405 405
beban hidup. Dalam balok baja, akan ada saat dimana balok tersebut
beban hidup. Dalam balok baja, akan ada saat dimana balok tersebut tidak memiliki kemampuan padatidak memiliki kemampuan pada badan profil untuk mendukung reaksi akhir atau beban terpusat
badan profil untuk mendukung reaksi akhir atau beban terpusat sehingga dibutuhkan pengaku vertikal sehingga dibutuhkan pengaku vertikal (stiffener). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tata letak st
(stiffener). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tata letak st iffener terhadap tekukiffener terhadap tekuk lokal baja yang disebabkan oleh gaya aksial atau gaya yang bekerja pada sumbu utama penampang lokal baja yang disebabkan oleh gaya aksial atau gaya yang bekerja pada sumbu utama penampang struktur. Stiffener d
struktur. Stiffener diposisikan berviposisikan bervariasi dengan jarak ariasi dengan jarak simetris (a) pada prsimetris (a) pada profil yang akan dofil yang akan dianalisis.ianalisis. Stiffener dianalisis secara tiga dimensi menggunakan software SAP2000 dengan pemodelan elemen Stiffener dianalisis secara tiga dimensi menggunakan software SAP2000 dengan pemodelan elemen balok baja yang menggunakan WF 2100 x 500, dengan stiffener 2076 x 236
balok baja yang menggunakan WF 2100 x 500, dengan stiffener 2076 x 236 dengan panjang balok 4,5 m.dengan panjang balok 4,5 m. Analisis dibagi menja
Analisis dibagi menjadi dua pemodedi dua pemodelan dengan 5 varlan dengan 5 variasi tata letak jarak siasi tata letak jarak stiffener disetiap mtiffener disetiap modelnya.odelnya. Dari analisa struktur yan
Dari analisa struktur yang dilakukan pada SAPg dilakukan pada SAP2000, dapat disimpulkan bahw2000, dapat disimpulkan bahwa gaya geser balok denga gaya geser balok denganan stiffener
stiffener yang yang dipasang dipasang dekat dekat dengan dengan daerah daerah tumpuan tumpuan semakin semakin kecil, kecil, sedangkan sedangkan gaya gaya geser geser akanakan meningkat apabila stiffener diletakkan di daerah lapangan.
meningkat apabila stiffener diletakkan di daerah lapangan. Kata kunci: Balok,
Kata kunci: Balok,
St
Stif
iffe
fene
ner
r
, Tekuk Lokal, Gaya Geser, SAP2000., Tekuk Lokal, Gaya Geser, SAP2000.PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang
Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil, Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil, menuntut bangsa Indonesia untuk menghadapi menuntut bangsa Indonesia untuk menghadapi segala kemajuan dan tantangan di era globalisasi segala kemajuan dan tantangan di era globalisasi ini, sehingga memicu pertumbuhan ekonomi dan ini, sehingga memicu pertumbuhan ekonomi dan berdampak
berdampak pada pada pesatnya pesatnya pembangunapembangunann bangunan-ba
bangunan-bangunan ngunan baru baru saat saat ini. ini. Hal Hal tersebuttersebut membuat para perencana harus mendesain membuat para perencana harus mendesain bangunan
bangunan yang yang kuat kuat dan dan tahan tahan terhadap terhadap segalasegala macam perubahan kondisi lingkungan.
macam perubahan kondisi lingkungan.
Dalam memilih elemen-elemen struktur ada Dalam memilih elemen-elemen struktur ada beberapa
beberapa hal hal yang yang dipertimbangkdipertimbangkan, an, antara antara lain lain :: kekuatan yang cukup, kestabilan, ekonomis, dan kekuatan yang cukup, kestabilan, ekonomis, dan tahan lama. Beberapa material bangunan yang tahan lama. Beberapa material bangunan yang sering digunakan pada masa ini
sering digunakan pada masa ini adalah baja. Bahanadalah baja. Bahan baja
baja walaupun walaupun dari dari jenis jenis yang yang paling paling rendahrendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi bila kekuatan per volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan lain yang dibandingkan dengan bahan-bahan lain yang umumnya dipakai.
umumnya dipakai.
Pada zaman modern ini Material Baja sebagai Pada zaman modern ini Material Baja sebagai bahan
bahan konstruksi konstruksi sudah sudah mulai mulai banyak banyak digunakandigunakan dalam perencanaan (
dalam perencanaan (designdesign) terhadap suatu) terhadap suatu bangunan.
bangunan. Baja Baja dapat dapat berfungsi berfungsi sebagaisebagai komponen tekan atau lentur. Bentuk penampang komponen tekan atau lentur. Bentuk penampang baja lebih mudah
baja lebih mudah dibentuk untuk memenuhi setiapdibentuk untuk memenuhi setiap keperluan. Disamping itu, Baja memiliki sifat keperluan. Disamping itu, Baja memiliki sifat daktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat daktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh
pengaruh tegangan tarik tegangan tarik yang yang tinggi tinggi tanpa tanpa hancurhancur
atau putus, adanya sifat ini membuat struktur baja atau putus, adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan se
bangunan secara tiba-tiba.cara tiba-tiba. Namun
Namun penampang penampang yang yang digunakandigunakan umumnya lebih langsing karena berbeda dengan umumnya lebih langsing karena berbeda dengan balok
balok yang yang sering sering memikul memikul lentur. lentur. UkuranUkuran penampa
penampang ng balok balok yang yang umumnya sangat umumnya sangat langsinglangsing mengakibatkan adanya potensi terjadinya mengakibatkan adanya potensi terjadinya ketidakstabilan yang berupa deformasi keluar arah ketidakstabilan yang berupa deformasi keluar arah bidang
bidang pembebanpembebanan an yang yang pada pada balok. balok. PenampaPenampangng Baja yang digunakan jangan terlalu langsing Baja yang digunakan jangan terlalu langsing (terlalu tipis dan pendek lebarnya) agar tidak (terlalu tipis dan pendek lebarnya) agar tidak terjadi tekuk lokal, yaitu keadaan di mana pelat terjadi tekuk lokal, yaitu keadaan di mana pelat sayap mengalami tekuk (gagal/
sayap mengalami tekuk (gagal/ failed failed ), sedangkan), sedangkan struktur yang lain masih utuh.
struktur yang lain masih utuh. Keberadaan pengaku (
Keberadaan pengaku ( stiffener stiffener ) yang cukup) yang cukup disepanjang balok demikikan ternyata dapat lebih disepanjang balok demikikan ternyata dapat lebih lanjut mencegah terjadinya tekuk lokal pada flange lanjut mencegah terjadinya tekuk lokal pada flange (pelat sayap). Namun seberapa jumlah pengaku (pelat sayap). Namun seberapa jumlah pengaku (( stiffener stiffener ) yang diperlukan untuk dapat mencegah) yang diperlukan untuk dapat mencegah tekuk lokal ini
tekuk lokal ini masih menjadi suatu pertanyaan.masih menjadi suatu pertanyaan. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang di atas Dengan adanya latar belakang di atas mengenai masalah tata letak dan jumlah pengaku mengenai masalah tata letak dan jumlah pengaku (( stiffener stiffener ), maka akan dianalisa lebih lanjut), maka akan dianalisa lebih lanjut
1.
