• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA JUNI 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA JUNI 2013"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN KEGIATAN

Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS

“PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5

PILAR STBM”

PELAGA 10 – 11 JUNI 2013

Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA

KERJASAMA JANMA, PT. TIRTA INVESTAMA MAMBAL PUSKESMAS PLAGA, PETANG 2013

(2)

2

I. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Desa Pelaga secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Petang, Kabupaten Badung dan memiliki 9 (sembilan banjar/dusun). Desa ini memiliki luas wilayah 3545,20 ha, dan merupakan wilayah dataran tinggi dengan kondisi lahan pegunungan /perbukitan.

Banjar Bukian dan Br. Kiadan termasuk wilayah Desa Pelaga terletak di hulu DAS Ayung yang merupakan resapan sumber air bagi penduduk Kabupaten Badung dan sekitarnya, dimana kondisi lingkungan dan sekitarnya belum terkelola dengan baik serta masih kurangnya tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang air sehingga perubahan prilaku higienitas yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka masih belum optimal.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Oleh karenanya pemahaman tentang PHBS ini bagi masyarakat menjadi sangat esensial bagi kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Selain itu, peran dari para kader/motivator desa sangat diperlukan guna mempromosikan dan memberikan pembinaan secara berkesinambungan kepada masyarkat.

Memperhatikan pentingnya gerakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga dan lingkungan maka perlu dilatih kader-kader kesehatan yang ada di desa agar secara berkesinambungan mampu berperan secara akif dalam memberikan pemahaman dan pendampingan kepada masyarakat terkait dengan gerakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan rumah tangga.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka kegiatan Training of Trainer (ToT) bagi kader- kader PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Desa Pelaga ini dilaksanakan, dengan melibatkan para kader dari dua wilayah Br. Kiadan & Bukian, pemerintah dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepedulian terhadap upaya perubahan prilaku terhadap

(3)

3

hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan pendekatan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM):

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan

2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)

3. Gunakan air bersih

4. Pengelolaan sampah rumah tangga

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga

1.2. Tujuan dan keluaran

Adapun tujuan dari kegiatan ToT yaitu :

• Adanya peningkatan pemahaman dan perubahan prilaku para kader terkait 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

• Adanya kemauan kader dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat terhadap 5 pilar STBM

Sedangkan keluaran yang dicapai antara lain:

 Peserta training lebih percaya diri dan meningkat kapasitasnya dalam memfasilitasi pendampingan PHBS dengan 5 Pilar STBM

 Adanya rencana tindak lanjut para kader untuk melakukan pendampingan prilaku higenitas kepada masyarakat di 2 banjar, sesuai dengan 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).

1.4. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan training (TOT) PHBS, dilakukan selama 2 hari, mulai 10-11 Juni 2013, bertempat di Kantor BPP Pelaga, Petang, Kab. Badung. Adapun jadwal kegiatan training sebagaimana terlampir (Lampiran 1)

1.5. Peserta dan Narasumber

Peserta yang terlibat dalam kegiatan training adalah para kader higenitas dari Banjar Bukian dan Kiadan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang, semuanya perempuan. Sedangkan untuk narasumber dan fasilitator selama pelaksanaan training dibantu oleh tim dari Puskesma Pelaga (Bagian Kesehatan Lingkungan), Janma dan tim dari Aqua Mambal. Nama peserta, narasumber dan fasilitator training dapat dilihat dalam lampiran (Lampiran 2)

(4)

4

1.6. Metode

Kegiatan training dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan berbagai pendekatan yang dikombinasikan, mulai dari presentasi materi dari narasumber, diskusi kelompok dan praktek langsung untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) serta pemilahan sampah organik dan non organik. Dengan pendekatan seperti ini, peserta dapat secara aktif untuk berbagai pengalaman dan pengetahuan terkait dengan materi yang dibicarakan.

1.7. Pelaksana kegiatan

Kegiatan training diselenggarakan secara kolaboratif antara JANMA, PT. Tirta Investama (Aqua Mambal) dan Puskesmas Pelaga, Kec. Petang , Badung.

(5)

5

II.

