1 1. PENGERTIAN
a) Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut kapita selekta kedokteran UI b) Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.Sumperimposed preeklampsia-ekklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik.
c) Menurut kamus keperawatan Preeklamsi adalah kedaan serius yang menyertai kehamilan.kedaan ini ditandai oleh hipertensi,proteinuria, dan edema
2. ETIOLOGI
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
a) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
b) Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
d) Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya e) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
3. MANIFESTASI KLINIK
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 atau kadar protein > 1g /l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
2 1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
2) Proteinuria +> 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup 3) sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan 4) Nyeri epigastrium dan ikterus
5) Edema paru atau sianosis 6) Trombositopenia
7) Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gajala preeklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan, bila terdapat gejala preeklampsia berat dusertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat , gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeklampsia. Impending preeklampsia ditangani dengan kasus eklampsia.
4. PATOFISIOLOGI
Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari pemakaian suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut..
3 Tekanan Darah
Menigkat(Td≥140/90 Mmhg) Noramal
Hamil<20 Minggu Hamil>20 Minggu
Hipertensi Kronik Superimposed Kejang(-) Kejang(+) Preeklamsia
Preeklamsia Eklamsia Vasospasme Pd Pembuluh Darah
Penurunan Pengisian Darah Diventrikel Kiri Proses I:Kardiak Output Menurun
Aureus Aorta Votem & Tekanan Darah Menurun Merangsang Medula Oblong Nata
Sisitem Saraf Simpatis Meningkat
Jantung Paru Pembulu Darah Gi Tract Kulit Kompensasi penumpukan darah vasekontriksi HCL keluar
Saraf Simpatis LAEDP keringat
kongesti vena metabolisme peristaltik Ggn irama jantung pulmonal akral dingin
Diaphoresis Proses perpindahan akumulasi gas konstipasi
Cairan><tekanan Aliran turbulensi Timbul edema perubahan perfusi
timbul ggn fx alveoli jaringan perifer ggn pemenuhan
Ggn rasa nyaman Resiko kerusakan nutrisi
pertukaran gas
Kekurangan Volum
cairan
4 6. KLASIFIKASI PRE EKLAMPSIA
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
1) Pre eklampsia Ringan
a) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
b) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.k
c) enaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka.
d) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
2) Pre eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
a) Tekanan darah 160/110 mmHg
i. Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal setelah istirahat 10 menit)
ii. Ibu hamil tidak dalam keadaan his
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis Gangguan visus dan serebral
Keluhan subjektif iii. Nyeri epigastrium iv. Gangguan penglihatan
v. Nyeri kepala
vi. Gangguan pertumbuhan janin intrauteri. vii. Pemeriksaan trombosit
7. PENCEGAHAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat
5 mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:
i. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
c. Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1) Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2) Penilaian kondisi janin dalam rahim. a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban
8. PENANGANAN PRE EKLAMPSIA
a. Penanganan Pre eklampsia Ringan
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam
6 keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Pre-eklampsi dan Pre-eklampsi tidak memberikan respon terhadap diuretik (obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam. Penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal dan minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani tirah baring. Penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin. Penderita pre-eklamsi berat dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring. Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan memberikan:
i. Sedativa ringan ii. Obat penunjang iii. Nasehat
a. Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
b. Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang.
iv.Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut:
a) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih b) Protein dalam urin 1 plus atau lebih
c) Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu d) Edema bertambah dengan mendadak
e) Terdapat gejala dan keluhan subjektif. b. Penanganan Pre eklampsia Berat
7 a. Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.
b. Dipasang infus glukosa 5% c. Dilakukan pemeriksaan:
i. Pemeriksaan umum: pemeriksaan tiap jam; tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
ii. Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
d. Pemasangan dower kateter e. Evaluasi keseimbangan cairan
f. Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit 9. KOMPLIKASI
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain:
1) Pada Ibu
Eklapmsia
Pendarahan subkapsula hepar
Kelainan pembekuan darah ( DIC )
Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )
Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan kematian. 2) Pada Janin
Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
Prematur
Asfiksia neonatorum
Kematian dalam uterus
Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
10. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
8 a.Data subyektif :
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
b.Data Obyektif :
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
Pemeriksaan penunjang :
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
b) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
d) Tingkat kesadaran ; Gangguan perfusi jaringan serebral penurunan GCS sebagai
tanda adanya kelainan pada otak
e) USG ; untuk mengetahui keadaan janin 11. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan / kegagalan regulasi berhubungan dengan kehilangan protein plasma penurunan tekanan osmotic
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya vasospasme arterional
Potensial Injury pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke plasma
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake makanan yang dimanifestasikan dengan mual dan anoreksia
9 Kecemasan tingkat sedang : takut kegagalan kehamilan berhubung dengan
kurangnya pengetahuan 12. INTERVENSI
1) Kekurangan volume cairan / kegagalan regulasi berhubungan dengan kehilangan protein plasma penurunan tekanan osmotic.
Tujuan : volume cairan dapat kembali seimbang dan regulasi cairan normal. Rencana Tindakan :
a. Timbang BB klien ;
Rasional : penambahan BB bermakna dan tiba-tiba menunjukan retensi cairan. b. Bedakan edema kehamilan patologis dan fasiologis. Pantau lokasi dan derajat
pitting.