1. Berapa banyak pengaku (sBerapa banyak pengaku (stiffener tiffener ) yang) yang diperlukan agar desain dapat mencegah diperlukan agar desain dapat mencegah terjadinya tekuk lokal ?
terjadinya tekuk lokal ? 2.
2. Bagaimana tata letak dari pengaku (Bagaimana tata letak dari pengaku ( stiffener stiffener )) agar mencapai suatu kondisi baja dapat agar mencapai suatu kondisi baja dapat menahan beban yang diberikan?
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini ada
penelitian ini adalah :lah : a.
a. Analisa yang dilakukan hanya pada satuAnalisa yang dilakukan hanya pada satu elementer yaitu balok.
elementer yaitu balok. b.
b. Memvariasikan dua sMemvariasikan dua stiffener tiffener yang dipasang yang dipasang yang diberikan adalah beban terpusat sebesar yang diberikan adalah beban terpusat sebesar 800000 N
800000 N c.
c. Analisa menggunakan perletakan jepit-jepit.Analisa menggunakan perletakan jepit-jepit. d.
d. Analisa menggunakAnalisa menggunakan mutu baja BJ an mutu baja BJ 3737 e.
e. Hanya memperhatikan tekuk lokal saja.Hanya memperhatikan tekuk lokal saja. f.
f. Profil baja WF 2100 x 500 dengan panjang 4,5Profil baja WF 2100 x 500 dengan panjang 4,5 m (bentang pendek).
m (bentang pendek). g.
g. Stiffener Stiffener yang digunakan adalah 2076 x 262 x yang digunakan adalah 2076 x 262 x 10
10 h.
h. Analisa yang dilAnalisa yang dilakukan tidak memperhitungkanakukan tidak memperhitungkan gaya horizontal.
gaya horizontal. i.
i. Stiffener Stiffener yang dipasang sepasang dan tidak yang dipasang sepasang dan tidak memiliki kemiringan (tegak lurus dengan memiliki kemiringan (tegak lurus dengan flange).
flange). j.
j. Pemodelan dan analisa menggunakanPemodelan dan analisa menggunakan software software SAP2000 dan ditinjau
SAP2000 dan ditinjau secara tiga dimensi.secara tiga dimensi. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengemengetahui ttahui tataata letak yang efektif dari pengaku (
letak yang efektif dari pengaku ( stiffener stiffener ) yang) yang akan dipasang disepanjang balok baja untuk akan dipasang disepanjang balok baja untuk menceg
mencegah terjadinya tekuk ah terjadinya tekuk lokal pada baja.lokal pada baja. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada insiyur dalam merencanakan informasi kepada insiyur dalam merencanakan suatu bangunan struktur baja yang diberikan suatu bangunan struktur baja yang diberikan pengaku
pengaku (( stiffener stiffener ) di sepanjang balok yang) di sepanjang balok yang berfungsi
berfungsi mencegmencegah ah terjadinya terjadinya tekuk tekuk lokal lokal agaragar dipasang dengan seefektif mungkin pada balok dipasang dengan seefektif mungkin pada balok baja, sehingga menghasilkan suatu bangunan baja, sehingga menghasilkan suatu bangunan yangyang berkekuatan
berkekuatan cukup cukup dan dan tahan tahan lama. lama. Selain Selain itu,itu, Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk memenuhi salah satu tugas di Fakultas Teknik, memenuhi salah satu tugas di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado. LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI Baja Baja
Dalam buku Perencanaan Struktur Baja Dalam buku Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, Agus Setiawan 2002 dengan Metode LRFD, Agus Setiawan 2002 ditetapkan, Material Baja yang digunakan dalam ditetapkan, Material Baja yang digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi baja struktur dapat diklasifikasikan menjadi baja
sebelum gagal, Daktilitas sering kali merupakan sebelum gagal, Daktilitas sering kali merupakan alasan struktur rangka baja masih dapat berdiri alasan struktur rangka baja masih dapat berdiri sesudah sebagian dari rangka tersebut mengalami sesudah sebagian dari rangka tersebut mengalami tegangan jauh diatas tegangan izin desain. tegangan jauh diatas tegangan izin desain. Deformasi sebagian struktur tersebut akan Deformasi sebagian struktur tersebut akan mentransfer beban ke bagian lain yang memikul mentransfer beban ke bagian lain yang memikul beban
beban lebih lebih rendah rendah sehingga sehingga akan akan mencegamencegahh struktur dari keadaan
struktur dari keadaan collapsecollapse meskipun semua meskipun semua atau sebagian elemen struktur telah mengalami atau sebagian elemen struktur telah mengalami deformasi berlebihan. Daktilitas ini merupakan deformasi berlebihan. Daktilitas ini merupakan sifat baja yang sangat berguna, terutama untuk sifat baja yang sangat berguna, terutama untuk situasi pembebanan yang tak pasti seperti gempa. situasi pembebanan yang tak pasti seperti gempa. (( Desain Baja Struktural Terapan, Desain Baja Struktural Terapan, Spiegel LeonardSpiegel Leonard dan Limbrunner George, 1991)
dan Limbrunner George, 1991)
Agar dapat memahami perilaku struktur baja, Agar dapat memahami perilaku struktur baja, perlu
perlu dilakukan pengujian. dilakukan pengujian. Model Model pengujian pengujian yangyang paling
paling tepat tepat untuk untuk mendapamendapatkan tkan sifat-sifatsifat-sifat mekanik
mekanik dari dari material material baja adalah baja adalah dengandengan melakukan uji tarik terhadap sifat-sifat mekanik melakukan uji tarik terhadap sifat-sifat mekanik material baja, karena disebabkan beberapa hal material baja, karena disebabkan beberapa hal antara lain adanya potensi tekuk pada benda uji antara lain adanya potensi tekuk pada benda uji yang mengakibatkan ketidakstabila
yang mengakibatkan ketidakstabilan dari n dari benda ujibenda uji tersebut, selain itu perhitungan tegangan yang tersebut, selain itu perhitungan tegangan yang terjadi di dalam benda uji lebih mudah dilakukan terjadi di dalam benda uji lebih mudah dilakukan untuk uji tarik dari pada uji tekan.
untuk uji tarik dari pada uji tekan.
