanto dalam Rahmasari, Hesti (2011:3) menyebutkan komponen modal kerja tersebut adalah kas dan bank, piutang dan persediaan.

Salah satu masalah yang dihadapi adalah persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka perusahaaan harus berdaya upaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan penjualan.

Penerapan sistem penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan apa yang disebut dengan piutang. Piutang timbul ketika perusahaan menjual barang dan jasa secara kredit. Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk utang kepada perorangan badan usaha atau pihak tertagih lainnya. Menurut Mujati Suaidah (2008:6), menyatakan semakin besar piutang semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan pada piutang. Dan semakin besar piutang semakin besar pula resiko yang timbul, disamping akan memperbesar profitabilitas.

(2)

Selain besarnya jumlah piutang yang dimiliki, kecepatan kembalinya piutang menjadi kas juga sangat menentukan besarnya profitabilitas perusahaan. Kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali ini disebut dengan perputaran piutang. Perputaran piutang tidak hanya digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang secara efisien tetapi juga dapat digunakan sebagai media meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Melihat pentingnya perputaran piutang dalam mempengaruhi profitabilitas perusahaan, penulis tertarik mempelajari lebih dalam mengenai fenomena tersebut dengan membuat karya tulis dengan judul “PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan masalah karya tulis ini adalah sebagai berikut :

“Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan?”

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya karya tulis ini yaitu : “Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan”.

1.4 Manfaat

Hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, untuk menambah dan mengembangkan wawasan khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Bagi dosen, untuk menambah kajian pustaka mengenai materi pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Piutang

Dalam penyelenggaraan pasar bagi perekonomian dewasa ini banyak perusahan melakukan penjualan produk atau jasa secara kredit. Hal ini berarti bahwa pada saat terjadi transaksi atau menjual tersebut, perusahaan tidak menerima uang kas (tunai) tetapi pembayaran produk atau jasa itu ditunda pelaksanaannya untuk jangka waktu tertentu yamg telah ditentukan oleh perusahaan berdasarkan syarat- syarat tertentu. Senada dengan hal tersebut, Bambang Riyanto dalam, Mujati Suaidah (2008:6) mengemukakan bahwa penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan yang ditimbulkan secara kredit menimbulkan lahirnya piutang.

Selanjutnya untuk menjelaskan pengertian piutang penulis mengutip definisi yang diajukan oleh Martono dan Agus Harjito (2008:95) adalah sebagai berikut

(3)

“piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.

Indriyo Gitosudarmo dalam Parlindungan Dongoran (2009:61), piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul dari adanya praktek penjualan kredit. Dari pengertian diatas maka piutang adalah aktiva yang dimiliki perusahaan yang timbul dari adanya penjualan kredit.

2.1.2 Peranan dan Arti Penting Piutang a. Peranan Piutang

Piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu :

Kas Barang Piutang Kas

4

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa elemen piutang mempunyai tingkat likuiditas yang tidak selikuid elemen kas, karena untuk menjadikan piutang dalam bentuk uang tunai memerlukan waktu yang tergantung dari syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dan kelancaran pengembaliannya. Oleh karena itu semakin besar nilai elemen piutang semakin besar pula resiko yang timbul. Disamping itu, dana yang tertanam di dalamnya semakin besar sehingga kebutuhan dana dalam perputaran modal kerja menjadi besar pula.

b. Arti Penting Piutang

Pada umumnya perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk dapat mempertahankan pelanggan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik pelanggan baru. Dari penjualan kredit akan menimbulkan penagihan atau piutang kepada pelanggan yang sangat erat hubungannya dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan. Karena piutang merupakan salah satu investasi dari aktiva lancar, maka piutang dianggap memiliki waktu perputaran yang cepat dari satu tahun sehingga aktiva ini mudah dicairkan menjadi uang kas.

Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar sehingga memerlukan perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat diatur dengan cara yang seefisien mungkin.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Pada Piutang. Menurut Bambang Riyanto dalam Rahmasari (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah :

a. Volume Penjualan Kredit

Semakin besar volume penjualan kredit dari keseluruhan penjualan semakin besar piutang yang timbul dan semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besar jumlah piutang berarti semakin besar pula resiko yang mungkin timbul, disamping akan memperbesar profitabilitas.

b. Syarat Pembayaran Kredit

Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau bersifat lunak, misalnya 2/10 net 30 yang artinya bahwa pembayaran piutang dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, maka pembeli akan dapat potongan tunai sebesar 2%

(4)

dari harga penjualan kredit dan pembayaran selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan.

c. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas minimal atau maksimal atau plafond yang dtetapkan masing-masing langganan. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit.

d. Kebijaksanaan dalam Pengumpulan Piutang

Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut lebih besardibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara pasif.

e. Kebiasaan membayar dari para langganan

Kebiasaan membayar dari para langganan ada yang sebagian menyukai cara menggunakan kesempatan untuk mendapatkan potongan tunai, dan sebagian yang lain ada yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Perbedaan cara pembayaran tersebut tergantung pada jarak penilaian mereka terhadap alternatif mana yang lebih menguntungkan. Misalnya, apabila perusahaan telah menetapkan syarat pembayaran 2/10/net.30, maka para langganan dihadapkan pada dua alternatif, apakah mereka membayar pada hari kesepuluh atau hari yang ketiga puluh sesudah hari diterima.