Rasional : adanya edema pitting pada wajah , tangan , kaki, area sakral atau dinding abnomen , edema yang tidak hilang selama 12 jam tirah baring adalah bermakna.
c. perhatikan perubahan kadar Ht atau Hb.
Rasional : Mengidentifikasi derajat hemokonsentrsi yang disebabkan oleh perpindahan cairan.
d. Kaji ulang masukan diit dari protein dan kalori. Berikan informasi sesuai kebutuhan.
Resional : Ketidak adekuatan protein atau kalori meningkatkan resiko pembentukan edema.
e. Pantau masukan dan pengeluaran urine, perhatikan warna urine dan ukur berat jenis sesuai indikasi.
Rasional : Pengeluaran urine adalah indikator sensitive dari sirkulasi volume darah.
f. Kolaborasi dalam memberikan cairan baik secara oral atau parenteral melalui infuse sesuai andikasi.
Rasional : Penggantian cairan memperbaiki hypovolemia yang harus diberikan hati-hati untuk menega kelebihan beban.
2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya vasospasme arterional Tujuan : Meningkatkan perfusi jaringan
Rencana tindakan :
a) Monitor intake dan outout setiap hari
Rasional : Dengan memonitor intake dan output maka akan dapt diketahui tingkat toleransi/ fungsi tubuh
b) Kontrol tetesan infus MgSO4
Rasional : Cairan MgSO4 berguna untuk mengurangi vasospasme, dengan menurunnya vasospasme akan membantu meningkatkan perfusi ginjal,
10 mobilisasi cairan ekstravaskuler dan diuresis sehingga oedema dapat
dikurangi.
c) Monitor oedema yang tampak
Rasional : Dengan memonitor oedema yang tampak dapat diketahui keadaan oedema merupakan indicator keadaan cairan tubuh.
d) Anjuran klien untuk istirahat atau tidur dengan posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnya
Rasional : Dengan istirahat tidur dengan posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnyaakan memaksimalkan aliran darah dan meningkatkan dieresis e) Kontrol Vital Sign secara Berkala
Rasional : dengan mengontrol vital sign dapat diketahui keadaan umum klien dan dapat menentukan tindakan selanjutnya.
3) Potensial Injury pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke plasma
Tujuan : Injury tidak terjadi pada janin Rencana tindakan :
a) Istirahatkan klien
Rasional : Dengan mengistirahatkan klien diharapkan metabolisme tubuh menurun dan peredaran darah keplasenta menjadi adekuat sehingga kebutuhsn oksigen untuk janin dapat dipenuhi
b) Anjurkan klien tidur miring kekiri
Rasional : Dengan tidur miring kekiri diharapkan vena cava dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darh ke
palasenta menjadi lancar. c) Monitor tekanan darah klien
Rasional : Dengan memonitor tekanan darah klien dapat diketahui keadaan aliran darah ke p;asenta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke
plasenta berkurang sehingga suplay oksigen ke janin berkurang d) Monitor bunyi Jantung klien
Rasional : Dengan memonitor bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan jantung janin lemah atau menurun menandakan suplay oksigen keplasenta berkurang sehingga dapat direncanakan tindakan sebelumnya.
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake makanan yang dimanifestasikan dengan mual dan anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Rencana tindakan :
a) Kaji asupan makanan yang dikonsumsi klien terhadap kebutuhan klien Rasional : Dengan mengkaji asupan makanan terhadapklien dapat diketahui jumlah makanan yang dikonsumsi hingga dapat ditetapkan intervensi
11 b) Anjurkan klien mengkonsumsi makanan tinggi kalori tinggi protein
Rasional : Makanan yang tinggi kalori dibutukhan untuk sumber
energi.Sedangkan makanan yang tinggi protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak.
c) Hindari makanan yang merangsang seperti lemak.
Rasional : makanan yang merangsang dapat menimbulkan peningkatan peristaltic, dan dengan meningkatnya peristaltic usus dan lambung akan menyebabkan nafsu makan berkurang.
d) Ciptakan suasana yang menyenangkan waktu makan.
suasana yang menyenangkan waktu makan. dengan suasana yang menyenangkan waktu makan. Diharapkan klien akan bermotivasi untuk menghabiskan diitnya.
e) Berikan makanan hangat sedikit tapi sering.
Rasional : Dengan porsi makanan yang sedikit tapi sering dapat menghindari kebosanan klien dan dapat mengurangi rangsangan muntah sehingga
makanan yang tersedia dapat terkonsumsi. f) Dorong klien untuk menghabiskan makanannya
Rasional : Dengan dorongan yang diberikan, klien akan termotivasi untuk menghabiskan diitnya.
5) Kecemasan tingkat sedang : takut kegagalan kehamilan berhubung dengan kurangnya pengetahuan.