Gambar 1 dan 2 menunjukkan suatu hasil uji Gambar 1 dan 2 menunjukkan suatu hasil uji tarik material baja yang dilakukan pada suhu tarik material baja yang dilakukan pada suhu kamar serta dengan memberikan laju regangan kamar serta dengan memberikan laju regangan yang normal. Tegangan nominal (f) yang terjadi yang normal. Tegangan nominal (f) yang terjadi dalam benda uji diplot pada sumbu vertikal, dalam benda uji diplot pada sumbu vertikal, sedangkan regangan (E) yang merupakan sedangkan regangan (E) yang merupakan perbandingan antara
perbandingan antara pertambpertambahan ahan panjang panjang dengandengan panjang
panjang mula-mula-mula (∆L/L) diplotmula (∆L/L) diplot pada pada sumbusumbu horizontal. Gambar 1 merupakan hasil uji tarik horizontal. Gambar 1 merupakan hasil uji tarik dari suatu benda uji baja yang dilakukan hingga dari suatu benda uji baja yang dilakukan hingga benda
benda uji uji mengalammengalami i keruntuhan, keruntuhan, sedangksedangkanan Gambar 2. menunjukkan gambaran yang lebih Gambar 2. menunjukkan gambaran yang lebih detail dari perilaku benda uji hingga mencapai detail dari perilaku benda uji hingga mencapai regangan sebesar ± 2%
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Gambar 2. Bagian Kurva Tegangan-Regangan yang Gambar 2. Bagian Kurva Tegangan-Regangan yang
Diperbesar Diperbesar ..
Stiffe
Stiffene
ner
r
Stiffener
Stiffener adalah bantalan pengaku (pelat) yang adalah bantalan pengaku (pelat) yang digunakan pada titik tumpuan suatu balok ketika digunakan pada titik tumpuan suatu balok ketika balok
balok tidak tidak memiliki memiliki kemamkemampuan puan pada pada badanbadan profil
profil untuk untuk mendukung mendukung reaksi reaksi akhir akhir atau atau bebanbeban terpusat. Batas untuk kondisi ini antara lain leleh terpusat. Batas untuk kondisi ini antara lain leleh lokal pada web (
lokal pada web (web local yielding web local yielding ), web), webcrippling crippling dan tekuk lokal web.
dan tekuk lokal web.
Tekuk lokal web dapat terjadi bila balok Tekuk lokal web dapat terjadi bila balok diberi gaya tekan terpusat dan pergerakan lateral diberi gaya tekan terpusat dan pergerakan lateral antara flange tekan dan flange tarik
antara flange tekan dan flange tarik yang terbeban,yang terbeban, tetap sejajar saat terjadi tekuk pada web. tetap sejajar saat terjadi tekuk pada web. (
(Structural Steel DesignStructural Steel Design, Abi Aghayere and Jason, Abi Aghayere and Jason Virgil 2009)
Virgil 2009) Stiffener
Stiffener dibuat untuk membantu badan balok dibuat untuk membantu badan balok menciptakan garis-garis nodal selama tekuk pelat menciptakan garis-garis nodal selama tekuk pelat badan
badan dan dan untuk untuk menerimmenerima a gaya-gaya tekan gaya-gaya tekan yangyang ditransmisikan dari badan balok. Pada flens tekan, ditransmisikan dari badan balok. Pada flens tekan, pengelasan pen
pengelasan pengaku memgaku memberikan stabilitas berikan stabilitas kepadakepada pengaku
pengaku dan dan menjagamenjaganya nya agar agar tetap tetap tegak tegak luruslurus tehadap badan balok.
tehadap badan balok.
Bila jarak antar pengaku
Bila jarak antar pengaku aa membuat membuat a/t a/t ww cukup rendah, dan ukurannya cukup cukup rendah, dan ukurannya cukup memungkinkan mereka bekerja sebagai elemen memungkinkan mereka bekerja sebagai elemen vertikal tekan dalam sebuah rangka. (
vertikal tekan dalam sebuah rangka. (Struktur BajaStruktur Baja Desain
Desain dan dan perilaku perilaku Edisi Edisi Kedua,Kedua, Johnson JohnJohnson John dan Salmon Charles, 1986)
dan Salmon Charles, 1986)
Dua macam parameter stabilitas balok pelat Dua macam parameter stabilitas balok pelat berdinding penuh
berdinding penuh adalah rasioadalah rasio h/twh/tw serta serta a/ha/h. Jika. Jika kedua parameter ini diambil serendah mungkin kedua parameter ini diambil serendah mungkin maka tekuk yang diakibatkan oleh geser dapat maka tekuk yang diakibatkan oleh geser dapat dihindari. Jika pengaku vertikal yang dipasang dihindari. Jika pengaku vertikal yang dipasang setiap jarak
setiap jarak aa sedemikian rupa sehingga nilai sedemikian rupa sehingga nilai a/ha/h cukup kecil maka akan timbul aksi medan tarik cukup kecil maka akan timbul aksi medan tarik yang dapat meningkatkan kuat geser nominal dari yang dapat meningkatkan kuat geser nominal dari balok
balok pelat pelat berdinding berdinding penuh. penuh. Dimensi Dimensi pengakupengaku
Gambar 3. Ilustrasi Stifferner pada profil WF
Gambar 3. Ilustrasi Stifferner pada profil WF
Tekuk Lokal Tekuk Lokal
Salah satu kegagalan struktur baja adalah Salah satu kegagalan struktur baja adalah kegagalan tekuk/buckling. Pada umumnya, tekuk kegagalan tekuk/buckling. Pada umumnya, tekuk diakibatkan oleh gaya aksial, atau gaya yang diakibatkan oleh gaya aksial, atau gaya yang bekerja
bekerja pada pada sumbu sumbu utama utama penampapenampang ng struktur.struktur. Tekuk pada profil baja terbagi menjadi 2 jenis, Tekuk pada profil baja terbagi menjadi 2 jenis, yaitu tekuk global dan tekuk lokal.
yaitu tekuk global dan tekuk lokal.
Tekuk merupakan suatu proses dimana suatu Tekuk merupakan suatu proses dimana suatu struktur tidak mampu mempertahankan bentuk struktur tidak mampu mempertahankan bentuk aslinya, sehingga terjadilah perubahan bentuk aslinya, sehingga terjadilah perubahan bentuk dalam rangka menemukan keseimbangan baru. dalam rangka menemukan keseimbangan baru. Tekuk merupakan fenomena instabilitas yang Tekuk merupakan fenomena instabilitas yang terjadi pada batang langsing, pelat dan cangkang terjadi pada batang langsing, pelat dan cangkang yang tipis. Konsekuensi tekuk pada dasarnya yang tipis. Konsekuensi tekuk pada dasarnya adalah masalah geometrik dasar, dimana terjadi adalah masalah geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar akan mengubah bentuk struktur. lendutan besar akan mengubah bentuk struktur.