PROSES PELAKSANAN

2.1. Pengantar dan Pembukaan

Mengawali pelaksanaan training, Koordinator program JANMA (Gde Suarja), menyampaikan pengantar mengenai latar belakang dan tujuan dari kegiatan TOT PHBS ini dilaksanakan. Dalam pengantarnya, Koordinator Janma menyampaikan bahwa terwujudnya keluarga yang sehat merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dalam sebuah proses terwujudnya taraf hidup keluarga

dan masyarakat yang sejahtera. Demikian juga dengan kelanjutan pembangunan bangsa, keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah sistem pembangunan sekaligus menjadi pondasi ketahanan bangsa. Maka dari itu, perhatian kepada kesehatan keluarga harus terus diperhatikan bersama yang dikelola secara terpadu, bersama-sama dan diselenggarakan secara terus-menerus, dengan cara meningkatkan kesadaran dan motivasi untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Selanjutnya, acara pembukaan kegiatan training dilakukan secara resmi oleh Kepala Desa Pelaga yang diwakili oleh Kaur Bidang Kesra (Bapak Ketut Sugik). Dalam sambutannya, Pemerintah Desa Pelaga menyambut baik dilaksanakannya kegiatan Training of Trainer (TOT) bagi kader PHBS yang melibatkan dua Banjar di wilayah Desa Pelaga yaitu Banjar Kiadan dan Bukian. Secara khusus Pemdes Pelaga menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara yang telah memperhatikan warga Pelaga, khususnya di bidang kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pada kesempatan tersebut. Pemdes Pelaga juga berharap agar para kader yang mendapat pelatihan bisa secara aktif memberikan pembinaan kepada warga masyarakat tentang cara hidup sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat di lingkungan banjar masing-masing. Dengan demikian, Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ini bisa dipraktikan oleh semua masyarakat Desa Pelaga.

(6)

6

2.2. Perkenalan dan Harapan Peserta

Guna membangun suasana yang lebih akrab diantara peserta dan narsumber mapun fasilitator, dilakukan sesi perkenalan, yang difasiilitasi oleh Ibu Yeni Wiharja. Proses perkenalan dilakukan secara singkat dengan menyebutkan nama dan asal peserta maupun narasumber.

Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan penyampaian harapan peserta dalam mengikuti

training. Prosesnya dilakukan dengan membagikan kertas metaplan kepada masing-masing peserta untuk menuliskan “Apa harapan dan keinginan peserta mengikuti kegiatan TOT (Training of Trainer) kader PHBS ?”. Semua harapan peserta tersebut, selanjutnya di temple di dinding dan dikelompokkan (“clustering”) sesuai dengan isu/thema masing-masing.

Dari 20 peserta yang mengikuti kegiatan ini, ternyata harapan mereka beragam. Namun secara umum sebagian besar peserta lebih fokus ingin mendalami dan mempraktekkan PHBS dan 5 Pilar STBM agar bisa hidup sehat dan bersih di lingkungan rumah tangga dan lingkungannya.

Adapun harapan peserta tersebut, dikelompokkan kedalam 3 isu utama, antara lain: 1. Bisa mempraktikan serta mendapatkan Hidup Lebih Bersih dan Sehat. 2. Lebih sering mendapatkan training-training kesehatan di wilayah Pelaga

3. Semoga dapat diberikan bantuan fasilitas air bersih, agar bisa hidup lebih bersih dan sehat.

2.3. Pengenalan Materi PHBS

Sesi pengenalan tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disampaikan oleh narasumber dari Puskesmas Pelaga (Bapak Gusti Ngurah Darmawijaya). Beberapa poin penting yang disampaikan oleh narasumber terkait dengan Prilaku Sehat, antara lain :

(i) Bagaimana kesehatan manusia itu terbentuk dan ditentukan oleh prilaku atau kebiasaan yang dilakukan oleh manusia setiap harinya.

(7)

7

(ii) Pengertian PHBS (Pilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan manfaat PHBS dalam peranannya memajukan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Secara sederhana dijelaskan tentang PHBS sebagai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, sakit perut, DBD, dll.. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan.