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang adalah semakin besar volume penjualan kredit dari keseluruhan penjualan semakin besar piutang yang timbul dan semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan dalam piutang adapun syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau bersifat lunak.

2.1.4 Resiko Yang Mungkin Timbul Dalam Piutang

Dengan penjualan kredit, diharapkan volume penjualan akan lebih besar jika dibandingkan dengan penjualan yang dilakukan secara lebih besar jika dibandingkan dengan penjualan yang dilakukan secara tunai saja. Akan tetapi penjualan kredit sedikit banyak akan menimbulkan resiko tidak dibayarkannya piutang oleh sebagian dari langganan perusahaan. Menurut Mujati Suaidah (2008:8), adapun risiko tersebut diantaranya adalah:

a. Resiko Tidak Dibayarkannya Seluruh Jumlah Piutang.

Resiko ini adalah resiko yang paling berat yang harus ditanggung oleh perusahaan yang menjual secara kredit, karena tidak dibayarkannya seluruh jumlah piutang, sehingga perusahaan akan menanggung kerugian sebesar jumlah piutang tersebut. Resiko tersebut bisa terjadi bila seorang langganan sengaja menipu, melarikan diri, atau bangkrut usahanya yang menyebabkan piutang tersebut tidak terbayar seluruhnya.

b. Resiko Tidak Dibayarkannya Sebagian Piutang.

Walaupun piutang telah dibayar sebagian, tetapi hal ini juga menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena kemungkinan sebagian dari piutang tersebut tidak dibayar. c. Resiko Keterlambatan Didalam Melunasi Piutang.

(5)

Resiko keterlambatan dalam melunasi piutang lebih ringan bila dibandingkan kedua resiko diatas, karena pada akhirnya piutang yang telah diberikan oleh perusahaan akan dibayar oleh pihak debitur.

d. Resiko Tertanamnya Modal Dalam Piutang.

Apabila perusahaan memberikan piutang maka dengan sendirinya terdapat modal yang tertanam dalam piutang tersebut. Apabila investasi dalam piutang terlalu besar jumlahnya akan mengakibatkan kontinuitas perusahaan.

Oleh karena itu sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan, perlu diadakan evaluasi kredit terlebih dahulu. Menurut Wiksuana, Bagus (2001:131) dalam melaksanakan penilaian kredit dapat memperhatikan 5 C, yaitu :

a. Character (kepribadian), yaitu aspek ini menggambarkan keinginan atau kemauan

para pembeli untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh penjual.

b. Capacity (kemampuan), yaitu mengambarkan kemampuan seseorang langganan

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya.

c. Capital (modal), yaitu menunjukkan kepada kekuatan finansial calon langganan

terutama dengan melihat modal sendiri yang dimilikinya.

d. Colateral (dominan), yaitu menggambarkan jumlah aktiva yang dijadikan sebagai

barang jaminan oleh calon langganan. Hal ini bukanlah merupakan pertimbangan yang sangat penting karena tujuan perusahaan dalam memberikan kredit bukanlah untuk menyita dan kemudian menjual aktiva langganan.

e. Condition (kondisi), yaitu menunjukkan kepada keadaan ekonomi secara umum dan

pengaruhnya atas kemampuan perusahaan calon langganan dalam memenuhi kewajibankewajibannya.

Dari definisi yang dijelaskan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan kredit harus memenuhi kriteria yaitu character, capacity, capital,

colateral, condition. Dari kelima hal tersebut akan menggambarkan keinginan atau

kemauan para pembeli untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh penjual adalah yang terpenting.

2.1.5 Perputaran Piutang

Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali kedalam kas perusahaan.

Menurut Bambang riyanto dalam Bramasto, Ari (2008:215), perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang.

(6)

Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang terdiri dari dua variable yaitu total penjualan kredit dan rata-rata piutang.

2.1.6 Profitabilitas

Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang .Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Beberapa pengertian tentangprofitabilitas yakni:

Menurut Munawir dalam Santoso (2008) “Profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu”.

Menurut Agus Sartono dalam Santoso (2008).“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwaprofitabilitas adalah ukuran efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Hubungan antara perputaran piutang dengan profitabilitas

Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan. Piutang merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas dibandingkan aktiva lancar yang lainnya untuk mengubah piutang menjadi kas memerlukan waktu yang lebih pendek. Semakain lambat dalam melakukan penagihan piutang maka dapat mempengaruhi perputaran piutang yang akan dapat memperkecil cash

ratio perusahaan dan akan dapat memperlambat perusahaan dalam memenuhi

jangka pendeknya.