Pada fenomena tekuk, struktur secara Pada fenomena tekuk, struktur secara keseluruhan belum tentu gagal. Struktur dapat saja keseluruhan belum tentu gagal. Struktur dapat saja kembali seperti semula. Hal ini dikarenakan proses kembali seperti semula. Hal ini dikarenakan proses terjadinya buckling adalah pada daerah elastis. terjadinya buckling adalah pada daerah elastis. Sehingga ketika beban tekan yang terjadi Sehingga ketika beban tekan yang terjadi dihilangkan, struktrur akan kembali seperti dihilangkan, struktrur akan kembali seperti semula. (Agus Triono,2007)
semula. (Agus Triono,2007)
Tekuk yang terjadi pada elemen-elemen pelat Tekuk yang terjadi pada elemen-elemen pelat profil.
profil. Untuk Untuk IWF, IWF, elemen-eelemen-elemennya lemennya ada ada tiga tiga :: sayap atas (
sayap atas (top flangetop flange), sayap bawah (), sayap bawah (bottombottom flange
flange), dan pelat badan (), dan pelat badan (webweb).).
Pada saat menerima momen lentur positif, Pada saat menerima momen lentur positif, seluruh top flange akan mengalami tegangan seluruh top flange akan mengalami tegangan tekan, seluruh bottom flange akan mengalami tekan, seluruh bottom flange akan mengalami tegangan tarik, sementara sebagian pelat badan tegangan tarik, sementara sebagian pelat badan akan mengalam
akan mengalami tekan i tekan dan sebagian lainnya tarik.dan sebagian lainnya tarik.
Gambar 4. Ilustrasi Tekuk Lokal yang terjadi pada web
Gambar 4. Ilustrasi Tekuk Lokal yang terjadi pada web
dan flange
dan flange
Stiffener Stiffener
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
balok yang
balok yang mengalammengalami beban i beban terpusat yang sangatterpusat yang sangat besar, contohny
besar, contohnya balok Crana balok Crane, balok transfee, balok transfer, dll.r, dll. Untuk mencegah tekuk lokal pada daerah Untuk mencegah tekuk lokal pada daerah tekan ini akibat gaya lateral, kita harus memasang tekan ini akibat gaya lateral, kita harus memasang sebuah pengaku vertikal (
sebuah pengaku vertikal ( stiffener stiffener ).). StiffenerStiffener dipasang di sepanjang web untuk mencegah tekuk dipasang di sepanjang web untuk mencegah tekuk lokal pada web akibat gaya geser dan mencegah lokal pada web akibat gaya geser dan mencegah tekuk lokal pada
tekuk lokal pada flange (pelat sayap).flange (pelat sayap). Balok
Balok
Balok adalah komponen struktur yang Balok adalah komponen struktur yang memikul beban-beban gravitasi, seperti beban memikul beban-beban gravitasi, seperti beban matimati dan beban hidup. Komponen struktur balok dan beban hidup. Komponen struktur balok merupakan kombinasi dari elemen tekan dan merupakan kombinasi dari elemen tekan dan elemen tarik. (LRFD)
elemen tarik. (LRFD)
Selain itu balok juga adalah konstruksi Selain itu balok juga adalah konstruksi mendatar yang bagiannya diberi beban lentur, mendatar yang bagiannya diberi beban lentur, biasanya
biasanya dibebani dibebani oleh oleh suatu suatu beban beban yang yang tegaktegak lurus pada sumbu memanjang. Balok atau gelagar lurus pada sumbu memanjang. Balok atau gelagar dibedakan oleh dua jenis tumpuan, yaitu : balok dibedakan oleh dua jenis tumpuan, yaitu : balok diatas 2 buah titik tumpuan dan balok di atas titik diatas 2 buah titik tumpuan dan balok di atas titik tumpuan yang lebih banyak atau balok menerus. tumpuan yang lebih banyak atau balok menerus. (Ir. J. Honing-G. J.
(Ir. J. Honing-G. J. WeetzWeetzel, Baja Bangunan)el, Baja Bangunan) Dalam Structural Steel Design dibahas bahwa Dalam Structural Steel Design dibahas bahwa balok
balok adalah adalah batang batang yang yang mengamengalami lami bebanbeban transversal dan pa;ing efisien bila luasnya disebar transversal dan pa;ing efisien bila luasnya disebar sedemikian rupa hingga jaraknya jauh dari grais sedemikian rupa hingga jaraknya jauh dari grais netral.
netral.
Lentur Sederhana Profil Simetris Lentur Sederhana Profil Simetris
Rumus umum perhitungan tegangan akibat Rumus umum perhitungan tegangan akibat momen lentur. Tegangan lentur pada penampang momen lentur. Tegangan lentur pada penampang profil
profil yang yang mempunymempunyai ai minimal minimal satu satu sumbusumbu simetri, dan dibebani pada pusat gesernya, dapat simetri, dan dibebani pada pusat gesernya, dapat dihitung dari
dihitung dari persampersamaan:aan:
dengan
dengan
dan dan
sehinggasehingga
dengan :dengan :
= = tegangan tegangan lenturlentur
= momen lentur arah x dan y = momen lentur arah x dan y
= = Modulus penampang arah Modulus penampang arah x dan x dan yy
= = Momen Momen Inersia Inersia arah arah x x dan dan yy
= jarak dari titk be= jarak dari titk berat ke tepi serarat ke tepi serat arah xt arah x dan ydan y
Perilaku Balok Terkekang Lateral Perilaku Balok Terkekang Lateral
Momen Leleh
Momen Leleh M M , dan besarnya adalah :, dan besarnya adalah :
Faktor bentuk
Faktor bentuk (( shape factor, S shape factor, SF F ) :) : SF
SF = = ᶓ ᶓ = =
= =
Tegangan Sisa (Tegangan Sisa (
Residual Stress
Residual Stress
))Tegangan sisa adalah tegangan yang sudah Tegangan sisa adalah tegangan yang sudah ada pada penampang ketika batang profil belum ada pada penampang ketika batang profil belum terpasang. Tegangan ini terjadi akibat pada saat terpasang. Tegangan ini terjadi akibat pada saat setelah percetakan profil, terjadi perbedaan setelah percetakan profil, terjadi perbedaan pendinginan atara
pendinginan atara tiap tiap bagian bagian penampapenampang. ng. BagianBagian yang lebih luar akan mendingin lebih dahulu. yang lebih luar akan mendingin lebih dahulu. Ketika bagian yang didalam ini kemudian Ketika bagian yang didalam ini kemudian mendingin yang diikuti dengan penyusutan maka mendingin yang diikuti dengan penyusutan maka akan ditahan oleh bagian luar yang sudah diikuti akan ditahan oleh bagian luar yang sudah diikuti dengan penyusutan maka akan ditahan oleh bagian dengan penyusutan maka akan ditahan oleh bagian luar yang sudah mendingin terlebih dahulu. luar yang sudah mendingin terlebih dahulu. Akibatnya bagian luar yang tertekan dan bagian Akibatnya bagian luar yang tertekan dan bagian dalam yang akan tertari. Besarnya tegangan sisa dalam yang akan tertari. Besarnya tegangan sisa f f rr yang terjadi dapat mencapai 1.3 tegangan lelehnya yang terjadi dapat mencapai 1.3 tegangan lelehnya yaitu antara 70 sampai dengan 100 MPa. Oleh yaitu antara 70 sampai dengan 100 MPa. Oleh karena itu pada perencanaan baja dengan karena itu pada perencanaan baja dengan menggunakan profil yang memiliki dimensi besar, menggunakan profil yang memiliki dimensi besar, tegangan sisa ini diperhitungkan.