Sedangkan manfaat rumah tangga dan masyarakat melakukan PBHS antara lain:  Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat

 Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat  Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat

 Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan  Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain (iii) Indikator rumah tangga sehat yang harus dicapai oleh tiap-tiap rumah tangga

sebagai dasar untuk melakukan penilaian sejauhmana prilaku masyarakat terhadap hidup sehat dan bersih. Ada 10 indikator penting, antara lain :

 Pertolongan persalinan oleh nakes  Balita diberi ASI ekslusif

 Menimbang Balita setiap bulan  Menguunakan air bersih

 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun  Menggunakan jamban sehat

 Pemberantasan jentik

 Makan buah dan sayur setiap hari  Melakukan aktivitas fisik setiap hari  Tidak merokok di dalam rumah

2.4. Pendalaman Materi STBM

Setelah pengenalan materi PHBS, sesi berikutnya dilanjutkan dengan pendalaman tentang konsep STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yang difsilitasi oleh Ibu Yeni Wiharja. Hal ini dilakukan untuk menanyakan dan mendalami kebiasaan-kebiasaan masyarakat terkait dengan 5 pilar STBM, yaitu: (i) Stop Buang Air Besar Sembarangan;

(8)

8

(ii) Cuci tangan pakai sabun (CTPS); (iii) Gunakan air bersih; (iv) Pengelolaan sampah rumah tangga ; (v) Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Untuk memperdalam materi ini, narasumber membahas ke lima pilar STBM menjadi 2 sesi. Sesi pertama, fokus pembahasan mengenai pilar 1, 2 dan 3 yaitu: Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan Pengolahan Makanan dan Minum Rumah Tangga.

Mengapa perlu Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) ?

Dijelaskan oleh narasumber, kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembangnya bibit penyakit menular (seperti kuman/bakteri, virus dan cacing, dll). Apabila hal tersebut dibuang di sembarang tempat, seperti di kebun, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit bagi manusia. Bahkan bisa menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.

Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat, sebagai berikut:

(i) Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau

(ii) Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau

air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll

(iii) Tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular

2.5. Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Mengapa perlu CTPS? Pertanyaan ini disampaikan narasumber untuk

mendalami materi ini. Dijelaskan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata tidak selalu menjadi perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, sebenarnya cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti penyakit diare, typhus perut,

(9)

9

cacingan, flu burung dll. Oleh karenya, sangat penting adanya upaya promosi kesehatan terkait dengan peningkatan cuci tangan tersebut secara terus menerus kepada masyarakat, sama halnya

dengan perilaku Stop buang air besar

sembarangan.

Minimal ada tiga manfaat penting yang diperoleh jika melakukan cuci tangan pakai sabun, antara lain:

a. membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

b. mencegah penularan penyakit, seperti disentr, flu burung, flu babi, typhus, dll c. tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

Untuk memperdalam materi CTPS ini, dilanjutkan dengan praktek secara langsung oleh peserta. Sebelumnya, narasumber memberikan penjelasan tentang tahapan yang harus dilakukan untuk praktek cuci tangan pakai sabun, antara lain (i) membasahi tangan anda dengan air, (ii) gunakan sabun yang aman untuk kulit agar tidak menyebabkan iritasi, (iii) cuci tangan di air yang mengalir, (iv) bilas tangan dan keringkan dengan lap yang bersih. Setelah itu para peserta langsung melakukan praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) di air keran yang mengalir.

2.6. Diskusi Kelompok Terkait Materi PHBS dan STBM

Setelah sesi pengenalan materi PHBS, pilar STBM dan praktek CTPS, dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk mengidentikasi masalah-masalah dala prilaku hidup sehat yang diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, dan setiap kelompok diminta untuk mengambil kartu undian yang berisi tugas harus mereka identifikasi bersama di masing-masing kelompok. Adapun tugas yang diminta, antara lain :

• Kelompok 1: mengidentifikasi prilaku-prilaku sehat yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari sebanyak-banyaknya

• Kelompok 2: mengidentifikasi cara-cara apa saja yang dapat dilakukan untuk menuju kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing.

(10)

10

• Kelompok 3: mengidentifikasi penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan akibat lingkungan tidak sehat.