Tujuan : kecemasan klien dapat teratasi Rencana tindakan :
a. Bina hubungan yang menyenangkan dan saling percaya
Rasional : Dengan membina hubungan yang menyenangkan dan saling percaya diharapkan akan menimbulkan rasa percaya klien terhadap perawat sehingga akan terbentuk suatu komunikasi yang lancar dan ini akan mempermudah dalam pencapaian tujuan.
b. Berikan perhatian pada klien dan tunjukan sikap yang bersahabat Rasional : Klien merasa diperhatikan dan mempunyai teman yang akan
membantu sehingga menimbulkan rasa percaya terhadap perawat yang dapat mengurangi kecemasan klien.
c. Kontrol vital sign
Rasional : Dengan mengontrol vital sign akan diketahui perubahan vital yang dapat menjadi gambaran tingkat kecemasan klien klien sehingga dapat ditetapkan intervensi selanjutnya.
d. Jelaskan pada klien tentang penyebab penyakitnya, hal-hal yang dapat
memperburuk keadaan penyakitnya, Prosedur perawatan dan pengobatan serta hal-hal yang harus dipatuhi klien selama mengalami perawatan
Rasional : penjelasan yang ringkas dan jelas mengenai penyakitnya, penyebab penyakit dan prosedur pengobatan, memberikan pengertian pada klien sehingga
12 persepsi yang keliru dan membingungkan dapat dihindari dengan demikian kecemasan klien dapat berkurang.
e. Motivasi klien agar mau mengekspresikan perasaannya secara verbal.
Rasional : Dengan mengekspresikan perasaan diharapkan klien merasa sedikit lega telah mengungkapkan masalahnya sehingga akan mengurangi kecemasan klien.
12. IMPLEMENTASI
Diagnosa Implemntasi Evaluasi
Kekurangan volume cairan / kegagalan regulasi berhubungan dengan kehilangan protein plasma penurunan tekanan osmotic 1) Menimbang BB klien 2) Membedakan edema kehamilan patologis dan fisiologis. 3) Memperhatikan perubahan kadar Ht atau Hb 4) Mengkaji ulang masukan diit dari protein dan kalori. 5) Memantau masukan
dan pengeluaran urine, perhatikan warna urine dan ukur berat jenis sesuai indikasi. 6) Mengkolaborasikan
dalam memberikan cairan baik secara oral atau parenteral melalui infuse sesuai andikasi.
1. BB Klien bertambah 2. Kaki Klien edema 3. Ht=40-48
,Hb=12-16 gr/dl
4. Protein tercukupi dan kalori tercukupi 5. Warana Urin Kuning
Jernih,Bau khas 6. Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya vasospasme arterional
1) Monitor intake dan output setiap hari 2) Kontrol tetesan infus
MgSO4
3) Monitor oedema yang tampak
1. Intak dan out put harus sama 2. 20 tetes/menit
3. Edema tampak pada kaki
13 4) Menganjurkan klien
untuk istirahat atau tidur dengan posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnya
5) Mengontrol Vital Sign secara Berkala
5. TTv harus dalam batas normal
Potensial Injury pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke plasma 1) Mengistirahatkan klien 2) Menganjurkan klien
tidur miring kekiri 3) Memonitor tekanan
darah klien 4) Memonitor bunyi
Jantung klien
1. Klien tampak rileks 2. Posisi Klien tidur
kekiri
3. Tekanan Darah klien dalam rentang normal 4. Terdengar suara Jantung berirama dan teratur Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake makanan yang dimanifestasikan
dengan mual dan anoreksia 1) Mengkaji asupan makanan yang dikonsumsi klien 2) Menganjurkan klien mengkonsumsi makanan tinggi kalori tinggi protein
3) Menganjurkan klien menghindari makanan yang merangsang seperti lemak
4) Ciptakan suasana yang menyenangkan waktu makan
5) Berikan makanan hangat sedikit tapi sering
6) Dorong klien untuk menghabiskan makanannya
1. Asupan makananya baik
2. Asupan kalori dan protein terpenuhi 3. Klien menjauhi makanan yang merangsang lambung dan peristaltik usus 4. Tercipta suasana yang tenang
5. Klien makan sering dan tidak bosan dengan menu makanan yang dihidangkan 6. Klien menghabiskan porsi yang disediakan 7. Kecemasan tingkat sedang : takut kegagalan kehamilan
1) Membina hubungan yang menyenangkan dan saling percaya
1. Klien percaya kepada perawat tentang skep yang diberikan
14 berhubung dengan
kurangnya pengetahuan
2) Memberikan perhatian pada klien dan tunjukan sikap yang bersahabat 3) Mengontrol vital sign 4) Jelaskan pada klien
tentang penyebab
penyakitnya, hal-hal yang dapat memperburuk keadaan penyakitnya 5) Memotivasi klien agar
mau mengekspresikan perasaannya secara verbal kepadanya 2. Klien merasa diperhatikan oleh perawat sehingga rasa cemasnya dapat berkurang
3. Vital sign masih dalam batas normal 4. Klien merasa sedikit
lega karena telah mengungkapkan perasaannya
15 DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilynn E,Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Pasien.Edisi 3,Jakarta:EGC;1999
__________,Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.Edisi 3,Jakarta:FKUI;2001 A,R,ROSDIANA,kamus keperawatan,Jakarta:Paramedia;_________