tegangan sisa ini diperhitungkan.
Kuat Nominal Lentur Penampang Pengaruh Kuat Nominal Lentur Penampang Pengaruh Tekuk Lokal
Tekuk Lokal
Kelangsingan dari sayap untuk profil I adalah: Kelangsingan dari sayap untuk profil I adalah:
Untuk profil I batas antara kompak dan tidak Untuk profil I batas antara kompak dan tidak kompak pada SNI 03-1729-2002 (Tabel 7.5-1) kompak pada SNI 03-1729-2002 (Tabel 7.5-1) adalah
adalah
dan batas antara tidak kompak dan balok langsing dan batas antara tidak kompak dan balok langsing adalah adalah
dimana : dimana : λλ = = kelangsingan kelangsingan penampapenampangng λ
λ p p = = batas batas maksimum maksimum untuk untuk penampangpenampang kompak
kompak λ
λ r r = = batas batas minimum minimum untuk untuk penampang penampang tidaktidak kompak.
kompak. f
f yy = tegangan leleh baja (MPa)= tegangan leleh baja (MPa) f
f r r = = tegangan tegangan residu residu (tegangan (tegangan sisa) sisa) padapada pelat saya
pelat sayap, untuk penamp, untuk penampang buatanpang buatan pabrik sebes
pabrik sebesar 70 MPa daar 70 MPa dan penampan penampang lasng las sebesar 115MPa
sebesar 115MPa Kelangsinga
Kelangsingan dari badan untuk profil n dari badan untuk profil I adalah :I adalah :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Dan batas untuk
Dan batas untuk daerah inelastis (penampadaerah inelastis (penampang tidakng tidak kompak):
kompak):
Penampang Kompak Penampang Kompak
Suatu penampang dinyatakan kompak jika Suatu penampang dinyatakan kompak jika memenuhi
memenuhi
≤≤
pada bagian sayap (flens) dan pada bagian sayap (flens) dan badan (web). Dengan momenbadan (web). Dengan momen nominal penampangnominal penampang adalah:
adalah:
Penampang Tak-Kompak Penampang Tak-Kompak
Suatu penampang yang dinyatakan Suatu penampang yang dinyatakan tidak-kompak adalah penampang yang memenuhi kompak adalah penampang yang memenuhi
pada bagian sayap (flens) dan badan pada bagian sayap (flens) dan badan (web). Dengan momen nominal penampang (web). Dengan momen nominal penampang adalah:adalah:
Penampang Langsing Penampang Langsing
Suatu penampang yang dinyatakan Suatu penampang yang dinyatakan tidak-kompak adalah penampang yang memenuhi kompak adalah penampang yang memenuhi
pada bagian sayap (flens) dan badan (web). pada bagian sayap (flens) dan badan (web). Dengan momen nominal penampang adalah:Dengan momen nominal penampang adalah:
Pengekang Lateral Pengekang Lateral
Kuat komponen struktur dalam memikul Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari panjang bentang momen lentur tergantung dari panjang bentang antara dua pengekang lateral yang berdekatan, L. antara dua pengekang lateral yang berdekatan, L. (SNI 03-1729-2002). (SNI 03-1729-2002).
**
++
Bentang Pendek Bentang PendekUntuk komponen struktur yang memenuhi Untuk komponen struktur yang memenuhi
dengan kuat nominal komponen struktur dengan kuat nominal komponen struktur terhadap momen lentur adalah:terhadap momen lentur adalah:
Bentang Menengah Bentang Menengah
Untuk komponen struktur yang memenuhi Untuk komponen struktur yang memenuhi
dengan kuat nominal komponen dengan kuat nominal komponen struktur terhadap momen lentur adalah:struktur terhadap momen lentur adalah:
[[
(
(
))
((
))
]]
Kuat Geser Kuat Geser
Pelat badan yang memikul gaya geser perlu Pelat badan yang memikul gaya geser perlu
harus memenuhi harus memenuhi
Kuat Geser Nominal Kuat Geser Nominal
Dalam penentuan kuat geser nominal Dalam penentuan kuat geser nominal
pelatpelat badan, badan, harus harus sesuai sesuai dengan dengan yang yang ditentukanditentukan di bawah.