Masing-masing kelompok diberikan waktu sekitar 20 menit untuk mendiskusikan tugas yang harus dikerjakan. Hasil diskusi kelompok, selanjutnya dipresentasikan secara pleno untuk di share dengan kelompok lain dan sekaligus mendapat masukan dari narasumber. Dengan proses ini, masing-masing kelompok diberikan diberikan kesempatan untuk memberikan koreksi dan masukan sehingga

suasana diskusi berjalan sangat hidup dan seluruh peserta tampak akrab satu dengan lainnya.

Berikut hasil identifikasi masalah yang dirumuskan oleh masing-masing kelompok tersebut, antara lain :

a. Prilaku Hidup Sehat sehari-hari yang

diidentifikasi oleh kelompok 1 yaitu :  Cuci tangan menggunakan sabun

sebelum makan

 Buang sampah pada tempatnya dan jangan sembarangan

 Memasak air sebelum diminum  Jangan merokok di dalam ruangan  Membersihkan lingkungan setiap

hari

b. Bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan di masing-masing rumah tangga yang diidentifikasi oleh kelompok 2 yaitu :

 Sampah dibuang pada tempatnya

 Menyediakan tempat pembuangan limbah cair  Tidak ada air yang tergenang di halaman rumah  Membasmi jentik nyamuk

 Membuka ventilasi rumah  Membersihkan rumah setiap hari

(11)

11

c. Penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat lingkungan tidak bersih dan

penyebabnya yang diidentifikasi oleh kelompok 3 yaitu : Diare : Air yang tidak direbus

Muntaber : Makanan kurang higenis Gatal-gatal : Baju yang kotor

Sakit perut : Minum air tidak dimasak terlebih dahulu

2.7. Pendalaman Materi tentang Pengelolaan Sampah

Sesi hari kedua, diawali dengan review pemahaman materi hari pertama oleh peserta. Dilanjutkan dengan pendalaman materi STBM khususnya terkait pilar 4 dan 5 tentang pengelolaan sampah rumah tangga, oleh Ibu Yeni Wiharja. Narasumber memberikan pemahaman tentang sampah dan contoh-contoh bahaya sampah bagi kehidupan manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Pengertian sampah yang dimaksud adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk (organik) dan tidak bisa membusuk (anorganik) yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat. Bagaimana Pengelolaan

Sampah harus dilakukan oleh masyarakat? Dijelaskan untuk mengelola sampah dengan

baik, ada 3 R yang perlu dilakukan, yaitu :

(i) Reduce, yang berarti upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah pada pendekatan pencegahan. Misalnya jika membeli sayuran, pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalau ambil makanan jangan berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah

(ii) Reuse yang berarti mengidentifikasi jenis sampah yang dapat digunakan ulang. Aartinya cara menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misalnya botol sirop digunakan kembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan baik, seperti mencuci dengan benar dan bersih.

(iii)Recycle mencari sampah-sampah yang dapat di daur ulang dan berguna untuk kehidupan kita.

(12)

12

Lebih lanjut, narasumber memberikan penekanan pemahaman tentang Recycle, dimana apabila kita berhasil melakukan pemilahan sampah dan mengidentifikasi sampah-sampah yang bisa kita daur ulang maka hasilnya akan bisa digunakan dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Misalnya sampah organik jika diolah dengan baik, akan dapat digunakan sebagai pupuk kompos/organik untuk menyuburkan tanaman dan pohon yang kita pelihara. Demikian pula sampah non organik (sampah plastic), jika dipilah dan dimanfaatkan maka hasilnya bisa diolah menjadi barang-barang kerajinan yang memiki nilai ekonomis, untuk menambah penghasilan ekonomi RT. Ada beberapa contoh gambar tentang hasil-hasil barang kerajinan yang berhasil dibuat dari plastik-plastik bekas yang diolah dengan kreatifitas dan dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis, yang disampaikan narasumber untuk diketahui dan dipahami oleh peserta.

2.7. Praktek Pemilahan Sampah Rumah Tangga

Untuk mengetahui sejauhmana peserta memahami mana sampah organik dan non organik, dilakukan praktek pemilihan sampah secara langsung. Bahan baku sampah dibawa oleh peserta dari rumah masing-masing, sesuai. tugas yang diminta oleh narasumber di hari

sebelumnya. meminta peserta membawa

sampah dari rumah masing-masing sebanyak 1 tas kecil.