Selain hal tersebut, pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat diatur dengan cara yang seefisien mungkin, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Senada dengan hal tersebut, Sartono dalam Santoso, Agus (2008:44) mengatakan bahwa kecepatan penerimaan hasil piutang dalam satu periode (perputaran piutang) akan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan karena pertukaran piutang lebih cepat dari yang diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi jangka pendeknya.

Sehingga ketika likuiditas perusahaan terbentuk maka keadaan kondisi aktiva perusahaan akan semakin baik. Membaiknya kondisi aktiva perusahaan yang dalam kesempatan ini berfokus pada aktiva lancar yang disebabkan dari adanya piutang, tentu akan memberikan andil yang sangat besar pada seluruh atau sebagian aktivitas perusahaan. Dengan terakomodirnya aktivitas perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan meningkat.

(7)

PENUTUP 3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB sebelumnya maka kesimpulan dalam pembuatan karya tulis ini adalah:

“Perputaran piutang memiliki pengaruh yang penting terhadap profitabilitas, hal itu disebabkan kecepatan penerimaan hasil piutang dalam satu periode (perputaran piutang) akan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan karena pertukaran piutang lebih cepat dari yang diharapkan dan seberapa jauh piutang perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi jangka pendeknya. Sehingga ketika likuiditas perusahaan terbentuk maka keadaan kondisi aktiva perusahaan akan semakin baik. Membaiknya kondisi aktiva perusahaan yang dalam kesempatan ini berfokus pada aktiva lancar yang disebabkan dari adanya piutang, tentu akan memberikan andil yang sangat besar pada seluruh atau sebagian aktivitas perusahaan. Dengan terakomodirnya aktivitas perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan meningkat.”

3.2 Rekomendasi

Sebagaimana kesimpulan yang telah dikaji di atas disini penulis ingin memberikan beberapa rekomendasi yang dituangkan dalam karya tulis ini, yaitu:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang materi manajemen piutang dalam

perkuliahan seminar manajemen keuangan diharapkan pembaca dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan global.

2. Pembuatan karya tulis penulis masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu, penulis berharap bagi pembaca memberikan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaanya karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bramasto, Ari. 2008. Analisis Perputaran Aktiva Tetap Dan Perputaran Piutang

Kaitannya Terhadap Return On Assets Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung (Tidak Diterbitkan). Majalah Ilmiah Unikom Vol.9, No. 2

Dongoran, Parlindungan. 2009. Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

TerhadaptINGKAT Likuiditas pada Perusahaan Tekstil yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta (Tidak Diterbitkan)

Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia

Mujati Suaidah, Yuniep. 2008. Analisis Pengaruh Utang Jangka Pendek Dan

Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada PT Kalbe Farma,Tbk Tahun 2002 - 2008) (Tidak Diterbitkan). Jakarta

(8)

Rahmasari, Hesti. 2011. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Tidak Diterbitkan). Jawa Timur

Santoso, Agus, dkk. 2008. Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang

terhadap likuiditas pada CV. Bumi Sarana Jaya di Gresik (Tidak Diterbitkan). Jawa

Timur

Wiksuana, Bagus, dkk. 2001. Manajemen Keuangan. Denpasar :UPT Penerbit Universitas Udayana

Referensi

Dokumen terkait

Tunjangan alat kelengkapan DPRD adalah tunjangan yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan atau Anggota DPRD Kabupaten Brebes sehubungan dengan kedudukannya sebagai Ketua atau

Apabila pemenang lelang urutan pertama yang telah ditetapkan sebagai Penyedia mengundurkan diri dan atau tidak bersedia, maka yang akan ditetapkan sebagai Penyedia dapat

Melihat kuantitas dilakukan dengan cara analisis beban kerja untuk mengetahui jumlah optimal pegawai yang dibutuhkan untuk setiap Laboratorium yang didahului oleh

Pada mata kuliah ini juga dibahas klassifikasi tumbuhan tingkat tinggi, karakter, karakteristik tumbuhan, bentuk morfologi organ vegetatif dan organ generatif

Pasal 245 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Jumlah populasi yang relatif kecil, waktu pengamatan yang singkat, tidak dilakukannya blinding dalam perlakuan terhadap kedua kelompok, karakteristik pasien yang hanya

Penelitian juga menunjukan bahwa metode ini selain untuk mendiagnosa penyakit kulit, metode ini juga digunakan oleh Meemasuk & Chantrapornchai (2013) untuk mendiagnosa

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis dimensi ekuitas merek mana yang berpengaruh lebih signifikan pada merek sepeda motor Honda terhadap keputusan pembelian,