di bawah. Jika perbandingan maksimum tinggiJika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal pelat panel
terhadap tebal pelat panel
memenuhi : memenuhi :
dengan, dengan,
maka, maka,
dengandengan
adalah luas kotor adalah luas kotor pelat badan.pelat badan. Jika perbandingan maksimum tinggiJika perbandingan maksimum tinggi terhadapterhadap tebal pelat panel
tebal pelat panel
memenuhi : memenuhi :
maka,
maka,
Jika perbandingan maksimum tinggi t
Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebalerhadap tebal pelat panel
pelat panel
memenuhi : memenuhi :
maka, maka,
Metode Interaksi Geser dan Lentur Metode Interaksi Geser dan Lentur
Balok yang direncanakan untuk memikul Balok yang direncanakan untuk memikul kombinasi lentur dan geser yaitu :
kombinasi lentur dan geser yaitu :
+ 0,625 + 0,625
≤≤ 1,3751,375Gaya Tekan Tumpu Gaya Tekan Tumpu
Bila balok dibebani beban terpusat, maka Bila balok dibebani beban terpusat, maka perlu
perlu dikontrol dikontrol terhadap terhadap lentur lentur pelat pelat sayap, sayap, kuatkuat leleh pelat badan, dan kuat tekuk dukung pelat leleh pelat badan, dan kuat tekuk dukung pelat badan deng
badan dengan perhitungan an perhitungan seperti :seperti : Kuat Tumpu
Kuat Tumpu
Gaya tumpu perlu (Ru) pada pelat badan Gaya tumpu perlu (Ru) pada pelat badan harus memenuhi
harus memenuhi Ru
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Kuat Leleh Pelat Badan Kuat Leleh Pelat Badan
Kuat tumpuh terhadap leleh suatu pelat badan Kuat tumpuh terhadap leleh suatu pelat badan adalah bila jarak beban terpusat terhadap ujung adalah bila jarak beban terpusat terhadap ujung balok lebih besa
balok lebih besar dari tinggi balok:r dari tinggi balok: Rb
Rb = = (5 (5 + + N) N) fy. fy. TwTw
Bila jarak beban terpusat terhadap ujung balok Bila jarak beban terpusat terhadap ujung balok lebih kecil atau sama dengan tinggi balok:
lebih kecil atau sama dengan tinggi balok: Rb
Rb = = (2,5 (2,5 + + N) N) fy. fy. TwTw Kuat Tekuk Dukung Pelat Badan Kuat Tekuk Dukung Pelat Badan
Kuat pelat badan terhadap tekuk di sekitar Kuat pelat badan terhadap tekuk di sekitar pelat
pelat sayap sayap yang yang dibebani dibebani adalah adalah bila bila bebanbeban terpusat dikenakan pada jarak lebih dari d/2 dari terpusat dikenakan pada jarak lebih dari d/2 dari ujung balok:
ujung balok: Rb
Rb = = 0,79tw0,79tw22
[
[
]
]
Bila beban terpusat dikenakan pada jarakBila beban terpusat dikenakan pada jarak kurangkurang dari d/2 dar
dari d/2 dar i ujung balok dan untuk N/d≤0,2:i ujung balok dan untuk N/d≤0,2: Rb Rb = = 0,39tw0,39tw22
[
[
]
]
dan untuk N/d>0,2 dan untuk N/d>0,2 Rb Rb = = 0,39tw0,39tw22[,
[,
-
-
]
]
Perencanaan Pengaku Penumpu Beban Perencanaan Pengaku Penumpu Beban
Ukuran Pengaku
Ukuran Pengaku
Jika kekuatan pelat badan Rb yang dihitung Jika kekuatan pelat badan Rb yang dihitung dalam Butir 1,2,3,4 dan 5 tidak memenuhi syarat, dalam Butir 1,2,3,4 dan 5 tidak memenuhi syarat, maka harus dipasang pengaku sedemikian maka harus dipasang pengaku sedemikian sehingga
sehingga
Ru-ØRb
Ru-ØRb ≤≤ As. As. FyFy
Lebar Pengaku
Lebar Pengaku
Dalam merencanakan pemasangan
Dalam merencanakan pemasangan stiffener stiffener pada
pada memmember ber profil, profil, maka maka lebarlebar stiffener stiffener harus harus lebih besar dari 1/3 panjang sayap dikurangi lebih besar dari 1/3 panjang sayap dikurangi dengan tebal pelat badan.
dengan tebal pelat badan. bs >
bs >
– – tw twT
Te
eb
bal P
al Pe
eng
ngaku
aku
Dalam merencanakan pemasangan
Dalam merencanakan pemasangan stiffener stiffener pada
pada memmember ber profil, profil, maka maka tebaltebal stiffener stiffener harus harus lebih besar dari setengah tebal pelat sayap.
lebih besar dari setengah tebal pelat sayap. ts >
ts >
dan memenuhi :dan memenuhi :
≤≤ 0,560,56
L
Lua
uas Mi
s Mi ni
nim
mum
um
Luas penampang
Luas penampang stiffener stiffener yang harus yang harus
Momen inersia (I
Momen inersia (Iss) terhadap garis tengah) terhadap garis tengah bidang plat bada
bidang plat badann I
Iss ≥≥ 0,75 h. t 0,75 h. tww33 untuk (a/h) ≤untuk (a/h) ≤
√
√
IIss ≥≥
untuk untuk (a/h) (a/h) >>√
√
METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Data untuk Desain
Data untuk Desain
Berikut adalah data-data yang digunakan Berikut adalah data-data yang digunakan dalam mendesain model:
dalam mendesain model:
Beban Beban = = 800000 800000 NN
Panjang Bentang Panjang Bentang = 4500 = 4500 mmmm
Ukuran StiffenerUkuranStiffener =2076 mm =2076 mm x x 236 mm236 mm
Dimensi Balok (WF yang digunakan)Dimensi Balok (WF yang digunakan)
= 2100 mm x500 mm = 2100 mm x500 mm
Tebal Flange pada Balok=12 mmTebal Flange pada Balok=12 mm
Tebal Tebal Web Web pada pada Balok Balok =8 =8 mmmm
TebalTebal stiffener stiffener =10 mm=10 mm
Penelitian yang dilakukan menghasilkan dua Penelitian yang dilakukan menghasilkan dua pemodelan. Setiap
pemodelan. Setiap model mempunyai model mempunyai lima lima variasivariasi tata letak
tata letak stiffener stiffener
Langkah-Langkah Penelitian Langkah-Langkah Penelitian
Untuk mewujudkan uraian diatas maka Untuk mewujudkan uraian diatas maka langkah-langkah analisis yang hendak dilakukan langkah-langkah analisis yang hendak dilakukan adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1.
1. Menentukan Menentukan data-data data-data yang yang mendukungmendukung perancanga
perancangan n variasi variasi tata tata letakletak stiffener stiffener , seperti, seperti model profil yang digunakan.
model profil yang digunakan. 2.
2. Menbuat pemodelan profil baja denganMenbuat pemodelan profil baja dengan perletakan
perletakan jepit-jepit.jepit-jepit. 3.
3. Menentukan variasi jarakMenentukan variasi jarak stiffener stiffener pada pada penampan
penampang balok.g balok. 4.
4. Menentukan jenis pembebanan dan melakukanMenentukan jenis pembebanan dan melakukan perhitungan beba
perhitungan beban.n. 5.
5. Melakukan analisa tekuk lokal yang terjadiMelakukan analisa tekuk lokal yang terjadi pada
pada flange flange balok balok baja baja dengan dengan bantuanbantuan software
software SAP2000.SAP2000. 6.
6. Mengolah data dan melakukan evaluasi dariMengolah data dan melakukan evaluasi dari keefektifan dan keefisienan Tata Letak keefektifan dan keefisienan Tata Letak Stiffener.