(13)

13

Pelaksanaan praktek dilakukan dengan membagi peserta ke dalam 3 kelompok, dan masing-masing kelompok diminta menggabungkan semua sampah rumah tangga yang mereka bawa kemudian dipilah secara bersama-sama, antara sampah organik dan sampah non organik (plastik). Dari hasil praktek, terlihat bahwa pengetahuan peserta tentang pemilahan sampah sudah cukup baik, dimana mereka telah mampu bagaimana memilah sampah yang organik dan non organic secara benar.

2.8. Pengenalan Materi tentang Manfaat Air Bagi Kesehatan

Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat berkembangnya bibit penyakit. Banyak penyakit yang terkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll. Oleh karenanya air yang diminum dalam kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat kesehatan baik secara fisik, biologi dan kimiawi. Untuk itulah, penting dipahami oleh masyarakat akan manfaat air bagi kesehatan

manusia. Air yang bersih dan sehat, akan memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat, seperti terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri, thypus, penyakit kulit, dll. Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau hygienitas perorangan.

Menyadari pentingnya isu tersebut,

dalam kegiatan TOT ini, tim dari PT. Tirta Investama (Aqua Mambal), secara khusus memberikan penjelasan kepada para kader kesehatan, tentang manfaat air bagi kesehatan tubuh. Beberapa hal penting yang dijelaskan oleh narasumber, antara lain:

Manfaat air minum bagi tubuh manusia

Bagaimana air berfungsi dalam mekanisme kerja organ-organ penting dalam tubuh manusia seperti (Jantung, Darah, Ginjal)

(14)

14

Manfaat zat mineral bagi tubuh manusia

Penjelasan tentang dehidrasi dan bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan.

Sesi berikutnya setelah presentansi, dilanjutkan dengan tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada para peserta mendalami isu yang dibahas. Ada 3 orang peserta yang memberikan pertanyaan, antara lain :

1) Ibu Wartini dari Banjar Kiadan : Apakah semua Air Mengandung Mineral? Dan bagaimana bila air itu direbus apakah mineral yang terkadung tidak hilang?

2) Ibu Supariani dari Banjar Bukian: Bagaimana cara mengetahui kandungan mineral dalam air minum?

3) Ibu Sudarmi dari Banjar Kiadan: Apakah semua air minum dalam kemasan itu sehat dan layak dikonsumsi?

Dari ketiga penanya tersebut, narasumber dari Aqua memberikan penjelasan sbb:

a. Untuk pertanyaan pertama : sesungguhnya semua air yang berasal dari mata air itu pasti mengandung mineral, hanya saja kadar mineral yang terkandung dalam air tersebut berbeda-beda tergantung dari daerah dan tempat sumber mata airnya. Dan apabila air dimasak dan direbus, mineralnya akan menguap jika pada saat merebus air, panci air dibiarkan terbuka. Untuk itu, disarankan pada saat merebus air sebaiknya panci air ditutup rapat, agar kandungan mineral dalam air yang direbus tidak hilang menguap.

b. Untuk mengetahui kadar mineral dalam air jelas harus dilakukan uji lab/ test menggunakan alat khusus tidak bisa dilihat langsung.

c. Untuk pertanyaan ketiga, pihak aqua tidak berani mengatakan apakah semua Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang ada, layak diminum atau tidak, karena pihak aqua tidak mempunyai data tentang AMDK dari merek lain. Tapi untuk air Aqua. PT. Tirta Investama menjamin kualitas air AMDK yang diproduksi, sangat layak untuk diminum.

(15)

15

2.9. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Sesi terakhir kegiatan training, setelah penyampaian materi dari narasumber dan praktek langsung oleh peserta, dilanjutkan dengan diskusi untuk menyusun kegiatan aksi apa yang akan dilakukan para kader di masing-masing wilayah banjar mereka pasca pelatihan. Untuk menyusun rencana kerja, ini narasumber membagi peserta ke dalam 2 kelompok sesuai dengan asalh banjar masing-masing yaitu Kelompok Kader Banjar Bukian dan Kiadan. Lebih lanjut, narasumber memandu masing-masing kelompok untuk merencanakan gagasan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di wilayah banjar masing-masing, berkaitan dengan pelaksanaan PHBS dan 5 pilar STBM, sebagai tindak dari kegiatan TOT ini. Adapun rencana tindak lanjut kelompok Kader Banjar Bukian dan Kiadan, secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 3.

(16)

16

III. PENUTUP

Kegiatan Training of Trainer (TOT) PHBS bagi Kader Kesehatan yang berlangsung selama 2 hari, secara umum dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan peserta dan semua pihak. Dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan training, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain :

1. Kegiatan training PHBS ini mendapat respon positif dari para peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan para peserta untuk hadir selama dua hari pelaksanaan training dan secara aktif serta antusias melakukan tanya jawab dan share pengalaman, sampai diskusi kelompok menyusun rencana tindak lanjut.

2. Perwakilan dari masing-masing kelompok, mewakili peserta memberikan kesan dan pesan cukup baik selama proses pelaksanaan training. Peserta menyampaikan terima kasih pada pihak penyelenggara yang telah memperhatikan para kader dan lingkungan mereka dengan memberikan pengetahuan tambahan mengenai aspek sanitasi dan hygienitas bagi kader-kader kesehatan desa (PKK dan Posyandu) di banjar Bukian dan Kiadan.

3. Penilaian peserta terhadap proses dan fasilitasi oleh narasumber dan fasilitator selama training juga cukup baik. Pandangan ini disampaikan ketika narasumber membagikan kertas untuk menilai semua aspek selama proses training, mulai dari panitia penyelenggara, narasumber, materi dan metode yang digunakan selama training. Secara keseluruhan, peserta memberikan pendapat, bahwa kegiatan training sudah berjalan dengan baik.

Usai penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh masing-masing kelompok Banjar Bukian dan Kiadan, secara resmi kegiatan Training of Trainer (TOT) PHBS bagi Kader Kesehatan Desa Pelaga ditutup oleh Field Officer Program WASH Janma (Gede Yasa Utama), diakhiri dengan acara Photo bersama peserta training.

(17)

17

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal kegiatan

Tanggal 10 Juni 2013 :

Waktu Jenis Kegiatan Narasumber Fasilitator

08.30-09.00 09.00-09.15 09.15-09.30 09.30-10.00 10.00-10.15 10.15-11.00 11-00-12.00 12.00-12.30 12.30-13.00 13.00 Registrasi Peserta Pembukaan Acara Secara Resmi oleh Kades Pelaga

Perkenalan diri sekaligus memberikan kesempatan peserta untuk menyatakan harapan. Penyampaian Materi PHBS Coffee Break

Penyampaian Materi dan diskusi tentang STBM Pilar 1, 2 dan 3

Focus Group Discussion tentang Pilar 1, 2 dan 3 STBM Lunch Break Evaluasi Peserta Selesai Gst. Ngrh. Darmawijaya (Puskesmas) Yeni (Janma) Gst. Ngrh. Darmawijaya (Puskesmas) Yeni (Janma) Yeni (Janma) Nanik (Janma) Gde Suarja (Janma)

Yeni (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma)

(18)

18 Selasa , 11 Juni 2013

Waktu Jenis Kegiatan Narasumber Fasilitator

08.30-09.00 09.00-09.30 09.30-10.00 10.00-10.15 10.15-11.00 11-00-12.00 12.00-12.30 12.30-13.00 13.00-14.00 Registrasi Peserta Review materi hari pertama

Penyampaian Materi dan Praktik Pemilahan sampah rumah tangga

Coffe Break

Penyampaian Materi dan diskusi tentang STBM Pilar 5 STBM (Pengolahan sampah cair rumah tangga)

Penyampaian materi tentang pengelolaan dan manfaat air untuk kesehatan

Lunch Break Fokus Group Diskusi tentang STBM Pilar 4 dan 5

Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) Penutupan acara training

Yeni (Janma) Gst. Ngrh Darmawijaya (Puskesmas) Yeni (Janma) Yeni (Janma) Yeni (Janma)

TIM AQUA MAMBAL

Yeni (Janma) Yeni (Janma) Nanik (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma)

Ibu Dayu Tiwi Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma) Gd. Yasa Utama (Janma)

(19)