Stiffener. Mengambil kesimpulan berdasarkan Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil perbandingan dan pembahasan yang hasil perbandingan dan pembahasan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
sesuai dengan tujuan penelitian.
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732
Hasil Tegangan Normal (S Hasil Tegangan Normal (S1111):):
Gambar 5.
Gambar 5. Show StressShow Stress S S1111 untuk profil tanpa untuk profil tanpa stiffener stiffener
Gambar 6.
Gambar 6. Show StressShow Stress S S1111 untuk variasi untuk variasi 11 stiffener stiffener
dengan letak
dengan letak stiffener stiffener di L=1/2 di L=1/2
Gambar 7.
Gambar 7. Show StressShow Stress S S1111 untuk variasi untuk variasi 22 stiffener stiffener
dengan letak
dengan letak stiffener stiffener di L-360 di L-360
Hasil Tegangan Geser (S Hasil Tegangan Geser (S1313):):
Gambar 8
Gambar 8 Show StressShow Stress S S1313 untuk bentang tanpa untuk bentang tanpa stiffener stiffener
Pengaruh Tekuk Lokal pada Penampang Pengaruh Tekuk Lokal pada Penampang
Syarat yang harus dipenuhi, untuk tahanan Syarat yang harus dipenuhi, untuk tahanan momen lentur momen lentur
≤≤ 11 OKOKTabel 1. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk Lokal
Tabel 1. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk Lokal
terhadap tahanan Momen Lentur
terhadap tahanan Momen Lentur Jumlah Jumlah Stiffen Stiffeneer r Letak Letak Stiffener Stiffener Mu Mu Mu/Øb. Mu/Øb. Mn Mn KetKet Nmm Nmm 0 0 -- 10156013691015601369 1.661 1.661 NOT NOT OKOK 1 L=0 1 L=0 17561560991756156099 0.287 0.287 OKOK 1 L=1/4 1 L=1/4 17562993041756299304 0.287 0.287 OKOK 1 L=1/2 1 L=1/2 317766033.1317766033.1 0.052 0.052 OKOK 1 L=3/4 1 L=3/4 17562931291756293129 0.287 0.287 OKOK 1 L=L 1 L=L 17563000651756300065 0.287 0.287 OKOK 2 L=L 2 L=L 15121914421512191442 0.247 0.247 OKOK 2 2 L-90 L-90 1642750085 1642750085 0.269 0.269 OKOK 2 2 L-180 L-180 1819079957 1819079957 0.298 0.298 OKOK 2 2 L-270 L-270 1818775810 1818775810 0.297 0.297 OKOK 2 2 L-360 L-360 1530202620 1530202620 0.250 0.250 OKOK Lendutan Lendutan ∆ ∆LL ≤≤
≤≤ 18.75 18.75 mmmm OKOKTabel 2. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk Lokal
Tabel 2. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk Lokal
terhadap Lendutan terhadap Lendutan Jumlah Jumlah Stiffe Stiffenener r Letak Letak Stiffe Stiffenener r Inersia Inersia Penampang
Penampang LendutanLendutan
KET KET Ix F Ix F cm4 Mm cm4 Mm 0 0 - - 19044105984 19044105984 0.0996864 0.0996864 OKOK
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732
Tabel 3. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk
Tabel 3. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk LokalLokal
terhadap Gaya Geser akibat Beban
terhadap Gaya Geser akibat Beban Jumlah
Jumlah Stiffe Stiffenener r Letak Letak StiffenerStiffener Vu/Øf. VnVu/Øf. Vn KetKet 0 0 - - 0.03466152 0.03466152 OKOK 1 1 L=0 L=0 0.53817604 0.53817604 OKOK 1 1 L=1/4 L=1/4 0.53817609 0.53817609 OKOK 1 1 L=1/2 L=1/2 0.51018485 0.51018485 OKOK 1 1 L=3/4 L=3/4 0.54043954 0.54043954 OKOK 1 1 L=L L=L 0.54021715 0.54021715 OKOK 2 2 L=L L=L 0.46510648 0.46510648 OKOK 2 2 L-30 L-30 0.50457876 0.50457876 OKOK 2 2 L-60 L-60 0.55987726 0.55987726 OKOK 2 2 L-90 L-90 0.55950276 0.55950276 OKOK 2 2 L-120 L-120 0.54320359 0.54320359 OKOK
Interaksi Geser dan Lentur Interaksi Geser dan Lentur
Syarat yang harus dipenuhi: Syarat yang harus dipenuhi:
+ 0,625 + 0,625
≤≤ 1,3751,375 AMANAMANTabel 4. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk
Tabel 4. Pemeriksaan terhadap Pengaruh Tekuk LokalLokal
terhadap Interaksi Geser dan Lentur
terhadap Interaksi Geser dan Lentur Jumlah
Jumlah Stiffe Stiffenener r Letak Letak StiffenerStiffener (Mu/Øb. Mn)+(Mu/Øb. Mn)+ KetKet 0,625*(Vu/Ø 0,625*(Vu/Øf. f. Vn)Vn) 0 0 - - 1.68275369 1.68275369 NOTNOT 1 1 L=0 L=0 0.62359218 0.62359218 OKOK 1 1 L=1/4 L=1/4 0.62361564 0.62361564 OKOK 1 1 L=1/2 L=1/2 0.37083849 0.37083849 OKOK 1 1 L=3/4 L=3/4 0.62502929 0.62502929 OKOK 1 1 L=L L=L 0.62489143 0.62489143 OKOK 2 2 L=L L=L 0.53802151 0.53802151 OKOK 2 2 L-30 L-30 0.58404550 0.58404550 OKOK 2 2 L-60 L-60 0.64744711 0.64744711 OKOK 2 2 L-90 L-90 0.64716330 0.64716330 OKOK 2 2 L-120 L-120 0.58977807 0.58977807 OKOK PENUTUP PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa struktur pada WF Berdasarkan hasil analisa struktur pada WF 2100 x 500 dengan variasi tata letak
2100 x 500 dengan variasi tata letak stiffener stiffener ,, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
dapat ditarik kesimpulan bahwa: a.
a. Stiffener Stiffener memberikan kontribusi terhadap memberikan kontribusi terhadap elemen balok baja, dalam menahan tekuk lokal elemen balok baja, dalam menahan tekuk lokal
geser akan meningkat apabila
geser akan meningkat apabila stiffener stiffener diletakkan di
diletakkan di daerah lapangan.daerah lapangan. c.
c. Stiffener Stiffener yang diletakkan sejajar dengan beban yang diletakkan sejajar dengan beban yang diberikan, menambah nilai momen pada yang diberikan, menambah nilai momen pada bentang,
bentang, sedangkan sedangkan jikajika stiffener stiffener diletakkan diletakkan tidak sejajar dengan beban, maka mengurangi tidak sejajar dengan beban, maka mengurangi momen pada bentang.