19

i

Lampiran 2. Nama-nama Peserta, Narasumber dan Fasilitator Training

No Nama Instansi/ Banjar Jabatan

1 Ni Putu Puspadaniati Bukian Peserta

2 Ni Made Suteni Bukian Peserta

3 Ni Ketut Wirati Bukian Peserta

4 Ni Made Taman Bukian Peserta

5 Ni Wayan Wirki Bukian Peserta

6 Ayu Juniari Bukian Peserta

7 Ni Made Saguarini Bukian Peserta

8 Ni Wayan Tini Bukian Peserta

9 Ni Luh Putu Suariani Bukian Peserta

10 Ni Ketut Suryani Bukian Peserta

11 Nym. Lenen Windu Kiadan Peserta

12 Ni Made Suriani Kiadan Peserta

13 Ni Kadek Mariyem Kiadan Peserta

14 Ni Ketut Latriningsih Kiadan Peserta

15 NI Nym Renes Kiadan Peserta

16 Ni Nym Sudani Kiadan Peserta

17 Ni Wayan Wartini Kiadan Peserta

18 Ni Wayan Mordin Kiadan Peserta

19 Ni Luh Emi Eliasari Kiadan Peserta

20 Ni Luh Eni Pertiwi Kiadan Peserta

21 Gst. Ngrh. Gede Darmawijaya Puskesmas Pelaga Narasumber

(20)

20

23 Gde Suarja Janma Fasilitator

24 Gd. Yasa Utama Janma Fasilitator

25 Dzulfikar Ali .S. Janma Panitia

26 Ni Luh Putu Aryani Janma Panitia

Lampiran 3 : Rencana Tindak Lanjut TOT Kader PHBS Bukian dan Kiadan (i) RTL Kader Kesehatan Bukian

No. Kegiatan Waktu Target Penanggung

Jawab 1. Promosi Cuci Tangan

Pakai Sabun (CPTS) Dilakukan tiap bulan saat kegiatan Posyandu (Tiap Tanggal 15)

Ibu, Bayi dan Balita

Kader Kesehatan

Bukian dan Klian Dinas 2. Penyuluhan Air Bersih Masyarakat

Bukian

Janma Dan Aqua

(ii) RTL Kader Kesehatan Kiadan

No. Kegiatan Waktu Target Penanggung

Jawab 1. Promosi Cuci Tangan

Pakai Sabun (CPTS) Dilakukan tiap bulan saat kegiatan Posyandu (Tiap Tanggal 23)

Ibu, Bayi dan Balita Kader Kesehatan Kiadan dan Klian Dinas, Janma 2. Membuat tempat Pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga Dilakukan sosialisasi saat acara arisan Ibu-ibu dasawisma Kader Kesehatan, Janma 3. Mempromosikan cara

pengolahan air minum dan makanan sehat

Saat acara sangkep dan musyawarah banjar Masyarakat Kiadan Dinas, Janma dan Aqua

(21)

Referensi

Dokumen terkait

1. Unmas Denpasar memiliki dokumen formal dan sistem tata pamong untuk menjamin akuntabilitas, keberlanjutan, dan transparansi, serta mitigasi potensi risiko. Unmas

Bagi guru memberikan informasi kepada guru tentang metode pembelajaran PKn di SD yang dapat melatih siswa untuk memunculkan karakter kewarganegaraan yaitu

Hasil kajian menunjukkan faktor-faktor demografi seperti jantina, umur dan tahap pendidikan tidak mempunyai perbezaan purata yang signifikan terhadap komitmen

dapat dilihat bahwa industri di Indonesia masih banyak membutuhkan cumene sebagai bahan intermediate dalam pembuatan fenol dan aseton untuk memenuhi kebutuhan

Setelah dilakukan FEES, diagnosis feeding difficulties ditegakkan pada 7 kasus, disfagia mekanik pada 4 kasus, disfagia neurogenik pada 5 kasus, 1 kasus kombinasi

Dari fenomena yang dipaparkan di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen melakukan

Rekomendasi yang di berikan adalah pengobatan massal pada seluruh populasi (biasanya di sebut pengobatan total pada komunitas) dengan menggunakan dosis tunggal azithromycin

Dari permasalahan diatas terdapat beberapa pendapat mengenai pengaruh media sosial dalam kehidupan saat ini dan bagaimana dampak media sosial ini berkembang