momen pada bentang. d.
d. Stiffener Stiffener yang diletakkan di 1/4L dan 3/4L yang diletakkan di 1/4L dan 3/4L mempunyai nilai momen lentur dan gaya geser mempunyai nilai momen lentur dan gaya geser yang sama. Begitu juga dengan
yang sama. Begitu juga dengan stiffener stiffener yang yang diletakkan di L=0 dan L=L.
diletakkan di L=0 dan L=L. e.
e. Dari semua analisis pemodelanDari semua analisis pemodelan stiffener stiffener , variasi, variasi ketiga dari model yang pertama yaitu dua ketiga dari model yang pertama yaitu dua stiffener
stiffener yang terletak di 1/2L merupakan yang terletak di 1/2L merupakan model yang paling baik, karena pada model ini model yang paling baik, karena pada model ini menghasilkan momen lentur, lendutan dan gaya menghasilkan momen lentur, lendutan dan gaya geser yang kecil.
geser yang kecil. Saran
Saran
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan, yaitu:
yang patut diperhatikan, yaitu: a.
a. Ketelitian dalam menggunakanKetelitian dalam menggunakan software software harusharus diperhatikan, khususnya dalam menghasilkan diperhatikan, khususnya dalam menghasilkan analisa beban yang nantinya akan dikeluarkan analisa beban yang nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk tabel agar lebih memperhatikan dalam bentuk tabel agar lebih memperhatikan nilai yang akan dipakai agar bisa sesuai dengan nilai yang akan dipakai agar bisa sesuai dengan keadaan di lapangan nanti.
keadaan di lapangan nanti. b.
b. Dari kesepuluh variasi tata letak stiffener yangDari kesepuluh variasi tata letak stiffener yang dibuat disarankan untuk menggunakan variasi dibuat disarankan untuk menggunakan variasi ketiga dari model yang pertama yaitu dua ketiga dari model yang pertama yaitu dua stiffener
stiffener yang terletak 1/2L karena memiliki yang terletak 1/2L karena memiliki nilai momen lentur, lendutan dan gaya geser nilai momen lentur, lendutan dan gaya geser yang kecil dan dianggap aman digunakan. yang kecil dan dianggap aman digunakan. c.
c. Stiffener Stiffener sebaiknya dipasang di daerah tumpuan sebaiknya dipasang di daerah tumpuan karena gaya geser yang terjadi cukup besar di karena gaya geser yang terjadi cukup besar di daerah tumpuan.
daerah tumpuan. d.
d. Pada studi literatur atau tugas akhir berikutnyaPada studi literatur atau tugas akhir berikutnya tentang pemodelan profil yang menggunakan tentang pemodelan profil yang menggunakan stiffener
stiffener , , mahasiswa mahasiswa bisa bisa menggunakanmenggunakan pemodelan
pemodelan portal portal (balok (balok dan dan kolom) kolom) sehinggasehingga mahasiswa juga bisa mengetahui tegangan dan mahasiswa juga bisa mengetahui tegangan dan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!
Start Free Trial
Cancel Anytime.
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732Juli 2016 (405-413) ISSN: 2337-6732
Setiawan. Agus, 2002.
Setiawan. Agus, 2002. Perenc Perencanaan Struktur Baanaan Struktur Baja dengan Metodja dengan Metode LRFD Ee LRFD Edisi 1disi 1 Jakarta.Jakarta. Setiawan. Agus, 2002.
Setiawan. Agus, 2002. Perenc Perencanaan Struktur Baanaan Struktur Baja dengan Metodja dengan Metode LRFD Ee LRFD Edisi 2.disi 2. Jakarta.Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. 2002.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Perencanaan GedungTata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Perencanaan Gedung (SNI 03-1729-2002).
(SNI 03-1729-2002). Jakarta. Jakarta. Salmon, Charles G. and John E. Johnson,
Salmon, Charles G. and John E. Johnson, 1983.1983. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi 3.Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi 3.JakartaJakarta Bowles, Joseph E., 1983.
Bowles, Joseph E., 1983. Disain Baja Kons Disain Baja Konstruksitruksi ((Structural Steel DesignStructural Steel Design).Jakarta).Jakarta Spiegel, Leonard dan George F.
Spiegel, Leonard dan George F. Limbruner, 1991.Limbruner, 1991. Disain Baja Struk Disain Baja Struktural Terapan.tural Terapan. BandungBandung Honing., J., 1982.
Honing., J., 1982. Baja Bangunan Baja Bangunan. Jakarta. Jakarta
Musbar, Bambang Budiono, Herlien D. Sutio, Dyah Kustumastuti, Analisis Numerik Link Panjang Musbar, Bambang Budiono, Herlien D. Sutio, Dyah Kustumastuti, Analisis Numerik Link Panjang dengan Penambahan Pelat Sayap Tepi terhadap Peningkatan Kinerja Struktur Rangka Baja dengan Penambahan Pelat Sayap Tepi terhadap Peningkatan Kinerja Struktur Rangka Baja Berpengaku Eksentrik,
Berpengaku Eksentrik, Jurnal Teknik Jurnal Teknik Sipil Sipil (Jurnal Teoretis (Jurnal Teoretis dan Terapan dan Terapan Bidang RekayasaBidang Rekayasa Sipil)
Sipil), Vol 22 No.1 April 2015, Institut Teknologi Bandung, Vol 22 No.1 April 2015, Institut Teknologi Bandung
Agus Triono, Analisis Tekuk Pada Daerah Plastis Menggunakan Metode Gerard dan Eksperimen,
Agus Triono, Analisis Tekuk Pada Daerah Plastis Menggunakan Metode Gerard dan Eksperimen, Jurnal Jurnal Teknik
Teknik , Vol 9 , Vol 9 No.3 Juli 2007, Universitas DiponegoroNo.3 Juli 2007, Universitas Diponegoro
Yurisman, Budiono, B., Mustopo, M., Suarjana, M., 2010, Behaviour of Shear Link of WF Section with Yurisman, Budiono, B., Mustopo, M., Suarjana, M., 2010, Behaviour of Shear Link of WF Section with
Diagonal Web Stiffeners Braced Frame (EBF) of Steel Structure,
Diagonal Web Stiffeners Braced Frame (EBF) of Steel Structure, ITB ITB Journal Journal ofof Engineering Science (International Journal)
Engineering Science (International Journal) Vol.42 No.2 November 2010, The Institute forVol.42 No.2 November 2010, The Institute for Research and Community Service, Institut Teknologi Bandung.
Research and Community Service, Institut Teknologi Bandung. Pramono, Handi., dkk, 2007,